You are on page 1of 1

situs

REPUBLIKA AHAD, 6 DESEMBER 2009

B3
DARMAWAN/REPUBLIKA

MASJID QUBA

Masjid Pertama yang Dibangun Rasul SAW


DARMAWAN/REPUBLIKA

Bencana Bagi Orang-orang Munafik


''Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang yang mendirikan masjid karena hendak menimbulkan kemudharatan (pada oang-orang mukmin) dan karena kekafiran (nya) begitu (pula) untuk memecah belah antara orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka sesungguhnya bersumpah: ''Kami tidak menghendaki selain kebaikan.'' Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya). Janganlah kamu shalat dalam masjid itu selamalamanya, sesunguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba) sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di dalam masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang besih.'' (QS 9 : 107-108).

Masjid Quba adalah masjid yang didirikan atas dasar ketakwaan dan ketaatan kepada Allah SWT.
FLICKR.COM TNBTUBE.COM

Syahruddin El-Fikri

asjid manakah yang pertama kali didirikan oleh Rasulullah SAW? Hampir semua umat Islam akan serempak menjawab masjid Quba. Memang benar, masjid inilah yang pertama kali didirikan Rasulullah SAW, saat beliau hijrah dari Makkah ke Madinah. Beberapa kilometer sebelum memasuki Madinah, Rasulullah SAW bersama Abu Bakar membangun masjid di daerah Quba, yang sekarang dinamakan dengan Masjid Quba. Masjid ini didirikan pada tahun 1 Hijriyah atau sekitar 622 M. Ketika itu, Rasul SAW diperintahkan oleh Allah SWT untuk segera berhijrah dan menghindari kekejaman kafir Quraisy. Dalam upaya hijrah itu, lokasi pertama yang disinggahi Rasulullah SAW adalah Gua Tsur. Di dalam gua ini, Rasulullah SAW bersembunyi bersama Abu Bakar dari kejaran kaum kafir Quraisy. Setelah kondisinya dirasa aman, Nabi SAW kemudian melanjutkan perjalanan menuju Madinah. Rasul memilih jalan yang berbeda dari jalan umum. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari pertemuan secara langsung dengan orang-orang kafir Quraisy. Dan sebelum tiba di Madinah, Rasul sempat singgah di beberapa tempat dan salah satunya adalah Quba. Beliau tinggal di daerah ini selama beberapa hari, sambil menunggu kedatangan Ali bin Abi Thalib RA dari Makkah, bersama rombongan. Ketika itu, saat akan berhijrah, Ali diperintahkan Rasulullah SAW untuk menggantikannya tidur di tempat tidur Rasul. Ini dimaksudkan untuk mengelabui perhatian kaum kafir Quraisy yang ingin membunuh Nabi SAW. Quba adalah satu daerah yang terletak di wilayah Madinah. Jaraknya sekitar dua mil atau kurang lebih lima kilometer dari pusat kota Madinah. Hanafi al-Malawi dalam bukunya Tempat Bersejarah yang dikunjungi Rasulullah SAW, menjelaskan, Nabi SAW tinggal di Desa Quba selama empat hari dan kemudian membangun sebuah masjid yang sekarang dikenal dengan nama Masjid Quba. Inilah masjid yang dibangun dengan dasar ketaatan dan ketakwaan Rasulullah SAW kepada Allah SWT. ''Sesungguhnya Masjid yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba) sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di dalam masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih.'' (QS At-Taubah [9]: 108). Menurut hadis yang diriwayatkan

