You are on page 1of 10

c 

Lari Marathon merupakan nomor atletik yang paling populer di antara lari yang
lain karena nilai historisnya. Profesor Michael Breal yang mengusulkan kepada Baron Pierre de
Coubertin agar nomor ini dilombakan pada Olympic Games pertama tahun 1896, karena
respeknya terhadap Pheidippiddes. µthe famous Athenian runner¶.

Spiridon Loues adalah orang pertama yang namanya tercatat dalam sejarah
sebagai juara lari Marathon Olympic Games. Kisah suksesnya yang dramatis tak pernah
menjemukan untuk disimak. Cerita tentang Pheidippides dengan berbagai versinya dari sudut
sejarah akan pembaca temui pada tulisan berikut, di samping satu versi dongeng.


 

Lomba lari jalanan menjadi nomor atletik yang menarik akhir-akhir ini, baik tingkat
nasional maupun internasional. Hal ini didukung dengan banyaknya lomba lari jalanan di
berbagai negara, disertai gengsinya masing-masing.

Dengan daya tarik utama adalah hadiah berupa uang, lomba jenis ini semakin memikat
banyak atlet. Tentunya tanpa maksud meniadakan daya pikat yang lain. Di Indonesia nomor lari
jenis ini yang paling bergensi adalah ³Borobudur 10 K´, yang dikondangkan sebagai ³The
Richest Run of the World´. Yang pada mulanya diawali dengan ³Bali 10 K´, yang dipromosikan
sebagai ³The Paradise Run´. Nama besarnya semakin menjadi dengan keikutsertaan para pelari
kaliber dunia. Beberapa nama kondang, seperti: Marc Nenow, Arturo Barios, John Ngugi,
Brahim Boutayeb, Alberto Salazar, Rob de Castela, di kelompok pria; dan Liz Linch, Grete
Waitz, Ingrid Kristiansen, Liza Martin, Jill Hunter, Pricillia Welch, Lyn Jennings, nancy
Tinnary, di kelompok wanita.

Sebelum berbagai lombar lari ³Ten Kilometers´ kondang, telah populer lebih dahulu lari
jalanan jarak jauh, yaitu lari Marathon. Menurut Peraturan Perlombaan dan AD-ART PB PASI
1989 pasal 165 (1989:102), yang termasuk lari jalanan (jalan raya) bagi pria dan wanita adalah:
15 km, 20 km, ½ Marathon (= 21,098 km), 25 km, 30 km, dan Marathon (= 42,195 km).

Para juara lomba lari Marathon adalah manusia yang memiliki daya tahan luar biasa. Walaupun
berbagai lomba lari spektakuler muncul, seperti lomba lari ratusan kilometer, lomba lari
melintasi gurun pasir, lari gunung, tetapi lari Marathon tetap memiliki kharisma tersendiri. Juga
yang unik, macam Triathlon, lomba yang menggabungkan antara adu lari, renang, dan
bersepeda. Triathlon berasal dari ide 2  seorang Kapten angkatan laut AS, John Collins
(Tempo, nomor 25, XVI).

Walaupun lari Marathon mulai dilombakan pada Olympic modern pertama di Athena, tetapi
jarak tempuh yang 42,195 km baru dibakukan pada tahun 1908 saat Olympic di selenggarakan di
London, dan John Hayes dari AS muncul sebagai juara dengan catatan prestasi 2 jam 55 menit
18,4 detik (Encyclopedia of Sport, 1963:70).

Karena kemajuan teknologi, antara lain, prestasi para atlet Marathon pun semakin baik. Di
Seoul, pada Olympic 1988, Gelindo Bordin asal Italia mengukir prestasi 2:10.32. Walau pada
Olympic sebelumnya ada yang lebih jawara karena kemampuannya menembus waktu di bawah
dua jam sepuluh menit, yaitu Carlos Lopez dari Portugal dengan catatan waktu 2:09.27. Dan,
Waldemar Cierpinski dengan 2:09.55. Pelari yang disebut terakhir, yang berasal dari Jerman
Timur ini mencatat prestasi emas dengan dua kali muncul sebagai juara lari Marathon Olympic
1976 dan 1980; menyamai rekor Abebe Bikila asal Ethiopia, tahun 1960 dan 1964 (The
Encyclopedia of Sport, 1963:712; MP edisi Sept-Okt 1988).
° 
  

Pertarungan perebutan mahkota sebagai ³manusiang paling tahan di dunia´ ini tidak akan pernah
ada jika tidak terlahir seorang profesor Michael Breal, yang memiliki ide melombakan lari
Marathon sebagai nomor puncak pada Olympic Modern yang diprakarsai oleh Baron Pierre de
Coubertin.

