Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
nak-anak memiliki kecerdasan yang beragam (Multiple Intelligences),
Abstract
Children have multiple intelligence of which logical mathematical is only one
of them. Physics is one of the subjects in the field of science using mathematical
*) Guru SMP BPK PENABUR Cimahi, Juara I Lomba Karya Tulis HUT ke-55 BPK PENABUR Kategori
Guru SMP/SLTA
approach. This approach often makes the children afraid of and reluctant to
studying Psysics. They are of the opinion that the students with logical
mathematical intelligence will succesfully study the subject. This opinion is definitely
not true because Physics is not simply mathematics. This article introduces a
method of teaching and learning Psysics which will motivate the children to learn
and enjoy the lesson very much. The method developed from multiple intelligence
will change the children’s image of Physics as a monster to be a fun.
Pendahuluan
Fisika menguraikan dan menganalisis struktur dan peristiwa yang terjadi di
alam, teknik dan lingkungan di sekitar kita. Menurut Duxes (1996:4) dalam
proses tersebut ditemukan sejumlah aturan atau hukum-hukum di alam yang
dapat menerangkan gejala alam tersebut secara logis dan rasional. Proses
menguraikan dan menganalisis tersebut didasarkan pada penerapan struktur
logika sebab akibat (kausalitas). Pada gilirannya proses menguraikan dan
menganalisis tersebut bertujuan untuk memahami gejala alam. Maksud
memahami di sini adalah dapat menyesuaikan gambaran dalam jiwa manusia
dengan pengalaman fisis.
Lebih lanjut memahami gejala alam fisika diperlukan untuk perkembangan
pembangunan bagi kesejahteraan manusia. Dengan demikian sangat
dibutuhkan proses penerusan pemahaman konsep-konsep fisika. Didaktik
fisika merupakan wahana dalam upaya meneruskan pengetahuan tentang
fisika. Dalam didaktik fisika diuraikan bagaimana cara memahami pengetahuan
fisika yang sudah tersusun dalam rumpun ilmu fisika yang kita kenal sekarang.
Agar terselenggara proses penerusan pengetahuan fisika diperlukan
sejumlah metode ataupun pendekatan yang mampu mengantarkan siswa pada
tahap penguasaan konsep-konsep fisika tersebut sehingga pada akhirnya
masalah tentang fisika dapat dipecahkan.
Menurut Bloom (1979:99) kemampuan pemahaman konsep adalah hal
penting dalam kemampuan intelektual yang selalu ditekankan di sekolah dan
Perguruan Tinggi. Kemampuan pemahaman konsep suatu materi subjek
merupakan hal terpenting dalam pengembangan intelektual.
Dalam pembelajaran fisika, kemampuan pemahaman konsep merupakan
syarat mutlak dalam mencapai keberhasilan belajar fisika. Hanya dengan
penguasaan konsep fisika seluruh permasalahan fisika dapat dipecahkan, baik
permasalahan fisika yang ada dalam kehidupan sehari-hari maupun
permasalahan fisika dalam bentuk soal-soal fisika di sekolah. Hal ini
menunjukkan bahwa pelajaran fisika bukanlah pelajaran hafalan tetapi lebih
menuntut pemahaman konsep bahkan aplikasi konsep tersebut.
Sangat disayangkan mata pelajaran fisika pada umumnya justru dikenal
Linguistic Intelligence
Menurut buku tersebut, anak dengan kecerdasan linguistic yang menonjol
biasanya senang membaca, pandai bercerita, senang menulis cerita atau puisi,
senang belajar bahasa asing, mempunyai perbendaharaan kata yang baik,
pandai mengeja, suka menulis surat atau e-mail, senang membicarakan ide-
ide dengan teman-temannya, memiliki kemampuan kuat dalam mengingat
nama atau fakta, menikmati permainan kata (utak-atik kata, kata-kata
tersembunyi, scrabble atau teka-teki silang, bolak-balik kata, plesetan atau
pantun) dan senang membaca tentang ide-ide yang menarik minatnya.
