You are on page 1of 14

http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?

page=3&submit.x=14&submit.y=16&submit=next&qual=high&submitval=next&fname
=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Feman%2F1997%2Fjiunkpe-ns-s1-1997-31492207-13302-
perumahan-chapter1.pdf

pembangunan berwawasan lingkungan

Disadari sepenuhnya bahwa kegiatan pembangunan apalagi yang bersifat fisik dan
berhubungan dengan pemanfaatan sumber daya alam jelas mengandung resiko terjadinya
perubahan ekosistem yang selanjutnya akan mengakibatkan dampak, baik yang bersifat
negatif maupun yang positif. Oleh karena itu, kegiatan pembangunan yang dilaksanakan
seharusnya selain berwawasan sosial dan ekonomi juga harus berwawasan lingkungan.
Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan berencana menggunakan
dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang terencana dan
berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup. Terlaksananya pembangunan
berwawasan lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana
merupakan tujuan utama pengelolaan lingkungan hidup.

1) Pengertian Dampak Terhadap Lingkungan


Suatu kegiatan proyek akan mempengaruhi kondisi lingkungan dan akan menimbulkan
dampak terhadap lingkungannya, dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan proyek ini dapat
terjadi pada masa konstruksi maupun masa operasi proyek dan dapat berupa dampak positif
maupun negatif bagi lingkungannya.

2) Komponen-Komponen Lingkungan
Diantara komponen-komponen lingkungan yang penting, adalah
a) Biologi, mencakup sub-komponen:
o Jenis flora fauna darat (vegetasi dan satwa)
o Jenis flora fauna perairan (plankton & bentos)
b) Geofisik, mencakup sub-komponen:
o lklim
o Fisiografi
o Hidrologi
c) Kimia, mencakup sub-komponen:
o Kualitas udara
o Kualitas air
d) Sosial Budaya dan Kemasyarakatan, dijabarkan:
o Demografi industri dan kependudukan
o Sosial ekonomi
o Sosial budaya

Aspek Hukum Perlindungan Lingkungan


Aspek Hukum Perlindungan Lingkungan dan Dasar Hukum dari Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) adalah:
1) Keputusan Menteri KLH No.12/MENLH/3/94 tentang Pedoman Umum Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan.
2) Keputusan Menteri KLH No.11/MENLH/3/1993 tentang Jenis Usaha atau Kegiatan Yang
Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
3) Keputusan KLH No.14/MENKLH/3/1994 tentang Pedoman Umum Penyusunan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).
4) Keputusan Kepala Bapedal No. Kep-056 tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran
Dampak Penting.

5) Peraturan Pemenintah dan Keputusan Menteri yang Berhubungan Dengan Baku Mutu
Lingkungan (BML)

Pengertian Rona Lingkungan


Rona Lingkungan merupakan kondisi lingkungan pada saat ini yaitu kondisi alam atau
komponen-komponen lingkungan awal sebelum perencanaan dan pembangunan fisik
dimulai. Rona lingkungan merupakan kondisi lingkungan awal sebelum tersentuh oleh
kegiatan untuk keperluan perencanaan, konstruksi (pembangunan fisik) dan kegiatan operasi.
Hal-hal yang termuat didalam rona lingkungan, yaitu:
a. Biogeofisik Kimia, meliputi : komponen-komponen lingkungan tersebut diketahui dengan
melakukan survei lapangan, yaitu dengan suatu strategi pengambilan sampling yang tepat,
kemudian dianalisa sesuai dengan komponen lingkungan masing-masing
b. Sosial Budaya dan Ekonomi, meliputi : komponen lingkungan ini didapat dengan
melakukan penyebaran questioner, wawancara langsung kepada masyarakat, pemuka
setempat dan data sekunder pada beberapa desa dan kecamatan di sekitar lokasi proyek. Dari
data survey lapangan, data sekunder dan hasil analisis laboratorium pada masing-masing
komponen lingkungan akan didapat kondisi lingkungan pada saat itu atau sebelum proyek
didirikan (Rona Lingkungan).

Kemungkinan Dampak Proyek Terhadap Lingkungan Sosekbud.


