You are on page 1of 33

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN SKIZOFRENIA HIBEFRENIK PADA Ny.

N DI RUANGAN WIJAYA KUSUMA RS JIWA MENUR SURABAYA

Oleh:

CHRISTISON GRECSON RAHANSAMAR NIM: 200801013

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO SURABAYA 2010

Laporan Pendahuluan Dan Strategi Pelaksanaan Keperawatan Jiwa


A. Masalah Utama Perilaku kekerasan

B. Proses terjadinya masalah 1. Pengertian


y

Perilaku kekerasan merupakan suatu kaeadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan ( Stuard dan Sundeen, 1995 )

Perilaku kekerasan atau agresif meruoakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai orang lain secara fisik maupun psikologis ( Berkowitz, dalam Harnawati, 1993 )

Setiap aktivitas bila tidak dicegah dapat mengarah pada kematian ( Stuard dan Sudden, 1998 )

Suatu keadaan dimana individu mengalami perilaku yang dapat melukai secara fisik baik terhadap diri sendiri atau orang lain ( Thosend, 1998 )

Suatu keadaan dimana klien mengalami perilaku yang dapat membahayakan klien, lingkungan termasuk orang lain, dan barang barang ( Maramis, 1998 )

Perilaku kekerasan dapat dibagi dua menjadi perilaku kekerasan secara verbal dan fisik ( Ketner et al, 1995 )

2. Tanda dan gejala


y

Fisik : mata melotot / pandangan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup, wajah memerah dan tegang, serta postur tubuh kaku

Verbal : mengancam, mengumpat dengan kata kata kotor, berbicara dengan nada keras, kasar, dan ketus

Perilaku : menyerang orang lain, melukai diri sendiri / orang lain, merusak lingkungan, amuk / agresif

Emosi : tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, merasa terganggu, dendam, jengkel, tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi, menyalahkan dan menuntut

Intelektual : mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, dan tidak jarang mengeluarkan kata kata bernada sarkasme

Spiritual : merasa diri berkuasa, merasa diri benar, keragu raguan, tidak bermoral, dan kreativitas terhambat

y y

Social : menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, dan sindiran Perhatian : bolos, melarikan diri, dan melakukan penyompangan seksual

3. Rentang Respon

Respon Adaptif

Respon Maladaptif

Asertif

Frustasi

Pasif

Agresif

Kekerasan

Keterangan : 1. Asersif : individu dapat mengungkapkan marah tanpa menyalahkan orang lain dan memberikan ketenangan 2. Frustasi : individu gagal mencapai tujuan kepuasan saat marah dan tidak dapat menemukan alternative 3. Pasif : individu tidak dapat mengungkapkan perasaannya 4. Agresif : perilaku yang menyertai marah, terdapat dorongan untuk menuntut tetapi masih terkontrol

Kekerasan : perasaan marah dan bermusuhan yang kuat serta hilangnya control Pasif Isi pembicaraan Negative merendahkan Asertif dan Positif Agresif dan Menyombongkan merendahkan lain,

menawarkan diri, diri, orang

dirinya, contohnya contohnya perkataan : perkataan :

contohnya perkataan : kamu selalu kamu pernah tidak

dapatkah saya ? saya dapat dapatkah kamu saya akan

Tekanan suara Cepat mengeluh Posisi badan

lambat, Sedang

Keras dan ngotot

Menundukkan kepala

Tegap dan santai

Kaku, kedepan

condong

Jarak

Menjaga dengan sikap

jarak Mempertahankan

Siap dengan jarak menyerang

sikap jarak yang nyaman akan acuh /

orang lain

mengabaikan Penampilan Loyo, tidak dapat Sikap tenang tenang Kontak mata Sedikit / sama Mempertahankan Mengancam, posisi menyerang Mata melotot dan

sekali tdak

kontak mata sesuai dipertahankan dengan hubungan

4. Factor Predisposisi Menurut Townsend ( 1996 ) terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan entang factor predisposisi perilaku kekerasan, yaitu sebagai berikut :
y