Tirmidzi RA, orang yang melakukan shalat di Masjid Quba sama pahalanya dengan melaksanakan umrah. Seperti disebutkan dalam Sahih Bukhari, Nabi SAW terbiasa mengunjungi Masjid Quba dengan berjalan kaki atau jika tidak seminggu sekali. Abdullah bin Umar biasa mengikuti sunah ini. Dalam riwayat lain disebutkan, Masjid Quba ini adalah salah satu masjid yang paling disucikan (dimuliakan) oleh Allah setelah Masjid al-Haram (Makkah), Masjid Nabawi (Madinah), dan Masjid al-Aqsha (Palestina). Selama berada di Quba, jelas AlMahlawi, Rasul SAW tinggal di rumah Kultsum bin al-Hadam bin Amr al-Qais, seorang lelaki tua yang masuk Islam sebelum Rasul hijrah ke Yatsrib (sekarang Madinah). Para sejarawan menyebutkan, tanah yang menjadi lahan pembangunan Masjid ini mulanya adalah lapangan milik Kultsum bin Hadam, yang biasa digunakan untuk menjemur kurma. Masjid Quba adalah masjid yang dibangun dengan penuh pengorbanan dan perjuangan. Allah SWT menyebutnya dengan dasar takwa, sebagaimana diterangkan dalam ayat 108 di atas. Hal ini dikarenakan perjuangan Rasulullah SAW dalam menegakkan agama Allah yang harus dilalui dengan penuh rintangan dan halangan. Kaum kafir Quraisy hampir setiap saat selalu memantau dan mengawasi aktivitas Nabi SAW. Dan ketika kesempatan berhijrah datang, maka langkah awal yang dilakukan adalah dengan mendirikan masjid sebagai pusat perjuangan dan dakwah Islam. Ini pulalah yang dilakukan Rasul SAW begitu tiba di Madinah dengan mendirikan Masjid Nabawi, setelah sebelumnya membangun
DARMAWAN/REPUBLIKA

Masjid Quba. Renovasi Masjid Quba pernah mengalami kerusakan pada masa pemerintahan Usman ibn Affan RA, kemudian dilakukan renovasi pada beberapa bangunan masjid. Pada masa Abdul Malik bin Marwan dilakukan perluasan bangunan Masjid Quba. Meskipun tampak sederhana, Masjid Quba dianggap sebagai awal mula seni arsitektur Islam. Bahkan, berbagai masjid yang dibangun di abad ke-18-20 sekarang ini, banyak yang meniru model bangunan Masjid Quba. Sebagaimana dikutip wikipedia, bangunan Masjid Quba ini tampak begitu bersahaja. Seperti masjid pada umumnya, ia mempunyai empat sisi. Di sebalah utara terdapat serambi sebagai tempat ibadah yang bertiang pohon kurma, dengan atap datar dari pelepah dan daun kurma bercampurkan tanah liat. Ketika masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz RA, ia mengembangkan Masjid Quba dan memperluas serta memperkokohnya dengan batu-batu kapur, membuat kubah-kubah dari batu dan di tengahnya di pasang tiang dari besi dan timah. Ia juga menghiasinya dengan mozaik, membuat menara, mengatapinya, dan menjadikan bagian masjid menjadi lebih luas dan lapang. Umar bin Abdul Aziz RA adalah orang yang pertama kali membangun menara Masjid Quba. Seiring perjalanan waktu, masjid ini mengalami perbaikan lagi pada masa Jamaluddin Al-Ashfahani, seorang menteri Bani Zanki dari Kerajaan Mosul, tahun 555 H. Kemudian, dilakukan renovasi lagi pada masa Dinasti Utsmaniyah hingga Suudiyah, sekarang ini. Mengutip buku yang berjudul Sejarah Madinah al-Munawwarah yang ditulis Dr Muhammad Ilyas Abdul Ghani, Masjid Quba ini telah direnovasi dan diperluas pada masa Raja Fahd Ibn Abdul Aziz pada 1986. Renovasi ini menghabiskan biaya sebesar 90 juta riyal. Dari zaman Raja Fahd ini, masjid tersebut mampu menampung jamaah hingga 20 ribu orang. Di tengah terdapat ruangan terbuka yang disebut shan. Di dalam ruangan terdapat sumur sebagai tempat wudlu. Kebersihan masjid senantiasa terjaga, dan udara serta cahaya matahari mampu menyinari seluruh area masjid dengan leluasa. Masjid ini memiliki 19 pintu. Dari 19 pintu ini terdapat tiga pintu utama. Ketiga pintu utama tersebut berdaun pintu yang sangat besar dan ini menjadi tempat masuk para jamaah ke dalam masjid. Dua pintu diperuntukkan bagi jamaah laki-laki dan satu pintu lagi untuk jamaah perempuan. Di seberang ruang utama masjid, terdapat ruangan yang dijadikan tempat belajarmengajar. Ruangan lainnya terdapat bagian untuk perpustakaan, perkantoran, toko, dan lainnya.

