Professional Documents
Culture Documents
Tugas Akhir
NIM : 5351302006
FAKULTAS TEKNIK
2006
HALAMAN PENGESAHAN
Pada hari :
Tanggal :
Pembimbing
Drs. A. Trismono
NIP. 130 529 524
Dekan,
ii
ABSTRAK
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
• Kemauan dan usaha keras dalam berusaha adalah langkah awal mencapai
kesuksesan.
PERSEMBAHAN
iv
KATA PENGANTAR
Akhir ini.
Keberhasilan Tugas Akhir ini tidak lepas dari semua pihak yang banyak
memberikan bantuan, dorongan, dan bimbingan yang telah diterima dengan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, dalam kesempatan ini ingin
1. Bapak Drs. Djoko Adi Widodo, M.T, Ketua Jurusan Teknik Elektro,
2. Bapak Drs. Agus Murnomo, M.T, Ketua Program Studi Diploma III
pengetahuan.
v
7. Orang Tua serta keluarga yang telah memberikan dorongan baik moril
menyelesaikan tugas akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
kesempurnaan, baik dari segi fisik maupun bahasanya, hal itu karena keterbatasan
kemampuan penulis baik dalam teori maupun pengalaman. Oleh karena itu, kritik
Akhirnya penulis berharap agar Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
teknologi.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................ii
ABSTRAK ......................................................................................................iii
DAFTAR TABEL........................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
B. Permasalahan ........................................................................... 3
D. Tujuan ...................................................................................... 4
E. Manfaat .................................................................................... 4
BAB II ISI
3. Konstruksi Akumulator................................................. 17
vii
4. Prinsip Kerja Akumulator ............................................. 24
akumulator. .................................................................. 25
1. Desain Eksperimen........................................................ 32
5. Langkah-langkah Eksperimen....................................... 37
C. Pembahasan............................................................................ 46
Kesimpulan .................................................................................. 49
Saran............................................................................................. 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
5. Terminal akumulator.................................................................... 21
9. Terminal akumulator.................................................................... 23
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
oleh manusia saat ini. Hal ini disebabkan karena listrik merupakan kebutuhan
yang sangat vital dalam hidup manusia. Kebutuhan akan sumber energi listrik
makin lama makin meningkat dan peningkatan ini harus diimbangi oleh
penyediaan sumber energi listrik tersebut. Dari fakta yang ada saat ini bisa dilihat
besar alat yang dipakai baik peralatan rumah tangga ataupun peralatan industri
audio, video, otomotif, medis dan masih banyak bidang yang memanfaatkan
listrik.
Akumulator merupakan salah satu contoh dari sumber tenaga listrik arus
searah yang saat ini banyak digunakan oleh masyarakat sebagai pemberi energi
listrik motor stater, pengapian busi dan penerangan pada kendaraan bermotor.
Demikian pula untuk bidang rumah tangga misal penerangan rumah dan alat-alat
Indonesia yang khususnya belum dijangkau jaringan listrik dari PLN, akumulator
1
2
ampere jamnya. Namun banyak faktor yang sulit diramalkan yang dapat
kondisi internal dari sel akumulator, faktor suhu sekitar, suhu operasi dalam sel,
mengalami pengisian dan pengosongan) maka energi yang disimpan atau yang
efisien.
Ada dua jenis akumulator yaitu akumulator basah dan akumulator kering.
Masing-masing jenis dan ukuran akumulator dari berbagai merek yang ada,
macamnya, fungsi akumulator tetap sama yaitu untuk menghasilkan daya listrik.
Kedua akumulator memiliki daya tahan yang berbeda walaupun diberi beban yang
sama.
dalam larutan asam belerang (H2SO4) dan kemudian plat-plat timah itu
dihubungkan dengan tenaga listrik arus searah (DC) maka sifat-sifat itu akan
segera berubah. Salah satu plat akan berwarna coklat tua, yang disebabkan
3
pembentukan periokside timah (PbO2). Plat yang lain akan berwarna abu-abu
muda yang disebabkan terbentuknya timah murni pada plat itu (Pb).
Sedangkan pada akumulator kering bahan aktif plat-plat positif terdiri dari
dibuat daripada baja yang didalamnya dilapisi oleh ebonit. Untuk memasukkan
cairan elektrolit dibuatlah suatu lubang yang kemudian lubang tersebut ditutup
dengan sebuah pentil. Jenis akumulator ini banyak dipakai, sekalipun tidak
menjadi uap. Berkurangnya larutan disetiap sel ini merupakan faktor utama
penurunan energi akumulator. Gejala yang paling mudah diamati dari penurunan
energi akumulator adalah jika diberi beban lampu maka nyala lampunya akan
B. Permasalahan
Dari uraian diatas yang menjadi pokok permasalahan pada penelitian ini
adalah: adakah perbedaan penyimpanan energi listrik antara akumulator basah dan
C. Pembatasan Masalah
penelitian ini serta terbatasnya sarana dan prasarana maka permasalahan perlu
pada akumulator kering dan basah 12 volt dengan merek Yuasa 4Ah, Speed 4Ah,
D. Tujuan
dalam hal kekuatan penyimpanan energi pada saat menanggung beban yang sama.