Teori biologik Berdasarkan teori biologik, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi seseorang melakukan perilaku kekerasan, yaitu sebagai berikut : a. Pengaruh neurofisiologik, beragam komponen system neurologis

mempunyai implikasi dalam memfasilitasi dan menghambat impuls

agresif. System limbic sangat terlibat dalam menstimulasi timbulnya perilaku bermusuhan dan renpons agresif. b. Pengaruh biokimia, menurut Goldstein dalam Townsend (1996)

menyatakan bahwa berbagai neurotransmitter (epinefrin, noreepinefrin, dopamine, asetilkolin, dan serotonin ) sangat berperan dalam memfasilitasi dan menghambat impuls agresif. Peningkatan hormone androgen dan noreeprinefrin serta penurunan serotonin dan GABA ( 6 dan 7 ) pada cairan serebrospinalis merupakan factor predisposisi penting yang menyebabkan timbulnya perilaku agresif pada seseorang. c. Pengaruh genetik, menurut panelitian perilaku agresif sangat erat kaitannya dengan genetic termasuk genetic tipe keriotipe XYY, yang umumnya dimiliki oleh penghuni penjara pelaku tindak criminal ( narapidana ). d. Gangguan otak, sindrom otak organic berhubungan dengan berbagai gangguan serebral, tumor otak (khususnya pada limbic dan lobus temporal), trauma otak, penyakit ensefalitis, epilepsy (epilepsy lobus temporal) terbukti berpengaruh terhadap perilaku agresif dan tindak kekerasan.
y

Teori psikologik : a. Teori psikoanalitik, teori ini menjelaskan bahwa tidak terpenuhinya kepuasan dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak berkembangnya ego dan membuat konsep diri yang rendah. Agresi dan kekerasan dapat memberikan kekuatan dan prestise yang dapat meningkatkan citra diri serta memberikan arti dalam kehidupannya. Teori lainnya berasumsi bahwa perilaku agresif dan tindak kekerasan merupakan pengungkapan secara terbuka terhadap rasa ketidakberdayaannya dan rendahnya harga diri pelaku tindak kekerasan. b. Teori pembelajaran, perilaku kekerasan merupakan perilaku yang dipelajari, individu yang memiliki pengaruh biologic terhadap perilaku kekerasan lebih cenderung untuk dipengaruhi oleh contoh peran eksternal dibandingkan anak anak tanpa faktor predisposisi biologik.

Teori sosiokultural

Kontrol masyarakat yang rendah dan kecenderungan menerima perilaku kekerasan sebagai cara penyelesaian masalah dalam masyarakat marupakan factor predisposisi terjadinya perilaku kekerasan. 5. Factor Presipitasi Factor presipitasi dapat dibedakan menjadi factor internal dan eksternal a. Faktor internal adalah factor yang dapat menimbulkan kelemahan,

menurunnya percaya diri, rasa takut sakit, hilang control, dan lain lain b. aktor eksternal adalah penganiayaan fisik, kehilangan orang yang dicintai, krisis, dan lain lain Menurut Shives ( 1998 ) hal hal yang dapat menimbulkan perilaku kekerasan atau penganiayaan antara lain sebagai berikut : 1. 2. 3. Kesulitan kondisi social ekonomi Kesulitan dalam mengomunikasikan sesuatu Ketidaksiapan seorang ibu dalam merarwat anaknya dan

ketidakmampuannya dalam menempatkan diri sebagai orang yang dewasa 4. Pelaku mungkin mempunyai riwayat antisocial seperti penyalahgunaan obat dan alcohol serta tidak mampu mengontrol emosi pada saat menghadapi rasa frustasi 5. Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan,

perubahan tahap perkembangan, atau perubahan tahap perkembangan keluarga 6. Mekanisme Koping Perawat perlu mengidentifikasikan mekanisme koping klien, sehingga dapat membantu klien untuk mengembangkan mekanisme koping yang konstruktif dalam mengekspresikan kemarannya. Mekanisme koping yang umum digunakan adalah mekanisme pertahanan ego seperti displacement, sublimasi, proyeksi, represi, denial, dan reaksi formasi. Perilaku kekerasan biasanya diawali dengan situasi berduka yang berkepanjangan dari seseorang karena ditinggal oleh orang yang dianggap sangat berpengaruh dalam hidupnya. Bila kondisi tersebut tidak teratasi, maka dapat menyebabkan seseorang rendah diri ( harga diri rendah ), sehingga sulit untuk bergaul dengan oaring lain. Bila ketidakmampuan bergaul dengan orang lain ini tidak diatasi akan memunculkan halusinasi berupa suara suara atau bayangan yang meminta klien untuk melakukan tindak kekerasan. Hal tersebut dapat

berdampak pada keselamatan dirinya dan orang lain ( risiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan ). Selain diakibatkan oleh berduka yang berkepanjangan, dukungan yang kurang baik dalam menghadapi kondisi klien dapat mempengaruhi perkembangan klen ( koping keluarga tidak efektif ), hal ini tentunya menyebabkan klien sering keluar masuk RS arau menimbulakan kekambuhan karena dukunagn keluarga tidak maksimal ( regimen terapeutik inefektif ). C. Pohon masalah Respon tinggi mencederai orang lain dan lingkungan Perilaku Kekerasan Regimen Terapeutik Inefektif Harga Diri Rendah Kronis Berduka Disfungsional PPS: Halusinasi Isolasi Sosia

