Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
2010
LEMBAR PENGESAHAN
REFERAT
Penguji
NIP :
Penguji
Penguji
NIK : 464
Disahkan
Ketua Program Profesi Dokter FK UMS
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa tidak banyak yang dapat penulis lakukan tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. dr. H. B. Subagyo, Sp.A (K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2. dr. Agus Prihatmo, M.Kes selaku YMT Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Sukoharjo
3. dr. Guntur Subiyantoro, M.Kes selaku Kepala Puskesmas Grogol atas
bimbingan dan arahannya.
4. dr. M. Shoim Dasuki, M.Kes, dr Henny P. Utami, ibu Rustiningsih, SKM,
M.Kes atas bimbingan dan arahannya.
5. Segenap karyawan dan karyawati Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo dan
Puskesmas Grogol.
6. Semua pihak yang telah membantu hingga selesainya skripsi ini, yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Referat ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membutuhkan.
Dan semoga Allah SWT senantiasa memberi perlindungan serta melimpahkan taufik
dan hidayah-Nya kepada kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Diare .......................................................................................................... 4
B. Profil Puskesmas ....................................................................................... 17
Bab III Analisis dan Pembahasan
A. Hasil ........................................................................................................... 19
B. Pembahasan .............................................................................................. 24
BAB VI Penutup
A. Kesimpulan ............................................................................................. 32
B. Saran ....................................................................................................... 32
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 33
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hasil survei pada tahun 2006 menunjukkan bahwa kejadian diare pada semua
usia di Indonesia adalah 423 per 1.000 penduduk dan terjadi satu-dua kali per tahun
pada anak-anak berusia di bawah lima tahun. UNICEF (Badan Perserikatan Bangsa-
Bangsa untuk urusan anak) memperkirakan bahwa, setiap 30 detik ada satu anak yang
meninggal dunia karena diare (Dewayani, 2008).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
A. Diare
1. Definisi
Suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan
konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya
frekwensi berak lebih dari biasanya (3 kali atau lebih dalam 1 hari) (Sophia,
2009).
2. Penyebab
a. Faktor infeksi
a) Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang
merupakan penyebab utama diare pada anak.
Infeksi enternal ini meliputi :
Infeksi bakteri : Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella,
Campylobacter, Yersinia, Aeromonas dan sebagainya.
Infeksi virus : Enterovirus (virus ECHO, Coxsackie,
Poliomyelitis), Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus dan lain-lain.
Infeksi parasit : Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris,
Strongyloides), Protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia,
Trichomonas hominis), Jamur (Candida albicans).
b) Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat
pencernaan, seperti Otitis media akut (OMA), tonsilofaringitis,
bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
b.Faktor malabsorbsi
c) Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa,
maltosa, dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa,
galaktosa).
d) Malabsorbsi lemak.
e) Malabsorbsi protein.
3. Patogenesis
b. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus
akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus
dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
c. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan
usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila
peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan
yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula (FKUI, 1985).
4. Klasifikasi diare
a. Diare akut : BAB dengan frekuensi > 3x/hari dengan konsistensi tinja cair,
bersifat mendadak berlangsung 3-5 hari.
b. Diare kronis : penyakit diare yang berlangsung > 14 hari (IDAI, 2004).
5. Langkah diagnostik
b) PH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet
clinites, bila diduga terdapat intoleransi gula.
6. Komplikasi
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat
terjadi berbagai macam komplikasi seperti :
a. Dehidrasi (ringan sedang, berat).
b. Renjatan hipovolemik.
c. Hipokalemi (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah,
bradikardia, perubahan pada elektrokardiogram).
d. Hipoglikemia.
e. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase
karena kerusakan vili mukosa usus halus.
f. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik.
g. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah, penderita
juga mengalami kelaparan (FKUI, 1985).
7. Terapi
a) Meneruskan ASI.
Untuk bayi, tablet Zinc dapat dilarutkan dengan air matang, ASI,
atau oralit. Untuk anak-anak yang lebih besar, zinc dapat dikunyah
atau dilarutkan dalam air matang atau oralit.
c) Tunjukan cara penggunaan tablet zinc kepada orang tua atau
pengasuh dan meyakinkan bahwa pemberian tablet zinc harus
diberikan selama 10 hari berturut-turut meskipun anak telah sembuh
dari diare.
b) Muntah berulang-ulang.
e) Demam.
f) Tinja berdarah.
b. Pemberian ASI. Pemberian ASI saja , tanpa cairan atau makanan lain dan
tanpa menggunakan botol yang kotor, menghindarkan anak dari bahaya
bakteri dan organism lain yang akan menyebabkan diare. Keadaan ini disebut
dengan pemberian ASI eksklusif. Bayi – bayi harus disusui secara penuh
sampai mereka berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, pemberian ASI diteruskan
sambil ditambah dengan makanan lain.
- Simpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup serta gunakan
gayung khusus untuk mengambil air
- Jaga sumber air dari pencemaran oleh binatang dan untuk mandi anak
– anak
- Bila tidak ada jamban, jangan biarkan anak – anak pergi ke tempat
buang air besar sendiri, buang air besar hendaknya jauh dari rumah,
jalan setapak, dan tidak di tempat anak – anak bermain serta lebih
kurang 10 meter dari sumber air.
h. Buang air besar dan air kecil bayi pada tempatnya. Yang harus diperhatikan
oleh keluarga :
- Kumpulkan segera tinja bayi atau anak kecil dan buang ke jamban
- Bantu anak – anak buang air besar di tempat yang bersih dan mudah
dijangkau olehnya
- Bila tidak ada jamban, pilih tempat untuk membuang tinja anak
seperti dalam lubang atau di kebun kemudia ditimbun.
- Bersihkan dengan benar setelah buang air besar dan cuci tangan
dengan sabun
Anak yang sakit campak sering disertai diare, sehingga pemberian imunisasi
campak juga dapat mencegah diare. Oleh karena itu segera beri anak
imunisasi campak segera setelah berumur 9 bulan (Dinas Kesehatan Jawa
Tengah, 2008).
a. Masa pra-KLB
B. Profil Puskesmas
Selain itu terdapat juga Poliklinik dan Poliklinik Kesehatan Desa (PKD)
di Desa Pondok, Desa Langenharjo, Desa Telukan, Desa Pandeyan, Desa
Kadokan, Desa Parangjoro, Desa Madegondo, Desa Grogol, Desa Kwarasan,
Desa Banaran, Desa Sanggrahan, Desa Gedangan, Desa Manang, Desa Cemani.
Posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Grogol tahun 2009
berjumah 132 pos untuk posyandu balita dan 86 pos untuk posyandu lansia.
a. Sarana
5) PKD = 14 Unit
7) Pekarya = 4 orang
c. Dana
1) APBD
2) JPKMM
3) ASKES
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
D. Indikator Program
a. Standar pelayanan Minimal (100%)
% Balita diare yang ditangani
Jumlah balita yag diare yang ditangani sesuai standart dalam satu
wilayah kerja dalam kurun waktu 1 tahun.
Tatalaksana Standar Diare :
a. Tanpa dehidrasi = terapi A
b. Dehidrasi ringan = terapi B
c. Dehidrasi berat = terapi C
Perkiraan penderita
Jumlah perkiraan penderita = jumlah penduduk x angka insiden
= 105.957 x 423/1000
= 44.501
Diare sumur = 15% x 25% x jumlah penduduk
= 15% x 25% x 105.957
= 26.489
Balita diare = 50% x diare sumur
= 13.244
% Balita ditangani = jumlah balita diare yang ditangani/perkiraan balita diare x 100%
b. Cakupan Pelayanan Kesehatan (100%)
= jumlah penderita dilaporkan ke sarkes dan kader x 100%
target penemuan penderita
= 22.127 x100%
44.501
= 49%
c. Target Penemuan Penderita Diare
= 22% x jumlah penderita
= 22% x 22.127
= 4.867
d. Cakupan Oralit (100%)
= jumlah penderita diare diberikan Oralit x 100%
jumlah total penderita diare
= 17.951 x 100%
22127
= 81%
e. Kualitas tatalaksana
a. rasio pemberian oralit : ±6
jumlah bungkus oralit (200ml)
jumlah penderita diare diberi oralit
b. penderita dehidrasi berat : < 3%
= jumlah penderita diberi RL x 100%
jumlah penderita diare dilayani
= 704 x 100%
21.611
= 3.2%
f. Angka Kematian penderita diare (CFR)
= Jumlah penderita yang mati
Jumlah penderita yang dilayani
= 4 x 100%
22127
= 0.01%
Berdasarkan table diatas, dapat diketahui bahwa penyakit diare angka prevalensinya
cukup tinggi yaitu dari tahun 2008 dan tahun 2009 jumlahnya meningkat, hal ini
dapat disebabkan karena beberapa faktor yaitu:
a. Pelayanan Kesehatan
1. Dokter
Kurangnya tenaga dokter serta ketidakseterdiaan obat-obatan yang sesuai
dengan tatalaksana diare menyebabkan kurang maximalnya pelayanan
terhadap penderita penyakit diare.
