You are on page 1of 4

5555555

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Padi merupakan produk utama pertanian di negara-negara agraris, termasuk Indonesia. Penggilingan padi menghasilkan 72% beras, 5-8% dedak, dan 20-22% sekam (Prasad, dkk., 2001). Sekam padi merupakan produk samping yang melimpah dari hasil penggilingan padi, selama ini hanya digunakan sebagai bahan bakar untuk pembakaran batu merah, pembakaran untuk memasak atau dibuang begitu saja. Penanganan sekam padi yang kurang tepat akan menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan. Sekam padi mengandung 78-80% bahan organik yang mudah menguap (lignin, selulosa, gula) jika sekam dibakar dan dihasilkan sisa pembakaran 20-22% abu sekam padi (Yalin dan Sevin, 2001). Krishnarao, dkk., (2001), melaporkan bahwa kandungan abu dalam sekam padi bervariasi dari 13 sampai 29% tergantung dari variasi padi, iklim dan lokasi geografisnya. Nilai paling umum kandungan silika (SiO2) dalam abu sekam padi adalah 90-99% dan sejumlah kecil alkali dan logam pengotor. Apabila kandungan silikanya mendekati atau di bawah 90% kemungkinan disebabkan oleh adanya sampel sekam padi yang telah terkontaminasi oleh zat lain yang kandungan silikanya rendah (Houston, 1972; Prasad , dkk., 2001). Silika merupakan bahan kimia yang pemanfaatan dan aplikasinya sangat luas mulai bidang elektronik, mekanik, seni, dan pembuatan senyawa-senyawa kimia, termasuk pembuatan zeolit. Kebanyakan zeolit ZSM-5 (Zeolite Socony Mobile-5) komersial diproduksi dari silika komersial dalam bentuk gel, sol dan silika asap amorf (amorphus fumed silica). Namun demikian, material limbah dengan kandungan silika tinggi seperti abu sekam padi (rice husk ash) dan abu terbang (fly ash) adalah sumber silika alternatif yang potensial untuk sintesis zeolit. Kajian sebelumnya telah menunjukkan bahwa, abu sekam padi

52274345274345

2
dalam bentuk amorphus yang diperoleh dengan ekstraksi silika kristalin abu sekam padi atau pemanasan terkontrol pada suhu 500-600 C sekam padi telah berhasil digunakan sebagai sumber silika dalam sintesis zeolit dengan menggunakan templat atau bebas templat. Pembentukan kristal yang mengandung silika dari abu sekam padi juga dapat terjadi ketika kondisi pembakaran dari sekam padi tidak terkontrol (Hamdan, dkk., 1997). Pembentukan kristal ini tidak menguntungkan karena mempengaruhi proses preparasi material silikon karena abu silika menjadi tidak aktif (Hamdan, dkk., 1997; Paya, dkk., 2001). Kristalinitas ZSM-5 yang tinggi dapat disintesis tanpa memerlukan waktu yang lama. Pada tekanan 40-60 atm dan temperatur 230-250oC, sintesis ZSM-5 dapat dilakukan dengan proses hidrotermal selama 4-6 jam (Kulkarni, dkk., 2002). Dilaporkan juga kemungkinan sintesis ZSM-5 dapat dilakukan pada suhu anatara 90-100oC pada tekanan atmosfer (Kim, dkk., 1998;Suzuki, dkk., 1987). Proses kristalisasi dan produk akhir sangat tergantung pada komposisi sumber material, suhu, waktu, agen templat dan kondisi awal lainnya dari sistem reaksi. Sintesis zeolit ZSM-5 dengan menggunakan abu sekam padi sebagai sumber silika telah dilakukan (Bahruji, et al., 2003) tetapi sintesis ini menggunakan templat kation + tetrapropilamonium (TPA ) adalah bagus dalam sintesis zeolit ZSM-5, tetapi menimbulkan permasalahan seperti menghasilkan racun, biaya produksi tinggi, terjadi kontaminasi limbah cair dengan templat organik, terjadi polusi udara dari hasil dekomposisi termal templat organik (Kim, et al., 2004). Untuk mengatasi permasalahan permasalahan ini, diperlukan metoda sintesis yang dirancang tanpa menggunakan templat organik. Grose, et al., (1981) telah berhasil mensintesis zeolit ZSM-5 tanpa templat organik dengan penambahan bibit dan tanpa penambahan bibit. Cheng, et al., (2005) mensintesis zeolit ZSM-5 tanpa templat organik dengan menggunakan silika sol sebagai sumber silikanya. Telah dilaporkan juga oleh Budianto, (2007)

