You are on page 1of 84

PENGARUH VARIASI CAMPURAN KADAR AIR PADA PASIR CETAK

BASAH DENGAN BAHAN PENGIKAT BENTONIT TERHADAP

PERMEABILITAS DAN KEKUATAN TEKAN

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1


Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh :
Nama : Andika Agus Purwono
NIM : 5214000023
Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin/S1

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2005

i
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi. Tahun 2005. Pengaruh Variasi Campuran Kadar Air Pada Pasir Cetak
Basah Dengan Bahan Pengikat Bentonit Terhadap Permeabilitas Dan Kekuatan
Tekan.
Telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Tanggal 18 Maret 2005.

Panitia Penguji

Ketua Sekretaris

Drs. Pramono Drs. Supraptono, M.Pd.


NIP. 131474226 NIP. 131125645
Tim Penguji
Ketua Penguji/1

Drs. M. Khumaedi, M.Pd.


NIP. 131931833

Pembimbing I Anggota Penguji II

Drs. M. Khumaedi, M.Pd. Drs. Pramono


NIP. 131931833 NIP. 131474226

Pembimbing II Anggota Penguji III

Drs. Pramono Hadromi, S.Pd., M.T.


NIP. 131474226 NIP. 132093201
Mengetahui,
Dekan FT

Prof. Dr. Soesanto


NIP. 130875753

ii
ABSTRAK

Andika Agus Purwono, 2005, Pendidikan Teknik Mesin, FT, UNNES


“Pengaruh Variasi Campuran Kadar Air Pada Pasir Cetak Basah Dengan
Bahan Pengikat Bentonit Terhadap Permeabilitas Dan Kekuatan Tekan”

Campuran kadar air pada bahan pengikat (bentonit) akan mempengaruhi


kemampuan alir gas (permeabilitas) dan kekuatan tekan. Tujuan penelitian ini adalah
ingin membuktikan bahwa dengan merubah variasi campuran kadar air sebesar 10%,
11%, 12% dan 13%, pada pasir cetak basah dengan bahan pengikat bentonit dapat
menyebabkan perbedan kemampuan alir gas (peremabilitas) dan kekuatan tekan,
dengan menggunakan bahan pasir campuran (kali 80% dan silika 20%). Serta untuk
mengetahui campuran kadar air pada masing-masing sampel penelitian yang
menyebabkan permeabilitas dan kekuatan tekan dapat optimal.
Data diperoleh dengan cara mengukur besarnya kemampuan alir gas
(permeabilitas) dengan alat Permeability Meter, untuk kekuatan tekan diukur dengan
Universal Strength Machine. faktor lain yang kemungkinan mempengaruhi hasil
pengukuran dikontrol atau dikendalikan. Metode penelitian ini menggunakan desain
eksperimen acak sempurna. Analisis datanya mengunakan analisis varians satu arah.
Kesimpulan yang didapat menujukkan bahwa ada perbedaan antara variasi
campuran air pada pasir cetak basah dengan bahan pengikat bentonit terhadap
kemampuan alir gas (permebilitas) dan kekuatan tekan. Campuran kadar air pada
pasir cetak dengan bahan pengikat bentonit yang paling optimal pada masing-masing
sampel penelitian adalah pada campuran kadar air 10% menghasilkan permeabilitas
54,63 cm3/menit dan kekuatan tekan 50,25 kN/m2. Implikasi dari hasil penelitian ini
adalah bagi industri pengecoran logam yang mengunakan cetakan pasir basah dengan
pasir campuran agar pencampuran kadar airnya sebesar 10% pada cetakan yang
digunakan.

iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

 Masa depan bukan terletak pada pekerjaan apa pun, tetapi pada orang yang

mengerjakannya.

 Kegigihan adalah kekuatan yang tidak kelihatan, yang bisa menyingkirkan

rintangan-rintangan besar.

 Perasaan pesimis akan dapat meracuni keberhasilan yang dapat mengubah

pendirian.

PERSEMBAHAN :

Skripsi ini peneliti persembahkan untuk :

1. Bapak dan Ibu tercinta

2. Adik-adikku Dian, Yuli dan Aina tersayang

3. Seluruh keluargaku

4. Almamaterku

iv
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian serta penyusunan

skripsi “Pengaruh variasi campuran kadar air pada pasir cetak basah dengan bahan

pengikat bentonit terhadap permeabilitas dan kekuatan tekan”.

Selama penyusunan ini banyak kendala yang penulis hadapi, namun berkat

bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak semua kendala tersebut dapat teratasi.

Pada kesempatan ini dengan ketulusan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima

kasih kepada yang terhormat:

1. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

2. Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang, yang telah

memberikan kesempatan mengadakan penelitian ini.

3. Drs. M. Khumaedi, M.Pd, pembimbing I yang telah memberikan ide, bimbingan,

pengarahan serta dorongan dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dalam

menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.

4. Drs. Pramono, pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, serta saran dan

kebijaksanaan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Hadromi, S.Pd., M.T, penguji III yang telah memberikan masukan, saran serta

kebijaksanaan dalam menyelesaikan skripsi ini.

v
6. Agus Yulianto, ST., M.T, ketua bidang akademik dan kemahasiswaan Politeknik

Manufaktur Ceper Klaten yang telah memberikan tempat serta kesempatan dalam

melakukan observasi dan penelitian.

7. Hidayat Yulianto, asiten dan teknisi Laboratorium Politeknik Manufaktur Ceper

Klaten yang telah memberikan pengawasan, bimbingan, serta pengetahuan dalam

melakuakan observasi dan penelitian.

8. Semua pihak yang telah memberikan motivasi dan bantuan dalam menyusun

skripsi ini.

Semoga bantuan yang telah diberikan dengan ikhlas tersebut mendapatkan

imbalan dari Allah SWT. Peneliti menyadari dalam penulisan sekripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan, meskipun usaha untuk menuju kesempurnaan sudah peneliti

lakukan semaksimal mungkin. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun

sangat peneliti harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan

pembaca pada umumnya.

Semarang, Maret 2005

Peneliti

vi
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ii

ABSTRAK ............................................................................................................ iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN.......................................................................... v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiii

BAB I . PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul ...................................................................... 1

B. Permasalahan ..................................................................................... 3

C. Penegasan Istilah ............................................................................... 3

D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6

E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6

F. Sistematika Skripsi ............................................................................ 7

BAB II . LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Proses Pengecoran ............................................................................ 8

1. Pembuatan Cetakan ....................................................................... 8

2. Persiapan Pengecoran ................................................................... 8

a. Pembuatan Pola .......................................................................... 9

vii
b. Pembuatan Inti ........................................................................... 9

c. Pembuatan Sistem Saluran ......................................................... 9

3. Peleburan ....................................................................................... 10

4. Penuangan Logam ......................................................................... 12

5. Pembongkaran dan Pembersihan Coran .......................................... 12

6. Pemeriksaan Hasil Coran ................................................................ 12

B. Pasir Cetak ........................................................................................ 13

1. Syarat Pasir Cetak .......................................................................... 13

2. Macam-macam Pasir Cetak ............................................................ 14

3. Susunan Pasir Cetak ....................................................................... 15

4. Pengujian Pasir Cetak ................................................................... 16

C. Cetakan Pasir Basah ......................................................................... 16

1. Persiapan Pengolahan Cetakan Pasir Basah .................................... 17

2. Langkah-langkah Pembuatan Cetakan Pasir Basah ......................... 18

3. Kualitas Cetakan Pasir Basah.......................................................... 21

D. Air Pada Bahan Pengikat Bentonit ..................................................... 23

E. Campuran Kadar Air dan Pengambilan Air ........................................ 25

1. Campuran Kadar Air ...................................................................... 25

2. Pengambilan Air Dalam Penelitian ................................................ 26

F. Kemampuan Alir Gas (permeabilitas)................................................. 27

G. Kekuatan Tekan ................................................................................. 29

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Desain Eksperimen ..................................................................... 32

B. Bahan dan Alat ........................................................................... 33

viii
C. Waktu dan Tempat Penelitia ...................................................... 34

D. Variabel Penelitian ...................................................................... 34

E. Alir Penelitian.............................................................................. 36

F. Metode Pengumpulan Data dan Alat Pengumpul Data ................ 37

1. Persiapan Eksperimen..................................................................... 37

2. Pelaksanaan Eksperimen ................................................................ 38

G. Metode Analisis Data .......................................................................... 42

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian............................................................................ 47

1. Deskripsi data ................................................................................. 47

2. Analisis statistik.............................................................................. 50

B. Pembahasan ................................................................................. 55

BAB V. PENUTUP

A. Simpulan ..................................................................................... 57

B. Saran ........................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 59

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................... 60

ix
DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Penampang dapur kupola ................................................................................... 11

2. Bentuk-bentuk butir pasir................................................................................... 16

3. Langkah-langkah dalam proses pembuatan cetakan pasir basah.......................... 18

4. Pengaruh air dan bentonit pada pasir diikat bentonit........................................... 24

5. Mesin uji permeabilitas (Permeability Meter) .................................................... 28

6. Mesin uji kuat tekan (Universal Strength Machine)............................................ 29

7. Diagram alur penelitian...................................................................................... 36

8. Bentuk dan ukuran spesimen pasir cetak basah................................................... 39

9. Dokumentasi eksperimen ........................................................................ Lampiran

x
DAFTAR TABEL

Halaman

1. Komposisi bahan pembuat spesimen .................................................................. 37

2. Lembar pengamatan kemampuan alir gas (permeabilitas)................................... 41

3. Lembar pengamatan kekutan tekan .................................................................... 41

4. Uji homogenitas................................................................................................. 43

5. Uji analisis varians............................................................................................. 45

6. Data kemampuan alir gas (permeabilitas) .......................................................... 47

7. Data kekuatan tekan ........................................................................................... 48

8. Ringkasan hasil uji normalitas permeabilitas dan kekuatan tekan ....................... 51

9. Ringkasan hasil uji homogenitas permeabilitas dan kekuatan tekan.................... 52

9. Ringkasan hasil uji analisis varians permeabilitas............................................... 53

10. Ringkasan hasil uji analisis varians kekuatan tekan .......................................... 53

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Instrumen penelitian........................................................................................... 60

2. Data hasil pengukuran permeabilitas .................................................................. 66

3. Data hasil pengukuran kekuatan tekan................................................................ 67

4. Data laporan hasil pengujian permeabilitas dan kekuatan tekan.......................... 68

5. Data statistik hasil pejian permeabilitas.............................................................. 73

6. Uji normalitas data permeabilitas ....................................................................... 74

7. Uji homogenitas data permeabilitas.................................................................... 75

8. Analisis varians data permeabilitas..................................................................... 76

9. Data statistik hasil pengujian kekuatan tekan..................................................... 78

10. Uji normalitas data kekuatan tekan................................................................... 79

11. Uji homogenitas data kekuatan tekan ............................................................... 80

12. Analisis varians data kekuatan tekan ................................................................ 81

13. Dokumentasi data pelaksanaan eksperimen ...................................................... 83

14. Nilai L untuk uji liliefors.................................................................................. 87

15. Nilai persentil untuk distribusi X2 .................................................................... 88

16. Daftar kritik uji F ............................................................................................. 89

17. Surat keterangan penelitian .............................................................................. 90

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul

Teknik pengecoran adalah merupakan bagian dari teknik produksi, yang

masih memerlukan pembinaan yang lebih terarah terutama dalam rangka

meningkatkan kemampuan produksi serta kualitas dari hasil produksi dalam

memproduksi benda-benda coran. Proses pembuatan coran dapat dilakukan

dengan berbagai macam cetakan, diantaranya yaitu: cetakan pasir basah (green

sand molds), cetakan kulit kering (skin driend molds), cetakan lempung (loam

molds), cetakan furan (furan molds), cetakan CO2, cetakan logam, cetakan khusus

(yang dibuat dari plastik, karet, plaster, kertas). Pada industri kecil pengecoran

logam pada umumnya menggunakan cetakan pasir basah (green sand molds)

dalam proses pembuatan coran karena mudah didapat serta biayanya yang relatif

murah dibandingkan dengan cetakan yang lainnya. Cetakan pasir basah terbuat

dari pasir, bahan pengikat tanah lempung atau bisa diganti dengan bentonit,

kemudian ditambah dengan air serta bahan imbuh (serbuk gergaji/grajen)

kemudian diaduk menjadi satu dan membentuk adonan cetakan pasir basah (green

sand molds).

