You are on page 1of 4

Pannavaro Tantangan Iman dalam Era Teknologi

Tantangan Iman Dalam Era Teknologi


oleh: YM Bhikkhu Sri Paññavaro Mahathera

Perkembangan ilmu pengetahuan dan pengetahuan berdasarkan pada akal.


teknologi modern yang membawa Keyakinan atau iman itu bukanlah
modernisasi dan industrialisasi sering akal. Dan sebaliknya, akal yang terus
dipandang oleh sementara bangsa- berkembang kadang-kadang tidak bisa
bangsa Timur sebagai meluasnya menerima keyakinan apabila akal tidak
pengaruh Barat. Modernisasi dan terelakkan untuk berhadapan dengan
industrialisasi ditanggapi juga sebagai keyakinan.
penyebab makin meluasnya agama
yang dianut oleh sebagian besar Bangsa yang ingin mencapai kemajuan
bangsa-bangsa Barat. Sebagian umat dalam ilmu pengetahuan dan
Buddha, dan juga Hindu, melihatnya teknologi, menginginkan modernisasi
sebagai budaya yang memacu materi dan industrialisasi; tidak bisa
yang akan membahayakan kehidupan terelakkan lagi cara hidupnya telah
spritual. Dengan demikian akan dirasuki oleh kaidah-kaidah ilmu
menjauhkan manusia dari Tuhan. pengetahuan. Kehidupannya
berdsarkan alur akal. Sebagai contoh:
Pendalaman dan pengembangan ilmu hari depan harus kita atur dan kita
pengetahuan yang menghasilkan persiapkan sekarang. Majunya taraf
teknologi modern adalah dorongan hidup suatu bangsa adalah hasil kerja
alami manusia untuk berkembang dan keras bangsa itu sendiri. keberhasilan
mencapai hidup yang lebih baik. adalah hasil usaha kita. Kalau
Tetapi, menggunakan teknologi untuk sekarang kita tidak membangun
mencapai hidup lebih baik tidak dengan kerja keras, hari depan kita
mungkin dicapai hanya dengan akan gelap. Kita menjadi tertinggal
ketrampilan. Demikian juga untuk jauh di tengah-tengah bangsa lain.
mencapai kemajuan pengembangan Kalau kita malas, menerima apa
ilmu pengetahuan dan teknologi yang adanya yang ada di depan mata tanpa
lebih besar, tidak mungkin dicapai usaha, maka kehancuran pasti terjadi.
hanya dengan bekal kecerdasan otak.
Cara berpikir rasional ini tidak jarang
Selisih kecerdasan otak dan memojokkan atau paling tidak
ketrampilan, agama harus mampu menyisihkan keyakinan. Di manakah
merasuki suatu bangsa untuk kemudian bisa tampak keyakinan
modernisasi dan industrialisasi dengan terhadap Tuhan dalam cara berpikir
membekali sikap-sikap mental: zaman modern ini? Apakah keyakinan
disiplin, kesungguhan, tekun, berani itu hanya tinggal bahwa pada awal
menghadapi kehidupan, jujur, dan Tuhan mencipta, selanjutnya
bertanggung jawab. tergantung tingkah laku manusia itu
sendiri? Apakah maju mundurnya
Antara Iman dan Akal kehidupan, makmur-miskinnya
bangsa, suka-duka manusia, urusan
Persoalannya sekarang adalah agama mereka sendiri?
bersumber pada keyakinan atas
kebenaran mutlak sedangkan ilmu