Koping Keluarga Tidak Efektif

D. Masalah keperawatan yang mungkin muncul 1. Perilaku kekerasan 2. Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan 3. Perubahan persepsi sensori : halusinasi 4. Harga diri rendah kronis 5. Isolasi social 6. Berduka disfungsional 7. Penatalaksanaan regimen terapeutik infektif 8. Koping kelurga tidak efektif

E. Data yang perlu dikaji Masalah keperawatan Perilaku kekerasan Data yang perlu dikaji Subyektif :
-

Klien mengancam Klien mengumpat dengan kata kata kotor

Klien mengatakan dendam dan jengkel

Klien mengatakan ingin berkelahi Klien menyalahkan dan menuntut Klien meremehkan

Obyektif :
-

Mata melotot / pandangan tajam Tangan mengepal Rahang mengatup Wajah memerah dan tegang Postur tubuh kaku Suara keras

Faktor faktor yang berhubungandengan masalah perilaku kekerasan, antara lain sebagai berikut : 1. Ketidakmampuan mengendalikan dorongan marah 2. Stimulus lingkungan 3. Konflik interpersonal 4. Status mental 5. Putus obat 6. Penyalahgunaan narkoba / alcohol

F. Diagnosa keperawatan Perilaku kekerasan

G. Rencana tindakan keperawatan 1. Tindakan keperawatan untuk klien a. Tujuan 1. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan 2. Klien dapat mengidentifikasi tanda tanda perilaku kekerasan 3. Klien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah

dilakukannya 4. Klien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya 5. Klien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasannya 6. Klien dapat mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik, spiritual, social, dan dengan terapi psikofarmaka b. Tindakan 1. Bina hubungan saling percaya Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar klien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan saudara. Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah mengucapkan salam terapeuutik, berjabat tangan, menjelaskan tujuan interaksi, serta membuat kontrak topic, waktu, dan tempat setiap kali bertemu klien.

2. Diskusikan bersama klien penyebab perilaku kekerasan yang terjadi di masa lalu dan saat ini. a. Diskusikan perasaan klien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan. Diskusikan bersam klien mengenai tanda dan gejala perilaku kekerasan, baik kekerasan fisik, psikologis, social, spiritual maupun intelektual. b. Diskusikan bersama klien perilaku secara verbal yang biasa dilakukan pada saat marah baik terhadap diri sendiri, oramg lain maupun lingkungan. c. Diskusikan bersama klien akibat yang ditimbulkan dari marahnya.

Diskusikan bersama klien cara mengontrol perilaku kekerasan baik secara fisik ( pukul kasur atau bantal serta tarik napas dalam ), oabat obatan, social atau verbal ( dengan mengungkapkan kemarahannya secara asertif ), ataupun spiritual ( salat atau berdoa sesuai keyakinan klien ) 2. Tindakan keperawatan untuk keluarga 1. Tujuan Keluarga merawat klienn di rumah 2. Tindakan a. Dikusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan meliputi penyebab, tanda dan gejala, perilaku yang muncul, serta akibat dari perilaku tersebut. b. Latih keluarga untuk merawat anggota keluarga dengan perilaku kekerasan. 1. Anjurkan keluarga untuk selalu memotivasi klien agar melakukan tindakan yang telah diajarkan oleh perawat. 2. Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada klien bila anggota keluarga dapat melakukan kegiatan tersebut secara tepat. 3. Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila klien menunjukkan gejala gejala perilaku kekerasan. c. Diskusikan bersama keluarga kondisi kondisi klien yang perlu segera dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau memukul benda / orang lain.