alam Asbab an-Nuzul, dijelaskan mengenai diturunkannya Surah At-Taubah [9] : 107-108 di atas. Disebutkan, di dekat Masjid Quba ada sekelompok orang yang membangun masjid dengan tujuan pamer (riya) dan mencari kebaikan (keuntungan) dalam urusan dunia. Dia adalah Yakhdad, seseorang dari golongan Anshar. Ia berkata, ''Saya tidak bermaksud apa-apa kecuali mengharapkan kebaikan.'' Rasul SAW bersabda, ''Celakalah engkau Yakhdad, engkau bermaksud melakukan sesuatu yang aku pun tahu maksudnya.'' Dalam keterangan lain disebutkan, orang-orang munafik selalu sibuk menentang aktivitas orang-orang beriman. Qurthubi telah memberi keterangan yang rinci tentang seorang Pendeta Kristen yang dikenal sebagai Abu Amer. Ia menemui Nabi SAW di Madinah dan tidak puas dengan prinsip Islam. Sebagai konsekuensinya, ia menantang Nabi SAW dan berkata, ''Siapa pun yang berdusta di antara kita akan mati jauh sekali dari kawan-kawan dan familinya.'' Ia juga bersumpah untuk membantu setiap musuh Islam. Ia bergabung dengan musuh Islam pada semua peperangan sampai pada Peperangan Hunain. Akhirnya ia kecewa dan melarikan diri ke Syria, yang menjadi pusat kegiatan Kristen pada waktu itu. Ia mati di Syria yang jauh sekali dari kawan-kawan dan familinya. Abu Amer membuat persekongkolan melawan kaum Muslim selama ia berada di Syria. Ia meminta raja Kerajaan Romawi untuk menyerbu Madinah. Ia juga menulis sebuah surat kepada orang munafik Madinah untuk membangun Masjid sebagai gerbang untuk melawan kaum Muslim. Ia berkata, ''Gunakan Masjid ini untuk persatuan. Kamu harus memberi bantuan kepada Kaisar Roma ketika menyerang Madinah.'' Karenanya, sembilan orang munafik membangun sebuah Masjid dekat sekali dengan Masjid Quba. Mereka mengklaim bahwa itu untuk memudahkan orang tua dan orang sakit shalat dan juga untuk mengurangi kepadatan di Masjid Quba. Mereka juga meminta Nabi SAW untuk melakukan shalat di dalam Masjid ini untuk mendapatkan kepercayaan. Nabi SAW mengatakan, ''Aku sekarang sangat sibuk melakukan persiapan untuk Peperangan Tabuk. Sekembaliku akan kupenuhi harapanmu.'' (Diriwayatkan oleh Ibnu Marduwih yang bersumber dari Ibnu Abbas). Ketika kembali dari Peperangan Tabuk, Allah memberitahukan kepada Nabi SAW tentang rencana kotor dari orang-orang munafik tersebut. Karenanya, Nabi SAW mengirim beberapa orang Sahabat untuk menghancurkan dan membakar Masjid itu yang disebut Masjid Dhirar. ''Maka apakah orang-orang yang mendirikan mesjidnya di atas dasar takwa kepada Allah dan keridhaan (Nya) itu yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka Jahannam? Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang zalim. Bangunan-bangunan yang mereka dirikan itu senantiasa menjadi pangkal keraguan dalam hati mereka, kecuali bila hati mereka itu telah hancur. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.'' (QS AtTaubah [9] ayat 1097-110). Menurut beberapa sumber, masjid yang dibakar itu adalah Masjid Dhirar (kemudharatan). Dalam riwayat lain, masjid itu adalah Masjid Nifaq (milik orang-orang munafik). Wa Allahu A'lam. Membersihkan Diri Dalam riwayat lain, berkaitan dengan turunnya Surah At-Taubah ayat 108, disebutkan, penduduk Quba terkenal sebagai umat Islam yang suka membersihkan diri. Mereka masuk Islam, sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Nabi SAW bertanya kepada masyarakat suku Bani Amr bin Auf. ''Aktivitas khusus apa yang kalian lakukan sehingga Allah SWT mencintai dan menyebut kalian sebagai orang-orang yang sangat bersih dan suci?'' Mereka menjawab, ''Wahai Nabi tersayang, tidak ada yang khusus dari kami kecuali setelah himbauan untuk bersuci, kami tidak hanya menggunakan batu untuk membersihkan diri, akan tetapi kami juga mandi dengan air sebersih mungkin.'' Nabi SAW mengatakan, ''Pantas saja, kalian menerima penghormatan ini dari Allah SWT karena aktivitas kalian ini. Jadikanlah itu sebagai kebiasaan tetap.'' sya

You might also like