You are on page 1of 24

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang Maha Bijaksana, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan paper yang
ditugaskan kepada penulis tentang tanaman Herbal yang berjudul “Identifikasi Senyawa
Organik Bahan Alam Pada Daun Sirsak (Annona muricata)”.

Kelancaran seluruh kegiatan praktikum dan penulisan paper ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang setulusnya kepada asisten laboratorium kimia organik dan kepada teman-teman
kimia angkatan 2008.

Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari sempurna, karena itu kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan
paper ini. Semoga paper ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca demi perkembangan
ilmu pengetahuan, Amin...

Padang, Oktober 2010

( Penulis )

i
Daftar Isi

Kata Pengantar...........................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................ii
Daftar Lampiran.........................................................................................................iii
Daftar Gambar...........................................................................................................iv
Bab 1. Pendahuluan...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang........................................................................................1
.................................................................................................................
1.2. Tujuan.....................................................................................................2
1.3. Batasan Masalah.....................................................................................2
.................................................................................................................
1.4. Manfaat Praktikum..................................................................................2
Bab 2. Tinjauan Pustaka............................................................................................3
2.1. Senyawa Metabolit Sekunder.................................................................3
2.2. Tumbuhan Sirsak....................................................................................6
Bab. 3. Metodologi Penelitian...................................................................................11
3.1. Waktu......................................................................................................11
3.2. Sampel.....................................................................................................11
3.3. Alat dan Bahan........................................................................................11
3.4. Prosedur Kerja........................................................................................12
Bab 4. Hasil dan Pembahasan....................................................................................14
4.1. Hasil.........................................................................................................14
4.2. Pembahasan..............................................................................................15
Bab 5. Penutup...........................................................................................................17
5.1. Kesimpulan.............................................................................................17
5.2. Saran.......................................................................................................17
Daftar Pustaka............................................................................................................18

ii
Daftar Lampiran

1. Sampel kering daun sirsak(Annona muricata).......................................................19

iii
Daftar Gambar

1. Gambar tumbuahan sirsak (Annona muricata)......................................................9

iv
Daftar Tabel

1. Hasil uji Identifikasi Kandungan Kimia dari daun Sirsak.....................................14

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman sirsak merupakan salah satu jenis tanaman buah yang banyak tumbuh di
pekarangan rumah dan di ladang-ladang sampai ketinggian tempat kira-kira 1000 m dari
permukaan laut. Sirsak juga memiliki manfaat yang besar bagi kehidupan manusia, yaitu
sebagai buah yang syarat dengan gizi dan merupakan bahan obat tradisional yang
memiliki multi khasiat. Dalam industri makanan, sirsak dapat diolah menjadi selai buah
dan sari buah, sirup dan dodol sirsak.

Kandungan daun sirsak mengandung senyawa acetoginin, antara lain asimisin,


bulatacin dan squamosin.Daun sirsak mengandung dua senyawa golongan terpenoid dan
falvonoid dalam ekstrak metanolnya .(Nuringtyas 2004)

Awal thn 90-an ditemukan semacam “jamu herbal” dari suku-suku (tribes) di
Amazon yang dapat menyembuhkan beberapa penyakit berbahaya termasuk kanker.
Setelah diteliti oleh para ahli farmasi dari AS, ternyata ramuan tersebut berasal dari daun
pohon Graviola. Daun tersebut mengandung zat anti-kanker yang disebut Annonaceous
Acetogenin, yang dapat membunuh sel-sel kanker tanpa mengganggu sel-sel sehat dalam
tubuh manusia.

Industri farmasi tersebut mencoba mematenkan temuan ini, namun gagal karena
bahan aktifnya murni berasal dari tumbuhan di alam, yang artinya milik masyarakat
umum. Ironisnya, hasil penelitian ini kemudian “dikubur”, karena dikhawatirkan dapat
merugikan industri chemotherapy yang pada saat itu merupakan alternatif terbaik untuk
mengatasi penyakit kanker. Akibatnya sebuah obat anti-kanker yang sangat potensial dan
murah menghilang untuk beberapa tahun sampai pada awal tahun 2000-an.

