Professional Documents
Culture Documents
n j
auanpust
aka
NGPCi
likW i
ryani
,IDewaNyomanW i
b awa
Bagi
an/
SM F I
lmuPenyaki
t Dal
am FK Unud/
RS Sangl
ah,Denpasar
SUM M ARY
DI
AGNOSTI
C APROACH AND TREATM ENT OF CHRONI
C DI
ARRHEA
Di
arr
h eai
s def
inedas achangei
nbowelhabit
,wi
thani
n cr
easei
nst
o olfr
equencyorf
luidit
yorboth,moret
h an3t
imes
dai
lyorst
o olwei
g ht>200g/day.Acutediar
rhoei
f i
tis l
ess t
h an2 weeks ofdurat
ion,per
sist
enti
f bet
ween2-
4weeks i
ndurat
ion,
andChroni
cifi
tis moret
han4weeksi
ndurat
ion.Di
arhoeai
s acommonprobl
emar
o undt
heworl
d.Chroni
cdi
arr
h eamorecompl
eks
aboutdiagnosi
s andt
reat
mentt
h anacuteone.Thepat
h ophysi
iologicalmechanisms chronicdiar
h oeadividedi
n t
omaj
o rgroup
osmot
ic,secr
etoryandi
mfl
amt
ory.Acar
eful
lhi
storywi
lloft
ensuggestt
hedi
agnosi
sanddi
recti
nvest
igat
ions.Physi
calexami
nat
ion
moreusef
u l
ltomeasuret
h esever
ityofdiar
h oer
athert
h ansuggestt
h ecauseofchronicdiar
h oea.I
init
iali
n vest
igat
ioni
n cl
ude
bloodt
est
,ser
o l
o gyf
o rcel
iacds,st
o olexami
n at
ions.Smal
lintest
inalandcolonds needf
o renter
o scopy,capsulendoscopy,
si
gmoi
doscopy,col
onoscopy,manyt
estf
o rnoni
nvasi
vef
o rmal
absorpt
ion.I
nspeci
ficcl
ini
calcondi
tionsneedspeci
ficexami
nat
ion
t
o o.Smal
lIntest
inalBact
eri
alOver
g r
o wt
hcanbediagnoseddir
ect
lybycult
u r
efr
o m aspir
ati
o nofduodenalfl
u i
dori
n dir
ect
lyby
usi
n gbreat
htest
.Bi
leaci
dmal
absorpti
o ncanbediagnosedbybymeasuredbil
eaci
dradioact
ifl
abel
ledmeasuredofmet
aboli
te
14 13
ser
u m,andbil
eaci
dexcr
eti
o n.Lact
o semal
absorpti
o ncanbediagnosedbyl
act
o seassay,breat
htest(hydrogen C Lact
o seand
C l
act
o se)
.Incr
easi
n gorocaecalt
ransi
tti
me diagnosedbyusi
n gbar
ium st
u dy,r
adionucl
eide sci
n t
y graphy,l
act
o se hydrogen
breat
htest
.Chroni
cdi
arr
h oeaduet
oincr
easi
nghormonesproduci
ngt
umoursdi
agnosedbymeasuredi
ncr
easi
ngl
evelofhormones
i
nto ser
u m.I
n vest
igat
ions pat
ients wi
thchronicdiar
rhoeaavai
lablei
ntheambulat
o r
yorhospit
ali
sedpat
ients.Tr
eat
mentof
chronicdiar
rhoeadepends ont
h especi
ficaet
iologyandmaybecurat
ive,suppressi
v eorempir
ical
.
Keywords:chronicdiar
rhea,diagnost
icaproach
PENDAHULUAN
negaraberkembang.Bi
a sanyar
ingandan sembuh
sendi
ri,t
e t
a pidi
a nt
a r
a nya ada yang berkembang
Di
aredidefi
n i
sikan sebagai buangai
rbesar 1
menj
adipenyaki
tyangmengancam nyawa.Di
arej
uga
yangt
idakber
b ent
ukat
audal
amkonsi
stensicai
r dengan
di
kat
akanpenyebabmorbi
dit
as,penurunanprodukt
ifi
tas
f
rekwensiyangmeni
ngkat
,umumnyaf
rekwensi>3kal
i/ 4,
5
ker
ja,ser
tapemakai
ansar
anakesehat
anyangumum.