Pada proses pembuatan coran dengan menggunakan cetakan pasir basah

masih sering terjadi cacat-cacat yang tidak diinginkan pada hasil coran, seperti

kekasaran permukaan coran, penetrasi logam cair kedalam cetakan, gelembung

gas, rongga penyusutan, rontokan cetakan dan inklusi retak.

xiii 1
Timbulnya cacat-cacat tersebut dipengaruhi oleh kemampuan alir gas

(Permeabilitas) dan kekuatan cetakan yang kurang baik, hal itu bisa disebabkan

karena campuran kadar air pada pasir cetak basah dengan bahan pengikat yang

kurang ataupun kadarnya yang berlebihan. Bahan pengikat dalam hal ini adalah

bentonit. Campuran kadar air dapat merubah sifat dari campuran pasir cetak

dengan pengikat lempung atau bentonit, sehingga pengaturan campuran kadar air

pada kandungan pasir cetak khususnya pasir cetak basah adalah faktor yang

sangat penting. Apabila kadar air bertambah, kekuatan tekan dan

permeabilitasnya akan betambah atau naik sampai pada titik maksimal dan

selanjutnya apabila kadar airnya bertambah terus maka kekuatan tekan dan

permeabilitasnya akan menurun, hal ini dikarenakan ruangan antara butir-butir

pasir ditempati oleh bentonit yang kelebihan air sehingga kemampuan alir gasnya

sulit untuk keluar .

Dengan demikian secara langsung campuran kadar air pada pasir cetak

basah dengan bahan pengikat bentonit akan mempengaruhi permeabilitas dan

kekuatan tekan. Dengan campuran kadar air yang berbeda pada pasir cetak basah

dengan bahan pengikat bentonit akan juga berbeda permeabilitas dan kekuatan

tekan. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba untuk melakukan eksperimen

dengan variasi campuran kadar air pada bahan pengikat bentonit yang akan

dicampurkan pada campuran pasir cetak basah yaitu sebesar 10%, 11%, 12% dan

13%, Penambahan kadar air ini adalah disesuaikan dengan penelitian yang telah

dilakukan di laboratorium politeknik manufaktur ceper klaten (Muttaqin, 2004:

12).

xiv
B. Permasalahan

Berdasarkan Permasalahan yang telah dikemukakan diatas maka

permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah variasi campuran kadar air 10%, 11%, 12% dan 13% pada pasir cetak

basah dengan bahan pengikat bentonit menyebabkan perbedaan kemampuan

alir gas (permeabilitas)?

2. Apakah variasi campuran kadar air 10%, 11%, 12% dan 13% pada pasir cetak

basah dengan bahan pengikat bentonit menyebabkan perbedaan kekuatan

tekan?

C. Penegasan Istilah

Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang maksud yang terkandung

dalam judul tersebut, agar tidak terjadi salah tafsir, maka perlu adanya suatu

pembatasan atau penegasan istilah.

Adapun istilah-istilah yang perlu ditegaskan disini adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda)

yang ikut membentuk watak atau perbuatan seseorang (Kamus besar bahasa

indonesia, 1990: 664) pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

pengaruh kadar air pada pasir cetak terhadap permeabilitas dan kekuatan tekan

pada pasir cetak basah.

xv
2. Variasi

Variasi artinya tindakan atau hasil perubahan dari semula (tambahan) (Kamus

besar bahasa indonesia, 1990: 1001) variasi yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah perubahan kadar air pada pasir cetak .

3. Campuran

Campuran artinya sesuatu yang dicampurkan (Kamus besar bahasa indonesia,

1992: 148) campuran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah campuran air.

4. Kadar Air

Kadar jumlah hasil pengukuran dalam persentase (Kamus besar bahasa

indonesia, 1990: 375). Kadar air yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

jumlah kandungan air yang akan dicampurkan dalam pasir cetak yaitu sebesar

10%, 11%, 12%, 13%.

5. Bahan Pengikat bentonit

Bahan pengikat bentonit adalah bahan yang satu jenis dari tanah lempung yang

terdiri dari butiran-butiran halus 10 sampai 0,01 µm. Yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah bahan pengikat yang digunakan atau dicampurkan pada

pembuatan cetakan pasir basah (Surdia, 2000: 111).

6. Permeabilitas

Permeabilitas adalah ruangan porus antara butir-butir pasir supaya gas dari

logam cair dapat melepaskan diri selama waktu penuangan dalam kecepatan

yang cocok (Surdia, 2000: 118). Jelasnya adalah kemampuan dari pasir cetak

xvi
untuk mengalirkan gas atau udara pada waktu penuangan logam cair dengan

kecepatan yang cocok.

7. Kekuatan tekan

Kekuatan tekan adalah kemampuan untuk dapat menahan aliran logam cair

yang mempunyai tekanan pada waktu masih panas yang bisa menyebabkan

cetakan pasir itu mengalami perubahan bentuk atau rontok (Surdia, 2000: 121).

Jelasnya adalah kemampuan dari pasir cetak untuk dapat menahan aliran logam

cair yang panas saat dilakukan penuangan.

8. Cetakan Pasir Basah

Cetakan pasir basah adalah cetakan yang siap pakai untuk langsung digunakan

dalam penuangan tanpa mengalami proses pengeringan atau pembakaran, serta

pasir cetak basah harus mempunyai komposisi bahan pasir, lempung atau

bentonit, air, bahan imbuh (Suhradi,1997: 5). Dalam hal ini cetakan pasir basah

adalah cetakan yang digunakan dalam eksperimen yang terbuat dari campuran

pasir, bentonit, air dan serbuk grajen.

Jadi maksud dari judul secara keseluruhan adalah pengaruh variasi

campuran kandungan air sebesar 10%, 11%, 12%, 13% pada bahan pengikat

bentonit terhadap kemampuan untuk mengalirkan gas atau udara keluar dan

kemampuan untuk dapat menahan tekanan akibat dari logam cair panas pada

cetakan yang siap pakai yang terbuat dari pasir dengan bahan pengikat lempung

atau bentonit ditambah dengan air serta bahan imbuh serbuk gergaji pada proses

pembuatan cetakan.

xvii
D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk membuktikan bahwa dengan merubah variasi campuran kadar air 10%,

11%, 12% dan 13% pada cetakan pasir basah dengan bahan pengikat bentonit

akan menyebabkan perbedaan kemampuan alir gas (permeabilitas).

2. Untuk membuktikan bahwa dengan merubah variasi campuran kadar air 10%,

11%, 12% dan 13% pada cetakan pasir basah dengan bahan pengikat bentonit

akan menyebabkan perbedaan kekuatan tekan.

3. Untuk mengetahui campuran kadar air yang dapat menyebabkan permeabilitas

dan kekuatan tekan optimal pada pasir cetak basah dengan bahan pengikat

bentonit pada masing-masing sampel penelitian.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: dari

hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat

khususnya industri pengecoran logam bahwa dengan merubah variasi campuran

air pada bahan pengikat bentonit dapat merubah permeabilitas dan kekuatan tekan

pada cetakan pasir basah.

xviii
F. Sistematika Penulisan Skripsi

Untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini, maka disusunlah

sistematika skripsi sebagai berikut :

1. Bagian Awal Skripsi

halaman judul, sari (abstraksi), halaman pengesahan, motto, persembahan, kata

pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.

2. Bagian Isi Skripsi

BAB I : Pendahuluan; berisi tentang alasan pemilihan judul, permasalahan,

penegasan istilah, tujuan dan manfaat penelitian, sistematika

skripsi.

BAB II : Landasan teori; berisi tentang landasan teori sebagai telaah

kepustakaan, acuan penelitian, hipotesis.

BAB III : Metodologi penelitian; berisi tentang Desain eksperimen, bahan

dan alat, waktu dan tempat penelitian, variabel penelitian, alur

penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis data.

BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan; berisi tentang hasil penelitian,

laporan hasil analisis penelitian.

BAB V : Penutup; berisi tentang simpulan dan saran.

3. Bagian Akhir Skripsi

Bagian akhir skripsi berisi tentang daftar pustaka dan lampiran.

xix
BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Proses Pengecoran.

Proses pengecoran merupakan proses tertua yang dikenal manusia dalam

pembuatan benda logam, bahkan telah ditemukan benda cor yang diduga berasal

dari tahun 2.000 SM (Sebelum Masehi). Pada awalnya pengecoran digunakan

untuk membuat perhiasan atau perak tempaan. Akan tetapi sekarang pengecoran

digunakan sebagai cara dalam pembuatan suatu benda kerja karena pada proses

pengecoran dapat menghasilkan bermacam –macam model benda kerja baik yang

mudah maupun yang rumit, dan dalam ukuran benda kerja yang kecil maupun

berukuran besar yang tidak dapat dibuat bengan metode yang lain.

Pada proses pengcoran (pembuatan coran) meliputi beberapa tahap yaitu :

1. Pembuatan cetakan

Pembuatan cetakan terbagi menjadi beberapa cara yaitu cetakan pasir

basah (green sand molds), cetakan kulit kering (skin dried mold), cetakan pasir

kering (dry sand mold), cetakan lempung (loam molds), cetakan furan (furan

molds), cetakan CO2, cetakan logam, cetakan khusus.

2. Persiapan pengecoran

Persiapan pengecoran meliputi beberapa tahap diantaranya:

8
xx
a. Pembuatan pola

Pola dapat digolongkan menjadi dua yaitu pola logam dan pola kayu,

pola logam digunakan untuk menjaga ketelitian ukuran benda cor, terutama

dalam masa produksi sehingga umur pola bisa lebih lama dan

produktivitasnya tinggi. Pola dari kayu digunakan untuk cetakan pasir.

Faktor terpenting untuk menetapkan macam pola adalah proses pembuatan

cetakan dimana pola tersebut dipakai dan pertimbangan ekonomi yang sesuai

dengan jumlah dari pembuatan cetakan dan pembuatan pola.

b. Pembuatan Inti

Inti adalah suatu bentuk dari pasir yang dipasang pada rongga

cetakan untuk mencegah pengisian logam pada bagian yang seharusnya

berbentuk lubang atau berbentuk rongga dalam suatu coran (Surdia, 2000:

104). Contohnya lubang baut. Inti ini biasanya dibuat dari pasir kali yang

bersih yang dicampur dengan bahan pengikat dan dipanaskan sehingga

memperoleh kekuatan tertentu.

c. Pembuatan Sistim Saluran

Sistim saluran adalah jalan masuk bagi cairan logam yang dituangkan

kedalam rongga cetakan sistem saluran terbagi menjadi beberapa bagian

antara lain:

1. Cawan tuang yaitu merupakan penerima yang menerima cairan logam


langsung dari ladel. Biasanya berbentuk corong atau cawan dengan
saluran turun di bawahnya.

xxi
2. Saluran turun yaitu saluran pertama yang membawa cairan logam dari
cawan tuang kedalam pengalir dan saluran masuk, dibuat tegak lurus
dengan irisan berupa lingkaran.
3. Pengalir yaitu saluran yang membawa logam cair dari saluran turun
kebagian-bagian yang cocok pada cetakan. Pengalir biasanya mempunyai
irisan seperti trapesium atau setengah lingkaran sebab irisan yang
demikian mudah dibuat dalam permukaan pisah.
4. Saluran masuk yaitu saluran yang mengisikan logam cair dari pengalir
kedalam rongga cetakan. Saluran masuk dibuat dengan irisan yang lebih
kecil dari irisan pengalir supaya memcegah kotoran masuk kedalam
rongga cetakan.

