Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang Maha Bijaksana, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan paper yang
ditugaskan kepada penulis tentang tanaman Herbal yang berjudul “Identifikasi Senyawa
Organik Bahan Alam Pada Daun Sirsak (Annona muricata)”.
Kelancaran seluruh kegiatan praktikum dan penulisan paper ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang setulusnya kepada asisten laboratorium kimia organik dan kepada teman-teman
kimia angkatan 2008.
Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari sempurna, karena itu kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan
paper ini. Semoga paper ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca demi perkembangan
ilmu pengetahuan, Amin...
( Penulis )
i
Daftar Isi
Kata Pengantar...........................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................ii
Daftar Lampiran.........................................................................................................iii
Daftar Gambar...........................................................................................................iv
Bab 1. Pendahuluan...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang........................................................................................1
.................................................................................................................
1.2. Tujuan.....................................................................................................2
1.3. Batasan Masalah.....................................................................................2
.................................................................................................................
1.4. Manfaat Praktikum..................................................................................2
Bab 2. Tinjauan Pustaka............................................................................................3
2.1. Senyawa Metabolit Sekunder.................................................................3
2.2. Tumbuhan Sirsak....................................................................................6
Bab. 3. Metodologi Penelitian...................................................................................11
3.1. Waktu......................................................................................................11
3.2. Sampel.....................................................................................................11
3.3. Alat dan Bahan........................................................................................11
3.4. Prosedur Kerja........................................................................................12
Bab 4. Hasil dan Pembahasan....................................................................................14
4.1. Hasil.........................................................................................................14
4.2. Pembahasan..............................................................................................15
Bab 5. Penutup...........................................................................................................17
5.1. Kesimpulan.............................................................................................17
5.2. Saran.......................................................................................................17
Daftar Pustaka............................................................................................................18
ii
Daftar Lampiran
iii
Daftar Gambar
iv
Daftar Tabel
v
BAB I
PENDAHULUAN
Tanaman sirsak merupakan salah satu jenis tanaman buah yang banyak tumbuh di
pekarangan rumah dan di ladang-ladang sampai ketinggian tempat kira-kira 1000 m dari
permukaan laut. Sirsak juga memiliki manfaat yang besar bagi kehidupan manusia, yaitu
sebagai buah yang syarat dengan gizi dan merupakan bahan obat tradisional yang
memiliki multi khasiat. Dalam industri makanan, sirsak dapat diolah menjadi selai buah
dan sari buah, sirup dan dodol sirsak.
Awal thn 90-an ditemukan semacam “jamu herbal” dari suku-suku (tribes) di
Amazon yang dapat menyembuhkan beberapa penyakit berbahaya termasuk kanker.
Setelah diteliti oleh para ahli farmasi dari AS, ternyata ramuan tersebut berasal dari daun
pohon Graviola. Daun tersebut mengandung zat anti-kanker yang disebut Annonaceous
Acetogenin, yang dapat membunuh sel-sel kanker tanpa mengganggu sel-sel sehat dalam
tubuh manusia.
Industri farmasi tersebut mencoba mematenkan temuan ini, namun gagal karena
bahan aktifnya murni berasal dari tumbuhan di alam, yang artinya milik masyarakat
umum. Ironisnya, hasil penelitian ini kemudian “dikubur”, karena dikhawatirkan dapat
merugikan industri chemotherapy yang pada saat itu merupakan alternatif terbaik untuk
mengatasi penyakit kanker. Akibatnya sebuah obat anti-kanker yang sangat potensial dan
murah menghilang untuk beberapa tahun sampai pada awal tahun 2000-an.
1
Salah seorang anggota tim peneliti farmasi tersebut membocorkan rahasia untuk
membantu famili dekatnya yang terserang kanker. Anggota famili tersebut sembuh dan
menjadi bahan pembicaraan dokter-dokter yang merawatnya. Info ini kemudian tersebar
luas dan diteliti ulang oleh para ahli farmasi/ kedokteran dari Korea dan Jepang. Hasilnya
menakjubkan. Tanaman asli Amazon itu mempunyai nama Latin Annona muricata, yang
dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Sirsak.(Ariyanti 2010)
1.2. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui senyawa apa saja yang terkandung
dalam simplisia tumbuhan pada daun sirsak. Dan apa saja khasiatnya.
Karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, maka penelitian ini dibatasi hanya
terhadap pengidentifikasian senyawa metabolit sekunder dalam daun sirsak.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dewasa ini yang dimaksud senyawa organik bahan alam adalah terbatas pada
senyawa-senyawa yang dikenal sebagai bahan metabolit sekunder. Senyawa metabolit
sekunder adalah senyawa-senyawa hasil metabolisme sekunder, yang tidak terdapat
secara merata dalam makhluk hidup, dan ditemukan dalam jumlah sedikit. Umumnya
terdapat pada semua organ tumbuhan (terutama tumbuhan tinggi), pada akar, kulit
batang, daun, bunga, dan biji, dan sedikit pada hewan.
Alkaloid termasuk senyawa organik bahan alam yang terbesar jumlahnya, baik
dari segi jumlah senyawa maupun sebarannya dalam dunia tumbuhan. Kata alkaloid
pertama kali diperkenalkan oleh Meissner (1819), yang berasal dari kata alkali yang
berarti basa dan oid yang berarti menyerupai. Alkaloid menurut Winterstein dan Trier
didefenisikan sebagai senyawa yang bersifat basa, mengandung atom nitrogen berasaldari
tumbuhan dan hewan. Harborne dan Turner (1984) mengungkapkan bahwa tidak satupun
defenisi alkaloid yang memuaskan, tetapi umumnya alkaloid adalah senyawa metabolit
sekunder yang bersifat basa, yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen biasanya
dalam cincin heterosiklik, dan bersifat aktif biologis menonjol.(Organik 2010)
Struktur alkaloid beraneka ragam, dari yang sederhana sampai rumit, dari efek
biologisnya yang menyegarkan tubuh sampai toksik. Satu contoh yang sederhana, tetapi
yang efek faalinya tidak sederhana adalah nikotina. Nikotin dapat menyebabkan penyakit
3
jantung, kanker paru-paru, kanker mulut, tekanan darah tinggi, dan gangguan terhadap
kehamilan dan janin.(Organik 2010)
Alkaloid tidak mempunyai tata nama yang sistematis. Oleh karena itu alkaloid
diberi nama menurut:
(Cordell 1981)
Pada umumnya alkaloid berbentuk kristal, tapi ada juga yang berbentuk amorf
dan berbentuk cair, seperti nikotin, koniin, dan spartein. Kebanyakan alkaloid tidak
berwarna, kecuali berberin yang berwarna kuning dan betanin yang berwarna merah.
(Tewari).
Alkaloid dalam bentuk basa bebas tidak larut dalam air dan hanya larut dalam
pelarut organik. Sedangakan garam dan alkaloid kuartener larut dalam air, tapi tidak larut
dalam pelarut organik.(Cordell 1981).
Sifat kimia yang paling nyata dari alkaloid adalah kebasaannya yang disebabkan
oleh adanya pasangan elektron sunyi pada atom nitrogen. Kebasaan ini di pengaruhi oleh
gugus fungsi yang berdekatan dengan atom nitrogen. Bila gugus fungsi tersebut bersifat
sebagai penolak elektron seperti gugus alkil maka kerapatan elektron disekitar atom
4
nitrogen akan bertambah dan menyebabkan alkaloid bersifat basa. Trietilamin (C2H5)3N
lebih basa daripada dietilamin (C2H5)2NH dan dietilamin lebih basa daripada etilamin
C2H5NH2. sebaliknya bila gugus fungsi yang berdekatan dengan atom nitrogen cenderung
untuk menarik elektron seperti gugus karbonil, maka alkaloid akan bersifat netral bahkan
sedikit asam.(Cordell 1981)
Flavonoid dalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbanyak terdapat di alam.
Senyawa-senyawa ini bertanggung jawab terhadap zat warna merah, ungu, biru, dan
sebagian zat warna kuning dalam tumbuhan. Semua flavonoid menurut strukturnya
merupakan turunan senyawa induk “flavon” yakni nama sejenis flavonoid yang terbesar
jumlahnya dan juga lazim ditemukan, yang terdapat berupa tepung putih dalam tumbuhan
Primula.