5555555

bahwa ZSM-5 telah berhasil disintesis tanpa templat organik dengan penambahan bibit 1% dengan menggunakan silika dari abu sekam padi. Handayani, (2008) telah mensintesis ZSM-5 dari abu sekam padi dengan variasi penambahan jumlah bibit TS-1 dimana sampel kemudian dikarakterisasi dengan XRD dan spektrofotometri IR. Hasil karakterisasi pada XRD secara umum semua sampel menunjukkan puncak-puncak yang serupa. Munculnya puncak-puncak yang sesuai dengan standard menunjukkan bahwa ZSM-5 telah terbentuk. Sedangkan pada spektrofotometri IR muncul puncak-puncak yang mengindikasikan telah terbentuknya ZSM-5, khususnya puncak pada bilangan gelombang 1225 dan 545 cm-1 yang merupakan puncak yang sensitif dan karakteristik terhadap struktur ZSM-5. Oleh karena itu, puncak ini dapat dijadikan dasar untuk mengetahui pembentukan ZSM-5. Rasio Si/Al tinggi > 25 muncul puncak pada sekitar 1099 cm-1, sedangkan Si/Al rendah (~ 10) muncul puncak pada sekitar 1030 cm-1. Perkiraan ini juga didukung dengan spektra inframerah zeolit A dengan Si/Al = 1 yang muncul pada bilangan gelombang sekitar 1000 cm-1 (Tanaka, dkk., 2006). Munculnya puncak baru pada bilangan gelombang 1030 -1 cm pada penelitian yang dilakukan Handayani, (2008) mengindikasikan bahwa terdapat 2 fase yang terbentuk sehingga pada penelitian ini dilakukan perlakuan untuk mengurangi fasa amorf yang terbentuk pada zeolit ZSM-5 yang dihasilkan. Pengurangan fasa amorf yang terbentuk tersebut dapat dilakukan dengan variasi waktu kristalisasi. Keberhasilan abu sekam padi menjadi ZSM-5 murni menunjukkan bahwa pengotor yang terdapat dalam abu sekam padi tidak mempengaruhi pembentukan kerangka aluminosilikat dari zeolit ZSM-5 (Ramli dan Bahruji, 2003). Dilaporkan juga oleh Hua dan Hu (2004) bahwa dengan meningkatnya waktu kristalisasi akan lebih banyak kuarsa yang terbentuk.

52274345274345

4
1.2 Perumusan Masalah Permasalahan yang timbul dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh waktu kristalisasi terhadap pembentukan zeolit ZSM-5, tanpa penambahan templat organik. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mensintesis zeolit ZSM-5 dari abu sekam padi tanpa templat organik dengan variasi waktu kristalisasi dan untuk melakukan karakterisasi hasil sintesis dengan teknik difraksi sinar-X, spektroskopi inframerah dan SEM. 1.3.2 Manfaat Penelitian Keberhasilan sintesis zeolit ZSM-5 dengan menggunakan langsung abu sekam padi sebagai sumber silika dapat memberikan harapan tentang pemanfaatan material limbah sekam padi yang melimpah sebagai sumber silika alternatif. Sintesis tanpa templat organik dapat menekan biaya produksi dan mengurangi dampak negatif. Dengan variasi waktu kristalisasi diharapkan waktu optimum untuk membuat zeolit ZSM-5 yang lebih murni.

You might also like