Mengapa Profesor Michael Breal antusias mengadakan/melombakan lari Marathon pada pekan
olahraga Olympic, inilah salah satu pertanyaan yang akan dijawab pada tulisan berikut. Dengan
tiga versi, yang menampilkan Pheidippides sebagai super star-nya. Juga kisah dramatis seorang
juara lari Marathon modern yang pertama, Spiridon Loues.

  °  





Pada pekan olahraga Olympic (kuno), tidak ada lomba lari Marathon. Ada perlombaan lari jarak
jauh yang disebut Dolichos, berjarak minimal tujuh kali stade sampai dengan 24 kali stade. Satu
stade sejauh lebih kurang 200 yards (Earle F Zeigler, 1979:34; Van Dalen, 1961:61). Nomor ini
populer setelah selama puluhan tahun sebelumnya lari Stade dan Diaulos dilombakan pada
Olympic (kuno).

Menurut sejarah Yunani Purba, ada peristiwa heroik yang terjadi di lembah Marathon. Perang
antara Yunani melawan Persia Purba dari awal sampai akhir berlangsung selama 21 tahun, dari
500 BC hingga 471 BC. Di dalam masa perang itu Persia dengan armadanya yang kuat berkali-
kali mengadakan penyerbuan ke Yunani. Tiga penyerbuan besar-besaran yang pernah
dilancarkan ialah: pertama tahun 492 BC dipimpin Mardonis, menantu raja Darius; kedua 490
BC di bawah pimpinan laksamana Datis; dan ketiga pada tahun 480 BC dengan pimpinan raja
Xerxes. Penyerbuan kedualah yang menimbulkan peristiwa bersejarah dengan pertempuran di
Marathon. Demikianlah diungkapkan Yama Agni (Cakrawala Pendidikan, 1978) yang mengutip
dari buku Algemeen Mythologisch Woordenboek, tulisan JW Gerretsen.

Dengan pimpinan laksamana Datis pasukan Persia menyeberangi laut Aegea dengan tiada
mendapat rintangan yang berarti. Lalu menuju ke pulau Euboea, dan menduduki kota Eretria.
Kemudian menyeberang lagi menuju daratan Attica, dan mendarat sesudah tikungan di pantai
timur dusun Marathon.

Dapat dibayangkan bagaimana kekhawatiran penduduk Athena karena Marathon jaraknya hanya
sekitar enam jam perjalanan atau sekitar 40 km dari Athena. Di samping kekuatan pasukan
Yunani di kota hanya 12.000 orang. Suatu jumlah yang kecil dibandingkan dengan tentara Persia
yang 25.000 orang, terdiri atas pasukan kavaleri dan pemanah.

Di pihak Athena, beberapa pimpinan menganjurkan pertahanan diadakan di dalam kota, secara
defensi di belakang pintu-pintu yang tertutup dan tembok-tembok yang telah diperkuat. Akan
tetapi, Miltiades sebagai jenderal tentara Athena tidak sependapat, ia menghendaki pertempuran
terbuka jauh dari kota. Maka, diperintahkanlah anak buahnya menuju lembah Marathon, yang
jaraknya beberapa kilometer dari dusun Marathon. Miltiades mengatur siasat penghadangan,
menanti iring-iringan Datis dan pasukannya yang mulai bergerak menuju Athena.

Pertempuran seru terjadi di lembah itu. Meskipun jumlah tentara Persia merupakan kelipatan
pasukan Athena, tetapi karena siasan penghadangan Miltiades sama sekali tidak diduga oleh
Datis, maka pertempuran yang meluas sampai ke dusun bahkan ke pantai Marathon itu berakhir
dengan kemenangan pihak Athena.