Sebagian besar flavonoid yang terdapat pada tumbuhan terikat pada tumbuhan
sebagai glikosida, dan dalam bentuk campuran, jarang sekali dijumpai berupa senyawa
tunggal. Disamping itu sering ditemukan campuran yang terdiri dari falvonoid yang
berbeda klas. Misalnya antosianin dalam mahkota bunga berwarna merah, hampir selalu
disertai oleh flavon atau flavonol yang tak berwarna. Dewasa ini diperkirakan telah
berhasil diisolasi sekitar 3.000 senyawa flavonoid.
5
Flavonoid mempunyai kerangaka dasar yang terdiri dari 15 atom karbon, dimana
dua cincin benzene (C6) terikat pada suatu rantai propane (C3) yang dapat membentuk
cincin ketiga atau tidak, sehingga membentuk susunan C6-C3-C6. masing-masing cincin
diberi tanda A, B dan, C untuk cincin ketiga. Susunan ini dapat menghasilkan tiga jenis
struktur, yaitu 1,3-diarilpropan (flavonoid), 1,2-diarilpropan (Isoflafonoid) dan 1,1,-
diarilpropan (Neoflavonoid).(Aliunir 2002)
Senyawa terpen pada awalnya merupakan suatu golongan senyawa yang terdiri
dari atom C dan H, dengan perbandingan 5 : 8 dengan rumus empiris C5H8 (unit
isoprene), yang bergabung secara head to tail (kepala-ekor). Oleh sebab itu senyawa
terpen lazim disebut Isoprenoid. Terpenoid sama hal nya dengan senyawa terpen tetapi
mengandung gugus fungsi lain seperti gugus hidroksil, aldehid dan keton. Dewasa ini
baik terpen maupun terpenoid dikelompokkan sebagai senyawa terpenoid (isoprenoid).
Contoh:
6
Monoterpen dan seskuiterpen adalah komponen utama minyak essensial (minyak
atsiri) yang dapat diperoleh dengan penyulingan. Vitamin A adalah suatu diterpenoid,
skualen tergolong triterpenoid yang dijumpai dalam minyak hati ikan, karoten-karoten
pigmen merah dan kuning tergolong tetraterpen, lateks (karet alam) adalah politerpen.
(Organik 2010)
Beberapa steroid penting adalah kolesterol, yaitu steroid hewani yang terdapat
paling meluas dan dijumpai pada hampir semua jaringan hewan. Batu kandung kemih
dan kuning telur merupakan sumber yang kaya akan senyawa ini. Hormon-hormon seks
yang dihasilkan terutama dalam testes dan indung telur adalah suatu steroid. Hormon
jantan disebut androgen dan hormon betina estrogen, dan hormon kehamilan progestin.
(Organik 2010)
7
Saponin merupakan senyawa glikosida kompleks yaitu senyawa hasil kondensasi
suatu gula dengan suatu senyawa hidroksil organik yang apabila dihidrolisis akan
menghasilkan gula (glikon) dan non gula (aglikon). Saponin ini terdiri dari dua
kelompok: saponin triterpenoid dan saponin steroid. Saponin banyak digunakan dalam
kehidupan manusia, salah satunya terdapat dalam lerak yang dapat digunakan untuk
bahan pencuci kain (batik) dan sebagai shampoo. Saponin dapat diperoleh dari tumbuhan
melalui metoda ekstraksi.(Organik 2010)
Tanaman sirsak merupakan salah satu jenis tanaman buah yang banyak tumbuh di
pekarangan rumah dan di ladang-ladang sampai ketinggian tempat kira-kira 1000 m dari
permukaan laut.