Kecerdasan dalam bidang ini menuntut kemampuan anak untuk menyimpan
berbagai informasi yang berarti yang berkaitan dengan proses berpikirnya.
Musical Intelligence
Seorang anak yang memiliki kecerdasan dalam bermusik (Musical Intelligence)
biasanya senang menyanyi, senang mendengarkan musik, mampu memainkan
instrumen musik, mampu membaca not balok/angka, mudah mengingat
melodi atau nada, mudah mengenali banyak lagu yang berbeda-beda, mampu
mendengar perbedaan antara instrumen yang berbeda-beda yang dimainkan
bersama-sama, suka bersenandung/bernyanyi sambil berpikir atau
mengerjakan tugas, mudah menangkap irama dalam suara-suara
disekelilingnya, senang membuat suara-suara musikal dengan tubuhnya
(bersenandung, bertepuk tangan, menjentikkan jari atau menghentakkan kaki),
senang mengarang/menulis lagu-lagu atau rap-nya sendiri dan mudah
mengingat fakta-fakta dengan mengarang lagu untuk fakta-fakta tersebut.
cara kerja komputer, senang mengelola informasi kedalam tabel atau grafik dan
mereka mampu menggunakan komputer lebih dari sekedar bermain games.
Visual-Spatial Inteligence
Seorang anak yang memiliki kecerdasan dalam menggunakan gambar
biasanya lebih mengingat wajah ketimbang nama, suka menggambarkan ide-
idenya atau membuat sketsa untuk membantunya menyelesaikan masalah,
berpikir dalam bentuk gambar-gambar serta mudah melihat berbagai objek
dalam benaknya, dia juga senang membangun atau mendirikan sesuatu,
senang membongkar pasang, senang bekerja dengan bahan-bahan seni
seperti kertas, cat, spidol atau crayon, senang menonton film atau video,
senang bermain video games, memperhatikan gaya berpakaian, gaya rambut,
model mobil, motor atau hal sehari-hari lainnya, senang membaca atau
menggambar peta hanya untuk bersenang-senang, senang melihat foto-foto/
gambar-gambar serta membicarakannya, senang melihat pola-pola dunia
disekelilingnya, senang mencorat-coret, menggambar segala sesuatu dengan
sangat detail dan realistis, mengingat hal-hal yang telah dipelajarinya dalam
bentuk gambar-gambar, belajar dengan mengamati orang-orang yang sedang
mengerjakan banyak hal, senang memecahkan teka-teki visual/gambar serta
ilusi optik dan suka membangun model-model atau segala hal dalam 3 dimensi.
Anak dengan kecerdasan visual biasanya kaya dengan khayalan sehingga
cenderung kreatif dan imaginatif.
Interpersonal Intelligence
Jika seseorang memiliki kecerdasan dalam memahami sesama biasanya ia
suka mengamati sesama, mudah berteman, suka menawarkan bantuan ketika
seseorang membutuhkan, menikmati kegiatan-kegiatan kelompok serta
percakapan yang hangat dan mengasyikkan, senang membantu sesamanya
yang sedang bertikai agar berdamai, percaya diri ketika bertemu dengan orang
baru, suka mengatur kegiatan-kegiatan bagi dirinya sendiri dan teman-
temannya, mudah menerka bagaimana perasaan sesamanya hanya dengan
mengamati mereka, mengetahui bagaimana cara membuat sesamanya
bersemangat untuk bekerja sama atau bagaimana agar mereka mau terlibat
dalam hal-hal yang diminatinya, lebih suka bekerja dan belajar bersama
ketimbang sendirian, senang meyakinkan orang tentang sudut pandangnya
terhadap sesuatu, mementingkan soal keadilan serta benar-salah dan senang
bersukarela untuk menolong sesama. Anak yang memiliki kecerdasan
interpersonal biasanya disukai teman-temannya karena ia mampu berinteraksi
dengan baik dan memiliki empati yang besar terhadap teman-temannya.
