You are on page 1of 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap tahun, fakultas kedokteran di seluruh Indonesia melahirkan ribuan

dokter baru. Namun rupanya, tidak banyak dari dokter muda yang akan lulus

menjadi dokter ini mengetahui persyaratan dalam menjalankan profesi

kedokteran, salah satunya memiliki surat ijin praktik. Berdasarkan Undang-

undang Republik Indonesia No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, dokter

yang praktik harus mempunyai surat ijin praktik. Selain itu, permasalahan yang

terkait surat ijin praktik dokter yang di atur dalam undang-undnag ini. Apabila

seorang dokter tidak memiliki surat ijin praktik maka ia bisa dikenai sanksi, baik

sanksi pidana, perdata maupun sanksi administatif.

Secara garis besar tujuan pengaturan praktik dokter adalah :

- memberikan perlindungan kepada pasien

- mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis yang diberikan

oleh dokter dan dokter gigi

- memberikan kepastian hukum kepada masyarakat, dokter, dan dokter gigi.

Oleh karena itu, para dokter muda terutama yang akan segera menyelesaikan

kepaniteraan kliniknya perlu memahami pembuatan surat ijin praktik ini. Referat

ini akan membahas tata cara pembuatan surat ijin praktik bagi dokter umum serta

hal-hal lain yang terkait yang telah diatur dalam undang-undang.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana tata cara pengurusan surat izin praktik dokter di Surabaya?

1
1.3 Tujuan Referat

1.3.1 Tujuan Umum

Mempelajari tata cara pembuatan Surat ijin Praktik dokter umum di

Surabaya.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui definisi dan aspek hukum dari surat ijin praktik dokter

umum.

2. Mengetahui persyaratan pembuatan surat ijin praktik dokter umum.

3. Mengetahui tata cara mengurus surat tanda registrasi.

4. Mengetahui tata cara mengurus rekomendasi Ikatan Dokter Indonesia.

5. Mengetahui tata cara mengurus surat izin praktik dokter umum.

1.4 Manfaat Referat

1. memberi informasi dan pengetahuan kepada masyarakat tentang

pentingnya seorang dokter memiliki surat ijin praktik.

2. memberi informasi dan pengetahuan kepada dokter muda tentang aspek

hukum dan pentingnya surat ijin praktik.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Surat Ijin Praktik (SIP)

Pasal 1 ayat (3) PERMENKES RI No. 512 / MENKES / PER / IV /

2007 menyebutkan bahwa “surat ijin praktik adalah surat yang diberikan oleh

Dinas Kesehatan Kota / Kabupaten kepada dokter dan dokter gigi yang telah

memenuhi persyaratan untuk melakukan praktik kedokteran”. Hal itu

dikuatkan dengan pasal 37 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran yang menyatakan bahwa

“setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di

Indonesia wajib memiliki surat ijin praktik”.

2.2 Alur Permohonan Memperoleh SIP

Sebelum dokter berhak untuk memperoleh SIP, terdapat beberapa

persyaratan yang harus dipenuhi. Pada diagram 1 akan dijelaskan mengenai

tahap ringkas yang harus ditempuh dalam memperoleh SIP.

Bagan 2.1 Alur Pembuatan SIP

Yudisium UKDI Surat Rekomendasi Surat Ijin


Tanda IDI Praktik
Registrasi

3
2.3 Syarat-syarat dalam Mendapatkan SIP

Terdapat beberapa dasar hukum mengenai persyaratan mendapatkan

SIP, yaitu:

1. Pasal 38 Undang-undang Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor

29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.

2. Pasal 2 ayat (2) PERMENKES RI No. 512/MENKES/PER/IV/2007.

Berdasarkan hal diatas, maka persyaratan yang harus diperoleh untuk

mendapatkan SIP adalah memiliki:

1. Fotokopi STR dokter yang diterbitkan dan dilegalisir oleh KKI, yang

masih berlaku;

2. surat pernyataan mempunyai tempat praktik atau surat keterangan dan

sarana pelayanan kesehatan sebagai tempat praktiknya;

3. surat rekomendasi dari organisasi profesi, sesuai tempat praktik; dan

4. pas foto berwarna ukuran 4 X 6 sebanyak 3 (tiga) lembar dan 3 x 4

sebanyak 2 (dua) lembar;

Dengan demikian dokter harus membuat surat Permohonan SIP pada

dinas kesehatan kota/ kabupaten dengan melampirkan persyaratan di atas.