E. Manfaat
bagi pihak-pihak yang terkait, dalam hal ini bagi para konsumen dan bagi teknisi
penyimpanan energi pada akumulator kering dan basah 12 volt. Adapun manfaat
1) Bagi Konsumen
akumulator kering dan basah 12 volt, maka dapat dijadikan sebagai bahan
ISI
A. Landasan Perencanaan
1. Pengertian Akumulator
Menurut Syam Hardi ((1983 : 178), akumulator ini berasal dari bahasa
bahasa-bahasa itu mempunyai satu arti yang dituju, yaitu “acumulate” atau
suatu sumber aliran yang paling populer yang dapat digunakan dimana-mana
Michael (1995 : 22), akumulator dapat diartikan sebagai sel listrik yang
efisiensi yang tinggi. Disini terjadi proses pengubahan tenaga kimia menjadi
tenaga listrik, dan sebaliknya tenaga listrik menjadi tenaga kimia dengan cara
regenerasi dari elektroda yang dipakai, yaitu dengan melewatkan arus listrik
dengan arah yang berlawanan di dalam sel-sel yang ada dalam akumulator.
Saat pengisian tenaga listrik dari luar diubah menjadi tenaga listrik didalam
dalam akumulator diubah lagi menjadi tenaga listrik yang digunakan untuk
6
7
mencatu energi dari suatu peralatan listrik. Dengan adanya proses tersebut
1. Akumulator Basah
Rakitan dasar dari konstruksi setiap sel akumulator adalah sel yang
terdiri dari elektrode positif (elektrode plus) dan elektrode negatif (elektrode
a. Elektrode
dari timah peroxida ( PbO2 ) berwarna coklat gelap, ketika bahan aktif
metalik. Timah pada bahan elektrode aktif merupakan timah murni (Pb)
dan yang lainnya sebagai timah gabungan. Timah peroxida dapat juga
sebagai timah sulfat (PbSO4), ini mungkin karena timah hitam memiliki
elekton valensi berbeda. Valensi adalah muatan listrik dalam sebuah atom,
b. Larutan elektrolit
Asam sulfur lemah (H2SO4), berat jenis 1,28 Kg per liter digunakan
dimana arus mengalir membawa partikel muatan (ion). Kelas kedua ini
adalah gabungan bahan kimia yang tidak larut dalam air ketika diuraikan
kedalam komponen positif dan negatif. Dalam hal ini (H2SO4) merupakan
muatan listrik netral secara seimbang satu sama lain. Biasanya konsentrasi
elektrolit (berat jenis 1,28 Kg per liter) hampir semua molekul asam sulfat
pengosongan arus. Sel ini mempunyai rating arus tinggi dan banyak
(H2SO4) ⇒ 2 H+ + SO4 2 −
+ -
Elektrode
Positif
elektrolit
Elektrode
negatif
2. Akumulator Kering
Adapun cairan elektrolitnya terdiri dari cairan kalilook dengan air murni 20%
atau berat jenis 1,2. akumulator kering ini juga sering disebut akumulator
NIFE. Ini berasal dari rumus kimia dari pelat-pelat positif dan negatif. Dalam
keadaan kosong belum diisi masa aktif yang terdapat dalam pelat positif terdiri
dari Ni(OH) 2 atau hydroxid nikel dan pada pelat negatif berisi Fe(OH) 2
hydroxid besi. Sewaktu diisi, aliran pengisi mengalir dari pelat positif ke pelat
negatif dan oleh karenanya maka Ni(OH) 2 ini ditambah dengan zat asam,
zat asamnya berubah menjadi Fe (besi dalam bentuk bunga karang) sehingga
Jika dilihat dari kedua arah panah ini menunjukkan bahwa rumus
kimia diatas dapat bekerja ke arah kanan dan ke kiri. Ke kanan diwaktu
sedang mengisi dan yang ke kiri diwaktu akumulator sedang diberi muatan
karena kekurangan zat asam diredusir menjadi bentuk yang lebih rendah,
sedangkan besi di oxidir lagi. Hydroxid kalium (KOH) yang dipakai untuk
zat asam berpindah-pindah tempat dan KOH-nya sama sekali tidak ikut dalam
reaksi kimia, dalam hal ini KOH hanya bekerja sebagai katalisator atau
pengantar.
dengan timah hitam atau oxid timah hitam. Pada akumulator kering KOH-nya
tidak mengambil bagian dalam reaksi, hanya airnya dimana KOH dilarutkan
berubah menjadi zat asam (O2 ) dan zat air ( H 2 ) selama pengisian berlangsung.
semua zat dapat dilarutkan kecuali besi ini sebabnya, maka bak akumulator
kering terbuat dari besi. Pada akumulator kering berat kadarnya tetap besar
meskipun akumulator itu dalam keadaan kosong ataupun penuh. Tetapi hanya
karena KOH ini mengambil gas asam arang dari udara dan membentuk
1. Pembangkitan Arus
dalam elektrolit, sebagai akibat pelepasan ion positif timah, muatan negatif
potensial atau voltase ini adalah 2 volt, gambaran tersebut dimana oleh
partikel muatan (ion timah) dilepas kedalam elektrolit sangat cepat sehingga
Pada akumulator diisi pada kedua elektrode positif dan negatif yang
terdiri dari timah sulfat ( PbSO4 warna putih). Elektrolit adalah asam sulfat
lemah dengan berat jenis 1,12 Kg per liter. Disusun sekitar 17 % asam sulfat
ke dalam elektroda negatif oleh sumber pengisisn arus timah bervalensi nol
yang dibentuk pada elektrode negatif dari dua valensi positif atom timah,
negatif ion sulfat ( SO4 ) dilepas dari elektrode negatif ke dalam elektrolit.