1-
har
i,at
audenganper
k i
raanvol
umet
inj
a>200gr/
har
i.
Di
seluruh duni
alebi
h dari1 mi
lyar penduduk
3
Durasidi
aresangatmenent
ukandi
agnosi
s,di
areakut
mengal
amisat
uat
aul
ebi
hepi
sodedi
areakutper
tahun.
j
ikadurasi
nyakurangdar
i2 mi
nggu,di
areper
sist
ent
DiUSA 100j
utaorangmengal
amiepi
sodedi
areakut
j
ikadurasi
nyaant
ara2-
4mi
nggu,dandi
arekroni
s j
ika
per
tahun.St
ati
sti
kpopul
asiunt
ukkej
adi
andi
arekroni
s
2
duras il
e bi
h dar nggu. Di
i4 m i a re merupakan
bel
u m past
i,kemungkinanberkai
tandenganvari
asi
permasal
ahanyangumum disel
u r
u hdunia,dengan
def
ini
sidansi
stem pel
aporan,t
etapifr
ekuensi
nyaj
uga
i
nsi
denyangt
inggibai
kdinegar
aindust
rimaupundi
cukupt
inggi
.DiUSA preval
ensi
nyaber
k i
sarant
ara2 –
antara 4-5% . Pada populasi usia tua, termasuk pasien Diare osmotik terjadi bila ada asupan makanan,
dengan gangguan motilitas, didapatkan prevalensi yang penyerapan yang berkurang, solute osmotik aktif dalam
6,7
jauh lebih tinggi yaitu 7 –14% . lumen yang melampaui kapasitas resorpsi kolon.
Diare akut jelas masalahnya baik dari segi Kandungan air feses meningkat sebanding dengan
patofisiologi maupun terapi. Hal ini berbeda dengan jumlah solut. Diare osmotik ditandai keluhan yang
diare kronis yang diagnosis maupun terapinya lebih berkurang saat puasa dan menghentikan agen penyebab.
rumit dari diare akut. Bahkan dilaporkan sekitar 20% Diare inflamasi umumnya disertai dengan nyeri, demam,
diare kronik tetap tidak dapat diketahui penyebabnya perdarahan, atau tanda inflamasi yang lainnya.
walaupun telah dilakukan pemeriksaan intensif selama Mekanismenya tidak hanya melalui eksudasi saja,
8,9
2 – 6 tahun. Diare kronik bukan suatu kesatuan tergantung lokasi lesi, dapat melalui malabsorpsi lemak,
penyakit, melainkan suatu sindrom yang penyebab dan gangguan absorpsi air dan atau elektrolit dan hipersekresi
patogenesisnya multikompleks. Mengingat banyaknya atau hipermotilitas karena pelepasan cytokines dan
kemungkinan penyakit yang dapat mengakibatkan diare mediator inflamasi yang lain. Ditandai dengan adanya
kronik dan banyaknya pemeriksaan yang harus leukosit atau protein yang berasal dari leukosit seperti
dikerjakan maka dibuat tinjauan pustaka ini untuk dapat calpotrectin pada analisa feses. Proses inflamasi yang
melakukan pemeriksaan lebih terarah. berat dapat menyebabkan terjadi kehilangan protein
2,4
eksudatif yang memicu terjadinya edema anasarka.
Kemungkinan penyebab diare kronik sangat diare kronis adalah sebagai berikut :
beragam, dan tidak selalu disebabkan kelainan pada usus. a. Diare cair (watery diarrhea):
Di negara maju, sindrom usus iritatif dan penyakit radang Diare osmotik: osmotik laxative, malabsorpsi
karbohidrat
usus non spesifik (inflamatory bowel disease)
9, 11 , 1 2
(IBD) terdiri dari kolotis ulseratif, dan penyakit
keganasan, dan sebagainya. Berdasarkan
Chron’
s, kolitis mikroskopis, dan divertikulitis.
mekanisme patofisiologi yang mendasari terjadinya,
Vaskulitis, keracunan dan obat. Penyalahgunaan
diare kronis diklasifikasikan menjadi 3 golongan yaitu:
laxative (stimulant laxative). Gangguan motilitas atau
diare sekretorik, diare osmotik dan diare inflamasi.
regulasi berupa diare po s t va go t o m y ,
Klasifikasi lain ada juga yang membagi menjadi 3 jenis
postsympathectomy, diabetes autonomik neuropati,
yaitu diare cair (watery diarrhea), yang mencakup diare
irritable bowel syndrome.
sekretorik dan diare osmotik, diare imflamasi dan diare
6,9
berlemak (fatty diarrhea).
