You are on page 1of 21

MAKALAH

PENGUJIAN KABEL

Oleh :

Charlotha ( 7305040042 )
Yudhi (7305040043)

POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA


INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
JURUSAN ELEKTRO INDUSTRI
SURABAYA - 2005

http://www.caprilove.pfwh.net
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kabel merupakan salah satu komponen yang memiliki peran yang penting
dalam dunia elektronika.
Kabel-kabel dapat diklasifikasikan sesuai dengan konsep-konsep sebagai
berikut:
1. Teras: Teras tunggal, teras rangkap, teras tiga dan teras tiga setengah.
2. Bentuk: Jenis bulat dan sector.
3. Susunan: Jenis sabuk, bertabir, diisi minyak, diisi gas, diperkuat dan tidak
diperkuat.
4. Dielektris: Berisolasi kertas (PILCSTA), polyvinyl chloride (PVC), rantai
silang polyethylene (XLPE), dan berisi gas (Nitrogen atau SF6).
.
Kabel memiliki daya tembus, isolasi dan konduksi serta tegangan tinggi,
dan hal ini menyebabkan kabel dapat mudah panas. Karenanya, diperlukan suatu
pengujian untuk mengetahui tingkat kekuatan kabel dalam menahan panas.

Bahan Konduktor
Semua bahan yang dapat mengalirkan arus dengan mudah dinamakan
dengan konduktor, contohnya, tembaga,aluminium dll, yang termasuk bahan
konduktor logam untuk saluran listrik yang membaca aliran listrik, bahan resistif
dan bahan lain seperti bahan sekering dan untuk titik kontak saklar.
Bahan konduktor digunakan untuk saluran listrik dan kabel harus
mempunyai rugi daya yang kecil ketika dialiri arus yang besar (untuk kabel yang
mana rugi daya dan temperaturnya harus kecil). Dengan kata lain, tahanan bahan
digunakan untuk filament pada lampu harus dapat menahan temperatur yang
tinggi.

http://www.caprilove.pfwh.net
1. Konduktivitas dan Resistifitas.
Ada dua jenis resistifitas pada konduktor, umumnya resistifitas volume
bekerja ditentukan oleh arus yang mengalir didalam bahan tersebut.

1.1 Resistifitas
Resistifitas volume, atau sederhananya adalah resistifitas (tahanan), dari suatu
bahan adalah tahanan antara dua permukaan yang berbeda dab pararel permukaan
pada bagian bahan konduktor yang mempunyai panjang satu satuan (1m) dan luas
permukaan (1m²). Resistifitas bahan dinyatakan dengan ρ, dengan satuan adalah
Ωm. Tahanan dari konduktor adalah dinyatakan dengan R yaitu :

R=
a
dimana : R adalah tahanan dari bahan dalam Ohm (Ω )
ρ adalah resistivitas bahan dalam ohm-m
L adalah panjang dari penghantar dalam m
A adalah luas penampang penghantar dalam m²

1.2 Konduktivitas bahan


Dengan kata lain, konduktivitas dari bahan adalah suatu sifat dari bahan
yang dapat menghantarkan arus listrik. Hal ini adalah kebalikan dengan tahanan
dan satuannya dinyatakan dengan mho. Konduktivitas dari bahan adalah
konduktansi antar permukaan yang berlawanan dari bahan yang mempunyai
satuan panjang (1m) dan luas penampang (1m²). Konduktansi dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut :

1 a a
G= = = Q
R 1ρ 1
Dimana Q adalah sebagai konduktivitas dari bahan akan berbanding
terbalik dengan resistansi.

