Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
Evita Oktari
NIM. 06242060
Tingkat II B
POLITEKNIK KESEHATAN
DEPARTEMEN KESEHATAN TANJUNG KARANG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN METRO
TAHUN 2007
PERSALINAN INDUKSI
DEFINISI
Induksi partus adalah satu upaya agar persalinan mulai berlangsung sebelum
atau sesudah kelahiran cukup bulan dengan jalan merangsang (stimulasi) timbulnya
his.
Dalam ilmu kebidanan ada kalanya satu kehamilan terpaksa diakhiri karena
adanya sesuatu indikasi. Indikasi dapat datang dari sudut kepentingan hidup ibu dan
atau janin. Hasil induksi partus bergantung pula pada keadaan serviks, sebaliknya
induksi partus dilakukan pada serviks yang sudah atau mulai matang (Ripe atau
favourable) dimana serviks sudah lembek, dengan effacement sekurang-kurangnya
50% dan pembukaan serviks satu jari.
(Rustam mochtar-1998)
KONTRA INDIKASI
1. Disproporsi sefalo-pelvik
2. Ibu menderita penyakit jantung berat
3. Hati-hati pada bekas operasi atau uterus yang cacat seperti pada bekas seksio
sesarea, miomektomi yang luas dengan ekstensif.
(Harry Oxorn - 1998)
CARA MEKANIS
1. Melepaskan selaput ketuban (stripping of the membrane). Dengan jari yang
dapat masuk ke dalam kanalis servikalis selaput ketuban yang melekat
dilepaskan dari dinding uterus sekitar ostium uteri internum. Cara ini akan
lebih berhasil jika bila servik sudah terbuka dan kepala sudah turun. Dianggap
bahwa dengan bersamaan dengan turunnya kepala dan lepasnya selaput
ketuban maka selaput ini akan lebih menonjol dan karenanya akan menekan
pleksus frankenhauser yang akan merangsang timbulnya his dan terbukanya
serviks.
2. Memecahkan ketuban (amniotomi)
a. Serviks sedah matang atau skor pelvis di atas 5
b. Pembukaan kira-kira 4-5 cm
c. Kepala sudah memasuki panggul, biasanya setelah1-2 jam pemecahan
ketuban di harapkan his akan timbul dan menjadi lebih kuat. Adapun cara
amniotomi adalah sebagai berikut : lakukan dulu stripping dari selaput
ketuban, lalu pecahkan ketuban dengan memakai setengah kocher atau
alat khusus pemecahan ketuban. Kepala janin disorong masuk pintu atas
panggul.
3. Dilatasi serviks uteri
Dilatasi serviks uteri dapat dikerjakan memakai gagang laminaria, atau
dilatator (busi) hegar.
4. Accouchement force
a. Kalau bagian terbawah janin adalah kaki, maka kaki ini di ikat dengan
kain kasa steril yang melalui katrol dan diberi beban seperti pada versi
Braxton hicks.
b. Bila bagian terbawah janin adalah kepala, maka kulit kepala di jepit
dengan cunam. Muzeuk yang kemudian di ikat dengan kain kasa melalui
katrol diberi beban: seperti pada cara wilet-gauz.
(Rustam -1998)
CARA KOMBINASI KIMIAWI
Adalah pemakaian cara kombinasi antara cara kimiawi diikuti dengan cara mekanis,
misalnya amniotomi dengan pemberian oksitosin drip atau pemecahan ketuban dan
pemberian prostaglandin per oral dan sebagainya.
Pada umumnya cara kombinasi akan lebih berhasil. Kalau induksi partus gagal
sedangkan ketuban sudah pecah sedangkan pembukaan serviks tidak melalui syarat
untuk pertolongan operatif pervaginam, satu-satunya jalan adalah mengakhiri
kehamilan dengan seksio sesarea.