Kemenangan pasukan Athena merupakan surprise yang luar biasa, juga bagi Miltiades, maka
pimpinan pasukan Athena itu mengutus Pheidippides, ³The famous Athenian runner´, untuk
menyampaikan berita kemenangan kepada pimpinan negara (R. Kennedy, 1971:8).
Meskipun Pheidippides sebagai tentara telah bertempur sepanjang hari, dia segera menanggalkan
pakaian tempur, perisai dan senjatanya. Dimulailah lari Marathon-nya yang bersejarah,
perjalanan panjang menuju Athena. Sekian mil telah dilalui, kakinya mulai lukan, pecah-pecah,
dan berdarah, tenggorokkannya terasa sakit untuk bernapas. Rasanya tidak kuat lagi untuk
melangkah, hanya kaena mengingat tugasnya amat penting, Pheidippides memaksakan diri terus
mengayunkan langkah, bahkan kadang-kadang masih sempat pula berteriak dengan suara serak:
³kita menang, bergembiralah, kita menang´. Penduduk sedang bersembunyi mendengar
teriakannya, mereka berhamburan keluar. Berkat tekadnya yang luar biasa akhirnya sampai juga
di tempat yang dituju, Acropolis sudah tampak dihadapannya. Dengan terhuyung-huyung ia
mengarahkan langkahnya ke bagian kota yang menurut perkiraannya Themitocles dan
negarawan lainnya sedang berkumpul. Pheidippides mengabarkan kemenangan pasukan Athena:
³ã    !´. Itulah suara terakhirnya, yang begitu membahagiakan seluruh warga
Yunani. Setelah itu dia jatuh dan gugur. Seorang pahlawan telah tiada (R. Kennedy, 1971:8; J.
Kieran and Daley, 1961:18).

  

Lari Marathon mulai dilombakan sejak Olympic modern I, tahun 1896 di Athena-Yunani, atas
usul Profesor Michael Breal. Jarak tempuhnya yang 42,195 km ditetapkan tahun 1908 saat
Olympic dilaksanakan di London, sebelumnya pada Olympic I sampai dengan III jarak
tempuhnya berubah-ubah.

Atlet yang tercatat namanya sebagai juara lari Marathon pada Olympic Games I adalah Spiridon
Loues dengan catatan waktu 2 jam 58 menit 50 detik. Kisah tentang Pheidippides, ³The Famous
Athenian Runner´, yang lari dari Marathon ke Athena untuk mengabarkan kemenangan perang
melawan Persia tahun 490 BC, dianggap yang melatarbelakangi dilombakannya lari Marathon.

Ada hal-hal yang perlu dikaji lebih dalam tentang sejarah (olahraga) bangsa-bangsa kuno,
khususnya, karena kadang terdapat informasi yang belum sama dari berbagai sumber yang ada.

