You are on page 1of 5

NAMA : FITRIANI

NIM : 409 121 031

JURUSAN : FISIKA DIK A 2009

õ Foster, Bob. 2000. Terpadu Fisika SMA 2B. Jakarta : Erlangga (hal : 47)
Pada gambar diperlihatkan berkas cahaya divergen yang menyebar.

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa sinar datang bukan melalui satu titik
melainkan melalui titik yang berbeda-beda. Hal ini tidak benar, karena cahaya
divergen berasal dari satu titik lalu cahayanya dipancarkan ke segala arah. Seperti
pada gambar di bawah ini :

õ Kanginan, Marthen. 2004. Fisika Untuk SMA 1B. Jakarta : Erlangga (hal :
176)

Foster, Bob. 2000. Terpadu Fisika SMA 2B. Jakarta : Erlangga (hal : 88)

Khalim, Abdul, dkk. 2008. Sains Fisika 2 SMP. Jakarta : Bumi Aksara (hal :
204)

Tranggono, Agus, dkk. 2001. Fisika SMP 2. Jakarta : Bumi Aksara (hal : 99)

Pada gambar diperlihatkan sinar istimewa pada lensa cembung dan cekung.

a. Lensa Cembung

F1 F2
b. Lensa Cekung

F1 F2

Pada gambar diperlihatkan bahwa sinar datang pada lensa cembung dan cekung,
tidak dibiaskan pada permukaan lensa tetapi pada tengah lensa. Dengan kata lain,
permukaan lensa dan ketebalan lensa tidak berpengaruh pada proses pembiasaan
cahaya. Hal ini tidak benar, karena cahaya itu dibelokkan dan dibiaskan justru pada
permukaan lensa dimana ada perbedaan indeks bias dari dua medium, yaitu udara
dan kaca, atau kaca dan udara.

a. Lensa Cembung

F1 F2

b. Lensa Cekung

F1 F2

õ Foster, Bob. 2000. Terpadu Fisika SMA 2B. Jakarta : Erlangga (hal : 57)

Pada gambar diperlihatkan pembentukan bayangan pada cermin cekung.


h

h’

Gambar di atas tidak sesuai dengan judul karena pada materi ini digunakan sebuah
cermin, bukan sebuah lensa. Tetapi pada gambar tersebut digunakan sebuah lensa.
Hai ini dapat menyebabkan miskonsepsi bagi pembaca. Seharusnya gambar yang
benar seperti gambar di bawah ini :

h’

õ Supiyanto. 2004. Fisika SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga (hal : 154)

Penulisan bayangan pada cermin

a) b)

Penulisan bayangan bila di depan cermin adalah nyata, sedangkan di belakang


cermin adalah maya. Nyata biasanya ditulis dengan garis sedangkan maya biasanya
ditulis dengan garis putus-putus. Digunakan garis putus-putus karena bayangan
tidak dapat di tanggap oleh cermin. Dapat dilihat pada gambar a) dan b) .

õ Sitorus R.H. 2005. Rangkaian Materi Penting IPA Fisika SLTP . Bandung :
Pionir Jaya (hal : 84)

Pemantulan cahaya oleh cermin datar dinamakan pemantulan teratur, sedangkan


pemantulan cahaya oleh kertas putih polos dinamakan pemantulan baur ataui
pemantulan difus.

Hal ini tidak benar karena pemantulan teratur tidak hanya pada pemantulan cahaya
oleh cermin datar. Karena pemantulan cahaya oleh cermin datar merupakan salah
satu contoh pemantulan teratur. Contoh lain adalah pemantulan cahaya pada
permukaan air yang tenang. Begitu pula dengan pemantulan baur atau pemantulan
difus tidak hanya pemantulan cahaya oleh kertas putih polos karena pemantulan
cahaya oleh kertas putih polos merupakan salah satu contoh pemantulan baur atau
pemantulan difus.

õ Supiyanto. 2004. Fisika SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga (hal : 178)

Pada buku tersebut menyatakan bahwa tidak ada pembiasan berkas cahaya yang
masuk mata melalui kornea.
Hal ini tidak benar, karena sebenarnya begitu memasuki kornea, cahaya langsung
dibiaskan. Lensa mata berfungsi ’membetulkan’ agar bayangannya tepat jatuh di
retina. Proses pembiasan utama terjadi di kornea. Tetapi, sebagian besar gambar
ilustrasi pembiasan pada mata menunjukkan peristiwa pembiasan terjadi hanya pada
lensa mata.

You might also like