You are on page 1of 14

Penelitian Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran

Penerapan Teori Multiple Intelligence


dalam Pembelajaran Fisika

Piping Sugiharti, S.Pd.*)

Abstrak
nak-anak memiliki kecerdasan yang beragam (Multiple Intelligences),

A dimana kecerdasan dalam bidang angka atau logika (Logical-


Mathematical Intelligence) hanyalah merupakan sebagian kecil dari
berbagai kecerdasan yang mungkin dimiliki oleh seorang anak.
Fisika sebagai salah satu ilmu dalam bidang sains merupakan salah satu mata
pelajaran yang biasanya dipelajari melalui pendekatan secara matematis
sehingga seringkali ‘ditakuti’ dan cenderung ‘tidak disukai’ anak-anak karena
pada umumnya anak-anak- yang memiliki kecerdasan Logical Mathematical
sajalah yang ‘menikmati fisika’. Belajar fisika bukan hanya sekedar tahu
matematika, tetapi lebih jauh anak didik diharapkan mampu memahami konsep
yang terkandung di dalamnya, menuliskannya ke dalam parameter-parameter
atau simbol-simbol fisis, memahami permasalahan serta menyelesaikannya
secara matematis. Tidak jarang hal inilah yang menyebabkan ketidaksenangan
anak didik terhadap mata pelajaran ini menjadi semakin besar.
Dalam tulisan ini akan diterapkan sebuah metode mengajar yang kreatif dan
aplikatif berdasarkan Multiple Intelligence yang dimiliki anak-anak agar anak-
anak yang tidak memiliki kecerdasan logis-matematis dapat ikut ‘menikmati
fisika’. Metode ini tidak hanya sederhana, tetapi sangat efektif dalam
menciptakan kreativitas dan aktivitas anak didik. Dari hasil penerapan metode
ini diperoleh kenyataan bahwa kesenangan anak didik terhadap mata pelajaran
fisika meningkat. Melalui metode ini pula anak-anak minimal tidak lagi ‘takut’
menghadapi pelajaran fisika karena ternyata fisika pun dapat dipelajari dengan
cara-cara yang menyenangkan sesuai dengan talenta yang dimilikinya
Kata kunci : Keragaman kecerdasan, metode mengajar, siswa

Abstract
Children have multiple intelligence of which logical mathematical is only one
of them. Physics is one of the subjects in the field of science using mathematical

*) Guru SMP BPK PENABUR Cimahi, Juara I Lomba Karya Tulis HUT ke-55 BPK PENABUR Kategori
Guru SMP/SLTA

Jurnal Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV/ Desember 2005 29


Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran Fisika

approach. This approach often makes the children afraid of and reluctant to
studying Psysics. They are of the opinion that the students with logical
mathematical intelligence will succesfully study the subject. This opinion is definitely
not true because Physics is not simply mathematics. This article introduces a
method of teaching and learning Psysics which will motivate the children to learn
and enjoy the lesson very much. The method developed from multiple intelligence
will change the children’s image of Physics as a monster to be a fun.

Pendahuluan
Fisika menguraikan dan menganalisis struktur dan peristiwa yang terjadi di
alam, teknik dan lingkungan di sekitar kita. Menurut Duxes (1996:4) dalam
proses tersebut ditemukan sejumlah aturan atau hukum-hukum di alam yang
dapat menerangkan gejala alam tersebut secara logis dan rasional. Proses
menguraikan dan menganalisis tersebut didasarkan pada penerapan struktur
logika sebab akibat (kausalitas). Pada gilirannya proses menguraikan dan
menganalisis tersebut bertujuan untuk memahami gejala alam. Maksud
memahami di sini adalah dapat menyesuaikan gambaran dalam jiwa manusia
dengan pengalaman fisis.
Lebih lanjut memahami gejala alam fisika diperlukan untuk perkembangan
pembangunan bagi kesejahteraan manusia. Dengan demikian sangat
dibutuhkan proses penerusan pemahaman konsep-konsep fisika. Didaktik
fisika merupakan wahana dalam upaya meneruskan pengetahuan tentang
fisika. Dalam didaktik fisika diuraikan bagaimana cara memahami pengetahuan
fisika yang sudah tersusun dalam rumpun ilmu fisika yang kita kenal sekarang.
Agar terselenggara proses penerusan pengetahuan fisika diperlukan
sejumlah metode ataupun pendekatan yang mampu mengantarkan siswa pada
tahap penguasaan konsep-konsep fisika tersebut sehingga pada akhirnya
masalah tentang fisika dapat dipecahkan.
Menurut Bloom (1979:99) kemampuan pemahaman konsep adalah hal
penting dalam kemampuan intelektual yang selalu ditekankan di sekolah dan
Perguruan Tinggi. Kemampuan pemahaman konsep suatu materi subjek
merupakan hal terpenting dalam pengembangan intelektual.
Dalam pembelajaran fisika, kemampuan pemahaman konsep merupakan
syarat mutlak dalam mencapai keberhasilan belajar fisika. Hanya dengan
penguasaan konsep fisika seluruh permasalahan fisika dapat dipecahkan, baik
permasalahan fisika yang ada dalam kehidupan sehari-hari maupun
permasalahan fisika dalam bentuk soal-soal fisika di sekolah. Hal ini
menunjukkan bahwa pelajaran fisika bukanlah pelajaran hafalan tetapi lebih
menuntut pemahaman konsep bahkan aplikasi konsep tersebut.
Sangat disayangkan mata pelajaran fisika pada umumnya justru dikenal

30 Jurnal Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV / Desember 2005


Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran

sebagai mata pelajaran yang “ditakuti” dan tidak disukai murid-murid.


