Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Disusun Oleh :
Nama : Andika Agus Purwono
NIM : 5214000023
Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin/S1
FAKULTAS TEKNIK
2005
i
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi. Tahun 2005. Pengaruh Variasi Campuran Kadar Air Pada Pasir Cetak
Basah Dengan Bahan Pengikat Bentonit Terhadap Permeabilitas Dan Kekuatan
Tekan.
Telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Tanggal 18 Maret 2005.
Panitia Penguji
Ketua Sekretaris
ii
ABSTRAK
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Masa depan bukan terletak pada pekerjaan apa pun, tetapi pada orang yang
mengerjakannya.
rintangan-rintangan besar.
pendirian.
PERSEMBAHAN :
3. Seluruh keluargaku
4. Almamaterku
iv
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
skripsi “Pengaruh variasi campuran kadar air pada pasir cetak basah dengan bahan
Selama penyusunan ini banyak kendala yang penulis hadapi, namun berkat
bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak semua kendala tersebut dapat teratasi.
Pada kesempatan ini dengan ketulusan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima
4. Drs. Pramono, pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, serta saran dan
5. Hadromi, S.Pd., M.T, penguji III yang telah memberikan masukan, saran serta
v
6. Agus Yulianto, ST., M.T, ketua bidang akademik dan kemahasiswaan Politeknik
Manufaktur Ceper Klaten yang telah memberikan tempat serta kesempatan dalam
8. Semua pihak yang telah memberikan motivasi dan bantuan dalam menyusun
skripsi ini.
imbalan dari Allah SWT. Peneliti menyadari dalam penulisan sekripsi ini masih jauh
lakukan semaksimal mungkin. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun
sangat peneliti harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan
Peneliti
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ii
BAB I . PENDAHULUAN
B. Permasalahan ..................................................................................... 3
vii
b. Pembuatan Inti ........................................................................... 9
3. Peleburan ....................................................................................... 10
viii
C. Waktu dan Tempat Penelitia ...................................................... 34
E. Alir Penelitian.............................................................................. 36
1. Persiapan Eksperimen..................................................................... 37
A. Hasil Penelitian............................................................................ 47
2. Analisis statistik.............................................................................. 50
B. Pembahasan ................................................................................. 55
BAB V. PENUTUP
A. Simpulan ..................................................................................... 57
B. Saran ........................................................................................... 58
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................... 60
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
x
DAFTAR TABEL
Halaman
4. Uji homogenitas................................................................................................. 43
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Instrumen penelitian........................................................................................... 60
xii
BAB I
PENDAHULUAN
dengan berbagai macam cetakan, diantaranya yaitu: cetakan pasir basah (green
sand molds), cetakan kulit kering (skin driend molds), cetakan lempung (loam
molds), cetakan furan (furan molds), cetakan CO2, cetakan logam, cetakan khusus
(yang dibuat dari plastik, karet, plaster, kertas). Pada industri kecil pengecoran
logam pada umumnya menggunakan cetakan pasir basah (green sand molds)
dalam proses pembuatan coran karena mudah didapat serta biayanya yang relatif
murah dibandingkan dengan cetakan yang lainnya. Cetakan pasir basah terbuat
dari pasir, bahan pengikat tanah lempung atau bisa diganti dengan bentonit,
kemudian diaduk menjadi satu dan membentuk adonan cetakan pasir basah (green
sand molds).
masih sering terjadi cacat-cacat yang tidak diinginkan pada hasil coran, seperti
xiii 1
Timbulnya cacat-cacat tersebut dipengaruhi oleh kemampuan alir gas
(Permeabilitas) dan kekuatan cetakan yang kurang baik, hal itu bisa disebabkan
karena campuran kadar air pada pasir cetak basah dengan bahan pengikat yang
kurang ataupun kadarnya yang berlebihan. Bahan pengikat dalam hal ini adalah
bentonit. Campuran kadar air dapat merubah sifat dari campuran pasir cetak
dengan pengikat lempung atau bentonit, sehingga pengaturan campuran kadar air
pada kandungan pasir cetak khususnya pasir cetak basah adalah faktor yang
permeabilitasnya akan betambah atau naik sampai pada titik maksimal dan
selanjutnya apabila kadar airnya bertambah terus maka kekuatan tekan dan
pasir ditempati oleh bentonit yang kelebihan air sehingga kemampuan alir gasnya
Dengan demikian secara langsung campuran kadar air pada pasir cetak
kekuatan tekan. Dengan campuran kadar air yang berbeda pada pasir cetak basah
dengan bahan pengikat bentonit akan juga berbeda permeabilitas dan kekuatan
dengan variasi campuran kadar air pada bahan pengikat bentonit yang akan
dicampurkan pada campuran pasir cetak basah yaitu sebesar 10%, 11%, 12% dan
13%, Penambahan kadar air ini adalah disesuaikan dengan penelitian yang telah
12).
xiv
B. Permasalahan
1. Apakah variasi campuran kadar air 10%, 11%, 12% dan 13% pada pasir cetak
2. Apakah variasi campuran kadar air 10%, 11%, 12% dan 13% pada pasir cetak
tekan?
C. Penegasan Istilah
dalam judul tersebut, agar tidak terjadi salah tafsir, maka perlu adanya suatu
1. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda)
yang ikut membentuk watak atau perbuatan seseorang (Kamus besar bahasa
indonesia, 1990: 664) pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
pengaruh kadar air pada pasir cetak terhadap permeabilitas dan kekuatan tekan
xv
2. Variasi
Variasi artinya tindakan atau hasil perubahan dari semula (tambahan) (Kamus
besar bahasa indonesia, 1990: 1001) variasi yang dimaksud dalam penelitian
3. Campuran
1992: 148) campuran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah campuran air.
