You are on page 1of 7

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

Stroke

OLEH:

MUHAMMAD LATTIIFUR ROOFII

AKADEMI KEPERAWATAN PERINTAH


KABUPATEN PONOROGO
2009

Asuhan Keperawatan Pada Diare

Diare adalah penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak di negara
berkembang, dimana diare adalah penyebab penting kekurangan gizi. Ini disebabkan
karena adanya anoreksia pada penderita diare sehingga dia makan lebih sedikit
daripada biasanya dan kemampuan menyerap sari makanan berkurang padahal
kebutuhan sari makanan meningkat selama adanya infeksi. Penyebab kematian utama
karena diare adalah dehidrasi sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui
tinjanya.
Definisi Diare BAB lebih dari tiga dengan konsistensi cair (WHO, 1992)
Jenis-jenis diare
Diare sebagai epidemiologi didefinisikan sebagai keluarnya tinja yang lunak dan cair
tiga kali atau lebih dalam sehari. Secara klinik dibedakan 3 macam sindroma diare,
yang masing-masing mencerminkan patogenesis yang berbeda dan memerlukan
pendekatan yang berlainan dalam pengobatannya,

Diare cair akut


Diare yang terjadi secara akut dan berlangsung kurang dari 14 hari (bahkan
kebanyakan kurang dari 7 hari), dengan pengeluaran tinja yang lunak / cair yang
sering dan tanpa darah. Mungkin disertai muntah dan panas. Diare cair akut
menyebabkan dehidrasi, dan bila masukan makanan kurang dapat mengakibatkan
kurang gizi. Kematian yang terjadi disebabkan karena dehidrasi. Penyebab terpenting
pada anak-anak : Shigella, Campylobacter jejuni dan Cryptosporidium, Vibrio
cholera, Salmonella, E. coli, rotavirus.
Disentri
Adalah diare yang disertai darah dalam tinja, akibatnya antara lain : anoreksia,
penurunan berat badan secara cepat, perusakan mukosa usus karena bakteri invasive.
Penyebab utama adalah Shigella, penyebab lainnya Salmonella, C. jejuni.
Diare Persisten
Adalah diare yang mula-mula bersifat akut tapi berlangsung selama 14 hari. Episode
ini dimulai sebagai diare cair atau disentri. Kehilangan berat badan yang nyata sering
terjadi. Volume tinja dalam jumlah banyak sehingga ada resiko dehidrasi. Penyebab :
E. coli, Shigella dan Cryptosporidium. Diare persisten berbeda dengan diare kronik,
yakni diare intermitten (hilang-timbul), atau yang berlangsung lama dengan penyebab
non infeksi, seperti penyakit sensitive terhadap gluten atau gangguan metabolisme
yang menurun.
Epidemiologi
Kuman penyebab diare menyebar masuk melalui mulut antara lain makanan,
minuman yang tercemar tinja atau yang kontak langsung dengan tinja penderita.
* Perilaku khusus meningkatkan resiko terjadinya diare; Tidak memberikan ASI
secara penuh 4-6 bulan pertama kehidupan, Menggunakan botol susu yang tercemar,
Menyimpan makanan masak pada suhu kamar dalam waktu cukup lama,
Menggunakan air minuman yang tercemar oleh bakteri yang berasal dari tinja, Tidak
mencuci tangan setelah buang air besar, sesudah membuang tinja atau sebelum
memasak makanan, Tidak membuang tinja secara benar.
* Faktor yang meningkatkan kerentanan terhadap diare; Tidak memberikan ASI
sampai umur 2 tahun, Kurang gizi, Campak, Imunodefisiensi / imunosupressif.
* Umur Kebanyakan diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan, insiden paling
banyak 6 – 10 bulan (pada masa pemberian makanan pendamping).
* Variasi musiman Variasi pola musim diare dapat terjadi melalui letak geografi.
Pada daerah sub tropik, diare karena bakteri lebih sering terjadi pada musim panas
sedangkan diare karena virus (rotavirus) puncaknya pada musim dingin. Pada daerah
tropik diare rotavirus terjadi sepanjang tahun, frekuensi meningkat pada musim
kemarau sedangkan puncak diare karena bakteri adalah pada musim hujan.
* Infeksi asimtomatik kebanyakan infeksi usus bersifat asimtomatik / tanpa gejala
dan proporsi ini meningkat di atas umur 2 tahun karena pembentukkan imunitas aktif.

