You are on page 1of 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Merkuri pada Kosmetik


Perawatan kecantikan agaknya mutlak menjadi kebutuhan wanita sekarang
ini, tak hanya di kalangan menengah atas namun juga sebaliknya. Fasilitas-
fasilitas untuk perawatan kecantikan pria pun mulai bermunculan. Rata-rata
permintaan pasien sewaktu mendapatkan pelayanan ini sebenarnya lebih
cenderung ke usaha-usaha untuk membuat kulit terlihat lebih putih dibandingkan
menjaga penuaan kulitnya berlangsung lebih cepat. Fenomena yang kini ada
dimana-mana mau tak mau juga meningkatkan kewaspadaan banyak pihak atas
beredarnya kosmetik-kosmetik tiruan maupun yang mengandung bahan-bahan
berbahaya bagi kesehatan yang dengan mudah bisa diproduksi di beberapa negara
luar yang menyediakan fasilitas impornya ke negara-negara seperti kita tanpa
lebih dulu melalui riset laboratorium untuk menguji kelayakan dan keamanannya.
Kandungan merkuri yang sudah sejak lama dipublikasikan sangat beresiko
bagi kesehatan pun kadang tak lagi diindahkan sepanjang hasil instan itu bisa
didapat. Sementara masih banyak juga ketidaktahuan konsumen atas efek
hidrokuinon yang paling sering menjadi bahan utama dari sebuah produk pemutih
kulit atau wajah dan sudah direkomendasikan bahkan oleh FDA selama 25 tahun
sebelum akhirnya tahun 2006 melalui tahapan penelitian dinyatakan beresiko dan
mendapat pembatasan penggunaannya. Terhitung sejak awal tahun lalu, kurang
lebih setelah FDA menarik izin penggunaannya di AS, pemakaian hidrokuinon
dalam kosmetik-kosmetik yang dijual bebas di negara kita baru dibatasi
sepenuhnya.
Merkuri yang bernama kimia Hg atau air raksa dalam bentuk inorganik
mulanya dipakai untuk memutihkan kulit berdasarkan banyak kebiasaan mulai
dari zaman Mesir Kuno hingga di Cina, bahkan sempat dipakai juga dalam bidang
kedokteran. Dibanding produk-produk pemutih yang pada dasarnya tidak secara
langsung memutihkan kulit, merkuri memang bekerja lebih instan hingga
akhirnya banyak digunakan. Baru berabad-abad setelahnya efek penggunaan
jangka panjang merkuri pada wajah ini, meskipun tak sampai secepat atau seburuk
efek merkuri yang tertelan melalui ikan-ikan yang tercemar di perairan tertentu,
Makalah Kimia Analitik “Spektroskopi” 1
dipublikasik. Merkuri mudah diserap masuk ke dalam darah, lalu memasuki
sistem saraf dan akhirnya bisa mengganggu persarafan, emosi, gangguan otak,
gagal ginjal, cacat janin hingga kanker akibat efek akumulasi teratogeniknya.
Salah satu ciri kosmetik yang menggunakan merkuri pada kandungannya ini
sering disebut-sebut kelihatan sangat putih mengkilap walaupun sekarang tak
selalu lagi seperti itu, tergantung pada besar kecil kandungan yang digunakan oleh
produsennya.
Penelitian-penelitian awalnya memang membuktikan kalau zat yang
mudah larut dalam air, bersifat reduktor dan bermolekul kimia mirip karbol ini
melalui mekanismenya dapat mengatasi flek gelap atau warna tak merata pada
kulit, namun efek jangka panjangnya menghancurkan produksi melanin
sebenarnya malah membuat kulit kehilangan fungsi pelindungnya oleh melanin
yang berperan dalam hal itu terhadap sinar matahari dan efek eksternal lainnya.
Riset-riset lanjutan dilakukan berdasarkan kontradiksi pemutihan kulit dan
kehilangan faktor perlindungannya, efek merugikan penggunaan hidrokuinon
persentase tinggi diatas 4% dan dalam jangka panjang ditemukan berhubungan
dengan terbentuk flek dari pelebaran, pecahnya pembuluh darah saat terpapar
panas berlebihan, gangguan pembentukan kulit, iritasi terus-menerus,
mempercepat faktor penuaan dini, ookronosis (kulit kasar berbintil berwarna biru
kecoklatan-kuning tua akibat timbunan hidrokuinon).
Kita perlu lebih hati-hati dalam memilih dan menggunakan produk
pemutih, kenali dahulu seperti apa pemutih yang aman bagi tubuh dan wajah.
Kewaspadaan dan peningkatan sistem pengetahuan dari penggunanya sendiri
sangat dibutuhkan dalam hal ini, dan mungkin tak juga terlalu sulit mencari
informasi tambahan dari banyak media yang tersedia di era informasi sekarang
ini, agar pemakaian kosmetik dengan tujuan mempercantik tadi tak malah
menjadi bumerang yang mengakibatkan efek yang merugikan untuk kesehatan
kulit dan tubuh kita.

