Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Fluiditas merupakan informasi penting untuk menghasilkan rancangan cetakan yang optimal untuk pengecoran.
Penelitian ini menguji pengaruh tekanan terhadap fluiditas pada bahan ADC 12 dengan teknik High Pressure Die
Casting. Pengujian fluiditas dilakukan dengan metode Birmingham dengan desain cetakan berbentuk beberapa pelat
dengan ketebalan berbeda. Pengaruh temperatur tuang dan ketebalan coran terhadap fluiditas akan dibahas dan
dibandingkan dengan pengujian fluiditas lain (spiral dan strip mold). Panjang fluiditas meningkat seiring
bertambahnya temperatur tuang dan ketebalan coran. Pengujian dengan metode Birmingham memiliki tren yang
sama dengan pengujian fluiditas lain.
Prosedur
ADC12 dilebur pada dapur sebanyak 10 kg, hal ini
untuk menjaga ketersediaan logam cair pada proses
injeksi yang berlangsung secara kontinyu.
Temperatur logam cair dikontrol dengan
thermokopel hingga sesuai untuk penuangan. Gambar 5. Grafik hubungan fluiditas vs ketebalan pada
Cetakan dipanasi dengan nyala api hanya pada temperatur cetakan 200°C
proses injeksi pertama hingga temperatur 200°C,
selanjutnya pemanasan cetakan hingga 200°C terjadi Pengaruh temperatur tuang terhadap fluiditas
karena panas logam cair yang diinjeksi secara Fluiditas terlihat meningkat seiring meningkatnya
kontinyu. Proses penuangan dimulai dari temperatur temperatur penuangan (gambar 5) pada ketebalan
yaitu 800°C, 750°C, dan 700°C. Pengontrolan suhu coran yang sama. Fluiditas terendah terjadi pada
cetakan dilakukan diantara proses injeksi untuk temperatur tuang 700°C dan fluiditas tertinggi terjadi
memastikan kondisi temperatur cetakan tepat untuk pada temperatur penuangan 800°C.
melakukan injeksi selanjutnya. Tahapan pengecoran Selisih peningkatan panjang fluiditas pada
sebagai berikut (gambar 4): temperatur penuangan 700°C lebih kecil dibanding
Logam cair diambil dari dapur menggunakan ladel, pada temperatur penuangan 750°C dan 800°C.
kemudian dituang ke shot tube (4a), piston Seiring dengan penambahan temperatur ketebalan
mendorong logam cair hingga mengisi rongga kritis pada panjang fluiditas bergeser kekiri.
cetakan (4b, 4c), tekanan dipertahankan selama
pembekuan (4d). Cetakan dibuka, piston mendorong Pengaruh ketebalan terhadap fluiditas
produk cor keluar cetakan (4e). Produk cor yang Gambar 5 menunjukkan pada temperatur penuangan,
berupa pelat dengan beberapa ketebalan diukur 700°C panjang fluiditas meningkat dengan
panjang fluiditasnya. Fluiditas diukur dalam bertambahnya ketebalan coran. Tren yang sama juga
millimeter ditunjukkan pada temperatur tuang 750°C dan
800°C. Namun selisih peningkatan fluiditas terbesar
terjadi pada temperatur tuang 800°C dan selisih
terkecil pada 700°C.
Hasil
Gambar 6. Grafik hubungan fluiditas vs temperatur
Data hasil diplot dalam bentuk grafik fluiditas tuang pada ketebalan coran yang berbeda.
sebagai fungsi ketebalan (gambar 5). Pendekatan
Fluiditas mencapai maksimum pada ketebalan 8 mm Ketebalan Coran
pada temperatur 750°C dan 800°C (gambar 6). Ketebalan coran akan mempengaruhi dua hal
Namun pada ketebalan dibawah 8 mm fluiditas tidak terhadap fluiditas:
dapat mencapai maksimum walaupun temperatur 1. Waktu pembekuan
penuangan tinggi (800°C). Ketebalan yang minim mempengaruhi terhadap
Peningkatan fluiditas tidak terjadi pada ketebalan volume coran yang melewati saluran yang artinya
coran kurang dari 6 mm. Seiring dengan logam cair dalam volume kecil akan lebih cepat
meningkatnya ketebalan akan menambah kemiringan kehilangan panas dibanding yang bervolume
kurva. besar, semakin lama logam dalam keadaan cair
akan meningkatkan waktu pembekuan.
Peningkatan waktu pembekuan akan memberi
kesempatan logam cair untuk mengalir.
