Professional Documents
Culture Documents
1. Pengkajian Keperawatan
Merupakan tahap awal dari pendekatan proses keperawatan dan dilakukan secara sistematika
mencakup aspek bio, psiko, sosio, dan spiritual. Langkah awal dari pengkajian ini adalah
pengumpuln data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan klien dan keluarga, observasi
pemeriksaan fisik, konsultasi dengan anggota tim kesehatan lainnya dan meninjau kembali catatan
medis ataupun catatan keperawatan. Pengkajian fisik dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi,
Adapun lingkup pengkajian yang dilakukan pada klien fraktur menurut Brunner and Suddarth, 2002
Antara lain nama, umur, jenis kelamin, agama, tempat tinggal, pekerjaan, dan alamat klien.
b. Keluhan utama
Untuk menentukan hubungan genetik perlu diidentifikasi misalnya adanya predisposisi seperti
d. Riwayat spiritual
Apakah agama yang dianut, nilai-nilai spiritual dalam keluarga dan bagaimana dalam
menjalankannya.
Identifikasi pekerjaan klien dan aktivitasnya sehari-hari, kebiasaan membawa benda-benda berat
yang dapat menimbulkan strain otot dan jenis utama lainnya. Orang yang kurang aktivitas
mengakibatkan tonus otot menurun. Fraktur atau trauma dapat timbul pada orang yang suka
berolah raga dan hockey dapat menimbulkan nyeri sendi pada tangan.
f. Pemeriksaan fisik
5) Adakah kelainan bunyi pada paru-paru, seperti ronkhi basah atau kering, sonor atau vesikuler,
apakah ada dahak atau tidak, bila ada bagaimana warna dan produktivitasnya.
6) Kardiovaskuler: sirkulasi perifer yaitu frekuensi nadi, tekanan darah, pengisian kapiler, warna
7) Abdomen tegang atau lemas, turgor kulit, bising usus, pembesaran hati atau tidak, apakah limpa
8) Eliminasi: terjadinya perubahan eliminasi fekal dan pola berkemih karena adanya immobilisasi.
10) Apakah ada nyeri, kaji kekuatan otot, apakah ada kelainan bentuk tulang dan keadaan tonus
otot.
g. Tes Diagnostik
Pada klien dengan trauma tulang belakang, biasanya dilakukan beberapa tes diagnostik untuk
1) Foto Rontgen Spinal, yang memperlihatkan adanya perubahan degeneratif pada tulang belakang,
atau tulang intervetebralis atau mengesampingkan kecurigaan patologis lain seperti tumor,
osteomielitis.
2) Elektromiografi, untuk melokalisasi lesi pada tingkat akar syaraf spinal utama yang terkena.
3) Venogram Epidural, yang dapat dilakukan di mana keakuratan dan miogram terbatas.
4) Fungsi Lumbal, yang dapat mengkesampingkan kondisi yang berhubungan, infeksi adanya darah.
5) Tanda Le Seque (tes dengan mengangkat kaki lurus ke atas) untuk mendukung diagnosa awal
dari herniasi discus intervertebralis ketika muncul nyeri pada kaki posterior.
6) CT - Scan yang dapat menunjukkan kanal spinal yang mengecil, adanya protrusi discus
intervetebralis.
7) MRI, termasuk pemeriksaan non invasif yang dapat menunjukkan adanya perubahan tulang dan
8) Mielogram, hasilnya mungkin normal atau memperlihatkan “penyempitan” dari ruang discus,
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan secara teoritis menurut Doengoes, 2000 untuk klien dengan gangguan
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan agen pencedera fisik kompresi saraf: spasme
otomatis.
b. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri: ketidaknyamanan; spasme otot; kerusakan
neuromuscular.
c. Anxietas/ koping individu tidak efektif berhubungan dengan krisis situasi; perubahan status
e. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kehilangan sensori dan mobilitas permanen.
