You are on page 1of 13

Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Jumat / 4 Maret 2011

Peralatan Industri Dosen: Ir. Ade Iskandar, M.Si


Asisten:
Julian Pradifta F34070071
Ghilda Agastirani F34070113

Vacuum Frying, Dryer, Slicer, dan Conveyor

Oleh:
Fatia Tririzqi F34090027
Citra Regina Barus F34090119

2011
Departemen Teknologi Industri Peranian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Bogor
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pemberian nilai tambah pada komoditi hasil pertanian bisa dilakukan dengan berbagai cara.
Salah satu pengolahan yang sedang banyak dilakukan oleh industri kecil maupun besar adalah industri
pembuatan keripik buah dan sayuran. Pengolahan ini umumnya menggunakan seperangkat mesin
vacuum frying yang menggunakan prinsip tekanan vakum.
Di dalam industri, bahan -bahan yang digunakan kadangkala merupakan bahan yang berat
maupun berbahaya bagi manusia. Untuk itu diperlukan alat transportasi untuk mengangkut bahan
-bahan tersebut mengingat keterbatasan kemampuan tenaga manusia baik itu berupa kapasitas bahan
yang akan diangkut maupun keselamatan kerja dari karyawan. Salah satu jenis alat pengangkut yang
sering digunakan adalah konveyor yang berfungsi untuk mengangkut bahan -bahan industri yang
berbentuk padat. Konveyor pada umumnya digunakan untuk memindahkan bahan ke arah horizontal
atau sedikit miring baik ke atas maupun ke bawah. Selain itu, masih banyak kegunaan dari konveyor
dan berbagai jenis konveyor akan dibahas pada bagian selanjutnya.

B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan mengetahui cara kerja, fungsi, komponen-komponen dari seeperangkat
vacuum frying dan konveyor. Selain itu, mengetahui jenis-jenis konveyor yang biasa digunakan pada
industri.

2
Bag II
Metodologi
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah seperangkat vacuum frying dan alat
penunjangnya yang berupa slicer dan vacuum dryer; konveyor rantai, konveyor sabuk dan pisau.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah nangka dan singkong.

B. Metode
Seperangkat vacuum fring diamati cara kerja, fungsi, spesifikasi, dan komponen-
komponennya. Kemudian dilakukan penggorengan nangka menjadi keripik nangka. Pertama, potongan
nangka yang sudah dibersihkan diturunkan kadar airnya dengan rotary drum. Kemudian dimasukkan
ke dalam vacuum frying dengan minyak bersuhu 80-90°C. Potongan nangka digoreng selama ±60
menit. Setelah itu nangka yang sudah menjadi keripik dikurangi kadar minyak dengan rotary drum
kembali. Keripik nangka siap dikonsumsi. Untuk mengetahui cara pemotongan bahan dilakukan
pengamatan pada alat slicer, yang terdiri dari 2 jenis yaitu manual dan menggunakan listrik.
Setelah itu, konveyor ban dan konveyor rantai diamati cara kerja, fungsi, spesifikasi, dan
komponen-komponennya. Slicer diamati dengan memotong singkong yang sudah dikupas.

