Professional Documents
Culture Documents
page=3&submit.x=14&submit.y=16&submit=next&qual=high&submitval=next&fname
=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Feman%2F1997%2Fjiunkpe-ns-s1-1997-31492207-13302-
perumahan-chapter1.pdf
Disadari sepenuhnya bahwa kegiatan pembangunan apalagi yang bersifat fisik dan
berhubungan dengan pemanfaatan sumber daya alam jelas mengandung resiko terjadinya
perubahan ekosistem yang selanjutnya akan mengakibatkan dampak, baik yang bersifat
negatif maupun yang positif. Oleh karena itu, kegiatan pembangunan yang dilaksanakan
seharusnya selain berwawasan sosial dan ekonomi juga harus berwawasan lingkungan.
Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan berencana menggunakan
dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang terencana dan
berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup. Terlaksananya pembangunan
berwawasan lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana
merupakan tujuan utama pengelolaan lingkungan hidup.
2) Komponen-Komponen Lingkungan
Diantara komponen-komponen lingkungan yang penting, adalah
a) Biologi, mencakup sub-komponen:
o Jenis flora fauna darat (vegetasi dan satwa)
o Jenis flora fauna perairan (plankton & bentos)
b) Geofisik, mencakup sub-komponen:
o lklim
o Fisiografi
o Hidrologi
c) Kimia, mencakup sub-komponen:
o Kualitas udara
o Kualitas air
d) Sosial Budaya dan Kemasyarakatan, dijabarkan:
o Demografi industri dan kependudukan
o Sosial ekonomi
o Sosial budaya
5) Peraturan Pemenintah dan Keputusan Menteri yang Berhubungan Dengan Baku Mutu
Lingkungan (BML)
Upaya Kelola Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) merupakan
uraian kegiatan pengelolaan dan pemantauan yang bersifat operasional. Pengelolaan dan
pemantauan yang dilakukan adalah pada dampak yang dapat timbuI, berupa:
a. Penurunan kualltas udara
b. Penurunan kebersihan Iingkungan
c. Terbukanya kesempatan kerja dan berusaha.
1) Dampak Sosial
Perubahan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Kehidupan
Pelaksanan proyek yang akan menghasilkan suatu product akan membawa perubahan tingkat
pengetahuan dan keterampilan baru bagi para karyawan dan masyarakat di sekitarnya,
khususnya yang akan terlibat langsung dalam kegiatan konstruksi dan produksi.
Perubahan tingkat pengetahuan bagi para pegawai dapat terjadi secara langsung maupun tak
langsung. Secara langsung perubahan tersebut terjadi bagi para pegawai yang mendapatkan
training yang diselenggarakan oleh perusahaan. Secara tidak langsung dapat diperoleh para
tenaga kerja yaitu berupa pengalaman-pengalaman selama mereka bekerja di perusahaan.
2) Dampak Ekonomi
o Pengembangan usaha akan memberikan dampak positif terhadap struktur perekonomian
pada umumnya dan pekerja usaha ini pada khususnya.
o Meningkatkan penghasilan para Pekerja
Kegiatan proyek yang akan dilakukan tentunya dapat meningkatkan penghasilan masyarakat
disekitarnya, hal ini bisa dilihat dari pendapatan rata-rata masyarakat setempat sebelum
mereka bekerja di perusahaan dibandingkan dengan pendapatan setelah bekerja pada proyek.
o Meningkatkan pendapatan negara melalui Pajak
Dengan beroperasinya proyek yang dijalankan akan menambah penerimaan negara dari
sektor pajak, antara lain:
Pajak Perusahaan (PPh Badan)
Pajak penghasilan karyawan (PPh Pasal 21)
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penentu dalam upaya meningkatkan
kualitas hidup masyarakat. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia diperlukan
tingkat kesehatan manusia yang optimal. Oleh sebab itu untuk menjamin kualitas sumber
daya manusia dalam segi kesehatan agar mampu berkompetisi diperlukan suatu perencanaan
program kesehatan dan perlindungan hukum yang memadai.