2.3.1 Surat Tanda Registrasi (STR)

Salah satu persyaratan yang harus dimiliki dokter sebelum

mendapatkan SIP adalah kepemilikan STR dari Konsil Kedokteran

Indonesia (KKI). Menurut Pasal 1 ayat (12) PERMENKES RI No.

512/MENKES/PER/IV/2007, Konsil Kedokteran Indonesia adalah

4
suatu badan otonom, mandiri, non struktural, dan bersifat independen

yang terdiri atas Konsil Kedokteran dan Konsil Kedokteran Gigi.

Berdasarkan PERMENKES yang sama pasal 1 ayat (5), STR adalah

bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil Kedokteran Indonesia kepada

dokter dan dokter gigi yang telah diregistrasi. Untuk memperoleh

STR, sebelumnya dokter harus mengajukan surat permohonan dengan

disertai syarat-syarat sebagaimana tercantum dalam Pasal 29 Undang-

undang Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor 29 Tahun

2004 tentang Praktik Kedokteran. STR tersebut ditandatangani oleh

Ketua Konsil Kedokteran Indonesia dan berlaku selama 5 tahun.

Alur Pemohonan STR bagi dokter yang belum memliki surat praktik

1. Pemohon melapor ke Dinas Kesehatan Provinsi setempat dengan

melengkapi persyaratan yang diperlukan.

2. Dinas Kesehatan Provinsi mengirimkan berkas pemohon ke KKI

dengan melampirkan semua persyaratan.

3. KKI meneliti seluruh berkas persyaratan dan apabila disetujui

diterbitkan STR selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah

permohonan diterima oleh KKI.

4. STR asli dan 3 lembar fotokopi STR yang dilegalisir oleh KKI

dikirimkan ke pemohon, dengan tembusan ke Biro Kepegawaian

Depkes RI, Dinkes Provinsi dan PB IDI atau PB PDGI.

Permohonan STR yang tidak disetujui, akan dikembalikan kepada

pemohon selambat-lambatnya 3 bulan sejak berkas diterima KKI.

5
Bagan 2.2 Alur Pemohonan STR bagi Dokter yang Belum Memiliki SP

Sumber: Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 1 Tahun 2005 tentang

Registrasi Dokter dan Dokter Gigi.

Persyaratan Pemohonan STR

1. Mengisi surat permohonan untuk memperoleh STR (lampiran 1)

2. Melampirkan persyaratan sebagai berikut :

a. fotokopi ijazah dokter/dokter gigi yang dilegalisir oleh Dekan

Institusi Pendidikan yang bersangkutan;

b. surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang

memiliki SIP (dengan mencantumkan nomor SIPnya);

c. surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji

dokter/dokter gigi (lampiran 2);

d. surat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan

etika profesi (lampiran 3);

6
e. pas foto terbaru berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 4

(empat) lembar dan ukuran 2 x 3 cm sebanyak 2 (dua)

lembar;

f. fotokopi sertifikat kompetensi yang dilegalisie oleh kolegium

terkait; dan

g. Bukti asli pembayaran biaya registrasi ke Rekening Konsil

Kedokteran Indonesia Nomor 93.20.5556 BNI Cabang

Melawai Raya Kebayoran Baru Jakarta Selatan, sebesar Rp.

250.000,-(dua ratus lima puluh ribu rupiah) sesuai dengan

Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 2 Tahun

2005 tentang penetapan besaran biaya registrasi dokter/dokter

gigi.

2.3.2 Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI)

Dalam lampiran permohonan pengajuan STR, disyaratkan bagi

dokter untuk melampirkan sertifikat kompetensi yang didapatkan

setelah lulus UKDI. UKDI ini bertujuan untuk meningkatkan dan

menstandarkan kemampuan dokter Indonesia.

