I.PENDAHULUAN Secara anatomis, kelenjar air liur (gladula salivatorius) terbagi atas kelenjar liur mayor yang berpasang-pasangan dan kelenjar liur minor. Kelejar liur mayor terdiri atas 3 gladula yaitu glandula parotis, submandibular dan sublingual. Sedangkan kelenjar liur minor tersebar di sepanjang lapisan bibir, rongga mulut, palatum, lidah dan lebih sedikit di nasoIaring, hidung dan sinus paranasalis. 1 Glandula parotis adalah kelenjar air liur utama yang terbesar diantara kelenjar-kelenjar salivatorius mayor yang lain. Parotis adalah kelenjar air liur yang berpasangan dan terletak di depan prosessus mastoideus dan meatus akustikus eksternus. 2 Tumor parotis adalah tumor yang menyerang kelenjar liur parotis. Tumor ini dapat dibagi menjadi tumor parotis jinak dan tumor parotis ganas. 80 tumor yang menyerang gladula parotis adalah tumor jinak. 3 Tumor ini dapat menyerang orang dewasa maupun anak-anak. Tumor pada kelenjar liur relatiI jarang terjadi, persentasenya kurang lebih 3-6 dari seluruh keganasan pada kepala dan leher. 4 Keganasan pada tumor kelenjar liur berkaitan dengan paparan radiasi dan Iaktor genetik. Sebagian besar tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis, dimana 75 - 85 dari seluruh tumor berasal dari parotis. 75 dari tumor parotis jinak pada orang dewasa adalah adenoma pleomorIik jinak (benign pleomorphic adenoma)
sedangkan pada anak-anak tumor parotis jinak yang paling sering terjadi adalah hemangioma 2,3,5 .
II. INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGI Tumor kelenjar air liur pada umumnya merupakan keganasan yang relatiI jarang ditemukan. Jika dibandingkan dengan keganasan lain yang menyerang kepala dan leher, persentasinya hanya sekitar 3-6. 4 80 dijumpai pada kelenjar parotis. Pada orang dewasa, 85 diantaranya adalah pleomorIik adenoma dan 5-15 diantaranya adalah Warthin tumor(AdenolimIoma). 6 Pada anak-anak tumor parotis jinak yag paling sering ditemui adalah hemangioma dan kemudian diikuti oleh pleomorIik adenoma. 3 Di Amerika Serikat, ditemukan 1,5 kasus tumor parotis diantara 100.000 penduduk. 3 Tumor parotis jinak 2
biasanya menyerang saat pasien berada pada dekade 40-60 tahun, dan biasanya lebih banyak menyerang wanita dibandingkan laki-laki. 3
III. ETIOLOGI Sampai saat ini etiologi dari tumor parotis belum diketahui secara pasti.Terapi radiasi dalam dosis rendah telah dikaitkan dengan perkembangan neoplasma parotis 15-20 tahun setelah pengobatan. Setelah terapi, insiden adenoma pleomorIik, mucoepidermoid karsinoma, dan karsinoma sel skuamosa meningkat. 3
Tembakau dan alkohol, yang sangat berhubungan dengan karsinoma sel skuamosa pada kepala dan leher, tidak terbukti berperan dalam pengembangan keganasan kelenjar parotis. Namun, merokok tembakau telah dikaitkan dengan perkembangan Warthin tumor. Pada beberapa penelitian telah menunjukkan hubungan antara keganasan kelenjar parotis dan pajanan debu silika, dan nitrosamines. 3
IV. ANATOMI Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan, berjumlah 2. Kelenjar parotis merupakan kelenjar liur yang terbesar yang terletak di wajah dan dapat di palpasi diantara ramus mandibula dan prosessus mastiodeus 7 . Masing-masing beratnya rata-rata 15-30 gram dan bentuknya irregular, berlobus, berwarna antara hijau dan kuning (yellowish) terletak dibawah meatus akustik eksternus diantara mandibula dan otot sternokleidomastoideus. Kelenjar parotis bentuknya bervariasi, jika dilihat dari lateral 50 berbentuk segitiga, 30 bagian atas dan bawahnya membulat. Biasanya kelenjar parotis berbentuk seperti piramida terbalik dengan permukaan-permukaannya sebagai berikut: permukaan superior yang kecil, superIicial, anteromedial, dan posteromedial. Bentuk konkaI pada permukaan superior berhubungan dengan bagian tulang rawan dari meatus akustikus eksternus dan bagian posterior dari sendi temporomandibular. Di sini saraI auriculotemporal mempersaraIi kelenjar parotis. Permukaan superIisialnya ditutup oleh kulit dan Iascia superIicial yang mengandung cabang Iasial dari saraI aurikuler, nodus limIatikus parotis superIicial, dan batas bawah dari platisma. 1,2,4,5