3. Perencanaan keperawatan
Perencanaan keperawatan secara teoritis menurut Doengoes, 2000 adalah sebagai berikut :
a. Diagnosa keperawatan I
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan agen pencedera fisik kompresi saraf: spasme
otomatis.
Kriteria hasil :
Rencana tindakan :
1) Kaji adanya keluhan nyeri, catat lokasi, lama serangan, faktor pencetus atau memperberat.
Rasional : Membantu menentukan intervensi dan memberikan dasar untuk perbandingan dan
2) Pertahankan tirah baring selama fase akut. Letakkan klien dalam posisi semi fowler dengan
tulang spinal, pinggang dan lutut dalam keadaan fleksi; posisi telentang dengan atau tanpa
Rasional : Tirah baring dalam posisi yang nyaman memungkinkan klien untuk menurunkan
Rasional : Menurunkan gaya gravitasi dan gerak yang dapat menghilangkan spasme otot dan
menurunkan edema dan tekanan pada struktur sekitar discus intervertebralis yang terkena.
4) Letakkan semua kebutuhan, termasuk bel panggil dalam batas yang mudah dijangkau atau
diraih klien.
Rasional : Memfokuskan perhatian klien dan membantu menurunkan tegangan otot dan
6). Instruksikan atau anjurkan klien untuk melakukan mekanisme tubuh atau gerakan yang tepat.
Rasional : Menghilangkan stress pada otot dan mencegah trauma lebih lanjut.
Rasional : Berbicara dapat menurunkan strees atau rasa takut selama dalam keadaan sakit dan
dirawat.
8) Berikan tempat tidur ortopedik atau letakan papan dibawah kasur atau matras.
Rasional : Memberikan sokongan dan menurunkan fleksi spinal yang menurunkan spasme.
b. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri: ketidaknyamanan; spasme otot; kerusakan
neuromuscular.
Kriteria hasil :
1. Klien mengungkapkan pemahaman tentang situasi atau faktor resiko dan aturan pengobatan
individu.
3. Mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang sakit atau
kompensasi.
Rencana tindakan :
Rasional : Tergantung pada bagian tubuh yang terkena atau jenis prosedur, aktivitas yang kurang
2) Catat respon-respon emosi atau perilaku pada immobilisasi, berikan aktivitas yang disesuaikan
dengan klien.
Aktivitas pengalihan dapat membantu dalam memfokuskan perhatian dan meningkatkan koping
3) Bantu klien untuk melaksanakan latihan rentang gerak aktif dan pasif
Rasional : Memperkuat otot abdomen dan fleksor tulang belakang, memperbaiki mekanika tubuh.
Rasional : Stimulasi sir vena atau arus balik vena menurunkan keadaan vena yang statis dan
Rasional : Keterbatasan aktivitas tergantung pada kondisi yang khusus, tapi biasanya berkembang
c. Anxietas/ koping individu tidak efektif berhubungan dengan krisis situasi; perubahan status
Kriteria hasil :
1. Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang pada tingkat dapat diatasi.
Rencana tindakan :
Rasional : Memungkinkan pasien untuk membuat keputusan yang didasarkan atas pengetahuan.
4) Kaji adanya masalah sekunder yang mungkin merintangi keinginan untuk sembuh.
penyembuhan.
5) Cara perilaku dari orang terdekat atau keluarga yang meningkatkan peran sakit.
Rasional : Orang terdekat keluarga secara tanpa sadar memungkinkan untuk mempertahankan
6) Rujuk pada kelompok pelayanan sosial, konselor finansial, psikoterapi dan sebagainya.
Rasional : Memberikan dukungan untuk beradaptasi pada perubahan dan memberikan sumber –
Kriteria hasil :
1. Meningkatkan mobilitas pada tingkat paling tinggi
Rencana tindakan :
1) Kaji derajat mobilitas yang dihasilkan oleh cedera dan perhatikan persepsi pasien terhadap
imobilisasi.
