You are on page 1of 6
©RBITH Vol.4 No.1 Maret 2008 : 205 - 210 MENENTUKAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK PONDASI DANGKAL DENGAN PENDEKATAN ALAT DCP Oleh: Hartono Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang, 1, Prof. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang 50275 Abstrak Secara umum semua bangunan sipil selalu berpijak diatas tanah dengan perantara pondasi, oleh sebab itu kestabilan suatu bangunan salah satu di antaranya sangat bergantung pada pondasinya. Karena suatu ondasi harus mampu mendukung beban bangunan yang diatasnya dan selanjuinya beban tersebut diteruskan kedalam tanah yang dapat mendukungnya. Dengan asumsi tersebut perlu kiranya harus diketahui kekuatan daya dukung tanah tempat dimana bangunan itu berdiri. Karena untuk menentukan daya dukung tanah tempat dimana bangunan itu berdiri. Karena untuk menentukan daya dukung tanah Yang praktis pada kedalaman 1 meter dengan operasional murah dan pengerjaan mudah sulit didapatkan, ‘sehingga dengan mencoba metode pendekatan menggunakan alat DCP kekuatan daya dukung tanah dapat ditentukan. Meskipun hasilnya agak kasar, hasil korelasi ini dapat membantu untuk menentukan prakiraan nilai daya dukung tanah yang pondasi dangkal, akan digunakan untuk merencanakan tipe dan ukuran pada Kata kunci: Prakiraan, daya dukung tanah, dengan alat DCP. 1. Pendahuluan 11. Latar Belakang Semua bangunan sipil selalu berpijak diatas tanah dengan perantara pondasi, oleh karena itu kestabilan suatu bangunan salah satu diantaranya sangat bergantung pada pondasinya. Berdasarkan hal tersebut maka sebaiknya setiap mendirikan bangunan perlu kiranya untuk direncanakan suatu pondasi yang mampu mendukung beban bangunan diatasnya dan selanjutnya dapat diteruskan beban tersebut ke dalam tanah yang dapat mendukungnya meskipun bangunan tersebut berupa rumah sederhana, tandon air rumah pribadi dan sebagainya. Guna keperluan tersebut perlu kiranya untuk mengetahui kekuatan daya dukung tanah tempat dimana bangunan itu berpijak, sehingga dapat menentukan dan memilih Jenis pondasi yang sesuai dengan bangunan yang akan didukungnya, Untuk memilih pondasi yang = memadai._-—_—perlu dipertimbangkan kondisi tanah dasarnya, konstruksi bangunan yang didukungnya, biaya yang dikeluarkan dapat ditekan sehemat mungkin, waktu yang diperlukan untuk melaksanakannya dan kemudahan untuk pengerjaannya. Atas pertimbangan tersebut, bila mendirikan suatu bangunan dengan beban yang tidak terlalu berat misal bangunan rumah sederhana / tidak bertingkat dapat menggunakan pondasi dangkal. Oleh sebab itu untuk mendisain pondasi tersebut perlu kiranya haus. diketahui kekuatan daya dukung tanah tersebut, dengan menggunakan pendekatan alat DCP dapat diketahui Kekuatan daya dukung tanah yang akan digunakan untuk bangunan itu berpijak, meskipun hasilnya agak kasar tetapi sangat praktis dan operasionalnya sangat murah seta pengerjaan sangat mudah sehingga cocok untuk bangunan sederhana guna menentukan jenis pondasinya, apakah pondasi batu kali, pondasi setempat atau menerus dan sebagainya. 