You are on page 1of 5

Pengaruh Temperatur Tuang dan Ketebalan Coran terhadap Fluiditas ADC 12

pada High Pressure Die Casting (HPDC)

Dedy Masnur dan Suyitno


Casting and Solidification TechnologyGroup
Laboratorium Teknik Bahan
Fakultas Teknik – Jurusan Teknik Mesin dan Industri
Universitas Gadjah Mada
Email: dedymasnur@yahoo.com

Abstrak

Fluiditas merupakan informasi penting untuk menghasilkan rancangan cetakan yang optimal untuk pengecoran.
Penelitian ini menguji pengaruh tekanan terhadap fluiditas pada bahan ADC 12 dengan teknik High Pressure Die
Casting. Pengujian fluiditas dilakukan dengan metode Birmingham dengan desain cetakan berbentuk beberapa pelat
dengan ketebalan berbeda. Pengaruh temperatur tuang dan ketebalan coran terhadap fluiditas akan dibahas dan
dibandingkan dengan pengujian fluiditas lain (spiral dan strip mold). Panjang fluiditas meningkat seiring
bertambahnya temperatur tuang dan ketebalan coran. Pengujian dengan metode Birmingham memiliki tren yang
sama dengan pengujian fluiditas lain.

Kata kunci: Fluiditas, ADC 12, High Pressure Die Casting

putih dan zinc (aaabrams.iweb.bsu.edu). HPDC Cold


Pendahuluan Chamber digunakan untuk logam dengan temperatur
cair tinggi seperti aluminium dan tembaga (dan
Perkembangan industri otomotif di Indonesia paduannya).
khususnya industri sepeda motor menunjukkan angka
yang cukup tinggi. Keadaan ini merupakan sebuah Teknik yang digunakan pada penelitian ini adalah
peluang bagi industri pendukung yaitu industri teknik HPDC Cold Chamber. Bahan baku yang
pengecoran sebagai penyuplai komponen bagi digunakan adalah paduan standar yang umum
industri sepeda motor. Peluang pasar yang besar akan digunakan pada pembuatan komponen otomotif
mendorong perusahaan manufaktur yang seperti blok silinder, piston, tuas rem, dan velg.
memproduksi komponen dari paduan aluminium Walaupun sudah luas penggunaannya namun paduan
berkompetisi menghasilkan produk yang mempunyai ini masih jarang diteliti, paduan tersebut adalah
kualitas standar dan harga lebih murah. Tuntutan paduan Al-12%Si atau paduan aluminium JIS H2118
menghasilkan produk massal dengan bentuk yang (Japanese International Standard). Paduan JIS H
lebih kompleks dengan toleransi tinggi, permukaan 2118 juga dikenal dengan nama Aluminium Die
produk yang halus, bebas cacat dan waktu produksi Casting 12 (ADC 12). ADC 12 memiliki beberapa
yang singkat menjadi suatu keharusan bagi fabrikan kelebihan seperti sangat baik fluiditasnya,
agar dapat bersaing dengan fabrikan lain.Teknik permukaan yang dihasilkan halus, tanpa kegetasan
pengecoran dengan cetakan permanen dengan siklus panas, mempunyai ketahanan korosi yang baik,
yang kontinyu adalah salah satu solusi pemenuhan ringan (sepertiga berat besi) ASM (1992), koefisien
tuntutan. Teknik High Pressure Die Casting (HPDC) pemuaian yang kecil dan penghantar listrik dan
merupakan salah satu metode yang cocok untuk panas yang baik (Surdia dan Saito, 1992).
memenuhi tuntutan tersebut.
Penelitian ini akan mengkarakterisasi fluiditas ADC
HPDC adalah suatu proses pengecoran dengan 12 terhadap temperatur tuang dan ketebalan pada
menginjeksi logam cair kedalam cetakan kemudian HPDC sebagai langkah awal untuk memperoleh
mempertahankan pemberian tekanan selama gambaran bagi penelitian selanjutnya. Data fluiditas
pembekuan proses ini berlangsung dalam ruang logam diperlukan untuk optimalisasi perhitungan
tertutup. HPDC dibagi menjadi dua kategori yaitu pengisian cetakan selama pembekuan (Bonollo dan
HPDC Cold Chamber dan HPDC Hot Chamber. Odorizzi, 2001). Hasil yang didapat akan
HPDC Hot chamber biasanya digunakan untuk dibandingkan dengan penelitian lain yang
logam dengan temperatur cair yang rendah dan menggunakan penuangan dengan gravitasi dan akan
logam yang tidak bereaksi membentuk paduan dilihat apakah tekanan mempengaruhi hubungan
dengan logam die (baja) seperti timah hitam, timah fluiditas dengan temperatur tuang.
Tinjauan Pustaka ketebalan dan kisaran interval temperatur yang
berbeda apakah memiliki tren yang sama.
Penelitian tentang fluiditas telah banyak dilakukan.
Sabatino dkk., (2006) meneliti bahan paduan untuk Percobaan
HPDC yaitu Al–5Mg–2.5Si, Al–5Mg–1.5Si, dan Al–
3Mg–0.5Si. Han dan Xu, (2005) meneliti HPDC Bahan
dengan bahan aluminium murni, paduan Al-1.8Si, Aluminum Die Casting 12 (ADC 12) (JIS) dengan
A356, A380, A319, A390.2. Beberapa bahan yang komposisi seperti tabel 1. Bahan baku diperoleh dari
digunakan pada uraian diatas masih terbatas yang PT. Alktika Murni, Bekasi, Jawa Barat.
meneliti paduan Al-Si dengan komposisi eutektik
(Al-12%Si). Qudong dkk., (1999) menguji fluiditas Tabel 1. Komposisi ADC 12
dengan bahan paduan aluminium magnesium AZ91. Al Cu Mg Si Fe Mn Ni Zn Pb Sn Ti Cr
Paduan dengan Al-Si eutektik memiliki fluiditas
yang baik sehingga sering digunakan pada 85.27 2.13 0.02 10.57 0.74 0.18 0.03 0.91 0.05 0.04 0.03 0.03
pengecoran dengan die. Paduan ini juga digunakan
sebagai bahan piston untuk mesin bensin dan diesel.
Peralatan yang digunakan
Sabatino dkk., (2006) menguji fluiditas Cetakan
menggunakan metode spiral dan strip mold. Bahan cetakan baja karbon dengan rancangan
Temperatur tuang yang digunakan 700, 715 dan cetakan diambil dari referensi TALAT 3205
730°C dengan temperatur cetakan 295°C. Tahun (Campbell dan Harding, 1994) tentang fluiditas
2005, Sabatino dkk., menggunakan simulasi untuk dengan modifikasi sesuai untuk pengecoran tekan
menguji fluiditas dengan Magma soft dengan Bentuk perakitan cetakan seperti gambar 2.
menggunakan beberapa variabel seperti Koefisien
heat transfer 3500, 2000, dan 1000 W/m2K,
temperatur tuang 650, 700 dan 750°C. Tahun yang
sama Han dan Xu menguji fluiditas dengan metode
Ragone dan HPDC. Qudong dkk., (1999)
menggunakan cetakan berbentuk alur yang memiliki
jarak sama secara radial. Alur tersebut berbentuk
pelat dengan ketebalan 0.5, 1.0, 1.5, 2.0, 2.5, 3.0, 3.5
dan 4.0. Beberapa pengujian tentang fluiditas pada
umumnya masih pada teknik pengecoran gravitasi,
sedangkan pengujian pada teknik HPDC masih
terbatas.