Prinsip utama pengobatan diare

1. Diare cair membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat


etiologinya/penyebabnya.
2. Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk
menghindarkan efek buruk pada gizi.
3. Antibiotik/anti parasit tidak boleh digunakann secara rutin, tidak ada manfaatnya
untuk kebanyakan kasus termasuk diare berat, diare dengan panas kecuali : pada
disentri yang harus diobati dengan antimikroba yang efektif untuk shigella, Suspek
kolera dengan dehidrasi berat, Diare persisten, bila diketemukan tropozoit atau kista
G lamblia atau tropozoit E. histolitika di tinja atau cairan usus, atau bila bakteri
patogen ditemukan dalam kultur tinja.

Terapi rehidrasi, Bertujuan untuk mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara
cepat.
Terapi rehidrasi oral:

* Cairan oralit (cairan rehidrasi oral) Oralit adalah campuran gula dan garam.
Rasio glukosa vs natrium paling tidak 1 : 1. Untuk terapi diare di rumah ibu diberi
oralit untuk pemakaian 2 hari. Bila memberikan oralit satu kantong harus diberikan
sekaligus dan larutan oralit yang tidak digunakan dalam 24 jam harus dibuang. Bila
diare terus berlangsung sedangkan oralit sudah habis harus memberikan cairan rumah
tangga atau membawa kembali anaknya ke sarana kesehatan untuk pengobatan.
* Cairan rumah tangga, Meskipun komposisinya tidak seberat oralit untuk
mengobati dehidrasi, cairan larutan seperti sup, air biasa, minuman yoghurt mungkin
lebih praktis untuk rehidrasi oral mencegah dehidrasi. Cairan rumah tangga ini harus
segera diberikan pada anak pada saat mulai diare dengan tujuan memberi lebih
banyak cairan dari biasanya. Ada beberapa cairan yang tidak boleh diberikan pada
anak yang menderita diare termasuk sari buah manis yang diperdagangkan, pencahar,
stimulansia seperti kopi.

Kriteria cairan rumah tangga yang diberikan pada penderita diare :

1. Aman bila diberikan dalam jumlah banyak. Teh yang sangat manis, soft drink dan
minuman buah komersial yang manis harus dihindarkan karena menyebabkan diare
osmotik, memperberat dehidrasi.
2. Mudah menyiapkan.
3. Dapat diterima oleh penderita.
4. Efektif.

Upaya rehidrasi oral tidak tepat untuk :

* Pengobatan awal dehidrasi berat, karena cairan harus diganti dengan cepat.
* Penderita ileus paratikus dan perut kembung.
* Penderita yang tidak dapat minum.

Upaya rehidrasi oral tidak efektif untuk :


* Penderita dengan pengeluaran tinja yang sangat banyak dan cepat (lebih dari 15
ml/kgBB/jam) serta penderita tidak dapat minum cairan dengan jumlah yang cukup
untuk mengganti kehilangannya.
* Penderita dengan muntah berat dan berulang-ulang.
* Penderita malabsorbsi glukosa; penderita seperti itu larutan oralit menyebabkan
volume tinja meningkat nyata dan tinja mengandung glukosa jumlah besar.