Kecenderungan ini biasanya berawal dari pengalaman belajar mereka dimana
mereka menemukan kenyataan bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran ‘berat’
dan serius yang tidak jauh dari persoalan konsep, pemahaman konsep,
penyelesaian soal-soal yang rumit melalui pendekatan matematis hingga
kegiatan praktikum yang menuntut mereka melakukan segala sesuatunya
dengan sangat teliti dan cenderung “membosankan”. Akibatnya tujuan
pembelajaran yang diharapkan, menjadi sulit dicapai. Hal ini terlihat dari
rendahnya nilai rata-rata mata pelajaran sains (khususnya fisika) dari tahun
ke tahun.
Mata pelajaran fisika juga menjadi momok bagi para siswa karena
hubungannya erat dengan matematika. Kemampuan matematis siswa yang
lemah secara otomatis akan mengalami kesulitan dalam memahami fisika,
karena sebagian besar penyelesaian soal-soal fisika dilakukan melalui
pendekatan secara matematis. Artinya, siswa yang memiliki kecerdasan dalam
bidang angka atau logika (Logical-Mathematical Intelligence) saja yang dapat
memahami pelajaran fisika dengan baik. Padahal tidak semua siswa memiliki
kemampuan yang cukup dalam bidang matematika.
Melalui tulisan ini akan dijabarkan secara singkat bagaimana penulis
sebagai guru mata pelajaran fisika di SMP BPK PENABUR Cimahi menerapkan
suatu metode pembelajaran fisika yang didasarkan pada keragaman
kecerdasan (Multiple Intelligence) yang dimiliki siswa agar siswa yang tidak
memiliki kecerdasan logis matematis dapat mempelajari fisika berdasarkan
ragam kecerdasan yang dimilikinya. Sehingga diharapkan semua siswa dapat
ikut ‘menikmati’ fisika.

Keragaman Kecerdasan dan Metode Membelajarkan


Menurut T. Amstrong (2004) dalam bukunya “Kamu Itu Lebih Cerdas Daripada
Yang Kamu Duga” (You’re Smarter Than You Think), anak-anak memiliki
Multiple Intelligence. Dalam buku tersebut dikatakan sedikitnya ada 8 macam
kecerdasan yang salah satu atau beberapa diantaranya dapat dimiliki oleh
seorang anak, yaitu:
1. Kecerdasan dalam menggunakan kata-kata (Linguistic Intelligence)
2. Kecerdasan dalam bermusik (Musical Intelligence)
3. Kecerdasan dalam menggunakan logika (Logical-Mathematical Intelligence)
4. Kecerdasan dalam menggunakan gambar (Visual-Spatial Intelligence)
5. Kecerdasan dalam memahami tubuh (Bodily-Kinesthetic Intelligence)
6. Kecerdasan dalam memahami sesama (Interpersonal Intelligence)
7. Kecerdasan dalam memahami diri sendiri (Intrapersonal Intelligence)
8. Kecerdasan dalam memahami alam (Naturalist Intelligence)

Jurnal Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV/ Desember 2005 31


Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran Fisika

Dari berbagai macam kecerdasan tersebut, setiap jenis kecerdasan yang


ada juga memiliki ciri-ciri tertentu. Dari berbagai macam ciri yang ada pada
seorang anak dapat diketahui jenis kecerdasan yang dimiliki oleh anak tersebut.

Linguistic Intelligence
Menurut buku tersebut, anak dengan kecerdasan linguistic yang menonjol
biasanya senang membaca, pandai bercerita, senang menulis cerita atau puisi,
senang belajar bahasa asing, mempunyai perbendaharaan kata yang baik,
pandai mengeja, suka menulis surat atau e-mail, senang membicarakan ide-
ide dengan teman-temannya, memiliki kemampuan kuat dalam mengingat
nama atau fakta, menikmati permainan kata (utak-atik kata, kata-kata
tersembunyi, scrabble atau teka-teki silang, bolak-balik kata, plesetan atau
pantun) dan senang membaca tentang ide-ide yang menarik minatnya.
Kecerdasan dalam bidang ini menuntut kemampuan anak untuk menyimpan
berbagai informasi yang berarti yang berkaitan dengan proses berpikirnya.