Rasional : Pasien mungkin dibatasi oleh pandangan dari persepsi diri tentang keterbatasan fungsi
3) Intruksikan pasien untuk dibantu dalam rentang gerak aktif dan pasif pada ekstremitas yang
Rasional : Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang untuk meningkatkan tonus otot.
4) Dorong penggunaan latihan isometik tanpa menekuk sendi atau menggerakan tungkai, dan
Rasional : Kontraksi otot isometik tanpa menekuk sendi membantu kekuatan otot
e. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kehilangan sensori dan mobilitas permanen.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kerusakan integritas kulit dapat
teratasi.
Kriteria hasil :
indikasi.
Rencana tindakan :
1) Kaji kulit untuk luka terbuka, benda asing, kemerahan, perdarahan, perubahan warna.
Rasional : Memberikan informasi tentang sirkulasi kulit dan masalah yang mungkin disebabkan oleh
2) Masase kulit dan penonjolan tulang, pertahankan tempat tidur kering dan bebas kerutan.
Kriteria hasil : Mengosongkan kandung kemih secara adekuat sesuai kebutuhan individu.
Rencana tindakan :
Rasional : Menentukan apakah kandung kemih dikosongkan dan saat kapan intervensi itu
diperlukan.
4) Berikan stimulasi terhadap pengosongan urine dengan mengalirkan air hangat diarea suprapubis.
Kriteria Hasil : Mengungkapkan penerimaan efek penggunaan obat pada fungsi seksual.
Rencana Tindakan :
1). Kaji informasi pasien tentang saat ini dan biarka pasien menggambarkan masalah dengan
bahasanya sendiri.
2). Diskusikan prognosis untuk disfungsi seksual misalnya impotent atau hasrat seksual rendah.
Rasional : Impoten diatasi dengan pantangan dari obat, pada kira-kira 25% yang kembali berfungsi
4. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah
disusun pada tahap perencanaan. (Drs. Nasrul Effendi, 2000). Ada tiga fase dalam tindakan
keperawatan, yaitu :
1. Fase Persiapan
2. Fase Intervensi
Merupakan puncak dari implementasi yang berorientasi pada tujuan dan fokus pada pengumpulan
data yang berhubungan dengan reaksi klien termasuk reaksi fisik, psikologis, sosial dan spiritual.
professional, yaitu :
Adalah tindakan yang diprakarsai sendiri oleh perawat untuk membantu pasien dalam mengatasi
Adalah tindakan keperawatan atas dasar kerja sama sesama tim perawatan atau kesehatan lainnya
c. Rujukan/ Ketergantungan
Adalah tindakan keperawatan atas dasar rujukan dari profesi lain diantaranya dokter, psikologis,
2). Delegasi : Diserahkan kepada orang lain/ perawat lain yang dapat dipercaya
3. Fase Dokumentasi
Merupakan terminasi antara perawat dan klien. Setelah implementasi dilakukan dokumentasi
terhadap implementasi yang dilakukan. Ada tiga sistem pencatatan yang digunakan :
5. Evaluasi Keperawatan
Adalah mengukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan
dalam memenuhi kebutuhan klien. Teknik penilaian yang didapat dari beberapa cara, yaitu :
2. Pengamatan : Pengamatan klien terhadap sikap, pelaksanaan, hasil yang dicapai dan perubahan
Evaluasi yang dilakukan pada saat memberikan intervensi dengan respon segera.
b. Evaluasi Sumatif
Merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan analisis status pasien pada saat tertentu
berdasarkan tujuan rekapitulasi dari hasil yang direncanakan pada tahap perencanaan. Ada tiga
1) Tujuan tercapai : Jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
2) Tujuan tercapai sebagian : Jika klien menunjukkan perubahan sebagian dari standar dan kriteria
3) Tujuan tidak tercapai : Jika klien tidak menunjukkan perubahan dan kemajuan sama sekali dan