4. Kadar Air
indonesia, 1990: 375). Kadar air yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
jumlah kandungan air yang akan dicampurkan dalam pasir cetak yaitu sebesar
Bahan pengikat bentonit adalah bahan yang satu jenis dari tanah lempung yang
terdiri dari butiran-butiran halus 10 sampai 0,01 µm. Yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah bahan pengikat yang digunakan atau dicampurkan pada
6. Permeabilitas
Permeabilitas adalah ruangan porus antara butir-butir pasir supaya gas dari
logam cair dapat melepaskan diri selama waktu penuangan dalam kecepatan
yang cocok (Surdia, 2000: 118). Jelasnya adalah kemampuan dari pasir cetak
xvi
untuk mengalirkan gas atau udara pada waktu penuangan logam cair dengan
7. Kekuatan tekan
Kekuatan tekan adalah kemampuan untuk dapat menahan aliran logam cair
yang mempunyai tekanan pada waktu masih panas yang bisa menyebabkan
cetakan pasir itu mengalami perubahan bentuk atau rontok (Surdia, 2000: 121).
Jelasnya adalah kemampuan dari pasir cetak untuk dapat menahan aliran logam
Cetakan pasir basah adalah cetakan yang siap pakai untuk langsung digunakan
pasir cetak basah harus mempunyai komposisi bahan pasir, lempung atau
bentonit, air, bahan imbuh (Suhradi,1997: 5). Dalam hal ini cetakan pasir basah
adalah cetakan yang digunakan dalam eksperimen yang terbuat dari campuran
campuran kandungan air sebesar 10%, 11%, 12%, 13% pada bahan pengikat
bentonit terhadap kemampuan untuk mengalirkan gas atau udara keluar dan
kemampuan untuk dapat menahan tekanan akibat dari logam cair panas pada
cetakan yang siap pakai yang terbuat dari pasir dengan bahan pengikat lempung
atau bentonit ditambah dengan air serta bahan imbuh serbuk gergaji pada proses
pembuatan cetakan.
xvii
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk membuktikan bahwa dengan merubah variasi campuran kadar air 10%,
11%, 12% dan 13% pada cetakan pasir basah dengan bahan pengikat bentonit
2. Untuk membuktikan bahwa dengan merubah variasi campuran kadar air 10%,
11%, 12% dan 13% pada cetakan pasir basah dengan bahan pengikat bentonit
dan kekuatan tekan optimal pada pasir cetak basah dengan bahan pengikat
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: dari
air pada bahan pengikat bentonit dapat merubah permeabilitas dan kekuatan tekan
xviii
F. Sistematika Penulisan Skripsi
skripsi.
xix
BAB II
A. Proses Pengecoran.
pembuatan benda logam, bahkan telah ditemukan benda cor yang diduga berasal
untuk membuat perhiasan atau perak tempaan. Akan tetapi sekarang pengecoran
digunakan sebagai cara dalam pembuatan suatu benda kerja karena pada proses
pengecoran dapat menghasilkan bermacam –macam model benda kerja baik yang
mudah maupun yang rumit, dan dalam ukuran benda kerja yang kecil maupun
berukuran besar yang tidak dapat dibuat bengan metode yang lain.
1. Pembuatan cetakan
basah (green sand molds), cetakan kulit kering (skin dried mold), cetakan pasir
kering (dry sand mold), cetakan lempung (loam molds), cetakan furan (furan
2. Persiapan pengecoran
8
xx
a. Pembuatan pola
Pola dapat digolongkan menjadi dua yaitu pola logam dan pola kayu,
pola logam digunakan untuk menjaga ketelitian ukuran benda cor, terutama
dalam masa produksi sehingga umur pola bisa lebih lama dan
cetakan dimana pola tersebut dipakai dan pertimbangan ekonomi yang sesuai
b. Pembuatan Inti
Inti adalah suatu bentuk dari pasir yang dipasang pada rongga
berbentuk lubang atau berbentuk rongga dalam suatu coran (Surdia, 2000:
104). Contohnya lubang baut. Inti ini biasanya dibuat dari pasir kali yang
Sistim saluran adalah jalan masuk bagi cairan logam yang dituangkan
antara lain:
xxi
2. Saluran turun yaitu saluran pertama yang membawa cairan logam dari
cawan tuang kedalam pengalir dan saluran masuk, dibuat tegak lurus
dengan irisan berupa lingkaran.
3. Pengalir yaitu saluran yang membawa logam cair dari saluran turun
kebagian-bagian yang cocok pada cetakan. Pengalir biasanya mempunyai
irisan seperti trapesium atau setengah lingkaran sebab irisan yang
demikian mudah dibuat dalam permukaan pisah.
4. Saluran masuk yaitu saluran yang mengisikan logam cair dari pengalir
kedalam rongga cetakan. Saluran masuk dibuat dengan irisan yang lebih
kecil dari irisan pengalir supaya memcegah kotoran masuk kedalam
rongga cetakan.