?
Vc°
Vc°

Atletik adalah aktifitas jasmani yang kompetitif atau dapat diadu berdasarkan gerak dasar
manusia, yaitu seperti berjalan, berlari, melempar, dan melompat. Atletik seperti yang kita
ketahui sekarang, dimulai sejak diadakan olympiade modern yang pertama kali diselenggarakan
di kota Athena pada tahun 1896 dan sampai terbentuknya badan dunia federasi athletik amatir
internasional tahun 1912. Atletik pertama kali diperkenalkan di Indonesia dengan sebutan
Netherlands Indische Athletick Unie (NIBU) tanggal 12 Juli 1917 dan dalam perkembangannya
terbentuk suatu organisasi yang bergerak dibidang atletik dengan nama Persatuan
Sprint atau lari cepat merupakan salah satu nomor lomba dalam cabang olahraga atletik. Sprint
atau lari cepat merupakan semua perlombaan lari dimana peserta berlari dengan kecepatan
maksimal sepanjang jarak yang ditempuh. Sampai dengan jarak 400 meter masih digolongkan
dalam lari cepat atau print. Menurut Arma abdoellah (1981; 50) pada dasarnya gerakan lari itu
untuk semua jenis sama. Namun dengan demikian dengan adanya perbedaan jarak tempuh, maka
sekalipun sangat kecil terdapat pula beberapa perbedaan dalam pelaksanaannya. Sedangkan yang
dimaksud dengan perbedaan atau pembagian jarak dalam nomor lari adalah lari jarak pendek
(100 ± 400 meter), lari menengah (800 ± 1500 meter), lari jauh (5000 meter atau lebih). Lari
jarak pendek atau sprint adalah semua jenis lari yang sejak start ampai finish dilakukan dengan
kecepatan maksimal. Beberapa faktor yang mutlak menentukan baik buruknya dalam sprint ada
tiga hal yaitu start, gerakan sprint, dan finish.
Penguasaan teknik merupakan kemampuan untuk memahami atau mengetahui suatu rangkaian
spesifik gerakan atau bagian pergerakan olahraga dalam memecahkan tugas olahraga dan dapat
menggunakan pengetahuan yang dimiliki tersebut. Penguasaan teknik sprint diartikan sebagai
kemampuan atlet dalam mengetahui atau memahami teknik lari sprint dan dapat menggunakan
teknik lari sprint dengan baik.
Penguasaan teknik dipengaruhi beberapa dua faktor, yaitu:
a. Pengetahuan
Menurut Jujun S. Suriasumantri (1993: 103) pengetahuan pada hakekatnya adalah merupakan
segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek termasuk kedalamnya ilmu. Sedangkan
menurut Sidi Gazalba dalam Amsal Bakhtiar (2006; 85) pengetahuan adalah apa yang kita
ketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf,
mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran. Dengan demikian
pengetahuan merupakan proses dari usaha manusia untuk tahu.
b. Aplikasi atau penerapan
Aplikasi teknik merupakan penerapan penggunaan teknik lari sprint yang dilakukan oleh atlet
didalam perlombaan. Didalam suatu perlombaan atlet akan berusaha untuk mengeluarkan semua
kemampuan yang dimiliki untuk mencapai penampilan terbaik dan prestasi maksimal. Setiap
atlet memiliki kemampuan yang berbeda dan cara yang berbeda pula dalam menerapkan atau
mengaplikasikan teknik sprint dalam perlombaan. Seperti yang dikatakan IAAF (1993; 115)
kemampuan untuk melakukan suatu teknik yang sempurna adalah tidak sama sebagai seorang
pelaku yang penuh ketangkasan. Atlet yang tangkas memiliki teknik yang baik dan konsisten dan
juga tahu kapan dan bagaimana menggunakan teknik guna menghasilkan prestasi yang baik.
2. Sprint
a. Pengertian sprint
Lari cepat atau sprint adalah semua perlombaan lari dimana peserta berlari dengan kecepatan
maksimal sepanjang jarak yang harus ditempuh, sampai dengan jarak 400 meter masih dapat
digolongkan dalam lari cepat. Menurut Muhajir (2004) sprint atau lari cepat yaitu, perlombaan
lari dimana peserta berlari dengan kecepatan penuh yang menempuh jarak 100 m, 200 m, dan
400 m.