BAB II

ISI

Makalah Kimia Analitik “Spektroskopi” 2


Tugas I

1. Peranan Merkuri dalam Kosmetik

Merkuri (Hg) atau air raksa inorganik dipakai buat memutihkan kulit wajah,
khususnya di negeri Cina. Pengunaan Merkuri sebagai pemutih bahkan tercatat dalam
sejarah masyarakat di zaman Mesir Kuno. Masyarakat Mesir Kuno sudah
memanfaatkan merkuri. Dibanding produk-produk pemutih yang pada dasarnya tidak
secara langsung memutihkan kulit, merkuri memang bekerja lebih instan dan
memberikan hasil yang relatif cepat hingga akhirnya banyak digunakan. Namun yang
masih jarang disadari, justru adalah pemakainya sendiri, yang kadang sering dipicu oleh
iming-iming khasiat yang bisa diperoleh secara instan. Kandungan merkuri yang sudah
sejak lama dipublikasikan sangat beresiko bagi kesehatan pun kadang tak lagi
diindahkan sepanjang hasil instan itu bisa didapat. Banyak ketidaktahuan konsumen atas
efek merkuri yang paling sering menjadi bahan utama dari sebuah produk pemutih kulit
atau wajah. FDA selama 25 tahun, akhirnya tahun 2006 melalui tahapan penelitian
menyatakan merkuri beresiko fatal untuk kesehatan. Terhitung sejak awal tahun lalu,
kurang lebih setelah FDA menarik izin penggunaannya di AS, pemakaian merkuri
dalam kosmetik-kosmetik yang dijual bebas di negara kita baru dibatasi sepenuhnya.
Namun sampai saat ini dalam berita, masih banyak kosmetik ilegal yang menggunakan
bahan dasar merkuri yang masih terjual bebas dipasaran.

2. Sifat Kimia Merkuri dan Efek Keberadaannya dalam Tubuh Manusia

Merkuri atau raksa adalah unsur kimia dengan lambang Hg, nomor atom 80 dan
massa atom relatif 200,59 g/mol. Raksa merupakan satu dari lima unsur (bersama
cesium, fransium, galium, dan brom) yang berbentuk cair dalam suhu kamar. Bijih
utamanya adalah sulfida sinnabar (HgS) yang dapat diuraikan menjadi unsur-unsurnya.
Selain itu merkuri ditemukan dalam mineral corderoit, livingstonit. Diperoleh terutama
melalui proses reduksi dari cinnabar mineral. Merkuri memiliki kenampakan fisik
berwarna putih keperakan dan berfasa cair.

Berdasarkan daya hantar panas dan listriknya merkuri (Hg) dimasukkan dalam
golongan logam. Sedangkan berdasarkan densitasnya, dimasukkan ke dalam golongan
logam berat. Merkuri memiliki sifat-sifat: berbentuk cair pada suhu 250 C, kelarutannya
rendah, stabil pada lingkungan sedimen, mudah menguap dan mengemisi atau

Makalah Kimia Analitik “Spektroskopi” 3


melepaskan uap merkuri beracun walaupun pada suhu ruang, pada fase padat berwarna
abu-abu dan fase cair berwarna putih perak, uapnya di atmosfir dapat bertahan selama 3
bulan sampai 3 tahun sedangkan bentuk yang melarut dalam air hanya bertahan
beberapa minggu.
Sel merkuri adalah sel volta primer yang terdiri dari anoda zink dan katoda
merkuri (II) oksida (HgO) bercampur grafit. Elektrolitnya ialah kalium hidroksida
(KOH) yang dijenuhkan dengan zink oksida, dengan reaksi keseluruhan :

Zn + HgO ZnO + Hg

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan, kadar merkuri maksimum di dalam air


adalah 0,001 mg/l. Merkuri mudah diserap masuk ke dalam darah, lalu memasuki
sistem saraf tubuh. Bahaya merkuri pada kosmetik dapat mengakibatkan memperlambat
pertumbuhan janin, mengakibatkan keguguran, flek hitam pada kulit akan memucat
(seakan pudar) dan bila pemakaian dihentikan, flek itu dapat timbul lagi dan bertambah
parah (melebar).