sering dipakai dalam industri pengecoran logam adalah jenis tanur listrik dan
kupola. Pada tanur listrik panas yang dihasilkan untuk melelehkan logam
dihasilkan dari busur listrik yang terjadi antara elektroda-elektroda, tanur listrik
karbon yang berkualitas tinggi tetapi sekarang digunakan untuk membuat baja-
baja karbon yang biasa. Panas yang dihasilkan pada tanur listrik dihasilkan dari
busur listrik yang terjadi antara beberapa elektroda yang dialiri arus listrik, bila
arus listrik dijalankan busur api akan terjadi pada elektroda dan memanaskan
Akan tetapi dapur kupola dipergunakan secara luas untuk peleburan logam
xxii
biaya oprasionalnya yang relatif murah. Dapur kupola berbentuk silinder tegak
yang terbuat dari baja yang dilapisi dengan batu tahan api yang terdiri dari
beberapa bagian yaitu: pintu pengisi, kotak untuk mengalirkan angin (kotak
Pada saat pencairan logam, bahan baku seperti logam dan kokas diisikan
dari mulut pintu pengisi, kemudian udara ditiupkan kedalam melalui tuyer
hingga mencair, setelah mencair logam cair dan terak dikeluarkan melalui
lubang–lubang keluar pada dasar kupola. Jadi dalam kupola logam dipanaskan
xxiii
4. Penuangan Logam
cetak yang terdapat pada cetakan. Proses ini merupakan puncak dari pembuatan
tuangan walaupun berlangsung dalam waktu yang sangat pendek. Dalam proses
ini logam cair yang dikeluarkan dari tanur akan diterima oleh ladel pembawa
Ladel pembawa dan Kowi (gayung) penuang tersebut terbuat dari plat baja dan
kosongkan atau dibongkar dan benda-benda coran dibersihkan dari pasir, serta
tukang cetak menyingkirkan saluran tuang dan penambah dengan martil atau
untuk benda coran yang besar digunakan alat potong mesin. setelah itu benda-
untuk menekan biaya dengan mengetahui terlebih dahulu produk yang cacat.
xxiv
inklusi retak, retakan dan sebagainya yang terdapat pada permukaan.
Pemeriksaan cacat dalam yang bertujuan untuk meneliti adanya cacat seperti
rongga udara, rongga penyusutan, inklusi, retakan dan sebagainya dalam hasil
coran dengan jalan tanpa merusak atau mematahkan yaitu dengan (sinar radio
grafi, kekuatan super sonik, dan magnit). Pemeriksaan bahan yang bertujuan
untuk memeriksa ketidak teraturan bahan yang diteliti dengan cara pengujian
produk.
B. Pasir Cetak
maka tidak mudah untuk mendapatkan cetakan yang sanggup menekan panas
diatas temperatur tersebut. Untuk itu pasir cetak yang baik harus memenuhi
persyaratan cetakan.
Pasir cetak harus memenuhi persyaratan sebagai berikut (Surdia, 2000: 109)
xxv
7. Tahan panas terhadap temperatur logam pada waktu penuangan logam.
8. Komposisi yang cocok.
9. Mampu dipakai lagi. Pasir harus dapat dipakai berulang-ulang supaya
ekonomis
10. Pasir harus murah.
Pasir cetak yang lazim digunakan ada beberapa macam antara lain pasir
gunung, pasir pantai, pasir kali, dan pasir silika yang disediakan oleh alam.
Beberapa dari mereka dapat dipakai begitu saja dan yang lain dapat dipakai
campuran, pasir cetak campuran ini terdiri dari campuran pasir kali dan pasir
manufaktuf ceper klaten). Pasir sungai mudah didapat dan harganya relatif
murah dibanding dengan pasir silika akan tetapi pasir sungai memiliki
kemampuan alir gas (permeabilitas) dan titik leleh yang rendah, sehingga untuk
(permeabilitas) dan titik leleh yang tinggi. Dalam penelitian ini peneliti
mengunakan pasir jenis yang tersebut diatas yaitu jenis pasir campuran yang
xxvi
3. Susunan pasir cetak
Bentuk dari butir pasir cetak dapat digolongkan menjadi beberapa jenis,
yakni:
a. Memudar atau membulat (Round), jenis pasir yang paling banyak dipakai
pemakaian besi cor dan non-ferro. Pemakaian bahan pengikat untuk pasir
menyudut tanggung.
xxvii
Gambar 2. Bentuk-bentuk butir pasir (Surdia, 2000 : 110)
pesir cetak perlu diuji secara berkala untuk megetahui sifat-sifatnya. Sifat
suhu yang tinggi. Pengujian yang lazim dilakukan pada pasir cetak adalah
suhu tinggi dan ukuran bentuk atau besar butiran. Penelitian yang akan
Cetakan adalah rongga tempat logam cair dituang dan akan membentuk
coran sesuai dengan pola yang dipakai. Secara umum pemilihan jenis cetakan dan
komponen penting dalam pembuatan coran. Yang dimaksud dengan cetakan pasir
basah adalah suatu jenis cetakan yang siap pakai atau langsung digunakan dalam
xxviii
penuangan tanpa mengalami proses pengeringan atau pembakaran (Sudarman,
1995: 9). Dalam pembuatan cetakan pasir basah, pasir cetak harus mengandung
unsur bahan-bahan antara lain pasir, lempung atau bentonit, air, dan bahan imbuh.
pada umumnya adalah cetakan pasir basah karena cetakan pasir basah merupakan
jenis cetakan yang harganya murah, pembuatan cetakan mudah, dan hasil guna
yang tinggi. Cetakan pasir basah biasanya digunakan untuk membuat produk
coran paduan copper serta besi kelabu yang ukuranya relatif kecil, ringan, dan
tipis.
terlebih dahulu diolah agar terbebas dari kotoran, dengan demikian pasir
cetak sulit untuk didapatkan maka perlu ditambah dengan pasir baru atau
pasir silika.