1
Salah seorang anggota tim peneliti farmasi tersebut membocorkan rahasia untuk
membantu famili dekatnya yang terserang kanker. Anggota famili tersebut sembuh dan
menjadi bahan pembicaraan dokter-dokter yang merawatnya. Info ini kemudian tersebar
luas dan diteliti ulang oleh para ahli farmasi/ kedokteran dari Korea dan Jepang. Hasilnya
menakjubkan. Tanaman asli Amazon itu mempunyai nama Latin Annona muricata, yang
dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Sirsak.(Ariyanti 2010)

1.2. Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui senyawa apa saja yang terkandung
dalam simplisia tumbuhan pada daun sirsak. Dan apa saja khasiatnya.

1.3. Batasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, maka penelitian ini dibatasi hanya
terhadap pengidentifikasian senyawa metabolit sekunder dalam daun sirsak.

1.4. Manfaat Praktikum

Praktikum ini diharapkan dapat menambah pemahaman tentang tumbuhan yang


mengandung senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid
dan saponin.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Senyawa Metabolit Sekunder

Dewasa ini yang dimaksud senyawa organik bahan alam adalah terbatas pada
senyawa-senyawa yang dikenal sebagai bahan metabolit sekunder. Senyawa metabolit
sekunder adalah senyawa-senyawa hasil metabolisme sekunder, yang tidak terdapat
secara merata dalam makhluk hidup, dan ditemukan dalam jumlah sedikit. Umumnya
terdapat pada semua organ tumbuhan (terutama tumbuhan tinggi), pada akar, kulit
batang, daun, bunga, dan biji, dan sedikit pada hewan.

Penggunaan tumbuhan sebagai obat, berkaitan dengan kandungan kimia yang


terdapat dalam tumbuhan tersebut terutama zat bioaktif. Terdapat adanya suatu senyawa
bioaktif dalam tumbuhan, secara umum tumbuhan itu tidak dapat digunakan sebagai
obat. Senyawa bioaktif yang terdapat dalam tumbuhan biasanya merupakan senyawa
metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid, saponin, dll.

Alkaloid termasuk senyawa organik bahan alam yang terbesar jumlahnya, baik
dari segi jumlah senyawa maupun sebarannya dalam dunia tumbuhan. Kata alkaloid
pertama kali diperkenalkan oleh Meissner (1819), yang berasal dari kata alkali yang
berarti basa dan oid yang berarti menyerupai. Alkaloid menurut Winterstein dan Trier
didefenisikan sebagai senyawa yang bersifat basa, mengandung atom nitrogen berasaldari
tumbuhan dan hewan. Harborne dan Turner (1984) mengungkapkan bahwa tidak satupun
defenisi alkaloid yang memuaskan, tetapi umumnya alkaloid adalah senyawa metabolit
sekunder yang bersifat basa, yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen biasanya
dalam cincin heterosiklik, dan bersifat aktif biologis menonjol.(Organik 2010)

Struktur alkaloid beraneka ragam, dari yang sederhana sampai rumit, dari efek
biologisnya yang menyegarkan tubuh sampai toksik. Satu contoh yang sederhana, tetapi
yang efek faalinya tidak sederhana adalah nikotina. Nikotin dapat menyebabkan penyakit

3
jantung, kanker paru-paru, kanker mulut, tekanan darah tinggi, dan gangguan terhadap
kehamilan dan janin.(Organik 2010)

Hampir semua alkaloid yang ditemukan dialam mempunyai keaktifan fifiologis


tertentu, ada yang sangat beracun tetapi ada pula yang sangat berguna dalam pengobatan
misalnya kuinin, morfin, dan striknin adalah alkaloid yang terkenal dan mempunyai efek
fisiologis dan psikologis. Adanya sifat fisiologis pada alkaloid telah banyak menarik
perhatian para ahli kimia sejak abad yang lalu dan sebagai akibatnya lebih dari 5000
senyawa alkaloid sudah ditemukan. (Achmad 1986).

Alkaloid tidak mempunyai tata nama yang sistematis. Oleh karena itu alkaloid
diberi nama menurut:

a. Nama penemu, contohnya pelletierin yang ditemukan oleh Pellertier.


b. Sumber botani, contohnya papaverin yang bersal dari tumbuhan Papaver
somniferum, cocain yang berasal dari tumbuhan Erythroxylon coca.
c. Aksi fisiologi, contohnya emetin dan morfin.