Berdasarkan atas perkiraan kegiatan yang akan terjadi selama masa operasional proyek  dan
berdasarkan atas kondisi lingkungan yang ada (rona lingkungan), maka dapat diperkirakan
dampak yang akan timbul.
a. Dampak Positif
Terutama dalam menunjang program pemerintah memeratakan pembangunan, tingkat
pendapatan masyarakat daerah, kesempatan kerja, kesejahteraan masyarakat, timbulnya gerak
penduduk kemudian timbul sektor kegiatan ekonomi lainnya.
b. Dampak Negatif
Umumnya disebabkan oleh akibat dan proses budidaya penggemukan ternak sapi potong
terciptanya limbah kotoran ternak (polusi bau busuk). Dampak negatif tersebut dapat terjadi
pada masa kegiatan operasionaL
c. Identifikasi Dampak
Identifikasi dampak yang akan dilakukan menggunakan metode matriks yang
menggambarkan interaksi antara komponen kegiatan dengan lingkungan yang terkena
dampak, termasuk dampak yang bersifat sekunder dan tertier.
d. Prakiraan Dampak
Prakiraan dampak yang dilakukan dengan cara profesional judgement para ahli, metoda
statistik dan analisa serta referensi/literatur yang berkaitan atau serupa dengan kegiatan
perumahan yang akan dibangun, dan dapat juga dengan cara membandingkan hasil analisis
data dengan Baku Mutu Lingkungan Nomor : Kep-03/MENKLH/ll/1991 tentang Pedoman
Mutu Limbah Cair atau pada Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990.
e. Evaluasi Dampak
Atas dasar perkiraan dampak di atas akan disusun evaluasi dampak lingkungan akibat
masing-masing kegiatan penyebab dampak, evaluasi dampak kegiatan terhadap komponen
lingkungan penentu dampak penting dalam matriks tersebut didasarkan pada Keputusan
Kepala Bapedal No.056 tahun 1994, faktor penentu dan tingkat kepentingan.
Adapun faktor penentuan meliputi:
(a) Jumlah manusia yang terkena dampak
(b) Luas wilayah penyebaran dampak
(c) Intensitas dampak
(d) Lamanya dampak berlangsung
(e) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak
(f) Sifat kumulatif dampak
(g) Penanggulangan Dampak
Pencemaran terhadap Tanah : Proses aktifitas suatu usaha feedlot tidak mengeluarkan Iimbah
yang dapat mencemari tanah dan dalam proses aktifitas tidak menggunakan air tanah sebagai
bahan pembantu, sehingga konversi tanah tidak terganggu.
Pencemaran terhadap Air : Limbah cair yang merupakan salah satu faktor pencemaran
Iingkungan perlu dikendahkan secara baik dengan proses yang tepat dan murah. Untuk
penanggulangan Iimbah cair dari feedlot ini dapat dilakukan dengan secara biologi.
Pencemaran terhadap Limbah Padat : Limbah padat yang dihasilkan meliputi sampah/kotoran
kandang berupa limbah organik.
Pencemaran terhadap Sosial Budava Masyarakat : Sebaliknya dengan adanya kegiatan feedlot
ini, maka masyarakat sekitar kawasan mempunyai harapan untuk meningkatkan kemakmuran
masyarakat yang ada disekitarnya. Karena kegiatan proyek ini diperkirakan akan menyerap
tenaga kerja lokal, sehingga akan meningkatkan kesempatan kerja dan dengan sendirinya
akan meningkatkan kesejahteraan, pendapatan dan merangsang timbulnya sektor ekonomi
pendukung.

Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

Upaya Kelola Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) merupakan
uraian kegiatan pengelolaan dan pemantauan yang bersifat operasional. Pengelolaan dan
pemantauan yang dilakukan adalah pada dampak yang dapat timbuI, berupa:
a. Penurunan kualltas udara
b. Penurunan kebersihan Iingkungan
c. Terbukanya kesempatan kerja dan berusaha.

