You are on page 1of 6

PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

PUSKESMAS KUANFATU
KECAMATAN KUANFATU
Jalan Tsu Babys RT 07 RW 02, Desa Kuanfatu, email: pkmkuanfatu@gmail.com

NOTULEN KEGIATAN

Nama Kegiatan Mini Lokakarya Lintas Sektor II Puskesmas Kuanfatu


Hari/Tanggal Senin, 24 Juni 2019
Waktu 10.00 WITA s.d Selesai
Tempat Aula Kantor Camat Kuanfatu
Pimpinan Rapat Kusi D. Maubanu, A.Md.KG
MC Meiske N.Y. Pandie, S.Kep, Ns.
Notulen Valeria S. Esa, SKM
Jumlah Peserta Hadir 69 orang
Agenda Pertemuan 1. Pembahasan Cakupan Program berdasarkan SPM
2. Sosialisasi Kegiatan P4K
3. Sosialisasi Masalah Gizi Buruk dan Stunting
Susunan Acara 1. Pembukaan
2. Doa Pembuka oleh Ketua Kader Posyandu Noefanu
3. Arahan dari Plt.Camat Kuanfatu sekaligus membuka kegiatan Mini
Lokakarya Lintas Sektor Kecamatan Kuanfatu Bulan Juni 2019 secara resmi.
4. Pemaparan Materi Cakupan Program berdasarkan SPM oleh Kepala
Puskesmas Kuanfatu, Bapak Kusi Maubanu, A.Md.KG
5. Pemaparan Materi Sosialisasi kegiatan P4K oleh dr. Admilia Purba
6. Pemaparan Materi Sosialisasi Masalah Gizi buruk dan Stunting oleh Kepala
Puskesmas Kuanfatu, Bapak Kusi Maubanu, A.Md.KG
7. Diskusi dan Umpan Balik dari Peserta
8. Kesimpulan dan pembuatan RTL
9. Arahan dari Plt. Camat Kuanfatu sekaligus menutup Mini Lokakarya Lintas
Sektor Kecamatan Kuanfatu Bulan Juni 2019 secara resmi.
10.Doa Penutup oleh Ketua Kader Posyandu Oetbolan.
Pemaparan Materi A. Presentasi Cakupan Program Puskesmas
 Capaian Program imunisasi
- Tahun 2017 imunisasi dasar lengkap 64,5%, campak 64,3%
- Tahun 2018 imunisasi dasar lengkap 95,5% dan campak 102%
- Tahun 2019, Bulan januari-mei : IDL 30,3%, campak 36,0%
- Polio I : Desa Oehan paling tinggi (57,2%)
- Polio II : Desa Oebo paling tinggi (92,9%)
- Polio III : Desa Oehan paling tinggi (85,7%)
- Polio IV : Desa Oehan paling tinggi (50%)
- DPT-HiB I : Desa Kakan paling tinggi (49%)
- DPT-HiB II : Desa Oebo paling tinggi (83,3%)
- DPT-HiB III : Desa Oehan paling tinggi (81%)
- Campak dan Rubela : paling tinggi (81%)
 Capaian Program Gizi
- Penderita Gizi Buruk ada 5 orang (Taupi 2 orang, Kakan 1 org, Lasi, 1
org, Olais 1 org)
- 4 Penderita Gizi buruk sudah mendapatkan perawatan di Puskesmas
- Data gizi buruk sampai Mei 2019 adalah 20 orang
- Total pasien stunting sampai Mei 2019 adalah 234 org (data
puskesmas), 538 org (data Bappeda tahun 2013)
 Capaian Program UKS-UKGS
- Dari 27 sekolah, 9 sekolah sudah jalan dan 18 sekolah belum, Total
capaian sampai bulan Juli 75,3%
 Capaian Program Penjaringan Kesehatan
- Dari 27 SD dan 9 SMP, penjaringan kesehatan sudah dilakukan pada 9
sekolah (25%), yang belum sekolah (75%).
- Total capaian sampai Juni 2019 : 74,5%
- Kendala : jadwal bertabrakan dengan jadwal pertemuan dari dinas,
kurangnya tenaga perawat gigi, distribusi surat pemberitahuan yang
kurang baik
- Solusi : Reschedule jadwal dengan pihak sekolah, mengingatkan pihak
sekolah untuk menghimbau murid membawa sikat gigi, surat dan
pemberitahuan lisan.
 Capaian Program Posbindu
- 2017 : jumlah sasaran 228 orang, yang datang 106 orang
- 2018 : jumlah sasaran 228 orang, yang datang 110 orang
- 2019 : jumlah sasaran 228 orang, yang datang 80 orang
 Capaian Program Posyandu Lansia
- Pos Kelle : 60-69 tahun 14 orang; >70 tahun 11 orang
- Pos Oebo : 60-69 tahun 13 orang; >70 tahun 11 orang
- Pos Noebeba : 60-69 tahun 16 orang; >70 tahun 4 orang
 Capaian Angka Kontak Pasien Hipertensi
- 2017 : 221 orang
- 2018 : 83 orang
- 2019 : 29 orang
 Capaian Angka Kontak Pasien Diabetes Melitus
- 2017 : 5 orang
- 2018 : 1 orang
- 2019 : 6 orang
 Capaian Angka Kontak Pasien TB
- Paling tinggi Desa Lasi, yaitu 6 penderita
- Dari 16 penderita, 2 orang meninggal, 2 orang bebas obat, dan sisanya
dalam perawatan obat
 Capaian Angka Kontak Pasien ODGJ
- Sampai dengan bulan Mei 2019, belum ada pasien ODGJ yang
dilakukan perawatan di Puskesmas
 Capaian Angka Kontak Pasien HIV dan Hepatitis
- Periode Januari – Mei 2019 : Hepatitis, yang diperiksa 206 orang, yang
reaktif 13 orang.
- Periode Januari – Mei 2019 : HIV, yang diperiksa 192 orang, yang
reaktif 3 orang, sudah meninggal 1 orang.