(Surdia, 2000: 65 – 68)


3. Peleburan (pencairan logam).

Peleburan merupakan suatu proses mencairkan beberapa bahan baku

logam untuk menghasilkan logam baru yang memiliki komposisi unsur-unsur

tertentu. Untuk mencairkan logam dipakai bermacam-macam tanur tetapi yang

sering dipakai dalam industri pengecoran logam adalah jenis tanur listrik dan

kupola. Pada tanur listrik panas yang dihasilkan untuk melelehkan logam

dihasilkan dari busur listrik yang terjadi antara elektroda-elektroda, tanur listrik

dulu digunakan khusus untuk membuat baja-baja campuran dan baja-baja

karbon yang berkualitas tinggi tetapi sekarang digunakan untuk membuat baja-

baja karbon yang biasa. Panas yang dihasilkan pada tanur listrik dihasilkan dari

busur listrik yang terjadi antara beberapa elektroda yang dialiri arus listrik, bila

arus listrik dijalankan busur api akan terjadi pada elektroda dan memanaskan

ruang lebur sehingga mampu untuk meleburkan logam cor.

Akan tetapi dapur kupola dipergunakan secara luas untuk peleburan logam

cor karena mempunyai keuntungan seperti konstruksinya yang sederhana,

mengoperasikannya mudah, memberikan peleburan secara terus menerus, serta

xxii
biaya oprasionalnya yang relatif murah. Dapur kupola berbentuk silinder tegak

yang terbuat dari baja yang dilapisi dengan batu tahan api yang terdiri dari

beberapa bagian yaitu: pintu pengisi, kotak untuk mengalirkan angin (kotak

Sembur), saluran terak, pintu pembersih, lubang pengeluaran. Untuk lebih

jelasnya lihat Gambar 1.

Pada saat pencairan logam, bahan baku seperti logam dan kokas diisikan

dari mulut pintu pengisi, kemudian udara ditiupkan kedalam melalui tuyer

kemudian dibakar sehingga bahan kokas terbakar dan mencairkan logam

hingga mencair, setelah mencair logam cair dan terak dikeluarkan melalui

lubang–lubang keluar pada dasar kupola. Jadi dalam kupola logam dipanaskan

langsung oleh panas pembakaran dari kokas dan mencair.

Gambar 1. Penampang Dapur Kupola (Love, 1986: 52)

xxiii
4. Penuangan Logam

Penuangan adalah proses memasukkan cairan logam kedalam rongga

cetak yang terdapat pada cetakan. Proses ini merupakan puncak dari pembuatan

tuangan walaupun berlangsung dalam waktu yang sangat pendek. Dalam proses

ini logam cair yang dikeluarkan dari tanur akan diterima oleh ladel pembawa

dan kemudian dituangkan kedalam cetakan dengan nggunakan kowi (gayung)

penuang. Kowi (gayung) penuang biasanya berbentuk kerucut atau silinder.

Ladel pembawa dan Kowi (gayung) penuang tersebut terbuat dari plat baja dan

bagian dalamnya dilapisi dengan batu tahan api.

5. Pembongkaran dan pembersihan coran

Setelah proses penuanga selesai dan logam mengalami pembekuan dalam

waktu yang cukup didalam cetakan selanjutnya kotak-kotak cetakan di

kosongkan atau dibongkar dan benda-benda coran dibersihkan dari pasir, serta

tukang cetak menyingkirkan saluran tuang dan penambah dengan martil atau

untuk benda coran yang besar digunakan alat potong mesin. setelah itu benda-

benda tuang dibawa ketempat-tempat pembersihan untuk menyingkirkan bram-

bram yang melekat pada benda hasil coran.

6. Pemeriksaan hasil coran

Pemeriksaan hasil coran dilakuakan untuk memelihara kualitas dari coran,

untuk menekan biaya dengan mengetahui terlebih dahulu produk yang cacat.

Menurut Surdia (2000: 195-202), Pemeriksaan coran yang biasa dilakukan

adalah pemeriksaan rupa yang bertujuan untuk meneliti: ketidak teraturan,

xxiv
inklusi retak, retakan dan sebagainya yang terdapat pada permukaan.

Pemeriksaan cacat dalam yang bertujuan untuk meneliti adanya cacat seperti

rongga udara, rongga penyusutan, inklusi, retakan dan sebagainya dalam hasil

coran dengan jalan tanpa merusak atau mematahkan yaitu dengan (sinar radio

grafi, kekuatan super sonik, dan magnit). Pemeriksaan bahan yang bertujuan

untuk memeriksa ketidak teraturan bahan yang diteliti dengan cara pengujian

yang telah ditetapkan. Pemeriksana merusak yang dilakukan dengan cara

mematahkan atau memotong produk hasil coran untuk memastikan kualitas

produk.

B. Pasir Cetak

Peleburan logam pada umumnya mempunyai titik lebur diatas 12000C,

maka tidak mudah untuk mendapatkan cetakan yang sanggup menekan panas

diatas temperatur tersebut. Untuk itu pasir cetak yang baik harus memenuhi

persyaratan cetakan.

1. Syarat-syarat pasir cetak

Pasir cetak harus memenuhi persyaratan sebagai berikut (Surdia, 2000: 109)

4. Mempunyai sifat mampu bentuk sehingga mudah dalam pembuatan cetakan


dengan kekuatan yang cocok.
5. Permeabilitas yang cocok. permeibilitas yang kurang baik akan
menyebabkan cacat coran seperti rongga penyusutan, gelembung gas, atau
kekasaran permukaan.
6. Distribusi besar butir yang cocok. Permukaan coran menjadi halus kalau
coran dibuat di dalam cetakan yang berbutir pasir halus, tetapi kalau terlalu
halus gas sulit untuk keluar sehingga dapat mengakibatkan cacat coran
seperti gelembung gas.

xxv
7. Tahan panas terhadap temperatur logam pada waktu penuangan logam.
8. Komposisi yang cocok.
9. Mampu dipakai lagi. Pasir harus dapat dipakai berulang-ulang supaya
ekonomis
10. Pasir harus murah.

2. Macam-macam pasir cetak

Pasir cetak yang lazim digunakan ada beberapa macam antara lain pasir

gunung, pasir pantai, pasir kali, dan pasir silika yang disediakan oleh alam.

Beberapa dari mereka dapat dipakai begitu saja dan yang lain dapat dipakai

setelah dipecah-pecah atau diolah menjadi butir-butir yang cocok untuk

digunakan sebagai pembuatan pasir cetakan.

Dalam industri pengecoran logam kebanyakan menggunakan pasir cetak

campuran, pasir cetak campuran ini terdiri dari campuran pasir kali dan pasir

silika yang disediakan oleh alam dengan perbandingan 80 : 20 % (politeknik

manufaktuf ceper klaten). Pasir sungai mudah didapat dan harganya relatif

murah dibanding dengan pasir silika akan tetapi pasir sungai memiliki

kemampuan alir gas (permeabilitas) dan titik leleh yang rendah, sehingga untuk

menopang kekurangan dari pasir sungai industri pengecoran logam sering

mencampur dengan pasir silika yang memiliki kemampuan alir gas

(permeabilitas) dan titik leleh yang tinggi. Dalam penelitian ini peneliti

mengunakan pasir jenis yang tersebut diatas yaitu jenis pasir campuran yang

terdiri dari 20% pasir silika dan 80% pasir kali.

xxvi
3. Susunan pasir cetak

Pasir cetak biasanya kumpulan dari butir-butir yang berukuran bermacam-

macam, tetapi kadang-kadang terdiri dari butir-butir yang tersaring yang

mempunyai ukuran yang seragam.

Bentuk dari butir pasir cetak dapat digolongkan menjadi beberapa jenis,

yakni:

a. Memudar atau membulat (Round), jenis pasir yang paling banyak dipakai

dalam bahan-bahan pengikat yang menginginkan kekuatan dan kemampuan

alir gas (Permeabilitas) yang baik

b. Menyudut (Sub–Anguler), jenis pasir yang banyak digunakan pengecoran

besi cor dan baja cor dan non-ferro.

c. Menyudut tanggung (Anguler), jenis pasir yang banyak dipakai dalam

pemakaian besi cor dan non-ferro. Pemakaian bahan pengikat untuk pasir

seperti ini lebih tinggi dibandingkan dengan bentuk membundar atau

menyudut tanggung.

d. Bentuk gabungan (Compound), pasir cetak biasanya kumpulan dari pasir

yang bermacam-macam, untuk pasir yang digunakan sebagai cetakan lebih

baik tidak mempunyai butir pasir yang seragam.

xxvii
Gambar 2. Bentuk-bentuk butir pasir (Surdia, 2000 : 110)

4. Pengujian pasir cetak

pesir cetak perlu diuji secara berkala untuk megetahui sifat-sifatnya. Sifat

pasir cetak berubah akibat dari tercampurnya kotoran-kotoran dan pengaruh

suhu yang tinggi. Pengujian yang lazim dilakukan pada pasir cetak adalah

pengujian permeabilitas (kemampuan alir gas), pengujian kekuatan yaitu

(kekuatan tekan, kekuatan tarik, kekuatan geser), pengujian terhadap ketahahan

suhu tinggi dan ukuran bentuk atau besar butiran. Penelitian yang akan

dikakuakan penulis adalah melakukan pengujian permeabilitas dan pengujian

kekutan tekan pada pasir cetak basah.

C. Cetakan Pasir Basah

Cetakan adalah rongga tempat logam cair dituang dan akan membentuk

coran sesuai dengan pola yang dipakai. Secara umum pemilihan jenis cetakan dan

proses pembuatanya lebih ditekankan pada proses ekonomis. Cetakan merupakan

komponen penting dalam pembuatan coran. Yang dimaksud dengan cetakan pasir

basah adalah suatu jenis cetakan yang siap pakai atau langsung digunakan dalam

xxviii
penuangan tanpa mengalami proses pengeringan atau pembakaran (Sudarman,

1995: 9). Dalam pembuatan cetakan pasir basah, pasir cetak harus mengandung

unsur bahan-bahan antara lain pasir, lempung atau bentonit, air, dan bahan imbuh.

Cetakan pasir yang sering digunakan dalam industri pengecoran logam

pada umumnya adalah cetakan pasir basah karena cetakan pasir basah merupakan

jenis cetakan yang harganya murah, pembuatan cetakan mudah, dan hasil guna

yang tinggi. Cetakan pasir basah biasanya digunakan untuk membuat produk

coran paduan copper serta besi kelabu yang ukuranya relatif kecil, ringan, dan

tipis.

Proses pembuatan cetakan pasir basah meliputi beberapa tahap yaitu:

1. Persiapan pengolahan pasir cetak basah antara lain dengan:

a. Pengadukan pasir cetak, pasir cetak yang digunakan sebagai cetakan

terlebih dahulu diolah agar terbebas dari kotoran, dengan demikian pasir

memenuhi persyaratan sebagai pasir cetak. Apabila sifat-sifat awal pasir

cetak sulit untuk didapatkan maka perlu ditambah dengan pasir baru atau

pasir silika.

b. Pengaturan ukuran besar butir, apabila selang penyebaran ukuran butiran

terlalu luas sifat pengikatnya buruk, maka disarankan untuk mencampur

pasir dengan ukuran yang lebih kecil perbedaanya.

c. Penambahan bahan pengikat, kadar lempung pasir alam antara 8%-22%.

Kadar lempung untuk pasir buatan adalah sekitar 13% sehingga perlu

ditambah kadar lempungnya yang dapat diganti dengan bentonit.

xxix
d. Pengaturan kadar air. Pengaturan kelembaban pasir sangat penting karena

tergantung pada kemudahan kelekatanya. Kadar air yang terlalu tinggi akan

memperkuat sifat kelekatanya dan gas dapat terbentuk pada saat penuangan

yang akan mengakibatkan cacat coran.

e. Penambahan bahan imbuh, dibubuhkan kira-kira 1% pada pasir cetak agar

permukaan coran menjadi halus, dan dapat mencegah permukaan kasar.

Karena itu penting untuk menggunakanya dalam jumlah yang cocok.