Merkuri menimbulkan efek rebound yaitu memberikan respon berlawanan (kulit


akan menjadi gelap atau kusam saat pemakaian dihentikan). Untuk wajah yang tadinya
bersih lambat laun akan timbul flek dan mengakibatkan kanker kulit.

Manifestasi gejala keracunan merkuri akibat pemakaian krim kulit muncul sebagai
gangguan sistem saraf, seperti tremor (gemetar), insomnia, pikun, gangguan
penglihatan, ataxia (gerakan tangan tak normal), gangguan emosi. Kasus keracunan
merkuri sering didiagnosis sebagai kasus Alzheimer, Parkinson, atau penyakit gangguan
otak karena umumnya gejalanya tak terduga. Setelah sekian lama, kosmetik tersebut
akan diserap melalui kulit dan dialirkan melalui darah ke seluruh tubuh, akhirnya
merkuri itu akan mengendap di dalam ginjal, sehingga menyebabkan gagal ginjal yang
sangat parah bagi pemakainya.

3. Pengganti Merkuri yang Aman


 Arbutin
Bahan ini berfungsi sebagai pencerah kulit (skin lightening) yang bekerja dengan
cara menghambat pembentukan melanin dalam kulit. Arbutin berasal dari ekstrak
tanaman bearberry, gandum, dan kulit buah pear. Jika dibandingkan dengan
hidroquinon, maka daya pemutih arbutin tidak sekuat hidroquinon. Produk yang
mengandung arbutin dapat dijual secara bebas tanpa resep dokter.

Makalah Kimia Analitik “Spektroskopi” 4


 Kojic Acid
Kojic acid merupakan metabolit jamur yang biasa dihasilkan oleh spesies jamur
Aspergillus, Acetobacter, dan Penicillium. Biasanya konsentrasi yang digunakan
sebagai kosmetik berkisar antara 0,2 hingga 1 %. kelebihan Kojic Acid dibandingkan
dengan bahan pemutih lainnya adalah kestabilannya dalam sutu produk kosmetik.

 Licorice Extract
Glabiridin (Glycyrrhia glabra) merupakan kandungan utama dari ekstrak licorice
yang mampu memutihkan kulit. Cara kerjanya yaitu menghambat melanogenesis dan
mencegah terjadinya inflamasi di kulit. Beberapa riset menunjukkan bahwa penggunaan
glabiridin 0,5% secara topikal dapat menghambat sinar UV-B yang dapat memicu
terbentuknya pigmentasi dan kemerahan pada kulit.

 Azelaic Acid
Merupakan bahan alami yang diproduksi oleh jamur Malassezia furfur yang
secara normal ditemukan pada kulit atau biasa juga disebut sebagai Pityrosporum ovale.
Bahan ini banyak digunakan sebagai pengobatan topikal untuk kasus jerawat ringan
sampai sedang, baik dalam bentuk jerawat komedolitik maupun inflamasi. Azelaic acid
mampu mengurangi pigmentasi pada yang berkulit gelap dan berbekas jerawat, warna
coklat atau untuk kasus melasma.

 Vitamin E
Sebuah literatur Jepang melaporkan bahwa penggunaan vitamin E (tocopherol)
secara oral ternyata efektif untuk mengatasi masalah hiperpigmentasi pada wajah,
terutama jika dikombinasikan dengan vitamin C. Beberapa riset lainnya juga
menemukan bahwa derivat tocopherol ini merupakan penghambat pembentukan
melanin yang lebih kuat jika dibandingkan dengan arbutin dan kojic acid. Derivat
vitamin E juga dapat digunakan untuk memperbaiki dan mencegah terbentuknya
pigmentasi wajah yang dipicu oleh radiasi sinar UV.

 Asam Askorbat (vitamin C)


Vitamin C banyak ditemukan pada jeruk dan sayuran berwarna hijau. Kandungan
vitamin C sangat populer dan banyak digunakan dalam produk perawatan kulit, namun
sayangnya produk vitamin C masih banyak yang belum stabil. Bentuk vitamin C yang
stabil adalah derivat vitamin C yang disebut sebagai magnesium-L-ascorbyl-2-phospate.
Salah satu penelitian menyatakan bahwa derivat vitamin C yang digunakan secara

Makalah Kimia Analitik “Spektroskopi” 5


topikal pada pasien dengan melasma dan lentigo senilis menunjukkan efek mencerahkan
yang cukup signifikan. Hanya saja, harga produk vitamin C yang stabil ini lebih mahal.

