Professional Documents
Culture Documents
(kelompok 12)
Latar Belakang
Perluasan areal tanam dan penggunaan benih hibrida dan komposit unggul
telah meningkatkan produksi jagung dari 6,255 juta ton pada tahun 1991 menjadi
12,523 juta ton pada tahun 2005 (Departemen Pertanian 2005, 2007), namun
belum mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri, sehingga impor masih
diperlukan. Produksi jagung nasional diproyeksikan tumbuh 4,63% per tahun, pada
tahun 2009 mencapai 13,98 juta ton. Pada tahun 2015 produksi jagung diharapkan
telah mencapai 17,93 juta ton (Departemen Pertanian 2005).
Berbagai jenis kayu dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan asap
cair, seperti yang telah dilakukan oleh Tranggono dkk. (1996) dalam penelitiannya
yang memanfaatkan berbagai jenis kayu di Indonesia sebagai bahan dasar
pembuatan asap cair. Untuk mendapatkan asap yang baik sebaiknya menggunakan
kayu keras seperti kayu bakau, kayu rasamala, serbuk dan gergajian kayu jati serta
tempurung kelapa sehingga diperoleh produk asapan yang baik (Astuti, 2000).
Pengasapan telah lama dikenal sebagai salah satu tahapan dalam pengolahan
produk pangan. Tujuan semula dari pengasapan adalah menghambat laju
kerusakan produk. Namun dalam perkembangannya tujuan pengasapan tidak
hanya itu, tetapi lebih ditujukan untuk memperoleh kenampakan tertentu pada
produk asapan dan citarasa asap pada bahan makanan. Astuti (2000)
mengemukakan bahwa penggunaan asap cair lebih menguntungkan daripada
menggunakan metode pengasapan lainnya karena warna dan citarasa produk dapat
dikendalikan, kemungkinan menghasilkan produk karsinogen lebih kecil, proses
pengasapan dapat dilakukan dengan cepat dan bisa langsung ditambahkan pada
bahan selama proses. Pengasapan diperkirakan akan tetap bertahan pada masa
yang akan datang karena efek yang unik dari citarasa dan warna yang dihasilkan
pada bahan pangan.