3
Bab III
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
Hasil pengamatan terlampir
B. Pembahasan
Penggunaan vacuum frying pada pengolahan komoditi pertanian sudah tak asing lagi di
kalangan industri, baik kecil maupun besar. Umumnya vacuum frying digunakan untuk membuat
keripik dari komoditi pertanian yang memiliki kadar air yang tinggi seperti buah dan sayuran ataupun
ikan. Contoh buah yang biasa diproduksi menjadi keripik menggunakan vacuum frying antara lain
nangka, apel, dan semangka. Prinsip kerja vacuum frying adalah menghisap kadar air dalam sayuran
dan buah dengan kecepatan tinggi agar pori-pori daging buah-sayur tidak cepat menutup, sehingga
kadar air dalam buah dapat diserap dengan sempurna tanpa merubah rasa produk tersebut. Prinsip kerja
dengan mengatur keseimbangan suhu dan tekanan vakum.
Untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang bagus dalam artian warna, aroma, dan ras
buah-sayur tidak berubah dan renyah pengaturan suhu tidak boleh melebih 850 C dan tekanan vakum
antara 65 – 76 cmHg. Suhu yang terjaga rendah ini, menjadikan produk Anda tidak gosong, sehingga
warna sesuai aslinya. Sebaiknya air dalam bak penampung pada vacuum frying tidak mengandung
partikel besi karena dapat menyebabkan air keruh dan dapat merusak pompa vakum yang akhirnya
mempengaruhi kerenyahan keripik. Rata rata penggorengan sekitar 1 sampai 1,5 jam, atau disesuaikan
dengan jenis bahan baku yang diproduksi Untuk mempercepat penggorengan, maka dilakukan
penyedotan kandungan air pada buah dengan cara pemvakuman. Pemvakuman ini menggunakan
pompa khusus, dengan tenaga listrik (Hidayat, 2008).
Komponen seperangkat vacuum frying terdiri dari tabung penggoreng, tabung berputar (rotary
drum), kompor, kotak kontrol, bak air, kran, seal, selang. Tabung penggoreng berisi minyak goreng
yang akan dipanaskan dengan suhu tertentu. Tabung berputar digunakan sebagai tempat bahan yang
akan digoreng yang tentunya saja dapat diputar-putar agar dapat digoreng secara bergantian. Tabung
ini berlubang sehingga minyak akan mudah merendam dan memanaskan bahan. Kompor digunakan
sebagai sumber panas/api. Kotak kontrol digunakan untuk mengatur tekanan dan suhu yang akan
digunakan. Saat pertama kali dipanaskan, suhu minyak akan naik secara perlahan. Suhu ini bisa diatur
sesuai kebutuhan. Jika suhu minyak sudah mencapai suhu yang diinginkan, api akan mengecil dan
membesar hingga memanaskan minyak pada suhu yang konstan. Selang digunakan untuk menyalurkan
gas dari tabung gas ke kompor. Untuk melihat bentuk dari vacuum frying secara jelas, dapat dilihat
pada bagian lampiran Gambar 5.
Dalam praktikum ini praktikan diperlihatkan cara membuat keripik nangka. Nangka yang sudah
dikupas dan dibersihkan sebelumnya dikurangi kadar airnya dengan alat dryer. Dryer yang digunakan

4
kali ini berbentuk tabung. Nangka dimasukkan ke dalam tabung dalam dryer yang memiliki lubang-
lubang agar air mudah keluar. Dryer dihubungkan ke aliran listrik sehingga tabung akan berputar dan
nangka yang sudah dimasukkan akan ikut berputar sesuai dengan gaya sentrifugal yang diberikan
tabung Selama perputaran ini, nangka akan mengeluarkan kadar air yang terkandung di dalamnya
sehingga bisa mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menggoreng dan mampu membuat keripik
menjadi renyah.
Kemudian minyak dalam vacuum frying dipanaskan sampai suhu 80oC. Suhu sebesar ini
merupakan suhu yang tepat untuk menggoreng nangka. Kemudian nangka digoreng selama 1 jam
dengan suhu konstan. Untuk memperhatikan apakah nangka yang digoreng sudah siap angkat
(matang), proses penggorengan bisa diperhatikan melalui kaca di bagian kanan atau kiri tabung karena
tidak diperbolehkan untuk membuka vacuum frying. Kaca ini memperlihatkan bagian dalam tabung
yang dilengkapi dengan cahaya dari lampu sehingga memudahkan kita untuk mengamati. Setelah 1
jam, api dimatikan, rotary drum diputar ke atas ,dan nangka diangkat secara manual dengan spatula.
Untuk meniriskan minyak yang masing banyak terkandung di dalam keripik nangka, keripik nangka
dimasukkan kembali ke dalam dryer. Karena dryer selain mampu untuk mengurangi air, turut mampu
untuk mengurangi minyak. Hasil yang didapat adalah keripik nangka yang keriput dan kurang renyah.
Jika dikonsumsi, keripik ini sangat keras untuk dikunyah. Hal ini disebabkan karena faktor buah
nangka yang terlalu matang dan pengeringan minyak dengan dryer yang kurang maksimal.
Sesuai dengan hasil di atas maka vacuum dryer merupakan perangkat yang digunakan untuk
proses pengeringan dengan mengurangi tekanan di dalam ruang terisolasi. Proses pengeringan adalah
suatu aktivitas mengubah spesimen (bahan yang dikeringkan) dari fase awal padat, semi-padat, atau
cair, menjadi produk yang solid dengan mengambil air yang terkandung dalam spesimen dari spesimen
ke sekitarnya. Jadi, hasil dari proses pengeringan adalah produk padat. Ketika tekanan berkurang
karena pemvakuman, kelembaban relatif menurun juga. Penurunan kelembaban relatif adalah faktor
yang mempengaruhi laju pengeringan. Jadi, laju pengeringan tidak langsung dipengaruhi oleh
penurunan tekanan, tetapi dengan penurunan kelembaban relatif (Ullman, 2003). Untuk melihat bentuk
dari dryer secara jelas, dapat dilihat pada bagian lampiran Gambar 6.
Beralih pada alat slicer. Slicer merupakan bagian/alat penunjang dari vacuum frying. Alat ini
membantu memotong bahan pertanian yang akan diolah pada alat selanjutnya. Pada praktikum kali ini
slicer digunakan untuk memotong singkong yang sudah dikupas sebelumnya. Ada dua jenis slicer yang
diamati, yaitu slicer manual dan slicer mesin dengan bantuan tenaga listrik. Bagian-bagian slicer
manual antara lain, bilah pisau, gagang, poros dan kaki-kaki. Penggunaannya tidak terlalu sulit.
Pertama-tama praktikan memegang gagang dengan tangan kanan, singkong ataupun buah yang akan
dipotong menggunakan tangan kiri. Tangan kanan memutar gagang ke arah depan sedangkan tangan
kiri berada di dekat bilah pisau. Kemudian, perputaran gagang akan menyebabkan poros dan bilah

