You are on page 1of 25

MAKALAH

KEPERAWATAN GERONTIK

OLEH :
KELOMPOK II
1. IRHAN 0526010007
2. SUGIANTO 0526010039
3. LELI WINARTI 0526010055
4. FARIDA HERYANI 0526010037
5. APNERI 05260100
6. MARZALENA SUSANTI 05260100
7. RENA ELITA 05260100
8. RENI ELIZA 0526010057
9. RIKA SUKRIZAL 05260100

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i

KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang............................................................................ 1

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1. Definisi ............................................................................................. 2

2.2. Klasifikasi.......................................................................................... 2

2.3. Etiologi.............................................................................................. 4

2.4. Tanda dan Gejala............................................................................... 5

2.5. Penatalaksanaan................................................................................ 5

2.6. WOC.................................................................................................. 7

BAB III TINJAUAN KASUS.......................................................................... 8


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup

sehat setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional.

Upaya peningkatan kemampuan bagi setiap penduduk untuk mencapai

dan menikmati hidup sehat itu harus dilaksanakan, oleh karena penduduk yang

sehat akan lebih mampu meningkatkan produktivitasnya.

Gangguan pendengaran di satu pihak akan menghambat produktivitas

setiap penduduk yang menyandangnya dan di lain pihak tentu membebani

keluarga dan masyarakat lingkungannya. Hasil survei telinga nasional yang

dilakukan pada tahun 1996 menunjukkan peningkatan prevalensi morbiditas

penyakit tuli menjadi 22,1% dan diketahui pula masih rendahnya pengetahuan,

sikap dan perilaku masyarakat terhadap kesehatan telinga, karena diketahui pula

bahwa penyebab tuli terbesar adalah presbikusis dan ditemukan adanya

kesenjangan pelayanan telinga antara puskesmas dan rumah sakit, maka perlu

adanya pendidikan langsung yang diberikan kepada masyarakat guna menambah

pengetahuan ddan kemandirian masyarakat terhadap penyakit gangguan

pendengaran tersebut.

1
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1. Definisi

Gangguan pendengaran merupakan suatu keadaan yang menyertai

lanjutnya usia. Dengan makin lanjutnya usia terjadi degenerasi primer di organ

corti berupa hilangnya sel epitel syaraf yang di mulai pada usia pertengahan

(Vander Cammen, 1991)

Kehilangan pendengaran pada lansia disebut presbikusis. fenonema

tersebut sebagai suatu penyakitsimetris bilateral pada pendengaran yang

berkembang secara progresif lambat terutama memengaruhi nada tinggi dan

dihubungkan dengan penuaan. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi berbagai

faktor yang telah diteliti adalah: nutrisi, faktor dan arteriosklerosis. Penurunan

pendengaran terutama berupa sensorineural, tetapi juga dapat berupa komponen

konduksi yang berkaitan dengan presbiskusis.

(Rees and Deekert, 1990)

2.2. KLASIFIKASI GANGGUAN PENDENGARAN

a. Gangguan Pendengaran Tipe Konduktif

Gangguan bersifat mekanik, sebagai akibat dari kerusakan kanalis

auditorius, membrana timpani atau tulang-tulang pendengaran. Salah satu

penyebab gangguan pendengaran tipe konduktif yang terjadi pada usia lanjut

2
adalah adanya serumen obturans, yang justru sering dilupakan pada

pemeriksaan. Hanya dengan membersihkan lobang telinga dari serumen ini

pendengaran bisa menjadi lebih baik.

b. Gangguan Pendengaran Tipe Sensori-Neural

Penyebab utama dari kelainan ini adalah kerusakan neuron akibat

bising, prebiakusis, obat yang oto-toksik, hereditas, reaksi pasca radang dan

komplikasi aterosklerosis.

c. Prebiakusis

Hilangnya pendengaran terhadap nada murni berfrekwensi tinggi,

yang merupakan suatu fenomena yang berhubungan dengan lanjutnya usia.