1. Syarat-syarat peserta ujian:

a. memiliki ijazah dokter/tanda lulus dari fakultas kedokteran

atau Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD)

b. Sudah menjalani angkat sumpah dokter yang dibuktikan

dengan sertifikat angka sumpah

c. Mendaftarkan diri ke panitia pelaksanaan program

sertifikasi dokter

7
d. Membayar biaya ujian sesuai ketentuan yang berlaku

2. Peserta ujian ulang

a. Adalah peserta yang gagal di ujian pertama dan mendaftar

kembali untuk mengikuti ujian ulang pertama. Peserta harus

menyertakan nomor ujian yang telah dimiliki ketika mendaftar

ulang

b. Mengulang dengan modul adalah peserta yang gagal pada

dua kali ujian dan mendaftar kembali untuk mengikuti ujian

c. Modul (diberi soal untuk dijawab di rumah)

3. Prosedur Pendaftaran Ujian

a. peserta dapat mendaftar melalui

Fakultas kedokteran atau Program Studi Pendidikan Dokter di

seluruh Indonesia

Sekretariat KBUKDI : Jl. Sam Ratulangi No.29 Jakarta 10350 –

Telp/Fax : 021-3908435. Email : komitebersama@yahoo.com

b. membayar biaya sertifikasi

Rp. 300.000 untuk biaya sertifikasi per kali ujian yang

disetorkan ke rekening KBUKDI di Bank BNI cabang UI Depok

dengan no. Rek.0120595477 a.n. Sugito Wonodirekso, dr.

Peserta mengambil borang pendaftaran di FK/PSPD terdekat

atau sekretariat KBUKDI, dengan menunjukkan bukti

pembayaran biaya pendaftaran ujian dan pengurusan STR.

Formulir yang telah diisi dan kelengkapan dokumen lainnya

dimasukkan ke dalam amplop cokelat ukuran A4 dan diserahkan

8
ke panitia pendaftaran di FK/PSPD terdekat atau sekretariat

KBUKDI.

Tabel 2.1 Daftar Lokasi Ujian Kompetensi dan Fakultas Kedokteran

Peserta

NO Lokasi Ujian FK Peserta


FK-Unsyiah
1 FK Unsyiah
FK-Univ.Abulyatama
2 FK USU FK-USU, FK-UISI, FK-UMI
3 FK Unand FK-Unand, FK-Unbrah , FK-Unri
FK-Unsri, FK-Unja , FK-Univ.Malahayati , FK-
4 FK Unsri
Unlam
5 FK UKI FK-UKI , FK-Untar , FK-UPN
FK-UI , FK-Atmajaya , FK-YARSI , FK-UMJ ,
6 FK UI
FK-UIN
7 FK Trisakti FK-Trisakti , FK-UPH , FK-Ukrida
8 FK Unud FK-Unud , FK-Unram , FK-UAA
9 FK UKM FK-Unpad , FK-UKM , FK-Unjani , FK-Unisba
10 FK Undip FK-Undip , FK-Unissula , FK-Unsoed
FK-UGM , FK-UMY , FK-UII , FK-UNS , FK-
11 FK UGM
UMS
12 FK Unair FK-Unair , FK-UWK , FK-Hang Tuah
13 FK Unibraw FK-Unibraw , FK-UMM , FK-UIM , FK-Unej
14 FK Unlam FK-Unlam , FK-Unmul
15 FK Unhas FK-Unhas , FK-UMI
16 FK Unsrat FK-Unsrat
17 FK Untan FK-Untan
18 FK Uncen FK-Uncen
* Sumber :Website Konsil Kedokteran Indonesia

2.3.3 Tempat Praktik

Menurut pasal 1 ayat (6) PERMENKES No.

512/MENKES/PER/IV/2007, sarana pelayanan kesehatan adalah

9
tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat

digunakan untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi.

Persyaratan yang harus dibenuhi mengenai tempat praktik

seorang dokter dijelaskan antara lain dalam:

1. Pasal 37 ayat (2) dan (3) Undang-undang Republik Indonesia

Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik

Kedokteran.

2. Pasal 2 ayat (3) dan (4), Pasal 3 dan 4,PERMENKES No.

512/MENKES/PER/IV/2007

Persyaratan mengenai tempat praktik seorang dokter antara

lain:

1. SIP hanya dapat diberikan pada dokter paling banyak pada tiga

tempat praktik dan satu surat ijin hanya berlaku untuk satu tempat

praktik, baik sarana kesehatan milik pemerintah, swasta maupun

perorangan.