http://www.caprilove.pfwh.net
1.3 Faktor yang mempengaruhi Resistivitas Penghantar
Pada umumnya ada 3 faktor yang mempengaruhi tahanan dari konduktor y
aitu : Temperatur, campuran bahan dan tekanan mekanis.
1.3.1 Temperatur
Tahanan pada beberapa bahan konduktor (terutama pada bahan logam
murni) akan bertambah dengan kenaikan dari temperatur. Perubahan dari tahanan
dari bahan per ohm per derajat celcius dengan adanya perubahan temperatur
dinamakan koefesien temperatur tahanan dari bahan, dan dinyatakan dengan α.
Tahanan dari konduktor akan berubah sesuai dengan perubahan temperatur sesuai
dengan persamaan :
Rt = Ro ( 1 + αot ) Per……1
Dimana : Rt = adalah tahanan dari konduktor pada t˚C
Ro= Tahanan dari konduktor pada saat 0˚C
αo= Koefesien temperature dari tahanan per ˚C pada O˚
t = Temperatur ˚C
Jika bahan pada bahan yang sama pada temperatur yang lain T˚C adalah Rt, dari
persamaan:
RT = Ro ( 1 + αoT ) Pers…….2
Dengan subtitusi pers 1 dan 2 kita dapatkan:
RT = Rt { 1 + αt ( T-t ) }
Dimana αt adalah koefesien temperatur dari tahanan per˚C pada t˚C dan hubungan
dengan αo akan mempunyai hubungan sebagai berikut:
Αt = αo / ( 1 + αot)
Hal ini berarti bahwa tahanan pada temperatur T˚C dapat dihitung bila tahanan
pada t˚ diketahui.

Untuk bahan logam murni dan campuran grafit antara tahanan dan temperatur
adalah merupakan garis lurus, dengan batasan temperatur antara 0˚C sampai 100
˚C.
Bila tahanan mempunyai harga Ro pada O˚C, kemudian pada tahanan akan naik
dengan harga sekitar x. sudut X/Ro dinamakan dengan koefisien temperature dari

http://www.caprilove.pfwh.net
bahan logam dan biasanya dinyatakan dengan symbol αo.kemudian αo adalah
fractian dari tahanan pada 0˚C dengan kenaikan tahanan dan kenaikan temperatur
1˚C kenaikan tahanan untuk temperature yang berubah ke t ˚ C diberikan akhiran
Xt. Yang mana tahanan pada t˚C adalah jumlah tahanan pada 0˚C dan
penambahan dari tahanan yaitu :
Rt = Ro + Xt + Ro + Ro αo t = Ro ( 1 + αot ).

Beberapa sifat fisik dari logam dinyatakan pada tabel dibawah ini :
Resistivity Temperatur Coefficent Melting Boiling
( μΩ.cm ) Coefficient Linear Point Point
Metal
( 0˚C ) ρ (ά ) Expansion X 10- (˚C ) (˚C )
6

Coper Cu 1.55 0,00433 16.45 1084 2560


Silver Ag 1,49 0,0038 18.72 960 2170
Gold Au 2.04 0.00392 14.2 1063 2950
Aluminium Al 2.41 0.0043 21.13 659.8 2500

1.4 Sifat bahan dengan Resistifitas Rendah


Bahan dengan resistifitas rendah pada umumnya digunakan pada
penghantar untuk perumahan, saluran transmisi dan distribusi, pada lilitan motor,
generator dan transformator, serta pada bagian konektor rangkaian elektronika.
Bahan ini digunakan pada semua pengguna dengan rugi daya dan rugi tegangan
serendah mungkin.
Tembaga adalah bahan yang sangat banyak penggunaannya, sebagai
konduktor pada rangkaian elektronika. Banyak kawat yang terbuat dari tembaga.
Tembaga adalah suatu konduktor yang baik dan sangat mudah untuk
penyambungannya. Aluminium adalah penghantar yang baik,tetapi tidak sebaik
tembaga. Bahan ini banyak digunakan pada transformator tenaga dan saluran
transmisi dibandingkan pada bagian rangkaian elektronikanya.

