Professional Documents
Culture Documents
OBJEKTIF
Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, peserta didik mampu:
- mendefinisikan beberapa terminasi kunci terkait mobilisasi
- menggambarkan konsep dasar dalam mobilisasi: fungsi skeletal, otot skeletal, dan sistem saraf
dalam mengatur pergerakan; pengaruh fisiologik, dan patologik pada kesegarisan tubuh dan
mobilisasi sendi; perubahan fungsi fisiologik dan psikososial yang berhubungan dengan
immobilisasi
- mengkaji klien dengan gangguan mobilisasi
- merumuskan diagnosa keperawatan yang benar untuk masalah mobilisasi
- menulis rencana keperawatan untuk gangguan mobilisasi
- melakukan latihan rentang pergerakan sendi aktif/ pasif (praktikum)
- melakukan teknik positioning/ perubahan posisi klien di tempat tidur (praktikum)
- melakukan teknik ambulasi bagi klien (praktikum)
- mengevaluasi rencana keperawatan untuk masalah mobilisasi
KATA KUNCI
- mekanika tubuh
- body alignment/ kesegarisan tubuh atau postur
- keseimbangan tubuh
- berat
- friksi
- propiosepsi
SUMBER
Carpenito, L.J. (1999). Nursing care plans and documentation: Nursing diagnoses and
collaborative problems. (third edition). Philadelphia: Lippincott.
Craven, R.F., Hirnle, C.J. (2000). Fundamentals of nursing: Concepts, process, and practice. (fifth
edition). California: Addison, Wesley Publishing Co.
Leahy, J.M.& Kizilay, P.E. (1998). Foundation of nursing practice: A nursing approach. USA:
WB Saunders Company.
1
TERMINASI KUNCI
Mekanika tubuh adalah suatu usaha sistem muskuloskeletal dan sistem saraf yang terkoordinasi
untuk mempertahankan keseimbangan, postur, dan kesegarisan tubuh selama mengangkat,
membungkuk, bergerak, dan melakukan aktifitas sehari-hari. Penggunaan mekanika tubuh yang
sesuai dapat mengurangi risiko injuri sistem muskuloskeletal dan memfasilitasi pergerakan tubuh
yang memungkinkan mobilisasi fisik tanpa ketegangan otot, dan menggunakan energi otot yang
berlebihan.
Kesegarisan tubuh atau postur berhubungan dengan posisi sendi, tendon, ligament, dan otot ketika
posisi berdiri, duduk, dan berbaring. Kesegarisan tubuh yang benar mengurangi ketegangan pada
struktur muskuloskeletal, mempertahankan tonus otot secara adekuat, dan menunjang
keseimbangan.
Berat adalah gaya pada tubuh yang menggunakan gravitasi. Ketika suatu objek diangkat,
pengangkat harus mengetahui berat objek dan mengetahui pusat gravitasinya. Pada objek yang
simetri, pusat gravitasi berada tepat pada pusat objek. Pada manusia, pusat gravitasinya biasanya
berada pada 55-57% tinggi badannya ketika berdiri dan berada di tengah-tengah. Gaya berat selalu
mengarah ke bawah, hal ini menjadi alasan mengapa objek yang tidak seimbang itu jatuh.
Friksi (gaya gesek) adalah gaya yang terjadi pada gerakan benda yang berlawanan. Perawat dapat
mengurangi friksi dengan mengikuti beberapa prinsip dasar, antara lain meminimalkan permukaan
tubuh (menyilangkan lengan klien di dada), meminimalkan beban, menggunakan kekuatan dan
gerakan klien saat mengangkat (ajak klien berpartisipasi), mengangkat menggunakan pull sheet.
Mobilisasi sangat dipengaruhi oleh sistem neuromuskular, meliputi sistem otot, skeletal, sendi,
ligament, tendon, kartilago, dan saraf. Otot Skeletal mengatur gerakan tulang karena adanya
kemampuan otot berkontraksi dan relaksasi yang bekerja sebagai sistem pengungkit. Ada dua tipe
kontraksi otot: isotonik dan isometrik. Pada kontraksi isotonik, peningkatan tekanan otot
menyebabkan otot memendek. Kontraksi isometrik menyebabkan peningkatan tekanan otot atau
kerja otot tetapi tidak ada pemendekan atau gerakan aktif dari otot, misalnya, menganjurkan klien
untuk latihan kuadrisep. Gerakan volunter adalah kombinasi dari kontraksi isotonik dan isometrik.