2. Langkah-langkah pembuatan cetakan pasir basah

Langkah-langkah pembuatan cetakan pasir basah yang dilakukan

ditunjukkan seperti pada gambar dibawah ini:

Gambar 3. Langkah-langkah dalam proses pencetakan dan corong


penambahan bisa dibuat dengan pipa yang tipis setelah rangka cetak
atas ditumbuk (Love, 1986 : 41).

xxx
Langkah pertama (a) yang dilakukan adalah pola ditempatkan terbalik

pada suatu papan cetak dan bagian bawah kotak ditempatkan disekitarnya

secara terbalik, selanjutnya pola dan papan cetakan ditaburi pasir pemisah yang

sangat halus. Pasir yang dibakar yang dimaksudkan untuk menghindari

penempelan pasir cetakan. Karena bahan-banan ini tidak mengandung bahan

perekat. Kemudian dilapisi dengan pasir permukaan yang diayak sekitar pola

untuk membentuk suatu lapisan disekitarnya.

Langkah kedua (b) kotak tersebut dipenuhi dengan pasir cetak dan

diusahakan supaya tidak mengganggu pasir permukaan dengan jalan ditekan-

tekan dengan penumbuk. Cara ini meninggalkan bekas yang pecah-pecah yang

akan mengikat secara baik pasir yang ditambahkan kemudian. Bila pasir

tersebut ditekan rata, maka lapisan tersebut tidak saling mengikat dan akan

lepas bila kotak diputar. Selanjutnya kotak tersebut dipenuhi sedikit dilebihkan,

pasir ditumbuk atau ditekan agar kuat dan kelebihannya dibuang dengan

menarik suatu goresan lurus sekitar kotak. Penekanan terhadap pasir hendaknya

jangan terlalu keras, karena permeabilitasnya akan berkurang sehingga gas-gas

akan terperangkap dan menyebabkan lubang-lubang udara dalam benda coran.

Tetapi bila menumbuknya kurang atau lemah akan mengakibatkan cetakan

kurang baik yaitu mungkin akan menjadi pecah ketika pola ditarik atau aliran

logam akan merusak bentuk cetakan sehingga perlu pengalaman tertentu untuk

mendapatkan hasil yang baik.

xxxi
Langkah ketiga (c) menggeser papan cetakkan dari kotak dan sewaktu

memindahkan papan pola kelihatan terletak sebidang dengan permukaan pasir

(datar). Pasir-pasir lepas disapukan dengan tangan, rangka cetak atas

ditempatkan dan permukaan sambunganya ditaburi pasir pemisah, selanjutnya

lapisan dari pasir pelapis permukaan diayak sekitar pola. Sebuah pipa (pena

penusuk) ditempatkan untuk membentuk lubang penuangan, ditekan masuk

sedikit ke pasir rangka cetak bawah dan sekitar dari pada pola. Pipa atau pena

penusuk yang lain menbentuk lubang penambahan, ditempakkan pada bagian

atas dari pola, pasir penutup ditimbuhkan dan ditumbuk, kotak dipadatkan

seperti sebelumnya dan akhirnya diratakan, kemudian dengan menggunakan

sendok mangkuk penuangan sekitar pipa dibuat lubang penuangan, sedangkan

saluran pengisian dengan bentuk serupa dibuat sekitar lubang penambah.

Langkah keempat (d) pipa-pipa (pena masuk) lalu ditarik secara hati-

hati sampai terlepas. ujung-ujung yang tajam didalam mangkuk penuang

dihaluskan sehingga tidak akan ada pasir yang ikut masuk bersama dengan

logam. Rangka cetak atas diangkat dan disimpan secara terbalik dan hati-hati

diatas meja. pipa corong penambah akan meninggalkan bekas dalam pasir

dalam rangka cetak bawah dan dari titik ini pintu pemasukan dibuat dengan

menggunakan pisau khusus.

Langkah kelima (e) selanjutnya pola siap diangkat, tetapi dipermudah

dengan sedikit supaya yakin bahwa pola benar-benar bebas dan bisa diangkat.

Hal ini bisa dilakukan bengan cara mengetuk-ngetuknya, dan untuk pola yang

xxxii
ringan bisa menggunakan batang baja yang runcing dan ditusukkan pada

permukaan atas dari pola. Untuk menangani pekerjaan yang berat, pelat-pelat

kuningan pengetok dibenamkan rata dengan permukaan pola dan sebagai

tambahan untuk lubang-lubang datar. Untuk pengetokan dilengkapi dengan

lubang-lubang yang ditap untuk menyekrupkan batang pengangkat. Setelah

pola diangkat kemudian bagian yang rusak diperbaiki. Kemudian cetakan

disemprot atau dilapisi dengan lapisan tertentu.

Langkah keenam (f) kedua bagian dari kotak tersebut dipasang pada

lantai pengecoran untuk penuangan, sampai waktu kedua lubang penuangan

dan lubang penambah dipenuhi, apabila kotak-kotak tersebut tidak dilengkapi

alat-alat keamanan, rangka cetak atas diturunkan untuk menghindari adanya

tarikan dari kepala logam bagian dalam.

3. Kualitas cetakan pasir basah

Cetakan pasir basah yang akan digunakan untuk membuat benda coran

haruslah mempunyai kualitas yang baik, karena dengan kualitas cetakan yang

baik akan mempengaruhi benda cor yang dihasilkan. Kualitas cetakan pasir

basah yang baik haruslah mempunyai sifat-sifat sebagi berikut:

a. Bentuk butir pasir cetak

Jenis pasir bulat baik sebagai pasir cetak karena memerlukan bahan

pengikat yang lebih sedikit untuk mendapatkan kekuatan tekan dan

kemampuan alir gas (permeabilitas) tertentu.

xxxiii
b. Ukuran butir pasir

Butiran berukuran besar atau kasar memberikan kemampuan alir gas

(Permeabilitas) yang lebih besar, sedangkan pasir yang berbutir halus

memeberikan permeabilitas yang rendah.

c. Penyebaran butir pasir

Pada umumnya pasir tidak terdiri dari butiran yang sama, tetapi terdiri dari

bermacam-macam butiran. Penyebaran butiran ini sangat mempengaruhi

permeabilitas dan kekuatan tekan. sebaran ukuran butir yang tidak terlalu

sempit memberikan kemampuan alir gas (permeabilitas) dan kekuatan

tekan yang tinggi.

d. Ketahanan panas

Sifat ketahanan panas sangat penting untuk menentukan apakah pasir

tersebut dapat digunakan untuk membuat cetakan. Cetakan harus tahan

terhadap cairan logam cair dalam keadaan panas.

e. Kandungan bahan pengikat

Kadar bahan pengikat sangat berpengaruh terhadap kemampuan alir gas

(permeabilitas) dan kekuatan tekan, karena dengan bahan pengikat yang

lebih, permeabilitasnya rendah tetapi kekuatan tekanya tinggi sedangkan

bahan pengikat yang sedikit menyebabkan permeabilitasnya tinggi tetapi

kekuatan tekanya rendah. Untuk itu perlu diatur dengan jumlah yang sesuai.

xxxiv
f. Kadar air

Kadar air pada pasir cetak sangat berpengaruhi terhadap kemampuan alir

gas (permeabilitas) dan kekuatan tekan. Banyaknya penambahan air sangat

dipengaruhi oleh jumlah bahan pengikat.

g. Cetakan pasir basah harus mempunyai kemampuan alir gas (permeabilitas)

dan kekuatan tekan yang baik, karena cetakan harus mampu menahan

logam cair saat penuangan serta dapat mengeluarkan gas-gas yang terjadi

pada saat penuangan.

(Hidayat Yulianto, Teknisi POLMAN)

D. Air pada Bahan Pengikat Bentonit

Pada cetakan pasir terutama cetakan pasir basah biasanya bahan pengikat

yang digunakan adalah tanah lempung atau bisa diganti dengan bentonit. Bentonit

adalah sejenis dari tanah lempung yang terdiri dari 10 sampai 0,01 µm yang fasa

penyusutanya adalah monmorilonit (Al2O3. 4SiO2. H2O). keplastisanya terjadi

karena penggelembungan dengan penambahan air padanya (Surdia, 2000: 111).

Bentonit bila dicampur dengan air sifatnya akan menjadi lekat dan apa bila

kelebihan air akan berbentuk pasta. Pada pembuatan cetakan pasir basah bahan

pengikat bentonit menunjukkan berbagai sifat yang disesuaikan dengan kadar air,

sifat yang ditunjukkan antara lain kemampuan alir gas (permeabilitas) dan

kekuatan tekan pada pasir cetak.

xxxv
Berikut ini adalah gambar diagram hubungan antara kadar air, kekuatan

dan permeabilitas dari pasir cetak dengan pengikat bentonit.

Gambar 4. Pengaruh air dan bentonit pada pasir diikat bentonit

Kadar air pada bahan pengikat bentonit yang ada pada cetakan pasir basah

perlu diperhatikan. Dapat dilihat pada gambar kadar air yang membuat kekuatan

maksimum dan yang membuat permeabilitas maksimum pada umumnya tidak

sama, Dimana saat campuran kadar air dinaikkan dan bahan pengikat dibuat tetap,

kekuatan tekan dan kemampuan alir gas (permeabilitas) mengalami kenaikan

sampai titik tertentu, kemudian jika campuran ditambah terus maka kekuatan

tekan dan permeabilitasnya akan terus menurun hal ini dikarenakan ruangan

antara butir-butir pasir ditempati oleh bentonit yang kelebihan air sehingga

menurunkan permeabilitas, serta campuran kadar air yang berlebihan

mengakibatkan cetakan pasir menjadi lembek dan menurunkan kekuatan tekan

terutama kekuatan tekan basah. Begitu juga jika komposisi bahan pengikat

dinaikkan maka baik kekuatan tekan maupun permeabilitasnya akan mengalami

xxxvi
kenaikan dengan syarat untuk komposisi air dibuat tetap. Dengan demikian dapat

diambil kesimpulan komposisi bahan pembuat cetakan dapat mempengaruhi

kekuatan tekan dan permeabilitas.

Dalam penelitian yang akan dilakuakan oleh peneliti komposisi campuran

bentonit yang dicampurkan dalam pasir cetak adalah sebesar 4% dimana

pengambilan tersebut berdasarkan pada penelitian yang telah dilakuakan

sebelumya oleh politeknik manufaktur ceper klaten serta berdasarkan pada

industri pengecoran logam dimana penambahan bahan pengikat bentonit dalam

industri pengecoran logam yaitu sebesar 4% (Hidayat Yulianto, Teknisi

POLMAN).

E. Campuran Kadar Air dan Pengambilan Air

1. Campuran kadar air

Pada pembuatan cetakan pasir basah salah satu unsur pembentuknya

adalah air, dimana air merupakan media perekat antara bahan pengikat dengan

pasir, mengandung maksud agar antara pasir dengan bahan pengikat bisa saling

merekat dan menguatkan cetakan. Selain hal tersebut air juga merupakan media

pendingin yang dapat mendinginkan logam cair.

Dalam industri pengecoran logam pada umumnya mengunakan campuran

air yang digunakan dalam cetakan kira-kira sebesar 11% dari campuran dimana

xxxvii
hal tersebut untuk menghindari dari pengaupan pada cetakan sebelum digunakan

pada saat penuangan logam cor.

Dalam penelitian ini peneliti mengunakan variasi campuran kadar air yang

digunakan dalam campuran pasir cetak basah yaitu sebesar 10% sampai 13%. Hal

ini berdasarkan pada penelitian pengujian sebelumnya yang telah dilakukan oleh

pihak politeknik nanufaktur ceper klaten yaitu sebesar 10% sampai 17%

(Muttaqin, 2004: 12).

2. Pengambilan air yang digunakan dalam penelitian.

Air merupakan bahan yang penting dalam pembuatan cetakan pasir basah.

Air yang digunakan dalam industri pengecoran logam harus ada batasan-batasan

tertentu untuk kandungan zat yang ada pada air, karena kemungkinan akan

menimbulkan sifat-sifat tertentu pada hasil pengecoran, untuk mrnghindari hal-

hal tersebut perlu adanya setandar prosentase untuk zat-zat tertentu seperti

posfor, belerang. Keadaan air disesuaikan dengan daerah penelitian (Ceper,

Klaten) dengan mengunakan air tanah yang disekitar lokasi penelitian.