2. Dalam pengajuan permohonan SIP harus dinyatakan secara tegas

permintaan SIP untuk tempat praktik pertama, kedua atau ketiga.

3. Untuk memperoleh SIP kedua dan ketiga pada jam kerja, dokter

dan dokter gigi yang bekerja di sarana pelayanan kesehatan

pemerintah dan sarana pelayanan kesehatan yang ditunjuk oleh

pemerintah harus melampirkan surat izin dan pimpinan

instansi/sarana pelayanan kesehatan dimana dokter dan dokter

gigi dimaksud bekerja.

4. SIP berlaku selama tempat praktik masih tercantum dalam SIP.

10
5. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota langsung/ otomatis

memberikan SIP kepada dokter yang telah memiliki STR yang

ditempatkan di sarana pelayanan kesehatan milik pemerintah

setempat berdasarkan permohonan yang bersangkutan, dan.

6. SIP dapat berada dalam satu kabupaten/kota atau kabupaten/kota

lain baik dari propinsi yang sama maupun propinsi lain.

Dalam persyaratan pengajuan SIP harus dicantumkan dengan

jelas tempat praktik dokter yang sudah dilengkapi ijin sarana

kesehatan dan peralatan yang tersedia dalam tempat praktik tersebut.

2.3.4 Rekomendasi IDI

Berdasarkan UU diatas, sebelum dokter memperoleh SIP,

dokter harus memperoleh rekomendasi dari organisasi profesi.

Berdasarkan PERMENKES RI No. 512/MENKES/PER/IV/2007

Organisasi profesi adalah Ikatan Dokter Indonesia untuk dokter dan

Persatuan Dokter Gigi Indonesia untuk dokter gigi. Sebagai contoh,

pada IDI cabang Surabaya, untuk mendapatkan rekomendasi IDI,

dokter harus membuat blanko Surat Pernyataan Permohonan

Rekomendasi IDI dengan disertai materai, serta melampirkan:

1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk ;

2. Fotokopi Surat tanda Registrasi / STR ( dilegalisir dari KKI ) ;

3. Surat Rekomendasi dari Organisasi Profesi yang antara lain

menyatakan mengenai kemampuan fisik dan mental yang didasarkan atas

keterangan dokter, memiliki kemampuan keilmuan, dan ketrampilan klinis dalam

11
bidang profesi yang didasarkan atas perolehan angka kredit serta memiliki

moralitas dan etika yang baik ;

4. Pas foto berwarna terbaru ukuran 4 x 6 ( dua lembar ) untuk

masing-masing tempat, 3 x 4 ( satu lembar ) untuk 1 tempat praktik;

5. Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas ( SPMT ) ;

6. Surat tidak keberatan dari Kepala Program Study ( KPS ) bagi

yang mengikuti PPDS, bagi yang sudah menjalankan masa bakti ;

7. Surat Izin Praktik ( SIP ) lama yang asli ;

8. Surat Rekomendasi dari Kepala Dinas Kesehatan / Direktur RS

bagi yang bertugas di luar wilayah surabaya ;

9. Surat Keterangan dari Kepala Dinas Kesehatan bagi yang

bertugas di luar wilayah Surabaya ( mempunyai beberapa tempat praktik ) ;

10. Denah tempat praktik beserta peralatan yang digunakan ;

11. Surat Keputusan Pensiun bagi yang Purna Tugas ;

12. Foto copy surat ijin sarana kesehatan ( BP, RB, Klinik

Kecantikan, Laboratorium, dll ).

Selain itu, dokter yang bersangkutan juga harus

menyiapkan:

1. Sertifikasi kegiatan ilmiah yang diikuti dalam 2 tahun terakhir,

berupa formulir asli dan disertai copy minimal 3 lembar.

2. Fotokopi kartu Anggota IDI cabang Surabaya.

2.3.4.1 Kartu Keanggotaan IDI

12
Untuk mendapatkan Kartu Keanggotaan IDI cabang

Surabaya, dokter harus terdaftar sebagai anggota IDI cabang

Surabaya dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Map warna merah

2. Surat permohonan untuk menjadi anggota IDI Cabang

Surabaya (format dari IDI Cabang Surabaya).