2. Pemeriksaan Laboratorium
a. Tidak dilakukannya pemeriksaan lab cholera pada seluruh penderita
diare di cakupan wilayah puskesmas grogol.
b. Tidak dilakukannya pemeriksaan tinja pada penderita penyakit diare.
3. Promkes dan P2M Puskesmas
a. Kurangnya tenaga kesehatan sehingga menjadi faktor peyulitkan dan
penghambat dalam penyuluhan tentang penyakit diare secara berkala.
b. Kurangnya sarana kesehatan dan luasnya daerah cakupan puskesmas
Grogol menyebabkan tidak terjangkaunya masyarakat didaerah pinggiran.
c. Kurang intensifnya penetapan dan penyuluhan tentang PHBS
d. Kurangnya komunikasi, informasi dan edukasi.
e. Belum adanya program pengelolaan, pengawasan dan penyediaan Air
Bersih oleh puskesmas Grogol.
b. Masyarakat
1. Kepadatan penduduk yang tidak merata
2. Sumber daya manusia
3. Belum adanya PHBS
4. Pengadaan air bersih yang kurang
5. Kebersihan lingkungan
6. Sosial dan budaya
D. Analisis Strategi
Kekuatan Internal
(STRENGH)
Tenaga Medis
Tenaga Kesehatan
Laboratorium
Obat-obatan
Sumber dana
Kelemahan internal
(WEAKNEES)
Berbagai Ancaman
Kurangnya aktivitas
(TREATHS)
jejaring internal
Kesadaran masyarakat
Dokter sering tidak
melakukan pemeriksaan Kepadatan penduduk
laboratorium untuk Sosial
diagnosis diare. Kebersihan lingkungan
Pengetahuan tentang penggunaan antidiare
standart penatalaksanaan yang tidak tepat
diare.
Berbagai Peluang
(OPORTUNITY)
Pokja Desa
Kebiasaan MCK
dengan benar
E. Rencana strategi
Pengadaan air bersih
Dari hasil analisis dapat dirumuskan rencana strategi sebagai upaya pengembangan
Jamban yang benar
dalam kegiatan di puskesmas grogol.
1) STRATEGI (STRENGH)
Mengoptimalkan KEKUATAN untuk memanfaatkan PELUANG dengan :
a. Memberikan pelatihan/TOT kepada tenaga medis dan tenaga kesehatan.
b. Melakukan komunikasi dan koordinasi antara tenaga medis da tenaga
kesehatan.
c. Mengembangkan kualitas dan kuantitas yang ada
d. Memanfaatkan sarana secara optimal
e. Menerapkan standar pelayanan prima dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan
f. Membangun kerjasama dengan lintas sektoral dan pihak ketiga.
2) STRATEGI (OPORTUNITY)
Memanfaatkan KELEMAHAN untuk meningkatkan PELUANG dengan :
a. Adanya POKJA dan PKD di masyarakat dapat dioptimalkan
b. Konsultasi ke dinas untuk mendapatkan dukungan
c. Melakukan tindakan advokasi kepada pihak-pihak terkait termasuk industri
didaerah cakupan Puskesmas Grogol.
d. Pengelolaan sampah.
e. Pengoptimalan penggunaan Mobile Dringking Water.
3) STRATEGI (TREATHS)
Memanfatkan KEKUATAN untuk mengatasi ANCAMAN dengan :
a. Perekrutan dan pelatihan Kader.
b. Mensosialisasikan dan mengoptimalkan program KB
c. Sosialisasi PHBS
d. Pemberian penyuluhan serta edukasi tentang penatalaksanaan diare yang
tepat.
4) STRATEGI (WEAKNES)
Meminimalkan KELEMAHAN untuk menghadapi ANCAMAN dengan peningkatan
komitmen yang baik untuk melayani masyarakat
a. Melakukan Rapat Koordinasi berkala
b. Memberikan pelatihan/TOT kepada tenaga medis dan tenaga kesehatan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan data diatas didapatkan beberapa hasil evaluasi yang
masih kurang diantaranya Cakupan Pelayanan Kesehatan yang hanya 49% Cakupan
Oralit 81%, penderita dehidrasi berat : 3.2%, dan angka Peran serta Masyarakat
2,3%. Berdasar pengamatan hal-hal tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa hal
antara lain karena:
1. Dirasa kurangnya tenaga medis dan kesehatan di Kecamatan Grogol menjadi
salah satu penyebab minimnya angka cakupan kesehatan di kecamatan Grogol
2. Kurangnya sosialisasi, dan antusiasisme masyarakat dapat menjadi penyebab
minimnya cakupan pelayanan kesehatan, cakupan oralit dan angka peran serta
masyarakat.