Air yang digunakan dalam industri pengecoran logam adalah air tanah

yang ada atau terjadi karena siklus alam yaitu penguapan air laut yang pada

akhirnya kembali kelaut (Lienda handoyo, 1995: 3). Air terdapat dalam bentuk

air tanah, air permukaan dan air olahan. Pengambilan air pada penelitian ini

menggunakan air tanah atau air olahan dengan pengambilan yang mudah, cukup

menggunakan pompa yang kecil yang ada disekitar tempat penelitian (Sutrisno,

1991: 17).

xxxviii
F. Kemampuan alir gas (Permeabilitas)

Permeabilitas atau kemampuan alir gas adalah sifat yang paling penting

terhadap hasil dari benda coran. Pasir cetak yang telah dipadatkan harus dapat

mengalirkan uap dan gas-gas yang dilepaskan oleh logam panas pada waktu

dilakukan penuangan kedalam cetakan. Apabila cetakan tidak bisa mengeluarkan

atau mengalirkan gas-gas dengan baik, maka akan terjadi cacat coran yang berupa

rongga udara atau lubang-lubang pada hasil coran. Permeabilitas ini tergantung

pada beberapa faktor antara lain, bentuk butiran pasir, kehalusan, kadar air dan

jumlah bahan pengikat. Permeabilitas pada cetakan yang menggunakan cetakan

tangan juga dipengaruhi oleh cara menumbuk atau pemadatan pada cetakan yang

biasanya dilakukan pada bagian pembuatan cetakan, permeabilitas akan berubah

apabila cara menumbuknya (memadatkan) tidak tetap.

Pengujian kemampuan alir gas (permeabilitas) menurut standar AFS

dilakukan dengan menggunakan alat Permeability meter, untuk mencari perbedaan

tekanan dan waktu yang diperlukan untuk melewatkan 2000 cc udara dengan cara

membuat spesimen setandart dengan ukuran ∅ 50 mm x 50 mm dengan

memadatkan pasir dalam silinder pemadat yang telah medapatkan pukulan

pemadatan sebanyak tiga kali kemudian diuji menggunakan alat tersebut (Surdia,

2000: 118).

xxxix
Gambar 5. Mesin uji Permeability meter

Perbedaan hasil akan terlihat jika waktu yang ditempuh dalam melewatkan

tekanan yang sama tersebut menjadi perbedaan. Jadi setandarisasi alat yang

digunakan dalam penelitian akan sangat menentukan hasil dari penelitian,

demikian juga dengan dukungan dari teknisi maupun kalibrasi alat harus benar-

benar baik dan mempunyai validitas yang tinggi.

Dalam pengukuran permeabilitas persamaan yang digunakan sebagai

berikut:

QxL
P= (Surdia, 2000: 120)
pxAxT

Dimana :

P = Permeabilitas L = Panjang spesimen (5 cm)

A = Luas irisan (19,625 cm2) T = Waktu untuk melewatkan Q

Q = Volume udara p = Tekanan udara

xl
Besar kecilnya nilai permeabilitas biasanya digunakan atas dasar jenis

logam yang akan dituang kedalam cetakan serta tebal tipisnya dinding dari benda

tuangnya. Berikut ini adalah ketentuan nilai permeabilitas terhadap jenis logam

dan ukuran besar kecilnya logam yang dituang.

Tabel 1. Ketentuan nilai permeabilitas terhadap penuangan dan tebal benda cor

Penuangan Tebal ukuran benda Besarnya nilai permeabilitas


Besi Kelabu
- Besar Diatas 2,5 inc 60 sampai 150
- Sedang 1,5 inc sampai 2,5 inc 50 sampai 80
- Kecil 0,5 inc sampai 1 inc 20 sampai 50
Paduan copper
- Besar Diatas 2,5 inc 25 sampai 50
- Sedang 1,5 inc sampai 2,5 inc 20 sampai 40
- Kecil 0,5 inc sampai 1 inc 15 sampai 30
(Politeknik Manufaktur ceper Kalaten)

G. Kekuatan Tekan

Kekuatan tekan adalah kemampuan untuk dapat menahan aliran logam

cair yang mempunyai tekanan pada waktu masih panas yang bisa menyebabkan

cetakan pasir itu mengalami perubahan bentuk atau kerontokan pada cetakan.

Kekuatan tekan cetakan pasir basah merupakan hal yang sangat penting terhadap

hasil benda coran. Kekuatan tekan yang kurang mengakibatkan cetakan rapuh

atau mudah rontok, karena tidak kuat menahan tekanan dari cairan logam yang

panas sehingga menimbulkan cacat rontokan dan pembengkakan cetakan, untuk

menghindari perubahan bentuk dari cetakan nilai kekuatan tekan harus

xli
mempunyai satuan harga minimum yaitu 6,9 kN/m2 sampai dengan 7 kN/m2

(politeknik manufaktur ceper klaten). Sebaliknya kekuatan tekan yang berlebihan

mengakibatkan pembongkaran cetakan yang susah dan cetakan dapat retak.

Pengujian kekuatan tekan pada pasir cetak biasanya dilakukan dengan

mengunakan alat Universal Strength Machine. Dengan ukuran setandart spesimen

∅ 50 mm x 50 mm ukuranya sama seperti pada pengujian permeabilitas pasir

cetak, namun yang diukur dalam pengujian kekuatan tekan adalah kemampuan

terhadap tekanan sampai spesimen pengujian mengalami patah atau patahan.

Gambar 6. Mesin uji Universal Strength Machine

Kekuatan tekan dapat dihitung :

Beban pada patahnya spesimen (kN)


Kekuatan tekan (kN/m2=
Luas irisan spesimen (m 2 )

Laju pembebanan pada pengujian ini adalah 30 gr/cm2/detik untuk

spesimen basah, sedangkan untuk spesimen kering sebesar 150 gr/cm2/detik.

Ketentuan-ketentuan itu hanya berlaku bagi spesimen setandar (Surdia,2000: 120)

xlii
J. Hipotesis

Hipotesis yang dijaukan untuk menjawab permasalahan yang timbul dalam

penelitian ini adalah:

a. Ada perbedaan kemampuan alir gas (permeabilitas) pada cetakan pasir

basah dengan variasi campuran menggunakan kadar air 10%, 11%, 12%

dan 13% dengan bahan pengikat bentonit.

b. Ada perbedaan kekuatan tekan pada cetakan pasir basah dengan

menggunakan variasi campuran kadar air 10%, 11%, 12% dan 13%

dengan bahan pengikat bentonit.

xliii
BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan suatu cara untuk


memperoleh pengetahuan atau pemecahan
masalah yang dikaji dalam bentuk penelitian.
Langkah-langkah yang harus ditempuh adalah
penentuan obyek penelitian, pengumpulan data
dan metode analisis data.

A. Desain Eksperimen

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang dilaksanakan

dilaboratorium dengan kondisi dan perlengkapan yang disesuaikan dengan

kebutuhan untuk memperoleh data tentang pengaruh perbedaan campuran kadar

air pada bahan pengikat bentonit terhadap kemampuan alir gas (permeabilitas)

dan kekuatan tekan pada cetakan pasir basah.

Adapun yang dimaksud dengan desain eksperimen adalah eksperimen

yang merupakan dengan sengaja dan secara sistematis mengadakan perlakuan

atau tindakan pengamatan yang dilakukan peneliti untuk melihat efek yang terjadi

pada tindakan tersebut (Suharsimi Arikunto, 1993: 189). Desain eksperimen yang

xliv
digunakan dalam penelitian ini adalah desain eksperimen acak sempurna dimana

perlakuan dikenakan sepenuhnya secara acak kepada unit-unit eksperimen

(Sudjana, 1994: 15).

32
Obyek dalam penelitian ini adalah benda uji cetakan pasir basah

(spesimen cetakan pasir basah) yang diberi perlakuan. Cetakan pasir basah

dengan bahan pembentuknya adalah pasir, bentonit, air dan bahan imbuh

(misalkan berat campuran kecuali air dibuat sebesar 5000 gr). Komposisi pasir,

bentonit, bahan imbuh dibuat tetap, kemudian air dibuat bervariasi dari 10%,

11%, 12% dan 13%. sehingga perlakuan-perlakuan yang dilakuakan adalah

sebagai berikut :

1. Cetakan pasir basah dengan campuran pasir, bentonit, bahan imbuh, diberi

campuran air 10%.

2. Cetakan pasir basah dengan campuran pasir, bentonit, bahan imbuh, diberi

campuran air 11%.

3. Cetakan pasir basah dengan campuran pasir, bentonit, bahan imbuh, diberi

campuran air 12%.

4. Cetakan pasir basah dengan campuran pasir, bentonit, bahan imbuh, diberi

campuran air 13%.

xlv
B. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasir campuaran yang terdiri dari pasir silika dan pasir kali dengan

perbandingan 20% : 80%, bentonit, air, dan serbuk gergajian yang diperoleh dari salah satu perusahaan pengecoran yang

ada di Ceper Klaten.

Alat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Alat pengukur kemampuan alir gas (permeabilitas) yaitu Permeability Meter.

2. Alat pengukur kekuatan tekan yaitu Universal Strength Machine.

3. Neraca timbang yang digunakan untuk menimbang campuran.

4. Mixer yang digunakan untuk mencampur antara pasir, bentonit, air, dan

serbuk gergajian.

5. Sand rammer yang digunakan untuk membuat atau membentuk spesimen

6. Cetok (untuk mengaduk pasir).

7. Gelas ukur.

8. Tempat penampung campuran yang akan dipergunakan untuk bahan

percobaan.

9. Tempat untuk menampung air.

C. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Politeknik Manufaktur Ceper

Klaten pada tanggal 26 Januari sampai 4 Februari 2005

xlvi
D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi campuran kadar air

pada bahan pengikat bentonit. Variasi campuran kadar air pada bahan pengikat

bentonit yang digunakan adalah sebesar 10%, 11%, 12% dan 13%. Selanjutnya

variabel ini disebut variabel X.

2. Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan alir gas

(permeabilitas) dan kekuatan tekan cetakan pasir basah, yang diukur dengan

alat Permeability Meter dan Universal Strenght Mechine. Kemudian variabel

ini disebut variabel Y.

3. Variabel kontrol

Variabel kontrol adalah variabel yang mempengaruhi proses eksperimen.

Namun pengaruh yang timbul sebenarnya tidak dikehendaki, sehingga perlu di

kendalikan agar tidak mempengaruhi hasil dari variabel terikat yang mendapat

pengaruh dari variabel bebas. Variabel yang kita kendalikan adalah: jumlah

bahan pengikat, jumlah pasir, jumlah bahan imbuh.

xlvii
E. Alur Penelitian

Persiapan Bahan dan Alat


Yang digunakan dalam penelitian

Pembuatan Spesimen Cetakan Pasir Basah


Dengan Campuran Kadar Air

Campuran Campuran Campuran Campuran


Kadar Air 10% Kadar Air 11% Kadar Air 12% Kadar Air 13%

Pengujian Pasir Cetak Basah


Permeabilitas dan Kekuatan tekan

Analisa Data dan Pembahasan

Kesimpulan

xlviii
Gambar 7. Diagram alur penelitian

F. Metode Pengumpulan Data dan Alat Pengumpul Data

a. Metode pengumpulan data

Dalam penelitian ini adalah menggunakan metode pengukuran pada desain

eksperimen.

Langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

1. Persiapan eksperimen

Dalam melaksanakan eksperimen harus dirancang sedemikian rupa

sehingga pada pelaksanaan pengambilan data-data yang diambil akurat atau

dengan kata lain terhindar dari kesalahan yang fatal. Langkah-langkah yang

dilakuakan adalah :

a. Menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan untuk membuat spesimen

percobaan (pasir, bentonit, air, bahan imbuh (serbuk gergaji)).

b. Menyiapkan timbangan.

c. Menimbang komposisi campuran pasir, bentonit, air, serbuk gergaji,

seperti tabel dibawah.