B. Sosialisasi Kegiatan P4K


 Tujuan :
1. Meningkatkan usia harapan hidup
2. Menurunkan AKI dan AKB
3. Menurunkan Gizi buruk dan stunting
 Kendala :
1. Pengetahuan masyarakat masih kurang
2. Dukungan keluarga masih kurang
3. Ekonomi, transportasi dan komunikasi yang minim
4. Kurangnya stok darah di Rumah Sakit
 Upaya :
1. Pertolongan persalinan oleh Nakes
2. Desa siaga dan Perda KIBBLA harus dijalankan di desa
3. Membangun mitra dengan pihak lain dan pemberdayaan perempuan

C. Sosialisasi Masalah Gizi Buruk dan Stunting


 Dampak Stunting : terhambatnya pertumbuhan anak, mudah terserang
penyakit, dan menurunnya produktifitas
 Penyebab Stunting :
1. Penyebab tidak langsung : Ketersediaan dan konsumsi pangan, MP-
ASI
2. Penyebab langsung : Konsumsi makanan dan status infeksi
 Cara Penanganan : Pola asuh, pola makanan, ketahanan pangan, sanitasi
 Cara Cegah stunting (Pedoman penyelenggaraan Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga) :
a. Pemantauan kesehatan di 1000 Hari Pertama Kehidupan
b. Untuk Dewasa muda dilakukan konseling KB dan PHBS, deteksi dini
penyakit.
 Tantangan :
a. Kehadiran sasaran Bayi/Balita di posyandu masih rendah
b. Pelacakan kasus gizi buruk belum maksimal
c. Kurang pendampingan
d. Konfirmasi ke Pustu/Puskesmas belum maksimal, masih ada desa
yang belum mempunyai tenaga kesehatan desa
Umpan Balik Sesi I

1. Bapak Simon Boimau


 Data stunting Desa Olais tidak ada, Data desa lain sudah didistribusikan
kecuali desa Basmuti, Oebo dan Kuanfatu.
 Data dari Bappeda tahun 2013 tentang Stunting :
- Sangat pendek : 24 orang (4 Desa)
- Pendek : 474 orang (minus Olais)
 Harus ada alokasi dana dari setiap desa untuk penanganan dan antisipasi
masalah stunting
 Kepala Desa diharapkan dapat mengambil data stunting untuk crosscheck
 Istilah 1000 Hari Pertama Kehidupan dihitung dari sejak kapan ?

2. Bapak Yosepus Saefatu (Kades Olais)


 Syarat untuk penempatan Tenaga Kesehatan Desa (TKD)
 Jadwal Posyandu sebenarnya ikut jadwal kader ./ jadwal kecamatan ?