Pengaruh tekanan terhadap aliran logam cair, Han


dan Xu, (2005) menyatakan tekanan menyebabkan Gambar 2. Cetakan
panjang fluiditas bertambah dengan menurunnya
solidus temperatur. Logam cair dapat mengalir pada Ketebalan pelat adalah (dari kiri) 4, 0.5, 8, 6, 1, dan
fraksi solid tinggi dan berhenti saat temperatur 3 mm. Pemanasan cetakan menggunakan nyala api,
mendekati temperatur solidus. Pemberian tekanan temperatur dipertahankan pada 200°C.
yang terkontrol pada logam cair dapat menentukan
pola aliran pada saluran dalam cetakan (Fan dan Ji, Mesin Injeksi
2005). Mesin Injeksi dengan kapasitas tekan maksimum 40
bar (gambar 3), besar tekanan yang digunakan adalah
Peningkatan temperatur tuang meningkatkan panjang 30 bar.
fluiditas (Sabatino dkk., 2006; Qudong dkk., 1999).
Pertambahan temperatur meningkatkan fluiditas Lain-lain
secara linear. Pertambahan 1°C temperatur tuang Dapur dengan bahan bakar minyak, pressure gage,
pada interval 700-730°C menambah fluiditas sebesar thermokopel tipe K, kowi, tang panjang, penggaris,
0.3% (Sabatino dkk., 2006). Hasil simulasi alat uji komposisi, dan peralatan keselamatan kerja.
menunjukkan pertambahan temperatur tuang
meningkatkan panjang fluiditas pada paduan A356
(Sabatino dkk., 2005). Hasil ini perlu penelitian lebih
lanjut pada bahan, metoda pengujian fluiditas,
linear digunakan dalam pembuatan kurva fluiditas
dan ketebalan. Kurva dibedakan menurut temperatur
tuang yaitu 700°C (garis sumbu), 750°C (garis
putus-putus) dan 800°C (garis solid).