Bersifat simetris, dengan perjalanan yang progresif lambat. Terdapat beberapa

tipe presbiakusis, yaitu :

1) Presbiakusis Sensorik

Patologinya berkaitan erat dengan hilangnya sel neuronal di

ganglion spiralis. Letak dan jumlah kehilangan sel neuronal akan

menentukan apakah gangguan pendengaran yang timbul berupa gangguan

atas frekwensi pembicaraan atau pengertian kata-kata.

2) Prebiakusis Strial

Abnormalitas vaskularis striae berupa atrofi daerah apical dan tengah

dari kohlea. Prebiakusis jenis ini biasanya terjadi pada usia yang lebih

muda disbanding jenis lain.

3
3) Prebiakusis Konduktif Kohlear

Diakibatkan oleh terjadinya perubahan mekanik pada membrane

basalis kohlea sebagai akibat proses dari sensitivitas diseluruh daerah tes.

d. Tinitus

Suatu bising yang bersifat mendengung, bisa bernada tinggi atau rendah,

bisa terus menerus atau intermiten. Biasanya terdengar lebih keras di waktu

malam atau ditempat yang sunyi. Apabila bising itu begitu keras hingga bisa

didengar oleh dokter saat auskkkultasi disebut sebagai tinnitus obyektif.

e. Persepsi Pendengaran Abnormal

Sering terdapat pada sekitar 50% lansia yang menderita presbiakusis,

yang berupa suatu peningkatan sensitivitas terhadap suara bicara yang keras.

Tingkat suara bicara yang pada orang normal terdengar biasa, pada penderita

tersebut menjadi sangat mengganggu.

f. Gangguan Terhadap Lokalisasi Suara

Pada lansia seringkali sudah terdapat gangguan dalam membedakan

arah suara, terutama dalam lingkungan yang agak bising.

2.3 Etiologi

Etiologi di bagi menjadi 2 yaitu :

1. Internal

Degenerasi primer eferen dari koklea, degenerasi primer organ corti

penurunan vascularisasidari reseptor neuro sensorik mungkin juga

4
mengalami gangguan.Sehingga baik jalur auditorik dan lobus temporalis

otak sering terganggu akibat lanjutnya usia

2. Eksternal

Terpapar bising yang berlebihan, penggunaan otottoksik dan reaksi

paska radang

2.4. TANDA DAN GEJALA

1. Berkurangnya pendengaran secara perlahan dan progresif perlahan pada kedua

telinga dantidak disadari oleh penderita

2. Suara-suara terdengar seperti bergumam, sehingga mereka sulit untuk

mengerti pembicaraan

3. Sulit mendengar pembicaraan di sekitarnya, terutama jika berada di tempat

dengan latar belakang suara yang ramai

4. Suara berfrekuensi rendah, seperti suara laki-laki, lebih mudah didengar

daripada suaraberfrekuensi tinggi

5. Bila intensitas suara ditingikan akan timbul rasa nyeri di telinga

6. Telinga terdengar berdenging (tinnitus)

2.5. PENATALAKSANAAN

Terdapat beberapa pilihan terapi untuk penderita presbikusis, diantaranya:

1. kurangi paparan terhadap bising

5
2. Gunakan pelindung telinga (ear plegs atau ear muffs) untuk mencegah

kerusakan lebih lanjut

3. Gunakan alat bantu dengar

4. Lakukan latihan untuk meningkatkan keterampilan membaca gerak bibir dan

latihan mendengar

5. Berbicaralah kepada penderita presbikusis dengan nada rendah dan jelas.

Dengan memahami kondisi yang dialami oleh para lansia dan memberikan

terapi yang tepat bagimereka, diharapkan kita dapat membatu mengatasi

masalah sosial yang mungkin mereka alami akibatadanya keterbatasan

fungsi pendengaran mereka.

