Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Salah satu tujuan penilaian properti adalah untuk tujuan pajak. Untuk tujuan
khusus ini maka penentuan nilainya harus mengikuti prosedur dan ketentuan yang
berlaku (undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan menteri, surat edaran
direktur jenderal,dan peraturan pelaksanaan lainnya. Salah satu tujuan penilaian
untuk kepentingan pajak adalah untuk penentuan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)
yang saat ini mempunyai peranan yang sangat penting bagi dasar pengenaan Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB).
Objek Pajak Khusus adalah objek pajak yang memiliki konstruksi khusus
atau keberadaannya memiliki arti yang khusus seperti : lapangan golf, pelabuhan
laut, pelabuhan udara, jalan tol, pompa bensin dan lain-lain. Jadi karakteristik
fisik dari objek khusus ini adalah spesifik dan pengkategoriannya lebih
berdasarkan pada fungsi atau kegunaan bangunan, bukan semata mata
berdasarkan luas fisiknya.
PENDEKATAN PENILAIAN
1
Pendekatan data pasar dilakukan dengan cara membandingkan objek pajak
yang akan dinilai dengan objek pajak lain yang sejenis yang nilai jualnya sudah
diketahui dengan melakukan penyesuaian yang dipandang perlu. Persyaratan
utama yang harus dipenuhi dalam penerapan, pendekatan ini adalah tersedianya
data jual beli atau harga sewa yang wajar. Pendekatan data pasar terutama
diterapkan untuk penentuan NJOP bumi, dan untuk objek tertentu dapat juga
dipergunakan untuk penentuan NJOP bangunan.
Pendekatan biaya digunakan untuk penilaian bangunan, yaitu dengan cara
memperhitungkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membuat bangunan baru
objek yang dinilai dan dikurangi penyusutan. Perkiraan biaya dilakukan dengan
cara menghitung biaya setiap komponen utama bangunan, material dan fasilitas
lainnya.
Pendekatan kapitalisasi pendapatan dilakukan dengan cara menghitung atau
memproyeksikan seluruh pendapatan sewa/penjualan dalam satu tahun dari objek
pajak yang dinilai dikurangi dengan kekosongan, biaya operasi dan/atau hak
pengusaha. Selanjutnya dikapitalisasikan dengan suatu tingkat kapitalisasi
tertentu. Pendekatan ini pada umumnya diterapkan untuk objek-objek komersial,
yang dibangun untuk usaha/menghasilkan pendapatan seperti hotel, apartemen,
gedung perkantoran yang disewakan, pelabuhan udara, pelabuhan laut, tempat
rekreasi dan lain sebagainya. Dalam penentuan NJOP, penilaian berdasarkan
pendekatan kapitalisasi pendapatan dipakai juga sebagai alat penguji terhadap
nilai yang dihasilkan dengan pendekatan lainnya.
CARA PENILAIAN
Mengingat jumlah objek pajak yang sangat banyak dan menyebar di seluruh
wilayah Indonesia, sedangkan jumlah tenaga penilai dan waktu penilaian
dilakukan yang tersedia sangat terbatas, maka pelaksanaan dengan dua cara),
yaitu: Penilaian Massal yang diterapkan bagi objek standar dan Penilaian secara
Individual diterapkan untuk objek nonstandar dan khusus. Pembedaan ini lebih
ditekankan pada nilai ekonomis dan potensi pengenaan pajak dari objek yang
bersangkutan.
1. Penilaian Massal
Dalam sistem ini NJOP bumi dihitung berdasarkan nilai indikasi rata-rata
(NIR) yang terdapat pada setiap Zona Nilai Tanah (ZNT), sedangkan NJOP
bangunan dihitung berdasarkan DBKB. Perhitungan penilaian massal
dilakukan terhadap objek pajak dengan menggunakan program komputer
konstruksi umum (Computer Assisted Valuation/CAV).
2
2. Penilaian Individual
Penilaian Individual diterapkan untuk objek pajak umum yang bernilai tinggi
(tertentu), baik objek pajak khusus, ataupun objek pajak umum yang telah
dinilai dengan CAV namun hasilnya tidak mencerminkan nilai yang
sebenarnya karena keterbatasan aplikasi program. Proses penilaiannya adalah
dengan memperhitungkan seluruh karakteristik dari objek pajak tersebut.
PELAKSANAAN PENILAIAN
1. PENILAIAN MASSAL
Dalam sistem ini NJOP bumi dihitung berdasarkan NIR yang terdapat
pada setiap ZNT, sedangkan NJOP bangunan dihitung berdasarkan
DBKB.
3
1.1.2. Analisis Data Penentuan NIR
1. Untuk ZNT yang memiliki data harga jual 3 (tiga) atau lebih
penentuan NIR dilakukan dengan cara merata-rata data harga jual
tersebut.