(Cordell 1981)

Pada umumnya alkaloid berbentuk kristal, tapi ada juga yang berbentuk amorf
dan berbentuk cair, seperti nikotin, koniin, dan spartein. Kebanyakan alkaloid tidak
berwarna, kecuali berberin yang berwarna kuning dan betanin yang berwarna merah.
(Tewari).

Alkaloid dalam bentuk basa bebas tidak larut dalam air dan hanya larut dalam
pelarut organik. Sedangakan garam dan alkaloid kuartener larut dalam air, tapi tidak larut
dalam pelarut organik.(Cordell 1981).

Sifat kimia yang paling nyata dari alkaloid adalah kebasaannya yang disebabkan
oleh adanya pasangan elektron sunyi pada atom nitrogen. Kebasaan ini di pengaruhi oleh
gugus fungsi yang berdekatan dengan atom nitrogen. Bila gugus fungsi tersebut bersifat
sebagai penolak elektron seperti gugus alkil maka kerapatan elektron disekitar atom

4
nitrogen akan bertambah dan menyebabkan alkaloid bersifat basa. Trietilamin (C2H5)3N
lebih basa daripada dietilamin (C2H5)2NH dan dietilamin lebih basa daripada etilamin
C2H5NH2. sebaliknya bila gugus fungsi yang berdekatan dengan atom nitrogen cenderung
untuk menarik elektron seperti gugus karbonil, maka alkaloid akan bersifat netral bahkan
sedikit asam.(Cordell 1981)

Flavonoid dalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbanyak terdapat di alam.
Senyawa-senyawa ini bertanggung jawab terhadap zat warna merah, ungu, biru, dan
sebagian zat warna kuning dalam tumbuhan. Semua flavonoid menurut strukturnya
merupakan turunan senyawa induk “flavon” yakni nama sejenis flavonoid yang terbesar
jumlahnya dan juga lazim ditemukan, yang terdapat berupa tepung putih dalam tumbuhan
Primula.

Sebagian besar flavonoid yang terdapat pada tumbuhan terikat pada tumbuhan
sebagai glikosida, dan dalam bentuk campuran, jarang sekali dijumpai berupa senyawa
tunggal. Disamping itu sering ditemukan campuran yang terdiri dari falvonoid yang
berbeda klas. Misalnya antosianin dalam mahkota bunga berwarna merah, hampir selalu
disertai oleh flavon atau flavonol yang tak berwarna. Dewasa ini diperkirakan telah
berhasil diisolasi sekitar 3.000 senyawa flavonoid.

Falvonoid dalam tumbuhan mempunyai empat fungsi:

1. Sebagai pigmen warna.


2. Fungsi fisiologi dan patologi.
3. Aktivitas farmakologi.
4. Flavonoid dalam makanan.

Aktivitas farmakologi dianggap berasal dari rutin (glikosida flavonol) yang


digunakan untuk menguatkan susunan kapiler, menurunkan permeabilitas dan fragilitas
pembuluh darah, dll. Gabor, et al menyatakan bahwa flavonoid dapat digunakan sebagai
obat karena mempunyai bermacam-macam bioaktivitas seperti antiimflamasi, antikanker,
antifertilitas, antiviral, antidiabetes, antidepressant, diuretik, dll.(Organik 2010)

5
Flavonoid mempunyai kerangaka dasar yang terdiri dari 15 atom karbon, dimana
dua cincin benzene (C6) terikat pada suatu rantai propane (C3) yang dapat membentuk
cincin ketiga atau tidak, sehingga membentuk susunan C6-C3-C6. masing-masing cincin
diberi tanda A, B dan, C untuk cincin ketiga. Susunan ini dapat menghasilkan tiga jenis
struktur, yaitu 1,3-diarilpropan (flavonoid), 1,2-diarilpropan (Isoflafonoid) dan 1,1,-
diarilpropan (Neoflavonoid).(Aliunir 2002)

Senyawa terpen pada awalnya merupakan suatu golongan senyawa yang terdiri
dari atom C dan H, dengan perbandingan 5 : 8 dengan rumus empiris C5H8 (unit
isoprene), yang bergabung secara head to tail (kepala-ekor). Oleh sebab itu senyawa
terpen lazim disebut Isoprenoid. Terpenoid sama hal nya dengan senyawa terpen tetapi
mengandung gugus fungsi lain seperti gugus hidroksil, aldehid dan keton. Dewasa ini
baik terpen maupun terpenoid dikelompokkan sebagai senyawa terpenoid (isoprenoid).