b. Pengertian teknik
Teknik merupakan blok-blok bengunan dasar dari tingginya prestasi. Teknik adalah cara yang
paling efesien dan sederhana dalam memecahkan kewajiban fisik atau masalah yang dihadapi
dan dibenarkan dalam lingkup peraturan (lomba) olahraga (Thomson Peter J.L, 1993; 115).
Menurut suharno (1983) yang dikutip Djoko Pekik Irianto (2002; 80) teknik adalah suatu proses
gerakan dan pembuktian dalam praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang
perlu dalam cabang olahraga. Teknik merupakan cara paling efesien dan sederhana untuk
memecahkan kewajiban fisik atau masalah yang dihadapi dalam pertandingan yang dibenarkan
oleh peraturan.
c. Teknik lari sprint
Teknik adalah sangat kritis terhadap prestasi selama suatu lomba lari sprint. Melalui tahapan
lomba tuntutan teknik sprint beragam seperti halnya aktivitas otot-otot, pola waktu mereka dan
aktivitas metabolik para atlet dari tahap reaksi sampai tahap transisi tujuan utamanya adalah
untuk mengembangkan kecepatan dari suatu sikap diam di tempat.
Tujuan utama lari sprint adalah untuk memaksimalkan kecepatan horizontal, yang dihasilkan dari
dorongan badan kedepan. Kecepatan lari ditentukan oleh panjang-langkah dan frekuensi-
langkah. untuk bisa berlari cepat seorang atlet harus meningkatkan satu atau kedua-duanya.
Tujuan teknik-sprint selama perlombaan adalah untuk mengerahkan jumlah optimum daya
kepada tanah didalam waktu yang pendek. Teknik yang baik ditandai oleh mengecilnya daya
pengereman, lengan lengan efektif, gerakan kaki dan badan dan suatu koordinasi tingkat tinggi
dari gerakan tubuh keseluruhan (IAAF, 1993;22).
Teknik lari sprint lari 100m dapat dirinci menjadi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap reaksi dan dorongan
2. Tahap lari akelerasi
3. Tahap transisi/perubahan
4. Tahap kecepatan maksimum
5. Tahap pemeliharaan kecepatan
6. Finish
Lomba lari sprint yang lain mengikuti pola dasar yang sama, tetapi panjang dan pentingnya
tahapan relatif bervariasi. Dalam aspek biomekanika kecepatan lari ditentukan oleh panjang
langkah dan frekuensi langkah (jumlah langkah dalam per satuan waktu). Untuk bisa berlari
lebih cepat seorang atlet harus meningkatkan satu atau kedua-duanya. Hubungan optimal antara
panjang langkah dan frekuensi langkah bervariasi bagi tahap-tahap lomba yang berbeda-beda.
Dalam lari sprint terdapat beberapa tahapan yaitu:
1. Start
Menurut IAAF (2001;6) suatu start yang baik ditandai dengan sifat-sifat berikut;
a. Konentrasi penuh dan menghapus semua gangguan dari luar saat dalam posisi aba-aba
³bersediaaaaa´
b. Meng-adopsi sikap yang sesuai pada posisi saat aba-aba ³siaaap´
c. Suatu dorongan explosif oleh kedua kaki terhadap start-blok, dalam sudut start yang maksimal
Teknik yang digunakan untuk start harus menjamin bahwa kemungkinan power yang terbesar
dapat dibangkitkan oleh atlet sedekat mungkin dengan sudut-start optimum 450. setelah
kemungkinan reaksi yang tercepat harus disusul dengan suatu gerak (lari) percepatan yang
kencang dari titik-pusat gravitasi dan langkah-langkah pertama harus menjurus kemungkinan
maksimum.
Ada tiga variasi dalam start-jongkok yang ditentukan oleh penempatan start-blok relatif terhadap
garis start: a. Start-pendek (bunch-start), b. Start-medium (medium-start), c. Start-panjang
(elongated-start). Start medium adalah umumnya yang disarankan, ejak ini memberi peluang
kepada para atlet untuk menerapkan daya dalam waktu yang lebih lama daripada start-panjang
(menghasilkan kecepatan lebih tinggi), tetapi tidak menuntut banyak kekuatan seperti pada start-
pendek (bunch-start). Suatu pengkajian terhadap teknik start-jongkok karenanya dapat dimulai
dengan start medium. Ada tiga bagian dalam gerakan start, yaitu:
a. Posisi ³bersediaaa´
Pada posisi ini sprinter mengambil sikap awal atau posisi ³bersediaaa´, kaki yang paling
cepat/tangkas ditempatkan pada permukaan sisi miring blok yang paling depan. Tangan
diletakkan dibelakang garis start dan menopang badan (lihat gambar ). Kaki belakang
ditempatkan
pada permukaan blok belakang, mata memandang tanah kedepan, leher rileks, kepala segaris
dengan tubuh (lihat gambar).
b. Posisi ³siaaap´
Menurut IAAF (2001;8) posisi ³siaaap´ ini adalah kepentingan dasar bahwa seorang atlet
menerima suatu posstur dalam posisi start ³siaaap´ yang menjamin suatu sudut optimum dari
tiap kaki untuk mendorongnya, suatu posisi yang sesuai dari pusat gravitasi ketika kaki
diluruskan dan pegangan awal otot-otot diperlukan bagi suatu kontraksi explosif dari otot-otot
kaki.
Tanda-tanda utama suatu posisi ³siaaap´ yang optimum daya adalah;
1. Berat badan dibagikan seimbang
2. Poros pinggul lebih tinggi daripada poros bahu
3. Titik pusat gravitasi kedepan
4. Sudut lutut 900 pada kaki depa,
5. Sudut lutut 1200 pada kaki belakang
6. kaki diluruskan menekan start blok