(Rustam-1998)
KOMPLIKASI
1. Terhadap ibu
a. Kegagalan induksi
b. Kelelahan ibu dan partus lama
c. Inersia uteri dan partus lama
d. Tetania uteri (tamultous labor) yang dapat menyebabkan solusio placenta
ruptura uteri, dan laserasi jalan lahir lainnya.
e. Infeksi intra uteri
2. Terhadap janin
a. Trauma pada janin oleh tindakan
b. Prolapsus tali pusat
c. Infeksi intrapartal pada janin
(Rustam- 1998)
OKSITOSIN
1. Pengertian
Oksitosin adalah obat yang merangsang kontraksi uterus, banyak obat
memperlihatkan efek Oksitosin, tetapi hanya beberapa saja yang kerjanya cukup
selektif dan dapat berguna dalam praktek kebidanan.
(Sulistia -1995)
Bersama dengan faktor-faktor lainnya, Oksitosin memainkan peranan
penting dalam persalinan dan ejeksi ASI
Oksitosin bekerja pada reseptor oksitosik untuk menyebabkan :
a. Kontraksi uterus pada kehamilan aterm yang terjadi lewat kerja langsung
pada otot polos maupun lewat peningkatan produksi prostaglandin
b. Kontraksi pembuluh darah umbilicus
c. Konstriksi sel-sel mioepitel (reflek ejeksi ASI)
Oksitosin bekerja pada reseptor hormon antidiuretik (ADH) untuk menyebabkan :
a. Peningkatan atau penurunan yang mendadak pada tekanan darah (khususnya
diastolik) karena terjadinya fasodilatasi
b. Retensi air
c. Persalinan
2. Penggunaan Klinik
Indikasi Oksitosik adalah :
a. Induksi partus aterm
b. Mengontrol perdarahan pasca persalinan
c. Menginduksi abortus terapeutik sesudah trimester 1 kelahiran
d. Uji oksitosin
e. Menghilangkan pembengkakan mamae
(Sulistia - 1995)
3. Efek Samping Oksitosin
Bila Oksitosin sintetik diberikan, kerja fisiologis hormon ini akan bertambah
sehingga dapat timbul efek samping berbahaya: efek samping tersebut dapat di
kelompokkan menjadi :
a. Stimulasi berlebih pada uterus
b. Kotraksi pembuluh darah tali pusat
c. Kerja anti diuretic
d. Kerja pada pembuluh darah (kontraksi dan dilatasi)
e. Mual
f. Reaksi hipersensitivitasi
(Sulistia - 1995)
2. Keluhan utama
Ibu hamil G1P0A0, 40 minggu ibu mengeluh sakit pada daerah pinggang dan
menjalar ke bagian bawah
3. Keluhan Sejak Kunjungan Kelahiran
Ibu mengatakan cepat lelah dan cemas menghadapi persalinannya
4. Tanda-Tanda Persalinan
a. His : ada, lemah dan tidak teratur, lamanya kurang dari 20
detik
b. Frekuensi : 2x/10 menit
c. Lamanya : 10-20 detik
d. Lokasi ketidaknyamanan : daerah abdomen
5. Pengeluaran Pervaginam
Belum ada
6. Masalah khusus
Ibu merasakan kelainan pada kehamilannya, keadaan ibu baik
7. Riwayat imunisasi
Selama kehamilan ibu mendapat imunisasi 2x
TT I pada kehamilan 20 minggu
TT II pada kehamilan 24 minggu
8. Riwayat persalinan yang lalu
Ibu mengatakan bahwa ini adalah kehamilan yang pertama G1P0A0
HPHT : 17 Februari 2007
TP : 24 November 2007
9. Pergerakan janin dalam rahim
Gerakan anak kuat, frekuensi kurang dari 10 kali / menit
10. Makan, minum terakhir
Ibu makan terakhir tadi pagi, tapi hanya sedikit karena nafsu makan ibu
berkurang
11. Eliminasi terakhir
BAB : 1x sehari
BAK : 6-7x sehari
12. Istirahat dan tidur
Setiap hari ibu tidur + 8 jam
13. Psikologi
Ibu hanya mengalami kegelisahan dan ketakutan dalam menghadapi
persalinan
14. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg
RR : 20x/menit
Nadi : 85x / menit
Suhu : 38oC
BB : 62 kg
TB : 157 cm
Pemeriksaan fisik
Rambut : bersih berwarna hitam
Muka : terdapat cloasma gravidarum
Mata : simetris kanan kiri, sklera tidak ikterik, konjungtiva agak
pucat
Hidung : bersih, berfungsi dengan baik, tidak ada pembesaran polip
Mulut : bersih, gigi terdapat caries pada graham bawah dan tidak ada
stomatitis
Telinga : normal, fungsi pendengaran baik
Leher : tidak ada pembesaran thyroid dan vena jugularis
Dada : simetris, pergerakan nafas teratur
Mamae : simetris kana kiri, tidak ada benjolan yang abnormal, puting
susu menonjol, hyperpigmentasi, pada aerola mamae,
kolostrum keluar
Perut : tidak ada bekas operasi
Punggung : lordosis
Ekstremitas : atas : pergerakan baik, simetris kana kiri, tidak ada oedema,
letih dan jari-jari lengkap.
