Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Destria Nurul Winda
PENDAHULUAN
Perkembangan produk kimia yang cepat selama satu abad ini telah berhasil
meningkatkan mutu kehidupan. Namun di sisi lain keadaan tersebut menimbulkan
kerugian bagi masyarakat terutama mereka yang secara langsung berhubungan dengan
bahan kimia.
Semakin majunya teknologi yang ada di dunia ini, akan menciptakan beragamnya
bahan kimia yang dihasilkan. Bahan kimia yang terdapat di sekitar kita biasanya dapat
menimbulkan berbagai penyakit atau masalah bagi manusia. Dampak yang dihasilkan
oleh zat kimia ini dapat berdampak cepat/akut atau berdampak lambat/kronis karena
dapat berakumulasi didalam tubuh.
Bahan kimia yang berbahaya tersebut disebut juga toksin/racun. Sebagian besar
toksin berasal dari bahan kimia hasil aktivitas manusia misalnya aktivitas Industri,
pertanian, perternakan, kedokteran maupun rumah tangga. Dalam kehidupan sehari-hari
pun keberadaan bahan kimia tidak dapat dihindarkan, karena dalam setiap kegiatan kita
pasti danya kandungan unsur kimia.
Banyak bahan kimia yang memiliki efek toksik bagi kesehatan dan lingkungan.
Resiko dapat berasal dari paparan, produksi, penyimpanan, penangan, pemindahan,
penggunaan, dan pembuangan bahan kimia, juga dari kebocoran aksidental, dan dari
pembuanga limbah kimia illegal.
Jika pembuangan bahan kimia ke lingkungan tidak tepat maka bahan kimia
tersebut akan menjadi polutan yang akan kita hirup, dalam air yang kita minum, dalam
makanan yang kita makan. Polutan itu dapat mempengaruhi sungai, danau, dan hutan
kita, dapat merusak kehidupan alam, dan dapat mengubah cuaca dan ekosistem.
Selain bermanfaat bagi kehidupan, bahan kimia juga memiliki efek samping yang
dapat berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Peran manusia selain sebagai
pengguna/konsumen dari bahan kimia, manusia juga dapat menjadi korban dari efek
bahan kimia tersebut. Paparan dari toksik terhadap manusia baik secara spontan dalam
Toksikologi (Efek toksik pada hati) hal 2
dosis besar maupun secara berkala dalam dosis rendah dapat menyebabkan bermacam-
macam gangguan. Beberapa toksin memiliki klasifikasi tertentu, misalnya klasifikasi
menurut organ sasaarannya antara lain toksin yang menyerang hati, ginjal, paru-paru,
mata, kulit, sistem reproduksi, maupun sistem saraf.
Hati adalah organ terbesar dan secara metabolisme paling kompleks di dalam
tubuh. Organ hati terlibat dalam metabolisme zat makanan serta sebagian besar obat dan
toksikan. Toksikologi hati dipersulit oleh berbagai kerusakan hati dan berbagai
mekanisme yang menyebabkan kerusakan tersebut. Hati sering menjadi organ sasaran
karena beberapa hal. Sebagian besar toksikan memasuki tubuh melalui sistem
gastrointestinal, setlah diserap, toksikan dibawa vena porta ke hati.
Untuk itu, kita perlu mengetahui toksikologi pada hati, bagaimana mekanisme
kerjanya, apa dampak yang dapat ditimbulkan, bagaimana cara mencegah,
mengendalikan dan pengobatan atau pertolongan pertama pada korban keracunan.
1.2 Tujuan
PEMBAHASAN
2.1 Toksikologi
Orang senantiasa terpajan (tereksposure) banyak jenis bahan kimia buatan
manusia, pada keadaan tertentu pajanan ini dapat berakibat buruk hingga menimbulkan
kematian atau hanya menimbulkan perubahan biologi yang kecil sekali. Minat
masyarakat semakin besar untuk mengenal dan mencegah efek buruk ini telah
mendorong perubahan dramatik pada toksikologi dari suatu kajian tentang racun menjadi
ilmu yang kian kompleks sekarang ini.
Toksikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai kerja senyawa kimia yang
merugikan terhadap organisme hidup.Definisi lain dari toksikologi ialah sebagai kajian
tentang hakikat dan mekaisme efek toksik berbagai bahan terhadap makhluk hidup dan
system biologik lainnya.
Bersamaan dengan ilmu lain, toksikologi member sumbangan bagi
pengembangan bahan kimia yang lebih aman untuk digunakan sebagai obat, zat
tambahan makanan, pestisida, dan bahan kimia yang digunakan dalam industri.
Menurut beberapa sumber toksikologi merupakan cabang dari farmakologi,
tentang interaksi antara senyawa kimia dengan orgaisme hidup. Seperti misalnya pada
insektisida, pestisida, kosmetika, vitamin, asam amino dan lain-lain yang digunakan pada
dosis yang tidak pathologic. Sehingga zat-zat asing yang masuk ke dalam tubuh disebut
juga xenobiotika.
Sesuatu zat yang masuk kedalam tubuh dapat dikatakan sebagai racun, bila zat
tersebut menyebabkan efek yang merugikan pada yang menggunakannya.Menurut
Paracelsus “Sola dosis facit venenum” artinya kehadiran suatu zat yang potensial toksik
didalam organisme belum tentu menghasilkan juga keracunan, tergantung dari besar atau
kecilnya dosis suatu zat yang digunakan atau terpajan ke dalam tubuh.Dengan demikian,
resiko keracunan tidak hanya bergantung pada sifat zat itu sendiri tetapi juga pada
kemungkinan untuk berkontak dengannya dan pada jumlah yang masuk dan diabsorbsi,
dengan kata lain tergantung cara kerja, frekuensi kerja, dan waktu kerja.
a. Toksikologi obat,
b. Toksikologi zat yang menimbulkan ketergantungan,
c. Toksikologi baha makanan,
d. Toksikologi pestisida,
e. Toksikologi Industri,
f. Toksikologi Lingkungan,
g. Toksikologi aksidental,
h. Toksikologi Perang, dan
i. Toksikologi sinar,
Fetotoksikan
Suatu bahan kimia yang berpengaruh buruk terhadap perkembangan janin sehingga
bayi lahir dengan bobot yang rendah.
Hati merupakan organ terbesar di dalam tubuh, memiliki berat 1500 g pada
manusia dewasa normal yang diperkirakan sekitar 2,5 % dari berat badan. Terletak di
bawah tulang iga, dalam rongga perut sebelah kanan.
Hati terdiri atas beberapa belahan (lobus). Masing-masing lobus dibentuk oleh
ratusan ribu lobulus yang berbentuk heksagonal. Tiap lobulus dilapisi oleh jaringan ikat
interlobular yang disebut kapsula Glisson. Pada bagian tengah lobulus hati terdapat vena
sentralis, pita-pita sel hati yang bercabang atau berantomosis tersusun radier terhadap
vena sentralis. Diantara pita-pita sel hati terdapat sinusoid-sinusoid darah yang tampak
seperti celah-celah atau rongga. Pada dinding sinusoid terdapat sel kapiler yang tergolong
sebagai makrofage/sel kupfer. Sel kupfer adalah sistem sistem monosit –makrofag, yang
fungsi utamanya adalah menelan bakteri dan benda asing lain dalam darah. Sudut antara
lobuli-lobuli yang bersebelahan disebut segitiga Kiernann yang berisi saluran porta, yaitu
arteri, vena dan saluran empedu interlobular.