1) Dampak Sosial
Perubahan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Kehidupan
Pelaksanan proyek  yang akan menghasilkan suatu product akan membawa perubahan tingkat
pengetahuan dan keterampilan baru bagi para karyawan dan masyarakat di sekitarnya,
khususnya yang akan terlibat langsung dalam kegiatan konstruksi dan produksi.
Perubahan tingkat pengetahuan bagi para pegawai dapat terjadi secara langsung maupun tak
langsung. Secara langsung perubahan tersebut terjadi bagi para pegawai yang mendapatkan
training yang diselenggarakan oleh perusahaan. Secara tidak langsung dapat diperoleh para
tenaga kerja yaitu berupa pengalaman-pengalaman selama mereka bekerja di perusahaan.

Alat Penunjang Program Pemerintah


Pengoperasian proyek berupa pengembangan usaha akan dapat menunjang program
pemerintah dalam beberapa hal, yaitu:
> Meningkatkan nilai tambah dan daya saing atas produksi  dalam negeri.
> Mengaktifkan kehidupan ekonomi dengan adanya kaitan terhadap sektor lainnya.
> Berpartisipasi dalam memulihkan pertumbuhan ekonomi nasional

2) Dampak Ekonomi
o Pengembangan usaha akan memberikan dampak positif terhadap struktur perekonomian
pada umumnya dan pekerja usaha ini pada khususnya.
o Meningkatkan penghasilan para Pekerja
Kegiatan proyek yang akan dilakukan tentunya dapat meningkatkan penghasilan masyarakat
disekitarnya, hal ini bisa dilihat dari pendapatan rata-rata masyarakat setempat sebelum
mereka bekerja di perusahaan dibandingkan dengan pendapatan setelah bekerja pada proyek.
o Meningkatkan pendapatan negara melalui Pajak
Dengan beroperasinya proyek yang dijalankan akan menambah penerimaan negara dari
sektor pajak, antara lain:
Pajak Perusahaan (PPh Badan)
Pajak penghasilan karyawan (PPh Pasal 21)
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Sumber : Laporan Studi Kelayakan  Project Pengembangan Usaha PT.X 2005

Filed under: Teknologi Industri

I. PERLUNYA ADKL DIJADIKAN PROGRAM KESEHATAN

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penentu dalam upaya meningkatkan
kualitas hidup masyarakat. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia diperlukan
tingkat kesehatan manusia yang optimal. Oleh sebab itu untuk menjamin kualitas sumber
daya manusia dalam segi kesehatan agar mampu berkompetisi diperlukan suatu perencanaan
program kesehatan dan perlindungan hukum yang memadai.

Perlindungan terhadap lingkungan hidup dari rencana usaha kegiatan ditetapkan melalui UU
No. 23  tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup. Hal ini tercermin bahwa setiap
rencana usaha/kegiatan yang mempunyai dampak penting wajib dilengkapi dengan suatu
AMDAL. Di dalam Undang-undang lingkungan hidup dan pedoman pelaksanaannya secara
jelas belum nampak ketentuan perundangan terhadap analisis dampak pada kesehatan
masyarakat/ kesehatan lingkungan.

Telah diketahui bahwa derajat kesehatan individu/masyarakat tergantung kepada kondisi


“Host” (individu), ”agent” (penyebab penyakit), dan “environment” (lingkungan). Faktor
lingkungan merupakan unsur penentu terjadinya sakit/sehat pada masyarakat. Dengan
demikian apabila terjadi perubahan lingkungan menjadi jelas disekitar manusia, maka akan
terjadi pula perubahan pada kondisi kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan
masyarakat tersebut. Dengan demikian maka studi analisis mengenai dampak lingkungan
yang idealnya melindungi masyarakat, memasukkan pula metode analisis dampak kesehatan
lingkungan (ADKL).

Perlunya ADKL pada perlindungan terhadap lingkungan hidup dari rencana usaha/kegiatan
dijelaskan pula oleh organisasi kesehatan dunia (WHO). Pertemuan WHO pada tahun 1987 di
Copenhagen yang bertema “Health and Safety  Component of Environmental Inpact
Assessment” menyatakan bahwa perlunya model Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan
(“Environmental Health Inpact Assessment/EHIA”) untuk memadukan program analisis
kesehatan dengan analisis dampak lingkungan yang lebih menekankan komponen kesehatan.