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Masalah Perilaku Kekerasan Pertemuan Ke- 1 Senin 24 agustus 2010

A. Proses keperawatan 1. Kondisi klien : DS : DO : - klien cenderung marah marah


- Klien diikat di atas tempat tidur - klien sering meludah jika didekati - mata cenderung melotot ke orang disekitarnya

2. Diagnosis keperawatan
- Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan

dengan perilaku kekerasan. 3. Tujuan khusus a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat. b. Pengkajian dengan klien dan keluarga c. Pengumpulan data 4. Tindakan keperawatan a. Membina hubungan saling percaya. 1. Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan klien. 2. Berkenalan dengan klien, meliputi nama dan nama panggilan yang saudara sukai, serta nama dan nama panggilan. 3. Menanyakan perasaan dan keluhan klien saat ini. 4. Buat kontrak asuhan meliputi apa yang saudara akan lakukan bersama klien, berapa lama akan dikerjakan dan tempatnya dimana. 5. Jelaskan bahwa saudara akan merahasiakan setiap informasi yang diperoleh untuk kepentingan terapi. 6. Setiap saat ditunjukkan sikap empati terhadap klien. 7. Penuhi kebutuhan dasar klien. b. Identifikasi tanda-tanda yang menunjukkan perilaku kekerasan. c. Monitor klien selama masih melakukan tindakan yang mengarah pada perilaku kekerasan. d. Lakukan pendekatan dengan teknik komunikasi terapeutik.

e. Tangani kondisi kegawat daruratan dengan isolasi dan fiksasi.

A. Srategi komunikasi dan pelaksanaan 1. Orientasi a. .Salam Terapiutik Selamat pagi Bu, perkenalkan nama saya Christison saya yang akan merawat ibu hari ini. Nama ibu siapa? Senang dipanggil apa? b. Evaluasi Saya perhatikan ibu dari tadi kok sering meludah dan memberontak, bisa kita berbincang-bincang sekarang tentang apa yang menyebabkan ibu bisa melakukan hal itu? c. Kontrak 1. Waktu 2. Tempat 3. Topik : Berapa lama ibu ingin berbincang-bincang? : Dimana enaknya kita berbincang-bincang? :ibu, bagaimana jika kita berbincang-bincang tentang

masalah ibu ?

2. Fase Kerja a. Ada yang bisa saya bantu ? b. Ibu boleh mencaritakan perasaaan Ibu saat ini pada saya ? c. Apakah Ibu merasa terganggu dengan kehadiran saya ? 3. Terminasi a. evaluasi Subyektif : 1. bagaiman perasaan Ibu setelah berbincang bincang dengan saya ? Obyektif : 1. Klien sangat tidak kooperatif saat di ajak berkomunikasi. 2. Klien tidak menjawab pertanyaan. 3. Pandangn klien tajam dan sering meludah saat di dekati. b. Tindak lanjut Untuk pertemuan selanjutnya, mas nanti ingat nama saya dan selain itu bagaimana perasaan mas saat ini ?

c. Kontrak yang akan datang 1. Topik : Ibu besok kita berta mu lagi ya? Kita akan membicarakan tentang hal-hal yang menyebabkan Ibu marah. 2. Waktu : besok kita tambah waktu ya untuk pembicaraan kita, bagaimana kalu kita tambah 15 menit? 3. Tempat : besok kita bercakap di sini lagi ya di ruangan Ibu!

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN MASALAH PERILAKU KEKERASAN Pertemuan ke 2 selasa, 25 agustus 2010-09-2010

A. Proses Keperawatan 1. Kondisi klien : DS : - klien mengatakan ingin pulang DO : - klien sedikit marah-marah
- pandangan mata tajam - klien sering meludah - ikatan sudah di lepas - klien terlihat diam

2. Diagnosa keperawatan :
- Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan

perilaku kekerasan. 3. Tujuamn khusus TUK 1 : klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat 4. Tindakan keperawatan
- Bina hubungan saling percaya - Beri salam / panggil nama - Sebutkan nama perawat sambil jabat tangan. - Jelaskan maksud hubungan interaksi - Beri rasa aman dan sikap empati - Menanyakan pada klien apa terganggu dengan kehadiran perawat - Lakukan kontak singkat tapi sering

B. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan B. Srategi komunikasi dan pelaksanaan 1. Orientasi a. .Salam Terapiutik Selamat pagi Ibu, perkenalkan nama saya Christison saya yang akan merawat ibu hari ini. Nama Ibu siapa? Senang dipanggil apa?

b.

Evaluasi Saya perhatikan Ibu dari tadi kok sering meludah dan kadang marahmarah, bisa kita berbincang-bincang sekarang tentang apa yang menyebabkan Ibu bisa melakukan hal itu?

c.

Kontrak 1. Waktu : Berapa lama Ibu ingin berbincang-bincang? : Dimana enaknya kita berbincang-bincang? :Ibu, bagaimana jika kita berbincang-bincang tentang

2. Tempat 3. Topik

masalah Ibu ? d. Fase Kerja a. Ada yang bisa saya bantu b. bapak boleh mencaritakan perasaaan Ibu saat ini pada saya ? c. Apakah Ibu merasa terganggu dengan kehadiran saya ?

e.