peroxida ( PbSO2 ) . Pada waktu yang sama ion-ion dilepas selama proses
oksidasi, SO4 memasuki elektrolit dan elektrode negatif, sebagai hasil proses
asam sulfat baru terbentuk dan berat jenis elektrolit meningkat. Sesudah
logam timah maka proses pengisian telah lengkap. Sel timah penyimpan arus
dapat diputuskan sekarang dari sumber. Sebagai hasil proses pengisian arus,
energi listrik terbentuk ke dalam sel telah diubah menjadi energi kimia dan
disimpan.
lain melalui sebuah beban listrik (misalkan lampu), elektron mengalir dari
Bivalen ion sulfat negatif dari asam, sulfat merupakan kombinasi dengan
elektrode kembali ke kondisi semula, energi kimia disimpan dalam sel yang
telah diubah kembali ke dalam energi dan telah dibalik dalam bentuk ini oleh
muatan listrik, sehingga sel timah penyimpan juga telah mencapai tingkat
energi sempurna.
14
a. Akumulator Basah
1) Proses pengaliran
Elektroda negatif
Elektroda positif
2) Proses pengisian
Elektroda negatif
ion hidrogen
Eelektroda positif
Elektroda positif
Elektroda negatif`
perubahan kimia tersebut dibalik. Timbal sulfat dan air diubah kembali
Pengosongan
Pengisian
pada pelat positif maupun pelat negatif berubah menjadi timah sulfat
(PbSO4) dan berwarna putih. Timah sulfat ini bisa berubah lagi menjadi
1) Pelat negatif (sisi luar) : terjadi konsentrasi bahan aktif sehingga ada
2) Pelat negatif (sisi dalam) : terjadi bintik-bintik putih akibat reaksi dan
3) Pelat positif : karena pengaruh reaksi akan bersifat sangat rapuh dan
lembek. Keadaan ini menyebabkan bahan aktif terlepas dari pelat dan
jika terjadi dalam jumlah yang banyak akan mengendap pada bagian
b. Akumulator kering
1) Proses pengisian
Ni(OH) 2 atau hydroxid nikel dan pada pelat negatif berisi Fe(OH) 2
hydroxid besi. Sewaktu diisi, aliran pengisi mengalir dari pelat positif ke
pelat negatif dan oleh karenanya maka Ni(OH) 2 ini ditambah dengan zat
dikurangi zat asamnya berubah menjadi Fe. Tegangan pada waktu diisi
penuh 1,8 volt dan sesudah dipakai turun hingga menjadi1,25 volt sebagai
tegangan kerjanya.
2) Proses pengosongan
Ni(OH) 3 karena kekurangan zat asam diredusir menjadi bentuk yang lebih
3. Konstruksi Akumulator
a. Akumulator Basah
kosong atau belum terisi dengan tenaga listrik terdiri dari sebuah baki dari
18
gelas atau ebonit yang didalamnya diisi dengan larutan asam sulfat (H2SO4)
yang ditempatkan paling sedikit tiga buah pelat yang terdiri dari oksidasi
sejajar. Antara pelat yang satu dengan pelat yang lain dipasang sebuah
pemisah yang terbuat dari serbuk kayu yang dimampatkan, dan dikenal
dengan istilah separator. Pelat yang berada ditengah separator akan menjadi
pelat positif, sedangkan pelat yang berada disebelah kanan dan kiri saparatif
akan menjadi pelat negatif, oleh karena sel belum terisi sumber tenaga listrik,
maka pelat-pelat tersebut dalam keadaan tidak bermuatan. Besarnya kuat arus
digunakan sehingga semakin besar pelat yang dipakai, maka semakin besar
akan berubah secara kimiawi yaitu terdiri dari Pb sebagai anoda (kutub
negatif) dan PbO2 sebagai katoda (kutub positif), serta elektrolit larutan asam
sulfat (H2SO4). Oleh karena sudah diisi muatan listrik, maka dalam asam
sulfat (SO4 2 − ). Tiap sel pada akumulator mempunyai beda potensial ± 2 volt,
Pb H2SO4
PbO2 separator
Kotak baterai tersusun dari penutup dan bahan penahan asam (karet
kotak bagian luar untuk tujuan pengganjalan. Didalam kotak baterai, sisa-sisa
elemen mengalir sepanjang memenuhi lantai kotak dan kaki batas dasar pelat
yang ada. Ruangan antara sisa elemen terbentuk dikenal dengan ruang
endapan, tempat timbunan partikel padat yaitu kerak pada pelat selama
pengoperasian dan jatuh ke dasar kotak. Lapisan kerak ini, yang terdiri dari
timah dan dapat menghantarkan listrik, dapat berakumulasi dalam ruang ini
ditutup dan direkatkan oleh sebuah penutup. Penutup ini mempunyai satu
3. Elemen-elemen.
Eleman terdiri dari pelat positif dan pelat negatif yang dipasang
aktif pelat muatan positif berisi timah peroxida (PbO2) warna cokelat gelap.