1. Saran untuk Penelitian dengan Metode AAS untuk Analisis Kandungan Merkuri

Saya menyarankan penggunaan metode adisi standar dalam penelitian kali ini
karena metode ini mampu meminimalkan kesalahan yang disebabkan oleh perbedaan
kondisi lingkungan (matriks) sampel dan standar akibat adanya pembentukan senyawa
kompleks yang dapat mempengaruhi hasil atau data yang didapat sehingga ketelitian
yang dihasilkan oleh metode ini tinggi. Metode ini dilakukan dengan cara
menambahkan larutan standar (dengan volume yang berbeda-beda) ke larutan sampel
dengan volume yang tetap, kemudian setiap larutan diencerkan dan diukur
adsorbansinya.

Jika sampel dan standar yang dimiliki sedikit, maka metode ini dapat dilakukan
hanya dengan melakukan 2 kali pengukuran adsorbansi. Pengukuran adsorbansi yang
pertama dilakukan terhadap larutan sampel (jika perlu maka dapat diencerkan) yang
diketahui volumenya dan pengukuran adsorbansi yang kedua dapat dilakukan dengan
menggunakan larutan sampel yang dipergunakan dalam pengukuran pertama yang telah
ditambahkan dengan larutan standar yang diketahui volume dan konsentrasinya.
Perhitungan dengan menggunakan metode ini dapat dilihat pada jawaban tugas II.

Peralatan yang dapat dipergunakan pada penelitian AAS kali ini meliputi:

Sumber Radiasi:
• Lampu katoda berongga (hollow-cathode lamps)
Alat ini (lampiran gambar 4) terdiri dari anoda tungsten dan katoda silindris yang
ditutup dalam tabung gelas berisi gas inert seperti argon. Pemberian beda potensial
pada eletroda menyebabkan ionisasi argon dan generasi arus saat kation argon dan
elektron pindah ke kedua elektroda Jika potensial yang diberikan cukup besar maka
kation argon akan menyerang katoda dengan energi yang cukup untuk mendorong
beberapa atom metal yang kemudian menghasilkan awan atom. Beberapa atom dari
metal yang terdorong berada dalam keadaan tereksitasi dan memancarkan panjang
gelombang yang sesuai ketika kembali ke posisi semula (ground-state) dan
kemudian terdifusi kembali ke permukaan katoda.

Makalah Kimia Analitik “Spektroskopi” 6


• Lampu pijar tanpa elektroda (electrodeless-discharge lamps)
Alat ini memberikan intensitas radiasi yang biasanya lebih besar satu atau dua kali
lebih besar dari pasangan katoda berongganya. Alat ini disusun dari tabung kuarsa
tertutup yang mengandung gas inert seperti argon dan sedikit metal analit (atau
garamnya). Alat ini tidak memiliki elektroda tetapi dienergisasi dengan medan dari
frekuensi-radio atau radiasi gelombang mikro yang kuat.
Sumber modulasi atau penyesuaian
Dalam pengukuran adsorpsi atomik, penting adanya pemisahan antara radiasi dari
sumber lampu dengan radiasi dari api yang dilakukan oleh monokromator yang
merupakan bagian dari spektrofotometer, yang selalu diletakkan diantara api dan
detektor. Eksitasi dari atom analitdalam api menghasilkan radiasi pada panjang
gelombang sesuai dengan pengaturan pada monokromator, sehingga radiasi tidak
akan dipindahkan dan berlaku sebagai sumber potensial dari interferensi. Untuk
mengatasi efek dari emisi api maka penyesuain (modulation) dari hasil keluaran
emisi api dilakukan sehingga intensitasnya berfluktuasi pada frekuensi yang konstan
sehingga detektor akan menerima sinyal yang berfluktuasi dari lampu dan kontinu
dari api. Sebuah sistem elektronik sederhana kemudian dapat menghilangkan sinyal
dari lampu dan melewatkan sinyal yang kemudian muncul di alat baca.

1. Tingkat Selektivitas dan Sensitivitas Analisis Merkuri dengan Metode AAS


Selektivitas atau spesifisitas suatu metode adalah kemampuannya yang hanya
mengukur zat tertentu saja secara cermat dan seksama dengan adanya komponen lain
yang mungkin ada dalam matriks sampel. Selektivitas seringkali dapat dinyatakan
sebagai derajat penyimpangan (degree of bias) metode yang dilakukan terhadap sampel
yang mengandung bahan yang ditambahkan berupa cemaran, hasil urai, senyawa
sejenis, senyawa asing lainnya, dan dibandingkan terhadap hasil analisis sampel yang
tidak mengandung bahan lain yang ditambahkan.

