Professional Documents
Culture Documents
Morbili (campak, rubeola, measles) adalah penyakit menular akut yang secara khas
terdiri dari 3 stadium, yaitu prodromal, erupsi, dan konvalesens.
Etiologi Morbili :
Morbilivirus, salah satu virus RNA dari famili Paramyxoviridae
Patofisiologi :
Infeksi dimulai di mukosa hidung/faring virus bermultipikasi RES (virus
menyerang limfosit) viremia sel epitel gejala klinis. Sebagian virus terus
bermultipikasi di RES terbentuk sel raksasa multinuklear Warthin
Kriteria Diagnosis :
Riwayat kontak dengan penderita morbili
Stadium prodromal : Enantema di mukosa pipi (Koplik’s spot) dan tanda 3C
(conjungtivitis, coryza dan cough) disertai demam ringan
sampai sedang
Stadium erupsi : Ruam makulopapular, biasanya dimulai dari leher/ belakang
telinga kemudian ke daerah muka, badan, anggota badan
disertai panas tinggi.
Stadium akhir : Ruam menjadi hiperpigmentasi dan kadang-kadang
deskuamasi, gejala menghilang
Laboratorium : Jumlah leukosit biasanya rendah dan limfositosis relatif
Diagnosis Banding :
Rubela (campak jerman)
Eksantem subitum (Roseola infantum)
Skarlantina
Ruam karena alergi
Penyakit Kawasaki
Ruam karena alergi (alergi obat/sindrom Steven Johnson, serum sickness)
14
Ruam karena infeksi virus lain (echovirus, coxsackievirus dan adenovirus)
Mononukleosis infeksiosa
Toksoplasmosis
Penyakit Rikets
Pemeriksaan Penunjang:
Jumlah leukosit dan hitung jenis sel
Kultur dan serologik: atas indikasi/bila memungkinkan
Komplikasi :
Otitis media akut
Bronkhopneumoni
Larinngotrakeobronkhitis
Ensefalitis
Subacute sclerosing panencephalitis (SSPE)
Diare persisten (bersifat protein losing enteropathy)
Reaktivasi atau memberatnya penyakit TB
Miokarditis
Trombositopenia
Hemorrhagic (shock) measles
Memperburuk status gizi
Bronkhopneumonia
Dapat disebabkan oleh virus campak maupun oleh invasi bakteri, ditandai dengan
batuk, meningkatnya frekuensi nafas, dan adanya ronkhi basah halus. Pada saat suhu
menurun, gejala pneumonia karena virus akan menghilang, kecuali batuk yang masih
terus sampai beberapa hari lagi. Apabila suhu tidak juga turun pada saat yang
diharapkan, dan gejala saluran nafas masih terus berlangsung, dapat diduga adanya
pneumonia karena bakteri yang telah mengadakan invasi pada sel epitel yang telah
dirusak oleh virus. Gambaran infiltrat pada foto thorak dan adanya leukositosis dapat
mempertegas diagnosis.
15
Diare Persisten atau Enteritis
Beberapa anak yang menderita campak mengalami muntah dan mencret pada fase
prodromal. Keadaan ini akibat invasi virus ke dalam sel mukosa usus.
Pengobatan :
Sampai saat ini belum ada terapi (antivirus) yang dianjurkan.
Simtomatik : antipiretika, antikonvulsi bila diperlukan, antitusif, ekspektoran.
Suportif :
Istirahat cukup
Mempertahankan status nutrisi dan hidrasi
Perawatan kulit dan mata
Perawatan lain sesuai penyulit yang terjadi
Antibiotik bila ada infeksi sekunder bakteri
Vit A dosis tinggi (rekomendasi WHO dan UNICEF)
- Usia 6 bln-1 thn : 100.000 Unit dosis tunggal p.o
- Usia > 1 thn : 200.000 Unit dosis tunggal p.o
Pengobatan Komplikasi
Bronkhopneumonia, diberikan antibiotik ampisilin 100 mg/KgBB/hari dalam
4 dosis intravena dikombinasikan dengan kloramfenikol 75 mg/KgBB/hari
intravena dalam 4 dosis, sampai gejala sesak berkurang dan pasien dapat
minum obat per oral. Antibiotik diberikan sampai tiga hari demam reda.
Apabila dicurigai infeksi spesifik, maka uji tuberkulin dilakukan setelah anak
sehat kembali (3-4 minggu kemudian) oleh karena uji tuberkulin biasanya
negatif (anergi) pada saat anak menderita campak.
Enteritis, pada keadaan berat anak mudah jatuh dalam dehidrasi. Pemberian
cairan intravena dapat dipertimbangkan apabila terjadi enteritis + dehidrasi.
16