Terminasi a. evaluasi

Subyektif : a. bagaiman perasaan Ibu setelah berbincang bincang dengan saya ? Obyektif : a. Klien tidak kooperatif saat di ajak berkomunikasi. b. Klien jarang menjawab pertanyaan. c. Pandangn klien tajam dan sering meludah b. Tindak lanjut a. b. Untuk pertemuan selanjutnya, Ibu nanti ingat betul nama saya ya? selain itu bagaimana perasaan Ibu saat ini ?

c. Kontrak yang akan datang a. Topik : Ibu besok kita berta mu lagi ya? Kita akan membicarakan tentang hal-hal yang menyebabkan Ibu marah. b. Waktu : besok kita tambah waktu ya untuk pembicaraan kita, bagaimana kalu kita tambah 10 menit? c. Tempat : besok kita bercakp di sini lagi ya di ruangan Ibu!

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN MASALAH PERILAKU KEKERASAN Pertemuan ke-3 kamis 26 agustus 2010 A. Proses Keperawatan 1. Kondisi klien : DS : klien pengen pulang DO : - kontak mata klien tajam
- Klien terlihat diam - Klien di pindahkan ke ruangan gelatik

2. Diagnosa keperawatan Resiko tinggi mencederi diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhuubungan dengan perilaku kekrasan. 3. Tujuan khusus TUK II : klien dapat mngindentisifikasi penyebab perilaku kekerasasan 4. Tindakan keperawatan TUK II : a. Gali tentang perasaan yang dirasakan klien b. Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya c. Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab perasaan jengkel/kesal. B. Strategi Komkunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan 1. Oreantasi a. Salam terapiutik selamat pagi, gimana kabarnya hari ini b. Evaluasi bagaimana perasaan Ibu hari ini ? kenapa kok Ibu sering marah-marah dengan Keluarga ama dekat Ibu? c. Kontrak. a. Topik : bagaimana kalau hari ini kita bebicara tentang penyebab

jengkel/marah? b. Waktu c. Tempat : bagaimana kalau hari ini kita berbicara selama 15 menit? : bagaimana kalau kita berbincang di ruang santai?

2. Fase kerja a. mengapa Ibu sampai Sering mondar mandir di sembarang tempat?

b. Adakah orang disekitar Ibu yang membuat ibu marah? 3. Terminasi a. Evaluasi Subyektif : bagaimana perasaan Ibu setelah kita bercakap-cakap Obyektif : - kien dipindahkan ke ruangan Kenari

TINJAUAN KASUS

I.

Pengkajian I. IDENTITAS PASIEN Tanggal pengkajian Nama Jenis kelamin Umur Alamat Pendidikan Agama Tanggal MRS Informan Diangnosa Medis : 25 Agustus 2010 : Ny. N : Perempuan : 36 Tahun : Soidoarjo : SMA : Islam : 23 / 8 / 2010 : Pasien, keluarga, dan status : Skizofrenia Hebefrenik

II. - ALASAN MASUK Pasien mengungkapkan bahwa pasien sering menggigit, memukul ibunya atau orang orang terdekatnya. Serta pasien tidak mengenal seluruh anggota keluarganya.
- Keluhan Pasien

Pasien mengungkapkan kepalanya sering sakit, karena sering di pukul oleh suaminya

III. FAKTOR PREDISPOSISI 1. Pasien sering melukai ibunya sendiri dengan mengigit atau melukai orang orang terdekat pasien, pasien juga sering memukul orang orang terdekatnya. Sehingga oleh keluarga di bawah ke RS. Sebelumnya pasien belum pernah mengalami gangguan jiwa dan di rawat di rawat di RSJ. 2. Pasien tidak pernah melakukan pengobatan, karena belum terjadi gangguan Jiwa . 3. Pasien pernah melakukan penganiyayaan fisik kepada ibunya dengan cara menggigit dan memukul pada usianya yg sekarang yaitu 36 Tahun. Pasien tidak pernah mengalami aniyaya seksual. Pasien merupakan perilaku kekerasan terhadap orang orang terdekatnya. Masalah Keperawatan : Resiko mencederai diri sindiri, orang lain dan ingkungan. 4. Didalam keluarga tidak ada yang mengalami gangguan jiwa. 5. Pengalaman massa alu yang tidak menyenangkan, pasien mengungkapkan sering dipukul oleh suaminya Masalah keperawatan : koping individu tidak efektif IV. FISIK Tekanan Darah Nadi Suhu RR TB BB : 180/70 : 80 x/menit : 370 C : 18 x/menit : 160 Cm : 60 Kg

