You are on page 1of 10

1

A. Pendahuluan

Abu al-Ala Maududi merupakan salah seorang ulama abad ke-20 dan penggagas Jamaat al-Islami (Partai Islam) . Maududi merupakan seorang ahli filsafat, sastrawan, dan aktivis yang aktif dalam pergerakan dan perjuangan Islam di seluruh dunia. Abu al-Ala al-Maududi mendapat ilham dari perjuangan Sayyid Qutb di Mesir yaitu Jamaah al-Ikhwan al-Muslimun . Sebagaimana Sayyid Qutb, Maududi merupakan tokoh perjuangan Islam seluruh dunia. Yang tidak kalah pentingnya, kenapa beliau menjadi begitu terkenal adalah bahwa beliau menguasai berbagai bidang ilmu, politik, sosial, agama, budaya, ekonomi, dan pendidikan. Pendidikan bagi Al-Maududi merupakan hal yang sangat urgen dalam kehidupan peradaban umat manusia untuk membangun masa depan. Oleh karena itu, kontribusi pendidikan bagi pembentukan corak dan kualitas masa depan peradaban manusia tidak dapat dipungkiri dan dinafikan.

B. Pembahasan

1. Riwayat Hidup Abu Al-Ala Al-Maududi

Maududi, lahir pada 3 Rajab 1321 H (25 September 1903 M) di Aurangabad. Ayah Abu al-Ala al-Maududi ialah Ahmad Hasan yang lahir pada 1855 M. Ia meninggal pada tanggal 23 September 1979 M. Ia lahir dari keluarga terhormat, keluarga Syarif, keluarga tokoh muslim India Utara. Al-Maududi adalah anak bungsu dari 3 kakak beradik. Ia mendapat pendidikan di Madrasah Furqaniyah, sebuah sekolah tinggi terkenal di Hyderabad, bukan sekolah Islam bandar Hyderabad (sekarang Maharashtra) negeri, India. Kemudian melanjutkan pelajaran di Dar alUlum di Hyderabad. Mahir berbahasa Arab, bahasa Persi, bahasa Inggris,dan bahasa Urdu. Tahun 1918 ketika usia 15 tahun, mulai bekerja sebagai wartawan dalam surat kabar berbahasa Urdu untuk mencukupi kehidupannya. Tahun 1920, berprofesi sebagai editor surat khabar Taj, yang diterbitkan di bandar Jabalpore sekarang negeri Madhya Pradesh , India. Tahun 1921, Maulana Maududi pindah ke Delhi bekerja sebagai editor surat khabar Muslim (1921-1923), dan kemudian editor al-Jamiyat (1925-1928), yang diterbitkan oleh Jamiyat-i Ulama-i Hind,sebuah partai politik. Hasil kepimpinannya sebagai editor , al-Jamiyat menjadi surat kabar utama untuk orang Islam di Asia Selatan ( India, Pakistan, Bangladesh , Sri Langka dan Maldive). Maulana Maududi terlibat membentuk Pergerakan Khilafah dan Tahrik- al Hijrat, yaitu Persatuan Asia Selatan yang menentang penjajahan kolonial inggris. Beliau memprovokatori Muslim India berhijrah ke Afghanistan untuk menentang pemerintahan British. Zaman itu, Maulana Maududi mulai menterjemahkan buku berbahasa Arab dan bahasa Inggris ke bahasa Urdu. Beliau juga telah menulis buku berjudul al-Jihad fi al-Islam -Jihad dalam Islam- diterbitkan secara berkala dengan nama al-Jamiyat tahun 1927. Tahun 1933, Maulana Maududi menjadi editor majalah