Kadar lempung untuk pasir buatan adalah sekitar 13% sehingga perlu
xxix
d. Pengaturan kadar air. Pengaturan kelembaban pasir sangat penting karena
tergantung pada kemudahan kelekatanya. Kadar air yang terlalu tinggi akan
memperkuat sifat kelekatanya dan gas dapat terbentuk pada saat penuangan
xxx
Langkah pertama (a) yang dilakukan adalah pola ditempatkan terbalik
pada suatu papan cetak dan bagian bawah kotak ditempatkan disekitarnya
secara terbalik, selanjutnya pola dan papan cetakan ditaburi pasir pemisah yang
perekat. Kemudian dilapisi dengan pasir permukaan yang diayak sekitar pola
Langkah kedua (b) kotak tersebut dipenuhi dengan pasir cetak dan
tekan dengan penumbuk. Cara ini meninggalkan bekas yang pecah-pecah yang
akan mengikat secara baik pasir yang ditambahkan kemudian. Bila pasir
tersebut ditekan rata, maka lapisan tersebut tidak saling mengikat dan akan
lepas bila kotak diputar. Selanjutnya kotak tersebut dipenuhi sedikit dilebihkan,
pasir ditumbuk atau ditekan agar kuat dan kelebihannya dibuang dengan
menarik suatu goresan lurus sekitar kotak. Penekanan terhadap pasir hendaknya
kurang baik yaitu mungkin akan menjadi pecah ketika pola ditarik atau aliran
logam akan merusak bentuk cetakan sehingga perlu pengalaman tertentu untuk
xxxi
Langkah ketiga (c) menggeser papan cetakkan dari kotak dan sewaktu
lapisan dari pasir pelapis permukaan diayak sekitar pola. Sebuah pipa (pena
sedikit ke pasir rangka cetak bawah dan sekitar dari pada pola. Pipa atau pena
atas dari pola, pasir penutup ditimbuhkan dan ditumbuk, kotak dipadatkan
Langkah keempat (d) pipa-pipa (pena masuk) lalu ditarik secara hati-
dihaluskan sehingga tidak akan ada pasir yang ikut masuk bersama dengan
logam. Rangka cetak atas diangkat dan disimpan secara terbalik dan hati-hati
diatas meja. pipa corong penambah akan meninggalkan bekas dalam pasir
dalam rangka cetak bawah dan dari titik ini pintu pemasukan dibuat dengan
dengan sedikit supaya yakin bahwa pola benar-benar bebas dan bisa diangkat.
Hal ini bisa dilakukan bengan cara mengetuk-ngetuknya, dan untuk pola yang
xxxii
ringan bisa menggunakan batang baja yang runcing dan ditusukkan pada
permukaan atas dari pola. Untuk menangani pekerjaan yang berat, pelat-pelat
Langkah keenam (f) kedua bagian dari kotak tersebut dipasang pada
Cetakan pasir basah yang akan digunakan untuk membuat benda coran
haruslah mempunyai kualitas yang baik, karena dengan kualitas cetakan yang
baik akan mempengaruhi benda cor yang dihasilkan. Kualitas cetakan pasir
Jenis pasir bulat baik sebagai pasir cetak karena memerlukan bahan
xxxiii
b. Ukuran butir pasir
Pada umumnya pasir tidak terdiri dari butiran yang sama, tetapi terdiri dari
permeabilitas dan kekuatan tekan. sebaran ukuran butir yang tidak terlalu
d. Ketahanan panas
kekuatan tekanya rendah. Untuk itu perlu diatur dengan jumlah yang sesuai.
xxxiv
f. Kadar air
Kadar air pada pasir cetak sangat berpengaruhi terhadap kemampuan alir
dan kekuatan tekan yang baik, karena cetakan harus mampu menahan
logam cair saat penuangan serta dapat mengeluarkan gas-gas yang terjadi
Pada cetakan pasir terutama cetakan pasir basah biasanya bahan pengikat
yang digunakan adalah tanah lempung atau bisa diganti dengan bentonit. Bentonit
adalah sejenis dari tanah lempung yang terdiri dari 10 sampai 0,01 µm yang fasa
Bentonit bila dicampur dengan air sifatnya akan menjadi lekat dan apa bila
kelebihan air akan berbentuk pasta. Pada pembuatan cetakan pasir basah bahan
pengikat bentonit menunjukkan berbagai sifat yang disesuaikan dengan kadar air,
sifat yang ditunjukkan antara lain kemampuan alir gas (permeabilitas) dan
xxxv
Berikut ini adalah gambar diagram hubungan antara kadar air, kekuatan
Kadar air pada bahan pengikat bentonit yang ada pada cetakan pasir basah
perlu diperhatikan. Dapat dilihat pada gambar kadar air yang membuat kekuatan
sama, Dimana saat campuran kadar air dinaikkan dan bahan pengikat dibuat tetap,
sampai titik tertentu, kemudian jika campuran ditambah terus maka kekuatan
tekan dan permeabilitasnya akan terus menurun hal ini dikarenakan ruangan
antara butir-butir pasir ditempati oleh bentonit yang kelebihan air sehingga
terutama kekuatan tekan basah. Begitu juga jika komposisi bahan pengikat
xxxvi
kenaikan dengan syarat untuk komposisi air dibuat tetap. Dengan demikian dapat
POLMAN).
adalah air, dimana air merupakan media perekat antara bahan pengikat dengan
pasir, mengandung maksud agar antara pasir dengan bahan pengikat bisa saling
merekat dan menguatkan cetakan. Selain hal tersebut air juga merupakan media
air yang digunakan dalam cetakan kira-kira sebesar 11% dari campuran dimana
xxxvii
hal tersebut untuk menghindari dari pengaupan pada cetakan sebelum digunakan
Dalam penelitian ini peneliti mengunakan variasi campuran kadar air yang
digunakan dalam campuran pasir cetak basah yaitu sebesar 10% sampai 13%. Hal
ini berdasarkan pada penelitian pengujian sebelumnya yang telah dilakukan oleh
pihak politeknik nanufaktur ceper klaten yaitu sebesar 10% sampai 17%
Air merupakan bahan yang penting dalam pembuatan cetakan pasir basah.