murni dalam bentuk timah karang (Pb, warna abu-abu metalik). Masing-
masing kelompok pelat positif dan pelat negatif tersambung secara bersama
biasanya mempunyai satu lebih banyak pelat negatif dari pada pelat positif,
+ -
- + - + - + -
Pelat-pelat harus ditutup satu sama lain tetapi tidak boleh bersentuhan,
hal ini dapat terjadi apabila pelat bengkok atau ketika partikel menggumpal
ketika sebuah elemen diselipkan. Penyekat ini dipastikan bahwa pelat dengan
listrik, dengan harapan untuk mengalirkan elektron, ditutup satu sama lain.
5. Sel penghubung
dihubungkan dengan terminal positif pada baterai dan juga sabuk pelat
terminal positif dan negatif pada baterai, voltase maksimum berada antara dua
b. Akumulator kering
22
1. Kotak akumulator
Bak akumulator kering terbuat dari besi yang dilapisi dengan bahan
plastik pada bagian luarnya. Penggunaan bahan besi ini dimaksudkan karena
zat asam yang digunakan(KOH) dapat melarutkan semua zat kecuali besi.
penutup. Penutup ini mempunyai satu pembuka untuk untuk lubang pengisi
3. Elemen-elemen.
23
positif dan pelat negatif pada kantung-kantung negatif yang dipasang bersama
dengan pemisah atau separator antara masing-masing pelat. Masa aktif dari
plat positif maupun dari plat negatif dicampur dengan zat-zat yang dapat
dimasukkan dalam tabung-tabung gepeng dari besi dan dari susunan tabung-
menggunakan besi.
Gambar 7. bentuk dari pelat positif Gambar 8. bentuk dari pelat negatif
dihubungkan dengan terminal positif pada baterai dan juga sabuk pelat
terjadi baik selama pengisian maupun selama pengosongan. Reaksi kimia pada
selama pengisian sangat berlawanan dengan reaksi yang terjadi pada saat
pengosongan.
menjadi energi listrik. Ketika akumulator dalam keadaan kosong (tidak ada
listrik dari luar. Kutub positif dari sumber tenaga listrik dari luar sebagai
sumber tenaga listrik dari luar sebagai anoda dihubungkan dengan kutub
negatif akumulator. Dengan demikian pada sumber energi listrik terjadi aliran
listrik yaitu elektron mengalir dari anoda ke katoda dan arus listrik mengalir
dari anoda ke katoda. Sedangkan aliran listrik yang terjadi pada akumulator
basah yaitu elektron yang mengalir dari katoda ke anoda, dan arus listrik
mengalir dari anoda ke katoda. Dengan adanya aliran listrik tersebut, maka
terbebasnya zat-zat dalam akumulator yaitu PbSO4 menjadi Pb, PO2, ion H + ,
dan ion SO4 2 − , sedangkan pada akumulator kering terjadi reaksi kimia
yaitu dari energi kimia menjadi energi listrik. Pada pengosongan, terjadi
pengaliran listrik yaitu elektron mengalir dari Pb atau kutub negatif (sebagai
anoda) ke PbO2 atau kutub positif (sebagai katoda). Sedangkan arus listrik
mengalir dari kutub positif atau PbO2 (sebagai katoda) ke kutub negatif atau
reaksi kimia. Pada akumulator kering elektron mengalir dari kutub negatif
Fe(OH) 2 , ke Ni(OH) 2 atau kutub positif. Sedangkan arus listrik mengalir dari
akumulator perlu diisi ulang secara teratur, setelah atau selama digunakan, air
itu harus diganti dengan menambahkan air murni (air suling) kedalamnya.
rendah, pengosongan baterai terlalu sering dan terlalu dalam, baterai terlalu
panas, berat jenis (konsentrasi ) terlalu tinggi atau terlalu rendah, tenaga yang
yaitu arus pengisian terlalu besar, berkurangnya volume larutan, berat jenis
yang terlalu rendah, pemberian beban yang terlalu besar, akumulator terlalu
arus pengisian.
baterai. Menurut Michael Purba (1996 : 74) dalam hukum faraday “massa zat
listrik yang digunakan atau melalui elektroda dalam sel elektrolisis”. Jumlah
Q=ixt
Q = 5 AH adalah :
Q = i.t
27
Q
t=
i
5 AH
t=
5A
t = 1 jam.
sebagai berikut :
a. Tingkat efisiensi Ah
I E − tE
ηAh = x100 %
I L .t L
keterangan :
atas, tingkat efisiensi energi tergantung variasi voltase selama pengisian dan
pengaliran muatan.