Keluhan Fisik : pasien mengungkapkan kepalanya sering sakit Masaah keperawatan : Devisit perawatan diri V. PSIKOSOSIAL 1. Genogram Pasien mengungkapkan anak ke 1 dari 3 bersaudara, pasien sudah berkeluarga, pasien mengungkapkan suami pasien mengetahui bahwa ia sekarang dalam keadaan sakit, tapi suami pasien tidak pernah menjenguk pasien. hubungan pasien dengan keluarga baik baik saja, tinggal bersama suami dan anak anaknya. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah 2. Konsep diri a. Gambaran diri Saat di kaji pasien mengungkapkan senang dengan tangannya karena sangat lembut. b. Identitas Pasien mengungkapkan dia seorang wanita yang berusia 36 Tahun. Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Pasien adalah anak ke 1 dari 3 bersaudara, pasien sudah lulus smp dan sekarang sudah berkeluarga. c. Peran Di rumah pasien berperan sebagai ibu rumah tangga dan di masyarakat pasien hanya berperan sebagai anggota masyarakat biasa.

d. Ideal diri

Pasien berharap tidak mau MRS dengan gangguan jiwa lagi, pasien adalah seorang istri dari seorang anak dan suami, dirumah pasien berperan sebagai ibu rumah tangga, pasien berharap selalu ada dukungan dari keluarga, pasien ingin cepat sembuh dan pulang ke rumah dan berkumpul bersama keluarganya e. Harga diri Pasien mengungkapkan malu dan tidak mau beromunikasi dengan orang lain serta lebih suka sendiri. Masalah Keperawatan : Ganguan konsep diri 3. Hubungan sosial a. Orang yang berarti Pasin mengungkapkan sangat sayang kepada anaknya. b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat Hubungan antar pasien dengan masyarakat baik baik saja, saat sakit hubungan pasien dengan aggota masyarakat tidak pernah ada komunikasi karna pasien sakit. c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain. Klien cenderung sendiri dan menghindar dari orang lain, pasien sering marah Masalah Keperawatan : Perilaku kekerasan 4. Spiritual a. Nilai dan kayakinan Saat di tanya tentang penyakitnya, pasien menjawab penyakitnya ini merupakan cobaan dari Tuhan. b. Kegiatan ibadah

Pasien mengungkapkan sebelum sakit, paien sering sholat 5 waktu, saat sakit pasien tidak pernah sholat. Masalah keperawatan : Distres Spiritual

GENOGRAM

36

Keterangan: : Laki Laki

: Perempuan

: Meninggal : Tinggal serumah


36

: pasien

: Orang terdekat

VI.

Satus mental 1. Penampilan Sehari hari pasien tampak tidak rapi, memakai seragam RSJ, rambut tidak disisir, kuku panjang dan kotor Masalah keperawatan : sindrom kurang perawatan dir. 2. Pembicaraan Pasien mampu berbicara dengan nada pelan serta berhati hati saat perawat mengajak untuk berbicara Masalah Keperawatan : Kerusakan komunikasi verbal 3. Aktivitas motorik Pasien tampak lemah, tegang dan gelisa jika di tanya, pasien marah marah karena pasien merasa di remehkan oleh keluarga dengan keadaannya sekarang. Masalah keperawatan : Resiko Cedera 4. Alam Perasaan Pasien diam ketika di tanya tentang perasaannya Masalah keperawatan : tidak di temukan masalah keperawatan 5. Afek Tidak ada ekspresi sama sekali saat ada stimulus/rangsangan yang menyenangkan atau menyedihkan. seperti pasien tidak pernah tertawa jika teman temen terdekatnya membuatnya tertawa atau pun sedih. Masalah keperawatan : Kerusakan komunikasi verbal