Musical Intelligence
Seorang anak yang memiliki kecerdasan dalam bermusik (Musical Intelligence)
biasanya senang menyanyi, senang mendengarkan musik, mampu memainkan
instrumen musik, mampu membaca not balok/angka, mudah mengingat
melodi atau nada, mudah mengenali banyak lagu yang berbeda-beda, mampu
mendengar perbedaan antara instrumen yang berbeda-beda yang dimainkan
bersama-sama, suka bersenandung/bernyanyi sambil berpikir atau
mengerjakan tugas, mudah menangkap irama dalam suara-suara
disekelilingnya, senang membuat suara-suara musikal dengan tubuhnya
(bersenandung, bertepuk tangan, menjentikkan jari atau menghentakkan kaki),
senang mengarang/menulis lagu-lagu atau rap-nya sendiri dan mudah
mengingat fakta-fakta dengan mengarang lagu untuk fakta-fakta tersebut.

Logical Mathematical Intelligence


Seseorang dengan Logical-Mathematical Intelligence yang tinggi biasanya
memiliki ketertarikan terhadap angka-angka, menikmati ilmu pengetahuan,
mudah mengerjakan matematika dalam benaknya, suka memecahkan misteri,
senang menghitung, suka membuat perkiraan, menerka jumlah (seperti
menerka jumlah uang logam dalam sebuah wadah), mudah mengingat angka-
angka serta skor-skor (skor sepak bola, skor games, berapa tingginya gedung
tertinggi di dunia, dll), menikmati permainan yang menggunakan strategi
seperti catur atau games strategi, memperhatikan antara perbuatan dan
akibatnya (yang dikenal dengan sebab-akibat), senang menghabiskan waktu
dengan mengerjakan kuis asah otak atau teka-teki logika, senang menemukan

32 Jurnal Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV / Desember 2005


Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran

cara kerja komputer, senang mengelola informasi kedalam tabel atau grafik dan
mereka mampu menggunakan komputer lebih dari sekedar bermain games.

Visual-Spatial Inteligence
Seorang anak yang memiliki kecerdasan dalam menggunakan gambar
biasanya lebih mengingat wajah ketimbang nama, suka menggambarkan ide-
idenya atau membuat sketsa untuk membantunya menyelesaikan masalah,
berpikir dalam bentuk gambar-gambar serta mudah melihat berbagai objek
dalam benaknya, dia juga senang membangun atau mendirikan sesuatu,
senang membongkar pasang, senang bekerja dengan bahan-bahan seni
seperti kertas, cat, spidol atau crayon, senang menonton film atau video,
senang bermain video games, memperhatikan gaya berpakaian, gaya rambut,
model mobil, motor atau hal sehari-hari lainnya, senang membaca atau
menggambar peta hanya untuk bersenang-senang, senang melihat foto-foto/
gambar-gambar serta membicarakannya, senang melihat pola-pola dunia
disekelilingnya, senang mencorat-coret, menggambar segala sesuatu dengan
sangat detail dan realistis, mengingat hal-hal yang telah dipelajarinya dalam
bentuk gambar-gambar, belajar dengan mengamati orang-orang yang sedang
mengerjakan banyak hal, senang memecahkan teka-teki visual/gambar serta
ilusi optik dan suka membangun model-model atau segala hal dalam 3 dimensi.
Anak dengan kecerdasan visual biasanya kaya dengan khayalan sehingga
cenderung kreatif dan imaginatif.

Bodily Kinesthetic Intelligence


Anak yang memiliki kecerdasan dalam memahami tubuh cenderung suka
bergerak dan aktif, mudah dan cepat mempelajari keterampilan-keterampilan
fisik serta suka bergerak sambil berpikir, mereka juga senang berakting,
senang meniru gerak-gerik atau ekspresi teman-temannya, senang
berolahraga atau berprestasi dalam bidang olahraga tertentu, terampil
membuat kerajinan atau membangun model-model, luwes dalam menari,
berjoget atau berdansa, senang menggunakan gerakan-gerakan untuk
membantunya mengingat berbagai hal, mempunyai koordinasi serta kesadaran
yang baik terhadap tempo dan senang beristirahat. Anak-anak dengan
kecerdasan tubuh biasanya lebih mengandalkan kekuatan otot-ototnya.

Interpersonal Intelligence
Jika seseorang memiliki kecerdasan dalam memahami sesama biasanya ia
suka mengamati sesama, mudah berteman, suka menawarkan bantuan ketika
seseorang membutuhkan, menikmati kegiatan-kegiatan kelompok serta
percakapan yang hangat dan mengasyikkan, senang membantu sesamanya

Jurnal Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV/ Desember 2005 33


Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran Fisika

yang sedang bertikai agar berdamai, percaya diri ketika bertemu dengan orang
baru, suka mengatur kegiatan-kegiatan bagi dirinya sendiri dan teman-
temannya, mudah menerka bagaimana perasaan sesamanya hanya dengan
mengamati mereka, mengetahui bagaimana cara membuat sesamanya
bersemangat untuk bekerja sama atau bagaimana agar mereka mau terlibat
dalam hal-hal yang diminatinya, lebih suka bekerja dan belajar bersama
ketimbang sendirian, senang meyakinkan orang tentang sudut pandangnya
terhadap sesuatu, mementingkan soal keadilan serta benar-salah dan senang
bersukarela untuk menolong sesama. Anak yang memiliki kecerdasan
interpersonal biasanya disukai teman-temannya karena ia mampu berinteraksi
dengan baik dan memiliki empati yang besar terhadap teman-temannya.

