You are on page 1of 10

Eksperimen Fisika 2 (MK3) 2011

ANALISIS PENGUKURAN PERCEPATAN GRAVITASI PADA GERAK


BANDUL DENGAN SUDUT BESAR
(BANDUL FISIS)
Imaniar Bintasari. (083184224) dan Aprilia Kumala Sari (083184238)
Jurusan Fisika, FMIPA, UNESA

ABSTRAK
Eksperimen yang berjudul”Analisis Pengukuran Percepatan Gravitasi Pada Gerak Bandul Dengan
Sudut Besar (Bandul Fisis)”. Metode yang dilakukan dengan mengubah jarak antara titik acuan ke
titik sumbu (h) dalam berbagai sudut sebesar 30°;45°;55°;60°;65°;75°;90° dengan l= 0,93m,
kemudian mengukur waktu bandul sebanyak lima kali osilasi. Dari waktu yang ditempuh bandul
selama berosilasi ditentukan nilai periodenya yang nantinya dipergunakan dalam mencari grafik
hubungan antara h vs T2. Melalui analisa grafik dan perhitungan didapatkan grafik hubungan h
terhadap T2, Nilai T mula- mula besar kemudian lama kelamaan akan turun/semakin kecil ketika
mencapai nilai minimum kemudian nilai T akan bertambah besar kembali dan ketika nilai h
mendekati nilai titik pusat massa, nilai T sangatlah besar , nilai percepatan gravitasi (g) dimana
nilainya sangatlah kecil,ini mungkin dikarenakan sudutyang kita gunakan adalah sudut besar dan
semakin kecil nilai Tm2,maka semakin besar nilai percepatan gravitasinya dan semakin besar sudut
simpangannya, maka semakin besar pula nilai percepatan gravitasinya. Didapatkan taraf
kelinieritasan sebesar R=0,207. Mungkin hal ini disebabkan terdapat kesalahan pada saat praktikum
ketika mengayunkan bandul tidak bersamaan dengan saat penekanan stopwatch.

I. PENDAHULUAN nilai percepatan gravitasi yang diperoleh dari


Pada dasarnya pengukuran percepatangrafik hubungan Tm2 dengan hm, serta
gravitasi bumi dapat dilakukan denganpengaruh sudut simpangan terhadap percepatan
beberapa cara salah satunya adalah dengangravitasi. Sehingga judul dari eksperimen ini
menggunakan bandul fisis dan dengan banduladalah ”Analisis Pengukuran Percepatan
matematis. Dimana pada bandul matematisGravitasi Pada Gerak Bandul Dengan Sudut
merupakan sebuah ayunan pendulum sedehanaBesar (Bandul Fisis)”
yang merupakan bola pejal yang digantungkan
dengan sebuah tali yang di ayunkan pada sudut II. DASAR TEORI
kurang dari 100, namun pada eksperimen kali Benda tegar bermassa yang digantungkan
ini tidak digunakan ayunan matematis namunsehingga benda tersebut dapat berayun dalam
menggunakan ayunan fisis, dimana tali yangbidang vertikal terhadap sumbu yang melalui
lentur pada bandul matematis diganti denganbenda tersebut disebut bandul fisis
batang besi kaku yang berlubang dengan jarak
tertentu. Kemudian digantung pada sebuah
pasak yang terdapat busur pada pangkalnya,
busur ini berguna untuk menentukan sudut yang
akan digunakan sebagai titik bandul yang
berayun pertama kali. Eksperimen ini bertujuan
untuk mencari pengaruh jarak titik acuan
dengan pusat rotasi terhadap periode getaran,

Dipresentasikan di Laboratorium Fisika pada tanggal 24 Mei 2011


Eksperimen Fisika 2 (MK3) 2011

Jika simpangan yang digunakan kecil,maka sin


θ = θ , sehingga dengan mensubstitusikan
persamaa 3 ke persamaan 1,dapat diperoleh :
τ = - m.g . l sin θ

d 2θ
( Mk 2 + Ml 2 ) = −m.g .θ .l
dt 2
d 2θ m.g .θ .l
=−
dt 2 Mk 2 + Ml 2
d 2θ g .θ .l
=− 2 2
dt 2 k +l
d 2θ g .l.θ
+ 2 2 = 0 (4)
dt 2 k +l