c. Posisi (aba-aba) ³ya´


Daya dorong tungkai dan kaki dalam start dapat dianalisa dengan menggunakan papan-pengalas
daya dibangu pada start blok. Bila kaki-kaki menekan pada papan itu pada pada saat start, impuls
dapat disalurkan ke dan ditampilkan pada suatu dinamo-meter. Kekuatan impuls arah dan
lamanya, juga timing dari dorongan dari tiap kaki dapat dicatat.
Ciri kunci yang untuk diperhatikan adalah:
1. kaki belakang bergerak lebih dahulu. Pola daya kekuatan menunjukkan bahwa daya kekuatan
yang puncaknya sangat tinggi dikenakan mengawali gerak akselerasi dari titik-pusat gravitasi
atlet dengan cepat menurun.
2. Penerapan daya kekuatan dari kaki depan dimulai sedikit lambat yang memungkinkan gerak
akselerasi titik-pusat gravitasi untuk berlanjut setelah dorongan kaki belakang menghilang, dan
berlangsung dalam waktu yang lebih lama. Kenyataannya, daya kekuatan daya kekuatan
digunakan oleh kaki-depan kira-kira dua kali lipat dari daya kaki-belakang.

2. Tahap Akselerasi
Pada tahap akselerasi diupayakan frekuensi lari yang tinggi secepat mungkin dengan dari sedikit
mengadopsi postur lari yang normal. Ciri-ciri dari tahap ini adalah:
a. Kontak awal dengan lintasan oleh ayunan kaki depan selebar kurang lebih 30 cm dibelakang
proyeksi vertikal titik pusat gravitasi.
b. kecepatan langkah setinggi mungkin dengan tahap melayang yang pendek.
c. Tahap dukungan pendek memerlukan dorongan kuat dari telapak kaki.
d. Badan diluruskan dari sedikit menuju lari yang normal setelah 10 langkah kira-kira 20 meter.

3. Tahap kecepatan maksimal


Setiap langkah sprint terdiri dari tahap-tahap kontak dengan tanah (atau dukungan) dan suatu
tahap melayang (atau ayunan). Tahap-tahap ini dapat diuraikan lebih lanjut kedalam tahap
sangga/topang depan (front support) dan tahap sangga/topang belakang (rear support) serta tahap
ayunan depan (front swing) dan tahap ayunan belakang (rear swing).

a. Tahap ayunan belakang.