2. Untuk ZNT yang hanya memiliki data harga jual kurang dari tiga,
a. penentuan NIR dilakukan dengan cara menentukan objek acuan
lebih dulu untuk memenuhi minimal tiga data pembanding,
b. merata-rata data harga jual tersebut.
3. Untuk ZNT yang tidak memiliki data harga jual, penentuan NIR
dilakukan dengan cara:
1.2.1. Tipe I
Adalah suatu kawasan ZNT yang memiliki tiga (3) data pasar.
a. Data pasar yang ada dikumpulkan menggunakan Formulir
Pengumpulan Data Pasar Properti
b. Data pasar dianalisis untuk memperoleh indikasi nilai pasar tanah
kosong dengan menggunakan Lembar Kerja Analisis Data Nilai Pasar
Properti
c. Untuk Kode ZNT AA (Tipe I), analisis NIR mengacu pada rata-rata
data pasar yang telah dianalisis, yaitu nomor data 1, 2 dan 3;
berdasarkan indikasi nilai pasar tanah kosong dari hasil analisis maka
dilakukan analisis penentuan NIR dengan menggunakan Formulir
Analisis Nilai Indikasi Rata-Rata (NIR) Dari Data Pasar.
4
1.2.2. Tipe II
Adalah kawasan ZNT yang hanya memiliki kurang dari 3 data pasar.
5
c. Untuk Kode ZNT AB (Tipe II), analisis mengacu pada rata-rata
data pasar nomor data 4, dan data hasil analisis (penyesuaian) yaitu
nomor data 5 dan 6. Data hasil analisis nomor data 5 dan 6 merupakan
data objek acuan yang diciptakan dan dinilai dari data pasar nomor
data 1, 2 dan 4, seperti berikut:
Untuk memperoleh NIR pada ZNT dengan kode AB, dengan merata-rata
nilai tanah per m2 data nomor 4, 5, dan 6 dengan menggunakan Formulir 3
seperti contoh berikut:
6
Untuk Kode ZNT AC (Tipe III.A), analisis dilakukan dengan mengacu
pada rata-rata data hasil analisis nomor 7, 8 dan 9. Data 7, 8 dan 9
merupakan data objek acuan yang diciptakan dan dinilai dari data pasar
nomor data 1, 2 dan 4, seperti berikut:
7
1.3. Hasil Akhir Kegiatan
8
1.4. Penilaian Bangunan
9
1.5.2. Gambar Entri Data Bangunan Aplikasi DBKB 2000
10
1.5.3. Gambar Hasil Proses Penilaian Pada Aplikasi DBKB 2000
11
1.5.4.Gambar Perhitungan Fasilitas Pada Aplikasi DBKB 2000
12
13
1.5.5. Hasil cetakan penilaian Bangunan menggunakan aplikasi DBKB
2000
14
2. PENILAIAN INDIVIDUAL
15
Untuk objek-objek pajak nonstandar dan objek-objek pajak khusus
penentuan NJOP dilakukan melalui penilaian individual. Dalam penilaian
individual ini metode yang lazim dan diperkenankan oleh undang-undang ada 3
(tiga), yaitu: Pendekatan Data Pasar, Pendekatan Biaya, Pendekatan
Kapitalisasi Pendapatan.
1) Lokasi.
2) Aksesibilitas.
3) Waktu transaksi.
4) Jenis data (harga transaksi atau harga penawaran).
5) Penggunaan tanah.
6) Elevasi.
7) Lebar depan (terutama untuk objek komersil).
8) Bentuk tanah.
9) Jenis hak atas tanah.
10) dan lain sebagainya.
Besarnya penyesuaian yang akan diberi sesuai dengan pengetahuan dan
pengalaman penilai dengan menyebutkan dasar-dasar pertimbangannya.
16
Pendekatan biaya digunakan dengan cara menambahkan nilai bangunan dengan
nilai tanah.
a. Penilaian Tanah
b. Penilaian Bangunan
17
3) Mengurangi pendapatan kotor potensial (butir 1) dengan tingkat
kekosongan (butir 2) hasilnya adalah pendapatan kotor efektif dalam
satu tahun.
4) Menghitung biaya-biaya operasi (outgoing) dalam satu tahun yaitu biaya
pengurusan, pemeliharaan, pajak (PBB) dan asuransi.
5) Mengurangi pendapatan kotor efektif dalam satu tahun (butir 3) dengan
biaya-biaya operasi (butir 4) hasilnya adalah nilai sewa bersih dalam
satu tahun.
6) Nilai objek pajak dihitung dengan jalan mengalikan nilai sewa bersih
(butir 5) dengan tingkat kapitalisasi.
18
Hal ini dapat diperoleh melalui 2 cara:
Sebuah Hotel "A" mempunyai nilai jual di pasar wajar Rp. 500 Juta dan
pendapatan bersihnya setahun Rp. 45 Juta.
19