Divisio : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Ranunculales
Famili : Annonaceae
Genus : Annona
Spesies : Muricata
Annona muricata dalam bahasa Indonesia disebut sirsak, yang dikenal dengan
beberapa nama daerah, seperti di Sumatera dikenal dengan: Deureujan (Aceh) Tarutung
Belanda (Batak toba) Durio olandra (Nias) Durian belanda (Minangkabau) Jambu landa
(Lampung). Di jawa dikenal dengan: Nangka walanda (Sunda) Srikaya (Jawa Tengah), di
Madura dikenal dengan Nangka boris, di bali disebut dengan Srikaya Jawa, di
Kalimantan dikenal dengan Diam Blada(Kenya), di Nusa Tenggara disebut Naka
(Flores), di Maluku: dikenal dengan Naka loanda (Buru) Durian (Halmahera) Naka
8
walanda (Ternate) Naka fada (Tidore) dan di sulawesi dikenal dengan : Lange lo walanta
(Gorontalo) Srikaya balanda (Makasar) Srikaya balande (Bugis).(Anonimous 2002)
Sirsak juga memiliki manfaat yang besar bagi kehidupan manusia, yaitu sebagai
buah yang syarat dengan gizi dan merupakan bahan obat tradisional yang memiliki multi
khasiat. Khasiat dari daun sirsak ini memberikan effek anti tumor/kanker yang sangat
kuat, dan terbukti secara medis menyembuhkan segala jenis kanker. Selain
menyembuhkan kanker, buahnya juga berfungsi sebagai anti bakteri, anti jamur(fungi),
effektive melawan berbagai jenis parasit/cacing, ambeien, sakit kandung kemih, bayi
mencret, anyang-anyangan, sakit pnggang, bisul, menurunkan tekanan darah tinggi,
depresi, stress, dan menormalkan kembali sistim syaraf yang kurang baik.
((http://sudarjanto.multiply.com/journal/item/6695) 2010)
9
Isolasi
Ekstraksi dilakukan dengan dua cara yaitu cara ekstraksi maserasi-perkolasi dan
ekstraksi sinambung menggunakan alat Soxhlet, menggunakan pelarut dengan kepolaran
meningkat. Terhadap semua ekstrak yang diperoleh dilakukan uji hayati menggunakan
nauplii Artemia salina Leach. Data yang diperoleh akan digunakan untuk mendukung
hasil penelitian selanjutnya. Pemeriksaan asam fenolat dilakukan terhadap ekstrak etanol
hasil maserasi-perkolasi tanpa hidrolisis, dengan hidrolisis asam dan dengan hidrolisis
basa yang diekstraksi dengan eter. Pemisahan asam fenolat dilakukan secara
10
kromatografi kertas proparatif dua dimensi menggunakan pengembang asam asetat 2%
dan benzene –asam asetat-air (60:22:1,2)
Terhadap semua hasil ekstraksi dilakukan pemeriksaan flavonoid secara
kromatografi kertas menggunakan kertas Whatman No1 sebagai penyangga dan asam
asetat 6% dan n-butanol-asam asetat-air (4:1:5, lapisan atas) sebagai pengembang.
Penampak bercak yang digunakan adalah sinar ultraviolet 365 m dan
aluminium(III)klorida 5% dalam etanol.
Pemeriksaan senyawa dilakukan secara kromatografi kertas, kromatografi lapis
tipis, dan spektrofotometriUV. Asam fenolat yang ditemukan dalam bentuk bebas, bentuk
glikosida dan bentuk ester adalah asam kafeat, asam p-kumarat, asam p-hidroksibenzoat,
dan asam vanilat. Sedangkan asam ferulat hanya ada dalam bentuk glikosida dan ester.
Fraksi air dari etanol hasil maserasi-perkolasi ditemukan adanya flavonol yang tersulih
pada 3-O yang memiliki gugus hidroksil pada posisi 4,5, dan 7. serta memiliki glukosa
dan satu senyawa gula lain yang belum diketahui sebagai glikonnya. Flavonoid yang
ditemukan diduga kaemferol.(Ideasanti 1995)
11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu
3.2. Sampel
Sampel yang digunakan adalah daun segar dari tumbuhan sirsak (annona
muricata).
3.3.1. Bahan
Bahan yang digunakan adalah: daun segar tumbuhan sirsak, methanol, andrihida
asetat, asam sulfat pekat, asam sulfat 2N, asam klorida pekat , larutan ammonia-
kloroform 0.05 N, pereaksi mayer, pereaksi wagner, pereaksi dragendorf, dan serbuk
magnesium.
3.3.2. Alat
Alat yang digunakan adalah: Lumpang, pisau/gunting, plat tetes, tabung reaksi,
pipet tetes, corong, pemanas, pasir halus bersih dan kapas.