Meskipun kontraksi isometrik tidak menyebabkan otot memendek, namun pemakaian energi
meningkat. Perawat harus mengenal adanya peningkatan energi (peningkatan kecepatan pernafasan,
fluktuasi irama jantung, tekanan darah) karena latihan isometrik. Hal ini menjadi kontra indikasi
pada klien yang sakit (infark miokard atau penyakit obstruksi paru kronik).
3
Postur dan Gerakan Otot merefleksikan kepribadian dan suasana hati seseorang dan tergantung pada
ukuran skeletal dan perkembangan otot skeletal. Koordinasi dan pengaturan dari kelompok otot
tergantung dari tonus otot dan aktifitas dari otot yang berlawanan, sinergis, dan otot yang melawan
gravitasi. Tonus otot adalah suatu keadaan tegangan otot yang seimbang. Ketegangan dapat
dipertahankan dengan adanya kontraksi dan relaksasi yang bergantian melalui kerja otot. Tonus otot
mempertahankan posisi fungsional tubuh dan mendukung kembalinya aliran darah ke jantung.
Immobilisasi menyebabkan aktifitas dan tonus otot menjadi berkurang.
Skeletal adalah rangka pendukung tubuh dan terdiri dari empat tipe tulang: panjang, pendek, pipih,
dan ireguler (tidak beraturan). Sistem skeletal berfungsi dalam pergerakan, melindungi organ vital,
membantu mengatur keseimbangan kalsium, berperan dalam pembentukan sel darah merah.
Ligamen adalah ikatan jaringan fibrosa yang berwarna putih, mengkilat, fleksibel mengikat sendi
menjadi satu sama lain dan menghubungkan tulang dan kartilago. Ligamen itu elastis dan membantu
fleksibilitas sendi dan memiliki fungsi protektif. Misalnya, ligamen antara vertebra, ligamen non
elastis, dan ligamentum flavum mencegah kerusakan spinal kord (tulang belakang) saat punggung
bergerak.
4
Tendon adalah jaringan ikat fibrosa berwarna putih, mengkilat, yang menghubungkan otot dengan
tulang. Tendon itu kuat, fleksibel, dan tidak elastis, serta mempunyai panjang dan ketebalan yang
bervariasi, misalnya tendon akhiles/kalkaneus.
Kartilago adalah jaringan penghubung pendukung yang tidak mempunyai vaskuler, terutama berada
di sendi dan toraks, trakhea, laring, hidung, dan telinga. Bayi mempunyai sejumlah besar kartilago
temporer. Kartilago permanen tidak mengalami osifikasi kecuali pada usia lanjut dan penyakit,
seperti osteoarthritis.
Sistem saraf mengatur pergerakan dan postur tubuh. Area motorik volunteer utama, berada di
konteks serebral, yaitu di girus prasentral atau jalur motorik.
Propriosepsi adalah sensasi yang dicapai melalui stimulasi dari bagian tubuh tertentu dan aktifitas
otot. Proprioseptor memonitor aktifitas otot dan posisi tubuh secara berkesinambungan. Misalnya:
proprioseptor pada telapak kaki berkontribusi untuk memberi postur yang benar ketika berdiri atau
berjalan. Saat berdiri, ada penekanan pada telapak kaki secara terus menerus. Proprioseptor
memonitor tekanan, melanjutkan informasi ini sampai memutuskan untuk mengubah posisi.
- Remaja: remaja putri biasanya tumbuh dan berkembang lebih dulu dibanding yang laki-laki.
Pinggul membesar, lemak disimpan di lengan atas, paha, dan bokong. Perubahan laki-laki
pada bentuk biasanya menghasilkan pertumbuhan tulang panjang dan meningkatnya massa
otot. Tungkai menjadi lebih panjang dan pinggul menjadi lebih sempit. Perkembangan otot
meningkat di dada, lengan, bahu, dan tungkai atas.
- Dewasa: postur dan kesegarisan tubuh lebih baik. Perubahan normal pada tubuh dan
kesegarisan tubuh pada orang dewasa terjadi terutama pada wanita hamil. Perubahan ini
akibat dari respon adaptif tubuh terhadap penambahan berat dan pertumbuhan fetus. Pusat
gravitasi berpindah ke bagian depan. Wanita hamil bersandar ke belakang dan agak
berpunggung lengkung. Dia biasanya mengeluh sakit punggung.
- Lansia: kehilangan progresif pada massa tulang total terjadi pada orangtua.