28
P −t
η Wh = E E
x 100%
PL ⋅ t
L
keterangan :
Tinggi elektrolit harus berada pada ketinggian yang tepat (antara tanda
atas dan bawah atau 10-15 mm tingginya dari bagian atas pelat), dengan tinggi
elektrolit yang tepat akan membuat reaksi kimia elektrolit terhadap pelat-pelat
- + - + - +
Pelat timbal
berubah menjadi uap air. Berkurangnya larutan di dalam setiap sel merupakan
faktor utama kerusakan baterai. Tegangan akumulator yang baik adalah tidak
kurang 12.8 Volt dalam keadaan tanpa beban. Dalam kondisi 100%,
akumulator akan memiliki resistansi dalam yang sangat kecil sehingga bila
diberi beban akan menghasilkan tegangan drop yang kecil pula. Tetapi
Gejala yang paling mudah diamati dari penurunan energi akumulator adalah
jika diberi beban lampu maka nyala lampunya akan menurun, redup bahkan
asam sulfat di dalamnya habis atau sel-sel akumulator sebagian rusak. Kondisi
6. Arus Listrik
Arus listrik terjadi karena adanya ion pembawa muatan listrik yang
bergerak dibawah pengaruh medan listrik. Dalam logam arus listrik terdiri dari
aliran elektron bebas yang bermuatan negatif. Ion positif tidak mungkin
mengalir karena terikat dalam jalinan atom bahan. Satuan dasarnya adalah
ampere (A) yang didefinisikan sebagai arus konstan dalam dua penghantar
30
2).
yang berpotensial rendah. Kebiasaan ini sesuai dengan arah arus dalam
medium mengalir muatan positif dan negatif seperti halnya pada arus listrik
dalam elektrolit.
V
R=
i
V = I×R
R = Hambatan (Ω )
V = I × R (Volt)
Dari hal ini dapat dicari besarnya daya listrik atau kekuatan
pengalirannya yaitu:
P = I × R × I = I 2 R (Watt)
terpakai adalah:
W = P × t (joule)
W = I 2 × R × t (joule)
Keterangan:
t = waktu (detik)
B. Metode Penelitian
dicapai dari suatu penelitian dapat memenuhi syarat sebagai karya ilmiah
1. Desain eksperimen
Perlakuan terhadap populasi yaitu akumulator kering dan basah 12 V 5Ah dan
kering dengan beban yang sama dan hasilnya dicatat dalam tabel berikut:
v i v i v i v i
Akumulator basah
12 V 4 Ah
Jumlah
Rata-rata
Akumulator kering
12 V 4 Ah
Jumlah
Rata-rata
Akumulator basah
Merk GS tipe 12
V 5 Ah
Jumlah
Rata-rata
Akumulator kering
12 V 5 Ah
Jumlah
Rata-rata
a. Populasi
b. Sampel
tipe 12V 4AH dan 12V 5AH yang terdiri atas 4 buah akumulator terdiri dari 2
YUASA dan 1 buah akumulator kering merek SPEED dan 2 buah akumulator
kering merek SILVER dalam kondisi awal yang sama (baru). Dalam
menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan
mudah didapatkan.
2) Lebih ekonomis baik waktu, tenaga, dan biaya bila dibandingkan dengan
3. Variabel Penelitian
35
a. Variabel bebas
b. Variabel terikat
c. Variabel kontrol
dilakukan dengan mengukur tegangan DC dari sebuah beterai 1,5 volt. Dari
E = M −T
sama karena memiliki tingkat kesalahan yang sama. Dengan demikian alat
ukur yang digunakan sebagai instrumen ukur dalam penelitian ini adalah
5. Langkah-langkah eksperimen
berikut:
1) Alat
38
(a) Obeng
(b) Tang
(c) Stopwatch
sebagai berikut:
• Merk : MAXCOM
Model : MX-700
• Merk : CADIK
Model : 32B
2) Bahan
A
+ -
Lampu 35 watt
+
-
Akumulator
Gambar 11. Rangkaian penelitian pengukuran arus dan tegangan pada saat
akumulator diberi beban lampu 35 watt DC.
tegangan DC (akumulator).
lampu.
40
(3) Mengukur besarnya kuat arus dan tegangan dalam selang waktu
(4) Pengukuran tegangan dan arus dihentikan jika telah mencapai batas
akumulator.
dengan analisis, data yang diperoleh mampu memberikan arti dan makna
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji anava (analisis
ni
J1 = ∑Y
j =1
ij
k
J= ∑J
i =1
i
41
ji
Y=
ni
k
Y= J ∑ ni
i =1
1 2 ......... K
Jumlah j1 j2 ......... JK k
J= ∑J
i =1
i
Perlakuan N1 N2 ......... nk k
j = ∑ ni
i −1
Rata-rata Y1 Y2 ......... YK K
Y = J ∑ ni
I =1
D y = ∑ Y 2 − R y − PY
Untuk memudahkan analisis, satuan-satuan JK ialah : Ry, Ay, Dy, dan EY,
Sumber variasi dk JK KT F
Rata-rata 1 Ry R = Ry/1
Dalam kelompok ∑ (n − 1) Dy D=
Dy/ ∑ (ni − 1)
Rata-rata ∑ ni ∑Y 2
7. Analisis data
dengan analisis data akan dapat ditarik kesimpulan dari suatu penelitian.
Untuk mengetahui bahwa besarnya energi yang dihasilkan berbeda dari setiap
satu arah.
1) Analisis varian satu arah untuk arus pada akumulator basah dan kering
tipe 12 V 4 Ah.
Tabel 5. Tabel hasil analisis varian satu arah untuk arus pada
akumulator kering 12V 4 Ah.