Majelis Kesehatan Sedunia (“World Health Assembly”) pada tahun 1981 mencanangkan
strategi sehat untuk semua di tahun 2000. Pada tahun 1986, strategi tersebut diteruskan
dengan “Ottawa Charter” yang merupakan hasil keputusan dari : “International Conference
on Health Promotion”. Pandangan WHO tersebut dapat disebut sebagai konsep baru
kesehatan masyarakat. Konsep tersebut menyatakan bahwa :

“Keadaan yang mendasar dan sumber untuk kesehtan adalah keadaan damai, pemukiman,
pangan, pendidikan, pendapatan, ekosistem yang seimbang, sumber daya alam yang
meningkat pemanfaatannya, keadilan sosial dan pemerataan aspek kehidupan”.

Apabila  dicermati, konsep oleh WHO tersebut mengutamakan pada pencegahan penyakit.
Konsep pencegahan penyakit akan memberikan implikasi prediksi dan analisis tentang
dampak negatif kegiatan pembangunan terhadap kesehatan. Pada saat itu, badan dunia
tersebut menyatakan bahwa komponen kesehatan lingkungan sering diabaikan dalam proses
analisis dampak lingkungan. Dengan keadaan tersebut, WHO menekankan tentang perlunya
penelitian dampak kesehatan lingkungan pada proyek pembangunan.

Pada tahun 1986, kelompok kerja WHO memantapkan empat prinsip dasar yang
berhubungan dengan analisis dampak lingkungan, yaitu :

1)Kesehatan masyarakat yang terkena dampak pembangunan merupakan salah satu


pertimbangan penting dan mendasar dalam menyusun perencanaan, kebijakan dan
pelaksanaan proyek pembangunan.

2)Dampak kesehatan masyarakat yang mungkin timbul sebagai akibat dari pelaksanaan
program pembangunan harus lebih mendapat perhatian.

3)Analisis dampak lingkungan (ANDAL) harus dapat memberikan informasi yang tepat
tentang dampak kesehatan dari pembangunan sebuah proyek.

4)Informasi lengkap perihal dampak kesehatan tersebut harus disampaikan kepada


masyarakat.

2.  KONSEP KETERPADUAN ANALISIS DAMPAK KESEHATAN LINGKUNGAN

Untuk menelaah kedua konsep yaitu Analisis Dampak Lingkungan dan Analisis Dampak
Kesehatan Lingkungan diperlukan rincian kerangka dasar model dari kedua konsep tersebut.

Menurut Brown dan Mc. Donald (1988) kerangka dasar dari Analisis Dampak Lingkungan
adalah sebagai berikut :

Bagan I

Kerangka Dasar Analisis Dampak Lingkungan

Pengumpulan data dasar :    rincian tentang kondisi lingkungan pada saat ini dan masa
mendatang untuk bahan masukan perencanaan pembangunan.
Identifikasi dampak :    identifikasi dampak yang mungkin timbul dan pemilihan
prioritas dampak untuk analisis yang lebih rinci, dengan  cara
“check list”.
Prediksi :    melakukan prakiraan besarnya perubahan yang terjadi .
Evaluasi :    pentingnya perubahan yang terjadi untuk tingkat nasional
khususnya beberapa hal yang berhubungan dengan tujuan
nasional di bidang sosial ekonomi.
Mitigasi :    mengurangi dampak negatip dan memaksimalkan dampak
positip.

Komunikasi :    menyebarluaskan macam, kualitas dan kuantitas dampak


yang mungkin terjadi kepada masyarakat dan lembaga terkait.
Pemantauan :    melakukan pengukuran dan memberikan umpan balik
tentang dampak pembangunan.

Sumber : Brown dan Mc Donald (1988)

Bagan II

Model Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan

Rincian Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan, adalah analisis :a.dampak secara


langsung terhadap parameter lingkunganb.dampak tidak langsung terhadap parameter
lingkunganc.parameter lingkungan yang berhubungan dengan kesehatand.adanya
peningkatan pemaparan

e.adanya peningkatan populasi berisiko tinggi

f.dampak kesehatan (angka kesakitan dan kematian)

Sumber : WHO, (1987)

Pada bagan I dan bagan II tampak ada kalimaat yang isi dan maknanya mengandung
kesesuaian

Pada tahap analisis dampak kesehatan lingkungan langsung dan tidak langsung seperti yang
tertulis dalam ad a dan ad b (bagan II) ada kesesuaian dengan tahap pengumpulan data dasar
seperti yang tertulis pada bagan I. Sedangkan identitas parameter lingkungan seperti yang
tertulis dalam ad c (bagan II) ada kesesuaian dengan proses identifikasi dampak pada bagan I,
yaitu proses identifikasi dampak lingkungan yang berhubungan dengan kesehatan
lingkungan. Selanjutnya proses analisis adanya peningkatan pemaparan pada ad d (bagan II),
merupakan komponen analisis pemaparan pada masyarakat yang terkandung di dalam seluruh
proses analisis dampak kesehatan lingkungan.