3. Bapak Charles Finit (Kades Kelle)


 Capaian Desa Kelle rata-rata masih dibawah standar, diharapkan dengan
hadirnya TKD akan ada peningkatan
 Apakah ada syarat untuk kegiatan UKS, karena di Kelle belum ada
sekolah yang didatangi?
 Mohon diberitahukan info 3 penderita HIV agar lebih diperhatikan?
 Stiker P4K agar dapat dibagikan ke TKD supaya dapat dibuat komitmen
dengan bumil dan keluarga.

Sesi II

1. Bapak Daud Nuban (Ketua Kader Noeteas, Lasi)


 P4K sudah ada kesepakatannya, tapi diabaikan. Tanggal 30 oktober 2017
sudah dibuat kesepakatan sebagai berikut :
1. Ibu hamil yang melahirkan dirumah akan diberikan sanksi, tapi sampai
saat ini belum ada tindak lanjut
2. Ibu hamil yang melahirkan dirumah dikenakan denda sebesar Rp.
1.000.000,-
 Dimohon agar aparat desa dan kecamatan dapat menindak tegas
 Dulu ada bendera P4K, kenapa sekarang tidak ada lagi ?
 Refreshing kader tentang gizi buruk dan stunting kapan jadwal
pelaksanaannya ?

2. Bapak Ohad Lopo (Kepala Sekolah SDI Basmuti)


 Kriteria dasar penilaian kebersihan sekolah apa saja ?
 Target maksimal dan minimum dapat dipaparkan sebagai bahan
pembanding
 Hambatan pelaksanaan UKS karena distribusi surat yang kurang lancar
sehingga diharapkan dapat dibuat group Whatsapp
 Mohon dilakukan kegiatan dokter cilik untuk menjadi contoh,
 Diharapkan dapat melengkapi sekolah dengan alat dan bahan UKS
 Untuk kendala stok darah, kalau bisa diatasi dengan dibuatkan jadwal
untuk donor darah sekaligus masyarakat melakukan screening

3. Bapak Yonas Tana ?


 Pernah ada keluarga yang dirujuk karena keputihan, keputihan tersebut
bisa menyerang siapa saja ?

4. Bapak Kuanto Sei ?


 Saran bagi masyarakat yang baru pulang merantau agar bisa dibuatkan
rumah singgah dan dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu.
Tanggapan Sesi I

1. dr. Admilia menjawab pertanyaan bapak Simon Boimau :


- Istilah 1000 hari pertama kehidupan dihitung 270 hari sejak dalam
kandungan ditambah dengan 730 hari setelah lahir (diluar kandungan)

2. Kusi Maubanu menjawab bapak Yosepus Saefatu :


 Formasi dikeluarkan oleh Bupati, lalu dilakukan perekrutan oleh pihak
desa (Nama-nama TKD di usulkan dengan syarat mempunyai STR dan
SIP, KTP berdomisili di desa yang bersangkutan, ijazah minimal D3
bidan/perawat.
 Jadwal posyandu sudah dibuat oleh Puskesmas, sehingga diharapkan
kader tidak mengubah jadwal posyandu tanpa pemberitahuan terlebih
dahulu ke petugas puskesmas maupun ke Kepala Desa, karena kendala
yang sering ditemui adalah petugas sudah sampai di Posyandu namun
tidak ada sasaran karena jadwal sudah diubah.

3. Kusi Maubanu menjawab bapak Charles Finit :


- Tidak ada syarat untuk dilakukan UKS, semua sekolah wajib kami datangi,
hanya saja masih banyak sekolah yang belum dilakukan kegiatan UKS-
UKGS karena masih libur

Dr. Admilia menjawab bapak Charles Finit :


- Data pasien HIV adalah rahasia dan tidak bisa dipublikasikan sesuai
dengan kode etik kedokteran
- Stiker P4K ditulis di depan kades/aparat desa sebatai bukti kesepakatan
Sesi II

1. dr. Admilia menjawab bapak Daud Nuban :


- di setiap pertemuan pasti akan dibahas karena terus ditemukan ibu yang
melahirkan dirumah sehingga diperlukan adanya kesadaran dan komitmen
- Nakes tidak dapat menagih denda sehingga dikembalikan ke desa
- Refreshing kader harus dilakukan dan akan dijadwalkan sehingga kader
bisa membantu menyerbarluaskan informasi

2. dr. Admilia menjawab bapak Ohad Lopo :


- sumber air bersih, tempat sampah, tempat CTPS, BAB dan BAK di jamban
sehat, bebas asap rokok, bebas jentik nyamuk, tersedia alat ukur BB dan
TB siswa.