3. Data pribadi Calon Anggota IDI Cabang Surabaya (format

dari IDI Cabang Surabaya).

4. foto ukuran 3x3 cm sebanyak 2 lembar dan foto 4x6 cm

sebanyak 2 lembar

5. KTP dan KSK Surabaya sebanyak 2 lembar. Apabila tidak

memiliki, dilampirkan keterangan domisili dari RT dan

RW tempat tingla di Surabaya.

6. Fotokopi Surat Tanda Lulus Dokter/ Ijasah Dokter

sebanyak 2 lembar.

7. Fotokopi Surat Tanda Regitrasi (STR) dari Konsil

Kedokteran Indonesia di Jakarta sebanyak 2 lembar.

8. Fotokopi Surat tanda lulus (S2/S3/SP1/SP2) sebanyak 2

lembar.

9. Fotokopi Surat ijin praktik bagi yang pernah mempunyai

sebanyak 2 lembar.

10. Fotokopi Surat Keputusan Penempatan Awal dan Akhir/

Surat Keputusan Pensiun yang dikeluarkan oleh

pemerintah sebanyak 2 lembar.

13
11. Iuran IDI Cabang Surabaya dibayar di muka sebagai uang

pangkal selama 1 tahun sebesar Rp. 180.000,00.

2.4 Aspek hukum Praktik Kedokteran

Kewajiban memiliki surat izin praktik bagi dokter yang melaksanakan paktik

kedokteran di indonesia tertera dalam Undang-undang Republik Indonesia

No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran pada pasal 36 yang berbunyi

Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di

Indonesia wajib memiliki surat izin praktik. Ketentuan selanjutnya terkait

surat izin praktik disebutkan pada pasal 37 yang berbunyi :

(1) Surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 dikeluarkan

oleh pejabat kesehatan yang berwenang di kabupaten/kota tempat praktik

kedokteran atau kedokteran gigi dilaksanakan.

(2) Surat izin praktik dokter atau dokter gigi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) hanya diberikan untuk paling banyak 3 (tiga) tempat.

(3) Satu surat izin praktik hanya berlaku untuk 1 (satu) tempat praktik.

Selain itu pasal 38 juga menyebutkan :

(1) Untuk mendapatkan surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 36, dokter atau dokter gigi harus :

a. memiliki surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi dokter

gigi yang masih berlaku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, Pasal

31, dan Pasal 32;

b. mempunyai tempat praktik; dan

c. memiliki rekomendasi dari organisasi profesi.

14
(2) Surat izin praktik masih tetap berlaku sepanjang :

a. surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi dokter gigi

masih berlaku; dan

b. tempat praktik masih sesuai dengan yang tercantum dalam surat izin

praktik.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai surat izin praktik diatur dengan

Peraturan Menteri.

Sesuai dengan Pasal 38 ayat 3 undang-undang tersebut di atas, maka

ketentuan-ketentuan lebih lanjut mengenai surat izin praktik diatur dalam

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

512/MENKES/PER/IV/2007.

Jika dokter tidak mempunyai surat izin praktik tetapi menjalankan praktik

kedokteran maka dapat dikenai sanksi pidana seperti tercantum pada Undang-

undang Praktik Kedokteran pasal 75 yang berbunyi :

(1) Setiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja melakukan praktik

kedokteran tanpa memiliki surat tanda registrasi sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 29 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 3

(tiga)tahun atau denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta

rupiah).

(2) Setiap dokter atau dokter gigi warga negara asing yang dengan sengaja

melakukan praktik kedokteran tanpa memiliki surat tanda registrasi

sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) dipidana

dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling

banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

15
(3) Setiap dokter atau dokter gigi warga negara asing yang dengan sengaja

melakukan praktik kedokteran tanpa memiliki surat tanda registrasi

bersyarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) dipidana

dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling

banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

Pada pasal 76 juga disebutkan bahwa Setiap dokter atau dokter gigi yang

dengan sengaja melakukan praktik kedokteran tanpa memiliki surat izin

praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 dipidana dengan pidana

penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak

Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). Namun berdasarkan Putusan

Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor 4/PUU-V/2007 Pengujian

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran terhadap

Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945, hukuman pidana

penjara dihapuskan sehingga sanksi yang diberikan hanya berupa pidana

denda dan sanksi administratif. Sanksi administratif tersebut tercantum dalam

Undang-Undang RI Nomor 29 tahun 2004 mengenai Praktik Kedokteran

pasal 66, 67, 68, daan 69.