12
3.4. Prosedur Kerja
Sampel segar 4 g
- dirajang halus
- digerus dalam lumpang
- tambahkan sedikit CCl4 sampai terbentuk pasta
+ 10 ml amoniak-kloform
- saring campuran
- tambahkan 5 ml H2SO4 2N
- kocok kuat-kuat
- pisahkan lapisan asam sulfat dan lapisan
kloroform
- pereaksi mayer
- pereaksi wagner
- pereaksi dragendorf
Tidak ada endapan
+ methanol-dirajang
5 mL halus
+ beberapa tetes
- HCl
dipanaskan
pekat
+ serbuk mg
Lapisan kloroform
+ 5 tetes anhidrida
asetat
- biarkan kering
+ H2SO4 pekat
Perubahan warna
menjadi biru
Sampel dirajang
halus
- panaskan dengan aquades
- kocok kuat-kuat
14
BAB IV
4.1. Hasil
Keterangan: ( + ) : terdeteksi
( - ) : tidak terdeteksi
15
4.2. Pembahasan
Daun tumbuhan sirsak diambil dalam keadaan segar supaya diperoleh ekstrak
yang terlindung dari bahan perusak. Sebelum diidentifikasi sampel dirajang halus terlebih
dahulu untuk memudahkan masuknya pelarut ke dalam membran sel, sehingga akan
mempercepat proses pelarutan senyawa yang dikandung tumbuhan ke dalam pelarut yang
digunakan.
Identifikasi alkaloid
Untuk uji alkaloid, sampel yang dirajang digiling sampai halus dalam lumpang
dan larutkan dalam ammonia-kloroform sampai berbentuk pasta, kemudian disaring,
ditambahkan H2SO4 2N, dan dikocok kuat-kuat. Lapisan yang terbentuk kemudian
dipisahkan.
Identifikasi Flavonoid
Pada uji flavonoid ini, 0.5 g daun sirsak dirajang halus dan dimasukkan dalam
tabung reaksi, ditambah methanol dan kemudian dipanaskan. Setelah pemanasan
terbentuk larutan berwarna hijau tua, larutan tersebut kemudian direaksikan dengan HCl
pekat dan serbuk magnesium, ternyata tidak ada perubahan warna sama sekali. Hal ini
membuktikan bahwa daun sirsak tidak mengandung Flavonoid.
Padahal menurut literature dan jurnal-jurnal yang telah ada, daun sirsak
mengandung senyawa flavonoid. Hasil negatif yang didapatkan pada saat praktikum
mungkin disebabkan pada kesalahan preparasi sampel, atau bisa juga kurang tampaknya
perubahan warna, karena senyawa flavonoid yang terdapat pada daun sirsak terdapat
dalam jumlah yang sedikit.
16
Identifikasi Steroid/Terpenoid.
Pada identifikasi ini lapisan kloroform pada percobaan pertama ditempatkan pada
plat tetes. Kemudian ditambahkan 5 tetes anhidrida asetat, dan dibiarkan kering.
Setelah kering, sampel pada plat tetes tadi ditetesi dengan asam sulfat pekat,
sehingga terjadi perubahan warna. Sampel tersebut berubah wrana menjadi warna biru,
yang artinya daun sirsak mengandung steroid.
Tetapi menurut literatur yang ada, daun sirsak juga mengandung senyawa
terpenoid. Hasil yang negatif pada percobaan yang dilakukan mungkin disebabkan karena
senyawa steroid lebih banyak terdapat pada daun sirsak dari pada senyawa terpenoid.
Sehingga warna dari steroid menutupi warna terpenoid.
Identifikasi Saponin
Identifikasi saponin ini dimulai dengan memanaskan daun sirsak segar yang telah
dirajang halus dengan aquades sampai mendidih, setelah mendidih didinginkan dan
dikocok kuat-kuat. Adanya busa menunjukkan adanya saponin dalam daun sirsak
tersebut. Tetapi pada percobaan yang dilakukan tidak terbentuk busa sama sekali.
Menurut literatur, daun sirsak mengandung saponin. Hal ini mungkin disebabkan
karena kesalahan preparasi, seharusnya sampel yang diidentifikasi harus dikeringkan
terlebih dahulu, namun pada percobaan yang dilakukan diambil sampel daun yang masih
segar.
17
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
19