3
Bagian anterior kelenjar berbatasan dengan tepi posterior ramus mandibula dan sedikit melapisi tepi posterior muskulus masseter. Bagian posterior kelenjar dikelilingi oleh telinga, prosesus mastoid, dan tepi anterior muskulus stemokleidomastoideus. Bagian dalam yang merupakan lobus medial meluas ke rongga paraIaring, dibatasi oleh prosesus stiloideus dan ligamentum stilomandibular, muskulus digastrikus, serta selubung karotis. Di bagian anterior lobus ini terletak bersebelahan dengan bagian medial ptetygoideus. Bagian lateral hanya ditutupi oleh kulit dan jaringan lemak subkutaneus. Jaringan ikat dan jaringan lemak dari Iasia leher dalam membungkus kelenjar ini. Kelenjar parotis berhubungan erat dengan struktur penting di sekitarnya yaitu vena jugularis interna beserta cabangnya, arteri karotis eksterna beserta cabangnya, kelenjar limIa, cabang auriculotemporalis dari nervus trigeminus dan nervus Iasialis. 1,2,4
Pendarahan kelenjar parotis berasal dari arteri karotis eksterna dan cabang-cabang di dekat kelenjar parotis. Darah vena mengalir ke vena jugularis eksterna melalui vena yang keluar dari kelenjar parotis. Nodul kelenjar limIe ditemukan pada kulit yang berada di atas 4
kelenjar parotis (kelenjar preaurikuler) dan pada bagian dari kelenjar parotis itu sendiri. Ada 10 kelenjar limIatik yang terdapat pada kelenjar parotis, sebagian besar ditemukan pada bagian superIicial dari kelenjar diatas bidang yang berhubungan dengan saraI Iasialis. Kelenjar limIe yang berasal dari kelenjar parotis mengalirkan isinya ke nodus limIatikus servikal atas. 4
PersaraIan kelenjar parotis oleh saraI preganglionic yang berjalan pada cabang petrosus dari saraI glossopharyngeus dan bersinaps pada ganglion otik. Serabut postganglionic mencapai kelenjar melalui saraI auriculotemporal 5
Kelenjar parotis memiliki saluran untuk mengeluarkan sekresinya yang dinamakan Stenson`s duct yang akan bermuara di mulut dekat gigi molar 2; lokasi biasanya ditandai oleh papilla kecil. Panjang saluran ini 4-7 cm. duktus stenson berada di tepi anterior kelenjar, melewati permukaan lateral muskulus masseter menembus lapisan lemak dan muskulus buccinator, tepat di depa dari tepi anterior muskulus masseter. 4
5
V. FISIOLOGI Setiap hari diproduksi 1 sampai 2 liter air liur dan hampir semuanya ditelan dan direabsorbsi. Proses sekresi dibawah kendali saraI otonom. Makanan dalam mulut merangsang serabut saraI yang berakhir pada nucleus pada traktus solitaries dan pada akhirnya merangsang nukleus saliva pada otak tengah. Pengeluaran air liur juga dirangsang oleh penglihatan, penciuman melalui impuls dari kerja korteks pada nukleus saliva batang otak. Aktivitas simpatis yang terus menerus menghambat produksi air liur seperti pada kecemasan yang menyebabkan mulut kering. Obat-obatan yang menghambat aktivitas parasimpatis juga menghambat produksi air liur seperti obat antidepresan, tranquillizers, dan obat analgesic opiate dapat menyebabkan mulut kering (Xerostomia) 7
Air liur terdiri atas air dan mucin, membentuk seperti lapisan gel pada mukosa oral dan membasahi makanan (lubrikasi). Lubrikasi penting untuk mengunyah dan pembentukan bolus makanan sehingga memudahkan untuk ditelan. Air liur juga mengandung amylase, yang berperan dalam pencernaan karbohidrat. Air liur mengandung enzim antibakteri seperti lysozyme dan immunoglobulin yang membantu mencegah inIeksi serius dan mengantur Ilora bakteri yang menetap di mulut. Saluran air liur relatiI impermeabel terhadap air dan mensekresi kalium, bikarbonat, kalsium, magnesium, ion IosIat dan air. Jadi produk akhir dari kelenjar air liur adalah hipotonik, cairan yang bersiIat basa yang kaya akan kalsium dan IosIat. Komposisi ini penting untuk mencegah demineralisasi enamel gigi 7