bawah: pergerakan baik, kram, pegal-pegal, simetris kana
kiri, tidak ada oedema dan jari-jari lengkap
Pemeriksaan Kebidanan
a. Inspeksi
Pada genetalia perineum elastis, tidak haemoroid, masih tebal, masih tebal, belum
menonjol.
Vagina tidak ada varises, tidak ada oedema
Pemeriksaan pada tanggal 24 November 2007, pukul 10.00 WIB
Serviks
1. Pendataran : 10 %
2. Arah serviks : Kedepan
3. Pembukaan : 1 cm
4. Konsistensi : lunak
5. Bagian terendah : H II
6. Turunnya kepala : 3/5
b. Palpasi
Leopold I : TFU ½ jari bawah px
Leopold II : PUKI
Leopold III : presentasi kepala
Leopold IV : bagian terendah sudah masuk PAP
MC. Donald : TFU : 35 cm
TBJ : 3565 gram
c. Auskultasi
DJJ (+), frekuensi 130 x/menit teratur
PENGAWASAN KALA I
Keadaan ibu Keadaan janin
pemb S Penuruna Keluha Dosis
Tgl Waktu Kontra uterus
TD N R DJJ n Indeksi
0
ukaan C n kepala
24-11-07 10.00 1 cm 160/80 84 24 37 1x/10mnt, lama < 20 dtk 135x/mnt 3/5 U
10.30 160/80 85 24 1x/10mnt, lama < 20 dtk 135x/mnt
11.00 120/80 85 25 1x/10mnt, lama < 20 dtk 135x/mnt
11.30 120/80 85 23 1x/10mnt, lama < 20 dtk 135x/mnt
12.00 110/70 85 23 1x/10mnt, lama < 20 dtk 135x/mnt
12.30 110/70 84 21 1x/10mnt, lama < 20 dtk 135x/mnt
13.00 110/70 84 20 1x/10mnt, lama < 20 dtk 135x/mnt
13.30 110/70 84 20 2x/10mnt, lama < 20 dtk 135x/mnt
14.00 2 cm 110/70 82 20 2x/10mnt, lama < 20 dtk 135x/mnt Oksitosin 2,5
unit dalam 500cc
dekstrose (drip)
dengan 10 tetes /
menit
14.30 110/70 82 20 2x/10mnt, lama < 20 dtk 135x/mnt
15.00 110/70 82 20 2x/10mnt, lama < 20 dtk 135x/mnt
15.30 110/70 83 21 2x/10mnt, lama < 20 dtk 135x/mnt
16.00 110/70 83 21 2x/10mnt, lama < 20 dtk 135x/mnt
16.30 110/70 82 21 2x/10mnt, lama < 20 dtk 135x/mnt
17.00 110/70 81 22 3x/10mnt, lama < 20 dtk 135x/mnt
17.30 110/70 82 20 3x/10mnt, lama < 20 dtk 135x/mnt
DO:
a. His lemah dan tidak teratur 1x/10 menit
b. Pada pemeriksaan dalam pembukaan belum lengkap karena tidak adanya
kontraksi / his yang kuat. Pemeriksaan dalam dilakukan pada tanggal 24
November 2007 pukul 10.00 WIB
2. Masalah
a. nyeri pada daerah pinggang, usia kehamilannya cukup bulan, namun
pembukaan lambat
DS : ibu mengeluh mulas pada bagian bawah menyebar ke pinggang sejak
pukul 10.00
DO : ibu mengatakan kala I, kontraksi uterus 1x dalam 10 menit, lamanya
20 detik
Kontraksi / his pada ibu sangat lemah.