Tahap pemulihan (recovery). Otot-otot flexor lutut mengangkat tumit kedepan pantat dengan
pembengkokan (flexio) kedepan serentak dari otot-otot paha. Tungkai bawah tetap ditekuk ketat
terhadap paha mengurai momen inertia. Lutut yang memimpin dipersiapkan untuk suatu ayunan
ke depan yang relax dari tungkai bawah dalam langkah mencakar berikutnya. Lutut dorong yang
aktif mennyangga pengungkit pendek dari kaki ayun. Kecepatan sudut optimal pada paha
berayun kedepan menolong menjamin frekuensi langkah lari yang tinggi.
Tujuan dan fungsi dari tahap ini adalah agar kaki dorong putus kontak dengan tanah. Kaki rilex,
mengayun aktif menuju pembuatan langkah diatas lutut kaki sangga dan sebagai tahap lanjutan
dan persiapan angkatan lutut. Adapun ciri-ciri atu tangda-tanda tahap ini adalah:
1. Ayunan rilex kaki belakang yang tidak disangga sampai tumit mendekati panta. Bandul
pendek ini sebagai hasil kecepatan sudut yang tinggi memungkinkan membuat langkah yang
cepat.
2. Angkatan tumit karena dorongan aktif lutut, dan harus menampilkan relaksasi total dari semua
otot yang terlibat.
3. Perjalanan horizontal pinggul dipertahankan sebagai hasil dari gerakan yang dijelaskan
b. Tahap ayunan depan.
Tahap angkat lutut. Tahap ini menyumbangkan panjang langkah dan dorongan pinggang.
Persiapan efektif dengan kontak tanah. Sudut lutut yang diangkat kira-kira 150 dibawah
horizontal. Gerakan kebelakang dari tungkai bawah sampai sutau gerakan mencakar aktif dari
kaki diatas dari dasar persendian jari-jari kaki dalm posisi supinasi dari kaki. Kecepatan kaki
dicapai dengan bergerak kebawah/kebelakang sebagai suatu indikator penanaman aktif dari hasil
dalam suatu kenaikan yang cepat dari komponen daya vertikal.
Tujuan dan fungsi tahap ini adalah agar lutut diangkat, bertanggung jawab terhadap panjang
langkah yang efektif , dalam kaitan dengan ayunan lengan yang intensif. Teruskan dan jamin
jalur perjalanan pinggang yang horizontal. Persiapan untuk mendarat engan suatu gerakan
mencakar dan sedikit mungkin hambatan dalam tahap angga depan. Tahap ini memiliki sifat-
sifat atau tanda-tanda, yaitu:
1. Angkatan paha/lutut horizontal hampir horizontal, melangkahkan kaki sebaliknya sebagai
prasyarat paling penting dari suatu langkah-panjang cepat dan optimal.
2. Gerakan angkat lutut dibantu oleh penggunaan lengan berlawanan diametris yang intenssif.
3. Siku diangkat keatas dan kebelakang.
4. Dlam lanjutan dengan ayunan kedepan yang rilex dari tungkai bawah karena pelurusan paha
secara aktif, dengan niat memulai gerak mencakar dari kaki aktif.
c. Tahap sangga/topang depan
Tahap amortisasi. Pemulihan dari tekanan pendaratan adalah ditahan. Ada alat peng-aktifan awal
otot-otot yang tersedia didalam yang diawali dalam tahap sebelumnya. Ide-nya guna
menghindari adanya efek pengereman/hambatan yang terlalu besar dengan membuat lama waktu
tahap sangga/topang sependek mungkin.
Tahap ini mempunyai tujuan dan fungsi sebagai tahap amortisasi tahap kerja utama. Mengontrol
tekanan kaki pendarat oleh otot-otot paha depan yang diaktifkan sebelumnya dan otot-otot kaki
bertujuan untuk membuat ssuatu gerak explossif memperpanjang langkah sebelumnya. Tahapan
ini memiliki sifa atau tanda sebagai berikut:
1. Gerakan mencakar aktif dari sisi luar telapak kaki dengan jari-jari keatas.
2. Jangkauan kedepan aktif harus tidak menambah panjang-langkah secara tak wajar, namun
mengizinkan pinggang (pusat gravitassi tubuh) berjalan cepat diatas titik sanggah kaki.
3. Hindari suatu daya penghambat yang berlebih-lebihan.
4. Waktu kontakl dalam angga depan harus esingkat mungkin.

d. Tahap sangga/topang belakang


Besarnya impuls dan dorongan horizontal diberi tanda. Lama penyanggaan itu adalah singkat
saja. Sudut dorongan sedekat mungkin dengan horizontal. Ada suatu perluasan elastik dari dari
sendi kaki, lutut dan pinggul. Menunjang gerakan ayunan linier lengan oleh suatu angkatan
efektif dari siku dalam ayunan kebelakang, dan ayunan kaki meng-intensifkan dorongan dan
menentukan betapa efektifnya titik pusat massa tubuh dikenai oleh gerakan garis melintang dari
perluasan dorongan. Togok badan menghadap kedepan.
Keriteria untuk tahap-tahap penyanggaan ini adalah:
1. waktu singkat dari periode sangga/topang keseluruhan
2. suatu impuls akselerasi yang signifikan pada tahap topang belakang
3. suatu waktu optimum dari impuls percepatan pada tahap topang/sangga belakang
4. hampir tidak ada daya pengereman/hambatan pada tahap sanggahan.
Tujuan dan fungsi dari tahap ini adalah sebagai tahap akselerasi ulang, penyangga untuk waktu
singkat, dan sebagai persiapan dan pengembangan suatu dorongan horizontal yang cepat. Tahap
ini memiliki sifat-sifat atau tanda, yaitu:
1. Menempatkan kaki dengan aktif, disusl dengan pelurusan sendi-sendi: kaki, lutut, pinggul.
2. Menggunakan otot-otot plantar-flexor dan emua otot-otot pelurus kaki korset.
3. Badan lurus segaris dan condong kedepan kurang lebih 850 dengan lintasan.
4. Penggunaan yang aktif lengan yang ditekuk kurang lebih 900 ke arah berlawanan dari arah
lomba.
5. Siku memimpin gerakan lengan
6. Otot-otot kepala, leher, bahu dan badan dalam keadaan rilex.
7. Tahap permulaan gerak kaki ayun lutut diangkat.
3. Penguasaan teknik sprint
Dalam penguasaan teknik sprint terdapat faktor-faktor yang sangat mendukung demi tecapainya
penguasaan teknik yang baik. Menurut Thomson Peter J.L (1993; 68) ada 5 (lima) kemampuan
biomotor dasar yang merupakan unsur-unsur kesegaran atau komponen-komponen fitnes yaitu
kekuatan, dayatahan, kecepatan, kelentukan, dan koordinasi.

