You are on page 1of 4

LAPORAN PENDAHULUAN

PROFESI KEPERAWATAN JIWA FIK UI

Nama : Rini Nur’aini, S.Kep. Pertemuan ke :1


NPM : 0606102215 Tanggal : 7 Maret 2011

1. Kasus (Masalah Utama)


Ansietas

2. Proses terjadinya masalah


Ansietas didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana individu/kelompok mengalami
perasaan sulit (ketakutan) dan aktivasi sistem saraf otonom dalam berespon terhadap
ketidakjelasan, ancaman tidak spesifik (Carpenito, 1999/2000). Ansietas sangat berkaitan
dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini dialami secara obyektif
dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Ansietas sangat berbeda dengan rasa
takut. Takut merupakan penilaian intelektual terhadap stimulus yang mengancam dan
obyeknya jelas, sedangkan ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian.
Faktor predisposisi yang dapat menimbulkan ansietas ditemukan dalam beberapa
teori yaitu teori psikoanalitik, teori interpersonal, dan teori perilaku. Teori psikoanalitik
menyebutkan bahwa ansietas terjadi akibat konflik emosional antara id dan super ego
yang berfungsi untuk memperingatkan ego tentang suatu bahaya yang perlu diatasi. Teori
interpersonal menyebutkan bahwa ansietas terjadi dari ketakutan akan penolakan
interpersonal yang dapat pula dihubungkan dengan trauma pada masa pertumbuhan
seperti kehilangan atau perpisahan yang menyebabkan seseorang menjadi tidak berdaya.
Teori ini juga menyebutkan bahwa individu yang mempunyai harga diri rendah biasanya
sangat mudah untuk mengalami ansietas yang berat. Teori perilaku menyebutkan bahwa
ansietas merupakan hasil frustasi dari segala sesuatu yang mengganggu kemampuan
seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Teori ini meyakini bahwa manusia
yang pada awal kehidupannya dihadapkan pada rasa takut yang berlebihan akan
menunjukan kemungkinan ansietas yang berat pada kehidupan masa dewasanya.
Faktor pencetus ansietas dapat ditimbulkan dari dua ancaman besar, yaitu ancaman
integritas diri dan ancaman sistem diri. Ancaman integritas diri meliputi ketidakmampuan
fisiologis atau gangguan terhadap kebutuhan dasar. Ancaman sistem diri antara lain
ancaman terhadap identitas diri, harga diri, dan hubungan interpersonal, kehilangan serta
perubahan status/ peran.
Tanda dan gejala ansietas dimanifestasikan oleh tiga kategori yaitu fisiologis,
emosional dan kognitif (Carpenito, 1999/2000). Gejala bervariasi sesuai dengan tingkat
ansietas (ringan, sedang, berat dan panik). Secara umum tanda fisiologis dapat
ditunjukkan dengan peningkatan frekuensi jantung, tekanan darah, dan frekuensi
pernapasan, insomnia, diaforesis, keletihan/kelemahan, pucat, mulut kering, sakit dan
nyeri tubuh, gelisah, diare, sering berkemih, berdebar-debar, pusing, parestesia, rasa
panas/dingin, anoreksia, dan dilatasi pupil. Gejala emosional dapat ditunjukkan oleh
pernyataan individu akan ketakutan, ketidakberdayaan, gugup, kurang percaya diri,
ketegangan, kehilangan kontrol, tidak dapat rileks dan antisipasi kegagalan. Selain itu
dapat juga individu memperlihatkan tidak sabar, marah berlebihan, menangis, cenderung
menyalahkan orang lain, reaksi kaku, menarik diri, kurang inisiatif, mencela diri dan
kontak mata buruk. Tanda dan gejala secara kognitif ditunjukkan oleh tidak dapat
berkonsentrasi, kurang kesadaran tentang sekitar, mudah lupa, konfusi, blok pikiran,
terlalu perhatian, penurunan kemampuan belajar serta lebih berorientasi pada masa lalu
daripada masa kini atau masa depan.
Akibat dari ansietas seseorang dapat mengalami gangguan secara fisik dan
emosional. Pola tidur individu dapat menjadi terganggu dan individu akan cenderung
menarik diri dan kurang inisiatif terhadap lingkungan (Carpenito, 1999/2000).

3. Pohon Masalah
Isolasi Sosial
Gangguan pola tidur

Ansietas

Koping individu tak efektif


LAPORAN PENDAHULUAN
PROFESI KEPERAWATAN JIWA FIK UI

4. Masalah Keperawatan yang muncul dan data yang perlu dikaji


No. Masalah Keperawatan Data-data yang perlu dikaji
1. Ansietas DO:
- peningkatan frekuensi jantung
- peningkatan tekanan darah
- peningkatan frekuensi pernapasan
- diaforesis
- pucat
- dilatasi pupil
- menangis
- menarik diri
- kontak mata buruk
DS:
- menyatakan ketakutan
- menyatakan gugup
- menyatakan kurang percaya diri
- ketegangan
- mudah lupa
- tidak sabar
- marah berlebihan
- mencela diri
2. Koping individu tak efektif DO :
- Manipulasi verbal
- Gangguan komunikasi
- Menarik diri
- Perilaku destruktif
- Penggunaan alkohol & obat terlarang
- Bekerja berlebihan
- Reaksi lambat/berlebih
DS :
- Menyatakan ketidakmampuan mengatasi
masalah
- Menyatakan tidak mampu memenuhi peran
yang diharapkan
- Menyatakan ansietas
- Menyatakan kesulitan dengan stres kehidupan
3. Isolasi sosial DO:
- Menyendiri, mengurung diri
- Tidak mau bercakap-cakap dengan orang
lain
- Tidak berinisiatif berhubungan dengan
orang lain
- Mematung
- Mondar-mandir tanpa arah
DS:
- Mengatakan malas berinteraksi
- Mengatakan orang lain tidak mau
menerima dirinya.
- Merasa orang lain tidak selevel
- Curiga dengan orang lain
- Mendengar suara-suara/ melihat bayangan
- Merasa tak berguna
4. Gangguan pola tidur DO :
- Warna kehitaman di area mata
- Keletihan
- Tidur sejenak sepanjang hari
DS :
- Menyatakan sukar untuk tidur atau tetap tidur
- Menyatakan letih waktu bangun tidur
Perubahan suasana hati

5. Rencana tindakan keperawatan (terlampir)

Daftar Pustaka
Carpenito, L. J. (2000). Handbook of nursing diagnosis. (M. Ester, Penerjemah).
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins Inc. (Sumber asli diterbitkan 1999)
Keliat, B. A., dkk. (2006). Kumpulan handout proses masalah keperawatan jiwa. Depok:
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Stuart, G. W. & Sundeen, S. J. (1998). Pocket guide to psychiatric nursing, 3/E. (A. Y. S.
Hamid, Penerjemah). St. Louis: Mosby Year Book, Inc. (Sumber asli diterbitkan 1995)

You might also like