Kusi Maubanu menjawab bapak Ohad Lopo :


- Puskesmas hanya mempunyai target maksimal yang harus dicapai
- Kalau semua Kepsek/guru di sekolah mempunyai android maka saran
tersebut sangat bisa dilakukan
- Mengenai kegiatan dokter ciliki akan kami diskusikan lebih lanjut
- Kegiatan donor darah bisa dilakukan bila bekerja sama dengan PMI
- Puskesmas sudah ada tenaga analis kesehatan, sehingga sekolah bisa
sediakan reagen untuk periksa golongan darah.

3. dr. Admilia menjawab bapak Yonas Tana :


- Keputihan menyerang perempuan baik yang sudah bersuami maupun
belum bersuami karena penyakit tersebut dipengaruhi juga oleh kebersihan
diri

4. Kusi Maubanu menjawab bapak Kuanto sei :


- Saran tersebut sulit dilakukan, kecuali ada peraturan desa.

Tambahan dari Kepala Puskesmas


1. Tahun depan Puskesmas Kuanfatu akan mendapat Gedung Puskesmas
Prototype, sehingga dari dinas meminta mendekati aparat kecamatan untuk
menunjuk lahan kosong untuk pembangunan puskesmas yang mempunyai
sertifikat / hak pelepasan tanah dan bebas sengketa serta tidak jauh dari
lokasi puskesmas yang lama karena gedung lama direncanakan sebagai
rawat inap.

Tambahan dari Plt. Camat Kuanfatu


1. Untuk lokasi pembangunan tidak bisa dibahas pada forum karena kami
akan lakukan pendekatan terlebih dahulu
2. Diusahakan untuk dibuat perdes screening bagi yang baru pulang merantau
dan perdes larangan melahirkan di rumah (dengan sanksi KTM tidak
ditandatangani)
3. Bendera P4K akan dipersiapkan oleh Puskesmas, dan TKD bertanggung
jawab untuk pasang dan cabut
4. Kepala Desa tolong perhatikan tempat tinggal TKD, agar saat dibutuhkan
TKD ada di tempat/desa
5. Laporan Bulan bakti tolong direkap dan dikumpulkan ke saya, supaya bisa
saya laporkan kepada Bupati.
Rencana Tindak Rencana Tindak Lanjut yang disepakati dalam pertemuan ini adalah sebagai
Lanjut berikut :
1. Setiap desa harus mengalokasikan dana desa untuk keperluan pencegahan
Gizi Buruk dan Stunting
2. Setiap desa harus memantau data anak gizi buruk dan stunting di daerahnya
3. Penulisan stiker P4K harus dilakukan Ibu hamil di depan Kepala Desa,
Ketua Kader dan Tenaga Kesehatan Desa
4. Setiap desa agar dapat membuat Peraturan Desa (PerDes) tentang Larangan
Melahirkan dirumah berdasarkan kesepakatan Lintas sektor tahun 2017 dan
berdasarkan PerDa KIBBLA Kab. TTS.
5. Setiap desa agar dapat membuat peraturan Desa (PerDes) tentang Screening
Kesehatan bagi warga yang baru pulang merantau
6. Bendera P4K akan disediakan oleh Puskesmas, sedangkan yang bertanggung
jawab terhadap bendera di tiap desa adalah TKD
7. Kegiatan Refreshing Kader akan dijadwalkan
8. Setiap Kepala Sekolah dapat menyediakan Reagen Golongan darah sehingga
petugas kesehatan dari Puskesmas dapat melakukan pemeriksaan golongan
darah pada seluruh siswa di sekolah tersebut, bagi yang belum pernah
dilakukan pemeriksaan.
Penutup 1. Kesimpulan diskusi dibacakan di depan forum
2. Rencana tindak lanjut ditandatangani oleh setiap peserta
3. Kegiatan ditutup secara resmi oleh Plt.Camat, Bapak Agustinus Neonane
4. Doa Penutup oleh Ketua Kader Oetbolan.

Mengetahui, Kuanfatu, 24 Juni 2019


Kepala Puskesmas Kuanfatu, Notulen,

(Kusi D. Maubanu, A.Md.KG) (Meiske N. Y. Pandie, S.Kep.Ns)


NIP. 19791127 200604 1 018 NIP. 19920531 201902 2 011

You might also like