Persamaan 4 sama dengan


Gambar 1. Bandul fisis untuk mengukur d 2θ
2
+ ω 2θ = 0
percatan gravitasi. dt
Pada gambar tersebut, bandul fisismaka :
dapat disimbangkan dengan sudut sebesar θ
g.l
dari posisi setimbangnya dengan W sin θ ω2 =
k + l2
2

sebagai gaya yang menyebabkan gerak. h 2


 2π  g.l
adalah jarak antara titik poros hingga pangkal   = 2 2
T  k +l
batang besi,sedangkan l adalah jarak antara titik 4π 2 g.l
= 2 2
poros hingga titik pusat massa. Jika batang besi T2 k +l
disimpangkan sebesar θ kemudian dilepaskan k2 + l2
T 2 = 4π 2 (5)
maka batang besi akan bergerak secara g.l
harmonik dan berlaku : Dengan l = L – h, maka persamaan diatas
τ = F.l menjadi
τ = - l . W sin θ
τ = - l . m.g. sin θ  k 2 + (l − h) 2 
T 2 = 4π 2  
τ = - m.g.l. sin θ (1)  g (l − h) 
Karena pada keadaan ini juga terjadi gerakmisal , maka :
rotasi, maka juga akan berlaku persamaan : 4π 2

τ = I.α (2) =a
g
(3)
(6)
d 2θ
τ = I. 2 a.k 2
dt T2 = + a (l − h)
(l − h )
Dimana, I = Mk2 + Ml2
I = M ( k2 + l2 ) Adapun hubungan antar T2 dengan h dapat
digambarkan sebagia berikut :

Dipresentasikan di Laboratorium Fisika pada tanggal 24 Mei 2011


Eksperimen Fisika 2 (MK3) 2011

hTmm2

Gambar 2. Grafik hubungan h terhadap T2 d  ak 2 


 + a(l − hm) = 0
dh  (l − h) 
Bila h → l, maka T2 → ∼
(−1)ak 2 (−1)(l − hm)− 2 + a (−1) = 0
Bila h ≠ l, maka akan mempunyai nilai
ak 2
minimum Tm2 yang dapat diperoleh dari : −a = 0
(l − hm) 2
dT 2  k2 
=0 a − 1 = 0
 (l − hm)
2
dh 
2
maka : k
−1 = 0
(l − hm) 2

k 2 = (l − hm) 2
k = l − hm
hm = l − k (8)

Substitusi persamaan 8 ke persamaan 5 :

Dipresentasikan di Laboratorium Fisika pada tanggal 24 Mei 2011


Eksperimen Fisika 2 (MK3) 2011

Untuk menentukan besarnya percepatan


k2 + l2
Tm = 4π
2 2
gravitasi dengan menggunakan bandul fisis
g .l
diperlukan alat dan bahan sebagai berikut :
batang logam berlubang, beban dari logam,
k 2 + (l − h) 2
Tm = 2π stopwatch, busur derajat dan stand. Dengan
g (l − h)
gambar rancangan percobaan sebagai berikut.:
k 2 + [l − (l − k )]2
Tm = 2π
g[l − (l − k )]