Perlindungan terhadap lingkungan hidup dari rencana usaha kegiatan ditetapkan melalui UU
No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup. Hal ini tercermin bahwa setiap
rencana usaha/kegiatan yang mempunyai dampak penting wajib dilengkapi dengan suatu
AMDAL. Di dalam Undang-undang lingkungan hidup dan pedoman pelaksanaannya secara
jelas belum nampak ketentuan perundangan terhadap analisis dampak pada kesehatan
masyarakat/ kesehatan lingkungan.
Perlunya ADKL pada perlindungan terhadap lingkungan hidup dari rencana usaha/kegiatan
dijelaskan pula oleh organisasi kesehatan dunia (WHO). Pertemuan WHO pada tahun 1987 di
Copenhagen yang bertema “Health and Safety Component of Environmental Inpact
Assessment” menyatakan bahwa perlunya model Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan
(“Environmental Health Inpact Assessment/EHIA”) untuk memadukan program analisis
kesehatan dengan analisis dampak lingkungan yang lebih menekankan komponen kesehatan.
Majelis Kesehatan Sedunia (“World Health Assembly”) pada tahun 1981 mencanangkan
strategi sehat untuk semua di tahun 2000. Pada tahun 1986, strategi tersebut diteruskan
dengan “Ottawa Charter” yang merupakan hasil keputusan dari : “International Conference
on Health Promotion”. Pandangan WHO tersebut dapat disebut sebagai konsep baru
kesehatan masyarakat. Konsep tersebut menyatakan bahwa :
“Keadaan yang mendasar dan sumber untuk kesehtan adalah keadaan damai, pemukiman,
pangan, pendidikan, pendapatan, ekosistem yang seimbang, sumber daya alam yang
meningkat pemanfaatannya, keadilan sosial dan pemerataan aspek kehidupan”.
Apabila dicermati, konsep oleh WHO tersebut mengutamakan pada pencegahan penyakit.
Konsep pencegahan penyakit akan memberikan implikasi prediksi dan analisis tentang
dampak negatif kegiatan pembangunan terhadap kesehatan. Pada saat itu, badan dunia
tersebut menyatakan bahwa komponen kesehatan lingkungan sering diabaikan dalam proses
analisis dampak lingkungan. Dengan keadaan tersebut, WHO menekankan tentang perlunya
penelitian dampak kesehatan lingkungan pada proyek pembangunan.
Pada tahun 1986, kelompok kerja WHO memantapkan empat prinsip dasar yang
berhubungan dengan analisis dampak lingkungan, yaitu :
2)Dampak kesehatan masyarakat yang mungkin timbul sebagai akibat dari pelaksanaan
program pembangunan harus lebih mendapat perhatian.
3)Analisis dampak lingkungan (ANDAL) harus dapat memberikan informasi yang tepat
tentang dampak kesehatan dari pembangunan sebuah proyek.
Untuk menelaah kedua konsep yaitu Analisis Dampak Lingkungan dan Analisis Dampak
Kesehatan Lingkungan diperlukan rincian kerangka dasar model dari kedua konsep tersebut.
Menurut Brown dan Mc. Donald (1988) kerangka dasar dari Analisis Dampak Lingkungan
adalah sebagai berikut :
Bagan I
Pengumpulan data dasar : rincian tentang kondisi lingkungan pada saat ini dan masa
mendatang untuk bahan masukan perencanaan pembangunan.
Identifikasi dampak : identifikasi dampak yang mungkin timbul dan pemilihan
prioritas dampak untuk analisis yang lebih rinci, dengan cara
“check list”.
Prediksi : melakukan prakiraan besarnya perubahan yang terjadi .
Evaluasi : pentingnya perubahan yang terjadi untuk tingkat nasional
khususnya beberapa hal yang berhubungan dengan tujuan
nasional di bidang sosial ekonomi.
Mitigasi : mengurangi dampak negatip dan memaksimalkan dampak
positip.
Bagan II
Pada bagan I dan bagan II tampak ada kalimaat yang isi dan maknanya mengandung
kesesuaian
Pada tahap analisis dampak kesehatan lingkungan langsung dan tidak langsung seperti yang
tertulis dalam ad a dan ad b (bagan II) ada kesesuaian dengan tahap pengumpulan data dasar
seperti yang tertulis pada bagan I. Sedangkan identitas parameter lingkungan seperti yang
tertulis dalam ad c (bagan II) ada kesesuaian dengan proses identifikasi dampak pada bagan I,
yaitu proses identifikasi dampak lingkungan yang berhubungan dengan kesehatan
lingkungan. Selanjutnya proses analisis adanya peningkatan pemaparan pada ad d (bagan II),
merupakan komponen analisis pemaparan pada masyarakat yang terkandung di dalam seluruh
proses analisis dampak kesehatan lingkungan.