Hati mempunyai fungsi yang sangat banyak, sehingga hati merupakan organ
tubuh yang sangat penting dalam menunjang kesehatan dan kehidupan. Berbagai fungsi
penting dari hati adalah sebagai berikut :
Hati berperan dalam hampir setiap fungsi metabolic tubuh. Hati memiliki
kapasitas cadangan yg besar, hanya dengan 10-20% jaringan yg berfungsi, hati masih
dapat mempertahankan kehidupan. Destruksi total atau pembuangan hati menyebabkan
kematian dalam 10jam. Kemampuan regenerasi hati sangat mengagumkan.
Hemoglobin dipecah menjadi zat besi, globin, dan hemin.zat besi, diambil & disimpan
dlm hati, yg nantinya dikembalikan k sumsum tlg blkgglobulin, digunaan lg utk
metabolisme protein, membentk hemoglobin baruhemin, diubah menjadi bilirubin &
Toksikologi (Efek toksik pada hati) hal 16
biliverdin. dikeluarkan ke usus 12 jari n di oksidasi mnjd urobilin, yg mnjd pewarna
coklat pd feses.
2. Pengikatan Racun
arginin asam amino arginin -> as. amino ortinin + ureaasam amono ortinin mengikat
NH3 n CO2 yg bersifat racun bagi tubuhasam amino ortinin diubah mnjd as. amino
sitrulin.asam amino sitrulin + NH3 -> as. Amino(ulang lagi prosesnya)shg akn trus
dihasilkan urea, yg dibuang ke ginjal, utk dikeluarkan besama urin.racun -> urea ->
dikeluarkan dari tubuh.
Hepatosit tikus dan manusia yang terisolasi dalam suspensi atau dalam biakan,
telah digunakan dalam berbagai penelitian biokimia. Dalam mempelajari efek toksikan
terhadap sel hati yang sedang membelah digunakan hepatosit dari hewan yang sangat
2. Jika suatu obat menyebabkan gangguan pada hati saat dikonsumsi dan gangguan
hati sembuh saat pemberian obat dihentikan, namun timbul kembali saat diberikan
obat lagi.
1. Alkohol
konsumisi terus menerus dapat menginduksi terjadinya hepatitis. selain menginhibisi
sintesis asam amino di hati. menginhibisi sintesis asam amino di hati dan menginhibisi
natrium dan kalium yg menstimulasi ATP ase sebagai trannsport aktif asam amino di
hati.
2. Insektisida
menyebabkan keracunan ringan pada hati dan merupakan inhibitor untuk enzim asetil
kolin esterase.
3. Mikotoksin
Kemungkinan terdapat dalam makanan olahan seperti kacang, oncom, kentang, bihun,
minyak kelapa, dan jamu(kadaluarsa), misalnya alfatoksin B1,B2, G1 dll.. yg berbahaya
AFB1: racun yg bersifat hepatotoksik, karsinogenik, menyebabkan hepatitis, hepatoma,
kematian katena kerusakan hati, gangguan kesehatan.
efek biokimia AFB1:
menunjukkan pengaruh pada fungsi hati
menaikkan kandungan lipid
4. jamur
jamur dapat merusak hati, memiliki senyawa golongan amanita mono metil hidrazin dan
senyawa toksik lain
5. CCl4
dosis 2-10mL memberikan efek mual, muntah, sakit kepala, kejang, koma gan gangguan
fungsi hati yg dapat menimbulkan kematian.
6. Obat : Parasetamol
Parasetamol mengalami biotransformasi di hati, parasetamol terkonjugasi dengan asam
glukoronat membentuk metabolit elektrofil, N-asetil-P-benzokuinonimina (NABKI)
sebagai hepatotoksik.Pada dosis terapi metabolit tersebut dapat diikat oleh glutation
(GSH) hati membentuk konjugat dengan sistein dan asam merkapturat, yang kemudian
diekskresi oleh urin. Kejenuhan jalur konjugasi/kandungan GSH hati dihabiskan sampai
menurun 20-30% dari harga normal mengakibatkan NABKI dapat berikatan dengan
makromolekul sel hati secara ireversibel. Hal ini menyebabkan nekrosis sel hati.