Gambar 3. Mesin High Pressure Die Casting

Prosedur
ADC12 dilebur pada dapur sebanyak 10 kg, hal ini
untuk menjaga ketersediaan logam cair pada proses
injeksi yang berlangsung secara kontinyu.
Temperatur logam cair dikontrol dengan
thermokopel hingga sesuai untuk penuangan. Gambar 5. Grafik hubungan fluiditas vs ketebalan pada
Cetakan dipanasi dengan nyala api hanya pada temperatur cetakan 200°C
proses injeksi pertama hingga temperatur 200°C,
selanjutnya pemanasan cetakan hingga 200°C terjadi Pengaruh temperatur tuang terhadap fluiditas
karena panas logam cair yang diinjeksi secara Fluiditas terlihat meningkat seiring meningkatnya
kontinyu. Proses penuangan dimulai dari temperatur temperatur penuangan (gambar 5) pada ketebalan
yaitu 800°C, 750°C, dan 700°C. Pengontrolan suhu coran yang sama. Fluiditas terendah terjadi pada
cetakan dilakukan diantara proses injeksi untuk temperatur tuang 700°C dan fluiditas tertinggi terjadi
memastikan kondisi temperatur cetakan tepat untuk pada temperatur penuangan 800°C.
melakukan injeksi selanjutnya. Tahapan pengecoran Selisih peningkatan panjang fluiditas pada
sebagai berikut (gambar 4): temperatur penuangan 700°C lebih kecil dibanding
Logam cair diambil dari dapur menggunakan ladel, pada temperatur penuangan 750°C dan 800°C.
kemudian dituang ke shot tube (4a), piston Seiring dengan penambahan temperatur ketebalan
mendorong logam cair hingga mengisi rongga kritis pada panjang fluiditas bergeser kekiri.
cetakan (4b, 4c), tekanan dipertahankan selama
pembekuan (4d). Cetakan dibuka, piston mendorong Pengaruh ketebalan terhadap fluiditas
produk cor keluar cetakan (4e). Produk cor yang Gambar 5 menunjukkan pada temperatur penuangan,
berupa pelat dengan beberapa ketebalan diukur 700°C panjang fluiditas meningkat dengan
panjang fluiditasnya. Fluiditas diukur dalam bertambahnya ketebalan coran. Tren yang sama juga
millimeter ditunjukkan pada temperatur tuang 750°C dan
800°C. Namun selisih peningkatan fluiditas terbesar
terjadi pada temperatur tuang 800°C dan selisih
terkecil pada 700°C.

Gambar 4. Tahapan proses injeksi High Pressure Die


Casting (Vinarcik, 2003)