Prakiraan adanya peningkatan pemaparan tergantung dari metode yang digunakan misalnya
dengan metode bagan alir. Sedangkan prakiraan tentang adanya peningkatan populasi risiko
tinggi (“high risk”) digunakan misalnya dengan metode “risk analysis”. Prakiraan tentang
tingkat morbiditas dan mortalitas, perlu data bidang kesehatan dari Rumah Sakit/Puskesmas
dan hal ini sering terabaikan dalam proses analisis dampak lingkungan.
Pada bagan I dan II nampak kedua model tersebut baik analisis dampak lingkungan dan
analisis dampak kesehatan lingkungan penekanannya masih terbatas pada “environmental
illness” (sakit karena faktor lingkungan) dan belum banyak menjamah permasalahan
”quality of life” (kualitas hidup). Dengan demikian maka proses analisis yang baik harus
melibatkan analisis dampak kesehatan lingkungan secara menyeluruh termasuk komponen
sosial-ekonomi-kesehatan.
a.Kualitas lingkungan fisik, kimia dan biologi termasuk kualitas udara, air, kebisingan dll.
b.Kualitas diet, sebagai sumber informasi adalah ilmu gizi dan kedokteran.
c.Kualitas penyakit dan kesehatan jiwa, harus bersumber dari ilmu kedokteran, biologi,
psikiatri dan psikologi.
d.Kualitas pekerjaan dan jaringan masyarakat bermuara pada disiplin ekonomi, sosiologi, dan
antropologi.
e.Kualitas pemukiman dan aksesibilitas bersumber pada ilmu geografi, perencanaan dan
arsitektur.
KESEHATAN
Berbagai kegiatan yang menimbulkan dampak penting terhadap kesehatan lingkungan antara
lain :
Kegiatan bidang ini berpotensi memiliki dampak terhadap kesehatan antara lain berasal dari
Rumah Sakit baik Rumah Sakit Umum maupun Rumah Sakit Spesialistik. Sumber pencemar
dari kegiatan ini antara lain sisa operasi dan buangan limbah terinfeksi yang dapat
menularkan penyakit melalui kuman parasit atau vektor. Kegiatan lainnya seperti
laboratorium klinik, mikrobiologi kesehatan, industri farmasi, industri makanan kesehatan
dan alat-alat kesehatan.
Kegiatan bidang industri sering merupakan sumber masalah gangguan terhadap kesehatan
lingkungan. Kegiatan bidang industri, dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, jenis produk,
bahan baku, proses maupun jenis limbah sendiri. Dengan demikian, kegiatan bidang industri
akan mengeluarkan limbah cair, limbah gas/partikel dan limbah padat.
Menurut World Health Organization, World Bank dan United Nations Enviromental
Program kelompok industri yang berpotensi menimbulkan bahaya terhadap kesehatan adalah
sebagai berikut :
Kegiatan industri ini memiliki potensi dampak terhadap kesehatan masyarakat, karena
mengeluarkan limbah dari bahan-bahan kimia dalam proses produksinya. Disamping itu juga
kemungkinan adanya parasit dan mikroba pada limbah industri makanan.
Penambangan ini memungkinkan berkembangnya vektor dan parasit pada lubang bekas
galian (“quary”) yang tergenang air, sehingga menimbulkan bahaya terhadap kesehatan
masyarakat.
c)Industri Logam
Kegiatan industri ini meliputi besi, metalurgi non-besi, pengerjaan logam yang mengeluarkan
bahan kimia lainnya. Limbah berpengaruh secara kronis terhadap kesehatan masyarakat.
d)Industri Energi
Jenis industri ini dapat dilihat pada kegiatan Pertambangan dan Energi. Dapat mengeluarkan
limbah cair, gas, suhu panas (meningkatkan suhu air laut).
Kegiatan industri ini meliputi antara lain bahan konstruksi, keramik, gelas, dan asbestos.
Pengaruh industri ini adalah gangguan terhadap pernafasan secara kronis.