k2 + k2
Tm = 2π
g .k
2k
Tm = 2π .......... ........ (9)
g

Sehingga percepatan gravitasi diperoleh dengan


persamaan : Gambar 3.Rancangan Percobaan.
Dengan variabel manipulasi ialah sudut baling-
4π 2 2k
g= baling (θ ) dengan sudut sebesar
Tm 2
30°;45°;55°;60°;65°;75°;90° serta jarak antara
titik acuan ke titik sumbu (h) sebesar 0,35m,
0,49m, 0,64m, 0,74m dan 0,92m , Variabel
Maka dapat diperoleh :
respon yaitu waktu yang diperlukan bandul
..................................................(10)
bergetar(t) yang nantinya berpengaruh pada
8π 2 k
g= periode (T), dan variabel kontrol ialah
Tm 2
banyaknya jumlah getaran (n) yaitu sebanyak 5
( 11 ) kali.
n/2
2k dθ Dengan langkah percobaan sebagai
Tm = 4
g ∫
0 1+ x θ berikut : Menimbang batang besi kaku,
kemudian mencari titik pusat massa, merangkai
Jika sudut θ diperhitungkan, maka nilai g dapat
alat seperti gambar 3, kemudian mengayunkan
diperoleh melalui persamaan :
bandul agar dapat berosilasi bebas dan
sempurna. Lalu mengukur panjang (h).
8π 2  1 2 θm 9 4 3 θm 
g= k 1 + k sin + . k s in . + ..... Menyimpangkan bandul fisis sebesar θ , seperti
Tm2  4 2 64 2 
gambar 3 dan mengukur waktu (t) setiap lima
( 12 ) kali getaran untuk satu sudut simpangan.
Kemudian menentukan periodenya (T).
III. METODE EKSPERIMEN
Mengubah sudut simpangan sebanyak 7 kali

Dipresentasikan di Laboratorium Fisika pada tanggal 24 Mei 2011


Eksperimen Fisika 2 (MK3) 2011

untuk h yang pertama. Lalu mengubah hAnalisis yang telah diuraikan di atas,
sebanyak 5 kali dan mengulang langkahdiasumsikan bahwa sinθ ≈ θ. Berikut ini akan
tersebut untuk h dan θ yang berbeda. diuraikan hasil percobaan untuk menjelaskan
IV. ANALISIS DATA pengaruh sinus setengah sudut simpangan (sin
Dari data yang diperoleh, dibuat grafikθ/2) terhadap nilai percepatan gravitasi (g).
hubungan antara h dengan T2 sebagai berikut: Sebelum mengetahui hubungan antara θ dengan
g dalam bentuk grafik, kita menentukan nilai
Gambar 4. Hubungan h terhadap T2 percepatan gravitasi melalui persamaan 13,
Melalui analisis grafik hubungan antarayaitu :
jarak titik acuan ke titik sumbu (h) Vs kuadrat g=8π2k T21+14k2sinθ2+964k4sin3θ2+…
periode (T2) didapatkan persamaan kuadratDalam persamaan di atas, digunakan deret
namun yang kami gunakan hanya dua suku
. Dari persamaan kuadrat
pertama, yaitu 1+14k2sinθ2 . Karena suku
y = ax + bx + c
2
ketiga dan seterusnya akan bernilai sangat kecil
yang dapat disebut faktor koreksi. Sehingga,
, dapat dicari nilai hminimumg=8π2k T21+14k2sinθ2
y = ax + bx + c
2
Adapun hasil yang diperoleh dengan

dan Tminimum2. Nilai hmin (hm) melalui persamaanmenggunakan persamaan di atas dapat
ditunjukkan dalam lampiran 3. Berdasarkan
data tersebut diperoleh nilai g rata-rata, dimana
dan nilai Tmin2(Tm2) melalui
semakin besar sudut simpangan yang
b
hm = − digunakan, maka semakin kecil nilai percepatan
2a
gravitasi rata-rata yang diperoleh. Adapun nilai
sin θ2 dengan g dapat dituliskan dalam tabel
persamaan dengan
berikut :
2 D D = b 2 − 4ac
Tm = Dari data diatas di dapatkan grafik hubungan θ2
− 4a
terhadap g diatas dapat diperoleh nilai g sebagai
Dari nilai hm kita dapat menghitung nilaiberikut ini:

, dengan k = jari-jari girasi dan l =


Gambar 5. Hubungan g terhadap θm/2
k = l − hm
Dalam grafik dapat diketahui persamaan
jarak sumbu ke pusat massa. Bagian kanan garisnya, yaitu :
kurva yang diperoleh semakin ke atas atau lebih y = ax + b
tinggi dari kurva bagian kiri. Hal ini 0,096= a dan 6,107 = b
disebabkan h yang digunakan semakin
Dalam kasus ini y = g dan x = sin θ2
mendekati l, namun kami tak memperoleh nilai sehingga ,
tak berhingga karena h yang digunakan tidak g = a sin θ2 + b
9,8 = a sin θ2 + b
sama dengan l.