Air yang digunakan dalam industri pengecoran logam harus ada batasan-batasan
tertentu untuk kandungan zat yang ada pada air, karena kemungkinan akan
hal tersebut perlu adanya setandar prosentase untuk zat-zat tertentu seperti
Air yang digunakan dalam industri pengecoran logam adalah air tanah
yang ada atau terjadi karena siklus alam yaitu penguapan air laut yang pada
akhirnya kembali kelaut (Lienda handoyo, 1995: 3). Air terdapat dalam bentuk
air tanah, air permukaan dan air olahan. Pengambilan air pada penelitian ini
menggunakan air tanah atau air olahan dengan pengambilan yang mudah, cukup
menggunakan pompa yang kecil yang ada disekitar tempat penelitian (Sutrisno,
1991: 17).
xxxviii
F. Kemampuan alir gas (Permeabilitas)
Permeabilitas atau kemampuan alir gas adalah sifat yang paling penting
terhadap hasil dari benda coran. Pasir cetak yang telah dipadatkan harus dapat
mengalirkan uap dan gas-gas yang dilepaskan oleh logam panas pada waktu
atau mengalirkan gas-gas dengan baik, maka akan terjadi cacat coran yang berupa
rongga udara atau lubang-lubang pada hasil coran. Permeabilitas ini tergantung
pada beberapa faktor antara lain, bentuk butiran pasir, kehalusan, kadar air dan
tangan juga dipengaruhi oleh cara menumbuk atau pemadatan pada cetakan yang
tekanan dan waktu yang diperlukan untuk melewatkan 2000 cc udara dengan cara
pemadatan sebanyak tiga kali kemudian diuji menggunakan alat tersebut (Surdia,
2000: 118).
xxxix
Gambar 5. Mesin uji Permeability meter
Perbedaan hasil akan terlihat jika waktu yang ditempuh dalam melewatkan
tekanan yang sama tersebut menjadi perbedaan. Jadi setandarisasi alat yang
demikian juga dengan dukungan dari teknisi maupun kalibrasi alat harus benar-
berikut:
QxL
P= (Surdia, 2000: 120)
pxAxT
Dimana :
xl
Besar kecilnya nilai permeabilitas biasanya digunakan atas dasar jenis
logam yang akan dituang kedalam cetakan serta tebal tipisnya dinding dari benda
tuangnya. Berikut ini adalah ketentuan nilai permeabilitas terhadap jenis logam
Tabel 1. Ketentuan nilai permeabilitas terhadap penuangan dan tebal benda cor
G. Kekuatan Tekan
cair yang mempunyai tekanan pada waktu masih panas yang bisa menyebabkan
cetakan pasir itu mengalami perubahan bentuk atau kerontokan pada cetakan.
Kekuatan tekan cetakan pasir basah merupakan hal yang sangat penting terhadap
hasil benda coran. Kekuatan tekan yang kurang mengakibatkan cetakan rapuh
atau mudah rontok, karena tidak kuat menahan tekanan dari cairan logam yang
xli
mempunyai satuan harga minimum yaitu 6,9 kN/m2 sampai dengan 7 kN/m2
cetak, namun yang diukur dalam pengujian kekuatan tekan adalah kemampuan
xlii
J. Hipotesis
basah dengan variasi campuran menggunakan kadar air 10%, 11%, 12%
menggunakan variasi campuran kadar air 10%, 11%, 12% dan 13%
xliii
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Eksperimen
air pada bahan pengikat bentonit terhadap kemampuan alir gas (permeabilitas)
atau tindakan pengamatan yang dilakukan peneliti untuk melihat efek yang terjadi
pada tindakan tersebut (Suharsimi Arikunto, 1993: 189). Desain eksperimen yang
xliv
digunakan dalam penelitian ini adalah desain eksperimen acak sempurna dimana
32
Obyek dalam penelitian ini adalah benda uji cetakan pasir basah
(spesimen cetakan pasir basah) yang diberi perlakuan. Cetakan pasir basah
dengan bahan pembentuknya adalah pasir, bentonit, air dan bahan imbuh
(misalkan berat campuran kecuali air dibuat sebesar 5000 gr). Komposisi pasir,
bentonit, bahan imbuh dibuat tetap, kemudian air dibuat bervariasi dari 10%,
sebagai berikut :
1. Cetakan pasir basah dengan campuran pasir, bentonit, bahan imbuh, diberi
2. Cetakan pasir basah dengan campuran pasir, bentonit, bahan imbuh, diberi
3. Cetakan pasir basah dengan campuran pasir, bentonit, bahan imbuh, diberi
4. Cetakan pasir basah dengan campuran pasir, bentonit, bahan imbuh, diberi
xlv
B. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasir campuaran yang terdiri dari pasir silika dan pasir kali dengan
perbandingan 20% : 80%, bentonit, air, dan serbuk gergajian yang diperoleh dari salah satu perusahaan pengecoran yang
4. Mixer yang digunakan untuk mencampur antara pasir, bentonit, air, dan
serbuk gergajian.
7. Gelas ukur.
percobaan.
xlvi
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi campuran kadar air
pada bahan pengikat bentonit. Variasi campuran kadar air pada bahan pengikat
bentonit yang digunakan adalah sebesar 10%, 11%, 12% dan 13%. Selanjutnya
2. Variabel terikat
(permeabilitas) dan kekuatan tekan cetakan pasir basah, yang diukur dengan
3. Variabel kontrol
kendalikan agar tidak mempengaruhi hasil dari variabel terikat yang mendapat
pengaruh dari variabel bebas. Variabel yang kita kendalikan adalah: jumlah
xlvii
E. Alur Penelitian
Kesimpulan
xlviii
Gambar 7. Diagram alur penelitian
eksperimen.
1. Persiapan eksperimen
dengan kata lain terhindar dari kesalahan yang fatal. Langkah-langkah yang
dilakuakan adalah :
b. Menyiapkan timbangan.
Tahap Pasir (gr) Bentonit (gr) Air (gr) Sebuk Gergaji (gr)
xlix
A 4750 200 500 50
1. Ambil pasir silika dan pasir kali untuk dijadikan pasir campuran
mm.
pengujian.
percobaan.