Macam industri ini sangat beragam dari industri bukan bangunan, fotografi sampai biosida.
Limbah yang dihasilkan merupakan bahan kimia berbahaya dan beracun (BBB) yang dapat
menimbulkan dampak kronis maupun akut.
Limbah industri ini mengandung bahan kimia yang potensial berpengaruh terhadap perairan
dan kesehatan masyarakat/lingkungan.
Limbah industri ini menimbulkan gangguan pernapasan terhadap pekerja maupun gangguan
terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Kegiatan kelompok ini masuk dalam bidang kesehatan. Mengeluarkan limbah medis dan
limbah kimia yang mengganggu kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Pengaruh yang ditimbulkan antara lain berkembangnya vektor atau parasit pada limbah padat
yang mudah membusuk antara lain kegiatan pasar dan restoran.
Penambangan minyak dan gas mempunyai potensi dampak penting terhadap kesehatan
masyarakat/lingkungan. Menghasilkan limbah gas yang dapat menurunkan kualitas udara dan
limbah cair yang dapat menurunkan kualitas perairan, serta sangat potensial menimbulkan
resiko bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Limbah proses yang mengandung logam berat akan menyebabkan gangguan kesehatan
karena akumulasinya di dalam tubuh melalui makanan.
Penambangan logam dan prosesnya akan menimbulkan limbah yang membawa serta logam
berat. Limbah ini akan terakumulasi pada rantai makanan yang berbahaya bagi kehidupan
manusia.
Disisi lain bekas galian/penambangan yang berupa kolam-kolam penambangan apabila terisi
air sangat potensial sebagai habitat vektor yang dapat menularkan penyakit, antara lain :
Malaria dan Demam Berdarah Dengue.
Penggunaan bahan baku dari bahan fosil (Migas dan batu bara) sangat potensial
menyebabkan pencemaran udara berupa limbah emisi gas seperti CO, SO2 dan partikel yang
sangat potensial menimbulkan dampak terhadap kesehatan masyarakat.
d)Tenaga Nuklir
Pembangkit tenaga nuklir mempunyai potensial untuk mengeluarkan limbah radioaktif yang
akan menimbulkan dampak penting terhadap kesehatan masyarakat secara luas.
4. Kegiatan Transmigrasi
a)Cetak Sawah
Pembukaan hutan untuk areal persawahan merupakan areal yang potensial sebagai
media/habitat vektor. Habitat vektor ini potensial menimbulkan dampak penting terhadap
kesehatan dan dapat terjadi secara periodik setiap tahun/setiap musim.
b)Pemindahan Penduduk
Pemindahan penduduk dari daerah asal ketempat yang baru, di dalam interaksinya sangat
potensial sebagai pembawa penyakit/penularan penyakit. Penularan penyakit ini tidak
tergantung dari jumlah manusia yang menularkan tetapi ditentukan oleh sumber penularan
dari salah satu kelompok masyarakat dan lama waktu penyakit tersebut berjangkit. Potensi
dampak ini sangat penting terhadap kesehatan masyarakat.
5. Kegiatan Pariwisata
Aktivitas pariwisata secara tidak langsung memiliki potensi terhadap penularan dan
penyebaran penyakit. Interaksi wisatawan lokal maupun dari mancanegara, dari suatu daerah
ke daerah lain, merupakan sumber dampak penting bagi kesehatan masyarakat baik melalui
vektor maupun penularan penyakit secara langsung.
Pengembangan bidang riset dan teknologi yang menggunakan bahan-bahan kimia, radioaktif,
maupun mikroba serta mahluk hidup lainnya. Mempunyai dampak yang sangat potensial
terhadap kesehatan. Sebagai contoh adalah laboratorium biotek/farmasi dikhawatirkan akan
menimbulkan resistensi terhadap penyakit atau timbulnya strain baru.
8. Pekerjaan Umum
a. Pengairan
Pembangunan untuk irigasi sangat potensial untuk perkembangbiakan vektor dan penyakit
yang berkaitan dengan Water Born Disease. Sebagai contoh adalah penyakit kaki gajah,
malaria dan penyakit muntah-berak.