Contoh:

Limonena, dalam buah jeruk Geraniol, dalam mawar


(suatu terpen) (suatu terpenoid)

Berdasarkan jumlah unit isoprena yang dikandungnya, senyawa terpenoid dibagi


atas:

1. Monoterpena (C10) terdiri dari dua unit isoprena.


2. Seskuiterpena (C15) terdiri dari tiga unit isoprena.
3. Diterpena (C20) terdiri dari empat unit isoprena.
4. Triterpena (C30) terdiri dari enam unit isoprena.
5. Tetraterpena (C40) terdiri dari delapan unit isoprena.
6. Politerpena (C>40) terdiri dari banyak unit isoprena.

6
Monoterpen dan seskuiterpen adalah komponen utama minyak essensial (minyak
atsiri) yang dapat diperoleh dengan penyulingan. Vitamin A adalah suatu diterpenoid,
skualen tergolong triterpenoid yang dijumpai dalam minyak hati ikan, karoten-karoten
pigmen merah dan kuning tergolong tetraterpen, lateks (karet alam) adalah politerpen.
(Organik 2010)

Triterpenoid adalah senyawa metabolid sekunder yangkerangka karbonnya


berasal dari enam satuan isoprena dan diturunkan dari hidrokarbon C 30 asiklik , yaitu
skualena. Senyawa ini berbentuk siklik atau asiklik dan sering memiliki gugus alkohol,
aldehida, atau asam karboksilat.(Harborne 1987).
Sebagian besar senyawa Triterpenoid mempunyai kegiatan fisiologi yang
menonjol sehingga dalam kehidupan sehari-hari banyak dipergunakan sebagai obat
seperti untuk pengobatan penyakit diabetes, gangguan menstuasi, patukan ular, gangguan
kulit, kerusakan hati dan malaria. Sedang bagi tumbuhan yang mengandung senyawa
Triterpenoid terdapat nilai ekologi karena senyawa ini bekerja sebagai anti fungus,
insektisida, anti pemangsa, anti bakteri dan anti virus.(Robinson)
Triterpenoid dalam bagian tumbuhan adalah dengan menggunakan pereaksi
Liebermann- Burchard.(Harborne 1987) sedangkan untuk mengetahui adanya keaktifan
biologis dari ekstrak bagian tanaman yang mengandung senyawa Triterpenoid dapat
dilakukan dengan uji Brine Shrimp menggunakan hewan uji Arthemia Salina Leach.
(Mayer B. N. and Nichols D.E. 1982)

Steroid adalah suatu kelompok senyawa yang mempunyai kerangka dasar


siklopentanaperhidrofenantrena, mempunyai empat cincin terpadu. Senyawa-senyawa ini
mempunyai efek fisiologis tertentu.

Beberapa steroid penting adalah kolesterol, yaitu steroid hewani yang terdapat
paling meluas dan dijumpai pada hampir semua jaringan hewan. Batu kandung kemih
dan kuning telur merupakan sumber yang kaya akan senyawa ini. Hormon-hormon seks
yang dihasilkan terutama dalam testes dan indung telur adalah suatu steroid. Hormon
jantan disebut androgen dan hormon betina estrogen, dan hormon kehamilan progestin.
(Organik 2010)

7
Saponin merupakan senyawa glikosida kompleks yaitu senyawa hasil kondensasi
suatu gula dengan suatu senyawa hidroksil organik yang apabila dihidrolisis akan
menghasilkan gula (glikon) dan non gula (aglikon). Saponin ini terdiri dari dua
kelompok: saponin triterpenoid dan saponin steroid. Saponin banyak digunakan dalam
kehidupan manusia, salah satunya terdapat dalam lerak yang dapat digunakan untuk
bahan pencuci kain (batik) dan sebagai shampoo. Saponin dapat diperoleh dari tumbuhan
melalui metoda ekstraksi.(Organik 2010)

2.2. Tumbuhan Sirsak

Tanaman sirsak merupakan salah satu jenis tanaman buah yang banyak tumbuh di
pekarangan rumah dan di ladang-ladang sampai ketinggian tempat kira-kira 1000 m dari
permukaan laut.