1.2, Permasalahan Hingga saat ini masih sulit didapatkan alat untuk menentukan daya dukung tanah yang praktis untuk kedalaman 1 meter dengan operasionalnya murah dan pengerjaannya 205 Menentukan Daya Dukung Tanah Untuk Pondasi Dangkal Dengan Pendekatan .. mudah. Yang sering digunakan adalah alat sondir, booring dan Standard Penetration Test (SPT). Dari ketiga alat tersebut yang lebih baik hanyalah Sondir berdasarkan pertimbangan waktu perangkaian alatnya lama dan memerlukan biaya cukup mahal serta pengerjaannya agak rumit, kadang- kadang kerusakan dapat terjadi_ pada manometer dan tekanan hidrolisnya, serta alat bikonusnya sehingga menghambat pekerjaan dan lagi pula perangkaian pemasangan alat tidak praktis. Untuk memecahkan permasalahan tersebut kiranya dapat dicoba dengan menggunakan pendekatan alat DCP yang _hasilknya dikorelasikan dengan alat sondir. Dimana hasil pengujian tanah dengan alat DCP didapat harga CBR dalam satuan (%), sedangkan pengujian tanah menggunakan alat sondir didapat daya dukung tanah dengan nilai perlawanan penetrasi_ konus dalam satuan (ke/cm’). Dari hasil uji kedua alat tersebut dapat diperoleh suatu gambaran pendekatan dari nilai daya dukung tanah yang dimaksud. 13. Peralatan 1.3.1, Alat Sondir Alat sondir atau dikenal dengan nama Ducth Cone Penetrometer terdiri dari serangkaian alat dengan bagian pokok yang disebut bikonus yang dapat bekerja ganda. Yang pertama apabila ujung bikonus ditekan maka tanah di bawahnya akan memberikan perlawanan yang besarnya dapat dibaca pada manometer pangukur tahanan disebut dengan nilai perlawanan penetrasi konus (qe = Cone Resistence) dan yang kedua tanah di sekeliling bikonus akan memberikan nilai perlawanan gesekan (Fr = Friction) terhadap mantel bikonus yang besarnya dapat dibaca pada manometer apabila bikonus tersebut ditekan menembus tanah. Perlawanan penetrasi Konus (qc) adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus yang 206 Hartono dinyatakan dalam gaya persatuan Iuas. Friction (Fr) adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus dalam gaya persatuan luas (Ditjen Binamarga, 1976). a. Perlengkapan alat © Mesin sondir kekuatan sedang 2,5 ton © Manometer dua buah kapasitas 60 kg/cm* dan 250 kg/cm? © Seperangkat pipa sondir, panjang masing-masing 1 meter. * Empat buah —angker dan perlengkapannya termasuk besi kanal * Kunci pipa, linggis, _ meteran, waterpass dan oli hidrolis. Gambar 1. Peralatan Sondir Keterangan : 1. Angker Helicoidal 2. Rod + konus 3. Rack 4. Roda gigi 5. Kepala penekan b. Perhitungan 1. Friction / Perlawanan gesekan tanah Fr kg/cm’) Fr = TR-qe (kg/em’) TR= Total Resistance / perlawanan (kg/cm*) ge = Cone Resistance / perlawanan penetrasi konus (kg/em*) 20 Frxty (ke/om) jumlah A = Tahap —pembacaan _setiap kedalaman 20 em Luas konus _ 19) B = faktor alat ( Luas torak @RBITH Vol4 No.1 Maret 2008 : 205 - 210 2. Total Cumulative Friction / Jumlah kumolatif gesekan TCF (kg/cm) TCF= SFr i = kedalaman yang dicapai konus (setiap 20 cm) Tabel 1. Contoh perhit “Manometer Reading - ? LF = 7 ecm’) LF = Local Friction | gesekan setempat (kg/cm?) 3. Friction Ratio FR (%) Fr= LF, 100% qe Cone Total | Frietian Friction Ratio Resistence | Resistence | (Fr) (kg/m D E 0. 0 = = ~ = = 2 16 4 a g OF 333, 15 19 4 8 16, Of 2,67 25 30 5 10 26, 05 2,0) 40 45 5 10. 