http://www.caprilove.pfwh.net
Suatu bahan yang mempunyai resistifitas rendah akan mempunyai keadaaan-
keadaan sebagai berikut:
1. Koefesien temperatur adalah rendah.
Koefesien temperatur tahanan adalah perubahan rendah. Hal ini
diperlukan untuk menentukan jatuh tegangan dan rugi daya yang rendah dengan
perubahan temperatur. Dengan kenaikan temperatur karena adanya arus yang
mengalir pada bahan akan naik dan rugi daya serta rugi tegangan akan bertambah.
Untuk mendapatkan kerugian yang rendah bahan konduktor harus mempunyai
koefesien temperatur rendah.
2. Tekanan mekanik yang cukup
Tekanan mekanik adalah diakibatkan oleh angin dan karena berat dati
konduktor saluran udaranya sendiri, yang digunakan untuk jaringan distribusi dan
transmisi pada penyaluran daya listrik. Oleh karena itu, untuk menahan tekanan
mekanis pada beberapa penggunaannya maka bahan konduktor harus lebih kuat
dibandingkan tekanan mekanisnya.
3. Dapat dibengkok
Pada ukuran yang berbeda dan lampung yang berbeda dari penghantar
adalah diperlukan untuk berbagai jenis penggunaan. Untuk penggunaan ini, bahan
konduktor dapat mudah dan diolah kedalam ukuran dan lempung yang berbeda.
4. Tahan Korosi
Bahan konduktor diharapkan untuk tidak mudah terkorosi atau berkarat
bila konduktor tersebut digunakan tanpa isolasi dan digunakan diluar.

Persentase Konduktivitas dari beberapa bahan :


Resistivity Percentace Conductivity
Metal
( μ Ω cm. 20 ˚C ) ( %, 20˚C )
Silver 1.62 106
Copper 1.72 100
Gold 2.40 71.6
Aluminium 2.62 65.6

http://www.caprilove.pfwh.net
1.5 Sifat bahan dengan Resistifitas tinggi
Bahan yang mempunyai resistifitas yang tinggi adalah pada umumnya
bahan yang terbuat dari campuran yang berbeda. Contoh yang paling umum dari
bahan yang resistifitas tinggi adalah: Manganin, constanta, ichrom, dan lain-lain.
Contoh penggunaannya sebagai berikut:
- Elemen pemanas
- Start pada motor listrik
- Tahan beban
- Rheostat
1.6 Bahan dengan resistifitas rendah dan penggunaanya.
1.6.1 Tembaga
Tembaga pada umumnya dicari dengan proses penyulingan sulfide seperti
Cu Fe S2. Tembaga yang dikerjakan dengan proses ini adalah tembaga hitam.
1.6.2 Campuran Tembaga
Seperti pada tembaga murni juga punya sifat yang baik seperti pada
penghantar yang resistifitasnya rendah. Kekuatan mekanis lebih baik dibanding
dengan yang resistifitasnya rendah.

Tabel sifat dari tembaga dan campuran:


Additives Conductivity Tensile
Name
(%) (%) Strength ( kg/mm2)
Hard Copper 96 - 98 34 – 48
Soft Copper 97 - 101 25 – 30
Silver Copper Ag ( 0.05 ) 96 34 – 50
Cadmium Copper Cd ( 1.2 – 1.4 ) 85 – 88 50 – 65
Beryllium Copper Be ( 2 – 2.5 ) 25 130

a. Tembaga Perak
Tembaga perak terdiri dari perak 0.05 %. Campuran ini mempunyai sifat
tahan terhadap goresan dan panas. Hal ini biasanya digunakan untuk saluran

http://www.caprilove.pfwh.net
telekomonikasi: anode pada tabung hampa udara, komutator dan kawat trolley
(kawat trem listrik)
b. Tembaga Cadmium
Dengan menambah 1 atau 2% Cd pada tembaga, kekuatan mekanisnya akan
bertambah sekitar 40% dan konduktivitas akan menurun hanya 17%.
Penggunaan campuran tembaga cadmium pada saluran transmisi dengan jarak
antara tiang yang panjang (spand panjang). Dan saluran telekomunikasi yang
aman digunakan pada tekanan angin yang kuat.

