Professional Documents
Culture Documents
Varises esofagus terjadi jika aliran darah menuju hati terhalang. Aliran tersebut akan
mencari jalan lain, yaitu ke pembuluh darah di esofagus, lambung, atau rektum yang
lebih kecil dan lebih mudah pecah. Tidak imbangnya antara tekanan aliran darah
dengan kemampuan pembuluh darah mengakibatkan pembesaran pembuluh darah
(varises).
Varises esofagus biasanya tidak bergejala, kecuali jika sudah robek dan berdarah.
Beberapa gejala yang terjadi akibat perdarahan esofagus adalah :
• Muntah darah
• Tinja hitam seperti ter
• Kencing menjadi sedikit
• Sangat haus
• Pusing
• Syok
• Syok hipovolemik.
• Ensefalopati.
• Infeksi, misalnya pneumonia aspirasi.
Perdarahan pada varises esofagus harus segera diatasi, jika tidak dapat terjadi
kematian. Hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi perdarahan antara lain :
• Ligasi varises, yaitu dengan mengikat pembuluh darah yang sedang berdarah
dengan pita elastis.
• Terapi injeksi endoskopi, yaitu menyuntik pembuluh darah dengan larutan
tertentu agar pembuluh darah tersebut berhenti berdarah.
• Pintasan portosistemik intrahepatik transjugularis.
• Transplantasi hati.
Refluks gastroesofagus (RGE) atau gastroesophageal reflux (GER) adalah masuknya isi
lambung ke dalam esofagus (kerongkongan).
Esofagus adalah saluran yang menghubungkan mulut ke lambung. Otot berbentuk cincin
di bagian bawah esofagus (sfingter esofagus bawah) membuka dan menutup agar
makanan masuk ke dalam lambung. Sfingter ini membuka agar udara dapat keluar
setelah makanan masuk. Pada bayi, ketika sfingter membuka, isi lambung masuk ke
dalam esophagus, dan dapat keluar dari rongga mulut, menyebabkan regurgitasi (gumoh),
atau meludah, dan muntah. Pada sebagian besar kasus akan sembuh sendiri dan tidak
perlu penanganan/terapi khusus. Bayi seringkali menjadi rewel dan menangis terus-
menerus, sehingga orangtua perlu memperoleh pengetahuan yang benar agar tidak
menjadi panik.
• Paling banyak terjadi pada bayi sehat berumur 4 bulan, dengan > 1x episode
regurgitasi
• Pada umur 6 – 7 bulan, gejala berkurang dari 61% menjadi 21%
• Hanya 5% bayi berumur 12 bulan yang masih mengalami RGE
Komplikasi RGE antara lain: esofagitis (radang esofagus), gagal tumbuh (failure to
thrive), perdarahan saluran cerna akibat iritasi mukosa (selaput lendir), dan aspirasi
(masuknya cairan/isi lambung ke dalam saluran napas) yang menyebabkan sesak napas.
Gejala
• rewel terus-menerus
• tidak mau makan
• berat badan turun atau persentil menurun (pada tabel pertumbuhan/growth chart)
• muntah darah (hematemesis)
• batuk kronik, mengi
• apnea (henti napas sesaat) berulang
Penilaian (Assessment)
Tata Laksana
Pada bayi dengan ASI Eksklusif, jangan mengganti/menambahkan ASI dengan susu
formula, dan pada bayi dengan konsumsi susu formula, tidak perlu mengganti ke jenis
susu formula khusus.
Pada bayi dengan muntah berulang dan gejala PRGE:
Pada bayi dengan muntah berulang dan rewel/menangis terus-menerus, selama ada
penambahan berat badan secara normal, dan tidak ada gejala PRGE, keadaan
disimpulkan sebagai bayi menangis biasa dengan RGE normal. common cause will be a
coincidence of a crying baby with simple GOR.
Hal-hal di bawah ini dapat dilakukan, meski belum tentu efektif dalam menghilangkan
gejala RGE:
Baik antagonis reseptor histamin (H2) dan penghambat pompa proton (proton pump
inhibitors) dapat mengurangi gejala dan memulihkan mukosa (selaput lendir) saluran
cerna.