Intrapersonal Intelligence
Seorang anak yang memiliki kecerdasan dalam memahami diri sendiri
biasanya lebih suka bekerja sendirian daripada bersama-sama, suka
menetapkan serta meraih sasaran-sasarannya sendiri, menjunjung tinggi
kepercayaan-kepercayaannya seandainya pun kepercayaannya itu tidak
populer. Ia tidak terlalu mengkhawatirkan apa kata orang dibandingkan dengan
kebanyakan orang lainnya. Ia juga mengetahui bagaimana perasaannya dan
mengapa demikian dan seringkali ia menghabiskan waktu hanya untuk
merenungkan dalam-dalam tentang hal-hal yang penting baginya. Anak dengan
kecerdasan intrapersonal biasanya sadar betul akan bidang yang menjadi
kemahirannya dan bidang dimana dia tidak terlalu mahir. Ia senang membuat
catatan harian atau membuat jurnal harian, senang menuliskan ide-idenya,
kenangan-kenangannya, perasaan-perasaannya atau sejarah pribadinya. Anak
seperti ini biasanya sadar betul akan siapa dirinya dan ia sangat senang
memikirkan masa depan dan cita-citanya di suatu hari nanti.

Naturalist Intelligence
Seorang yang memiliki kecerdasan dalam memahami alam biasanya suka
binatang, pandai bercocok tanam dan merawat kebun di rumah atau di
lingkungannya, peduli tentang alam serta lingkungan, senang ke taman, kebun
binatang atau menikmati keindahan di aquarium. Selain itu ia juga senang
berkemah atau mendaki gunung di alam bebas, senang memperhatikan alam
dimanapun dia berada, mudah beradaptasi dengan tempat dan acara yang
berbeda-beda, senang memelihara binatang, mempunyai ingatan yang kuat
tentang detail tempat-tempat yang pernah dia kunjungi serta nama-nama
hewan, tanaman, orang dan berbagai hal lainnya, banyak bertanya tentang
orang, tempat dan hal yang dia lihat di lingkungan atau di alam sehingga dia
bisa lebih memahaminya. Ia mampu memahami serta mengurus dirinya sendiri

34 Jurnal Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV / Desember 2005


Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran

di situasi atau tempat yang baru dan berbeda. Ia juga sangat memperhatikan
lingkungan di sekitarnya (di sekolah atau di rumah). Anak ini biasanya senang
mencari tahu tentang sesuatu kemudian mengelompokkannya ke dalam
kategori tertentu, misalnya senang mengamati burung, bebatuan atau
mencatat jenis mobil yang berbeda-beda. Anak dengan kecerdasan ini biasanya
tahu persis kepada siapa harus meminta bantuan saat memerlukan.
Dari berbagai penjelasan yang didapat dari buku inilah penulis memahami
bahwa anak-anak memiliki Multiple Intelligence dimana kecerdasan dalam
bidang angka atau logika hanyalah merupakan sebagian kecil dari berbagai
macam kecerdasan yang mungkin dimiliki oleh seorang anak. Dalam buku
tersebut juga dikatakan bahwa test IQ bukanlah satu-satunya ukuran
kecerdasan anak, karena test IQ hanya menekankan pada kecerdasan logika-
matematika dan bahasa.

Model Pembelajaran Fisika Melalui Permainan


Berbekal dari pemahaman yang diuraikan di muka maka penulis terinspirasi
untuk membuat model pengajaran fisika yang kreatif dan aplikatif berdasarkan
keragaman kecerdasan yang dimiliki anak agar anak-anak yang tidak memiliki
kecerdasan dalam bidang angka/logika juga dapat ikut menikmati fisika sesuai
dengan jenis kecerdasan yang dimilikinya. Misalnya anak-anak yang memiliki
kecerdasan dalam menggunakan kata-kata (Linguistic Intelligence) dapat
mempelajari fisika dengan pantun, puisi dan lain-lain. Anak-anak yang memiliki
kecerdasan dalam bidang musik (Musical Intelligence) juga dapat mempelajari
fisika dengan mengarang lagu-lagu untuk mengingat fakta-fakta dalam fisika.
Anak-anak yang memiliki kecerdasan dalam menggunakan gambar (Visual-
Spatial Intelligence) dapat mempelajari fisika dengan membuat komik/cerita
bergambar, lukisan dan lain-lain. Anak-anak yang memiliki kecerdasan dalam
memahami tubuh (Bodily-Kinesthetic Intelligence) dapat mempelajari fisika
melalui drama dan tari-tarian.
Selain itu menurut Bahrudin, seorang guru sebuah sekolah alternatif di
Salatiga Jawa Tengah, ukuran keberhasilan pendidikan pertama-tama adalah
bila anak bisa belajar dengan senang. Bila sekolah tidak bisa memberikan
rasa nyaman maka keberhasilan anak untuk belajar sudah berkurang sampai
50%. Oleh karena itu, proses pembelajaran harus dibangun berdasarkan
kegembiraan murid dan guru. (Kompas, Rabu 23 Maret 2005).
Multiple Intelligence pada dasarnya merupakan pengembangan dari
kecerdasan otak (IQ), kecerdasan emotional (EQ) dan kecerdasan spiritual
(SQ). Celakanya, pola pemikiran tradisional dalam pendidikan acapkali lebih
menekankan pada kemampuan logika-matematika dan bahasa. Padahal, setiap
orang memiliki cara yang unik untuk menyelesaikan persoalan yang