5
pisau ikut berputar. Singkong yang terkena pisau akan terpotong tipis-tipis dan jatuh ke bagian bawah
slicer yang kemudian ditampung dengan wadah.
Sedangkan slicer mesin biasa digunakan dengan bantuan energi listrik. Slicer ini terdiri dari
bagian input, bagian output, mata pisau, dan alat pendorong. Untuk mengoperasikan alat, pertama
listrik harus dialirkan sehingga mata pisau dapat berputar. Kemudian singkong dimasukkan ke bagian
input dan didorong dengan alat pendorong. Selama didorong, singkong yang terkena pisau yang
berputar, terpotong tipis-tipis dan keluar melalui bagian output. Mata pisau yang digunakan bisa
disesuaikan dengan kebutuhan. Mata pisau yang umum digunakan antara lain, bergerigi, bergelombang
atau lurus (Byhheth, 2004).
Menurut Wiraatmadja (1989), ukuran output yang dihasilkan sesuai dengan ukuran pisau yang
digunakan. Semakin besar kecepatan yang digunakan maka jumlah bahan yang diiris semakin banyak.
Semakin kecil celah pisau maka hasil potongan semakin tipis. Fitur atau komponen yang bisa
dilakukan pengaturan adalah jumlah input, kecepatan putaran, jenis pisau pemotong dan ukuran
saringan. Untuk melihat bentuk dari slicer secara jelas, dapat dilihat pada bagian lampiran Gambar 7.
Salah satu alat penunjang lain dalam industri adalah konveyor. Maksudnya dari alat penunjang
yaitu proses produksi masih akan tetap berjalan walaupun tanpa adanya alat penunjang, hanya saja
proses produksi akan terhambat dan memerlukan banyak tenaga untuk memenuhi kebutuhan mesin
pengolah setelah konveyor.
Mesin yang dapat digolongkan ke dalam mesin penunjang pada umumnya adalah mesin yang
dalam pengoperasiannya berdiri sendiri dan tidak menjadi bagian dari suatu unit mesin pengolah.
Mesin-mesin tersebut dapat dikelompokkan menjadi: peralatan penanganan bahan padat, peralatan
penanganan fluida, dan mesin pendingin.
Peralatan penanganan bahan padat berfungsi dalam hal pemindahan bahan dan alat-alat. Mesin-
mesin ini akan menurunkan biaya produksi dan mengurangi resiko kerusakan. Peralatan yang termasuk
ke dalam kelompok ini adalah semua peralatan yang digunakan untuk pemindahan bahan padat, baik
bahan baku, bahan penunjang, maupun produk, sebelum proses, selama proses, setelah proses, di dalam
atau/dan di luar pabrik.
Beberapa keuntungan penggunaan peralatan penanganan bahan yang baik dan tepat adalah
mengurangi biaya operasi, menyingkat waktu operasi, menghemat ruang penyimpanan, menghemat
ruang kerja, menurunkan biaya tambahan, mengurangi resiko rusaknya bahan, meningkatkan kondisi
kerja, meningkatkan keselamatan kerja, mempertahankan mutu produk, meningkatkan produktirvitas.
Berbagai peralatan yang digunakan untuk memindahkan bahan secara horizontal dan vertikal
antara lain, konveyor, elevator, katrol, forklift, lori dan truk. Dalam praktikum ini hanya konveyor yang
diamati dan dipelajari.