Pasal 66

(1) Setiap orang yang mengetahui atau kepentingannya dirugikan atas

tindakan dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran

dapat mengadukan secara tertulis kepada Ketua Majelis Kehormatan

Disiplin Kedokteran Indonesia.

(2) Pengaduan sekurang-kurangnya harus memuat :

a. identitas pengadu;

16
b. nama dan alamat tempat praktik dokter atau dokter gigi dan waktu

tindakan dilakukan; dan

c. alasan pengaduan.

(3) Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak

menghilangkan hak setiap orang untuk melaporkan adanya dugaan tindak

pidana kepada pihak yang berwenang dan/atau menggugat kerugian

perdata ke pengadilan.

17
Pasal 67

Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia memeriksa dan

memberikan keputusan terhadap pengaduan yang berkaitan dengan disiplin

dokter dan dokter gigi.

Pasal 68

Apabila dalam pemeriksaan ditemukan pelanggaran etika, Majelis

Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia meneruskan pengaduan pada

organisasi profesi.

Pasal 69

(1) Keputusan Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia mengikat

dokter, dokter gigi, dan Konsil Kedokteran Indonesia.

(2) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1 ) dapat berupa

dinyatakan tidak bersalah atau pemberian sanksi disiplin.

(3) Sanksi disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berupa :

a. pemberian peringatan tertulis;

b. rekomendasi pencabutan surat tanda registrasi atau surat izin

praktik;dan/atau

c. kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi pendidikan

kedokteran atau kedokteran gigi.

2.4.1 Alur Pengaduan Kerugian atas Praktik Kedokteran

Siapapun yang merasakan kerugian atas tindakan dokter

maupun dokter gigi, dapat membuat pengaduan tertulis pada Ketua

Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI).

Menurut pasal 1 ayat (13) PERMENKES RI No.

18
512/MENKES/PER/IV/2007 MKDKI adalah lembaga yang

berwenang untuk menentukan ada tidaknya kesalahan yang dilakukan

dokter dan dokter gigi dalam penerapan disiplin ilmu kedokteran dan

kedokteran gigi, dan menetapkan sanksi.Pengaduan tersebut sekurang-

kurangnya harus memuat identitas pengadu, nama dan dempat praktik

dokter atau dokter gigi dan waktu tindakan dilakukan. Pengaduan

pada ketua MKDKI tidak menghilangkan hak setiap orang untuk

melaporkan dugaan tindakan pidana kepada pihak yang berwenang

maupun menggugat kerugian pada peradilan.

Selanjutnya MKDKI akan memeriksa dan memberi keputusan

terhadap pengaduan yang yang berkaitan dengan disiplin dokter an

dokter gigi. Apabila ditemukan pelanggaran etika, MKDKI akan

menyerahkan pada organisasi profesi. Keputusan MKDKI ini

mengikat dokter, dokter gigi dan Konsul Kedokteran Indonesia.

Keputusan bersalah dari MKDKI berupa sanksi disiplin yang dapat

berupa pemberian peringatan tertulis, kewajiban untuk mengikuti

pendidikan dan pelatihan di institusi kendidikan kedokteran atau

kedokteran gigi, maupun rekomendasi pencabutan STR dan SIP.

19
Bagan 2.3 Alur Pengajuan Pengaduan pada MKDKI

Pengaduan Terhadap
Ketua MKDKI

Penyelidikan dan pengambilan


keputusan MKDKI

Bersalah Tidak Bersalah

Peringatan Rekomendasi Pendidikan dan Pelatihan di


Tertulis Pencabutan institusi pendidikan kedokteran
STR dan SIP atau kedokteran gigi

2.4.2 Pencabutan SIP

Surat Izin Praktek dapat dicabut sebagaimana diatur dalam Peraturan

Menteri Kesehatan No. 512/MENKES/PER/IV/2007 pada pasal

23,24,dan 25.