1.6.3 Aluminium
Aluminium pada umumnya dibuat dengan proses elektrolisa dari
aluminium oksid (Al2O3) yang dicampur dengan cryolite (ALF3 3NαF).
Aluminium yang diambil dari proses mengandung sekitar 99,5 sampai 99,8%, dan
umumnya terdiri dari Fe, Cu, Si, Ti, Mn seperti kemurnian bahan.

Tabel Sifat dari Aluminium dan Aluminium campuran:


Additives Conductivity Tensile
Name
(%) (%) Strength ( kg /mm2 )
Hard Al Wire - 61,.5 15 -18
Aldrey Si ( 0.5 – 0,6 ) 52 32
Mg ( 0,4 ), Fe ( 0,3 )
Hear-resistant Zr ( 0,1 ) 58 16.2 – 17.2
Al alloy

a. Aldrey
Aldrey adalah nama yang paling dikenal pada campuran Al, yang mengandung
Si (0,5–0,6%), Mg (0,4%), dan Fe (0,3%) yang dipisahkan dari Mg2Si.
Kekuatan mekanisnya sama dengan kekuatan mekanis dari tembaga keras,
sehingga biasanya digunakan untuk saluran transmisi dengan jarak pendek.

http://www.caprilove.pfwh.net
b. Campuran AL tahan panas
Campuran AL tahan panas mempunyai sifat tahan terhadap panas. Campuran ini
dapat digunakan pada temperatur 150˚C dengan waktu yang lama. Campuran ini
dapat mengalirkan daya 50% lebih baik dibandingkan dengan kawat aluminium
keras.sehingga campuran ini sangat populer penggunaannya.

Karakteristik Listrik kabel terbagi menjadi:


1. Resistansi
Rac = Rdc (1 + Ys + Yp)
Dimana Rac = Resistansi arus bolak balik
Rdc = Resistansi arus rata
Ys = Hubungan untuk efek kulit
Yp = Hubungan untuk efek dekat (Proximity)
2. Kapasitansi
a. Untuk busur tunggal, kabel bertabir dengan tiga teras dengan
penghantar bulat, maka kapasitansi c dirumuskan dengan
0,024 E
C= uF/fasa/km
d
log in
do
Dengan din = garis tengah isolasi di atas
do = garis tengah penghantar
E = koefisien bahan dielektris (rata-rata 3,6 untuk
isolasi kertas direndam minyak)
b. Untuk kabel sabuk, kapasitansinya paling baik dapat diperoleh
dengan pengukuran langsung.
3. Induktansi
Untuk teras tiga, kabel penghantar bulat induktasinya L diberikan dengan
rumus empiris:
GMD
L 0,460 log mH / fasa / km
GMR

http://www.caprilove.pfwh.net
Dengan GMD = jarak geometris rata-rata (Geometric Mean
Distance).
GMR = jari-jari geometris rata-rata (Geometric Mean
Radius).

Ketahanan termal tergantung pada bahan penghantar, isolasi, tutup


pelindung dan tanah. Rumus perbedaan suhu, yaitu:
Aliran panas dalam watt termal = Perbedaan suhu dalam O Celcius
Resistansi termal dalam ohm termal

Kenaikan suhu kabel pada kondisi kerja tergantung pada 5 faktor, yaitu:
1. Panas yang dibangkitkan pada permukaan luar kabel.
2. Laluan panas sejauh mungkin dari permukaan yaitu dampai batas bahan yang
mengelilinginya.
3. Laluan panas melalui bahan ini karena itu menjauh dari kabel.
4. Pemakaian arus dari kabel, secara tunggal atau ganda jika dipasang pada
kondisi yang berbeda menghadapi kenyataa.
5. Sifat beban, kontinyu atau terputus (pemakaian pada kondisi hubung singkat
harus diperhitungkan pula).