Prakiraan adanya peningkatan pemaparan tergantung dari metode yang digunakan misalnya
dengan metode bagan alir. Sedangkan prakiraan tentang adanya peningkatan populasi risiko
tinggi (“high risk”) digunakan misalnya dengan metode “risk analysis”. Prakiraan tentang
tingkat morbiditas dan mortalitas, perlu data bidang kesehatan dari Rumah Sakit/Puskesmas
dan hal ini sering terabaikan dalam proses analisis dampak lingkungan.

Pada bagan I dan II nampak kedua model tersebut baik analisis dampak lingkungan dan
analisis dampak kesehatan lingkungan penekanannya masih terbatas pada “environmental
illness” (sakit karena faktor lingkungan) dan belum banyak menjamah permasalahan
”quality of life” (kualitas hidup). Dengan demikian maka proses analisis yang baik harus
melibatkan analisis dampak kesehatan lingkungan secara menyeluruh termasuk komponen
sosial-ekonomi-kesehatan.

Komponen yang berhubungan dengan faktor fisik, kimia, biologi, sosial-ekonomi-kesehatan


adalah sebagai berikut :

a.Kualitas lingkungan fisik, kimia dan biologi termasuk kualitas udara, air, kebisingan dll.

b.Kualitas diet, sebagai sumber informasi adalah ilmu gizi dan kedokteran.

c.Kualitas penyakit dan kesehatan jiwa, harus bersumber dari ilmu kedokteran, biologi,
psikiatri dan psikologi.

d.Kualitas pekerjaan dan jaringan masyarakat bermuara pada disiplin ekonomi, sosiologi, dan
antropologi.

e.Kualitas pemukiman dan aksesibilitas bersumber pada ilmu geografi, perencanaan dan
arsitektur.

3. BERBAGAI KEGIATAN DENGAN ISSUE POKOK DAMPAK

    KESEHATAN

Berbagai kegiatan yang menimbulkan dampak penting terhadap kesehatan lingkungan antara
lain :

1. Kegiatan bidang kesehatan

Kegiatan bidang ini berpotensi memiliki dampak terhadap kesehatan antara lain berasal dari
Rumah Sakit baik Rumah Sakit Umum maupun Rumah Sakit Spesialistik. Sumber pencemar
dari kegiatan ini antara lain sisa operasi dan buangan limbah terinfeksi yang dapat
menularkan penyakit melalui kuman parasit atau vektor. Kegiatan lainnya seperti
laboratorium klinik, mikrobiologi kesehatan, industri farmasi, industri makanan kesehatan
dan alat-alat kesehatan.

2. Kegiatan bidang industri

Kegiatan bidang industri sering merupakan sumber masalah gangguan terhadap kesehatan
lingkungan. Kegiatan bidang industri, dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, jenis produk,
bahan baku, proses maupun jenis limbah sendiri. Dengan demikian, kegiatan bidang industri
akan mengeluarkan limbah cair, limbah gas/partikel dan limbah padat.

Menurut World Health Organization, World Bank dan United Nations Enviromental
Program  kelompok industri yang berpotensi menimbulkan bahaya terhadap kesehatan adalah
sebagai berikut :

a)Industri Pertanian, Kehutanan, dan Makanan

Kegiatan industri ini memiliki potensi dampak terhadap kesehatan masyarakat, karena
mengeluarkan limbah dari bahan-bahan kimia dalam proses produksinya. Disamping itu juga
kemungkinan adanya parasit dan mikroba pada limbah industri makanan.

b)Industri Ekstraksi Mineral (tidak termasuk hidrokarbon)