Tumbuhan sirsak dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Divisio : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Ranunculales
Famili : Annonaceae
Genus : Annona
Spesies : Muricata

Annona muricata dalam bahasa Indonesia disebut sirsak, yang dikenal dengan
beberapa nama daerah, seperti di Sumatera dikenal dengan: Deureujan (Aceh) Tarutung
Belanda (Batak toba) Durio olandra (Nias) Durian belanda (Minangkabau) Jambu landa
(Lampung). Di jawa dikenal dengan: Nangka walanda (Sunda) Srikaya (Jawa Tengah), di
Madura dikenal dengan Nangka boris, di bali disebut dengan Srikaya Jawa, di
Kalimantan dikenal dengan Diam Blada(Kenya), di Nusa Tenggara disebut Naka
(Flores), di Maluku: dikenal dengan Naka loanda (Buru) Durian (Halmahera) Naka

8
walanda (Ternate) Naka fada (Tidore) dan di sulawesi dikenal dengan : Lange lo walanta
(Gorontalo) Srikaya balanda (Makasar) Srikaya balande (Bugis).(Anonimous 2002)

Sirsak juga memiliki manfaat yang besar bagi kehidupan manusia, yaitu sebagai
buah yang syarat dengan gizi dan merupakan bahan obat tradisional yang memiliki multi
khasiat. Khasiat dari daun sirsak ini memberikan effek anti tumor/kanker yang sangat
kuat, dan terbukti secara medis menyembuhkan segala jenis kanker. Selain
menyembuhkan kanker, buahnya juga berfungsi sebagai anti bakteri, anti jamur(fungi),
effektive melawan berbagai jenis parasit/cacing, ambeien, sakit kandung kemih, bayi
mencret, anyang-anyangan, sakit pnggang, bisul, menurunkan tekanan darah tinggi,
depresi, stress, dan menormalkan kembali sistim syaraf yang kurang baik.
((http://sudarjanto.multiply.com/journal/item/6695) 2010)

Tumbuhan sirsak berbentuk pohon, tingginya sampai 8 meter, batangnya berkayu,


bulat, bercabang dan berwarna coklat kotor. Daunnya tunggal bulat telur atau lanset,
ujung runcing, tepi rata, panjang 6-18 cm, lebar 2-6 cm, pertulangan menyirip, tangkai ±
5 mm, warna hijau sampai hijau kekuningan. Bunganya tunggal, pada batang dan ranting,
daun kelopak kecil, warnanya kuning keputih-putihan, benang sari banyak, berambut,
kepala putik silindris, mahkota berdaging, bulat telur, panjang 3-5 cm, dan berwarna
kuning muda. Buahnya majemuk, bulat telur, panjang 15-35 cm, diameter10-15 cm,
berwarna hijau. Bijinya bulat telur, keras, berwarna hitam. Akarnya tunggang, bulat, dan
berwarna coklat muda. Kandungan kimia: Daun Annona muricata mengandung saponin,
flavonoida dan tannin.(Nuringtyas 2004)

9
Isolasi
Ekstraksi dilakukan dengan dua cara yaitu cara ekstraksi maserasi-perkolasi dan
ekstraksi sinambung menggunakan alat Soxhlet, menggunakan pelarut dengan kepolaran
meningkat. Terhadap semua ekstrak yang diperoleh dilakukan uji hayati menggunakan
nauplii Artemia salina Leach. Data yang diperoleh akan digunakan untuk mendukung
hasil penelitian selanjutnya. Pemeriksaan asam fenolat dilakukan terhadap ekstrak etanol
hasil maserasi-perkolasi tanpa hidrolisis, dengan hidrolisis asam dan dengan hidrolisis
basa yang diekstraksi dengan eter. Pemisahan asam fenolat dilakukan secara