Didalam kabel ada 3 sumber panas, yaitu: Kerugian I2R dalam penghantar,
rugi dalam sarung dan rugi dalam penguat. Dalam menghitung rugi I2R biasanya
dimulai dengan resistansi yang tersusun dalam daftar resistansi baku. Rugi
elektris hanya penting dalam kabel tegangan sangat tinggi, ialah 132 kV atau
lebih. Rugi sarung dan penguat walaupun ada dalam kabel berteras tiga,
merupakan faktor utama bagi kabel berteras tunggal dengan arus bolak balik.
Bahan kabel, adalah:
1. Bahan Isolasi
Sifat dielektris yang penting untuk isolasi kabel adalah:
a. Tahanan isolasi yang tinggi
b. Kekuatan dielektris yang tinggi.

http://www.caprilove.pfwh.net
c. Sifat mekanis yang baik, misalnya liat dan elastis.
d. Tidak bereaksi terhadap asam dan alkali pada suhu kerja.
e. Tidak mengisap lembab atau digunakan penutup kedap air.
f. Tidak terlalu mahal dan mudah dikerjakan di pahbrik dan di lapangan.
2. Minyak Kabel dan Kompon
Mutu yang diinginkan, adalah:
a. Koefisien muai yang rendah.
b. Kekentalan yang rendah pada suhu pencelupan (impregnasi).
c. Kekentalan yang tinggi pada suhu kerja (hanya kabel padat)
d. Titik beku di bawah suhu pelayanan
e. Agak bersifat melumasi.
f. Koefisien suhu rendah dan ketahanan tinggi.
g. Kekuatan dielektris tinggi.
h. Mantap secara kimia dan bebas dari gangguan gas.

Sebab-sebab pokok kerusakan kabel, adalah:


1. Kemunduran isolasi kertas akibat suhu.
2. Ketidak-stabilan Termal Dielektris.
3. Pembentukan kehampaan dan ionisasi.
4. Kegagalan kelelahan dari sarung timbale.
Kabel memiliki daya tembus, isolasi dan konduksi serta tegangan tinggi,
dan hal ini menyebabkan kabel dapat mudah panas. Karenanya, diperlukan suatu
pengujian untuk mengetahui tingkat kekuatan kabel dalam menahan panas.

Tujuan penulisan makalah ini adalah: agar kita dapat menambah


pengetahuan kita tentang perkabelan, dan macam-macam pengujiannya untuk
mengetahui ketahanannya terhadap panas.

http://www.caprilove.pfwh.net
BAB II
PENGUJIAN

Pengujian dilakukan oleh produsen untuk melihat ketahanan dan mutu dari kabel
yang dihasilkannya.
Pengujian dapat dilakukan dengan 3 cara pengujian, yaitu
1. Uji Jenis (J) adalah pengujian lengkap untuk menentukan apakah hasil produksi
telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan dalam standar ini.
Pengujian ini bila telah dilakukan dengan hasil baik, pada prinsipnya tidak perlu
diulang, kecuali bila ada perubahan bahan atau konstruksi kawat berisolasi yang
kemungkinan dapat merubah karakteristiknya.
2. Uji Rutin (R) adalah pengujian yang dilakukan secara rutin pada setiap hasil
produksi, untuk memisahkan produk yang tidak memenuhi standar ini. Pengujian
ini harus dilakukan oleh produsen dalam rangka pengendalian mutu produksi.
3. Uji Contoh (C) adalah pengujian yang dilakukan terhadap contoh-contoh yang
diambil dari satu kelompok barang untuk menentukan apakah kelompok tersebut
mempunyai karakteristik yang mewakili contoh tersebut.