Penyakit endokrin:
Diare sekretorik terjadi karena gangguan
Hipertiroidism, Addison’
s disease, gastrinoma,
Kolitis iskemik, kolitis radiasi, keganasan dan bypass jejunoileal pada obesitas. Reseksi
c. Diare berlemak (fatty diarrhea) acid diarrhea yang terjadi setelah makan dan
Penyakit mukosa (celiac sprue, whipple disease). colestyramine. Diare kronis juga dapat terjadi
Sindrom usus pendek, pertumbuhan bakteri berlebih setelah cholesystektomy melalui mekanisme
1,8
asam empedu.
konsentrasi asam empedu liminal inadequat.
3. Penyakit pankreas sebelumnya.
a. Anamnesis
pertumbuhan bakteri berlebih diusus halus dan
assessment penderita dengan diare kronis. Dari 5. Alkohol: diare banyak terjadi pada pemakai
anamnesis dapat diduga gejala timbul dari kelainan alkohol. Mekanismenya meliputi transit usus
organik atau fungsional, membedakan malabsorpsi yang cepat, penurunan aktifitas disakaridase
kolon atau bentuk diare inflamasi, dan menduga usus, dan penurunan fungsi pankreas.
penyebab spesifik. Gejala mengarah dugaan organik 6. Obat-obatan: lebih dari 4% kasus diare kronis
jika didapatkan diare dengan durasi kurang dari 3 terjadi karena obat-obatan, terutama produk
bulan, predominan nocturnal atau kontinyu, disertai yang mengandung magnesium, antihipertensi,
Malabsorpsi sering disertai dengan steatore, dan tinja theophyline, antibiotik, antiaritmia dan anti
gastrointestinal yang patogen. usus kecil terbanyak dinegara barat, yang ditandai
8. Pemakaian antibiotik dan infeksi clostridium dengan diare karena steatore dan malabsorpsi.
14
pada penderita dengan infeksi HIV/ AIDS. Pemeriksaan tinja
Pemeriksaan fisik lebih berguna untuk pemeriksaan yang sangat membantu. Pemeriksaan
menentukan keparahan diare dari pada menemukan feses dibedakan menjadi tes spesifik dan tes non
penyebabnya. Status volume dapat dicari dengan spesifik. Pemeriksaan spesifik diantaranya tes untuk
dengan mencari perubahan ortostatik tekanan darah enzim pankreas seperti elastase feses. Pemeriksaan
dan nadi. Demam dan tanda lain toksisitas perlu non spesifik diantaranya osmolalitas tinja dan
dicari dan dicatat. Pemeriksaan fisik abdomen perhitungan osmotik gap mempunyai nilai dalam
dengan melihat dan meraba distensi usus, nyeri membedakan diare osmotik, sekretorik dan diare
10,11
sekretorik. Fekal osmotik gap dapat dihitung
limfadenopati menandakan AIDS atau limfoma .
BESAR
kronis. Pemeriksaan tinja segar dalam 3 kali ulangan
4,6
jejenum atau ileum. Juga berperanan untuk evaluasi
belum diperkenalkan dalam klinis praktis.
penderita dengan malabsorpsi dan diare yang tidak dapat
Barium enema untuk tes kolon katartik (kolon kanan Kolonoskopi dan sigmoidoskopi
tanpa haustra). Sigmoidoskopi untuk menemukan Pada sebagian besar penderita diare kronis
secara langsung melanosis kolon (kadang-kadang pemeriksaan endoskopi diperlukan, walupun dugaan
merupakan varian normal. Pengukuran alkalinisasi penyebabnya adalah malabsorpsi. Sigmoidoskopi rigid
tinja untuk mendeteksi phenopthalein, tanpa persiapan dapat dilakukan pada penderita rawat
6
anthraquinon, bisacodyl menjadi biru ungu. jalan untuk menilai dengan cepat rektum dan feses.