Intrapersonal Intelligence
Seorang anak yang memiliki kecerdasan dalam memahami diri sendiri
biasanya lebih suka bekerja sendirian daripada bersama-sama, suka
menetapkan serta meraih sasaran-sasarannya sendiri, menjunjung tinggi
kepercayaan-kepercayaannya seandainya pun kepercayaannya itu tidak
populer. Ia tidak terlalu mengkhawatirkan apa kata orang dibandingkan dengan
kebanyakan orang lainnya. Ia juga mengetahui bagaimana perasaannya dan
mengapa demikian dan seringkali ia menghabiskan waktu hanya untuk
merenungkan dalam-dalam tentang hal-hal yang penting baginya. Anak dengan
kecerdasan intrapersonal biasanya sadar betul akan bidang yang menjadi
kemahirannya dan bidang dimana dia tidak terlalu mahir. Ia senang membuat
catatan harian atau membuat jurnal harian, senang menuliskan ide-idenya,
kenangan-kenangannya, perasaan-perasaannya atau sejarah pribadinya. Anak
seperti ini biasanya sadar betul akan siapa dirinya dan ia sangat senang
memikirkan masa depan dan cita-citanya di suatu hari nanti.
Naturalist Intelligence
Seorang yang memiliki kecerdasan dalam memahami alam biasanya suka
binatang, pandai bercocok tanam dan merawat kebun di rumah atau di
lingkungannya, peduli tentang alam serta lingkungan, senang ke taman, kebun
binatang atau menikmati keindahan di aquarium. Selain itu ia juga senang
berkemah atau mendaki gunung di alam bebas, senang memperhatikan alam
dimanapun dia berada, mudah beradaptasi dengan tempat dan acara yang
berbeda-beda, senang memelihara binatang, mempunyai ingatan yang kuat
tentang detail tempat-tempat yang pernah dia kunjungi serta nama-nama
hewan, tanaman, orang dan berbagai hal lainnya, banyak bertanya tentang
orang, tempat dan hal yang dia lihat di lingkungan atau di alam sehingga dia
bisa lebih memahaminya. Ia mampu memahami serta mengurus dirinya sendiri
di situasi atau tempat yang baru dan berbeda. Ia juga sangat memperhatikan
lingkungan di sekitarnya (di sekolah atau di rumah). Anak ini biasanya senang
mencari tahu tentang sesuatu kemudian mengelompokkannya ke dalam
kategori tertentu, misalnya senang mengamati burung, bebatuan atau
mencatat jenis mobil yang berbeda-beda. Anak dengan kecerdasan ini biasanya
tahu persis kepada siapa harus meminta bantuan saat memerlukan.
Dari berbagai penjelasan yang didapat dari buku inilah penulis memahami
bahwa anak-anak memiliki Multiple Intelligence dimana kecerdasan dalam
bidang angka atau logika hanyalah merupakan sebagian kecil dari berbagai
macam kecerdasan yang mungkin dimiliki oleh seorang anak. Dalam buku
tersebut juga dikatakan bahwa test IQ bukanlah satu-satunya ukuran
kecerdasan anak, karena test IQ hanya menekankan pada kecerdasan logika-
matematika dan bahasa.
Mendatar:
2. Suatu tarikan atau dorongan
4. Kelengkungan permukaan zat cair
5. Satuan intensitas cahaya
7. Alat ukur kelajuan
8. Penurunan tekanan udara secara tiba-tiba
Menurun:
1. Merupakan ukuran banyaknya materi yang dikandung dalam suatu benda
3. Kata lain dari energi
3a. Satuan internasional untuk suhu
8. Satuan energi
9. Kemampuan untuk melakukan usaha
10. Orang yang menemukan tekanan atmosfer
yang harus diberikan sedemikian banyaknya. Akan tetapi paling tidak dengan
adanya metode ini guru dapat memberikan pengalaman belajar yang lain
kepada para siswanya sehingga mereka tidak lagi menganggap bahwa
pelajaran fisika adalah pelajaran yang membosankan sekaligus menakutkan.
dengan sangat baik dan setiap penilaian yang diberikan oleh guru maupun
siswa lainnya mampu memacu dirinya untuk lebih menggali konsep-konsep
materi yang diajarkan sehingga menghasilkan rasa keingintahuan dan
percaya diri yang tinggi.