Jurnal Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV/ Desember 2005 35


Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran Fisika

dihadapinya. Kecerdasan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang


untuk melihat suatu masalah, lalu menyelesaikan masalah tersebut atau
membuat sesuatu yang dapat berguna bagi orang lain. (Handy Susanto,2005).
Berdasarkan berbagai kenyataan itulah maka penulis sebagai guru mata
pelajaran fisika pada SMP BPK PENABUR Cimahi mencoba menerapkan metode
mengajar yang kreatif dan aplikatif yang mungkin tidak didapatkan dalam
teori-teori belajar yang ada selama ini. Metode yang penulis terapkan di sini
adalah metode pengajaran fisika melalui permainan sesuai dengan ragam
kecerdasan yang dimiliki oleh para siswa. Dalam metode ini siswa dibagi
menjadi 4 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 6 – 8 orang dan kepada
tiap-tiap kelompok diberikan kebebasan untuk menuangkan ide-idenya. Ke
empat kelompok tersebut memilih kegiatan membuat: 1) Teka Teki Silang
(TTS) dengan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan fisika, 2) pantun
tentang fisika, 3) mengganti syair lagu kesukaan mereka dengan konsep-
konsep fisika dan 4) sebuah drama singkat tanpa kata untuk menjelaskan
suatu konsep fisika. Dan agar ‘permainan’ menjadi lebih menarik maka
diberikan aturan-aturan dan penilaian-penilaian dalam setiap jenis ‘permainan’
yang dilakukan.
Kelompok yang membuat TTS biasanya membuat kolom-kolom TTS-nya
pada sebuah kertas karton besar yang kemudian ditempel di papan tulis dan
pertanyaan-pertanyaan dibagikan kepada kelompok-kelompok lainnya.
Kemudian kelompok-kelompok yang lain diberikan kesempatan untuk mengisi
kolom-kolom tersebut secara bergiliran. Untuk setiap pertanyaan yang dijawab
benar akan memperoleh nilai 100 dan jika salah dikurangi 50. Kelompok yang
menjawab salah akan kehilangan giliran menjawab sebanyak 1 kali.
Contoh TTS:

36 Jurnal Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV / Desember 2005


Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran

Mendatar:
2. Suatu tarikan atau dorongan
4. Kelengkungan permukaan zat cair
5. Satuan intensitas cahaya
7. Alat ukur kelajuan
8. Penurunan tekanan udara secara tiba-tiba

Menurun:
1. Merupakan ukuran banyaknya materi yang dikandung dalam suatu benda
3. Kata lain dari energi
3a. Satuan internasional untuk suhu
8. Satuan energi
9. Kemampuan untuk melakukan usaha
10. Orang yang menemukan tekanan atmosfer

Kelompok yang membuat pantun biasanya membuat beberapa buah pantun


yang berisi konsep-konsep fisika dan mengandung pertanyaaan-pertanyaan
yang harus dijawab oleh kelompok-kelompok yang lainnya. Seperti halnya
TTS pertanyaan-pertanyaan yang dijawab benar akan memperoleh nilai 100
dan jika salah dikurangi 50.
Contoh pantun:
Gadis cantik idaman teruna
Wajah menarik bercahaya
Kalau adik bijaksana
Alat apa pengukur gaya
Kelompok yang membuat puisi atau lagu-lagu biasanya memperoleh
penilaian khusus atas kreativitasnya tersebut. Satu cerita menarik yang penulis
dapatkan disini adalah bahwa ada seorang siswa yang selama ini hampir
selalu mendapat nilai buruk dalam fisika ternyata mampu membuat puisi dan
mengubah sebuah syair lagu dengan konsep fisika hanya dalam waktu kurang
dari 2 x 45 menit bahkan membacakan dan menyanyikannya sendiri dengan
penuh penghayatan! Sungguh luar biasa!
Contoh Puisi:
Guru Pintar
Usahamu sangat berharga
Energimu benar-benar nyata
Ukuran otakmu melebihi guru fisika yang terkenal
Gayamu Seperti Bunda-ku
Meskipun tekanan udara silih berganti
Engkau masih bisa tinggal di bumi ini