36 45, 1.25) 40, 45 5 0 46 0.5, 125 13.2. Alat DCP 1 Palu Penumbuk diangkat Alat Dynamic Cone Penetrometer atau dikenal dengan nama DCP digunakan untuk menentukan nilai CBR tanah di lapangan atau tanah dasar suatu perkerasan jalan dan juga digunakan —sebagai_—_pekerjaan pengendalian mutu pekerjaan pembuatan badan jalan yang dapat dilakukan secara cepat dan praktis dibandingkan alat CBR lapangan. Alat ini didisain khusus agar mudah dibawa kemanapun juga, serta dapat dibongkar pasang dengan mudah dan — cepat. Pengoprasiannya cukup dilakukan oleh dua orang saja, sehingga pekerjaan menjadi cepat dan efisien dengan hasil pengukuran yang mudah dilakukan dan teliti. a, Perlengkapan alat Alat ini terdiri dari : © Konus baja keras ¢ 20 mm dengan sudut kemiringan 60' * Palu penumbuk berat 8 kg dengan tinggi jatuh 575 mm © Batang penctrasi ¢ 16 mm dan mistar ukur panjang 1000 mm ‘Tinggi jatuh $75 em Gambar 2. peralatan DCP Rangkaian Alat : . Pemegang . Stang pelurus . Palu penumbuk Baut pembatas mistar Landasan penumbuk Mistar ukur . Batang penetrasi . Pelurus mistar ukur . Baut penjepit 10, Mur stelan mistar 11, Baut stelan mistar 12. Konus CRI AWRY NS 207 Menentukan Daya Dukung Tanah Untuk Pondasi Dangkal Dengan Pendekatan ... b. Perhitungan 1, Baca posisi awal penunjukan pada mistar ukur Xo= 3 mm atau angka yang terdekat index pada mistar ukur. Tuliskan nilai Xq ini dalam blangko pada kolom ke-2 pembacaan mistar (mm) pada kolom ke-1 untuk tumbukan n= 0 2. Jatubkan palu penumbuk setinggi 575 mm sehingga konus menembus tanah dibawahnya, Baca posisi penurunan penunjukan mistar ukur setelah terjadi penetrasi X (mm). Tuliskan nilai x; ini dalam langko pada kolom ke-2 pembacaan mistar (mm) pada kolom ke-1 baris ke-2 untuk tumbukan n = 1. Ulangi prosedur 2 sampai batas kedalaman lapisan yang diperiksa, masukkan data- data (2, %3....4.%a)- Isi kolom ke-3 nilai penetrasi (mm) selisih x1 dengan xq (x2, X3...--» Jsi kolom ke-4, tumbukan per 25 mm=—> xn Xy Xo Xi-Xo = nilai penetrasi Misal : x, =58mm Tumbukan er 25 mm = —>_x1=0,45 p 3-3" Dengan menggunakan grafik 1, didapat nilai CBR = 3,0 %. Caranya yaitu sebagai berikut : © Angka yang ditulis pada kolom ke — 4, yaitu 0,45 dimasukkan pada skala mendatar grafik 1. « Tarik garis vertikal ke atas sampai memotong grafik garis kurve, dari titik perpotongan tersebut tarik garis horisontal ke Kiri sampai memotong skala vertikal akan didapat nilai CBR =3,0 % « Hasil tersebut masukkan pada kolom ke ~ 5 tuliskan nilai CBR nya. 3. Ulangi prosedur 2 berulangkali hingga batas kedalaman lapisan yang diperiksa, bila penettasi_ mencapai 700 mm tumbukan dihentikan atau tumbukan 208 sudah mencapai maximum tanah keras (onus tidak menembus tanah lagi). Tumbukan Per 25 mm Gambar 3. Grafik 1 untuk mendapatkan nilai CBR Tabel 2. Contoh perhitungan pengujian tanah dengan alat DCP DATALAPANGAN PERHTONGAY ‘Tumbukan [__ Niai CBR (2%) funeta Puntecaan [Perot Per a (0) [Matern ten) | FRLG® rant] Rata a a Z| | [on 3 [ws | [on i se [sa Ce 7 [28 [20 [078 © [ae | as [ars [3s [ mo 075 70 | 38 [00768 a] 3) 360078 | 6885 | 078 |e _[ 405000 [59 | sar E=66 % % Nilai rata-rata CBR = « * = 507% 14, Hasil Pendekatan Pengujian Tanah di Lapangan Antara Alat DCP dan Alat Sondir Tabel 3. Korelasi CBR Dengan gc SONDIR Nilai qc kg/cm’) 05 10 1,25 1,50 20 3,0 40 @RBITH Volt No.1 Maret 2008 : 205 - 210 s T 7 | 2% 3 7 : 2» 6 2 if | oH L re er rr ‘Nilai ge (kg/m?) Gambar 4. Grafik 2 korelasi nilai qe dengan CBR 2. Pembahasan Dengan menggunakan cara _pendekatan, untuk mendapatkan nilai daya dukung tanah akan menjadi mudah dan lebih praktis. Hasil pendekatan korelasi CBR dan qe ini tidak boleh digunakan sebagai acuan teori, karena hanya merupakan pendekatan dari kumpulan laporan pengujian di lapangan dan belum sampai pada kajian penelitian lebih lanjut. Meskipun hasilnya agak kasar, hasil korelasi tersebut dapat membantu untuk prakiraan nilai daya dukung tanah yang akan digunakan