Hati merupakan organ terbesar di dalam tubuh, memiliki berat 1500 g pada manusia
dewasa normal yang diperkirakan sekitar 2,5 % dari berat badan. Terletak di bawah
tulang iga, dalam rongga perut sebelah kanan.
Hati adalah organ terbesar dan secara metabolisme paling kompleks di dalam tubuh.
Organ hati terlibat dalam metabolisme zat makanan serta sebagian besar obat dan
toksikan. Hati sering menjadi organ sasaran karena beberapa hal. Sebagian besar toksikan
memasuki tubuh melalui sistem gastrointestinal, setelah diserap, toksikan dibawa vena
porta ke hati.
Efek beracun zat kimia, yakni : efek akut, kronik, dapat balik, tidak dapat balik, local,
sistemik, sinergis.
Efek toksik pada hati disebut juga hepatotoksik.
Toksikan dapat menyebabkan berbagai jenis efek toksik pada berbagai organel dalam sel
hati, seperti perlemakan hati (steatosis), nekrosis, kolestasis, dan sirosis.
Contoh zat kimia yang menyebabkan hepatotoksik seperti: Alkohol, Insektisida,
Mikotoksin, obat: Paracetamol, CCl4, Fe, dsb.
Alcohol bisa menyebabkan 3 kerusakan hati, yakni : Pengumpulan lemak (fatty liver),
Peradangan (hepatitis alkoholik), Pembentukan jaringan parut (sirosis).
3.2 Saran
Karena sifat dari organ hati ini sangat rentan terhadap racun, untuk itu kita harus dapat mencegah
terjadinya keracunan, misalnya dengan pengurangan intensitas paparan dari racun tersebut. Dan
kita juga perlu mengetahui tindakan awal apa yang harus dilakukan jika terdapat orang yang
keracunan agar efek dari racun itu bisa diminimalisir.
Toksikologi (Efek toksik pada hati) hal 22
DAFTAR PUSTAKA
Brattin WJ SD, Waller RL, Glende EA, Recknagel PO. 1984. Assesment of the role calcium inon
in halocarbon hepatotoxycity. Environ Health Perspect, 57: 321-323.
Beckman KB, Ames BN. 1998. The Free Radical Theory of Aging Matures. Physiological
Reviews, 78(2): 547-581
Faiz, Omar., David Moffat. 2003. Anatomy at a Glance. Jakarta: Erlangga.
Jawi IM, Sutirta-Yasa WP, Saputra H. 2007. Gambaran histologis hepar serta kadar SGOT dan
SGPT darah mencit yang diberikan alkohol secara akut dan kronis. Dexa Media, 1(20) :
23-26
Joewana S. 1989. Gangguan Penggunaan Zat, Narkotika, Alkohol dan Zat Aditif lainnya.
Gramedia. Jakarta
Lu FC. 1995. Toksikologi Dasar; Asas, Organ Sasaran, dan Penilaian Resiko. Edisi ke-2. Jakarta
: Penerbit Universitas Indonesia, UI Press.
Nelson Simanungkalit Pospos. 2005. L-Ornitin-L-Aspartat (LOLA) menghindari blebbing akibat
keracunan etanol pada hepatosit.Cermin Dunia Kedokteran International Standard
SerialNumber: 0125-913x. 57-59.
Pospos NS. 2002. Bukti gambar, etanol merusak sel hati dan pengaruhnya terhadap konsentrasi
ATP intraseluler. Medika. No 1 Tahun XXVII. 17-20
Smith ML, Loveridge N, Willis ED, Chayen J. 1979. The distribution of glutathione in rat liver
lobule. Biochem. J. 182:103-108.
Smith MT, Thor T, Orrenius S. 1983. The role of lipid peroxidation in the toxicity of foreign
compounds to liver cells. Biochem. Pharmacol. 32: 763-764.
Zimmerman HJ. 1982. Chemical hepatic injury and its detection. In: Toxicology of the Liver.
Eds. GL. Plaa and WR.Hewitt. New York :Raven Press.