Penambangan ini memungkinkan berkembangnya vektor dan parasit pada lubang bekas
galian (“quary”) yang tergenang air, sehingga menimbulkan bahaya terhadap kesehatan
masyarakat.

c)Industri Logam

Kegiatan industri ini meliputi besi, metalurgi non-besi, pengerjaan logam yang mengeluarkan
bahan kimia lainnya. Limbah berpengaruh secara kronis terhadap kesehatan masyarakat.

d)Industri Energi

Jenis industri ini dapat dilihat pada kegiatan Pertambangan dan Energi. Dapat mengeluarkan
limbah cair, gas, suhu panas (meningkatkan suhu air laut).

e)Pengolahan hasil Mineral bukan Logam

Kegiatan industri ini meliputi antara lain bahan konstruksi, keramik, gelas, dan asbestos.
Pengaruh industri ini adalah gangguan terhadap pernafasan secara kronis.

f)Industri kimia dan idustri yang terkait

Macam industri ini sangat beragam dari industri bukan bangunan, fotografi sampai biosida.
Limbah yang dihasilkan merupakan bahan kimia berbahaya dan beracun (BBB) yang dapat
menimbulkan dampak kronis maupun akut.

g)Industri barang logam, Rekayasa dan Kendaraan


Limbah industri ini mengandung logam berat maupun bahan kimia lainnya yang
menimbulkan bahaya terhadap kesehatan.

h)Industri Tekstil, Kulit, Timber dan Barang Kayu

Limbah industri ini mengandung bahan kimia yang potensial berpengaruh terhadap perairan
dan kesehatan masyarakat/lingkungan.

i)Industri Kertas dan Produknya, Percetakan dan Penerbitan

Limbah industri ini menimbulkan gangguan pernapasan terhadap pekerja maupun gangguan
terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan.

j)Pelayanan Medis, Sanitasi dan Laboratorium Kesehatan

Kegiatan kelompok ini masuk dalam bidang kesehatan. Mengeluarkan limbah medis dan
limbah kimia yang mengganggu kesehatan masyarakat dan lingkungan.

k)Komersial dan Tempat Umum

Pengaruh yang ditimbulkan antara lain berkembangnya vektor atau parasit pada limbah padat
yang mudah membusuk antara lain kegiatan pasar dan restoran.

3. Kegiatan Pertambangan dan Energi

a)Pertambangan Minyak dan Gas

Penambangan minyak dan gas mempunyai potensi dampak penting terhadap kesehatan
masyarakat/lingkungan. Menghasilkan limbah gas yang dapat menurunkan kualitas udara dan
limbah cair yang dapat menurunkan kualitas perairan, serta  sangat potensial menimbulkan
resiko bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan.

Limbah proses yang mengandung logam berat akan menyebabkan gangguan kesehatan
karena akumulasinya di dalam tubuh melalui makanan.

b)Penambangan Logam, Mineral dan Bahan Radio Aktif

Penambangan logam dan prosesnya akan menimbulkan limbah yang membawa serta logam
berat. Limbah ini akan terakumulasi pada rantai makanan yang berbahaya bagi kehidupan
manusia.

Disisi lain bekas galian/penambangan yang berupa kolam-kolam penambangan apabila terisi
air sangat potensial sebagai habitat vektor yang dapat menularkan penyakit, antara lain :
Malaria dan Demam Berdarah Dengue.

c)Pembangkit Tenaga Listrik

1) Tenaga Panas Bumi


Pengambilan tenaga panas bumi berpotensi untuk menimbulkan gas beracun yang dapat
mengganggu kesehatan masyarakat

2) Bahan Baku Minyak dan Batu Bara

Penggunaan bahan baku dari bahan fosil (Migas dan batu bara) sangat potensial
menyebabkan pencemaran udara berupa limbah emisi gas seperti CO, SO2 dan partikel yang
sangat potensial menimbulkan dampak terhadap kesehatan masyarakat.

d)Tenaga Nuklir

Pembangkit tenaga nuklir mempunyai  potensial untuk mengeluarkan limbah radioaktif yang
akan menimbulkan dampak penting terhadap kesehatan masyarakat  secara luas.