b. Ibu takut menghadapi persalinan
DS : ibu mengatakan takut mengahadapi persalinan
DO : ibu tampak sangat gelisah
c. His ada
DS : his timbul 1x / 10 menit
DO : Ibu mengatakan perut nya sakit
3. Kebutuhan
a. Anjurkan ibu relaksasi
b. Anjurkan ibu tidak stres
c. Anjurkan ibu untuk mencari posisi yang nyaman, misalnya miring
kanan atau kiri
E. PERENCANAAN
1. Jelaskan pada ibu tentang keadaannya saat ini
2. Siapkan ibu dan alat-alat untuk persalinan yang bersih dan steril
a. Tempatkan ibu di ruangan yang nyaman
b. Pasang infuse dan oksitosin untuk melakukan induksi
c. Atur posisi ibu senyaman mungkin
d. Penuhi kebutuhan nutrisi ibu
e. Lakukan vulva hygine
f. Lakukan pengawsan kala I dan berikan antibiotika
g. Beri tahu ibu bahwa akan dilakukan induksi persalinan
3. Tenangkan ibu
a. Ajarkan teknik relaksasi
b. Ajarkan untuk tidak mengedan sebelum adanya his
c. Jelaskan tahap-tahap yang akan dilakukan selama persalinan dan
beritahu ibu akan dilakukannya pemberian oksitosin untuk merangsang
kontraksi uterus
d. Libatkan peran suami / keluarga untuk mendampingi ibu
e. Dampingi ibu untuk berikan dukungan mental
f. Anjurkan ibu istirahat saat his sudah mulai berkontraksi
g. Anjurkan ibu tidur miring kiri
4. Observasi kemajuan persalinan
F. PELAKSANAAN
1. Menjelaskan kepada ibu tentang keadaannya saat ini
a. Ibu memasuki inpartu dengan kehamilan cukup bulan tetapi
pembukaan serviks belum lengkap, karena tidak adanya kontraksi his yang
kuat.
b. Menjelaskan pada ibu bahwa akan dilakukan persalinan induksi
dengan memberikan oksitosin untuk merangsang kontraksi uterus dan agar
pembukaan serviks akan membuka sempurna. Yang diberikan pada pukul
14.00 WIB pada pembukaan 2 cm dan diberikan secara drip
2. Ibu berada di tempat yang nyaman
3. Menyiapkan ibu dan alat-alat
a. Menempatkan ibu di ruangan yang nyaman
b. Baringkan ibu hamil miring kiri
4. Catat semua pengamatan pada partograf tiap 30 menit
a. Catat kecepatan infuse oksitosin
b. Frekuensi dan lamanya kontraksi
c. Denyut jantung janin, dengar DJJ tiap 30 menit dan selalu langsung
setelah kontraksi. Apabila DJJ kurang dari 100 menit, segera hentikan
infus.
5. Pasang infus oksitosin 2,5 unit dalam 500 cc dekstrose (garam
fisiologik) mulai dari 10 tetes per menit.
a. Naikkan kecepatan infus 10 tetes per menit tiap 30 menit sampai
kontraksi adekuat 13 kali tiap 10 menit dengan lama lebih dari 40 detik
dan perhatikan sampai terjadi kelahiran
b. Jika terjadi hiperstimulasi (lama kontraksi lebih dari 60 detik) atau
lebih dari 4 kali kontraksi dalam 10 menit, hentikan infus dan kurangi
hiperstimulasi dengan :
1) Terbutalin 250 mcg IV, pelan-pelan selama 5 menit atau
2) Salbutamol 5 mg dalam 500 ml cairan (garam fisiologik / RL ) tetes
per menit
c. Jika tidak tercapai kontraksi yang adekuat ( 3 kali tiap 10 menit
dengan lama lebih dari 40 detik) dan sesuaikan kecepatan infus sampai 30
tetes per menit.