Selektivitas metode ditentukan dengan membandingkan hasil analisis sampel yang


mengandung cemaran, hasil urai, senyawa sejenis, senyawa asing lainnya atau pembawa
plasebo dengan hasil analisis sampel tanpa penambahan bahan-bahan.

Penyimpangan hasil jika ada merupakan selisih dari hasil uji keduanya. Jika
cemaran dan hasil urai tidak dapat diidentifikasi atau tidak dapat diperoleh, maka
selektivitas dapat ditunjukkan dengan cara menganalisis sampel yang mengandung
cemaran atau hasil uji urai dengan metode yang hendak diuji lalu dibandingkan dengan
Makalah Kimia Analitik “Spektroskopi” 7
metode lain untuk pengujian kemurnian seperti kromatografi, analisis kelarutan fase,
dan Differential Scanning Calorimetry. Derajat kesesuaian kedua hasil analisis tersebut
merupakan ukuran selektivitas. Pada metode analisis yang melibatkan kromatografi,
selektivitas ditentukan melalui perhitungan daya resolusinya (Rs).

Contoh metode selektivitas adalah panjang gelombang yang dipilih adalah yang
tidak berinterferensi dan juga mempertimbangkan sensitivitas yang tinggi pada logam,
namun mungkin juga dipilih panjang gelombang yang memiliki interferensi kecil
dengan logam lain. Perkiraan panjang serta batas deteksi dan senstitivitas di jelaskan
pada table berikut.

Tabel Perkiraan Panjang Gelombang Batas Deteksi serta Sensitivitas dan


Interferensi yang Mungkin Terjadi

Logam Panjang Kemungkinan Sensitivitas


Gelombang (nm) Interferensi
Kadmium 214,438 Al, Fe 720,0
228,802 Al, Fe, Ni 1400,0
(Cd)
226,502 Fe, Ni 1000,0
Timbal 283,306 Cr, Fe, Mg 340,0
405,783 - 320,0
(Pb)
368,348 - 240,0

Sumber (Lines Library, ICPS Fisson-3410+)

Pada metode ini mungkin terjadi gangguan lonisasi. Gangguan ini biasa terjadi
pada unsur alkali dan alkali tanah dan beberapa unsur yang lain karena unsur-unsur
tersebut mudah terionisasi dalam nyala. Dalam analisis dengan FES dan AAS yang
diukur adalah emisi dan serapan atom yang tidak terionisasi. Oleh sebab itu dengan
adanya atom-atom yang terionisasi dalam nyala akan mengakibatkan sinyal yang
ditangkap detektor menjadi berkurang. Namun demikian gangguan ini bukan gangguan
yang sifatnya serius, karena hanya sensitivitas dan linearitasnya saja yang terganggu.

Makalah Kimia Analitik “Spektroskopi” 8


Gangguan ini dapat diatasi dengan menambahkan unsur-unsur yaug mudah terionisasi
ke dalam sampel sehingga akan menahan proses ionisasi dari unsur yang dianalisis.

2. Keunggulan Metode AAS


AAS merupakan metode yang populer untuk manganalisa logam. Prinsipnya
adalah radiasi dari sumber cahaya yang energinya sebanding dengan enegi yang
dibuthkan oleh atom atom yang diperiksa untuk melakukan transisi elektronik,
dipancarkan melalui nyala api. Pada nyala api tersebut, atom atom dari zat yang
diperiksa akan meresap radiasi tadi sesuai dengan konsentrasi zat tersebut yaitu sesuai
dengan populasi atom-atom pada level energi terendah.

AAS bekerja berdasarkan penguraian molekul, menjadi atom (atomisasi) dengan


energi dari api atau listrik. AAS mengukur konsentrasi dari atom pada kondisi dasar
dengan mengukur penyerapan radiasi spektrum yang besarnya sebanding untuk transisi
dari tingkat dasar ke tingkat tereksitasi. Singkatnya, AAS mengukur jumlah foton yang
tersserap ketika atom mengalami eksitasi. Karakteristik penyerapan biasanya
dideskripsikan dalam bentuk penyerapan spektrum yaitu plot dari fungsi pelemahan
pancaran dari radiasi Vs panjang gellombang, frekueensi, nomorgelombang. Bentuk
pelemahan pancaran radiasinya bisa dinyatakan dalam transmittance atau absorbance.
Proses analisisnya juga bisa berdasarkan kalibrasi kurva yang melibatkan plot dari
penyerapan vs konsentrasi standard yang ditambahkan (adisi standar)

Beberapa keunggulan dari AAS yang digunakan untuk analisa merkuri adalah :