bulanan Terjemah al-Quran. Bidang penulisan beliau ialah tentang Islam , konflik antara Islam dengan Imperialisme dan modenisasi. Beliau mengemukakan penyelesaian Islam dan Islam ada jawaban bagi setiap permasalahan masyarakat Islam yang dijajah. Bersama dengan ahli filusuf dan ulama Muhammad Iqbal, Maududi menggagas pusat pendidikan Darul-Islam di bandar Pathankot di wilayah Punjab. Pusat pendidikan ini ialah melahirkan pelajar yang mempunyai falsafah politik Islam. Maulana Maududi mengkritik habis konsep-konsep Barat seperti nasionalisme, pluralisme and feminisme di mana semua ide ini adalah alat Barat untuk menjajah umat Islam. Beliau menegaskan ummat islam untuk bisa mandiri, jihad sehingga berjaya menegakkan negara Islam yang syumul. Maududi telah menterjemah dan menafsirkan al-Quran kebahasa Urdu dan menulis banyak artikel berkenaan udangundang Islam dan kebudayaan masyarakat Islam.1

2. Karya-Karya Abu Al-Ala Al-Maududi

Al-Maududi termasuk pemikir yang cemerlang dan penulis produktif, ia banyak menghasilkan tulisan-tulisan yang berkualitas.pokok- pokok pikirannya selalu bertemakan tentang kebangkitan islam dalam menghadapi tantangan zaman modern, dan dituangkannya dalam berbagai tulisannya yang berjumlah kurang lebih 120 judul. Di antara karyanya yang paling monumental adalah Al-Jihad fi Al-Islam yang ditulis pada tahun 1930 ketika ia berusia 27 tahun. Buku ini membahas tentang hukum perang dan damai meurut ajaran Islam. Buku-buku lainnya, antara lain : a. Risalah Diniyah, yang diterbitkan pada tahun 1940 kemudian

diterjemahkan ke dalam bahasa inggris yang berjudul Towards Understanding Islam.

http://kholila84.wordpress.com/2009/06/06/biografi-abu-al-a%E2%80%99la-al-maududi/

b. Islamic Law of Life, merupakan kumpulan lima buah ceramah/pidato AlMaududi yang disampaikan lewat radio pada tahun 1948, berisikan pokok pikiran kehidupan yaitu: moral, politik, sosial, ekonomi, dan spiritual. c. Islamic Law and Constitution, berisi kumpulan bahan kuliah pada tahun 1939 sampai 1959, oleh Khurshid Ahmad dari 10 buah karyanya. d. Tafhim Al-Quran, terjemahan dan tafsir Al-quran dalam bahasa Urdu oleh Al-Maududi selama 30 tahun. e. Tarjuman Al-Quran, kumpulan dari beberapa tulisannya tentang berbagai masalah politik. f. The Qadiani Problems, merupakan respons atas tuntutan rakyat agar orang Qadiani diperlakukan sebagai kelompok minoritas oleh pemerintah Pakistan. g. Usus Al-Iqtishadi baina Al-Islam wa An-Nizami Al-Musirat, Tazkiratu Diatil Islam, Mabadiul Islam, dan lain-lain.

3. Pemikiran Abu Al-Ala Al-Maududi Tentang Pendidikan

a. Konsep Manusia Menurut Al-Maududi, manusia adalah hamba Allah yang diciptakan dengan dibekali berbagai potensi, kemampuan atau sifat dasar, yaitu As-Samu

(pendengaran), Al-Bashar (penglihatan), Al-Fuad (akal pikiran). Al-Maududi menjelaskan ketiga istilah tersebut sebagai berikut: 1. As-Samu berarti memelihara pengetahuan yang telah diperoleh dari orang lain. 2. Al-Bashar berarti mengembangkan ilmu pengetahuan yang dikaitkan dengan hasil penelitian dan pengkajian.

3. Al-Fuad membersihkan dari segala keraguan dan memurnikannya.2 Menurut Al-Maududi, sekiranya manusia dapat mengaktualisasikan dan memfungsikan ketiga potensi tersebut secara maksimal, manusia tersebut akan mencapai derajat yang tinggi, mampu menciptakan bermacam-macam ilmu pengetahuan sehingga layak untuk menjadi pemimpin, sebagai khalifah di muka bumi ini. Dengan demikian, dalam pandangan Al-Maududi, pendidikan adalah upaya membimbing, membantu dan mengarahkan peserta didik agar mampu