Pengujian yang akan dijelaskan disini adalah 2 pengujian yang menggunakan


tegangan AC dan impuls, dimana untuk impuls ada beberapa kriteria yang harus
dilakukan, yaitu mampukah kabel menahan tegangan tinggi dan waktu pendek.
Disini kami mengambil dua dari pengujian kabel yang kami dapatkan yaitu:
PENGUJIAN TERHADAP:
1. KABEL FLEKSIBEL BERISOLASI DAN BERSELUBUNG PVC
TEGANGAN NOMINAL 500 V (NYMHY)
2. KAWAT BERISOLASI PVC TEGANGAN PENGENAL 450/750 VOLT
(NYA)

http://www.caprilove.pfwh.net
1. KABEL FLEKSIBEL BERISOLASI DAN BERSELUBUNG PVC
TEGANGAN NOMINAL 500 V (NYMHY)
1.1 Spesifiksi
Spesifikasi ini berlaku untuk kabel fleksibel berisolasi dan berselubung PVC
untuk tegangan kerja sampai dengan 500 V sesuai pula untuk tegangan searah 440
V dengan satu penghantar ditanahkan.
Kabel ini dimaksudkan untuk digunakan dalam ruangan kering untuk alat-alat
yang dapat dipindah-pindahkan, dengan tekanan mekanis sedang, atau juga dalam
ruangan lembab untuk alat-alat rumah tangga dan dapur. Juga dimaksudkan untuk
alat-alat pemanas, asalkan kabel tidak mengenai bagian-bagian alat
dengan suhu lebih dari 85 °C.
Penghantarnya terdiri dari kawat-kawat dipintal dari tembaga polos yang
dipijarkan.

1.2 Syarat Tegangan


• Tegangan Nominal E, ialah tegangan frekuensi jaringan tenaga listrik antara
penghantar-penghantar untuk mana kabel tersebut direncanakan
• Tegangan yang ditentukan untuk kabel yang termasuk dalam spesifikasi ini ialah
500 V.

1.3 Syarat Mutu


• Kuat Arus
Kuat arus maksimum didasarkan pada daya hantar arus secara terus menerus pada
suhu penghantar tidak melebihi 70°C.
Besarnya arus yang tercantum dalam Tabel Spesikasi Cara Uji Kabel kolom 8 dan
9 berlaku untuk kabel-kabel tunggal pada suhu keliling maksimum masing-
masing 30°C dan 40°C.
• Ukuran, Konstruksi dan Kuat Arus Maksimum.
• Kabel harus dibuat secara baik, rapi, tanpa cacat

http://www.caprilove.pfwh.net
1.4 Pengujian
• Ada beberapa ketentuan-ketentuan pengujian, yaitu:
1. Pengujian tegangan
Pengujian tegangan sesuai SII. 0216 -78, dengan ketentuan sebagai berikut :
Tegangan pengujian : 2,5 kV arus bolak balik
Lama pengujian : 5 menit
Suhu air : (25 ± 5)°C
Perendaman dalam air : 2 jam
2. Pengujian daya tahan isolasi terhadap arus searah selama direndam dalam air.
Pengujian daya tahan sesuai SII. 0216 - 78, dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Pengujian tegangan tinggi
Tegangan pengujian : 1,2 kV arus bolak balik
Lama pengujian : 5 menit
Suhu air : (25 ± 5) ° C
Perendaman dalam air: 4 jam
b. Daya tahan isolasi terhadap arus searah (pengujian utama)
Tegangan pengujian : (220 ± 10) V arus searah
Lama pengujian : 10 x 24 menit
Suhu air : (25 ± 5)°C