Hasil
Gambar 6. Grafik hubungan fluiditas vs temperatur
Data hasil diplot dalam bentuk grafik fluiditas tuang pada ketebalan coran yang berbeda.
sebagai fungsi ketebalan (gambar 5). Pendekatan
Fluiditas mencapai maksimum pada ketebalan 8 mm Ketebalan Coran
pada temperatur 750°C dan 800°C (gambar 6). Ketebalan coran akan mempengaruhi dua hal
Namun pada ketebalan dibawah 8 mm fluiditas tidak terhadap fluiditas:
dapat mencapai maksimum walaupun temperatur 1. Waktu pembekuan
penuangan tinggi (800°C). Ketebalan yang minim mempengaruhi terhadap
Peningkatan fluiditas tidak terjadi pada ketebalan volume coran yang melewati saluran yang artinya
coran kurang dari 6 mm. Seiring dengan logam cair dalam volume kecil akan lebih cepat
meningkatnya ketebalan akan menambah kemiringan kehilangan panas dibanding yang bervolume
kurva. besar, semakin lama logam dalam keadaan cair
akan meningkatkan waktu pembekuan.
Peningkatan waktu pembekuan akan memberi
kesempatan logam cair untuk mengalir.
2. Tegangan Permukaan
Fluida yang mengalir dalam rongga cetakan akan
mengalami penahan (back pressure). Besarnya
tekanan ini dinyatakan dalam persamaan:
PST = 2γ[(1/r)+(1/R)]
dengan: PST : Back pressure
r & R : radius orthogonal
γ : tegangan permukaan
Pada rongga yang tipis, berbentuk pelat nilai R
  sangat besar sehingga dapat diabaikan sehingga
Gambar 7. Grafik Hubungan Fluiditas vs Temperatur persamaan akan menjadi PST = 2γ/r. Jika nilai r
Tuang pada HPDC kecil (ketebalan minimal), back pressure akan
mendominasi sehingga logam cair tidak dapat
Gambar 7 menunjukkan hubungan fluiditas dan
mengalir. Berbeda jika rongga lebih tebal nilai
temperatur tuang dengan data panjang fluiditas
back pressure akan kecil sehingga kemampuan
merupakan rata-rata dari panjang fluiditas pada
logam cair mengalir pada rongga yang lebih tebal
beberapa ketebalan pelat disetiap temperatur tuang.
akan lebih baik (Campbell, 2003)
Hal ini dilakukan untuk melihat tren hubungan
anatara kedua parameter tersebut, terlihat panjang
Kesimpulan
fluiditas meningkat seiring peningkatan temperatur
tuang.
1. Fluiditas ADC12 meningkat seiring peningkatan
temperatur tuang. Peningkatan lebih besar terjadi
Pembahasan pada temperatur tuang yang tinggi.
Fluiditas adalah kemampuan alir logam cair pada
2. Peningkatan ketebalan coran meningkatkan
temperatur dan dalam cetakan tertentu sebelum
panjang fluiditas. Peningkatan fluiditas lebih
berhenti akibat pembekuan (Campbell, 2003).
tinggi pada ketebalan coran yang maksimal
Fluiditas dinyatakan sebagai hasil kali kecepatan
dibanding ketebalan yang minimal.
pengisian dan waktu pembekuan.
3. Peningkatan fluiditas dengan metode Birmingham
pada HPDC memiliki kecenderungan yang sama
Pengaruh Temperatur Tuang Terhadap Fluiditas dengan pengujian fluiditas dengan metode
Viskositas dan tegangan permukaan logam cair akan
lainnya.
berkurang dengan bertambahnya temperatur tuang
yang menyebabkan bertambahnya kecepatan
Daftar Pustaka
pengisian. Hal inilah yang menyebabkan panjang
fluiditas meningkat seiring meningkatnya temperatur
• ASM International, 1992, “ASM Metal
penuangan (gambar 7). Tren peningkatan seperti ini
Handbook Vol.2”
juga dinyatakan Sabatino dkk., (2006). Temperatur
tuang yang tinggi juga akan menambah waktu • Bonollo, F. dan Odorizzi, S., 2001, “Numerical
Simulation of Foundry Processes”, SGE Ed.
pembekuan, semakin besar waktu pembekuan
Padova.
semakin panjang aliran logam. Peningkatan panjang
logam cair untuk mengisi rongga yang tipis sangat • Campbell, J., 2003, “Casting 2nd Edition”,
kecil dibanding pada rongga yang tebal (Qudong Butterworth-Heinemann
dkk., 1999) • Campbell, J. dan Harding, R. A., 1994, “Talat
3205 Fluidity of Molten Metals”, European
Aluminium Association
• Han, Q. dan Xu, H., 2005, “Fluidity of Alloy
Under High Pressure Die Casting
• JIS Handbook Non Ferrous Metals and
Metallurgy, 1997, Japanese Standards Association
• Conditions”, Scripta Materialia, Elsevier, vol. 53,
pp. 7-10.
• Surdia, T., dan Saito, S., 1992, “Pengetahuan
Bahan Teknik”, PT. Pradnya Paramita, pp. 138.
• Sabatino, M. D., Arnberg, L., Brusethaug, S., dan
Apelian, D., 2006, “Fluidity Evaluation Methods
for Al-Mg-Si Alloys”, International Journal of
Cast Material Research, vol. 19, pp. 94-97.
• Sabatino, M. D., Arnberg, L., dan Bonollo, F.,
2005, “Simulation of Fluidity in Al-Si Alloys”,
Metallugical Science and Technology, Teksid
Aluminium
• Qudong, W., Yizhen, Lu, Xiaoqin, Z., Wenjiang,
D., Yanping, Z., Qinghua, L., dan Jie, L., 1999,
“Study on Fluidity of AZ91+xRE Magnesium
Alloy, Elsevier
• Vinarcik, E. J., 2003, “High Integrity Die Casting
Processes”, John Wiley & Sons

You might also like