4. Kegiatan Transmigrasi

a)Cetak Sawah

Pembukaan hutan untuk areal persawahan merupakan areal yang potensial sebagai
media/habitat vektor. Habitat vektor ini potensial menimbulkan dampak penting terhadap
kesehatan dan dapat terjadi secara periodik setiap tahun/setiap musim.

b)Pemindahan Penduduk

Pemindahan penduduk dari daerah asal ketempat yang baru, di dalam interaksinya sangat
potensial sebagai pembawa penyakit/penularan penyakit. Penularan penyakit ini tidak
tergantung dari jumlah manusia yang menularkan tetapi ditentukan oleh sumber penularan
dari salah satu kelompok masyarakat dan lama waktu penyakit tersebut berjangkit. Potensi
dampak ini sangat penting terhadap kesehatan masyarakat.

5. Kegiatan Pariwisata

Aktivitas pariwisata secara tidak langsung memiliki potensi terhadap penularan dan
penyebaran penyakit. Interaksi wisatawan lokal maupun dari mancanegara, dari suatu daerah
ke daerah lain, merupakan sumber dampak penting bagi kesehatan masyarakat baik melalui
vektor maupun penularan penyakit secara langsung.

6. Kegiatan Riset dan Teknologi

Pengembangan bidang riset dan teknologi yang menggunakan bahan-bahan kimia, radioaktif,
maupun mikroba serta mahluk hidup lainnya. Mempunyai dampak yang sangat potensial
terhadap kesehatan. Sebagai contoh adalah laboratorium biotek/farmasi dikhawatirkan akan
menimbulkan resistensi  terhadap penyakit atau timbulnya strain baru.

7. Penggunaan Tenaga Atom

Penggunaan tenaga atom/radioisotop sangat potensial/menimbulkan dampak penting


terhadap  kesehatan dan lingkungan. Paparan radiasi terhadap tubuh manusia dapat secara
langsung atau melalui organisme lain yang terkontaminasi oleh limbah radioaktif. Semua
kegiatan yang memakai bahan radioisotop, pengawasan keselamatannya dilakukan oleh
Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN).

8. Pekerjaan Umum

a. Pengairan

1) Pembangunan dam Irigasi

Pembangunan untuk irigasi sangat potensial untuk perkembangbiakan vektor dan penyakit
yang berkaitan dengan Water Born Disease. Sebagai contoh adalah penyakit kaki gajah,
malaria dan penyakit muntah-berak.

2) Cetak Sawah

Cetak sawah sangat potensial terhadap perkembangan penyakit yang berkaitan dengan
karakter Water Born Disease (Penyakit disentri, tifus dan muntah-berak).

b. Cipta Karya

Pembangunan perumahan sangat potensial untuk perkembangbiakan vektor. Tingkat


penularan penyakit akan bertambah karena bertambahnya frekuensi interaksi antar
masyarakat penghuni perumahan.

c. Bina Marga

Pembangunan jalan sebagai sarana transportasi perlu perhatian  berhubung kaitannya dengan
penularan penyakit dari wilayah satu terhadap wilayah lain.

9. Pertahanan dan Keamanan

Departemen Hankam memiliki industri strategis untuk persenjataan yang berkaitan dengan
unsur fisik-kimia, maupun biologis yang termasuk bahan berbahaya beracun. Bahan tersebut
sangat potensial sebagai sumber dampak penting terhadap kesehatan masyarakat dan
lingkungan.

4.  PARADIGMA (KONSEP/MODEL) KESEHATAN LINGKUNGAN

Mitigasi/Program Kesehatan Lingkungan


Sumber Perubahan (Proyek/Kegiatan)
Air

Udara

Tanah

Unsur Makanan Vektor/Binatang


Manusia
Masyarakat (sex/umur, lokasi, dll)
Sehat

Sakit
Sumber perubahan sekunder

(pendatang baru, transpoart.

perdagangan, industri kecil, dll)


Simpul A                          Simpul B                          Simpul C                         Simpul D

Sumber perubahan dapat berupa kegiatan manusia, seperti pabrik, transpotasi, pemukiman
dan dapat pula berupa peristiwa alamiah seperti gunung berapi dan reaksi kimia alamiah yang
terjadi di atmosfer.