2. Pelaksanaan eksperimen
l
Pelaksanaan eksperimen ini hanya berlaku pada eksperimen yang
dilakuakan oleh peneliti dengan alat dan bahan yang telah ditentukan diatas,
li
rammer) dengan mengambil berat campuran kira-kira 145 sampai 170
jadi kita tampatkan pada sumbat karet dengan kedudukan terbalik, yaitu
ruang kosong yang lebih besar dari silinder menghadap pentil (orifice).
diputar dan batang percobaan akan tertekan hingga retak dan pecah,
manometer ini akan turun kembali, tetapi tegangan tekannya akan tetap
lii
percobaan dapat dibaca pada skala paling luar, yaitu pada manometer
pengumpulan data, alat ini bisa berupa perangkat kertas dan perangkat lunak.
Diamana untuk perangkat keras antara lain, alat-alat pembuatan spesimen dan
alat ukur yang digunakan. Sedangkan alat-alat perangkat lunak adalah alat tulis
liii
2
3
4
Rata-rata
Untuk metode analisis data yang telah diperoleh dari desain eksperimen,
maka perlu dianalisis lebih lanjut. Karena data yang diperoleh dalam bentuk
Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan digunakan analisis varians satu
arah. Penggunaan analisis varians satu arah ini adalah bertujuan untuk menerima
peryaratan yang harus di penuhi dalam pengujian analisis varian satu arah adalah
sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
xi - x
a. Pengamatan X1, X2, …Xn dengan menggunakan rumus Zi =
s
liv
b. Menghitung harga peluang F(Zi) = P(z ≤ zi)
c. Menghitung harga proporsi z1, z2, …zn yang lebih kecil atau sama
z1 , z2 ,....zn yang ≤ zi
dengan z1, dan dinyatakan S(Zi)=
n
mutlaknya dan diambil nilai terbesar sebutlah harga ini adalah Lo.
2. Uji Homogenitas.
variasi sampel yang diambil dari populasi yang sama (Arikunto, 1996:
315).
sebagai berikut:
lv
Tabel 4. Uji Homogenitas
Perlakuan ni dk = ni-1 Si2 (dk) Si2 Log Si2 (dk) log Si2
A (10%)
B (11%)
C (12%)
D (13%)
Σ Σ ni Σ (ni-1) Σ (ni-1) log Si2
c. Menghitung Varians gabungan dari semua sampel dengan rumus:
2
S =
(
Σ (ni − 1)Si
2
)
Σ(ni − 1)
B = log S2 . Σ (ni – 1)
Keterangan :
S2 = Varians gabungan
mengkonsultasikan nilai χ2tabel pada taraf signifikan 5%. Jika nilai χ2 hitung <
lvi
Setelah dilakuakan uji Normalitas dan Homogenitas Kemudian data
3. Analis Varians.
sebagai berikut:
Total Σ ni Σ Y2
Keterangan :
lvii
Ry =
(ΣX )2
n
Ay =
(ΣX i )2 -Ry
ni
Dy = JK tot – Ry – Ay
> F tabel pada taraf signifikan 5%, maka hipotesis yang menyatakan ada
perbedaan variasi campuran kadar air pada bahan pengikat bentonit terhadap
lviii
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan data dari hasil penelitian yang telah dilakuakan pengambilan data
dengan hasil data terlampir (lihat lampiran 2 dan 3), pada 4 februari 2005 di
campuran kadar air pada pasir cetak basah dengan bahan pengikat bentonit terhadap
kemampuan alir gas (permeabilitas) dan kekuatan tekan, maka akan dapat digunakan
1. Deskriptif data
Data hasil yang didapat dari observasi dan eksperimen berupa data yang
masih perlu diolah untuk mendapatkan hasil secara statistik. Data yang telah diolah
lix
Tabel 6. Kemampuan Alir Gas (Permeabilitas)
Dari hasil pengukuran yang pertama (1) mengenai kemampuan alir gas
kemampuan alir gas (permeabilitas) yang berdeda dalam satuan cm3/menit. Pada
cm3/menit, Pada campuran kadar air B (11%) diperoleh nilai rata-rata permeabilitas
45,88 cm3/menit, Pada campuran kadar air C (12%) diperoleh nilai rata-rata
permeabilitas 40,38 cm3/menit, Pada campuran kadar air D (13%) diperoleh nilai
lx
Hasil rerata pengujian kemampuan alir gas (permeabilitas) dapat dilihat
untuk permeabilitas optimal pada masing-masing campuran kadar air pada pasir
cetak basah dengan bahan pengikat bentonit yaitu pada campuran kadar air A. 10%
Jika hasil rerata dibuat grafik akan tersaji seperti gambar di bawah ini:
)t
i
n 60
e 54.63
m
/
3 50 45.88
m 40.38
c
(
s 40
a
ti 35.38
li
b 30
a
e
m
r 20
e
P
10
0
9 10 11 12 13 14
Gambar 9. Garfik pengaruh variasi kadar air pada bahan pengikat bentonit
terhadap kemampuan alir gas (permeabilitas)
Dari hasil pengukuran yang kedua (2) mengenai kekuatan tekan pada
masing-masing acampuran kadar air diperoleh nilai kekuatan tekan yang berbeda
dalam satuan kN/m2. Pada campuran kadar air A (10%) diperoleh nilai rata-rata
lxi
kekuatan tekan 50,25 kN/m2, Pada campuran kadar air B (11%) diperoleh nilai
rata-rata kekuatan tekan 45,25 kN/m2, Pada campuran kadar air C (12%) diperoleh
nilai rata-rata kekuatan tekan 42,38 kN/m2, Pada campuran kadar air D (13%)
Hasil rerata pengujian kekuatan tekan dapat dilihat untuk kekuatan tekan
optimal pada masing-masing campuran kadar air pada cetakan pasir basah dengan
bahan pengikat bentonit yaitu pada campuran kadar air A. 10% dimana
Jika hasil rerata dibuat grafik akan tersaji seperti gambar dibawah ini:
) 60
2
m
/ 50.25
N 50
k
( 45.25 42.38
n 39.38
a 40
k
e
t
n 30
a
t
a
u
k 20
e
K
10
0
9 10 11 12 13 14
Gambar 10. Garfik pengaruh variasi kadar air pada bahan pengikat bentonit
terhadap kekuatan tekan
2. Analisis statistik
lxii
Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan digunakan analisis varian
satu arah. Persyaratan yang harus dipenuhi sebelum dilakuakan analisis tersebut
a. Uji Normalitas
tersebut berdistribusi normal atau tidak pada penelitian ini jumlah sampel kurang
dari 30, oleh karena itu untuk uji kenormalan digunakan uji Liliefors (Sudjana,
1996: 467). Kriteria data berdistribusi normal jika Lo dari hasil pengamatan tidak
melebihi L kritik dari daftar uji liliefors. Data hasil pengukuran ini terdiri dari
Dari hasil perhitungan yang pertama (1) mengenai kemampuan alir gas
(permeabilitas) dapat dilihat pada (lampiran 6). Diketahui harga selisih F(Zi)-S(Zi)
atau nilai kritik sebesar Lo = 0,1608, dan dari n =16 pada taraf signifikan 5%
diperoleh L = 0,213. hal ini menunjukkan bahwa Lo < L kritik, sehingga dapat
(lampiran 6).