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan sekaligus sebagai Khalifah fil Ardh. Sistem pendidikan menurut Al-Maududi, berlandaskan kepada Al-quran dan hadis. Sedangkan nilai- nilai fundamental yang dijadikan acuan dasar sistem pendidikan islam meliputi tauhid dan amar maruf nahi munkar.

b. Konsep Pendidikan Al-Maududi menggunakan istilah pendidikan dengan term tarbiyah, yang berarti pengasuhan, kekuasaan, perlengkapan, pertanggungjawaban, perbaikan, penyempurnaan, kebesaran, keagungan dan kepemimpinan. Al-Maududi,

menjelaskan bahwa tarbiyah tidak hanya dibatasi dalam makna memelihara dan membimbing, tetapi lebih luas dengan pengertian berikut : a. Memelihara dan menjamin/memenuhi kebutuhan yang terpelihara. b. Membimbing dan mengawasi serta memperbaikinya dalam segala hal. c. Pemimpin yang menjadi penggerak utama secara keseluruhan. d. Pemimpin yang diakui kekuasaannya berwibawa dan semua perintahnya diindahkan. e. Raja atau pemilik.3

Abu Al-Ala Al-Maududi, Manhaj Al-Islamiah Al-Jadid li At-Tarbiyah wa At-Talim, Damsyik: Al-Maktabah Al-Islami, 1985, hlm. 8.

Pendidikan hendaknya direncanakan untuk menimbulkan pertumbuhan kepribadian peserta didik yang seimbang dari totalitas kepribadiannya melalui latihan spiritual, intelektual, rasional, dan tujuan lain yang tidak menyimpang dari ajaran islam. Dengan demikian, tujuan pendidikan menurut Al-Maududi, berorientasi kepada nilai-nilai ilahiah yang diinternalisasikan ke setiap individu atau anak didik melalui proses pendidikan.

c. Kurikulum Pendidikan Kurikulum Pendidikan menurut Al-Maududi hendaknya mampu

menggabungkan ilmu agama dan ilmu umum menjadi satu, yaitu ilmu pengetahuan, sehingga sasaran dan tujuan merealisasikan suatu kehidupan baru yang berdiri di atas fondasi keimanan kepada Allah, dengan kata lain, sistem ini akan melahirkan peserta didik yang berprilaku baik dan tindakannya adalah cerminan dari nilai-nilai ajaran islam.4 Oleh karena itu, menggabungkan ilmu agama dan ilmu umum merupakan suatu yang tidak dapat dipisahkan, sehingga peserta didik yang dilahirkannya tidak pecah kepribadiannya.5 Artinya, seluruh ilmu dunia dan akhirat diintegrasikan menjadi satu ilmu pengetahuan yang utuh, karena semua ilmu pengetahuan pada dasarnya berasal dari Tuhan. Al-Maududi mengklasifikasikan ilmu pengetahuan kedalam dua istilah yaitu: Ilmu diniyah dan ilmu duniawiyyah. Ilmu diniyah dipelajari berdasarkan Al-quran dan dan hadis. Kandungan ilmu pengetahuan dalam Alquran menurut Al-Maududi dibagi dua bagian :

Abu Al-Ala Al-Maududi, Bagaimana Memahami Al-Quran, (terj.) Surabaya: Ikhlas, 1981, Abu Al-Ala Al-Maududi, Manhaj Al-Islamiah Al-Jadid, hlm. 34. Ibid. Hlm. 82.

hlm. 28.
4 5

1. Berkaitan dengan persoalan yang berada di luar jangkauan akal, yaitu hal yang tidak mungkin ditetapkan secara pasti, dan untuk ini Alquran menyampaikan seruan pada manusia agar beriman pada hal-hal yang baik. 2. Berkaitan dengan persoalan yang dapat diprediksi akal, yaitu hal-hal seputar filsafat, tata tertib kehidupan umat manusia dalam islam. Sedangkan ilmu duniawiyyah dicapai berdasarkan kecerdasan akal dengan pendekatan eksperimental, observasi, dan aplikasi. Kedudukan ilmu-ilmu

duniawiyyah ini memperkokoh tugas manusia di muka bumi menjadi rahmatan lil alami.6 Kendati pun demikian, Al-Maududi tidak memisahkan kedua ilmu tersebut, sebab semua ilmu yang diperoleh peserta didik adalah ilmu Allah semata.

