Professional Documents
Culture Documents
FK UNEJ
Proses terjadinya kembung dan gas yang ditimbulkan pada kembung :
Terjadinya kembung pada diare terjadi bila ada hipokalemia. Hipokalemia akan mengganggu kontraksi otot karena proses depolarisasinya terganggu. Kontraksi otot yang mengganggu akan menyebabkan terjadinya stasis zat-zat makanan dalam usus. Makanan-makanan tertentu misalnya gula yang tak diserap karena kekurangan enzim disakaridase akan menarik air dan elektrolit ke dalam lumen usus. Selanjutnya gula yang tidak diserap akan difermentasikan oleh bakteri dalam kolon menjadi asam lemak rantai pendek disamping terbentuk gas-gas H2, CO2 dan kadang gas metan. Pengumpulan gas dan cairan ini menyebabkan kejang perut, flatulensi. (Sindroma Diare, RSUD dr.Soetomo Surabaya; Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Guyton & Hall).
Jumlah sel meningkat hingga 50-500/mm3, mula-mula terdiri atas leukosit polimorfonuklear yang dalam beberapa hari diganti oleh limfosit.
Kadar Chloride dan Glukosa normal (Sumber dari : Buku Ajar Neurologi Anak, IDAI 1999)
Membedakan cairan serebrospinal dari meningitis TB, meningitis bakteri, dan meningitis aseptik :
Meningitis Bakteri Keruh atau purulen 1000/mm3 Predominan PMN Meningkat diatas 75% Menurun Meningitis TB Xantocromia 200-500/mm3 Predominan MN Meningkat sampai 500 mg/dl Menurun dibawah <40 mg/dl Meningitis Aseptik Jernih 50-200/mm3 Predominan MN Normal atau sedikit meningkat Normal
Kadar normal protein dalam cairan serebrospinal dan patofisiologi terjadinya peningkatan kadar protein dalam CSS :
Kadar protein normal cairan serebrospinal pada ventrikel adalah 5-15 mg%, pada sisterna 10-25 mg% dan pada daerah lumbal adalah 15-45 mg%. Kadar gamma globulin normal 5-15mg% dari total protein. Kadar protein cairan serebrospinal akan meningkat oleh karena hilangnya sawar darah otak (blood brain barrier), reabsorbsi yang lambat atau peningkatan sintesis immunoglobulin lokal. Sawar darah otak hilang biasanya terjadi pada keadaan peradangan, iskemia, trauma atau neovaskularisasi tumor. Reabsorbsi yang lambat dapat terjadi pada situasi
yang berhubungan dengan tingginya kadar protein cairan serebrospinal, misalnya pada meningitis atau perdarahan subarachnoid. Peningkatan kadar immunoglobulin cairan serebrospinal ditemukan pada multiple sklerosis, akut inflamatory polyradikulopati, juga ditemukan pada tumor intrakranial dan penyakit infeksi susunan saraf pusat lainnya, termasuk ensefalitis, meningitis, neurosifilis, arachnoiditis dan SSPE (Sub acut sclerosing panensefalitis). Kadar protein lebih dari 150 mg% akan menyebabkan cairan serebrospinal berwarna xantrokrom, pada peningkatan kadar protein yang ekstrim lebih dari 1,5 g% akan menyebabkan pada permukaan tampak sarang laba-laba (pellicle) atau bekuan yang menunjukkan tingginya kadar fibrinogen. (Sumber dari : Jurnal Patofisiologi Cairan Cerebrospinal FK Universitas Sumatera Utara)
membentuk jaringan komplek yang mengakibatkan efek sistemik sitokin dalam mengontrol nafsu makan dan keseimbangan energi.