Tabel 1. Komposisi bahan pembuat spesimen

Tahap Pasir (gr) Bentonit (gr) Air (gr) Sebuk Gergaji (gr)

xlix
A 4750 200 500 50

B 4750 200 550 50

C 4750 200 600 50

D 4750 200 650 50

d. Persiapan campuran pasir untuk batang percobaan.

1. Ambil pasir silika dan pasir kali untuk dijadikan pasir campuran

masing-masing sebesar 20% pasir silika dan 80% pasir kali,

sebelumnya ayak terlebih dahulu pasir dengan menggunakan ayakan 3

mm.

2. Masukan pasir, bentonit, bahan imbuh (serbuk gergaji) kecuali air

dalam pengaduk (mixer) yang khusus dipergunakan untuk pengujian-

pengujian.

3. Aduk dalam keadaan kering selama 1 menit hingga rata.

4. Masukkan air sesuai dengan jumlah persentase yang telah ditentukan

yaitu masing-masing 10%, 11%, 12% dan 13%.

5. Aduk selama 5 menit hingga campuran benar-benar rata.

6. Keluarkan pasir dari mixer, letakkan dalam tempat tertutup, diamkan

kurang lebih satu jam.

7. Pasir telah siap untuk dibuat batang percobaan atau spesimen

percobaan.

2. Pelaksanaan eksperimen

l
Pelaksanaan eksperimen ini hanya berlaku pada eksperimen yang

dilakuakan oleh peneliti dengan alat dan bahan yang telah ditentukan diatas,

langkah-langkah yang dilakukan dalam eksperimen ini adalah:

a) Pembuatan batang percobaan (campuran antara pasir, bentonit, air, dan

serbuk gergaji) untuk pengujian berbentuk silinder. Batang percobaan

ini mempunyai garis tengah diameter 50 mm dan tinggi 50 mm, untuk

lebih jelasnya dapat dilihat gambar dibawah.

Gambar 8. Bentuk dan ukuran Spesimen Pasir cetak Basah

Untuk pembuatanya diperlukan sejumlah pasir yang telah memadat

dengan melakukan pemukulan tiga kali pada alat pemadat (sand

li
rammer) dengan mengambil berat campuran kira-kira 145 sampai 170

gram. Adapun jumlah berat yang sebenarnya harus ditentukan dengan

percobaan. (Laboratorium Politeknik Manufaktur Ceper Klaten).

b) Pengujian kemampuan alir gas (permeabilitas) spesimen yang telah

berbentuk silinder kemudian dilakukan pengujian kemampuan alir gas

dengan menggunakan alat uji permeability meter. Batang yang sudah

jadi kita tampatkan pada sumbat karet dengan kedudukan terbalik, yaitu

ruang kosong yang lebih besar dari silinder menghadap pentil (orifice).

Sehingga sumbat karet dapat tertutup dengan rapat, kemudian

permeability dinyalakan dan dapat dilihat hasilnya. Pada permeability

meter ada dua orifice (pentil). Satuanya adalah cm3/menit

(Laboratorium Politeknik Manufaktur Ceper Klaten).

c) Pengukuran kekuatan tekan menggunakan alat Universal Strength

Machine. setelah batang dilakukan pengujian permeabilitas batang

dikeluarkan dengan menggunakan batang pendorong, kemudian

diletakkan antara dua keping dari alat percobaan kekuatan tekan

sehingga rata pada kedua sisi-sisinya. Dengan perlahan-lahan pemutar

diputar dan batang percobaan akan tertekan hingga retak dan pecah,

bersamaan dengan retaknya batang percobaan ini maka jarum

manometer ini akan turun kembali, tetapi tegangan tekannya akan tetap

ditunjuk oleh jarum pengikut pada magnit. Kemudian dapat dibaca

angka kekuatan tekan dari percobaan batang tersebut. Angka hasil

lii
percobaan dapat dibaca pada skala paling luar, yaitu pada manometer

tekanan rendah. (Laboratorium Politeknik Manufaktur Ceper Klaten).

b. Alat Pengumpul Data

Alat pengumpul data merupakan alat-alat yang digunakan dalam

pengumpulan data, alat ini bisa berupa perangkat kertas dan perangkat lunak.

Diamana untuk perangkat keras antara lain, alat-alat pembuatan spesimen dan

alat ukur yang digunakan. Sedangkan alat-alat perangkat lunak adalah alat tulis

dan lembar pengamatan untuk mendapatkan data.

Tabel 1. Lembar pengamatan kemampuan alir gas (Permeabilitas)

Campuran Kadar Air


No A. (10%) B. (11%) C. (12%) D. (13%)
1
2
3
4
Rata-rata

Tabel 2. Lembar pengamatan kekuatan tekan

Campuran Kadar Air


No A. (10%) B. (11%) C. (12%) D. (13%)
1

liii
2
3
4
Rata-rata

Keterangan Tabel: 1 s/d 4 : No Spesimen

A s/d D : Jumlah perlakuan kadar air pada pasir cetak.

G. Metode Analisis Data

Untuk metode analisis data yang telah diperoleh dari desain eksperimen,

maka perlu dianalisis lebih lanjut. Karena data yang diperoleh dalam bentuk

angka (kuantitatif) maka pengolahan data dilakukan dengan analisis statistik.

Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan digunakan analisis varians satu

arah. Penggunaan analisis varians satu arah ini adalah bertujuan untuk menerima

atau menolak hipotesis dengan cara mengkonsultasikan harga Fo dari hasil

perhitungan dengan nilai Ft pada tabel. Akan tetapi sebelumnya dilakukan

pengujian beberapa asumsi seperti uji normalitas dan homogenitas, sebagai

peryaratan yang harus di penuhi dalam pengujian analisis varian satu arah adalah

sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Kenormalan data dapat diketahui dengan uji Liliefors. Untuk menguji

kenormalan langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:

xi - x
a. Pengamatan X1, X2, …Xn dengan menggunakan rumus Zi =
s

dimana x dan s merupakan rata-rata dan simpangan baku.

liv
b. Menghitung harga peluang F(Zi) = P(z ≤ zi)

c. Menghitung harga proporsi z1, z2, …zn yang lebih kecil atau sama

z1 , z2 ,....zn yang ≤ zi
dengan z1, dan dinyatakan S(Zi)=
n

d. Menghitung selisih F(Zi) – S(Zi), kemudian menentuka harga

mutlaknya dan diambil nilai terbesar sebutlah harga ini adalah Lo.

Untuk mengetahui apakah data ini normal atau tidak dengan

mengkonsultasikan dengan Lo ini dengan nilai kritis L dengan taraf

signifikan yang dipilih, apabila lebih besar berarti data tersebut

berdistribusi normal. (Sudjana, 1996: 315).

2. Uji Homogenitas.

Disamping pengujian terhadap normal tidaknya distribusi data pada

sampel, perlu kiranya peneliti melakuakan pengujian terhadap kesamaan

(homogenitas) beberapa bagian dari sampel , yakni seragam atau tidaknya

variasi sampel yang diambil dari populasi yang sama (Arikunto, 1996:

315).

Untuk uji homogenitas data digunakan uji Bartleth . dengan urutan

sebagai berikut:

a. Menghitung varians masing-masing sampel S12,S22, …S52.

b. Untuk memudahkan perhitungan, satuan-satuan yang diperlukan dalam

daftar tabel sebagai berikut:

lv
Tabel 4. Uji Homogenitas

Perlakuan ni dk = ni-1 Si2 (dk) Si2 Log Si2 (dk) log Si2
A (10%)
B (11%)
C (12%)
D (13%)
Σ Σ ni Σ (ni-1) Σ (ni-1) log Si2
c. Menghitung Varians gabungan dari semua sampel dengan rumus:

2
S =
(
Σ (ni − 1)Si
2
)
Σ(ni − 1)

d. Menghitung harga satuan B

B = log S2 . Σ (ni – 1)

e. Mengunakan statistik Chi – kwadrat untuk nilai Homogenitas dengan

menggunakan uji Bartleth dengan rumus:

χ2 = (ln 10) {B -Σ (ni – 1) log S2}

Keterangan :

S2 = Varians gabungan

Si 2 = Varian tiap-tiap kelompok

(ni –1) = jumlah sampel tiap kelompok dikurangi 1

Untuk mengetahui suatu data homogen atau tidaknya yaitu dengan

mengkonsultasikan nilai χ2tabel pada taraf signifikan 5%. Jika nilai χ2 hitung <

χ2tabel maka data antar sampel dikatakan Homogen.

lvi
Setelah dilakuakan uji Normalitas dan Homogenitas Kemudian data

tersebut dapat langsung dihitung dengan menggunakan Analisa Varian Satu

Arah (Sudjana, 1996: 302).

3. Analis Varians.

Langkah-langkah untuk menganalisis data yang diperoleh adalah

sebagai berikut:

Menyusun dan mengelompokkan data nilai kehalusan masing-masing

sampel dalam kisi-kisi instrumen penelitian. Untuk memudahkan

perhitungan dibuat tabel-tabel ringkasan anava sebagai berikut:

Tabel 5. Uji Analisis Varians

Sumber varian Drajat kebebasan Jumlah kuadrat KT F


(dk) (JK
Rata-rata 1 Ry R=Ry/1

Antar kelompok k-1 Ay A=Ay/k-1 A/D

Dalam kelompok Σ (ni – 1) Dy D=Dy/Σ(ni-1

Total Σ ni Σ Y2

(Sudjana, 1996: 305).

Keterangan :

a. Jumlah kuadrat rata-rata (Ry)

lvii
Ry =
(ΣX )2
n

b. Jumlah kuadrat antar kelompok (Ay)

Ay =
(ΣX i )2 -Ry
ni

c. Jumlah kuadrat total (JK tot)

ΣY2 = jumlah kuadrat-kuadrat (JK) dari semua nilai pengamatan

d. Jumlah kuadrat dalam (Dy)

Dy = JK tot – Ry – Ay

Untuk memperoleh F diperoleh dengan membagi A dengan D. F

hasil perhitungan dikonsultasikan dengan nilai F daftar kritik , jika F hitung

> F tabel pada taraf signifikan 5%, maka hipotesis yang menyatakan ada

perbedaan variasi campuran kadar air pada bahan pengikat bentonit terhadap

permeabilitas dan kekuatan tekan pada cetakan pasir basah diterima.

lviii
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan data dari hasil penelitian yang telah dilakuakan pengambilan data

dengan hasil data terlampir (lihat lampiran 2 dan 3), pada 4 februari 2005 di

Laboratorium Politeknik Manufaktur Ceper Klaten, mengenai uji coba variasi

campuran kadar air pada pasir cetak basah dengan bahan pengikat bentonit terhadap

kemampuan alir gas (permeabilitas) dan kekuatan tekan, maka akan dapat digunakan

untuk menjawab permasalahan-permasalahan pada bab sebelumnya dan dapat

digunakan untuk memberikan analisis maupun memberikan gambaran tentang

perbedaan permeabilitas maupun kekuatan tekan dengan mengunakan komposisi

pasir, bentonit dan bahan tambah yang tetap.

1. Deskriptif data

Data hasil yang didapat dari observasi dan eksperimen berupa data yang

masih perlu diolah untuk mendapatkan hasil secara statistik. Data yang telah diolah

menghasilkan rata-rata dan perbedaan seperti dibawah ini:

lix
Tabel 6. Kemampuan Alir Gas (Permeabilitas)

Campuran Kadar Air


No A. (10%) B. (11%) C. (12%) D. (13%)
1 55,0 45,5 40,0 35,0
2 55,0 46,0 40,5 35,0
3 54,5 46,0 40,0 35,5
4 54,0 46,0 41,0 36,0
Rata-rata 54,63 45,88 40,38 35,38
Tabel 7. Kekuatan Tekan
47
Campuran Kadar Air
No A. (10%) B. (11%) C. (12%) D. (13%)
1 50,0 46,0 42,0 39,0
2 49,5 45,5 43,0 40,0
3 51,0 45,0 42,5 39,0
4 50,5 44,5 42,0 39,5
Rata-rata 50,25 45,25 42,38 39,38

Dari hasil pengukuran yang pertama (1) mengenai kemampuan alir gas

(permeabilitas) pada masing-masing campuran kadar air diperoleh nilai

kemampuan alir gas (permeabilitas) yang berdeda dalam satuan cm3/menit. Pada

campuran kadar air A (10%) diperoleh nilai rata-rata permeabilitas 54,63

cm3/menit, Pada campuran kadar air B (11%) diperoleh nilai rata-rata permeabilitas

45,88 cm3/menit, Pada campuran kadar air C (12%) diperoleh nilai rata-rata

permeabilitas 40,38 cm3/menit, Pada campuran kadar air D (13%) diperoleh nilai

rata-rata permeabilitas 35,38 cm3/menit.

lx
Hasil rerata pengujian kemampuan alir gas (permeabilitas) dapat dilihat

untuk permeabilitas optimal pada masing-masing campuran kadar air pada pasir

cetak basah dengan bahan pengikat bentonit yaitu pada campuran kadar air A. 10%

dimana menghasilkan nilai permeabilitas sebesar 54,63 cm3/menit.