Makanan pada terapi diare


ASI, susu formula atau susu sapi harus diberikan seperti biasanya. Anak umur 6 bulan
atau lebih harus diberikan makanan lunak/setengah padat. Tawarkan makanan setiap
3-4 jam atau berikan anak makanan sebanyak dia mau. Pemberian makanan sedikit –
sedikit namun sering lebih dapat diterima daripada diberikan dalam jumlah besar tapi
jarang. Setelah diare berhenti, teruskan pemberian makanan satu kali lebih banyak
daripada biasanya selama 2 minggu menggunakan makanan yang mengandung
banyak gizi.
Obat anti diare
Banyak obat dijual untuk mengobati diare akut dan muntah. Obat-obatan anti diare
meliputi anti motilitas usus (misal loperamid, difenoksilat, kodein), adsorben (misal
norit, kaolin, attapulgit, smectite) dan biakan bakteri hidup (misal lactobacillus,
streptokokus faecalis). Antimuntah termasuk klorpromasin, prometasin. Semua obat
di atas tidak boleh diberikan pada anak di bawah 5 tahun.
Antibiotika juga tidak boleh diberikan secara rutin kecuali untuk penderita disentri /
kolera. Penggunaan yang berlebihan anti diare, anti muntah, antibiotika, anti protozoa
menghambat pemberian oralit atau menghambat pertolongan ke sarana kesehatan. Hal
ini juga menghamburkan uang.
Tanda-tanda memburuknya diare, Ibu harus membawa anaknya ke sarana kesehatan
jika :

* tinja cair keluar amat sering.


* muntah berulang.
* rasa haus yang meningkat.
* tidak dapat makan dan minum seperti biasanya.

Diare yang terkait dengan penyakit lain


1. Diare yang terkait dengan campak. Insiden meningkat pada waktu terkena
campak, selama 4 minggu setelah timbulnya penyakit dan kemungkinan sampai 6
bulan sesudah episode campak. Diare yang berhubungan dengan campak seringkali
berat dan lama. Karenanya imunisasi campak merupakan cara yang penting untuk
mencegah diare dan kematian yang berhubungan dengan diare.
2. Diare dengan panas Sering terjadi pada diare yang disebabkan karena rotavirus
atau bakteri invasif, seperti shigella, campylobacter atau salmonella. Panas mungkin
menyertai dehidrasi dan menghilang selama rehidrasi. Panas pada penderita diare
mungkin pula tanda infeksi lain seperti pneumonia, malaria. Namun begitu, tidaklah
tepat memberi antibiotik pada anak penderita diare hanya karena panas. Bila suhu
badan anak 39oC atau lebih anak harus diobati dengan paracetamol untuk
menurunkan suhu badannya atau bila panas sangat tinggi dengan mengompres kepala
dan perutnya dengan air hangat.

Penyebab penurunan gizi selama diare


1. Berkurangnya masukan makanan, Merupakan akibat dari :
a. Anoreksia yang terutama terlihat pada anak disentri.
b. Muntah.
c. Menghentikan makanan karena kepercayaan tradisional untuk mengistirahatkan
usus.
d. Memberikan makanan dengan nilai gizi kurang, seperti sup yang diencerkan.
2. Berkurangnya penyerapan zat makanan, Disebabkan karena :
a. Kerusakan epitel absorbsi yang mengurangi luas permukaan usus.
b. Defisiensi disakarida karena kegagalan produksi enzim oleh mikrovili yang rusak.
c. Berkurangnya konsentrasi asam empedu yang diperlukan untuk absorbsi lemak.
d. Transit makanan melalui usus yang sangat cepat menyebabkan tidak cukup waktu
untuk pencernaan dan absorbsi.
3. Meningkatnya kebutuhan zat makanan, Kebutuhan zat makanan meningkat karena :
a. Kebutuhan metabolik karena panas.
b. Kebutuhan untuk memperbaiki epitel usus.
c. Kebutuhan mengganti kehilangan protein serum melalui mukosa usus yang rusak
seperti pada disentri.
Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul pada Asuhan Keperawatan Diare

1. Kurangnya volume cairan


2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Risiko kerusakan integritas kulit

You might also like