6
2.6. WOC

DM usia Presbiaskusis

Degenerasi
Mempercepat Proliferasi difus &
atherosklerosis hipertrofi endotel PD
Atrofi sensory hair cell koklea
Atrofi supporting cell organ corti
Gangguan perfusi dan oksigenasi koklea Atrofi sel saraf pada koklea
Atrofi jalur sentral neural
Pembentukan metabolik oksigen reaktif &dan radikal bebas Atrofi stria vascularis
Penebalan dan kekakuan
Kerusakan struktur telinga dalam (DNA mitokondria) Membrane basilar koklea

Gelombang suara

Rambut telinga pada


telinga dalam Kerusakan

N. auditorius
Gangguan
Pelepasan sinyal elektrik kebocoran

Otak
Pendengaran Tinitus
Interprestasi sebagai bunyi

7
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. karakteristik Demografi

1. Identitas Klien

Nama : Ny. X

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 60 tahun

Agama : Islam

Status perkawinan : Janda

Pendidikan terakhir : SMA

Pekerjaan : IRT

Alamat : Jl. Sawah Lebar Bengkulu

Tanggal masuk : 25 Agustus 2008

2. Keluarga Atau Orang Lain Yang Penting / Dekat Yang Dapat Dihubungi

Nama : Ny. T

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 40 tahun

Agama : Islam

Status perkawinan : kawin

Pendidikan terakhir : S1

8
Pekerjaan : PNS

Hubungan : anak klien

Alamat : Jl. Sawah Lebar Bengkulu

a) Masalah kesehatan yang pernah dialami

Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang berat-berat, hanya

mengalami demam dan pilek saja, klien mengalami kemunduran ketajaman

pendengaran, telinga terasa tidak bisa mendengar suara – suara, dan

terkadang berdenging.

b) Masalah Kesehatan Keluarga

Anggota keluarga tidak ada yang menderita/mengalami penyakit yang sama

seperti klien.

c) Informasi Khusus

Informasi klien didapat dari klien dan saudara, dengan cara menanyakan

langsung dengan klien dan saudara.

3. Kebiasaan Sehari-hari

a) Kebiasaan Sehari-hari

N
Jenis Kebutuhan Sebelum Sakit Sesudah Sakit
o
1 Pola Nutrisi
a. M
akan Nasi + lauk pauk Nasi + lauk pauk + sayur
 4 x sehari 3 x sehari

9
Jenis 1 ½ porsi ½ porsi

Frekuensi Air putih Air putih
 Bila haus Bila haus
Porsi ± 5-6 gelas ± 3 gelas
b. Mi
num

Jenis

Frekuensi

Banyaknya
2 Pola Eliminasi
a. BAB
 Padat dan agak lembek Keras
Konsistensi 1 x sehari 4 x sehari
 Khas Khas / menyengat
Frekuensi
 Cair Cair, kuning
Bau ± 5 kali sehari ± 3 x sehari
b. BAK Khas Khas


Konsisten

Frekuensi

Bau
3 Pola aktifitas sehari- Klien dapat melakukan Klien hanya dapat

10
hari aktifitas sehari-hari melakukan aktifitasnya
dengan baik. Klien dapat dirumah. Klien sulit untuk
menerima perintah untuk menerima perintah dalam
melaksanakan melaksanakan aktifitasnya
aktifitasnya. dikarenakan gangguan
pada fungsi
pendengarannya.
4 Pola Tidur dan 7 jam sehari 5 jam sehari
Istirahat

b) Hubungan sosial

a) Hubungan antar keluarga

Ny. X berhubungan baik pada semua anggota keluarga dirumah tersebut,

namun Klien tidak mau berkumpul bersama keluarga dikarenakan sering

tidak mendengar suara – suara obrolan anggota yang lain.

b) Hubungan dengan orang lain

Ny. X susah menerima/mendengar pesan, tidak mengerti terhadap

pembicaraan orang, menarik diri dari lingkungan, sulit mengikuti

perintah untuk melakukan aktivitas di rumah dan mudah tersingggung

dan curiga.

c) Spiritual

11
Klien sering melaksanakan ibadah yang diajarkan oleh agamanya.

d) Psikologi sosial

Klien seringkali menarik diri dari lingkungannya, sering merasa curiga

terhadap orang lain, klien merasa sedih dengan keadaan yang dialaminya,

selama ini klien melakukan komunikasi dengan anggota keluarga dengan

bahasa isyarat dan menggunakan tulisan.