?
h  ?   ? 
? ?  ?  ?   ? ? 

?   ?

?  ?   ?  ?
  ?
? 
? ?  ?  ?  ?

?  ?  ?  ?  ?  ?? ?
 ?h ?  ?  ?  ?  ?? ? ?  ?  ?  ?  ? 
??? ???

h  ?   ?  ?  ? ? ? ?  ? ? 



??  ?  ?  ?

? 
?
  ?  ? ?  ?  ? 
?  ?
 ?
  ? ?
 ?  ?  ?
? ?

?  ? ?  ? 
?
 ?  ?
 ?   ?  ?   ?  ?
?
 ? ?  ?
 ?

   ?!   ?"  ?#  ??

$ % ?  ?  ? ? ?  ?   ?  ?  ??


 ?  ?



? ?   ?  ?  ?  ?   ?   ?h  ? 
? ???  ?
?

? 
?  
?
?  ?& ?  ? % ?   ?    ?  ?
?
?

'  ?  ?  ?  ?  ?


?  ?
 
?  ?  ?  ?   ?  ?
  ?  ? 
? ???'  ? 
? ? ? ? ?
?    ?
 ? ?  ?  ?  ??  
? ?  ?
  ?
?  ? ?  ?
  ?
 ?  ?
 ?'  ?

?  ?  ?  ?
?  ?  ? ?
 ? ? ?  ?


?#  ?


?  ?  ?   ?  ?  ?  ? ? ? 
?   ?  ?  ?  ?  ?
  ?
?  ?  ?  ?'  ?  ?
?  ? ?
?    ?  ?(
  ? ?  ?
 ? ? ?  ?  ?  ?  ? ?   ?

  ?
?  ?   ?  ?  ?  ?  ?)???(
?
?  ?  ? ?  ?

% 
? ? ?
 ?   ?*
% 
?  ? ?
? ? ?

 ?  ? ?  ?  ?+??, 


? ?
?  ? ?  ?  ?-.?
??

* ? ?  ?  ?
?
?  ?  ?  ?  ?/ ? ??/ ?0 ?  ?
  ? ?  ? ??
?
? 
?
?
?   ?1  ?  ?/ ?
 ?  ? ? ? 

?  ?   ?  ?  ?  ? 
???, 
??
/ ?  ?
? ??  ?  ?
?
? 

? ?  ?  ? 
??
?
 ? 
?  ?  ? 
?

?
* ?  ?  ? ?  
?  ?   ?  ?  ?    ?   ?  ?
?  ?

?  ? ? 2?  ?  ? ? ?
?  ? ?
?  ?  ?
  ?
 ? ?
 ?  ?  ?  ?
 ?, 
? ?  ?
? ?
  ?
?  ?  ?
 ?

 ? ?  ? ?


?  ? 

?  ?  ?  ? ?  ?
 ? 
? ???  ?  ?  ?, ?
  ? 
? ?   ?  ?  ?
 ?  ?  ?
 ?  ?   ?  ?  ?   ? 
?h  ?  ?   ?
 ?  ?


?  ?
 ?  ?

?  ? 
?

?

You might also like