d. Peserta Didik dan Pendidik Peserta didik yang dimaksud oleh Al-Maududi adalah peserta didik yang mempunyai ruh islam dalam jiwanya, berwawasan luas, tidak adanya dikotomi ilmu, kreatif, berakhlak mulia, dan mampu mengejawantahkan nilai-nilai islam dalam kehidupan masyarakat, sehingga bersandinglah ilmu dan iman dalam kehidupan mereka. Tipe peserta didik yang diharapkan setelah adanya proses pendidikan ini, menurut Al-Maududi, yaitu: 1. Memiliki kekuatan dan imunitas moral yang kokoh. 2. Mereka mampu mereformasi ilmu-ilmu modern supaya selaras dengan pandangan islam terhadap realitas kehidupan. 3. Mampu mengadakan penelitian ilmiah dan eksperimen, sehingga hasil-hasil penelitian mereka dapat diaplikasikan.7 Selanjutnya untuk mencapai tujuan pendidikan, kurikulum, dan peserta didik yang diinginkan, ada tiga langkah yang dapat ditempuh, yaitu :
6

Abu Al-Ala Al-Maududi, Nahwu wa Al-Hadharah Al-Gharbiyyah, Beirut: Muassasah ArRisalah, tt., hlm. 167. 7 Abu Al-Ala Al-Maududi, Manhaj Al-Islamiah Al-Jadid..., hlm.34-35.

1. Tenaga pendidik yang berasal dari kalangan guru besar, yang mempunyai keahlian dan spesialisasi dalam berbagai disiplin ilmu dan sekaligus memahami Alquran dan hadis. Pendidik yang mempunyai wawasan keislaman yang sesuai dengan perkembangan zaman komprehensif dan mampu menanamkan pada diri peserta didik pengetahuan tentang ilmu umum dan ilmu agama serta jiwa kreatif. 2. Dilakukan penyeleksian terhadap buku-buku yang berkenaan dengan ilmuilmu islam seperti filsafat, hukum, ilmu politik, pemerintahan, ekonomi, sejarah, dan bahasa Arab, Jerman, Inggris, dan Perancis. 3. Dibutuhkan banyak ahli untuk menyusun buku-buku teks baru dalam berbagai disiplin ilmu, dan untuk mengkaji satu ilmu tidak harus berasal dari satu bahasa.

C. Kesimpulan

1. Abu Al-Ala Al-Maududi adalah seorang reformis islam yang mempunyai perhatian besar terhadap dunia pendidikan. Menurutnya Pendidikan dapat memberikan kontribusi pendidikan bagi pembentukan corak dan kualitas masa depan peradaban manusia. 2. Pandangan Al-Maududi tentang pendidikan, bahwa pendidikan adalah sebagai upaya : a. Memelihara dan menjamin/memenuhi kebutuhan. b. Membimbing dan mengawasi serta memperbaiki dalam segala hal. 3. Kurikulum pendidikan yang dapat diterapkan dalam proses pendidikan adalah kurikulum yang mampu menggabungkan ilmu agama dan ilmu umum menjadi satu, yaitu ilmu pengetahuan, sehingga sasaran dan tujuan merealisasikan suatu kehidupan baru yang berdiri di atas fondasi keimanan kepada Allah, dengan kata lain, sistem ini akan melahirkan peserta didik yang berprilaku baik dan tindakannya adalah cerminan dari nilai-nilai ajaran islam.

10

DAFTAR PUSTAKA

Abu Al-Ala Al-Maududi, Bagaimana Memahami Al-Quran, (terj.) Surabaya: Ikhlas, 1981. , Manhaj Al-Islamiah Al-Jadid li At-Tarbiyah wa AtTalim, Damsyik: Al-Maktabah Al-Islami, 1985. Susanto, A. Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta : Amzah. 2009. http://kholila84.wordpress.com/2009/06/06/biografi-abu-al-a%E2%80%99la-almaududi/

You might also like