Fungsi utama kelenjar liur adalah :1
1. Memelihara higiene gigi dan mulut
2. Menyiapkan makanan pada waktu mengunyah, mengecap dan menelan
3. Permulaan dari Iase awal pencernaan karbohidrat
4. Pengaturan tak langsung hidrasi tubuh
6
KLASIFIKASI TUMOR PAROTIS 1INAK 1. Adenoma PleomorIik Adenoma pleomorIik merupakan tumor paling umum dari kelenjar ludah, sebagian muncul pada kelenjar parotis. PleomorIik istilah yang menggambarkan dasar embryologic untuk tumor ini dengan asal mereka dari jaringan epitel dan ikat. Meskipun adenoma pleomorIik paling sering terjadi pada kelenjar parotis (85), tumor ini dapat juga didapatkan pada kelenjar ludah submandibula, lingual, dan minor. Meskipun, hampir satu setengah tumor ditemukan dalam kelenjar ludah minor adalah tumor ganas, namun adenoma pleomorIik masih merupakan tumor yang paling umum didapatkan pada kelenjar ini. 8,9
Tumor ini biasanya hadir dalam dekade keempat atau kelima. Itu tidak menimbulkan rasa sakit, lambat tumbuh, dan biasanya ditemukan sebagai massa terkait di pipi atau dekat sudut rahang bawah. Sekitar 90 dari tumor ini timbul dangkal pada nervus Iacialis,dan 10 muncul pada lobus dalam bisa memperpanjang melalui ruang antara sudut mandibula dan proses styloid dan timbul sebagai massa ruang parapharyngeal. Selain itu, dengan intraoral swelling dan displacement medial dari dinding Iaring tonsil dan lateral. Kasus tersering, massa yang kuat dan mobile. PleomorIik adenoma pada kelenjar ludah minor submandibular akan memberikan gambaran sebagai pembengkakan pada kelenjar tersebut. Ketika itu muncul dalam kelenjar liur minor, paling banyak terjadi pada langit-langit keras dan lunak. Tempat kedua yang paling umum adalah bibir atas. 8
Histologi, hal ini sangat bervariasi dalam penampilan, bahkan di dalam tumor individu. Klasik itu biphasic dan ditandai oleh campuran dari elemen poligon myoepithelial epitel dan berbentuk gelendong dalam stroma latar belakang variabel yang mungkin berlendir, myxoid, kartilaginosa atau hialin. elemen epitel dapat diatur dalam struktur saluran-seperti, lembaran, rumpun dan / atau helai interlace dan terdiri dari poligonal, spindle atau sel-sel stellata berbentuk (maka pleiomorphism). Bidang-bidang metaplasia skuamosa dan epitel mutiara dapat hadir. Tumor ini tidak diselimuti, tetapi 7
dikelilingi oleh pseudocapsule berserat dengan berbagai ketebalan. Tumor meluas melalui parenkim kelenjar yang normal dalam bentuk pseudopodia jari, tapi ini bukan tanda transIormasi ganas. 10
Adenoma Pleomorpik
2. Monomorphic adenoma Adenoma monomorIik adalah tumor jinak dari kelenjar ludah yang juga timbul dari epitel duktus. Tumor ini biasanya terjadi pada kelenjar parotis dan kelenjar liur minor dari bibir atas. Dapat juga telah didapatkan di daerah lain di mana kelenjar liur minor ditemukan, seperti langit-langit keras dan lunak dan mukosa bukal, tumor ini hanya mewakili 1 hingga 3 dari seluruh neoplasma kelenjar ludah. 8
Tidak ada predileksi seks dan pasien rata-rata lebih dari 60 tahun. Seperti tumor jinak yang lain, adenoma monomorIik klasik muncul sebagai gejala, massa tumbuh lambat. Keterlibatan nervus Iacialis ini sangat langka. Histologi, tumor ini dibedakan dari adenoma pleomorIik oleh adanya stroma chondromyxoid dan keberadaan pola epitel seragam. Jenis histologis langka neoplasma jinak kelenjar ludah, adenoma monomorIik diklasiIikasikan lebih lanjut ke dalam subtipe termasuk myoepithelioma, adenoma sel basal, dan lesi biasanya dikemas baik jarang melibatkan kelenjar ludah kecil bibir atas. sel basal isomorIik dengan sitoplasma 8