Jurnal Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV/ Desember 2005 37


Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran Fisika

Berapa m/s engkau berjalan kaki dari rumah ke sekolah


Jujur saja dunia ini masih berputar
Engkau-pun juga seperti Manometer yang berjalan
Tolong jangan engkau mengurangi energimu
Engkau-pun jangan menghilangkan usahamu
Sebab usahamu dapat membiayai daya pikiranku yang belum pernah
tersimpan
Meskipun atmosfir ada
Waktu detik demi detik berjalan
Selamat menjalankan pekerjaanmu
Karena engkau adalah guru fisikaku
Contoh Lagu:
Slow^Fast; #=8; Indonesian; Copy@= Cobalah untuk setia, song by: Krisdayanti
Beban dari titik tumpu
Intro: Pada zamannya tuas telah digunakan oleh banyak ilmuwan
Lain untuk memudahkan melakukan suatu pekerjaan
Tetapi archimedes-lah yang pertama kali
Mendemonstrasikan secara matematis
Reff. Bahwa mulai perbandingan antara kuasa-Nya
Diberikan dan beban yang dinaikkan sama
Dengan kebalikan dari nilai perbandingan
Antar jarak kuasa dan beban dari titik tumpu
Archimedes bahkan dengan bangga
Menyatakan bahwa seandainya
Ia dapat berdiri
Di suatu tempat yang jaraknya cukup
Reff. ...
Kemudian kelompok yang membuat drama singkat tanpa kata biasanya
menerangkan suatu konsep sederhana tentang fisika dan kelompok-kelompok
lainnya memberikan kesimpulan tentang maksud dari drama tersebut dalam
selembar kertas. Penilaian tertinggi diberikan kepada kelompok yang
pendapatnya paling mendekati kebenaran dari konsep yang disajikan. Penilaian
dilakukan oleh kelompok yang bersangkutan dan dibantu oleh guru apabila
memang diperlukan. Contoh drama singkat yang pernah dilakukan antara
lain: penjelasan tentang konsep perpindahan kalor secara konduksi, sifat-
sifat bayangan yang dibentuk oleh sebuah cermin datar, resultan gaya-gaya
segaris dan sejajar, konsep gaya tarik/gaya tolak pada magnet, rotasi planet-
planet, penerapan hukum Pascal pada pompa sepeda dan lain-lain.

38 Jurnal Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV / Desember 2005


Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran

Dalam drama singkat yang menjelaskan proses perpindahan kalor secara


konduksi ada 4 – 5 orang siswa yang berdiri berjajar dan berperan sebagai
partikel-partikel logam. Kemudian seorang siswa lainnya berperan sebagai
‘api’ yang memberikan ‘panas’nya (panas digantikan oleh sebuah bola
berwarna kuning) pada siswa yang berada paling dekat dengan api kemudian
siswa tersebut memberikan bola itu secara estafet melalui siswa yang berada
di sebelahnya hingga sampai di ujung kemudian diberikan pada siswa terakhir
yang berperan sebagai ‘pengamat’. Dalam adegan tersebut terjadi hal-hal
menarik ketika siswa yang bertugas sebagai pengamat yang memegang bola
kuning tersebut berakting seolah-olah kepanasan. Suasana menjadi riuh
dengan sorak sorai dan applaus dari siswa yang lainnya.
Dalam drama singkat yang menjelaskan tentang sifat-sifat bayangan pada
cermin datar ada seorang siswa yang berperan sebagai benda dan siswa
lainnya berperan sebagai bayangan. Dua orang siswa lainnya memegang
sebuah plastik transparan besar yang diumpamakan sebagai cermin datar.
Hal yang diamati adalah bahwa jarak bayangan = jarak benda ke cermin,
tinggi bayangan = tinggi benda dan bayangan bertukaran sisi-sisinya dengan
benda. Yang menarik adalah ketika siswa yang berperan sebagai benda
mendekati cermin ternyata siswa yang berperan sebagai bayangan malah
bergerak mundur/menjauhi cermin. Hal ini tentu saja membuat sebagian siswa
spontan tertawa dan mengatakan bahwa hal tersebut salah. Disinilah guru
berperan sebagai sumber informasi yang dapat membantu meluruskan
kesalahan-kesalahan yang mungkin saja dilakukan. Tetapi dengan metode ini
siswa belajar menemukan sendiri masalahnya sekaligus memecahkannya.
Banyak sekali hal-hal menarik yang terjadi dalam proses pembelajaran
seperti ini. Antusiasme siswa sangat besar dan semua siswa terlihat sangat
menikmati pelajaran ini.
Memang dalam metode ini, siswa yang memegang peranan penuh dalam
kelas. Mereka yang memilih dan merancang konsep materi dan soal yang
akan dibahas dan mereka pula yang memberikan penilaian-penilaian. Hal ini
sesuai dengan kurikulum yang sedang digunakan saat ini yaitu Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) dimana dalam kurikulum ini siswa yang menjadi
subjek utama dalam proses pembelajaran sedangkan guru hanya berperan
sebagai fasilitator.
Satu hal yang menjadi kendala adalah metode ini tidak dapat digunakan
dalam setiap jam pelajaran fisika karena bagaimanapun siswa harus
mendapatkan pemahaman dan konsep-konsep terlebih dahulu dari guru yang
bersangkutan agar tidak terjadi kesalahan konsep dan penyimpangan dari
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Hal lain yang menjadi kendala
adalah adanya keterbatasan waktu yang ada sementara materi pelajaran