lxiii
Hasil perhitungan yang kedua (2) mengenai kekuatan tekan dapat dilihat
pada (lampiran 10). Diketahui harga selisih F(Zi)-S(Zi) atau nilai kritik sebesar Lo
= 0,1235, dan dari n =16 pada taraf signifikan 5% diperoleh L = 0,213. hal ini
b. Uji Homogenitas
Dari hasil perhitungan yang pertama (1) mengenai kemampuan alir gas
(permeabilitas) dapat dilihat pada (lampiran 7), diperoleh varians gabungan dari
menunjukkan bahwa χ2hitung < χ2tabel, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa data
Hasil perhitungan yang kedua (2) mengenai kekuatan tekan dapat dilihat
pada (lampiran 11), diperoleh varians gabungan dari dari kelompok sampel S2 =
0,3229 dan harga satuan B = -5,8909. Perhitungan statistik chi-kuadrat untuk uji
lxiv
homogenitas diperoleh χ2 = 1,528. Pada taraf signifikan 5% dengan dk = 3
diperoleh χ2tabel = 7,81. Perhitungan tersebut jelas menunjukkan bahwa χ2hitung <
χ2tabel, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa data kekuatan tekan pada sampel
lxv
Dari hasil perhitungan yang pertama (1) menganai permeabilitas yang
ini berarti F hitung > F tabel, jadi Ho ditolak dan Ha diterima hasil penelitian
kemampuan alir gas (permeabilitas) pada cetakan pasir basah dengan variasi
campuran menggunakan kadar air 10%, 11%, 12% dan 13% dengan bahan
Hasil perhitungan yang kedua (2) menganai kekuatan tekan yang terlampir
pada (lampiran 12) diketahui harga F hitung sebesar 265,355 sedangkan F tabel
berarti F hitung > F tabel, jadi Ho di tolak dan hasil penelitian bersifat signifikan.
Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada perbedaan kekuatan tekan pada
cetakan pasir basah dengan variasi campuran menggunakan kadar air 10%, 11%,
12% dan 13% dengan bahan pengikat bentonit (halaman 31) dapat diterima.
lxvi
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
hasil pengukuran dari pemberian variasi campuran kadar air sebesar 10%, 11%, 12%
dan 13% pada pasir cetak basah dengan bahan pengikat bentonit menghasilkan nilai
kemampuan alir gas (permeabilitas) dan kekuatan tekan yang berbeda-beda. Hal ini
telah dibuktikan pada hasil penelitian dimana semakin bertambah campuran kadar air
yang dicampurkan pada bahan pengikat bentonit, nilai kemampuan alir gas
Jumlah pencampuran kadar air pada pasir cetak basah dengan bahan pengikat
yang menggunakan cetakan pasir basah dengan bahan pasir campuran, dikarenakan
jumlah pencampuran kadar air dapat merubah kemampuan alir gas (permeabilitas).
Apabila campuran kadar air pada bahan pengikat bentonit yang digunakan dalam
lxvii
cetakan pasir basah terlalu banyak maka permeabilitasnya akan berangsur-angsur
turun hal ini disebabkan ruangan antara butir-butir pasir menjadi sempit karena
ruangan antara butiran-butiran pasir ditempati oleh bentonit yang kelebihan air.