Spektrofotometri atau khromatografi dari urine atau Fleksibel sigmoidoskopi lebih dipilih karena dapat
cairan feses, dapat mendeteksi anthraquinon, mencapai sigmoid dan kolon desenden sekaligus dapat
banyaknya kasus negatif palsu, direkomendasikan pankreas. Pengobatan dengan suplementasi enzim
pengambilan bahan dari kolon asenden dan kolon pankreas merupakan alternatif untuk perkiraan fungsi
transversum. Endoskopi saluran cerna atas hanya pankreas. Metode ini sangat mahal dan tidak selalu dapat
memberikan sedikit informasi dalam upaya diagnostik mengatasi diare yang terjadi, sehingga pendekatan
penderita dengan diare kronik yang terjadi karena dugaan diagnosis ini tidak dianjurkan. Tes fungsi pankreas
malabsorpsi. Pemeriksaan radiologi seperti barium invasif antara lain tes untuk mengukur fungsi eksokrin
follow through atau barium enteroclisis pada beberapa dengan analisis aspirasi cairan duodenum setelah
kasus juga dikatakan masih diperlukan untuk melengkapi stimulasi sekresi pankreas mempergunakan sekretin,
kolonoskopi maupun ileoskopi. Saat ini diperkenalkan dengan atau tanpa cholesistokinin, atau setelah
pemeriksaan dengan sel berlabel technetium hexa- perangsangan tidak langsung dengan tes makanan
pemeriksaan invasif untuk mengetahui inflamasi dan casilan diberikan secara oral kemudian dilakukan
intestinal dengan sensitifitas yang hampir sama dengan 4 kali aspirasi tiap 30 menit dan dikumpulkan dalam es
barium follow trough dalam mendiagnosis penyakit untuk menilai aktifitas triptik. Tes ini sangat tergantung
6
Chron’s pada ileum terminal. faktor diluar pankreas seperti lambung, fungsi vagus,
meliputi pengukuran substansi tidak terserap dalam cholangiopancreatograph (ERCP), dan magnetic
darah, urine, atau detekasi bahan tersebut dalam feses. resonance Cholangiopancreaticography (MRCP).
Untuk malabsorpsi lemak, dilakukan pemeriksaan lemak ERCP merupakan pemeriksaan baku untuk diagnosis
feses dengan pengukuran lemak tidak terserap pada feses pankreatitis kronis dan menilai abnormalitas morfologi
6
karena tidak mengalami degradasi selama perjalanan
dikerjakan pada tingkat laboratorium.
dalam saluran cerna dan kadar dalam feses 5 –6 kali
14
Pemeriksaan berupa pengukuran kadar C
a. Pertumbuhan bakteri berlebihan dalam usus halus
c. Malabsorpsi laktose
Keasaman lambung, peristaltik usus, dan katup
2,6
sebagai acuan. Pemeriksaan yang dapat dipakai
Darah lengkap dan hitung differensial, laju endap
menentukan transit time orocaecal (OCTT) meliputi darah, elektrolit, blood urea nitrogen, kreatinin,
barium studi, scintigraphy radionucleid, tes nafas TSH, tiroksin,gastrin. Jika diare lebih dari 1liter/hari
6
(breath test) laktose hidrogen. terutama dengan hipokalemia periksa vasoaktive
histamin.
Prevalensinya 10/juta penduduk. Te r m a s u k Foto polos abdomen, barium studi untuk saluran
diantaranya gastrinoma, vasoactive intestinal cerna atas, usus halus dan kolon.
hormon tersebut dalam s e r u m . Tu m o r yang Tahap 2: (jika pemeriksaan tahap 1 tidak berhasil
6 abdomen.
150mmol/jam .
Tahap 1:
Tes untuk leukosit feses, telur dan parasit 3 kali pengumpulan feses yang kurang memadai pada pasien
(sebelum barium studi) dan toxin C difficile, rawat jalan. Langkah-langkah evaluasi meliputi: Hari
pengukuran pH, berat feses dalam gram selama 24 1: konfirmasi, review hasil pemeriksaan rawat jalan. Hari
jam, lemak dalam 72 jam saat pasien mengkonsumsi ke 2 – 4: puasa 72 jam dengan hidrasi intravena, jika
lemak 75-100 gr/hr. diare berhenti dalam 24 jam pertama, hentikan puasa.