Jika hasil rerata dibuat grafik akan tersaji seperti gambar di bawah ini:

)t
i
n 60
e 54.63
m
/
3 50 45.88
m 40.38
c
(
s 40
a
ti 35.38
li
b 30
a
e
m
r 20
e
P
10

0
9 10 11 12 13 14

Campuran kadar air (%)

Gambar 9. Garfik pengaruh variasi kadar air pada bahan pengikat bentonit
terhadap kemampuan alir gas (permeabilitas)

Dari hasil pengukuran yang kedua (2) mengenai kekuatan tekan pada

masing-masing acampuran kadar air diperoleh nilai kekuatan tekan yang berbeda

dalam satuan kN/m2. Pada campuran kadar air A (10%) diperoleh nilai rata-rata

lxi
kekuatan tekan 50,25 kN/m2, Pada campuran kadar air B (11%) diperoleh nilai

rata-rata kekuatan tekan 45,25 kN/m2, Pada campuran kadar air C (12%) diperoleh

nilai rata-rata kekuatan tekan 42,38 kN/m2, Pada campuran kadar air D (13%)

diperoleh nilai rata-rata kekuatan tekan 39,38 kN/m2.

Hasil rerata pengujian kekuatan tekan dapat dilihat untuk kekuatan tekan

optimal pada masing-masing campuran kadar air pada cetakan pasir basah dengan

bahan pengikat bentonit yaitu pada campuran kadar air A. 10% dimana

menghasilkan nilai kekuatan tekan sebesar 54,63 kN/m2.

Jika hasil rerata dibuat grafik akan tersaji seperti gambar dibawah ini:

) 60
2
m
/ 50.25
N 50
k
( 45.25 42.38
n 39.38
a 40
k
e
t
n 30
a
t
a
u
k 20
e
K
10

0
9 10 11 12 13 14

Campuran kadar air (%)

Gambar 10. Garfik pengaruh variasi kadar air pada bahan pengikat bentonit
terhadap kekuatan tekan

2. Analisis statistik

lxii
Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan digunakan analisis varian

satu arah. Persyaratan yang harus dipenuhi sebelum dilakuakan analisis tersebut

perlu dilakuakan uji normalitas dan homogenitas.

a. Uji Normalitas

Sebelum data dianalisis perlu diketahui apakah data hasil pengukuran

tersebut berdistribusi normal atau tidak pada penelitian ini jumlah sampel kurang

dari 30, oleh karena itu untuk uji kenormalan digunakan uji Liliefors (Sudjana,

1996: 467). Kriteria data berdistribusi normal jika Lo dari hasil pengamatan tidak

melebihi L kritik dari daftar uji liliefors. Data hasil pengukuran ini terdiri dari

perhitungan kemampuan alir gas (permeabilitas) dan kekuatan tekan.

Tabel 8. Ringkasan hasil uji normalitas permeabilitas dan kekuatan tekan

Pengujian Lo L kritik Keterangan


1. Permeabilitas 0,1608 0,213 Normal
2. Kekuatan tekan. 0,1235 0,213 Normal

Dari hasil perhitungan yang pertama (1) mengenai kemampuan alir gas

(permeabilitas) dapat dilihat pada (lampiran 6). Diketahui harga selisih F(Zi)-S(Zi)

atau nilai kritik sebesar Lo = 0,1608, dan dari n =16 pada taraf signifikan 5%

diperoleh L = 0,213. hal ini menunjukkan bahwa Lo < L kritik, sehingga dapat

disimpulkan bahwa data perhitungan permeabilitas tersebut berdistribusi normal

(lampiran 6).

lxiii
Hasil perhitungan yang kedua (2) mengenai kekuatan tekan dapat dilihat

pada (lampiran 10). Diketahui harga selisih F(Zi)-S(Zi) atau nilai kritik sebesar Lo

= 0,1235, dan dari n =16 pada taraf signifikan 5% diperoleh L = 0,213. hal ini

menunjukkan bahwa Lo < L kritik, sehingga dapat disimpulkan bahwa data

tersebut berdistribusi normal (lampiran 10).

b. Uji Homogenitas

Dari hasil perhitungan yang pertama (1) mengenai kemampuan alir gas

(permeabilitas) dapat dilihat pada (lampiran 7), diperoleh varians gabungan dari

dari kelompok sampel S2 = 0,1875 dan harga satuan B = -8,724. perhitungan

statistik chi-kuadrat untuk uji homogenitas diperoleh χ2 = 1,490. Pada taraf

signifikan 5% dengan dk = 3 diperoleh χ2tabel = 7,81. Perhitungan tersebut jelas

menunjukkan bahwa χ2hitung < χ2tabel, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa data

permeabilitas pada sampel homogen (lampiran 10).

Tabel 9. Ringkasan hasil uji homogenitas permeabilitas dan kekuatan tekan

Pengujian χ2hitung χ2tabel Keterangan


1. Permeabilitas 1,490 7,81 Homogen
2. Kekuatan tekan. 1,528 7,81 Homogen

Hasil perhitungan yang kedua (2) mengenai kekuatan tekan dapat dilihat

pada (lampiran 11), diperoleh varians gabungan dari dari kelompok sampel S2 =

0,3229 dan harga satuan B = -5,8909. Perhitungan statistik chi-kuadrat untuk uji

lxiv
homogenitas diperoleh χ2 = 1,528. Pada taraf signifikan 5% dengan dk = 3

diperoleh χ2tabel = 7,81. Perhitungan tersebut jelas menunjukkan bahwa χ2hitung <

χ2tabel, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa data kekuatan tekan pada sampel

homogen (lampiran 11).

c. Analis Varian Satu Arah

Setelah diketahui bahwa kedua data (permeabilitas dan kekuatan tekan)

tersebut berdistribusi normal, selanjutya adalah menguji hipotesis yang telah

dirumuskan dengan analisis varian satu arah.

Tabel 10. Ringkasan hasil uji analisis varians permeabilitas

Sumber variasi Dk JK KT F Ft Ket


Rata-rata 1 31064,0625 31064,0625
Antar kelompok 3 815,6875 271,8958 1450,111 3,49 signifikan
Dalam kelompok 12 2,2500 0,1875
Total 16 31882,0000

Tabel 11. Ringkasan hasil uji analisis varians kekuatan tekan

Sumber variasi Dk JK KT F Ft Ket


Rata-rata 1 31417,5625 31417,5625
Antar kelompok 3 257,0625 85,6875 265,355 3,49 signifikan
Dalam kelompok 12 3,8750 0,3229
Total 16 31678,5000

lxv
Dari hasil perhitungan yang pertama (1) menganai permeabilitas yang

terlampir pada (lampiran 8) diketahui harga F hitung sebesar 1450,111, sedangkan

F tabel pada taraf 5% dengan dk pembilang = 3 dan dk penyebut = 16 adalah 3,49.

ini berarti F hitung > F tabel, jadi Ho ditolak dan Ha diterima hasil penelitian

bersifat signifikan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada perbedaan

kemampuan alir gas (permeabilitas) pada cetakan pasir basah dengan variasi

campuran menggunakan kadar air 10%, 11%, 12% dan 13% dengan bahan

pengikat bentonit (halaman 31) dapat diterima.

Hasil perhitungan yang kedua (2) menganai kekuatan tekan yang terlampir

pada (lampiran 12) diketahui harga F hitung sebesar 265,355 sedangkan F tabel

pada taraf 5% dengan dk pembilang = 3 dan dk penyebut = 16 adalah 3,49. ini

berarti F hitung > F tabel, jadi Ho di tolak dan hasil penelitian bersifat signifikan.

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada perbedaan kekuatan tekan pada

cetakan pasir basah dengan variasi campuran menggunakan kadar air 10%, 11%,

12% dan 13% dengan bahan pengikat bentonit (halaman 31) dapat diterima.

lxvi
B. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa

hasil pengukuran dari pemberian variasi campuran kadar air sebesar 10%, 11%, 12%

dan 13% pada pasir cetak basah dengan bahan pengikat bentonit menghasilkan nilai

kemampuan alir gas (permeabilitas) dan kekuatan tekan yang berbeda-beda. Hal ini

telah dibuktikan pada hasil penelitian dimana semakin bertambah campuran kadar air

yang dicampurkan pada bahan pengikat bentonit, nilai kemampuan alir gas

(permeabilitas) dan nilai kekuatan tekannya terus menurun.

Jumlah pencampuran kadar air pada pasir cetak basah dengan bahan pengikat

bentonit hendaknya harus diperhatikan terutama pada industri pengecoran logam

yang menggunakan cetakan pasir basah dengan bahan pasir campuran, dikarenakan

jumlah pencampuran kadar air dapat merubah kemampuan alir gas (permeabilitas).

Apabila campuran kadar air pada bahan pengikat bentonit yang digunakan dalam

lxvii
cetakan pasir basah terlalu banyak maka permeabilitasnya akan berangsur-angsur

turun hal ini disebabkan ruangan antara butir-butir pasir menjadi sempit karena

ruangan antara butiran-butiran pasir ditempati oleh bentonit yang kelebihan air.

Kemampuan alir gas (permeabilitas) adalah sifat yang sangat penting karena sangat

mempengaruhi benda tuang yang dihasilkan, apabila campuran pasir yang telah

dipadatkan sebagai cetakan tidak bisa mengeluarkan gas atau udara, maka akan

menimbulkan cacat tuangan pada benda tuang yang dihasilkan, yaitu kekasaran

permukaan, lubang-lubang (rongga udara) yang disebabkan oleh gelembung gas.

Pencampuran kadar air yang terlalu banyak juga dapat merubah kekuatan tekan

pada cetakan pasir basah. Hal ini dikarenakan bahan pengikat bentonit apabila

kelebihan campuran air akan berbentuk menjadi pasta, serta kelekatannya menjadi

berkurang, sehingga bahan pengikat (bentonit) pada cetakan pasir basah tidak mampu

mengikat butiran-butiran dari pasir cetak secara optimal dan memyebabkan kekuatan

tekan pada cetakan menjadi turun. Kekuatan tekan juga mempengaruhi dari hasil

benda tuang yang dihasilkan, karena pada waktu logam cair dimasukkan dalam

lubang cetakan itu mempunyai kekuatan tekan yang tinggi yang dapat mengakibatkan

penetrasi logam cair kedalam cetakan, rontok cetakan, cetakan pecah atau retak serta

memyebabkan perubahan bentuk dari cetakan sehingga memyebabkan cacat coran.

Penelitian ini hanya mengungkap pengaruh variasi campuran kadar air sebesar

10%, 11%, 12% dan 13% pada pasir cetak basah dengan bahan pengikat bentonit

dengan menggunakan bahan pasir campuran (kali 80% dan silika 20%) terhadap

kemampuan alir gas (permeabilitas) dan kekuatan tekan. Adapun hubungan seberapa

lxviii
besar variasi campuran kadar air pada pasir cetak basah dengan bahan pengikat

bentonit yang dapat menyebabkan permeabilitas dan kekuatan tekan dapat paling

maksimal belum dapat diketahui, hal tersebut merupakan kekurangan dalam

penelitian ini.