untuk menentukan —_pondasi dangkal dan pada umumnya masyarakat secara luas yang akan mendirikan bangunan untuk rumah sederhana (pribadi), biasanya pondasi dibuat berdasarkan prakiraan atau pengalaman saja, dengan adanya pendekatan nilai korelasi ini dapat membantu memberi solusi yang lebih baik. Pada tabel 2, contoh perhitungan pengujian tanah dengan alat DCP didapat nilai rata-rata CBR = 5,07 %, Dengan menggunakan nilai korelasi pendekatan CBR dan qe, akan didapatkan nilai daya dukung tanh secara kasar yaitu qc = 0,42 kg/cm’. Dengan demikian untuk selanjutnya dapat ditentukan baik jenis maupua dimensi dari pondasi yang akan dikehendaki. 3. Kesimpulan dan Saran 3.1. Kesimpulan Secara umum semua bangunan sipil selalu berpijak di atas tanah dengan perantara pondasi, oleh karena itu kestabilan suatu bangunan salah satu diantaranya sangat bergantung pada pondasinya. Karena suatu pondasi harus mampu mendukung beban bangunan yang berada diatasnya dan selanjutnya diteruskan beban _ tersebut kedalam tanah yang dapat mendukungnya. Dengan asumsi tersebut perlu kiranya untuk mengetahui Kkekuatan daya dukung tanah tempat dimana bangunan itu didirikan/ berada, Untuk memilih pondasi yang memadai perlu mempertimbangkan kondisi tanah dasarnya, bangunan yang akan didukungaya, waktu dan biaya yang diperlukan serta kemudahan pengerjaannya. Oleh sebab itu untuk mendisain pondasi tersebut harus diketahui kekuatan daya dukung tanah tersebut. Karena untuk menentukan daya dukung tanah untuk bangunan sederhana atau rumah pribadi yang praktis untuk kedalaman 1 meter dengan operasional murah dan pengerjaan mudah masih sulit didapatkan, maka dengan menggunakan pendekatan alat DCP dapat diketahui kekuatan daya dukung tanah yang sangat diperlukan untuk menentukan jenis pondasi yang sesuai dengan bangunan yang akan didukungnya Sebagai contoh dari tabel 2, dari hasil pengujian tanah dengan alat DCP didapat nila rata-rata CBR = 5,07 %, dengan menggunakan pendekatan nilai korelasi CBR dan ge didapatkan nilai daya dukung tanah adalah qc = 0,42 kg/cm’. Schingga untuk selanjutnya dapat ditentukan jenis maupun dimensi dari pondasi yang dikehendaki. 3.2. Saran Hasil pendekatan korelasi CBR dan qe ini tidak boleh digunakan sebagai acuan teori, 209 Menentukan Daya Dukung Tanah Untuk Pondasi Dangkal Dengan Pendekatan .... Hartono. karena hanya merupakan pendekatan dari kumpulan laporan pengujian di lapangan dan belum sampai pada kajian penelitian lebih lanjut. Meskipun hasilnya agak kasar, hasil korelasi tersebut dapat membantu prakiraan nilai daya dukung tanah yang akan digunakan menentukan pondasi dangkal saja untuic rumah sederhana. DAFTAR PUSTAKA DPMA, 1982. Seksi Mekanika Tanah. Bandung : Sub. _ Direktorat Bangunan Air Djoko Untung S. 1979. Konsiruksi Jalan ‘Raya. Jakarta : Badan Penerbit Pekerjaan Umum. Imam Subarkah. 1979. Jkhtisar Praktis Teknik Pondasi. Bandung : Idea Dharma LD Wesley. 1977. Mekanika Tanah. Jakarta : Badan Penerbit Pekerjaan Umum NSPM Kimpraswil. 2002. Metode Spesifikasi dan Tata Cara, Bagian 1, Tanah, Longsoran, Jakarta : Balitbang Departemen Kimpraswil NSPM Kimpraswil. 2002. Metode Spesifttasi dan Tata Cara, Bagian 4, Asbuton, Perkerasan Jalan. Jakarta: Balitbang Departemen Kimpraswil Suyono Sosrodarsono. 1983, Mekanika Tanah Dan Teknik Pondasi, Jakarta : PT Pradnya Paramita Petunjuk — Pemakaian Dynamic Cone Penetrometer Type : 50 - 150A, Jakarta : PT. MBT UTAMA. 210

You might also like