Komponen lingkungan yang selalu berinteraksi dengan manusia dan seringkali mengalami
perubahan akibat adanya kegiatan manusia yang berupa proyek/kegiatan   adalah : air, udara,
makanan, vektor/binatang penular penyakit, dan manusia itu sendiri. Perubahan dari unsur
tersebut akan mengandung suatu risiko penyakit. Risiko penyakit akan timbul karena
menumpang pada “vehicle” air, udara, makanan, binatang penular penyakit (vektor) dan
bahkan manusia sendiri. Dengan demikian dalam konsep kesehatan lingkungan, status
kesehatan masyarakat merupakan resultante dari  hasil hubungan interaksi antara masyarakat
dengan berbagai komponen lingkungan seperti air, udara, makanan, vektor/binatang penular
penyakit, tanah, dan manusia itu sendiri yang mengandung berbagai penyebab sakit seperti
faktor fisik, kimia dan biologi.

Masyarakat yang mempunyai risiko tinggi untuk menderita penyakit akibat dari faktor
sumber, perlu dilakukan pengukuran spesimen tubuh manusia. Hasil pengukuran tersebut
sebagai tanda biologis (“biological marker”) yang dapat dianggap sebagai bio-indikator.
Sebagai contoh tanda biologis adalah pengukuran merkuri pada kuku, rambut, serta timbal di
dalam darah. Apabila kadar logam berat tersebut melebihi nilai ambang batas, maka
merupakan bio-indikator bahwa manusia tersebut keracunan merkuri atau timbal.

Apabila sudah terjadi kelainan penyakit, dapat dihitung secara epidemiologis. Prevalensi dari
berbagai penyakit akibat interaksi antara masyarakat dengan sumber penyebab penyakit.

5. METODE ANALISIS DAMPAK KESEHATAN LINGKUNGAN

1)  Metode pengumpulan data

Pengumpulan data rona lingkungan awal dari aspek potensi kesehatan harus mengikuti
paradigma kesehatan lingkungan.
Rona lingkungan awal dapat berfungsi sebagai dasar prakiraan dampak (“basic prediction of
impact”) yang mencakup informasi sebagai berikut :

a) Potensi daya dukung (“Carrying Capacity”) lingkungan

b) Potensi kerawanan/kesehatan masyarakat

c) Informasi kelentingan

Ketentuan Pengumpulan Data

Faktor yang diperhatikan dalam pengumpulan data dalah :

a) Penetapan parameter kunci dan batas wilayah studi.

Parameter kunci (parameter utama) merupakan faktor penting dalam menetapkan batas
wilayah studi, yaitu seberapa luas dampak akan menyebar. Batas wilayah studi dari suatu
rencana kegiatan akan memudahkan dalam menetapkan parameter penunjang.

b) Penentuan letak dan jumlah sampel

Penentuan letak sampel harus memperhatikan aspek keseluruhan sistem yang dikaitkan
dengan sumber dampak. Sedangkan penentuan jumlah sampel harus berpedoman pada azas
keterwakilan dari unit sistem yang tercakup dalam ruang batas studi.

c) Intensitas pengambilan sampel

Harus memperhatikan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku parameter


kunci maupun penunjang.

Faktor lingkungan tersebut, antar lain : perubahan musim  dan penyinaran, perubahan suhu
dan kelembaban, topografi, geografi serta sistem pembuangan limbah.

d) Jangka waktu pemeriksaan sampel

Dengan memperhatikan ciri parameter, perlu ditentukan kapan dan berapa lama batas waktu
bagi parameter kimia/biologi/kesehatan harus cepat diperiksa/dianalisis agar supaya tidak
kadaluwarsa.

e) Sistem pengawetan dan fiksasi sampel

Bagi parameter yang tidak memungkinkan untuk secepatnya dianalisis dalam laboratorium,
perlu perlindungan sampel yaitu dengan pengawetan/fiksasi atau menjaga pada suhu tertentu
agar sampel tidak rusak.

f) Kalibrasi instrumen

Kalibrasi instrumen dilakukan agar kepekaan instrumen dipertahankan sehingga validitas


hasil analisis dapat optimal.
2) Metode dan Teknis Analisis

a.  Kualitas Ambien

Dalam ADKL metode untuk kualitas ambien mencakup beberapa macam, yaitu :

You might also like