Sumber
Variasi dk JK KT F
Rata-rata 1 1485.04 1485.04
Antar
2 1.31 0.66 4.06
kelompok
Dalam
237 38.26 0.16
kelompok
Total 240 1524.61
Tabel 6. Hasil analisis varian satu arah untuk arus pada akumulator
basah 12V 4Ah.
Sumber
Variansi dk JK KT F
Rata-rata 1 1364.22 1364.22
Antar
kelompok 2 2.46 1.23 6.07
Dalam
kelompok 237 48.06 0.20
Total 240 1414.74
pada tabel hasil pengukuran antara akumulator basah dan kering tidak
basah. Ini berarti bahwa arus pada akumulator kering setara dengan
akumulator basah.
2) Analisis varian satu arah untuk arus pada akumulator basah dan kering
12 V 5 Ah.
44
Tabel 7. Hasil analisis varian satu arah untuk arus pada akumulator
basah 12V 5Ah.
Sumber
Variansi dk JK KT F
Rata-rata 1 1239.56 1239.56
Antar
kelompok 2 12.24 6.12 49.33
Dalam
kelompok 237 29.40 0.12
Total 240 1281.20
Tabel 8. Hasil analisis varian satu arah untuk arus pada akumulator
kering 12V 5Ah.
Sumber
Variansi dk JK KT F
Rata-rata 1 1537.48 1537.48
Antar
kelompok 2 1.90 0.95 71.48
Dalam
kelompok 237 3.15 0.01
Total 240 1542.53
akumulator kering.
1) Analisis varian satu arah untuk tegangan pada akumulator basah dan
kering 12 V 4 Ah.
Sumber
Variansi dk JK KT F
27134.14
Rata-rata 1 27134.14
Antar
kelompok 2 60.63 30.32 4.29
Dalam
kelompok 237 1673.38 7.06
Total 240.00 28868.15
Tabel 10. Hasil analisis varian satu arah untuk tegangan pada
akumulator basah 12V 4Ah.
Sumber
Variansi dk JK KT F
Rata-rata 1 23155.37 23155.37
Antar
kelompok 2 83.15 41.58 5.45
Dalam
kelompok 237 1809.15 7.63
Total 240 25047.67
Berdasarkan uraian pada tabel diatas, maka dapat dilihat hasil F pada
2) Analisis varian satu arah untuk tegangan pada akumulator basah dan
kering 12 V 5Ah.
Tabel 11. Hasil alisis varian satu arah untuk tegangan pada akumulator
basah 12 V 5Ah.
Sumber
Variansi dk JK KT F
Rata-rata 1 18857.10 18857.10
Antar
kelompok 2 548.25 274.13 30.80
Dalam
kelompok 237 2109.41 8.90
Total 240 21514.76
Tabel 12. Hasil analisis varian satu arah untuk tegangan pada
akumulator kering 12V 5Ah.
Sumber
Variansi dk JK KT F
Rata-rata 1 28227.15 28227.15
Antar
kelompok 2 144.40 72.20 94.65
Dalam
kelompok 237 180.78 0.76
Total 240 28552.33
C. Pembahasan
analisis varian satu arah, maka dapat disimpulkan bahwa beban pada
47
waktu pengosongan yang sama menghasilkan data yang tidak jauh berbeda
pada besar arus dan tegangan yang diukur pada selang waktu 1 menit dengan
akumulator kering tegangan awal hanya 12,35 V. Begitu pula, dengan besar
arus pada akumulator basah awal penggunaan nilai arusnya sebesar 2,84 A,
pada akumulator kering arus penggunaan awal sebasar 2,77 A. Setelah itu
besar arus dan tegangan pada akumulator basah dan kering akan mengalami
penurunan sedikit demi sedikit dengan nilai yang bervariasi. Setelah tegangan
waktu pengosongan yang sama juga menghasilkan data yang tidak jauh
Untuk besar arus pada akumulator basah 2,75 A pada akumulator kering 2,72
Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa akumulator basah dan
kering memiliki besar arus dan tegangan yang tidak jauh berbeda. Demikian
juga dengan penurunan arus dan tegangan yang relatif stabil pada saat
PENUTUP
A. Simpulan
begitu pula dengan akumulator tipe 12V 5Ah dengan 1 buah akumulator
2. Penurunan arus dan tegangan pada akumulator basah dan kering 12V 4Ah
pengalami penurunan yang hampir sama dan penurunan arus dan tegangan
pada akumulator basah dan kering 12V 5Ah selama pengukuran 80 menit
3. Dari dua jenis dan empat merek akumulator yang diuji dapat diperoleh
urutan akumulator dari tingkat penyimpanan energi yang paling baik pada
49
50
B. Saran
mengemukakan saran-saran:
1. Jika akumulator tidak digunakan dalam waktu yang lama sekali maka
akan hilang.
vaselin.
51
DAFTAR PUSTAKA
Syam Hardi, 1983. Dasar-dasar Teknik Listrik Aliran Rata I. Jakarta: Bina
Aksara.
Syam Hardi, 1983. Dasar-dasar Teknik Listrik Aliran Rata II. Jakarta: Bina
Aksara.
Syam Hardi, 1990. Teknik Listrik Aliran Rata. Jakarta: Bina Aksara.