4. Pemeriksaan Fisik

No Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan


1 Keadaan Umum Compos mentis
 TD 140/80 mmHg
 RR 24 x / menit

 Nadi 60 x / menit
37oC
 Suhu
2 Kepala Bentuk simetris, lesi benjolan tidak ada, rambut
sedikit dan putih
3 Mata Simetris kiri/kanan, sklera anikterik, konjungtiva
anemis.
4 Hidung Bentuk simetris kanan-kiri, tidak ada kelainan
seperti polip, kebersihan hidung cukup bersih.
5 Mulut Gigi ada yang ompong, mukosa mulut lembab, tidak
ada gangguan mereka.

12
6 telinga inspeksi:
 Daun telinga simetris kiri dan kanan
 Posisi telinga normal yaitu sebanding dengan
titik puncak penempatan pada lipatan luar mata
 Auditorius tidak bengkak
palpasi:
Tidak terdapat nyeri raba
Tidak terdapat pembengkakan
7 Dada/Thorax I : Simetris kanan-kiri
P : Fremitus kanan-kiri
P : Sonar kedua paru
A : Suara nafas kadang wheezing
8 Jantung I : Ikterus tidak terlihat
P : Apek cendis teraba
P : Lokasi jantung di media sternum agak ke kiri
A : Irama lup dup
9 Ekstremitas Bawah : Normal (t.a.k)
Atas : Normal (t.a.k)
10 Lesi Lesi pada kulit keriput, terdapat bercak-bercak hitam
di kulit

5. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Otoskopik

Menggunakan alat otoskop untuk memeriksa meatus akustikus eksternus

dan membrane timpani dengan cara inspeksi :

Hasil:

• serumen berwarna kuning, konsistensi kental

13
• dinding liang telinga berwarna merah muda

b. Tes Ketajaman Pendengaran

1) Tes penyaringan sederhana

Hasil :

• klien tidak mendengar secara jelas suara-suara yang disebutkan

• klien tidak mendengar secara jelas detak Jarum jam pada jarak 1-2

inchi

Uji ritme

Hasil :

Klien tidak mendengarkan adanya getaran garpu tala dan tidak

jelas mendengar adnya bunyi dan saat bunyi menghilang.

B. PRIORITAS MASALAH

1. Harga diri rendah b.d penurunan fungsi pendengaran


2. Gangguan komunikasi verbal b.d degenerasi tulang pendengaran bagian
dalam
3. Kurang aktivitas b.d menarik diri dari lingkungan

a)Diagnosa

1) Harga diri rendah b.d penurunan fungsi pendengaran

14
No Kriteria Skor Pembenaran
1 Sifat masalah 3/3 x 1 = 1 Masalah bersifat aktual karena Ny. X
skala = aktual susah mendengar rangsang berupa
suara
2 Kemungkinan masalah 1 x 2 = 2 Adanya keinginan klien untuk dapat
dapat diatasi berkomunikasi dan mendengar kembali
Skala = cukup
3 Potensial untuk dicegah 2/3 x 1 = Masalah sudah terjadi dan sudah
skala = cukup 2/3 berlangsung lama
4 Menonjol masalah 2/2 x 1 = 1 Klien merasakan ada masalah
(harus segera ditangani)
Total Skor 4 2/3

b) Kurang aktivitas b.d menarik diri dari lingkungan

No Kriteria Skor Pembenaran


1 Sifat masalah 3/3 x 1 = 1 Masalah bersifat aktual karena Ny. X
skala = sebagian susah mendengar rangsang berupa
suara
2 Kemungkinan masalah 1/2 x 2 = 1 Adanya keinginan klien untuk dapat
dapat diatasi melakukan aktifitas seperti biasa
Skala = sebagian
3 Potensial untuk dicegah 2/3 x 1 = Masalah sudah terjadi dan sudah
skala = cukup 2/3 berlangsung lama
4 Menonjol masalah 2/2 x 1 = 1 Klien merasakan ada masalah
(harus segera ditangani)
Total Skor 3 2/3