Dipresentasikan di Laboratorium Fisika pada tanggal 24 Mei 2011


Eksperimen Fisika 2 (MK3) 2011

sinθ2= 9,8 - ba 2. Nilai percepatan gravitasi (g) yang


θ = 38,46⁰
diperoleh dari eksperimen ini
Jadi, pada sudut simpangan 38,46⁰ menunjukkan bahwa semakin kecil nilai
dapat diperoleh nilai percepatan gravitasi Tm2 maka semakin besar pula nilai g
sesuai teori yaitu 9,8 m/s2. yang dihasilkan.
V. DISKUSI 3. Semakin besar nilai sudut simpangan maka
Melalui analisa grafik dan perhitungan semakin besar nilai percepatan gravitasi (g)
didapatkan nilai percepatan gravitasi (g) yang dihasilkan.
dimana nilainya sangatlah kecil. dan taraf
kelinieritasan sebesar R= 0,189. Hal ini DAFTAR PUSTAKA
dikarenakan penekanan stopwatch yang – Boas, Marry L.1983.Mathemathical
terkadang kurang tepat saat melepaskan Methods in Physicals sciences (secon
bandul maupun berhentinya bandul terhadap edition). Kanada: John Willey &
osilasi yang telah ditentukan. Serta Sons.Inc
terkadang bandul tidak bergerak secara – Freedman, Roger A & Young, Hugh
harmonis yang menjadi kendala eksperimen D.2002. Fisika Universitas Edisi ke
kami. Semakin besar sudut θ dan h, maka sepuluh jilid 1. Jakarta: Erlangga.
semakin besar nilai T dan ketika bandul fisis – Greiner, Walter.2004. Classical
mulai diayunkan dengan θ dan h yang
Teorytical Physics. New York:
berbeda, nilai T mula- mula besar kemudian
Verlag.Inc
lama kelamaan akan turun/semakin kecil,
– Sarojo, Ganijanti Aby.2002. Mekanika.
ketika mencapai nilai minimum kemudian
Jakarta: Salemba Teknika
nilai T akan bertambah besar kembali dan
ketika nilai h mendekati nilai titik pusat
massa, nilai T sangatlah besar.
VI. KESIMPULAN
Dari percobaan yang kita lakukan dan
melihat hasil data, dapat kami simpulkan
bahwa:
1. Dari grafik yang kita peroleh dari hubungan
h terhadap T2, Nilai T mula- mula besar
kemudian lama kelamaan akan
turun/semakin kecil ketika mencapai nilai
minimum kemudian nilai T akan bertambah
besar kembali dan ketika nilai h mendekati
nilai titik pusat massa, nilai T sangatlah
besar.