10
kromatografi kertas proparatif dua dimensi menggunakan pengembang asam asetat 2%
dan benzene –asam asetat-air (60:22:1,2)
Terhadap semua hasil ekstraksi dilakukan pemeriksaan flavonoid secara
kromatografi kertas menggunakan kertas Whatman No1 sebagai penyangga dan asam
asetat 6% dan n-butanol-asam asetat-air (4:1:5, lapisan atas) sebagai pengembang.
Penampak bercak yang digunakan adalah sinar ultraviolet 365 m dan
aluminium(III)klorida 5% dalam etanol.
Pemeriksaan senyawa dilakukan secara kromatografi kertas, kromatografi lapis
tipis, dan spektrofotometriUV. Asam fenolat yang ditemukan dalam bentuk bebas, bentuk
glikosida dan bentuk ester adalah asam kafeat, asam p-kumarat, asam p-hidroksibenzoat,
dan asam vanilat. Sedangkan asam ferulat hanya ada dalam bentuk glikosida dan ester.
Fraksi air dari etanol hasil maserasi-perkolasi ditemukan adanya flavonol yang tersulih
pada 3-O yang memiliki gugus hidroksil pada posisi 4,5, dan 7. serta memiliki glukosa
dan satu senyawa gula lain yang belum diketahui sebagai glikonnya. Flavonoid yang
ditemukan diduga kaemferol.(Ideasanti 1995)

11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu

Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 12 dan 19 oktober 2010 dilaboratorium


kimia organik, fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam, universitas negeri
padang.

3.2. Sampel

Sampel yang digunakan adalah daun segar dari tumbuhan sirsak (annona
muricata).

3.3. Alat dan Bahan

3.3.1. Bahan

Bahan yang digunakan adalah: daun segar tumbuhan sirsak, methanol, andrihida
asetat, asam sulfat pekat, asam sulfat 2N, asam klorida pekat , larutan ammonia-
kloroform 0.05 N, pereaksi mayer, pereaksi wagner, pereaksi dragendorf, dan serbuk
magnesium.

3.3.2. Alat

Alat yang digunakan adalah: Lumpang, pisau/gunting, plat tetes, tabung reaksi,
pipet tetes, corong, pemanas, pasir halus bersih dan kapas.

12
3.4. Prosedur Kerja

3.4.1. Identifikasi Alkaloid: Metoda Culvenor-Fitzgerald

Sampel segar 4 g

- dirajang halus
- digerus dalam lumpang
- tambahkan sedikit CCl4 sampai terbentuk pasta
+ 10 ml amoniak-kloform

- saring campuran
- tambahkan 5 ml H2SO4 2N
- kocok kuat-kuat
- pisahkan lapisan asam sulfat dan lapisan
kloroform

Lapisan asam Lapisan


sulfat kloroform

- pereaksi mayer
- pereaksi wagner
- pereaksi dragendorf
Tidak ada endapan

3.4.2. Identifikasi flavonoid: Shinoda


SampelTest/sianidin
segar 0.5 g test

+ methanol-dirajang
5 mL halus

+ beberapa tetes
- HCl
dipanaskan
pekat
+ serbuk mg

Tidak ada perubahan warna 13


3.4.3. Identifikasi Steroid/Terpenoid : Metode Lieberman-Burchard

Lapisan kloroform

- teteskan pada plat tetes

+ 5 tetes anhidrida
asetat

- biarkan kering

+ H2SO4 pekat

Perubahan warna
menjadi biru

3.4.4. Identifikasi Saponin

Sampel dirajang
halus
- panaskan dengan aquades
- kocok kuat-kuat

Tidak ada busa

14
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil identifikasi daun sirsak (annona muricata) di laboratorium Kimia Organik


Universitas Negeri Padang terlihat pada tabel dibawah ini.