c) Gangguan komunikasi verbal b.d degenerasi tulang pendengaran bagian


dalam

No Kriteria Skor Pembenaran


1 Sifat masalah 3/3 x 1 = 1 Masalah bersifat aktual karena Ny. X
skala = aktual susah mendengar rangsang berupa

15
suara
2 Kemungkinan masalah 1/2 x 2 = 1 Terjadinya proses degenarasi pada tulang
dapat diatasi pendengaran bagian dalam klien
Skala = sebagian
3 Potensial untuk dicegah 2/3 x 1 = Masalah sudah terjadi dan sudah
skala = cukup 2/3 berlangsung lama
4 Menonjol masalah 2/2 x 1 = 1 Klien merasakan ada masalah
(harus segera ditangani)
Total Skor 3 2/3

16
Diagnosa Tujuan
No Kriteria Standar Intervensi
Keperawatan Tupan Tupen
1 Setelah 1 x 30 menit
diharapkan klien
mampu :
1. Mengenal masalah
katarak pada Ny. X Respon Gangguan pendengaran  Kaji
a. verbal merupakan suatu keadaan yang pengetahuan klien tentang
Menyebutkan menyertai lanjutnya usia. gangguan pendengaran
definisi gangguan Dengan makin lanjutnya usia  Beri
pendengaran pada terjadi degenerasi primer di reinforcement (+) atas jawaban
lansia organ corti berupa hilangnya sel yang benar
epitel syaraf yang di mulai pada  Diskus
usia pertengahan ikan bersama klien tentang
pengertian gangguan
pendengaran
Respon Klien mampu menyebutkan  Lurusk
b. verbal semua penyebab terjadinya an konsep atas jawaban klien.
Menyebutkan gangguan pendengaran :
penyebab • Internal  Kaji
gangguan Degenerasi primer eferen dari
pengetahuan klien tentang
pendengaran pada koklea, degenerasi primer
organ corti penurunan penyebab gannguan
lansia
vascularisasidari reseptor pendengaran
neuro sensorik mungkin juga  Beri
mengalami reinforcement (+) atas jawaban
gangguan.Sehingga baik jalur
auditorik dan lobus temporalis yang benar
otak sering terganggu akibat  Diskus
lanjutnya usia ikan bersama klien tentang

17
• Eksternal konsep yang benar
Terpapar bising yang  Beri
berlebihan, penggunaan reinforcement (+) atas jawaban
otottoksik dan reaksi paska
radang yang benar

Respon Tanda dan gejala :


verbal 1. Berkurangnya pendengaran
c. secara perlahan dan progresif
Menyebutkan tanda perlahan pada kedua telinga
dan gejala dantidak disadari oleh
penderita
2. Suara-suara terdengar seperti
bergumam, sehingga mereka  Kaji
sulit untuk mengerti pengetahuan klien tentang
pembicaraan tanda dan gejala presbikusis
3. Sulit mendengar  Diskus
pembicaraan di sekitarnya, ikan pada klien tentang konsep
terutama jika berada di yang benar
tempat dengan latar belakang  Beri
suara yang ramai reinforcement (+) atas
4. Suara berfrekuensi rendah, ungkapan yang benar
seperti suara laki-laki, lebih  Motiv
mudah didengar daripada asi klien untuk bertanya
suaraberfrekuensi tinggi  Motiv
5. Bila intensitas suara asi klien untuk mengungkapkan
ditingikan akan timbul rasa tentang tanda dan gejala
nyeri di telinga katarak
 Beri

18
reinforcement (+) atas jawaban
6. Telinga terdengar berdenging yang benar
(tinnitus)