3. Kurangnya pengetahuan akan bahaya dari penyakit diare menyebabkan
masyarakat sering terlambat mendatangi sarana-sarana kesehatan saat menderita
diare, hal ini menyebabkan tinggi angka penderita diare yang mengalami dehidrasi
berat.
Penyakit diare angka prevalensinya cukup tinggi, hal ini dapat disebabkan
karena beberapa faktor yaitu:
a. Pelayanan Kesehatan
1. Dokter
Kurangnya tenaga dokter serta ketidakseterdiaan obat-obatan yang sesuai
dengan tatalaksana diare menyebabkan kurang maximalnya pelayanan
terhadap penderita penyakit diare.
2. Pemeriksaan Laboratorium
a. Tidak dilakukannya pemeriksaan lab cholera pada seluruh penderita diare di
cakupan wilayah puskesmas grogol.
b. Tidak dilakukannya pemeriksaan tinja pada penderita penyakit diare.
3. Promkes dan P2M Puskesmas
a. Kurangnya tenaga kesehatan sehingga menjadi faktor peyulitkan dan
penghambat dalam penyuluhan tentang penyakit diare secara berkala.
b. Kurangnya sarana kesehatan dan luasnya daerah cakupan puskesmas Grogol
menyebabkan tidak terjangkaunya masyarakat didaerah pinggiran.
c. Kurang intensifnya penetapan dan penyuluhan tentang PHBS
d. Kurangnya komunikasi, informasi dan edukasi.
e. Belum adanya program pengelolaan, pengawasan dan penyediaan Air Bersih
oleh puskesmas Grogol.
b. Masyarakat
1. Kepadatan penduduk yang tidak merata
2. Sumber daya manusia
3. Belum adanya PHB
4. Pengadaan air bersih yang kurang
5. Kebersihan lingkungan
6. Sosial dan budaya
B. Saran
Agar masalah pencegahan penyakit Diare dapat diatasi dengan baik, maka
kami menyarankan ada beberapa hal yang perlu dilakukan, sebagai berikut:
1. Meningkatkan swadaya masyarakat untuk menjadi kader puskesmas.
2. peningkatan skill tenaga kesehatan salah satunya dengan mengadakan
pelatihan-pelatihan kepada tenaga kesehatan.
3. Program penyuluhan PHBS ke masyarakat lebih ditingkatkan frekuensinya
dengan menggunakan metode praktek langsung dan media komunikasi seperti
leaflet dan poster lebih diperbanyak jumlahnya.
4. Setiap penyuluhan agar dapat diukur pengetahuan warga dengan mengadakan
pretest dan posttest terbatas
5. Perlu diadakannya monitoring yang baik sehingga masyarakat melakukan
PHBS tersebut dengan benar baik didalam maupun diluar rumah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Elok, 2008. Lingkungan, Sanitasi Buruk, Ancam Kehidupan. Togar Arifin
Silaban.htm. Togar Arifin Silaban 2007. Powered by wordpress & enhanced.
2. Satriya, 2008. Diare Pada Anak. Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Arifin
Achmad / FK-UNRI, Diponegoro, Pekanbaru. www. Unri. com.
3. Wikipedia, 2010. Diare. www.Wikipedi.com.
4. Heni, 2008. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare
Pada Anak Balita Di Wilayah Kerja Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.
www.wordpress.com.
5. Violita, 2009. Hubungan Pemberian Susu Formula Dengan Kejadian Diare
Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngaklik. Program Studi III Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Resepati Yogyakarta.pdf.
6. Alfianto, 2009. Efektivitas Pendidikan Kesehatan Tentang Diare Pada Anak
Balita Di Desa Pucangan Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura Kabupaten
Sukoharjo. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi.
7. Dewayani, 2008. Pengetahuan Ibu Balita Mengenai Keamanan Pangan
Ditinjau Dari Faktor Pendidikan, Status Pekerjaan, Dan Pendapatan Keluarga Di
Kelurahan Banmati Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo. Skripsi.
8. FKUI, 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 1. Jakarta : Bagian Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
9. Sophia, E., 2009. Diare Pada Bayi dan Anak. www.medicastore.com
10. IDAI, 2004. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak Edisi 1. Badan
Penerbit IDAI