2) Cetak Sawah
Cetak sawah sangat potensial terhadap perkembangan penyakit yang berkaitan dengan
karakter Water Born Disease (Penyakit disentri, tifus dan muntah-berak).
b. Cipta Karya
c. Bina Marga
Pembangunan jalan sebagai sarana transportasi perlu perhatian berhubung kaitannya dengan
penularan penyakit dari wilayah satu terhadap wilayah lain.
Departemen Hankam memiliki industri strategis untuk persenjataan yang berkaitan dengan
unsur fisik-kimia, maupun biologis yang termasuk bahan berbahaya beracun. Bahan tersebut
sangat potensial sebagai sumber dampak penting terhadap kesehatan masyarakat dan
lingkungan.
Udara
Tanah
Sakit
Sumber perubahan sekunder
Sumber perubahan dapat berupa kegiatan manusia, seperti pabrik, transpotasi, pemukiman
dan dapat pula berupa peristiwa alamiah seperti gunung berapi dan reaksi kimia alamiah yang
terjadi di atmosfer.
Komponen lingkungan yang selalu berinteraksi dengan manusia dan seringkali mengalami
perubahan akibat adanya kegiatan manusia yang berupa proyek/kegiatan adalah : air, udara,
makanan, vektor/binatang penular penyakit, dan manusia itu sendiri. Perubahan dari unsur
tersebut akan mengandung suatu risiko penyakit. Risiko penyakit akan timbul karena
menumpang pada “vehicle” air, udara, makanan, binatang penular penyakit (vektor) dan
bahkan manusia sendiri. Dengan demikian dalam konsep kesehatan lingkungan, status
kesehatan masyarakat merupakan resultante dari hasil hubungan interaksi antara masyarakat
dengan berbagai komponen lingkungan seperti air, udara, makanan, vektor/binatang penular
penyakit, tanah, dan manusia itu sendiri yang mengandung berbagai penyebab sakit seperti
faktor fisik, kimia dan biologi.
Masyarakat yang mempunyai risiko tinggi untuk menderita penyakit akibat dari faktor
sumber, perlu dilakukan pengukuran spesimen tubuh manusia. Hasil pengukuran tersebut
sebagai tanda biologis (“biological marker”) yang dapat dianggap sebagai bio-indikator.
Sebagai contoh tanda biologis adalah pengukuran merkuri pada kuku, rambut, serta timbal di
dalam darah. Apabila kadar logam berat tersebut melebihi nilai ambang batas, maka
merupakan bio-indikator bahwa manusia tersebut keracunan merkuri atau timbal.
Apabila sudah terjadi kelainan penyakit, dapat dihitung secara epidemiologis. Prevalensi dari
berbagai penyakit akibat interaksi antara masyarakat dengan sumber penyebab penyakit.
Pengumpulan data rona lingkungan awal dari aspek potensi kesehatan harus mengikuti
paradigma kesehatan lingkungan.
Rona lingkungan awal dapat berfungsi sebagai dasar prakiraan dampak (“basic prediction of
impact”) yang mencakup informasi sebagai berikut :
c) Informasi kelentingan
Parameter kunci (parameter utama) merupakan faktor penting dalam menetapkan batas
wilayah studi, yaitu seberapa luas dampak akan menyebar. Batas wilayah studi dari suatu
rencana kegiatan akan memudahkan dalam menetapkan parameter penunjang.
Penentuan letak sampel harus memperhatikan aspek keseluruhan sistem yang dikaitkan
dengan sumber dampak. Sedangkan penentuan jumlah sampel harus berpedoman pada azas
keterwakilan dari unit sistem yang tercakup dalam ruang batas studi.
Faktor lingkungan tersebut, antar lain : perubahan musim dan penyinaran, perubahan suhu
dan kelembaban, topografi, geografi serta sistem pembuangan limbah.
Dengan memperhatikan ciri parameter, perlu ditentukan kapan dan berapa lama batas waktu
bagi parameter kimia/biologi/kesehatan harus cepat diperiksa/dianalisis agar supaya tidak
kadaluwarsa.
Bagi parameter yang tidak memungkinkan untuk secepatnya dianalisis dalam laboratorium,
perlu perlindungan sampel yaitu dengan pengawetan/fiksasi atau menjaga pada suhu tertentu
agar sampel tidak rusak.
f) Kalibrasi instrumen
Dalam ADKL metode untuk kualitas ambien mencakup beberapa macam, yaitu :