52
Rata-rata : 1
= 3-1
=2
= 237
J2
Ry =
∑ ni
(794,19 + 884,85 + 872,86) 2
=
80 × 3
= 27134,14
J i2
Ay = ∑ − Ry
ni
= 60,63
Dy = ∑ Y 2 − Ry − Ay
= 1673,38
Ry
R=
1
27134,14
=
1
= 27134,14
55
Ay
A=
(k − 1)
60,63
=
(3 − 1)
= 30,32
Dy
D=
∑ (ni − 1)
1673,38
=
237
= 7,06
A
F=
D
30,32
F=
7,06
= 4,29
2. Derajat Kebebasan
Rata-rata : 1
= 3-1
=2
= 3 (80-1)
= 237
58
J2
Ry =
∑ ni
(849,68 + 737,58 + 770,14) 2
=
80 × 3
= 23155,37
J i2
Ay = ∑ − Ry
ni
= 83,15
Dy = ∑ Y 2 − Ry − Ay
= 1809,15
Ry
R=
1
23155,37
=
1
= 23155,37
Ay
A=
(k − 1)
83,15
=
(3 − 1)
= 41,58
Dy
D=
∑ (ni − 1)
59
1809,15
=
237
= 7,63
A
F=
D
41,58
F=
7,63
= 5,45
60
4 Ah.
62
14
Speed 12 V 4Ah
12
Tegangan (v olt)
10
8
Yuasa 12 V 4Ah
6
4
2
0
1.0 11.
10 21.
20 31.
30 41.
40 51.
50 61.
60 7071. 80.
80
(menit) 1 2 3
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. 12.34 12.01 12.22 36.57 12.19
2. 12.34 11.97 12.2 36.51 12.17
3. 12.33 11.91 12.18 36.42 12.14
4. 12.33 11.85 12.17 36.35 12.12
5. 12.32 11.75 12.16 36.23 12.08
6. 12.31 11.31 12.12 35.74 11.91
7. 12.30 10.97 12.10 35.37 11.79
8. 12.28 9.92 12.08 34.28 11.43
9. 12.27 9.47 12.06 33.8 11.27
10. 12.26 9.50 12.02 33.78 11.26
11. 12.25 9.44 11.96 33.65 11.22
12. 12.23 9.51 11.94 33.68 11.23
13. 12.22 9.53 11.92 33.67 11.22
14. 12.21 9.53 11.91 33.65 11.22
15. 12.19 9.54 11.89 33.62 11.21
16. 12.18 9.55 11.74 33.47 11.16
17. 12.17 9.53 11.68 33.38 11.13
18. 12.16 9.53 11.65 33.34 11.11
19. 12.14 9.52 11.64 33.3 11.10
20. 12.13 9.50 11.60 33.23 11.08
21. 12.11 9.47 11.56 33.14 11.05
22. 12.10 9.47 11.45 33.02 11.01
23. 12.09 9.45 11.33 32.87 10.96
24. 12.07 9.43 11.03 32.53 10.84
25. 12.06 9.41 11.75 33.22 11.07
26. 12.05 9.38 10.75 32.18 10.73
27. 12.04 9.36 10.39 31.79 10.60
28. 12.02 9.32 10.02 31.36 10.45
29. 12.00 9.29 9.63 30.92 10.31
30. 11.99 9.25 9.59 30.83 10.28
31. 11.97 9.21 9.42 30.6 10.20
32. 11.96 9.15 9.41 30.52 10.17
33. 11.94 9.08 9.39 30.41 10.14
34. 11.92 8.99 9.36 30.27 10.09
35. 11.91 8.84 9.27 30.02 10.01
36. 11.89 8.48 9.20 29.57 9.86
37. 11.87 8.10 9.11 29.08 9.69
38. 11.85 7.82 9.03 28.7 9.57
39. 11.82 7.64 8.99 28.45 9.48
40. 11.8 7.43 8.92 28.15 9.38
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
41. 11.77 7.10 8.84 27.71 9.24
42. 11.75 6.66 8.75 27.16 9.05
43. 11.68 6.44 8.65 26.77 8.92
44. 11.65 6.21 8.59 26.45 8.82
64
Rata-rata : 1
= 3-1
65
=2
= 237
J2
Ry =
∑ ni
(871,73 + 582,00 + 673,62) 2
=
80 × 3
= 18857,10
J i2
Ay = ∑ − Ry
ni
= 548,25
Dy = ∑ Y 2 − Ry − Ay
= 2109,41
Ry
R=
1
18857,10
=
1
= 18857,10
Ay
A=
(k − 1)
548,25
=
(3 − 1)
66
= 274,13
Dy
D=
∑ (ni − 1)
2109,41
=
237
= 8,90
A
F=
D
274,13
F=
8,9
= 30,80
4. Derajat Kebebasan
Rata-rata : 1
= 3-1
=2
= 237
J2
Ry =
∑ ni
(791,81 + 867,17 + 947,81) 2
=
80 × 3
= 28227,15
69
J i2
Ay = ∑ − Ry
ni
= 144,40
Dy = ∑ Y 2 − Ry − Ay
