You are on page 1of 3

A.

Sejarah Protokol

Secara estimologis istilah protokol dalam bahasa Inggris protocol, bahasa


Perancis protocole, bahasa Latin protocoll(um) dan bahasa Yunani protocollon.
Dalam kamus Bahasa Inggris Oxford,
“Protocol is the code of ceremonial forms or courtesies used in official
dealings, as between heads of state or diplomats.”
Awalnya, istilah protokol berarti halaman pertama yang dilekatkan pada
sebuah manuskrip atau naskah. Sejalan dengan perkembangan jaman,
pengertiannya berkembang semakin luas tidak hanya sekedar halaman pertama
dari suatu naskah, melainkan keselurahan naskah yang isinya terdiri dari
catatan, dokumen persetujuan, perjanjian, dan lain-lain dalam lingkup secara
nasional maupun internasional.
Perkembangan selanjutnya, protokol berarti kebiasan-kebiasan dan
peraturan-peraturan yang berkaitan dengan formalitas, tata urutan dan etiket
diplomatik. Aturan-aturan protokoler ini menjadi acuan institusi pemerintahan dan
berlaku secara universal.
Masalah protokoler ditujukan pada keberhasilan pelaksanaan suatu
kegiatan dan pada hal-hal yang mengatur seluruh manusia yang terlibat dalam
pelaksanaan suatu kegiatan. Suatu kegiatan apapun pada dasarnya merupakan
pelaksanaan dari hasil kerja tahapan-tahapan sebelumnya. Tahapan-tahapan
tersebut diperlukan untuk menunjang suksenya puncak acara.
Dalam Rapat Kerja Nasional-Rakernas Protokol tanggal 7-9 Maret 2004 di
Jakarta disepakati keprotokolan adalah ”Norma-norma atau aturan-aturan atau
kebiasaan yang dianut atau diyakini dalam kehidupan bernegara, berbangsa,
pemerintah dan masyarakat.”
Keprotokolan di Indonesia diatur dalam Undang-undang nomor 8 tahun
1987, ialah serangkaian aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang
meliputi aturan mengenai tata tempat, tata upacara dan tata penghormatan
kepada seseorang sesuai dengan jabatan atau kedudukannya dalam negara,
pemerintahan atau masyarakat.
B. Perkembangan Protokol

Dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Protokol tanggal 7-9 Maret 2004
di Jakarta telah disepakati suatu pengertian keprotokolan yakni ”Norma-norma
atau aturan-aturan atau kebiasaan yang dianut atau diyakini dalam kehidupan
bernegara, berbangsa, pemerintah dan masyarakat.”

Untuk keprotokolan di Indonesia sendiri dahulu di atur dalam Undang-


Undang Nomor 8 Tahun 1987, namun karena sudah tidak sesuai dengan
perkembangan sistem ketatanegaraan masa kini sehingga pada tahun 2010
mengalami pergantian menjadi Undang-Undang Republik Indonesia No. 9 Tahun
2010 mengenai keprotokolan.

Dalam Undang-undang tersebut dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan


Keprotokolan adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan dalam
acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi Tata Tempat, Tata Upacara,
dan Tata Penghormatan sebagai bentuk penghormatan kepada seseorang
sesuai dengan jabatan dan/atau kedudukannya dalam negara, pemerintahan,
atau masyarakat.\

Sedangkan yang disebut dengan Acara Kenegaraan adalah acara yang


diatur dan dilaksanakan oleh panitia negara secara terpusat, dihadiri oleh
Presiden dan/atau Wakil Presiden, serta Pejabat Negara dan undangan lain.
Sedangkan, Acara Resmi adalah acara yang diatur dan dilaksanakan oleh
pemerintah atau lembaga negara dalam melaksanakan tugas dan fungsi tertentu
dan dihadiri oleh Pejabat Negara dan/atau Pejabat pemerintahan serta
undangan lain.

Dalam keprotokoleran negara Republik Indonesia sendiri terdapat asas-


asas yang mengatur keprotokolan yang harus dijunjung dan diterapkan oleh
setiap pelaksana protokol atau protokoler yakni asas kebangsaan, asas
ketertiban dan kepastian hukum, asas keseimbangan, kesesuaian dan
keselarasan, dan asas timbal balik.
Pada saat ini pentingnya keprotokoleran sebagai bentuk penghormatan
dan perlakuan terhadap seseorang, maupun instansi. Selain itu, protokoler juga
memuat aturan baku dalam menggunakan lambang-lambang kehormatan
negara sebagai ekspresi penghormatan bangsa terhadap kedaulatan NKRI.

You might also like