Dipresentasikan di Laboratorium Fisika pada tanggal 24 Mei 2011


Eksperimen Fisika 2 (MK3) 2011

Dipresentasikan di Laboratorium Fisika pada tanggal 24 Mei 2011


Eksperimen Fisika 2 (MK3) 2011

Tabel 1 LAMPIRAN

Tabel 2

sin θ2 g(m/s2)
No 0,650
θ° h(cm)6,17 r(cm) t1 t2 t3 t4 t5
0,487 6,44
1 0.699 35 6,56 58 9.42 9.44 9.67 9.54 9.58 9.53
2 0,988 49 6,58 44 9.13 9.13 9.10 9.08 9.12 9.11
3 0,883
30 64 6,23 29 9.18 9.00 9.03 9.20 9.13 9.11
0,197 6,01
4 74 19 10.93 10.98 10.99 11.02 11.4 11.06
0,850 7,47
5 92 1 22.10 23.15 24.10 23.35 24.35 23.41
1 35 58 9.45 9.40 9.04 9.13 9.45 9.29
2 49 44 9.28 9.02 9.13 9.10 9.09 9.12
3 45 64 29 10.17 9.81 9.40 9.80 9.27 9.69
4 74 19 11.38 11.61 11.16 11.38 11.61 11.43
5 92 1 24.25 24.34 24.06 24.35 24.34 24.27
1 35 58 9.58 9.36 9.31 9.35 9.54 9.43
2 49 44 9.49 9.45 9.36 9.63 9.54 9.49
3 55 64 29 9.85 9.49 9.90 9.72 9.72 9.74
4 74 19 11.29 11.52 11.52 11.43 11.2 11.39
5 92 1 25.21 25.11 25.31 24.54 24.84 25.00
1 35 58 9.54 9.99 9.58 9.40 9.49 9.60
2 49 44 9.27 9.22 9.23 9.20 9.18 9.22
3 60 64 29 9.90 10.21 9.94 9.58 9.85 9.90
4 74 19 11.48 11.29 11.38 11.34 11.11 11.32
5 92 1 24.79 24.75 25.01 25.21 24.93 24.94
1 35 58 10.11 10.07 10 10.31 10.46 10.19
2 49 44 9.52 9.75 9.96 9..82 9.55 9.70
3 65 64 29 9.98 9.96 10.3 10.47 10.18 10.18
4 74 19 11.52 11.98 12.02 11.41 11.8 11.75
5 92 1 25.92 25.49 25.86 26.09 25.65 25.80
1 35 58 10.13 10.34 10.45 10.31 10.69 10.38
2 49 44 10.3 10 10.05 10.36 10.1 10.16
3 75 64 29 10.29 10.3 10.13 10.4 10.43 10.31
4 74 19 12.21 11.96 12.09 12.1 11.86 12.04
5 92 1 26.19 26.04 26.52 26.84 26.82 26.48
1 35 58 9.85 9.72 10.03 10.08 10.08 9.95
2 49 44 10.26 10.31 10.22 10.31 10.35 10.29
3 90 64 29 10.8 10.35 10.57 10.75 10.66 10.63
4 74 19 11.15 11.97 12.01 12.1 12.01 11.85
5 92 1 28.02 28.03 27.49 27.35 28.01 27.78

Dipresentasikan di Laboratorium Fisika pada tanggal 24 Mei 2011


Eksperimen Fisika 2 (MK3) 2011

Dipresentasikan di Laboratorium Fisika pada tanggal 24 Mei 2011


Eksperimen Fisika 2 (MK3) 2011

θ( L (m) a B c g(m/s2)

0)
30 0,93 3116 -3239 869,5 6,17
45 0,93 3266 -3355 888,7 6,44
55 0,93 3511 -3621 958,6 6,56
60 0,93 3515 -3632 963,1 6,58
65 0,93 3791 -3933 1048 6,23
70 0,93 3990 -4140 1104 6,01
90 0,93 4393 -4537 1191 7,47

Tabel 3

Tabel 4

No
θ° hm(m) k(m) k2(m2) Tm(s) g1(m/s2) g2(m/s2) g(m/s2)

1 30 0,52 0,41 0,17 5,27 6,14 0,03 6,17

2 45 0,51 0,42 0,18 5,20 6,37 0,07 6,44

3 55 0,52 0,41 0,17 5,00 6,47 0,09 6,56

4 60 0,52 0,41 0,17 4,99 6,48 0,10 6,58

5 65 0,52 0,41 0,17 5,28 6,12 0,11 6,23

6 75 0,52 0,41 0,17 5,49 5,89 0,12 6,01

7 90 0,52 0,41 0,17 4,42 7,32 0,15 7,47

Dipresentasikan di Laboratorium Fisika pada tanggal 24 Mei 2011

You might also like