= 180,78
Ry
R=
1
28227,15
=
1
= 28227,15
Ay
A=
(k − 1)
144,40
=
(3 − 1)
= 72,20
Dy
D=
∑ (ni − 1)
180,78
=
237
= 0,76
A
F=
D
70
72,20
F=
0,76
= 94,65
1. 12.19 12.12
2. 12.17 12.09
3. 12.14 12.09
4. 12.12 12.09
5. 12.08 12.08
6. 11.91 12.07
7. 11.79 12.06
8. 11.43 12.04
9. 11.27 12.02
10. 11.26 12.00
11. 11.22 11.96
12. 11.23 11.90
13. 11.22 11.83
14. 11.22 11.75
15. 11.21 11.67
16. 11.16 11.60
17. 11.13 11.51
18. 11.11 11.40
19. 11.10 11.32
20. 11.08 11.31
21. 11.05 11.30
22. 11.01 11.28
23. 10.96 11.27
24. 10.84 11.26
25. 11.07 11.26
26. 10.73 11.24
27. 10.60 11.23
28. 10.45 11.21
29. 10.31 11.20
30. 10.28 11.19
31. 10.20 11.19
32. 10.17 11.16
33. 10.14 11.14
34. 10.09 11.12
35. 10.01 11.10
36. 9.86 11.07
(1) (2) (3)
37. 9.69 11.04
38. 9.57 10.98
39. 9.48 10.93
40. 9.38 10.88
41. 9.24 10.82
42. 9.05 10.77
43. 8.92 10.72
44. 8.82 10.67
45. 8.74 10.60
72
5Ah
14
12
Silver 12 V 5 Ah
T e g a n g a n ( v o lt)
10
8
GS 12 V 5Ah
6
4
2
0
1.0 11.
10 21.
20 31.
30 41.
40 51.
50 61.
60 7071. 80.
80
Rata-rata : 1
= 3-1
=2
= 237
76
J2
Ry =
∑ ni
(190,65 + 202,99 + 203,36) 2
=
80 × 3
= 1485,04
J i2
Ay = ∑ − Ry
ni
= 1,31
Dy = ∑ Y 2 − Ry − Ay
= 38,26
Ry
R=
1
1485,04
=
1
= 1485,04
Ay
A=
(k − 1)
1,31
=
(3 − 1)
= 0,66
Dy
D=
∑ (ni − 1)
77
38,26
=
237
= 0,16
A
F=
D
0,66
F=
0,16
= 4,06
6. Derajat Kebebasan
Rata-rata : 1
= 3-1
=2
= 237
J2
Ry =
∑ ni
(202,09 + 186,38 + 183,73) 2
=
80 × 3
= 1364,22
J i2
Ay = ∑ − Ry
ni
= 2,46
Dy = ∑ Y 2 − Ry − Ay
= 48,06
Ry
R=
1
1364,22
=
1
= 1364,22
Ay
A=
(k − 1)
2,46
=
(3 − 1)
= 1,23
Dy
D=
∑ (ni − 1)
48,06
=
237
= 0,20
A
F=
D
1,23
F=
70,20
= 6,07
81
Pengukuran arus rata-rata untuk akumulator kering merek SPEED 12 V 4Ah dan
akumulator basah merek Yuasa 12 V4Ah.
Grafik pengukuran arus rata-rata akumulator basah merek Yuasa dan akumulator
3
Speed 12 V 5Ah
2.5
Arus (ampere)
2
Yuasa 12 V 5Ah
1.5
0.5
0
10. 20. 30. 40. 50. 60. 70. 80.
Waktu Pengosongan (menit)
7. Derajat Kebebasan
Rata-rata : 1
= 3-1
=2
= 237
J2
Ry =
∑ ni
(206,09 + 162,77 + 176,57) 2
=
80 × 3
= 1239,56
J i2
Ay = ∑ − Ry
ni
= 12,24
Dy = ∑ Y 2 − Ry − Ay
= 29,40
Ry
R=
1
1239,56
=
1
= 1239,56
Ay
A=
(k − 1)
12,24
=
(3 − 1)
= 6,12
Dy
D=
∑ (ni − 1)
88
29,40
=
237
= 0,12
A
F=
D
6,12
F=
0,12
= 49,33
8. Derajat Kebebasan
Rata-rata : 1
= 3-1
=2
= 237
J2
Ry =
∑ ni
(195,76 + 199,37 + 212,32) 2
=
80 × 3
= 1537,48
J i2
Ay = ∑ − Ry
ni
= 1,90
Dy = ∑ Y 2 − Ry − Ay
= 3,15
Ry
R=
1
1537,48
=
1
= 1537,48
Ay
A=
(k − 1)
1,90
=
(3 − 1)
= 1,90
Dy
D=
∑ (ni − 1)
3,15
=
237
= 0,01
A
F=
D
0,95
F=
0,01
= 71,48
92
Pengukuran arus rata-rata untuk akumulator kering merek Silver 12 V 5Ah dan
akumulator basah merek GS 12 V5Ah.
5Ah.
3
Silver 12 V 5Ah
2.5
A rus (am pere)
2
GS 12 V 5Ah
1.5
1
0.5
0
1.0 11.
10 21.
20 31.
30 41.
40 51.
50 61.
60 71.
70 80.
80
Waktu pengosongan(menit)