2. Tegangan Permukaan
Fluida yang mengalir dalam rongga cetakan akan
mengalami penahan (back pressure). Besarnya
tekanan ini dinyatakan dalam persamaan:
PST = 2γ[(1/r)+(1/R)]
dengan: PST : Back pressure
r & R : radius orthogonal
γ : tegangan permukaan
Pada rongga yang tipis, berbentuk pelat nilai R
sangat besar sehingga dapat diabaikan sehingga
Gambar 7. Grafik Hubungan Fluiditas vs Temperatur persamaan akan menjadi PST = 2γ/r. Jika nilai r
Tuang pada HPDC kecil (ketebalan minimal), back pressure akan
mendominasi sehingga logam cair tidak dapat
Gambar 7 menunjukkan hubungan fluiditas dan
mengalir. Berbeda jika rongga lebih tebal nilai
temperatur tuang dengan data panjang fluiditas
back pressure akan kecil sehingga kemampuan
merupakan rata-rata dari panjang fluiditas pada
logam cair mengalir pada rongga yang lebih tebal
beberapa ketebalan pelat disetiap temperatur tuang.
akan lebih baik (Campbell, 2003)
Hal ini dilakukan untuk melihat tren hubungan
anatara kedua parameter tersebut, terlihat panjang
Kesimpulan
fluiditas meningkat seiring peningkatan temperatur
tuang.
1. Fluiditas ADC12 meningkat seiring peningkatan
temperatur tuang. Peningkatan lebih besar terjadi
Pembahasan pada temperatur tuang yang tinggi.
Fluiditas adalah kemampuan alir logam cair pada
2. Peningkatan ketebalan coran meningkatkan
temperatur dan dalam cetakan tertentu sebelum
panjang fluiditas. Peningkatan fluiditas lebih
berhenti akibat pembekuan (Campbell, 2003).
tinggi pada ketebalan coran yang maksimal
Fluiditas dinyatakan sebagai hasil kali kecepatan
dibanding ketebalan yang minimal.
pengisian dan waktu pembekuan.
3. Peningkatan fluiditas dengan metode Birmingham
pada HPDC memiliki kecenderungan yang sama
Pengaruh Temperatur Tuang Terhadap Fluiditas dengan pengujian fluiditas dengan metode
Viskositas dan tegangan permukaan logam cair akan
lainnya.
berkurang dengan bertambahnya temperatur tuang
yang menyebabkan bertambahnya kecepatan
Daftar Pustaka
pengisian. Hal inilah yang menyebabkan panjang
fluiditas meningkat seiring meningkatnya temperatur
• ASM International, 1992, “ASM Metal
penuangan (gambar 7). Tren peningkatan seperti ini
Handbook Vol.2”
juga dinyatakan Sabatino dkk., (2006). Temperatur
tuang yang tinggi juga akan menambah waktu • Bonollo, F. dan Odorizzi, S., 2001, “Numerical
Simulation of Foundry Processes”, SGE Ed.
pembekuan, semakin besar waktu pembekuan
Padova.
semakin panjang aliran logam. Peningkatan panjang
logam cair untuk mengisi rongga yang tipis sangat • Campbell, J., 2003, “Casting 2nd Edition”,
kecil dibanding pada rongga yang tebal (Qudong Butterworth-Heinemann
dkk., 1999) • Campbell, J. dan Harding, R. A., 1994, “Talat
3205 Fluidity of Molten Metals”, European
Aluminium Association
• Han, Q. dan Xu, H., 2005, “Fluidity of Alloy
Under High Pressure Die Casting
• JIS Handbook Non Ferrous Metals and
Metallurgy, 1997, Japanese Standards Association
• Conditions”, Scripta Materialia, Elsevier, vol. 53,
pp. 7-10.
• Surdia, T., dan Saito, S., 1992, “Pengetahuan
Bahan Teknik”, PT. Pradnya Paramita, pp. 138.
• Sabatino, M. D., Arnberg, L., Brusethaug, S., dan
Apelian, D., 2006, “Fluidity Evaluation Methods
for Al-Mg-Si Alloys”, International Journal of
Cast Material Research, vol. 19, pp. 94-97.
• Sabatino, M. D., Arnberg, L., dan Bonollo, F.,
2005, “Simulation of Fluidity in Al-Si Alloys”,
Metallugical Science and Technology, Teksid
Aluminium
• Qudong, W., Yizhen, Lu, Xiaoqin, Z., Wenjiang,
D., Yanping, Z., Qinghua, L., dan Jie, L., 1999,
“Study on Fluidity of AZ91+xRE Magnesium
Alloy, Elsevier
• Vinarcik, E. J., 2003, “High Integrity Die Casting
Processes”, John Wiley & Sons