G. EVALUASI
Tanggal 24 November 2007
a. Ibu mengatakan tahu dengan keadaannya
b. Ibu berada di tempat yang nyaman
c. Infus oksitosin 2,5 unit dalam 500 cc dekstrose (atau garam fisiologik)
mulai dengan 10 tetes per menit
d. Ibu sudah makan dan minum
e. Ibu tidur miring kiri
f. Alat persalinan telah siap
g. Ibu telah minum amoxylin 1000 mg dosis tunggal
h. Melakukan pengawasan kala I, kontrol his, DJJ, tanda vital
i. Ibu mengerti teknik relaksasi yang baik
j. Ibu mengerti cara mengejan yang baik
k. Ibu mengerti tentang tahap-tahap persalinan
l. Ada keluarga dan suami yang mendampingi ibu
O : 1. Kontraksi uterus sudah mulai membaik dan terasa keras, TFU sepusat
2. Pengeluaran darah bertambah banyak + 200cc
3. Tali pusat dirawat 1 dibungkus kasa steril
4. Kandung kemih kosong
5. Vulva dan bokong kotor terkena darah
6. Ada robekan perineum derajat 2
7. Placenta belum lahir
8. Tali pusat bertambah panjang
A : Ibu P1A0 partum kala III
DS: 1. Ibu merasa lega intensitas his sudah mulai berkurang
2. Perut masih mulas
DO: 1. Bayi lahir mulai pukul 22.50 WIB dengan apgar score 7/9
2. Placenta belum lahir
3. Melakukan manual placenta jika terjadi retensio plasenta.
P : 1. Melakukan manajemen aktif kala III
a. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal
b. Memberitahu ibu akan di suntik
c. Menyuntikan oksitosin 10 unit secara intra muskuler pada bagian luar
paha kana 1/3 atas setelah melakukan aspirasi terlebih dahulu untuk
memastikan bahwa ujung jarum tidak mengenai pembuluh darah
d. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
e. Meletakkan tangan kiri di atas simpisis menahan bagian bawah uterus
sementara tangan kanan memegang tali pusat memegang klem atau
kain kasa dengan jarak antara 5-10 cm dari vulva.
f. Saat kontraksi, memegang tali pusat dengan tangan kanan sementara
tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati karena dorso kranial
g. Jika dengan penegangan tali pusat terkendali tali pusat terlihat
bertambah panjang dan terasa adanya pelepasan placenta, minta ibu
untuk meneran sedikit sementara tangan kanan menarik tali pusat
kearah bawah kemudian keatas sesuai dengan kurva jalan lahir hingga
placenta tampak pada vulva
h. Setelah placenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan placenta
dengan hati-hati bila perlu pegang placenta dengan kedua tangan dan
lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran placenta dan
mencegah robeknya selaput ketuban.
i. Placenta lahir pukul 23.00 WIB, berat 400gr, diameter 17 cm, panjang
tali pusat 50 cm
j. Setelah dilakukan pemeriksaan kelengkapan placenta ditemukan
adanya sebagian placenta yang tertinggal
k. Melakukan penatalaksanaan manual placenta untuk mengeluarkan
sebagian placenta yang tertinggal
2. Melakukan manual placenta
a. Jelaskan pada ibu prosedur dan tujuan tindakan
b. Pakai sarung tangan panjang yang telah disinfeksi atau steril
c. Masukan tangan kanan dan mencari tempat perlekatan placenta
d. Kikis bagian placenta yang tertinggal, pastikan semua terkikis jangan
sampai ada yang tertinggal lagi
e. Keluarkan sisa placenta secara perlahan dengan bantuan tangan
f. Setelah placenta yang tertinggal lahir utuh kemudian memeriksa
kontraksi uterus 15 detik pertama
g. Melakukan vulva hygiene
h. Melakukan heating perineum
i. Melakukan pemantauan adanya perdarahan
Catatan perkembangan kala IV
Evaluasi, pukul 23.20 WIB, tanggal 24 November 2007
S : 1. Ibu merasa khawatir dengan keadaan bayinya saat ini
2. Ibu mengatakan masih nyeri
3. Ibu merasa lebih nyaman dengan tubuh bersih
4. Ibu merasa lelah