Jurnal Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV/ Desember 2005 39


Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran Fisika

yang harus diberikan sedemikian banyaknya. Akan tetapi paling tidak dengan
adanya metode ini guru dapat memberikan pengalaman belajar yang lain
kepada para siswanya sehingga mereka tidak lagi menganggap bahwa
pelajaran fisika adalah pelajaran yang membosankan sekaligus menakutkan.

Hasil dan Diskusi


Proses pembelajaran fisika yang didasarkan pada teori Multiple Intelligence
mampu mengubah pola pengajaran tradisional (ceramah) menjadi sebuah
pengalaman belajar yang menyenangkan. Dalam hal ini guru harus memiliki
kepekaan untuk melihat semua hal yang ada dalam lingkungan disekitarnya
yang dapat digunakan untuk menunjang proses belajar mengajar. Siswa ditarik
keluar dari paradigma lama yang menekankan pada teori semata. Siswa diajak
untuk melihat bahwa teori yang mereka terima dapat mereka temui dan bahkan
dapat mereka aplikasikan dalam kehidupan nyata sehingga mereka
memperoleh kesan yang mendalam.
Dari hasil pengalaman yang penulis dapatkan melalui penerapan teori
Multiple Intelligence dalam proses pembelajaran fisika khususnya, ada beberapa
keunggulan yang penulis rasakan, diantaranya adalah:
1. Aktivitas pengajaran yang disesuaikan dengan ragam kecerdasan yang
dimiliki oleh siswa sedikit banyak telah memunculkan semangat belajar
dan rasa percaya diri pada setiap siswa. Siswa digali kreativitasnya agar
mereka dapat mempelajari fisika sesuai dengan talenta yang ada pada
mereka, misalnya melalui lagu, pantun, puisi, drama dan lain-lain.
2. Melalui penerapan teori Multiple Intelligence dalam pembelajaran fisika
telah menggugurkan anggapan bahwa pelajaran fisika itu sulit dan tidak
menyenangkan. Karena melalui teori ini guru memberikan kesempatan
kepada para siswa untuk mempelajari fisika sesuai dengan ragam
kecerdasan yang dimilikinya.
3. Melalui teori Multiple intelligence ini pula siswa belajar untuk lebih menggali
potensi yang ada pada dirinya dan dapat lebih menghargai talenta yang
telah dianugerahkan Tuhan kepadanya. Selain itu siswa juga belajar untuk
menghargai kelebihan dan kekurangan masing-masing, misalnya siswa
yang biasanya dianggap bodoh karena selalu mendapat nilai buruk dalam
pelajaran fisika ternyata mampu membuat puisi dan menggubah syair
lagu dengan konsep-konsep fisika dengan sangat indah.
4. Metode ini juga sangat efektif karena mampu meningkatkan aktivitas dan
kreatifitas siswa dalam bentuk interaksi baik antara siswa dengan guru
maupun antara siswa dengan siswa lainnya. Bahkan interaksi ini lebih
didominasi oleh interaksi antara siswa dengan siswa sedangkan guru
hanya bersifat sebagai moderator saja. Tanya jawab antar siswa berjalan