Hal 1 dari 4
Pannavaro Tantangan Iman dalam Era Teknologi

Kebaikan, kejahatan, dan dosa mulai adalah tidak kekal, rangkaian, dan
disentuh juga oleh akal. Apakah selalu berubah. Hakikat Tuhan akan
batasan kebaikan dan kejahatan? Apa disadari oleh semua makhluk pada
gunanya berbuat baik? Mengapa tidak akhir perjuangan hidup, akhir
boleh melakukan kejahatan? Mengapa penderitaan. Oleh karena itu Tuhan
manusia bisa berbuat jahat? Mengapa menyatukan semua makhluk.
bisa melakukan dosa? Jawaban atas
keragu-raguan ini harus diberikan oleh Keyakinan ini akan membuahkan rasa
agama dalam dimensi yang dituntut satu, persaudaraan, kerja sama, dan
ilmu pengetahuan. saling menghargai. Masing-masing
ingin membantu yang lain, tanpa perlu
Pemuka-pemuka agama dihadapkan lagi dikenal nama agamanya, timbul
pada suatu tantangan untuk rendah hati, tanggung jawab, jujur,
menerjemahkan ajaran-ajaran agama dan cinta kasih tanpa perlu
ke dalam alur ilmu pengetahuan. menonjolkan agama yang dianutnya.
Ajaran agama adalah kebenaran, bagi Ini bukan berarti identitas agamanya
kita tidak ada persoalan. Tetapi lenyap, tetapi sikap-sikap yang telah
sekarang, bagaimana pokok-pokok dipunyai itu adalah identitas agama
kebenaran yang menjadi keyakinan itu yang sesungguhnya.
diajarkan kepada bangsa yang menuju
modernisasi dan industrialisasi dengan
alur ilmu pengetahuan.
Hukum Dharma
Kalau ini tidak disadari dan dimulai,
maka orang akan hidup dengan
Timbul tenggelamnya kehidupan,
rasional karena maju dalam
bergeraknya tata surya, dan sesuatu di
industrialisasi; tetapi mengambang
alam semesta ini diatur oleh Tuhan
dalam keyakinan beragama. Bukannya
dengan dipahami oleh agama Buddha
menjadi tidak beragama, tetapi
sebagai Hukum Dharma. Hukum
keyakinannya tidak hidup dalam
Dharma ini adalah Tuhan sebagai Maha
kehidupan sehari-hari. Ini akan
Pengatur, Maha Tahu, ada di mana-
membawa resiko, manusia kehilangan
mana. Demikian sepanjang masa,
nilai-nilai kejujuran, kesabaran, siap
tanpa awal, tanpa akhir dan tanpa
menghadapi penderitaan, rendah hati,
berubah.
kerukunan, dan tanggung jawab. Atau
sebaliknya, kalau pemuka agama tidak
Hukum Dharma harus dimengerti dan
menempatkan diri pada alur ilmu
pengetahuan, maka orang akan diyakini untuk memberikan arah pada
setiap perbuatan. Kesengsaraan dan
mengembangkan dan menggunakan
ilmu pengetahuan dan teknologi kemiskinan adalah akibat dari
kelalaian, kemalasan, kejahatan.
secara pincang.
Keberhasilan adalah hasil dari kerja
keras, disiplin, dan kebajikan. Hari
Tuhan Menyatukan Makhluk
depan kita adalah tanggung jawab
kita. Kita tidak mungkin
Agama Buddha memandang Tuhan menggantungkan diri pada siapapun
sebagai Yang Mahaesa, Yang Mutlak, juga. Berani menghadapi persoalan
Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak dalam kehidupan ini, karena
Menjelma, Yang Tidak Diciptakan. persoalan-persoalan itu tidak kekal.
Tuhan bukan makhluk, dan juga bukan Timbul tenggelam silih berganti. Apa
dewa, bukan alam. Oleh karena yang terjadi pada kehidupan kita
apapun yang dipandang sebagai adalah akibat tindakan yang kita
makhluk atau memiliki sifat makhluk lakukan sendiri. Kita harus berusaha