Kemampuan alir gas (permeabilitas) adalah sifat yang sangat penting karena sangat
mempengaruhi benda tuang yang dihasilkan, apabila campuran pasir yang telah
dipadatkan sebagai cetakan tidak bisa mengeluarkan gas atau udara, maka akan
menimbulkan cacat tuangan pada benda tuang yang dihasilkan, yaitu kekasaran
Pencampuran kadar air yang terlalu banyak juga dapat merubah kekuatan tekan
pada cetakan pasir basah. Hal ini dikarenakan bahan pengikat bentonit apabila
kelebihan campuran air akan berbentuk menjadi pasta, serta kelekatannya menjadi
berkurang, sehingga bahan pengikat (bentonit) pada cetakan pasir basah tidak mampu
mengikat butiran-butiran dari pasir cetak secara optimal dan memyebabkan kekuatan
tekan pada cetakan menjadi turun. Kekuatan tekan juga mempengaruhi dari hasil
benda tuang yang dihasilkan, karena pada waktu logam cair dimasukkan dalam
lubang cetakan itu mempunyai kekuatan tekan yang tinggi yang dapat mengakibatkan
penetrasi logam cair kedalam cetakan, rontok cetakan, cetakan pecah atau retak serta
Penelitian ini hanya mengungkap pengaruh variasi campuran kadar air sebesar
10%, 11%, 12% dan 13% pada pasir cetak basah dengan bahan pengikat bentonit
dengan menggunakan bahan pasir campuran (kali 80% dan silika 20%) terhadap
kemampuan alir gas (permeabilitas) dan kekuatan tekan. Adapun hubungan seberapa
lxviii
besar variasi campuran kadar air pada pasir cetak basah dengan bahan pengikat
bentonit yang dapat menyebabkan permeabilitas dan kekuatan tekan dapat paling
penelitian ini.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
1. Ada perbedaan kemampuan alir gas (permeabilitas) pada cetakan pasir basah
dengan variasi campuran menggunakan kadar air 10%, 11%, 12% dan 13%
2. Ada perbedaan kekuatan tekan pada cetakan pasir basah dengan menggunakan
variasi campuran kadar air 10%, 11%, 12% dan 13% dengan bahan pengikat
bentonit.
3. Campuran kadar air pada pasir cetak basah dengan bahan pengikat bentonit yang
lxix
kadar air 10% dimana menghasilkan permeabilitas 54,63 cm3/menit dan kekuatan
4. Hasil penelitian ini hanya berlaku pada cetakan pasir basah dengan menggunakan
bahan pasir campuran yang terdiri dari pasir kali 80% dan silika 20%.
B. Saran 57
1. Bagi industri pengecoran logam yang mengunakan cetakan pasir basah perlu
diperhatikan tentang pencampuran kadar air pada pasir cetak basah dengan
2. Penelitian ini hanya mengungkap pengaruh variasi campuran kadar air sebesar
10% sampai 13% pada pasir cetak basah dengan bahan pengikat bentonit
paling maksimal belum dapat diketahui. Untuk itu bagi peneliti yang ingin
lxx
yang lebih banyak dengan pencampuran yang lebih kecil prosentase campuran
kadar airnya.
DAFTAR PUSTAKA
Love, George terjemahan Harun A.R (1986). Teori dan Praktek Kerja Logam.
Jakarta: Erlangga
Mold And Core Test Handbook (1980). American Foundrymen’s Socienty, Inc. Des
Sutrisno, C. Totok (1991). Teknologi Penyediaan Air Bersih, Jakarta: Rineka Cipta
lxxi
Suharsimi, Arikunto (1993). Prosedur Penelitian . Jakarta: Ghalia Indonesia
Tim Penyusun. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Ceper Klaten
LAMPIRAN-LAMIARAN
INSTRUMEN PENELITIAN
hasil penelitian yang terbaik. Alat yang digunakan merupakan perangkat keras,
lxxii
Prosedur (langkah-langkah) penelitian yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Pembuatan spesimen
berikut:
batang percobaan.
gergaji).
Bahan A B C D
Pasir 95% 95% 95% 95%
Bentonit 4% 4% 4% 4%
Serbuk gergaji 1% 1% 1% 1%
Total 100% 100% 100% 100%
Bahan A B C D
lxxiii
Pasir 4750 gr 4750 gr 4750 gr 4750 gr
Bentonit 200 gr 200 gr 200 gr 200 gr
Serbuk gergaji 50 gr 50 gr 50 gr 50 gr
Total campuran 5000 gr 5000 gr 5000 gr 5000 gr
gergaji, dengan persentase air sebesar 10%, 11%, 12%, 13% yaitu sebagai
berikut:
Bahan A B C D
Pasir 4750 gr 4750 gr 4750 gr 4750 gr
Bentonit 200 gr 200 gr 200 gr 200 gr
Air 500 gr 550 gr 600 gr 650 gr
Serbuk gergaji 50 gr 50 gr 50 gr 50 gr
Total campuran 5500 gr 5550 gr 5600 gr 5650 gr
lxxiv
g. Menimbang bahan dengan neraca timbang dengan berat seperti pada tabel
di atas.
2. Pengujian spesimen
lxxv
3. Hidupkan alat penguji permeabilitas, baca jarum penunjuk yang ada pada
alat.
2. Lepas spesimen yang telah diuji kemampuan alir gas dari tabung
pembuat spesimen.
3. Letakkan spesimen pada alat uji kekuatan tekan (diantara plat penekan
pada alat).
5. Amati spesimen sampai mengalami pecah atau patah, baca angka yang
dari hasil observasidari spesimen yang telah diuji. Isi dari lembar pengamatan
merupakan hasil atau data yang diperoleh dari penunjukan pada alat-alat
perangkat keras yang digunakan dalam penelitian, yaitu data dari permeabilitas
lxxvi
Lembar pengamatan yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
1 s/d 4 : No spesimen
lxxvii
Data Hasil Pengukuran Permeabilitas (Kemampuan Alir Gas) cm3/ Menit
lxxviii
4 54,0 46,0 41,0 36,0
218,5
=
4
= 54,63
lxxix
4 50,5 44,5 42,0 39,5
201
=
4
= 50,25
DOKUMENTASI PENELITIAN
lxxx
Gambar 10. Penimbangan bahan-bahan untuk membuat spesimen (Pasir,
Bentonit, Air, Bahan tambah/Serbuk gergaji)
lxxxi
Gambar 12. Penambahan campuran air
lxxxii
Gambar 14. Bentuk spesimen benda uji batang
percobaan
lxxxiii
Gambar 16. Pengujian kekuatan tekan
lxxxiv