6. Interaksi Selama wawancara Saat dikaji pasien tidak banyak bicara dan sering tidur, selalu menutup mata jika berinteraksi dengan orang lain Masalah keperawatan Kerusakan : Kerusakan komunikasi verbal 7. Presepsi Pasien tidak melihat bayangan atau suara suara yang aneh Masalah keperawatan : Tidak terdapat Masalah 8. Proses pikir Pembicaraan yang berbeit belit tetapi sampai pada tujuan Masalah keperawatan : Perubahan proses pikir 9. Isi pikir Perasaan pasien yang asing terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungan Masalah keperawatan : Perubahan proses pikir. 10. Tingkat kesadaran Saat di kaji pasien tampak bingunng, tidak tahu berada di mana dan lupa dengan orangorang terdekatnya Masalah keperawatan : Perubahan proses pikir 11. Memori Pasien tidak mengingat kejadian yg baru saja terjadi, pasien mengalami gangguan ingatan jangka panjang. Masalah keperawatan : Perubahan proses pikir 12. Tingkat konsentrasi berhitung

Ketika ditanya oleh perawat tentang umurnya sekarang pasien sering mengalihkan pembicaraan dengan pembicaran yang lain. Masalah keperawatan : Perubahan proses pikir 13. Kemampuan penilain Pasien dapat mengambil keputusan yang sederhana dengan bantuan orang lain Masalah keperawatan : Perubahan proses pikir 14. Daya Titik diri Pasien tidak tau kenapa di bawah ke RS. Pasien tidak mau di kunjingi oleh keluargany sendiri. Masalah keperawatan : Gangguan prose pikir VII. Kebutuhan pulang 1. Kemampuan klien memenuhi / menyediakan kebtuhan Pasien makan, minum dan berpakaian sendiri tetapi disiapkan oleh petugas. Untuk keamana pasien, pasien di jaga dan di kontrol oleh petugas. Untuk biaya kesehatan selama di RSJ menggunakan askeskin. Masalah keperawatan : tidak ada masalah 2. Kegiatan sehari hari a. Parawatan diri Saat di kaji pasien dalam pemenuhan heagyne dan kebutuhan yang lain di lakukan sendiri Masalah keperawatan : tidak ada masalah b. Nutrisi

Pasien tidak ada msalah dengan makanan pasien mengungkapkan , puas dengan makanan yang di berikan. Dengan frekwensi 3x/hari, pasien tidak ada diet khusus. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

c. Tidur Saat di kaji pasien mengungkapkan ia tidur dengan puas, pasien tidur malam pukul 20:00 s/d 06.00 WIB. terbiasa tidur siang. 3. Kemampuan klien Klien mengatur sesuatu tidak berdasarkan keinginan sendiri, klien belum mampu untuk mengatur penggunaan obat dan klien juga belum bisa melakukan pemeriksaan kesehatan Masalah keperawatan : Ketidak patuhan 4. Sistem pendukung Klien mendapat dukungan dari keluarga dan petugas kesehatan yang ada di RSJ saat MRS Masalah Keperawatan : Tidak ada keperawatan 5. Kagiatan yang menghasilkan atau hobi Pasien mengungkapakn senang nonton TV dan membersikan rumah dan dan lingkungan sekitar tapi selama dirumah sakit pasien hanya tidur Masalah keperawatan : Tidak ada masalah VIII. MEKANISME KOPING pasien juga kurang

Klien jika menghabdapi masalah yang dilakukan adalah menghindar Masalah keperawatan : koping individu inefektif IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DALAM LINGKUNGAN 1. Masalah dengan dukungan kelompok Klien tampak jarang berhubungan dengan orang lain karena pasien suka mandiri. 2. Masalah berhubungan dengan lingkungan Pasien kadang kadang menghindar kalau bertemu dengan perawat atau mahasiswa, hubngan pasien dengan teman baik. 3. Masalah dengan pendidikan Pasien mengungkapkan lulus SMP 4. Masalah dengan pekerjaan Pasien mengungkapkan, hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga. 5. Masalah dengan perumahan Pasien tinggal bersama seorang anak perempuan dan suaminya di sebuah rumah kontrakan. 6. Masalah ekonomi Pasien berasal dari keluarga sederhana, yang bekerja adalah suaminya untuk ememnuhi kebutuhan keluarga sehari hari. Uang yang didapat oleh suaminya biasanya di berikan kepada pasien 7. Masalah dengan pelayanan kesehatan Jika pasien sakit keluarga langsung mengantarkanya ke dokter Masalah keperawatan : Gangguan konsep diri X. Pengetahuan

Saat di tanya penyakit jiwa, koping dan obat obatan pasien tidak dapat menjawab karena pasien tidak tau Masalah keperawatan : Defisit pengetahuan XI. DATA LAIN LAIN Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 23 /8/2010 Faal hati : - Bilirubin direk
- Bilirubin total - SGOT - SGPT

: 0,2 mg/dl ( 0,1 - 0,25 ) : 0,7 mg/dl ( 0,2 1,0 ) : 40 u/l ( 40 ) : 40 u/l ( 40 ) : 15,6 mg/dl ( 10-50) : 1,1 mg/dl ( 0,8 -1,5 ) : 4,4 mg/dl ( 3-7 ) : 1,0 mg/dl ( 10-50 ) : 139 mg/dl ( < 200 ) : 96 mg/dl ( 200 )

Faal ginjal BUN


- Kreatin - Asam urat

Gula puasa Lemak - Kolesterol


- TG

XII.