No. Kandungan kimia Pereaksi Hasil Uji


Mayer, Wagner,
1. Alkaloid -
Dragendorf
2. Flavonoid HCl/Mg -
3. Steroid LB +
4. Terpenoid LB -
5. Saponin H2O -

Keterangan: ( + ) : terdeteksi

( - ) : tidak terdeteksi

15
4.2. Pembahasan

Daun tumbuhan sirsak diambil dalam keadaan segar supaya diperoleh ekstrak
yang terlindung dari bahan perusak. Sebelum diidentifikasi sampel dirajang halus terlebih
dahulu untuk memudahkan masuknya pelarut ke dalam membran sel, sehingga akan
mempercepat proses pelarutan senyawa yang dikandung tumbuhan ke dalam pelarut yang
digunakan.

Identifikasi alkaloid

Untuk uji alkaloid, sampel yang dirajang digiling sampai halus dalam lumpang
dan larutkan dalam ammonia-kloroform sampai berbentuk pasta, kemudian disaring,
ditambahkan H2SO4 2N, dan dikocok kuat-kuat. Lapisan yang terbentuk kemudian
dipisahkan.

Lapisan H2SO4 dibagi tiga dan masing-masing direaksikan dengan pereaksi


mayer, wagner, dan dragendorf. Ternyata tidak ada terbentuk endapan baik pada pereaksi
mayer, wagner ataupun dragendorf, hali ini membuktikan bahwa daun sirsak tidak
mengandung alkaloid.

Identifikasi Flavonoid

Pada uji flavonoid ini, 0.5 g daun sirsak dirajang halus dan dimasukkan dalam
tabung reaksi, ditambah methanol dan kemudian dipanaskan. Setelah pemanasan
terbentuk larutan berwarna hijau tua, larutan tersebut kemudian direaksikan dengan HCl
pekat dan serbuk magnesium, ternyata tidak ada perubahan warna sama sekali. Hal ini
membuktikan bahwa daun sirsak tidak mengandung Flavonoid.

Padahal menurut literature dan jurnal-jurnal yang telah ada, daun sirsak
mengandung senyawa flavonoid. Hasil negatif yang didapatkan pada saat praktikum
mungkin disebabkan pada kesalahan preparasi sampel, atau bisa juga kurang tampaknya
perubahan warna, karena senyawa flavonoid yang terdapat pada daun sirsak terdapat
dalam jumlah yang sedikit.

16
Identifikasi Steroid/Terpenoid.

Pada identifikasi ini lapisan kloroform pada percobaan pertama ditempatkan pada
plat tetes. Kemudian ditambahkan 5 tetes anhidrida asetat, dan dibiarkan kering.

Setelah kering, sampel pada plat tetes tadi ditetesi dengan asam sulfat pekat,
sehingga terjadi perubahan warna. Sampel tersebut berubah wrana menjadi warna biru,
yang artinya daun sirsak mengandung steroid.

Tetapi menurut literatur yang ada, daun sirsak juga mengandung senyawa
terpenoid. Hasil yang negatif pada percobaan yang dilakukan mungkin disebabkan karena
senyawa steroid lebih banyak terdapat pada daun sirsak dari pada senyawa terpenoid.
Sehingga warna dari steroid menutupi warna terpenoid.

Identifikasi Saponin

Identifikasi saponin ini dimulai dengan memanaskan daun sirsak segar yang telah
dirajang halus dengan aquades sampai mendidih, setelah mendidih didinginkan dan
dikocok kuat-kuat. Adanya busa menunjukkan adanya saponin dalam daun sirsak
tersebut. Tetapi pada percobaan yang dilakukan tidak terbentuk busa sama sekali.

Menurut literatur, daun sirsak mengandung saponin. Hal ini mungkin disebabkan
karena kesalahan preparasi, seharusnya sampel yang diidentifikasi harus dikeringkan
terlebih dahulu, namun pada percobaan yang dilakukan diambil sampel daun yang masih
segar.

17
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari percobaan yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.:

• Daun sirsak mengandung senyawa


steroid.
• Daun sirsak tidak mengandung alkaloid.
• Adanya hasil negative pada percobaan disebabkan karena kekurang hati-
hatian dalam menyiapkan sampel dan melakukan reaksi.

5.2. Saran

Disarankan jika melakukan percobaan diharapkan praktikan tidak melakukan


kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi sebelumnya. Sebelum melakukan praktikum
seharusnya menyiapkan segala sesuatunya dengan hati-hati.

18
DAFTAR PUSTAKA

19

You might also like