berlanjut dengan > 200 gr feses/hari, monitoring berat kronis tampak seperti berikut :
6,7
diare kronis dapat ditentukan penyebabnya. beberapa Basic investigation
FBC,LFT,Ca, B12
Folate, Fe status
Thyriod function
Coliac serology
simptom suggestive
History suggestive of of functional disease
organic diarrhoea age < 45 + normal
abnormal basic basic investigation
investigation =irritabel bowel
syndrome
consider inpatient
Small bowel Pancreatic Fleksible sigmoidoscopy assesement
D2 Biopsi CT pancreas if < 45 24-72 h stool weigths
Barium follow through Faecal elastase or Complement with stool osmolality/
chymotripsin Barium enema if >45 osmotic gap
pancreolauril tes colonoscopy preferred laxative screen
if > 45
15
Gambar 1. Flowchart evaluasi diare kronis berdasarkan jenis-jenis diare
1
empiris. Jika penyebabnya dapat ditentukan dapat
Stool
dilakukan terapi kuratif, seperti reseksi pada karsinoma
analysis
kolorektal. Pada penyakit whipple, pengobatan berupa
inflammatory diarrhoea laktose dari diet pada diare karena defisiensi laktase,
defisiensi nutrisi dan penyebaran agen infeksius diberikan golongan opiat ringan seperti diphenoksilat
3
memberikan respon terhadap asam folat dan tetrasiklin. atau loperamide.
1,3,6
Agen anti motilitas dihindarkan pada
1
diberikan untuk mengontrol diabetik diare . Untuk
pemberian sulfazalazin atau kortikosteroid dapat
semua penderita diare kronis, penggantian cairan dan
memberikan perbaikan gejala, walaupun kadang-kadang
elektrolit merupakan komponen penting dalam
masih membutuhkan terapi simptomatis seperti
1,15
3 mangemen. Untuk kasus dengan steatore kronis
loperamide.
1
diperlukan replacement vitamin larut dalam lemak.
Jika penyebab spesifik maupun mekanisme
Secara algoritme, manajemen diare kronis dapat
yang mendasari tidak dapat diketahui, terapi dilakukan
diringkas dalam diagram.
CHRONIC DIARRHOEA
Resolves dx unclear
dimotility
persist quantitative
stool testing
low vol
( <200 g/d)
diarrhea
(>200g/d consider anorectal
disfunction or Rx
proctosigmoiditis
berwujud dengan gejala yang ringan, namun dapat pula 5. Simadibrata M, Rani A, Daldiyono, et al. Diseases
berkembang menjadi situasi yang mengancam nyawa. in chronic non infective diarrhea. The Indonesian
Diare kronis dikatakan apabila durasi diare lebih dari 4 Journal of Gastroenterology Hepatology and
minggu. Diare kronis sangat berbeda dengan diare akut, Digestive Endoscopy 2004;
5:15-8.
kelainan usus (saluran cerna). Dalam upaya diagnostik, 7. Lipsky MS. Chronic diarrhea: evaluation and
mengingat penyebab yang sangat beragam, seorang treatment. American Family Phsycian 1993;
43:1-
h u m a n i m m u n o d e f i c i e n c y Vi r u s i n B a n g u i ,
constipation. In: Kasper DL, Fauci A.S,
th Microbiology 2002;
13:3086-8.
Harrison’s principles internal medicine. 16 ed.
1995;
332(11):725-9.
management of chronic diarrhea: An algorithmic
approach. Av a i l a b l e from: “http:// 11. Kotler DP, Orenstein JM. chronic diarrhea and
Report 1993;
19:127-8.
diarrhoe and fatty stool. Clinical gastroenterology;
a practical problem – based approach. Sydney- 12. Vanderhoof JA. Chronic diarrhea. Pediatric
1996.p.204-58.
13. Rabeneck L, Gyorkey F, Genta RM, et al. The
4. Ammon VH. Diarrhea. In: Haubrich WS, role of microsporidia in the pathogenesis of HIV
image/endoscopy/capsule -endoscopy.
15. Lawrence R, Schiller, Joseph H Sellin. Diarrhea.
In: Seissenger and F o r t r a n ’s , editors. 21. Lin HC. Small intestinal bacterial overgrowth: a
Gastrointestinal and liver disease; patophysiology, framework for understanding irritable bowel
Mosby; 2002.p.131-5.
22. Jadel O, Lin HC. Uninvited guest: the impact of
16. Anonim. Enteroscopy. ASGE 2001;53(7):71-3. small intestinal bacterial overgrowth on nutritional