Pasal 23

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat mencabut SIP dokter

dan dokter gigi dalam hal:

a. atas dasar rekomendasi MKDKI;

b. STR dokter atau dokter gigi dicabut oleh Konsil Kedokteran

Indonesia;

c. tempat praktik tidak sesuai lagi dengan SIP-nya; dan

20
d. dicabut rekomendasinya oleh organisasi profesi melalui sidang

yang dliakukan khusus untuk itu;

Pasal 24

(1) Pencabutan SIP yang dilakukan Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota wajib disampaikan kepada dokter dan dokter gigi

yang bersangkutan dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat

betas) hari terhitung sejak tanggal keputusan dltetapkan.

(2) Dalam hal keputusan dimaksud dalam pasal 23 huruf c dan d

tidak dapat diterima, yang bersangkutan dapat mengajukan

keberatan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi untuk

diteruskan kepada Menteri Kesehatan dalam waktu 14 (empat

belas) hari setelah keputusan diterima.

(3) Menteri setetah menerima keputusan sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) meneruskan kepada Majelis Kehormatan Disipiln

Kedokteran Indonesia paling lambat 14 (empat belas) hari.

Pasal 25

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan setiap

pencabutan SIP dokter dan dokter gigi kepada Menteri Kesehatan,

Ketua Konsil Kedokteran Indonesia dan Kepala Dinas Kesehatan

Propinsi, serta tembusannya disampaikan kepada organisasi profesi

setempat.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Definisi surat ijin praktik adalah surat yang diberikan oleh Dinas

Kesehatan Kota / Kabupaten kepada dokter dan dokter gigi yang telah

memenuhi persyaratan untuk melakukan praktik kedokteran yang diatur

dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 29 tahun 2004 tentang

Praktik Kedokteran dan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri

Kesehatan No. 512 / MENKES / PER / IV / 2007.

2. Untuk mendapatkan surat izin praktek terdapat berberapa persyaratan

sebagaimana tercantum dalam Pasal 38 Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dan Pasal 2

ayat (2) PERMENKES RI No. 512/MENKES/PER/IV/2007 antara lain :

a. Fotokopi STR dokter yang diterbitkan dan dilegalisir oleh KKI,

yang masih berlaku;

b. surat pernyataan mempunyai tempat praktik atau surat keterangan

dan sarana pelayanan kesehatan sebagai tempat praktiknya;

c. surat rekomendasi dari organisasi profesi, sesuai tempat praktik;

dan

d. pas foto berwarna ukuran 4 X 6 sebanyak 3 (tiga) lembar dan 3 x 4

sebanyak 2 (dua) lembar.

22
3. Guna mendapatkan surat tanda registrasi, dokter yang telah lulus dan

disumpah serta telah lulus uji kompetensi dapat mengajukan permohonan

kepada Konsil Kedokteran Indonesia melalui Dinas Kesehatan Provinsi.

4. Untuk mendapatkan surat rekomendasi dari Ikatan Dokter Indonesia(IDI),

dokter harus menjadi anggota IDI terlebih dahulu serta melengkapi

persyaratan yang diajukan dan mengajukan permohonan kepada IDI.

5. Setelah semua persyaratan terpenuhi, dokter dapat mengajukan

permohonan surat izin praktek kepada Dinas Kesehatan Kab/Kota.

3.2 Saran

1. Mengingat pentingnya surat izin praktik dalam menjalankan praktik

kedokteran di Indonesia, perlu kiranya dokter maupun dokter muda

mengetahui tata cara untuk mengurusnya.

2. Maasyarakat pun perlu digugah untuk memahami pentingnya surat izin

praktik agar tercipta pelayanan kesehatan yang baik dan bermutu.

23
DAFTAR PUSTAKA

Apuranto, Hariadi (Ed.). 2008. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Adisi
Keempat Tahun 2008. Surabaya: Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 1 tahun 2005 tentang Pedoman
Tata Cara Registrasi Dokter/Dokter Gigi.
Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 2 tahun 2005 tentang Penetapan
Besaran Biaya Registrasi Dokter/Dokter Gigi.
Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 1 Tahun 2005 tentang Registrasi
Dokter dan Dokter Gigi.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
512/MENKES/PER/IV/2007 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik
Kedokteran
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
www.surabaya-ehealth.org/files/Dokter.doc. Diunduh tanggal 1 Juni 2010.

24

You might also like