1. Bekerja spesifik
Penyerapan bisa terjadi jika dan hanya jika energi dari foton yang dipancarkan oleh
sumber radiasi sama persis dengan energi yang dibutuhkan oleh atom untuk eksitasi
dari tingkat dasar ke salah satu tingkat yang lebih tinggi. Ditambah lagi energi
transisi untuk tiap garis ato serapan berbeda beda untuk tiap atom yang diuji.
2. Memiliki gangguan yang minimal
Keberadaan atom pada kondisi yang tereksitasi dan proses relaksasinya berlangsung
sangat cepat. Selain itu panas yang dihasilkan saat relaksasi biasanya sangat kecil
dan susah untuk dideteksi. Sehingga susah untuk menerapkan metode lain yang
proses pengukurannya berlangsung saat relaksasi.
3. Teliti

Makalah Kimia Analitik “Spektroskopi” 9


Seringkali zat standar yang ditambahkan lebih dari satu. Hal itu menyebabkan
deviasi standar dari nilai asal kalibrasinya bisa digunakan sebagai pengoreksi untuk
hasil analitk yang diperoleh.

1. Hal-Hal yang Membatasi Penggunaan AAS


Berbagai faktor dapat mempengaruhi pancaran nyala suatu unsur tertentu dan
menyebabkan gangguan pada penetapan konsentrasi unsur, yaitu:
1. Gangguan akibat pembentukan senyawa refraktori
Gangguan ini dapat diakibatkan oleh reaksi antara analit dengan senyawa kimia,
biasanya anion, yang ada dalam larutan sampel sehingga terbentuk senyawa yang
tahan panas (refractory). Sebagai contoh fospat akan bereaksi dengan kalsium dalam
nyala menghasilkan pirofospat (Ca2P2O7). Hal ini menyebabkan absorpsi ataupun
emisi atom kalsium dalam nyala menjadi berkurang. Gangguan ini dapat diatasi
dengan menambahkan stronsium klorida atau lanthanum nitrat ke dalam larutan.
Kedua logam ini mudah bereaksi dengan fospat dibanding dengan kalsium sehingga
reaksi antara kalsium dengan fospat dapat dicegah atau diminimalkan. Gangguan ini
dapat juga dihindari dengan menambahkan EDTA berlebih. EDTA akan membentuk
kompleks kelat dengan kalsium, sehingga pembentukan senyawa refraktori dengan
fospat dapat dihindarkan. Selanjutnya kompleks Ca-EDTA akan terdisosiasi dalam
nyala menjadi atom netral Ca yang menyerap sinar. Gangguan yang lebih serius
terjadi apabila unsur-unsur seperti: Al, Ti, Mo, V dan lain-lain bereaksi dengan O
dan OH dalam nyala menghasilkan logam oksida dan hidroksida yang tahan panas.
Gangguan ini hanya dapat diatasi dengan menaikkan temperatur nyala, sehingga
nyala yang umum digunakan dalam kasus semacam ini adalah nitrous oksida-
asetilen.
2. Gangguan ionisasi
Gangguan ionisasi ini biasa terjadi pada unsur-unsur alkali tanah dan beberapa unsur
yang lain. Karena unsur-unsur tersebut mudah terionisasi dalam nyala. Dalam
analisis dengan SSA yang diukur adalah emisi dan serapan atom yang tak terionisasi.
Oleh sebab itu dengan adanya atom-atom yang terionisasi dalam nyala akan
mengakibatkan sinyal yang ditangkap detektor menjadi berkurang. Namun demikian
gangguan ini bukan gangguan yang sifatnya serius, karena hanya sensitivitas dan
linearitasnya saja yang terganggu. Gangguan ini dapat diatasi dengan menambahkan

Makalah Kimia Analitik “Spektroskopi” 10


unsur-unsur yang mudah terionisasi ke dalam sampel sehingga akan menahan proses
ionisasi dari unsur yang dianalisis.
3. Gangguan fisik alat
Gangguan fisik adalah semua parameter yang dapat mempengaruhi kecepatan sampel
sampai ke nyala dan sempurnanya atomisasi. Parameter-parameter tersebut adalah
kecepatan alir gas, berubahnya viskositas sampel akibat temperatur nyala. Gangguan
ini biasanya dikompensasi dengan lebih sering membuat kalibrasi atau standarisasi.