6
Pemilihan alat transportasi (conveying equipment) material padatan antara lain tergantung
pada :
�Kapasitasmaterial yang ditangani
�Jarak perpindahan material
� Kondisi pengangkutan : horizontal, vertikal atau inklinasi
� Ukuran (size), bentuk (shape) dan sifat material (properties)
� Harga peralatan tersebut.
Konveyor pada umumnya digunakan untuk memindahkan bahan ke arah horizontal atau sedikit
miring baik ke atas maupun ke bawah. Menurut Wiraatmadja (1989), dalam penggunaannya diketahui
ada beberapa jens konveyor sesuai fungsinya, antara lain konveyor sabuk, konveyor rantai, konveyor
ulir, konveyor roler, dan konveyor pneumatis.
Konveyor sabuk dapat digunakan untuk memindahkan bahan padat berupa bongkahan, bahan
berupa semi padat seperti tepungan butiran dan bahan-bahan yang telah dikemas besama-sama dengan
kemasannya. Kelebihannya dari konveyor lain, konveyor ini dapat dibuat dalam ukuran cukup panjang,
dan dapat digunakan untuk memindahkan bahan dengan ukuran yang sangat kecil sampai dengan
ukuran yang lebarnya tidak lebih dari ukuran lebar sabuk konveyor. Dapat diarahkan ke segala arah
dengan penyambungan yang sangat mudah yaitu dengan menempatkan ujungnya di atas pangkal
konveyor berikutnya (Wijaya, 2004).
Konveyor ini dapat digunakan dengan sudut kemiringan sampai 30°. Penggunaan konveyor ini
tidak terbatas hanya untuk memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain tetapi banyak juga
yang digunakan sebagai alat memindahkan bahan yang sedang dikeringkan di dalam mesin pengering
konveyor. Untuk melihat bentuk dari belt conveyor secara jelas, dapat dilihat pada bagian lampiran
Gambar 8.
Konveyor rantai tidak jauh berbeda dengan konveyor sabuk. Perbedaannya terletak pada
konstruksi dan bahan yang digunakan. Pada konveyor sabuk tenaga mekanis dari penggerak disalurkan
melalui silender tempat sabuk diletakkan, dan sabuk itu sendiri bertindak langsung sebagai penyalur
tenaga dan tempat untuk membawa beban. Pada konveyor rantai tenaga disalurkan ke rantai melalui
roda gigi dan tempat membawa bebannya terdiri dari pelat-pelat logam yang dipasang melintang pada
dua utas rantai yang disejajarkan. Konveyor rantai tidak bisa digunakan untuk memindahkan bahan
yang berupa tepung atau butiran-butiran tanpa wadah. Untuk melihat bentuk dari chain conveyor secara
jelas, dapat dilihat pada bagian lampiran Gambar 9.
Ada dua tipe konveyor rantai yang banyak digunakan dalam pabrik-pabrik pengolahan hasil
pertanian, yaitu konveyor apron dan konveyor flight.
Konveyor apron digunakan untuk variasi yang lebih luas dan untuk beban yang lebih berat
dengan jarak yang pendek. Konveyor apron yang sederhana terdiri dari dua rantai yang dibuat dari
mata rantai yang dapat ditempa dan ditanggalkan dengan alat tambahan A. Palang kayu dipasang pada
alat tambahan A diantara rantai dengan seluruh tumpuan dari tarikan conveyor. Untuk bahan yang berat

7
dan pengangkutan yang lama dapat ditambahkan roda (roller) pada alat tambahan A. Selain digunakan
roller, palang kayu dapat juga digantikan dengan plat baja untuk mengangkut bahan yang berat.