http://www.caprilove.pfwh.net
• Spesifikasi Cara Uji Kabel
No Pengujian Spesifikasi Taraf Pengujian
1 Tahanan Penghantar SII.0214-78 J,C
2 Pengujian Tegangan SII.0216-78 J,C
3 Tahanan Isolasi SII.0215-78 J,C
4 Daya Tahan Isolasi Terhadap Arus Searah Selama SII.0217-78 J
Direndam Dalam Air
5 Tebal Isolasi dan Selubung SII.0213-78 J,C
6 Ukuran dan Diameter Luar Kabel SII.0213-78 J,C
7 Kuat Tarik dan Pemuluran pada waktu Putusnya SII.0219-78 J
Isolasi, Sebelum dan Sesudah Penuaan
8 Penyusutan Berat Isolasi dan Selubung karena SII.0219-78 J
Penguapan
9 Perubahan Bentuk Akibat Tekanan pada Suhu Tinggi SII.0218-78 J
10 Pengujian Daya Tahan Retak SII.0221-78 J
11 Karakteristik Hambatan Api SII.0220-78 J
12 Pengujian Tahanan Jenis Volume pada 700C SII.0215-78 J
13 Fleksibilitas Dalam --
Pertimbangan

Keterangan:
• C - Pengujian contoh, dilakukan terhadap sebagian dari pada setiap produksi
dan atau penyerahan.
• J - Pengujian jenis, dilakukan sewaktu-waktu, akan tetapi tidak pada setiap
penyerahan.

http://www.caprilove.pfwh.net
2. KAWAT BERISOLASI PVC TEGANGAN PENGENAL 450/750VOLT
(NYA)
2.1 Pendahuluan
Standar Nasional Indonesia PVC tegangan pengenal 450/750 Volt (NYA)
merupakan revisi (SNI 04-2698-1992), disusun dengan perimbangan kebutuhan di
dalam perdagangan untuk jenis dan spesifikasi terhadap produk ini terus
berkembang.
Standar Nasional ini telah dibahas dalam rapat teknis, rapat prakonsensus
dan terakhir telah dibahas dalam rapat Konsensus yang diselenggarakan di Jakarta
pada tanggal 9 Februari 1999 yang dihadiri oleh wakil-wakil dari produsen ,
konsumen, lembaga penguji, dan komisi teknik APKABEL.
Standar Nasional Indonesia (SNI 04-2698-1999( Kawat berisolasi PVC
tegangan pengenal 450/750 (NYA) ini di susun oleh Komisi Teknik APKABEL
dan Ditjen ILMEA Departemen Perindustrian dan Perdagangan.

2.2 Acuan
• SNI 04-2698-1992 Kawat berisolasi PVC tegangan nominal 450/750 volt (NYA)
• SNI 04-3893-1995 Metode pengujian kabel listrik
• SNI 04-1713-1989 Persyaratan Kompon PVC untuk isolasi dan selubung listrik,
• SNI 04-3580-1994 Persyaratan penghantar tembaga dan aluminium untuk kabel
listrik berisolasi.

2.3 Ketentuan Tegangan


Tegangan pengenal yang ditentukan untuk kawat berisolasi dinyatakan
dengan perbandingan Uo/U dan untuk kawat berisolasi yang termasuk dalam
standar ini adalah 450/750 V. Bila dipasang pada sistem arus searah, maka
tegangan maksimum sistem tidak lebih dari 1100 V arus searah.

http://www.caprilove.pfwh.net
2.4 Syarat Mutu
• Tahanan penghantar
Tahanan penghantar kawat berisolasi yang diukur sesuai dengan SNI 04-3893-
1995.
• Tahanan isolasi
Pengukuran tahanan isolasi dilaksanakan sesuai SNI 04-3893-1995.
• Uji Tegangan
Uji tegangan dilakukan dengan cara merendam dalam air dengan suhu 25 ± 50C
selama minimum 1 jam, kemudian dikenakan tegangan arus bolakbalik 2500 volt
selama minimum 5 menit dan tidak boleh terjadi tembus tegangan.