Tugas II

Di Laboratorium kelompok Anda melakukan percobaan dengan menggunakan


alat AAS. Untuk mengetahui konsentrasi cuplikan atau sampel anda menggunakan
suatu metoda yang dikenal sebagai metoda adisi standar. Anda memipet 10 mL larutan
limbah yang mengandung ion Cr ke dalam lima buah labu ukur 50 mL. Larutan Cr yang
memiliki konsentrasi 12,2 ppm ditambahkan masing-masing ke dalam labu ukur
tersebut dalam berbagai variasi volum. Campuran tersebut kemudian diencerkan sesuai
volum labu ukur. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Volum sampel Cr, mL Volum standar Cr, mL Absorbansi

10.0 0.0 0.210


10.0 10.0 0.292
10.0 20.0 0.378
10.0 30.0 0.467
10.0 40.0 0.554

Anda mengetahui bahwa dari hukum Lambert Beer terdapat hubungan antara
adsorbansi dan konsentrasi spesi dalam sampel. Dengan metoda adisi standar ini,
volume standar dan volume sampel disebut sebagai Vs dan Cx, sedangkan konsentrasi
larutan standar dan larutan sampel disebut sebagai Cs dan Cx. Volume larutan total
dibuat tetap yaitu VT.

1. Bagaimana anda membuat suatu persamaan yang menghubungkan adsorbansi (A)


dengan besaran Vs, Vx, Cs, Cx, serta VT berdasarkan hukum Lambert-Beer.
Jawab:

Makalah Kimia Analitik “Spektroskopi” 11


Hukum Beer menyatakan absorbans, log (Po/P), radiasi monokromatik
berbanding lurus dengan konsentrasi sutu spesies penyerap dalam larutan. Hukum
Bouguer (Lambert), bayangkan suatu medium penyerap yang homogen dalam lapisan-
lapisan yang sama tebal. Tiap lapisan menyerap radiasi monokromatik yang memasuki
lapisan itu dalam fraksi yang sama seperti lapisan-lapisan lain. Dengan semuanya yang
lain sama, maka absorbans itu berbanding lurus dengan panjang jalan yang melewati
medium.

Menurut hukum Lamber-Beer, jika ada lebih dari satu adsorban pada medium dan
diketahui tidak ada interaksi diantara adsorban, total adsorbansi untuk sistem
multikomponen diberikan dengan:
Atotal=A1+A2+…+An=ε1bc1+ε2bc2+…+εnbcn (2.1.1)

Dimana; A = adsorbansi; ε = absortivitas molar

b = jarak yang ditempuh menembus medium n= mengacu pada komponen


adsorban
Pada metoda adisi standar terdapat 2 komponen adsorban (sampel dan standar)
sehingga persamaan diatas akan memiliki 2 suku. Sampel dan standar sama-sama
merupakan larutan Cr sehingga nilai ε yang kedua komponen ini miliki sama, sehingga
persamaan diatas dapat diubah menjadi:
Atotal=εbc1+εbc2 (2.1.2)
Dimana; c1 = konsentasi larutan standar pada campuran yang telah
diencerkan
c2 = konsentrasi larutan sampel pada campuran yang telah
diencerkan
Dengan menggunakan prinsip pengenceran dapat ditarik hubungan antara
konsentrasi dan volume sebelum pengenceran dengan konsentrasi dan volume setelah
pengenceran. Hubungan tersebut dapat dilihat pada persamaan dibawah ini.
ccampuran=Vsebelum pengencerancsebelum pengenceranVtotal
(2.1.3)

Dengan menggunakan hubungan diatas maka persamaan (2.1.2) dapat diubah


menjadi:
As=εbVscsVt+εbVxcxVt (2.1.4)
Makalah Kimia Analitik “Spektroskopi” 12
Dimana; Vs= volum larutan standar; cs = konsentrasi larutan standar;
Vx= volum larutan sampel; cx = konsentrasi larutan sampel;
Vt = volum wadah.

2. Bila intersep pada plot di atas bernilai a sedangkan kemiringan kurva pada no.1 di
atas bernilai b, bagaimana anda mendapatkan persamaan untuk menentukan
konsentrasi sampel:
Cx = (a.Cs)/(b.Vx)
Jawab:
Persamaan (2.1.4) dapat juga ditulis sebagai
As=kVscs+ kVxcx (2.2.1)
Dimana; k= konstanta yang nilainya sama dengan εbVt. Sebuah grafik As sebagai
fungsi Vs akan menghasilkan suatu garis lurus dari bentuk persamaan:
As=bVs+ a (2.2.2)
dimana gradient b dan perpotongan a dinyatakan dengan:
b=kcs
(2.2.3)
a=kVxcx
(2.2.4)
nilai m dan b dapat ditentukan dengan metode kuadrat terkecil atau grafik dan dengan
membandingan kedua nilai tersebut maka akan didapatkan nilai cx dengan rumus
sebagai berikut.
cx=acsbVx
(2.2.5)

3. Bagaimana anda menentukan konsentrasi larutan sampel berdasarkan data yang anda
peroleh di atas?
Jawab:
Data diatas dapat dibuat menjadi grafik adsorbansi terhadap volume standar.