40 Jurnal Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV / Desember 2005


Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran

dengan sangat baik dan setiap penilaian yang diberikan oleh guru maupun
siswa lainnya mampu memacu dirinya untuk lebih menggali konsep-konsep
materi yang diajarkan sehingga menghasilkan rasa keingintahuan dan
percaya diri yang tinggi.
5. Lebih jauh lagi, melalui penerapan teori Multiple Intelligence dalam
pembelajaran fisika diharapkan siswa dapat melihat kenyataan bahwa
mereka itu “unik”. Tuhan menciptakan jutaan bahkan milyaran manusia
dengan keunikan tersendiri. Mereka juga dapat melihat bahwa Tuhan
sudah menyediakan laboratorium terbesar bagi mereka berupa alam
semesta sehingga dengan kesadaran seperti ini maka kecerdasan spriritual
(SQ) mereka juga akan ikut tergali. Oleh karena itu secara keseluruhan
metode ini mampu menciptakan rasa belajar fisika yang menyenangkan
yang pada akhirnya diharapkan akan meningkatkan minat dan motivasi
siswa pada pelajaran fisika. Indikator terakhir yang diharapkan tentu saja
adalah adanya peningkatan nilai rata-rata kelulusan pada mata pelajaran
sains umumnya, dan fisika khususnya.
Selain berbagai kelebihan, ada juga beberapa kelemahan/kendala yang
penulis temukan dalam menerapkan teori ini, di antaranya adalah:
1. Sedikitnya waktu pembelajaran yang tersedia sedangkan materi yang
harus diajarkan sangat banyak. Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) dikatakan bahwa guru memiliki kewenangan untuk memilih materi-
materi esensial yang akan diajarkan kepada siswanya, sedangkan
kenyataannya adalah masih adanya tes bagi siswa (ujian nasional dan
ujian sekolah contohnya), dengan soal-soal yang notabene bukan berasal
dari guru yang bersangkutan. Sedang pemahaman tentang materi mana
yang dianggap esensial dan materi mana yang kurang esensial bagi setiap
guru bisa saja berbeda-beda. Akhirnya, mau tidak mau guru harus
mengajarkan semua materi yang ada dalam buku paket.
2. Penerapan teori Multiple Intelligence dalam proses pembelajaran fisika
membuat siswa tidak hanya duduk “manis” mendengarkan ceramah dari
guru. Siswa diberi keleluasaan untuk mencari tempat dimana mereka
akan belajar. Jadi proses belajar mengajar tidak selalu dilakukan di dalam
kelas tetapi bisa di lapangan, ruang laboratorium atau perpustakaan.
Adakalanya ketika siswa berada dilapangan untuk mempraktekkan sesuatu,
hal tersebut ikut memancing keingintahuan siswa yang sedang belajar di
kelas lain sehingga guru-guru yang lain (mungkin) merasa terganggu.
3. Penerapan teori Multiple Intelligence dalam ruang kelas juga
memungkinkan terjadinya diskusi hangat dalam kelas. Adakalanya siswa
berteriak atau bertepuk tangan untuk mengungkapkan kegembiraannya
ketika mereka mampu memecahkan suatu masalah. Hal ini juga dapat
menggangu konsentrasi guru dan siswa yang berada di kelas lain.

Jurnal Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV/ Desember 2005 41


Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran Fisika

4. Adanya keengganan dari para guru untuk mengubah paradigma lama


dalam pendidikan. Kebanyakan guru sudah merasa nyaman dengan metode
ceramah sehingga mereka enggan untuk mencoba hal-hal yang baru
karena dianggap merepotkan.

Kesimpulan dan Saran


Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Metode pengajaran fisika yang kreatif dan aplikatif berdasarkan penerapan
teori Multiple Intelligence ternyata dapat meningkatkan aktivitas dan rasa
senang para siswa terhadap mata pelajaran fisika oleh karena di dalamnya
ternyata diterapkan cara-cara belajar fisika yang menarik dan sangat
menyenangkan sesuai dengan kecerdasan yang mereka miliki.
2. Untuk meningkatkan efektivitas penggunaan waktu mengajar yang tersedia
(mengingat waktu yang tersedia cukup singkat) maka pada setiap akhir
pelajaran hendaknya guru memberitahukan kepada para siswanya materi
apa saja yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya sehingga para
siswa dapat mempelajarinya terlebih dahulu di rumah agar ketika guru
mengajar siswa sudah siap.
3. Sebagai salah satu ujung tombak dalam dunia pendidikan kiranya para
guru selalu berusaha untuk memberikan pengabdian yang terbaik bagi
para siswa khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya. Salah satu
cara sederhana yang dapat diterapkan adalah dengan menciptakan metode
pengajaran yang kreatif dan aplikatif sehingga mampu meningkatkan
minat dan kreativitas siswa-siswanya. Semoga dengan adanya tulisan ini
dapat memberikan sedikit masukan bagi perkembangan dunia pendidikan
di Indonesia umumnya dan BPK PENABUR khususnya.

Daftar Pustaka
Amstrong, T. (2004). Kamu itu lebih cerdas daripada yang kamu duga (You’re
smarter than you think). Batam Centre: Interaksara
Dahar, Ratna Wilis, Prof. Dr. M.Sc,. (1996).Teori-teori belajar. Jakarta: Erlangga
Duxes, Herbert. (1996). Kompedium didaktik fisika. Bandung: Remaja
Rosdakarya
———— (2002)Kamus besar bahasa Indonesia. Edisi Kedua. Jakarta: Depdikbud
Kompas, Rabu 23 Maret 2005, hal. 9, kol. 1
Prasodjo, Budi dkk. (2003). Teori dan aplikasi fisika 1. Bogor: Yudhistira
Prasodjo, Budi dkk. (2003). Teori dan aplikasi fisika 2. Bogor: Yudhistira
Prasodjo, Budi dkk. (2003). Teori dan aplikasi fisika 3. Bogor: Yudhistira
Susanto, Handy, S.Psi : Penerapan multiple intelligences dalam sistem
pembelajaran, Jurnal Pendidikan Penabur, Jakarta, 2005

42 Jurnal Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV / Desember 2005

You might also like