ASKEP MEDIK Diangnosa Medik : Skizofrenia hiperfronik Terapi medik : 1. Chlorpronazine 100 mg 3 x 1 tablet 2. TPZ 2x 5 Mg

XIII.

DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN 1. Resiko mencederai diri orang lain dan lingkungan 2. Koping individu inefektif

3. Distres spiritual 4. Gangguan konsep diri 5. Defisit perawatan diri 6. Resiko cedera 7. Perubahan proses pikir 8. Ketidakefektifan pelaksanaan program terapeutik 9. Kerusakan komunikasi verbal 10. Gangguan mekanisme koping ( maladaptif )

XIV.

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Resiko mencederai diri sendri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan

ANALISIS DATA Tanggal Data Etiologi Masalah T.T

24/8/2010 S: - Pasien mengungkapkan Perilaku kekerasan Resiko mencederai sering di jauhi oleh dirisendiri, orang lain orang lain, kecuali dan lingkungan keluarganya - Pasien mengungkapkan puas jika melepaskan amarahnya pada orang lain O:- pasien tampak lesu bingung dan sering marah marah - Pasien hanya tidur dan saat terbangun langsung marah marah

POHON MASALAH Resiko perilaku mencederai diri Orang lain dan lingkungan ( akibat )

Perilaku kekerasan Masalah utama ( masalah utama )

Gangguan konsep diri Harga diri rendah ( Penyebab )

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NAMA : Ny. N TGL 25-810

NIRM : 037570

RUANGAN:Wijaya Kusuma T.T

DIANGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI KEPERAWATAN Resiko mecederai diri TUK 1: klien dapat S: sendiri. Orang lain mengidentifikasi - selamat pagi mas, dan lingkungan penyebab perilaku nama saya Ny. N. kekerasan Iya I.1.Bina hubungan saling - saya mau percaya selamat pagi berbincang perkenalkan nama saya bincang tapi 15 Christison saya yang akan menit saja ya. merawat ibu hari ini. - Kita berbincang Nama ibu siapa, senang di bincagnnya di panggil apa ? bisa kita kamar saja ya. biar berbincang berbincang saya sambil selama 15 menit ? dimana istirahat. enaknya kita berbincang O: bincang. - Klien kurang kooperatif, I.2. Memebri kesempatan bagi klien untuk mengungkapkan perasaannya apa yang menyebabkan ibu marah dan sering memukul orang tu ibu dan orang terdekat ibu ? apa yang ibu rasakan sebelum memukul. S: - Saya kesal , jengkel sama suami saya karena sring memukuli saya. - Persasan saya saat ini masih jengkel. O: - Ekspresi wajah sedih.

I.3. membantu klien untuk S: mengungkapkan penyebab

persaan jengkel kesal? Tolong ibu jelaskan kepada saya penyebab anda jengkel.

- Saya jengkel karena saya selalu di pukul oleh suami saya O: - Pasien tampak sedih A: - TUK 1 teratasi P: - Pertahankan TUK 1 - Pasien pindah ke kenari.

Tuk 2: Mengidentifikasi tanda tanda perilaku kekerasan 2.1Mengajurkan klien mengungkapkan apa yang di alami dan di rasakan saat jengkel atau kesal apakah ibu merasakan kesal kemudian dada berdebar debar mata melotot,dan tangan terkepal sebelum ibu memukul teman atau saudara anda

2.2. simpulkan bersama klien tanda jengkel apakah ada tanda atau hal lain yang anda rasakan sebelum memukul teman dan saudara anda

S: - Iya saya merasakan dada berdebar debar, - mata melotot, dan tangan terkepal O: - Klien memandang perawat dengan ramah dan menjawab pertanyaan perawat dengan nada yang tidak kasar. S: - iya biasa saya berjalan mondar mandir dan - mata melotot dan tangan terkepal O: - klien menjawab perawat dengan nada yang pelan. A: tuk 2 teratasi P: - pertahankan Tuk - 1&2 lanjut Tuk 3 - Pasien pindah ke kenari

You might also like