Gambar 1. Konveyor apron


Konveyor ulir terdiri dari kanal berbentuk huruf U, pelat ulir dengan pitch yang cukup besar.
Ulir konveyor mendorong bahan dari satu ujung ke ujung lainnya dengan gerakan berputar.
Kapasitasnya ditentukan oleh diamter ulir, besar pitch dan rpm ulir. Bahan yang dapat dipindahkan
oleh konveyor ini dapat berupa tepung atau butiran dalam keadaan basah maupun kering (Wijaya,
2004).

Gambar 2. Konveyor ulir: a Sectional ; b. Helicoid; c. Cast Iron; d. Riboon ; e. Cut Flight

8
Gambar 3. Wadah Konveyor ulir
Konveyor roller digunakan untuk memindahakan barang-barang yang cukup besar dan lebih
baik jika barang tersebut memiliki permukaan lebar. Konveyor roller terdiri dari banyak roller yang
dapat berputar bebas pada masing-masing bantalannya dan ditempatkan pada posisi horizontal atau
sedikit miring ke arah barang akan dipindahkan. Konveyor ini dibuat dengan bentangan yang cukup
panjang. Keuntungan yang diperoleh dari konveyor roller antara lain tidak memerlukan tenaga
penggerak mekanis karena barang dapat bergerak dengan adanya gaya gravitasi atau sisa energi
mekanik dari gerak sebelumnya.
Konveyor pneumatik merupakan konveyor yang paling ideal digunakan bahan-bahan berupa
butiran karena arah pemindahannya sangat mudah diubah-ubah demikian juga dengan pengambilan
bahannya. Konveyor ini terdiri dari sebuah kipas berkecepatan dan berkapasitas tinggi saluran
pendorong dan siklon.

Gambar 4. Konveyor pneumatik


Pada tipe yang sederhana, sebuah pompa cycloida akan menghasilkan kehampaan yang sedang
dan sedotannya dihubungkan dengan sistem pengangkulan. Bahan -bahan akan terhisap naik melalui
selang yang dapat dipindah-pindahkan ujungnya.

9
Kemudian, aliran udara yang mengangkut bahan padat dalam bentuk suspensi akan menuju
siklon dan selanjutnya menuju ke pompa. Jika bahan-bahan ini mengandung debu, debu ini tentunya
akan merusak pompa dan debu ini juga akan membahayakan jika dibuang ke udara, dengan kala lain
debu adalah produk yang tidak diinginkan. Karenanya, sebuah kotak penyaring ditempatkan diantara
siklon dan pompa.
Jenis konveyor ini terutama digunakan untuk mengangkut bahan yang kebersihannya harus
tetap terjaga baik (seperti biji-bijian, bahan-bahan lumat seperti soda abu, dan lain-lain) supaya
keadaannya tetap baik dan tidak mengandung zat-zat beracun seperti timbal dan arsen.
Konveyor ini juga dapat dipakai untuk mengangkut bahan-bahan yang berbentuk bongkahan
kecil seperti chip kayu, bit pulp kering, dan bahan lainnya yang sejenis. Kadang-kadang juga
digunakan bila jalan yang dilalui bahan berkelok-kelok atau jika bahan harus diangkat dan lain-lain hal
yang pada tipe konveyor lainnya menyebabkan biaya pengoperasian lebih tinggi.
Kecepatan aliran udara pada kecepatan rendah adalah 3000-7500 fpm dan pada kecepatan
tinggi adalah 10000-20000 fpm. Sedangkan jumlah udara yang digunakan untuk mengangkut tiap ton
bahan per jam adalah 50-200 cfm, tergantung pada keadaan dan berat bahan,jarak dan kemiringan
pengangkutan, dan lain-lain.
Kerugian menggunakan jenis konveyor ini adalah pemakaian energinya lebih besar dibanding
jenis konveyor lainnya untuk jumlah pengangkutan yang sama. Perhitungan-perhitungan pada
konveyor pneumatik sama sekali empiris dan memuat faktor-faktor yang tidak terdapat di luar data-
data peralatan pabrik (Wijaya, 2004).