6. Kondisi patologik:
- Postur abnormal:
a. Tortikolis: kepala miring pada satu sisi, di mana adanya kontraktur pada otot sternoklei
domanstoid
b. Lordosis: kurva spinal lumbal yang terlalu cembung ke depan/ anterior
c. Kifosis: peningkatan kurva spinal torakal
d. Kipolordosis: kombinasi dari kifosis dan lordosis
e. Skolioasis: kurva spinal yang miring ke samping, tidak samanya tinggi hip/ pinggul dan
bahu
f. Kiposkoliosis: tidak normalnya kurva spinal anteroposterior dan lateral
g. Footdrop: plantar fleksi, ketidakmampuan menekuk kaki karena kerusakan saraf peroneal
- Gangguan perkembangan otot, seperti distropsi muskular, terjadi karena gangguan yang
disebabkan oleh degenerasi serat otot skeletal
- Kerusakan sistem saraf pusat
- Trauma langsung pada sistem muskuloskeletal: kontusio, salah urat, dan fraktur.
Respon psikososial dari antara lain meningkatkan respon emosional, intelektual, sensori, dan
sosiokultural. Perubahan emosional yang paling umum adalah depresi, perubahan perilaku,
perubahan dalam siklus tidur-bangun, dan gangguan koping.
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Pengkajian Ciri Khas Penting Diagnosa Kep
Ukur ROM selama latihan Keterbatasan ROM pada bahu kiri Gangguan
ekstremitas Enggan mencoba menggerakkan bahu kiri mobilisasi fisik
Tanyakan klien tentang Gagal mengkoordinasi ketika melakukan berhubungan
persepsinya terhadap nyeri ROM pada bahu kiri dengan nyeri pada
Tanyakan klien tentang daya Klien mengeluh nyeri seperti tertusuk bahu kiri
tahan dan toleransi aktivitas pada lengan kiri
Klien mengatakan kekuatan otot bahu
kirinya berkurang
Inspeksi keutuhan area kulit Abrasi kulit di perimeter area yang digips Risiko injuri
ekstremitas yang digips Kemampuan untuk mengubah posisi berhubungan
Observasi gaya jalan dan dengan bebas berkurang dengan tekanan
kemampuan bergerak dengan dari gips
bebas
7
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Contoh Diagnosa Keperawatan NANDA yang berhubungan dengan mekanik tubuh yang tidak
sesuai dan gangguan mobilisasi
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan: Gangguan integritas kulit atau risiko gangguan
- Kesegarisan tubuh yang buruk integritas kulit berhubungan dengan/ b.d:
- Penurunan mobilisasi - Pembatasan mobilisasi
- Tekanan pada permukaan kulit
Risiko injuri berhubungan dengan: - Pengurangan kekuatan
- Ketidaklayakan mekanik tubuh
- Ketidaklayakan posisi Perubahan eliminasi urin b.d:
- Ketidaklayakan teknik pemindahan - Pembatasan mobilisasi
- Risiko infeksi
Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan: - Retensi urin
- Pengurangan ROM
- Tirah baring Risiko infeksi berhubungan dengan:
- Penurunan kekuatan - Stasisnya sekresi paru
- Gangguan integritas kulit
Tidak efektifnya bersihan jalan napas b.d: - Stasisnya urin
- Stasisnya sekresi paru
- Ketidaklayakan posisi tubuh Inkontinensia total berhubungan dengan:
- Perubahan pola eliminasi
Tidak efektifnya pola napas b.d: - Pembatasan mobilisasi
- Penurunan pengembangan paru
- Penumpukan sekresi paru Tidak efektifnya koping individu b.d:
- Ketidaklayakan posisi tubuh - Pengurangan tingkat aktivitas
- Isolasi sosial
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan:
- Pola napas asimetris Gangguan pola tidur berhubungan dengan:
- Penurunan pengembangan paru - Pembatasan mobilisasi
- Penumpukan sekresi paru - Rasa tidak nyaman
PERENCANAAN
Klien akan mencapai Klien akan ROM pada Usulkan pemberian Aktivitas analgesik
ROM normal (fleksi kesatuan ekstremitas analgesik 30 menit akan maksimal pada
dan ekstensi 1800) atas sebelum latihan ROM saat klien memulai
bahu kiri dalam 4 latihan
bulan
Klien akan Ajarkan klien untuk Pendidikan membuat
menunjukkan aktivitas latihan ROM spesifik klien mempunyai
perawatan diri pada bahu dan lengan kesempatan dan
menggunakan lengan kiri pengetahuan untuk
kiri dalam 2 hari menjaga dan
meningkatkan ROM
(Lehmkuhl et al, 1990)
IMPLEMENTASI
EVALUASI