2.5 Syarat Lulus uji


• Uji Jenis
Uji kawat berisolasi tertentu dianggap lulus apabila contoh uji kawat berisolasi
tersebut lulus semua tingkat pengujian jenis (J) sesuai tabel 1.
• Uji contoh
Uji contoh untuk menilai sekelompok kawat berisolasi dengan ukuran dan warna
dianggap lulus apabila seluruh contoh uji diambil setelah mengalami tingkat
pengujian contoh (C) sesuai tabel 1 memenuhi kriteria tertentu yang telah
ditetapkan.
• Uji Rutin
Uji rutin hasil produksi dianggap lulus apabila barang hasil produksi tersebut
lulus semua tingkat pengujian rutin (R) sesuai tabel 1.

http://www.caprilove.pfwh.net
Tabel 1 Pengujian
No Jenis Uji Cara Uji Tingkat Pengujian
1 Pemeriksaan Sifat Tampak SNI 04-3893-1995 J,C,R
2 Pengujian listrik
2.1 Tahan penghantar SNI 04-3893-1995 J,C,R
2.2 Penguji tegangan SNI 04-3893-1995 J,C,R
2.3 Tahanan isolasi:
- Pada suhu 200C SNI 04-3893-1995 J,C,R
- Pada suhu 700C SNI 04-3893-1995 J
3 Dimensi
- Tebal Isolasi SNI 04-3893-1995 J,C,R
- Diameter SNI 04-3893-1995 J,C,R
4 Sifat mekanis isolasi kuat tarik dan
pemuluran SNI 04-3893-1995 J
- Tanpa penuaan SNI 04-3893-1993 J
- Setelah penuaan
5 Pengujian termis
5.1 Penyusutan berat karena penuaan SNI 04-3893-1995 J
5.2 Uji tekanan pada suhu tinggi SNI 04-3893-1995 J
5.3 Elastisitas dan daya tahan pukul pada
suhu rendah SNI 04-3893-1995 J
- Uji Tekuk SNI 04-3893-1995 J
- Uji Pukul
5.4 Daya Tahan retak pada suhu tinggi SNI 04-3893-1995 J
5.5 Karakteristik hambatan api SNI 04-3893-1995 J

http://www.caprilove.pfwh.net
• Berdasarkan pengujian-pengujian yang dilakukan, maka hasilnya ditampilkan
pada kabel sebelum di jual ke konsumen.
• Pada permukaan luar isolasi dari kabel harus diberi tanda pengenal dengan cara
cetak tinta atau cetak timbul dengan ketentuan jarak tidak melebihi 20cm, dan
tidak mudah terhapus (luntur) apabila digosok 10 kali dengan tekanan ringan yang
memakai kain katun/wool, yang telah dibasahi air.
• Penandaan sekurang-kurangnya adalah:
- Tanda SNI
- Tanda pengenal produsen/logo/merek
- Kode pengenal kawat berisolasi dan luas penampang dalam mm2
- Tegangan pengenal

http://www.caprilove.pfwh.net
BAB III
KESIMPULAN

Ada beberapa kesimpulan yang didapat, yaitu:


• Kabel merupakan salah satu komponen penting dalam suatu pentransmisian
energi listrik sampai ke konsumen.
• Kabel memiliki daya tembus, isolasi dan konduksi serta tegangan tinggi, dan hal
ini menyebabkan kabel dapat mudah panas.
• Perlu dilakukan suatu pengujian untuk mengetahui tingkat kekuatan kabel dalam
menahan panas.
• Pengujian-pengujian tersebut memiliki acuan yang telah ditetapkan yaitu SNI 04-
3893-1995

http://www.caprilove.pfwh.net
REFERENSI

• http://www.Kabel_flek.com
• http://www.Kabel.com
• http://www.Elektroindonesia.com
• Sistem Distribusi Daya Listrik,AS Pabla dan Ir.Abdul Hadi

http://www.caprilove.pfwh.net

You might also like