You are on page 1of 2

Hidayatul Choiriyah (933406814)

Psikologi islam / VI

Ilmu politik / C

ANALISA JURNAL

Dalam jurnal ini membahas tentang pemikiran politik benazir bhutto tentang

negara dan perempuan. Lebih tepatnya Studi ini membahas tentang apa yang

melatarbelakangi munculnya pemikiran negara dan perempuan menurut Benazir Bhutto. Latar

belakang dari diambilnya judul ini adalah karena konsep negara yang selama ini dianggap

dikuasai oleh kaum pria atau budaya patriaki. Negara yang kekuasaannya lebih didominasi

oleh pemimpin dari kaum pria nampaknya menggeser posisi kaum perempuan, karena

perempuan dianggap sebagai kaum yang lemah, tidak mampu mengambil keputusan secara

tepat, dianggap lebih menggunakan perasaan daripada logika. Hal tersebut terlihat dari

sedikitnya kaum perempuan bergerak di bidang politik. Ada beberapa hal yang

melatarbelakangi munculnya pemikiran negara dan perempuan menurut Benazir Bhutto.

Pertama, adanya paradigma islam yang menganggap bahwa islam merupakan suatu ideologi

atau dasar berdirinya suatu negara. Kedua, perempuan dianggap memiliki partisipasi yang

cukup besar dalam pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik.

Dari penjabaran pembahasan jurnal di atas, pembahasan ini termasuk dalam materi

pemikiran politik islam modern. Dimana konsep pemikiran politik Benazir Bhutto tentang

Negara dan Perempuan menitikberatkan pada konsep baru di Pakistan. Yang mana pemikiran

Benazir ini selaras dengan paradigma Islam yang melihat bahwa Islam tidak meletakkan

suatu pola baku tentang teori negara atau sistem praktik yang harus diselenggarakan oleh

umatnya, ataupun istilah-istilah teknis politik lainnya, kecuali nilai-nilai dan prinsip-prinsip
etis tentang demokrasi, keadilan, egalitarianisme, persaudaraan, dan kebebasan yang justru

bersifat universal, yang akhirnya sepanjang suatu Negara tetap berpegang dan

menyelenggarakan prinsip-prinsip universal itu, maka baik sistem maupun mekanisme yang

dijalankan adalah benar menurut Islam.

Pada jurnal ini, kritik pertama terletak pada susunan kalimat yang digunakan

penulis rumit dan rancu, sehingga kurang mudah umtuk difahami dan malah membuat

pembaca bingung dengan penjelasannya. Sebaiknya penulis memakai susunan kalimat yang

tidak rancu dan lebih mudah dicerna oleh pembaca, dengan begitu pembahasan dapat

difahami oleh pembaca dan dapat menambah wawasan pembaca dengan pemahaman yang

sesuai dengan yang diharapkan penulis.

You might also like