5. Lebih jauh lagi, melalui penerapan teori Multiple Intelligence dalam
pembelajaran fisika diharapkan siswa dapat melihat kenyataan bahwa
mereka itu “unik”. Tuhan menciptakan jutaan bahkan milyaran manusia
dengan keunikan tersendiri. Mereka juga dapat melihat bahwa Tuhan
sudah menyediakan laboratorium terbesar bagi mereka berupa alam
semesta sehingga dengan kesadaran seperti ini maka kecerdasan spriritual
(SQ) mereka juga akan ikut tergali. Oleh karena itu secara keseluruhan
metode ini mampu menciptakan rasa belajar fisika yang menyenangkan
yang pada akhirnya diharapkan akan meningkatkan minat dan motivasi
siswa pada pelajaran fisika. Indikator terakhir yang diharapkan tentu saja
adalah adanya peningkatan nilai rata-rata kelulusan pada mata pelajaran
sains umumnya, dan fisika khususnya.
Selain berbagai kelebihan, ada juga beberapa kelemahan/kendala yang
penulis temukan dalam menerapkan teori ini, di antaranya adalah:
1. Sedikitnya waktu pembelajaran yang tersedia sedangkan materi yang
harus diajarkan sangat banyak. Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) dikatakan bahwa guru memiliki kewenangan untuk memilih materi-
materi esensial yang akan diajarkan kepada siswanya, sedangkan
kenyataannya adalah masih adanya tes bagi siswa (ujian nasional dan
ujian sekolah contohnya), dengan soal-soal yang notabene bukan berasal
dari guru yang bersangkutan. Sedang pemahaman tentang materi mana
yang dianggap esensial dan materi mana yang kurang esensial bagi setiap
guru bisa saja berbeda-beda. Akhirnya, mau tidak mau guru harus
mengajarkan semua materi yang ada dalam buku paket.
2. Penerapan teori Multiple Intelligence dalam proses pembelajaran fisika
membuat siswa tidak hanya duduk “manis” mendengarkan ceramah dari
guru. Siswa diberi keleluasaan untuk mencari tempat dimana mereka
akan belajar. Jadi proses belajar mengajar tidak selalu dilakukan di dalam
kelas tetapi bisa di lapangan, ruang laboratorium atau perpustakaan.
Adakalanya ketika siswa berada dilapangan untuk mempraktekkan sesuatu,
hal tersebut ikut memancing keingintahuan siswa yang sedang belajar di
kelas lain sehingga guru-guru yang lain (mungkin) merasa terganggu.
3. Penerapan teori Multiple Intelligence dalam ruang kelas juga
memungkinkan terjadinya diskusi hangat dalam kelas. Adakalanya siswa
berteriak atau bertepuk tangan untuk mengungkapkan kegembiraannya
ketika mereka mampu memecahkan suatu masalah. Hal ini juga dapat
menggangu konsentrasi guru dan siswa yang berada di kelas lain.
Daftar Pustaka
Amstrong, T. (2004). Kamu itu lebih cerdas daripada yang kamu duga (You’re
smarter than you think). Batam Centre: Interaksara
Dahar, Ratna Wilis, Prof. Dr. M.Sc,. (1996).Teori-teori belajar. Jakarta: Erlangga
Duxes, Herbert. (1996). Kompedium didaktik fisika. Bandung: Remaja
Rosdakarya
———— (2002)Kamus besar bahasa Indonesia. Edisi Kedua. Jakarta: Depdikbud
Kompas, Rabu 23 Maret 2005, hal. 9, kol. 1
Prasodjo, Budi dkk. (2003). Teori dan aplikasi fisika 1. Bogor: Yudhistira
Prasodjo, Budi dkk. (2003). Teori dan aplikasi fisika 2. Bogor: Yudhistira
Prasodjo, Budi dkk. (2003). Teori dan aplikasi fisika 3. Bogor: Yudhistira
Susanto, Handy, S.Psi : Penerapan multiple intelligences dalam sistem
pembelajaran, Jurnal Pendidikan Penabur, Jakarta, 2005