Hal 2 dari 4
Pannavaro Tantangan Iman dalam Era Teknologi

menyadari dan menerima dengan harus dipakai untuk menuntun orang


wajar. Kemudian berjuang kembali dalam usahanya mencapai
menuju yang lebih baik. Ini adalah pengetahuan langsung.
Hukum Dharma yang tidak mungkin
berubah. Akal harus digunakan untuk memberi
pegangan iman. Iman yang diterima
Kelaparan di Ethiopia, bencana- akal akan membuat manusia
benacana alam yang banyak sepenuhnya beragama, dan
membawa korban, dan segala macam sepenuhnya bisa menggunakan serta
penderitaan hendaknya disadari mengembangkan ilmu pengetahuan
sebagai akibat yang menjadi tanggung dan teknologi untuk modernisasi dan
jawab manusia atas perbautannya. industrialisasi.
Jawaban ini tidak memberi tempat lagi
bagi akal untuk mempertentangkan Modernisasi sebagai Kebajikan
kepincangan-kepincangan dunia itu
dengan Maha Dewa atau Tuhan Maha Umat beragama harus bisa
Pengasih dan Maha Penyayang. Tuhan menggunakan dan mengembangkan
sebagai Hukum Dharma meliputi ilmu pengetahuan dan teknologi
semuanya, baik Buddha, manusia modern dengan sepenuhnya demi
biasa, dewa maupun binatang. Tetapi kesejahteraan dan demi kepentingan
pada saat yang sama, penderitaan dan manusiawi seutuhnya. Kerja dengan
kesulitan menuntut kita untuk sungguh-sungguh adalah kebajikan.
melakukan amal kebajikan. Sebaliknya, kerja setengah hati akan
menggunakan sepenuhnya ilmu membuahkan akibat yang tidak baik,
pengetahuan dan teknologi untuk bukan kebajikan. Hasil kerja yang
menolong orang lain. Melihat dimanfaatkan demi kepentingan diri
penderitaan dan kesulitan dengan sendiri, keluarga, dan demi
tanpa melakukan amal kebajikan kepentingan bangsa adalah kebajikan.
apapun adalah kejahatan mental. Sebaliknya, kalau mempunyai cara
hidup bahwa hasil kerja keras harus
Tuhan sebagai tujuan semua makhluk, dimiliki sebanyak mungkin, dipakai
Yang Maha Esa dan Yang Mutlak, dan sedikit dan tidak peduli orang lain;
Tuhan sebagai Hukum Dharma bukan adalah kejahatan yang muncul dari
kebenaran yang datang dari akal. keserakahan dan kepicikan.
Kebenaran yang merupakan keyakinan
bagi umatnya ini bukan hasil renungan Umat beragama menggunakan dan
filosofis, tetapi bersumber pada mengembangkan ilmu pengetahuan
Penerangan Sempurna (Bodhi) yang dengan penuh kesungguhan, sebagai
dicapai oleh Manusia Yang Telah upaya memupuk amal kebajikan tanpa
Bangun (Buddha). Tetapi keyakinan itu kontradiksi dalam dirinya dengan
adalah keyakinan yang bisa diterima keyakinan agama. Dampak-dampak
oleh alur akal. negatif yang muncul dari modernisasi
dan industrialisasi, dan persoalan-
Agama Buddha tidak mengakui bahwa persoalan kehidupan harus dihadapi
akal adalah sumber kebenaran dengan ulet dan sabar, siap menderita,
(atakkavacara). Malahan kalau akal tidak gampang mengeluh dan
dijadikan sumber kebenaran maka menyerah.
akan timbul rimba pendapat
(takkagahana). Sumber kebenaran Kesulitan hidup yang disadari sebagai
adalah pengetahuan langsung melalui ketidak-kekalan akan dihadapi dengan
pencapaian. Tetapi karena semua lebih banyak mendalami pengetahuan
orang mempunyai akal, maka akal agama. Semua itu akan

Hal 3 dari 4
Pannavaro Tantangan Iman dalam Era Teknologi

menumbuhkan dan memperkuat keputus-asaan, dan kejahatan. Juga


sikap-sikap mental: keuletan, terpotongnya keterbelakangan,
ketabahan, kebijaksanaan; dan makin kesengsaraan, dan kemiskinan. Selesai
teguhnya keyakinan terhadap Tuhan. tugas memotong, selesailah kewajiban
Semua itu adalah kebajikan dalam hidup.
iman.
Cita-cita bersama mewujudkan citra
Umat beragama seperti pisau. Ilmu masyarakat Pancasila yang utuh
pengetahuan dan teknologi laksana sejahtera, beragama sepenuhnya dan
batu asah. Setelah diasah tajam, pisau berteknologi modern bukan suatu
digunakan untuk berbagai keperluan impian. Tetapi benar-benar paduan
dengan fungsi utama memotong. harmoni yang bisa terwujud.***
Ketajaman sebagai kebajikan.
Kebajikan menyebabkan terpotongnya Sumber:
kemalasan, kekikiran, keserakahan, KUMPULAN DHAMMADESANA Jilid 3; Sri Paññavaro
Thera

******&&&&&&*****

Hal 4 dari 4

You might also like