Grafik 2.3.1. Grafik Adsorbansi terhadap Volume Standar

Melalui grafik diatas akan didapatkan nilai b = 0.08 dan nilai a = 0.207, sehingga
nilai cx dapat dicari dengan menggunakan persamaan (2.2.5)
cx=acsbVx=0.207×12.2 ppm0.08=31.5675 ppm

Makalah Kimia Analitik “Spektroskopi” 13


Konsentari Cr dalam larutan sampel adalah 31.5675 ppm.

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Merkuri merupakan unsur yang sangat jarang dalam kerak bumi, dan relatif
terkonsentrasi pada beberapa daerah vulkanik dan endapan-endapan mineral biji dari
logam-logam berat. Merkuri digunakan pada berbagai aplikasi seperti amalgam gigi,
sebagai fungisida, dan beberapa penggunaan industri termasuk untuk proses
penambangan emas. Dari kegiatan penambangan tersebut menyebabkan tingginya
konsentrasi merkuri dalam air tanah dan air permukaan pada daerah pertambangan.
Elemen air raksa relatif tidak berbahaya kecuali kalau menguap dan terhirup secara
langsung pada paru-paru. Bentuk racun dari air raksa pada proses masuk pada tubuh
manusia adalah methyl mercury (CH3Hg+ dan CH3-Hg-CH3) dan garam organik,
partikel mercuric khlor (HgCl2). Methyl mercury dapat dibentuk oleh bakteri pada
endapan dan air yang bersifat asam. Ion merkuri anorganik adalah bersifat racun akut.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan, kadar merkuri maksimum di dalam air
adalah 0,001 mg/l. Bahaya merkuri pada kosmetik dapat mengakibatkan
memperlambat pertumbuhan janin, mengakibatkan keguguran, flek hitam pada kulit
akan memucat (seakan pudar) dan bila pemakaian dihentikan, flek itu dapat timbul
lagi dan bertambah parah (melebar).
Kita perlu lebih hati-hati dalam memilih dan menggunakan produk pemutih,
kenali dahulu seperti apa pemutih yang aman bagi tubuh dan wajah. Kewaspadaan dan
peningkatan sistem pengetahuan dari penggunanya sendiri sangat dibutuhkan dalam
hal ini, dan mungkin tak juga terlalu sulit mencari informasi tambahan dari banyak
media yang tersedia di era informasi sekarang ini, agar pemakaian kosmetik dengan
tujuan mempercantik tadi tak malah menjadi bumerang yang mengakibatkan efek
yang merugikan untuk kesehatan kulit dan tubuh kita.

Makalah Kimia Analitik “Spektroskopi” 14


DAFTAR PUSTAKA

Counter, S. Allen, 2003, Whitening skin can be deadly, Boston Globe, 16 Dec
2003.

Glenn, Evelyn Nakano, 2009, Shades of Difference: Why Skin Color Matters.
Stanford University Press., pp. 177–188.

http://billagioskincare.com, diakses pada tanggal 7 November 2010 pukul


10.00 WIB mengenai Kandungan Merkuri pada Pemutih Kulit

http://medicastore.com/artikel/258/Cantik_dengan_Kosmetik_yang_Aman.ht
ml, diakses pada tanggal 7 November 2010 pukul 10.15 WIB mengenai
Cantik dengan Kosmetik yang Aman

http://rahma-alchemist.blogspot.com/2010/03/konsep-dasar-spektrofotometri.html,
diakses pada tanggal 7 November 2010 pukul 12.00 WIB

Lajunen, Lauri H. J. et.all. Spectrochemical Analysis by Atomic Absorption


and Emission. 2nd Ed. Cambridge: Royal Society of Chemistry. 2004.

Ntambwe, Malangu, 2004, Why is skin lightening practiced?, Science in Africa


magazine, National School of Public Health at the Medical

Skoog, Douglas.A. et.all. Fundamentals of Analitycal Chemistry. 7th Ed. San


Diego: Saunders College Publishing. 1987.

LAMPIRAN

Makalah Kimia Analitik “Spektroskopi” 15


Gambar 1: Wajah Akibat Kosmetik Bermerkuri

Makalah Kimia Analitik “Spektroskopi” 16

You might also like