10
Bab IV
Penutup
A. Kesimpulan
Penggunaan vacuum frying pada pengolahan komoditi pertanian sudah tak asing lagi di
kalangan industri, baik kecil maupun besar dan biasa digunakan untuk mengolah bahan baku dengan
kadar air tinggi. Prinsip kerjanya yaitu bahan yang dimasukkan ke dalam penggorengan vakum akan
digoreng secara vakum yang akan membuat kadar air di dalam bahan dikeluarkan dan digantikan oleh
minyak. Alat penunjang dari vacuum frying adalah dryer dan slicer. Vacuum dryer merupakan
perangkat yang digunakan untuk proses pengeringan dengan mengurangi tekanan di dalam ruang
terisolasi. Hasil dari proses pengeringannya adalah produk padat. Sedangkan slicer dalam
penggunaanya sangat membantu dan memudahkan memotong bahan pertanian yang akan diolah pada
alat selanjutnya. Ada dua jenis yaitu manual dan menggunakan energi listrik
Di dalam industri, bahan -bahan yang digunakan kadangkala merupakan bahan yang berat
maupun berbahaya bagi manusia. Untuk itu diperlukan alat transportasi seprti konveyor. Peralatan ini
akan menurunkan biaya produksi dan mengurangi resiko kerusakan. Pada konveyor sabuk, sabuk itu
sendiri bertindak langsung sebagai penyalur tenaga dan tempat untuk membawa beban. Pada konveyor
rantai, tenaga disalurkan ke rantai melalui roda gigi dan tempat membawa bebannya terdiri dari pelat-
pelat logam yang dipasang melintang pada dua utas rantai yang disejajarkan. Untuk pengangkutan
bahan yang tidak berhamburran serta volumenya juga yang cukup besar, maka digunakan alat
pangangkut sabuk. Alat angkut sekrup digunakan untuk mengangkut bahan dalam wadah yang tertutup
dan jarak angkutnya dekat. Sedangkan pengangkutan yang membutulkan kecepatan aliran dan aliran
yang tujuannya berbagai arah digunakan konveyor pneumatik yang mengalir dengan menggunakan
tekanan.

B. Saran
Praktikum telah berjalan dengan baik. Semoga praktikum-praktikum ke depannya akan lebih
baik lagi dan semoga asisten dapat menerangkan atau menjelaskan materi secara lebih menyebar dan
merata agar semua praktikan mendapatkan kesempatan yang sama dalam memahami materi. Sebagai
masukan saja mungkin golongan ini dapat dibagi menjadi dua kelompok, tiap kelompok dibimbing
oleh satu asisten sehingga penjelasan materi lebih efektif untuk semua praktikan.

11
Daftar Pustaka

Byhheth, S.H., Broman G., Holmberg J., Lundqvist U., dan Robert K.H. 2004. A Method for Sustainable
product Development in Small and Medium Sized Enterprises.

Hidayat, Nur. 2008. vacuum-fried-snack. http://ptp2007.wordpress.com/2008/07/11/vacuum-fried-snack/


(20 Maret 2011)

Ullman, David G. 2003. The mechanical Design Process. New York : McGraw-Hill Book Company.

Wijaya, Sonny. 2006. Perencanaan dan Pembuatan Pressless Combiner Conveyor, Tugas Akhir Jurusan
Teknik Mesin Universitas Kristen Petra.

Wiraatmadja, Sutedja. 1989. Peralatan Industri Jilid I. Bogor: Jurusan Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.

12
Lampiran
Dari hasil nangka yang digoreng :

Hasil produk Keripik nangka yang tidak sempurna, alot /susah untuk dikonsumsi.
Penampakan Keriput dan terlihat lembek.
produk
Faktor yang Lama pengeringan (baik pengurangan kadar air maupun minyak), umur dari buah
mempengaruhi nangka, dan lama penggorengan

13

You might also like