BAB IV

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil simpulan

dan saran sebagai berikut:

A. Simpulan

1. Ada perbedaan kemampuan alir gas (permeabilitas) pada cetakan pasir basah

dengan variasi campuran menggunakan kadar air 10%, 11%, 12% dan 13%

dengan bahan pengikat bentonit.

2. Ada perbedaan kekuatan tekan pada cetakan pasir basah dengan menggunakan

variasi campuran kadar air 10%, 11%, 12% dan 13% dengan bahan pengikat

bentonit.

3. Campuran kadar air pada pasir cetak basah dengan bahan pengikat bentonit yang

paling optimal pada masing-masing sampel penelitian adalah pada campuran

lxix
kadar air 10% dimana menghasilkan permeabilitas 54,63 cm3/menit dan kekuatan

tekan 50,25 kN/m2.

4. Hasil penelitian ini hanya berlaku pada cetakan pasir basah dengan menggunakan

bahan pasir campuran yang terdiri dari pasir kali 80% dan silika 20%.

B. Saran 57

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka peneliti menyarankan:

1. Bagi industri pengecoran logam yang mengunakan cetakan pasir basah perlu

diperhatikan tentang pencampuran kadar air pada pasir cetak basah dengan

bahan pengikat bentonit dikarenakan sangat berpengaruh sekali pada perbedaan

kemampuan alir gas (permeabilitas) dan kekuatan tekan, yang dapat

mempengaruhi kualitas dari benda tuang yang dihasilkan.

2. Penelitian ini hanya mengungkap pengaruh variasi campuran kadar air sebesar

10% sampai 13% pada pasir cetak basah dengan bahan pengikat bentonit

terhadap permeabilitas dan kekuatan tekan. Adapun hubungan seberapa besar

variasi campuran yang dapat menyebabkan permeabilitas dan kekuatan tekan

paling maksimal belum dapat diketahui. Untuk itu bagi peneliti yang ingin

mengadakan penelitian sejenis dapat mengembangkan dengan variasi kadar air

lxx
yang lebih banyak dengan pencampuran yang lebih kecil prosentase campuran

kadar airnya.

DAFTAR PUSTAKA

Love, George terjemahan Harun A.R (1986). Teori dan Praktek Kerja Logam.

Jakarta: Erlangga

Lienda Handoyo, 1995, Teknologi Kimia 1, Jakarta: Pradnya Paramita

Muttaqin, Moh. Afandi (2004). Teknik Pengecoran Logam (Pembuatan Cetakan).

Politeknik Manufaktur Ceper klaten

Mold And Core Test Handbook (1980). American Foundrymen’s Socienty, Inc. Des

Plaines, IL 600016. USA

Sutrisno, C. Totok (1991). Teknologi Penyediaan Air Bersih, Jakarta: Rineka Cipta

Surdia, Tata (2000). Teknik Pengecoran Logam. Jakarta : Pradnya paramita


Sudarman (1995). Cetakan untuk Pengecoran dengan Bahan Dasar Pasir. Balai

Besar Pengembangan Industri Logam Ceper Klaten

lxxi
Suharsimi, Arikunto (1993). Prosedur Penelitian . Jakarta: Ghalia Indonesia

Sudjana (1994). Metode Eksperimen. Bandung : Tarsito, Pradnya Paranita

Sudjana (1996). Metode Statistika . Bandung : Tarsito, Pradnya paramita

Tim Penyusun. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Zain, Yareman. Penuntun Pengujian Pasir Cetak. Bandung: Politeknik Manufaktur

Ceper Klaten

LAMPIRAN-LAMIARAN

INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen merupakan alat dalam proses yang dilakukan untuk mendapatkan

hasil penelitian yang terbaik. Alat yang digunakan merupakan perangkat keras,

sedangkan lembar pengamatan termasuk dalam perangkat lunak. Instrumen akan

disusun sebagai berikut :

A. Alat (Perangkat Keras):

1. Alat penguji kemampuan alir gas (Permeability Meter).

2. Alat penguji kekuatan tekan (Universal Strength Machine).

3. Neraca timbang (digunakan untuk menimbang bahan).

4. Mixer (digunakan untuk mengaduk bahan).

5. Sand rammer (digunakan sebagai pembuat spesimen batang percobaan).

6. Alat bantu lain yang digunakan dalam pembuatan spesimen.

lxxii
Prosedur (langkah-langkah) penelitian yang akan dilakukan adalah

sebagai berikut:

1. Pembuatan spesimen

Pembuatan spesimen batang percobaan menggunakan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Penyiapan alat-alat yang akan digunakan dalam pembuatan spesimen

batang percobaan.

b. Penyiapan bahan-bahan yang akan digunakan dalam pembuatan spesimen

batang percobaan (pasir campuran, bentonit, air, bahan tambah/serbuk

gergaji).

c. Menentukan prosentase campuran bahan pembentuk kecuali air,

Tabel Prosentase komposisi campuran bahan pembentuk kecuali air

Bahan A B C D
Pasir 95% 95% 95% 95%
Bentonit 4% 4% 4% 4%
Serbuk gergaji 1% 1% 1% 1%
Total 100% 100% 100% 100%

d. Menentukan jumlah komposisi berat campuran bahan pembentuk kecuali

air yang digunakan dengan mengunakan acuan jumlah total campuran

seberat 5000 gr,

Tabel komposisi masing-masing berat bahan

Bahan A B C D

lxxiii
Pasir 4750 gr 4750 gr 4750 gr 4750 gr
Bentonit 200 gr 200 gr 200 gr 200 gr
Serbuk gergaji 50 gr 50 gr 50 gr 50 gr
Total campuran 5000 gr 5000 gr 5000 gr 5000 gr

e. Menentukan komposisi air sebagai bahan campuran yang akan

dicampurkan kedalam campuran pasir, bentonit dan bahan tambah/serbuk

gergaji, dengan persentase air sebesar 10%, 11%, 12%, 13% yaitu sebagai

berikut:

 10% x 5000 gr = 500 gr = 500 ml

 11% x 5000 gr = 550 gr = 550 ml

 12% x 5000 gr = 600 gr = 600 ml

 13% x 5000 gr = 650 gr = 650 ml

f. Menentukan jumlah total keseluruhan komposisi berat campuran yang akan

digunakan dalam pembuatan spesimen batang percobaan yang terdiri dari

(pasir, bentonit, air, serbuk gergaji),

Tabel Komposisi total berat campuran

Bahan A B C D
Pasir 4750 gr 4750 gr 4750 gr 4750 gr
Bentonit 200 gr 200 gr 200 gr 200 gr
Air 500 gr 550 gr 600 gr 650 gr
Serbuk gergaji 50 gr 50 gr 50 gr 50 gr
Total campuran 5500 gr 5550 gr 5600 gr 5650 gr

lxxiv
g. Menimbang bahan dengan neraca timbang dengan berat seperti pada tabel

di atas.

h. Masukan bahan hasil penimbangan kedalam mixer kecuali air.

i. Aduk dalam keadaan kering selama 1 menit hingga rata.

j. Masukan air ketika gerakan mixer mengaduk campuran.

k. Setelah kurang lebih 5 menit matikan mixer.

l. Keluarkan campuran dari mixer letakkan dalam tempat tertutup lalu

diamkan kurang lebih 1 jam.

m. Campuran siap untuk dibuat batang percobaan.

n. Untuk pembuatan spesimen batang percobaan, ambil dari campuran untuk

ditimbang secukupnya (kira-kira 150 sampai 185 gr).

o. Masukkan campuran yang sudah ditimbang kedalam tabung pembuat

spesimen (Sand rameer), dengan 3 kali pemukulan, kemudian jika masih

kurang dari toleransi lakukan penambahan dan buat spesimen.

p. Spesimen yang telah memenuhi standar dengan toleransi yang telah

ditentukan selanjutnya dilakukan pengujian untuk mendapatkan data.

2. Pengujian spesimen

a. Pengujian kemampuan alir gas (Permeabilitas)

1. Kalibrasi alat penguji dengan mengunakan aturan pengkalibrasian yang

sudah disediakan pada alat.

2. Spesiman yang sudah dibuat ditempatkan pada alat penguji

permeabilitas, dengan tetap menyertakan tabung pembuatnya.

lxxv
3. Hidupkan alat penguji permeabilitas, baca jarum penunjuk yang ada pada

alat.

4. Catat hasil pengujian yang telah disediakan.

b. Pengujian kekuatan tekan

1. Kalibrasi alat (tempatkan magnet pada titik nol).

2. Lepas spesimen yang telah diuji kemampuan alir gas dari tabung

pembuat spesimen.

3. Letakkan spesimen pada alat uji kekuatan tekan (diantara plat penekan

pada alat).

4. Hidupkan alat uji dengan menekan tombol start.

5. Amati spesimen sampai mengalami pecah atau patah, baca angka yang

telah ditunjukakan oleh magnet.

6. Catat angka tempat berhentinya magnet pada lembar observasi.

c. Ulangi keseluruhan pekerjaan kecuali pada proses pencampuran bahan (hanya

dilakukan sekali pada setiap kelompok spesimen).

B. Lembar Pengamatan (Perangkat lunak)

Lembar pengamatan digunakan untuk menyusun data yang telah diperoleh

dari hasil observasidari spesimen yang telah diuji. Isi dari lembar pengamatan

merupakan hasil atau data yang diperoleh dari penunjukan pada alat-alat

perangkat keras yang digunakan dalam penelitian, yaitu data dari permeabilitas

dan kekuatan tekan basah.

lxxvi
Lembar pengamatan yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

Lembar pengamatan kemampuan alir gas (Permeabilitas)

Campuran Kadar Air


No A. (10%) B. (11%) C. (12%) D. (13%)
1
2
3
4
Rata-rata

Lembar pengamatan kekuatan tekan


Campuran Kadar Air
No A. (10%) B. (11%) C. (12%) D. (13%)
1
2
3
4
Rata-rata
Keterangan :

1 s/d 4 : No spesimen

A s/d D : Jumlah perlakuaan campuaran kadar air pada pasir cetak.

lxxvii
Data Hasil Pengukuran Permeabilitas (Kemampuan Alir Gas) cm3/ Menit

Dengan Variasi Campuran Kadar Air Pada Cetakan Pasir Basah

Campuran Kadar Air


No
Eksperimen
A. (10%) B. (11%) C. (12%) D. (13%)

1 55,0 45,5 40,0 35,0

2 55,0 46,0 40,5 35,0

3 54,5 46,0 40,0 35,5

lxxviii
4 54,0 46,0 41,0 36,0

Rata-rata (X) 54,63 45,88 40,38 35,38

Contoh untuk mendapatkan Rata-rata X Pada Campuran kadar Air 10%

55,0 + 55,0 + 54,5 + 54,0


X=
4

218,5
=
4

= 54,63

Data Hasil Pengukuran Kekutan Tekan Basah kN/m2

Dengan Variasi Campuran Kadar Air Pada Cetakan Pasir Basah

Campuran Kadar Air


No
Eksperimen A. (10%) B. (11%) C. (12%) D. (13%)

1 50,0 46,0 42,0 39,0

2 49,5 45,5 43,0 40,0

3 51,0 45,0 42,5 39,0

lxxix
4 50,5 44,5 42,0 39,5

Rata-rata (X) 50,25 45,25 42,38 39,38

Contoh untuk mendapatkan Rata-rata X Pada Campuran kadar Air 10%

50,0 + 49,5 + 51,5 + 50,5


X=
4

201
=
4

= 50,25
DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 9. Bahan-bahan untuk membuat


spesimen (Pasir, Bentonit, Air, Bahan
tambah/Serbuk gergaji)

lxxx
Gambar 10. Penimbangan bahan-bahan untuk membuat spesimen (Pasir,
Bentonit, Air, Bahan tambah/Serbuk gergaji)

Gambar 11. Pengukuran jumlah campuran air

lxxxi
Gambar 12. Penambahan campuran air

Gambar 13. Pembuatan spesimen

lxxxii
Gambar 14. Bentuk spesimen benda uji batang
percobaan

Gambar 15. Pengujian Permeabilitas

lxxxiii
Gambar 16. Pengujian kekuatan tekan

lxxxiv

You might also like