2. Mengambil Respon Klien mampu menyebutkan  Kaji


keputusan yang verbal akibat lanjut dari katarak pada pengetahuan klien tentang
benar/tepat untuk Ny. X adalah sulit untuk akibat lanjut dari presbikusis
merawat klien mendengar sampai ke tuli  Beri
dengan : permanen reinforcement (+) atas jawaban
a. Menget yang benar
ahui akibat lanjut  Motiv
dari penyakit asi klien untuk mengulang
presbikusis kembali, menyebutkan akibat
lanjut dari katarak
 Beri
b. Memut Respon Klien memutuskan untuk reinforcement (+) atas jawaban
uskan untuk verbal merawat dirinya dengan penyakit yang benar
merawat klien presbikusis
dengan penyakit  Motiv
presbikusis asi klien untuk merawat dirinya
dengan penyakit katarak.
 Beri
reinforcement (+) atas jawaban
yang benar
3. Dalam 1 x 30 menit Respon Klien dapat menyebutkan untuk  Kaji
klien mampu verbal pengetahuan klien tentang
merawat dirinya merawat dirinya, yaitu
perawatan presbikusis
sendiri dengan  Jelask

19
penyakit presbikusis  kurangi paparan terhadap an cara merawat prebiskusis
a. Menye bising  Motiv
butkan cara asi klien untuk mengulang
merawat dari pada  Gunakan pelindung telinga
kembali
penyakit (ear plegs atau ear muffs)  Beri
presbikusis. untuk mencegah kerusakan reinforcement (+) atas jawaban
lebih lanjut yang benar

 Gunakan alat bantu dengar


 Lakukan latihan untuk
meningkatkan keterampilan
membaca gerak bibir dan
latihan mendengar
 Berbicaralah kepada
penderita presbikusis
dengan nada rendah dan
jelas.Dengan memahami
kondisi yang dialami oleh
para lansia dan memberikan
terapi yang tepat bagi
mereka, diharapkan kita
dapat membatu mengatasi
masalah sosial yang
mungkin mereka alami

20
akibatadanya keterbatasan
fungsi pendengaran mereka.

4. Setelah 1 x 30 Respon Lingkungan yang kondusif  Kaji


menit pertemuan verbal/ untuk penderita katarak : pengetahuan klien tentang
klien mampu psiko  Lingk lingkungan yang sehat dan
memodifikasi motor ungan tenang/jauh dari aman
lingkungan untuk kebisingan  Motiv
dirinya dengan asi klien untuk
lingkungan yang mempertahankan lingkungan
kondusif yang adekuat
a.  Beri
Mempertahankan kesempatan klien untuk
keadaan bertanya
lingkungan yang  Beri
bersih dan rapi. reinforcement (+) atas jawaban
yang benar
5. Setelah 1 x 30 Respon Yankes yang dapat digunakan  Kaji
menit pertemuan verbal antara lain : pengetahuan klien tentang
klien mampu  Klinik pelayanan kesehatan
menggunakan panti dibuka setiap hari Rabu  Beri
pelayanan kesehatan jam 09.00-11.30 Wib reinforcement (+) atas jawaban
(klinik panti) Manfaat dari Yankes : yang benar
a. Menjelaskan  Mence  Jelask
yankes, manfaat gah timbulnya akibat lanjut an yankes, manfaat dan jadwal
dan jadwal katarak yankes

21
 Tempa  Beri
t konsultasi tanggapan atas pertanyaan
 Tempa klien
t mengobati penyakit  Motiv
Jadwal Yankes : asi klien untuk menggunakan
b. Mengunjungi  Puskes yankes yang ada.
yankes Psiko mas tiap hari kerja Senin-Sabtu
motor jam 08.00-14.00 Wib
 RS
setiap hari (24 jam)
 Prakti
k dokter 16.00-21.00 Wib  Motiv
 Menu asi klien untuk memanfaatkan
njukkan kartu berobat Yankes
 Menu  Beri
njukkan obat-obatan yang reinforcement (+) atas tindakan
dipakai klien mengunjungi Yankes

22
EVALUASI

DP Evaluasi Paraf
1 S : klien mengatakan sudah lebih memahami mengenai
gangguan pendengaran pada lansia
O: - Klien dapat menjelaskan pengertian presbiakusis
- Klien dapat menjelaskan penyebab presbiakusis
- Klien dapat menjelaskan tanda dan gejala presbiakusis
- Klien dapat mempraktekkan perawatan diri pada penyakit
presbiakusis
A: Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan, klien dianjurkan menggunakan alat
bantu pendengaran

23

You might also like