basoIilik dan inti, deretan sel palisading periIer, dan membran tebal adalah diagnostik untuk adenoma sel basal. 8,11
3. Tumor Warthin Warthin tumor atau biasa kita kenal dengan Papillary cystadenoma lymphomatosum atau adenolymphoma. Tumor ini terjadi paling eksklusiI di kelenjar parotis dan bertanggung jawab atas 2 sampai 10 dari semua tumor parotis. Hanya satu tumor kelenjar ludah adalah tumor jinak mix. Tumor Warthin mengandung jaringan limIoid, memiliki dominasi laki-laki putih, adalah bilateral dalam 10 kasus, biasanya memiliki Iocal keterlibatan sepihak dan jarang terjadi pada orang kulit hitam. 8
Presentasi usia biasanya pada dekade keenam. Meskipun massa klasik tanpa gejala, sebagia kecil pasien mengeluh sakit. Warthin tumor umumnya ditemukan pada lobus superIisialis kelenjar parotis dekat sudut rahang bawah. Tumor ini juga telah dilaporkan dalam ruang parapharyngeal dan jarang dalam kelenjar submandibular dan kelenjar ludah kecil dari bibir bawah dan langit-langit. 8
Sejauh ini, terlihat penderita Warthin lebih sering pada laki-laki (laki-laki: perempuan 5: 1) dari usia 41-70 tahun. Histopatologi Warthin tumor adalah yang paling sering bulat atau oval dan kistik atau semi padat. Bilateralitas metachronous terjadi pada 2 sampai 6. Dua temuan mikroskopis wajib adalah eosinophilis berlapis ganda epitel dan stroma limIoid. 11
9
Tumor Warthin 4. Oncocytoma Oncocytoma terjadi kurang dari 1 dari seluruh neoplasma parotis. Tumor terjadi paling sering pada dekade keenam kehidupan dengan Irekuensi yang sama antara laki-laki dan perempuan. Oncocytoma biasanya hadir sebagai massa tanpa rasa sakit pada lobus superIisialis kelenjar parotis dan parotidectomy dengan menjaga nervus Iacial adalah pengobatan pilihan. 8 Sel yang khas pada onkositoma adalah onkosit. Sel ini ditandai banyaknya mitokondria dan dapat dikenali secara jelas dengan mikroskop electron, tetapi pewarnaan asam IosIotungsat-hematoksilinakan mewarnai secara selektiI enzim oksidase tingkat tinggi yang ditemukan dalam mitokondria. Ciri lain onkositoma adalah kemampuan untuk mengkonsentrasi teknetium 99. Karena itu, ditemukannya 'panas pada sken tektenium menunjukkan kemungkinan terdapatnya tumor Warthin atau onkositoma. 1
DIAGNOSIS Gejala Klinis Gejala yang paling umum dari kedua tumor ganas atau jinak parotis adalah massa di bagian belakang pipi di depan telinga. Ini ditemukan oleh pasien atau oleh seorang dokter memeriksa. Gejala lainnya adalah yang paling umum pada tumor ganas dan jarang terjadi 10
pada tumor jinak, yaitu termasuk rasa sakit, lumpuh wajah, sakit telinga, mati rasa pipi, trismus (sulit membuka rahang), dan bengkak di bagian lain dari leher (indikasi dari kanker metastasis). 12 Pemeriksaan Fisis Kebanyakan tumor parotis merupakan massa tanpa gejala. Akan tetapi, rasa nyeri tekan yang kadang-kadang timbul pada kelenjar liur di temukan sama seringnya pada kelompok ganas maupun jinak. Palpasi tumor dengan dua tangan menunjukkan kepadatan dalam daerah retromandibula dan ke arah luar memberikan kesan perluasan dari tumor. Pada pasien-pasien dengan tumor parotis bentuk helter dapat teraba massa di depan tragus, dengan suatu tonjolan pada palatum mole yang merupakan perluasan tumor retromandibular ke ruang paraIaring. Tumor kelenjar liur yang terdapat pada daerah paraIaring disebut tumor bulat, dapat berupa massa tanpa gejala pada palatum mole. Berkurangnya Iungsi tube eustachius mungkin terjadi pada pasien dengan tumor halter atau tumor yang besar. Paralisis nervus Iasial bersamaan dengan massa parotis hampir selalu merupakan tanda buruk dari lesi ganas. 1
Pemeriksaan Penunjang 1. Radiologi a. Foto polos b. Sialography jarang digunakan. Ketika digunakan, ia membantu dokter menggambarkan gangguan Iungsi duktal atau anatomi. c. CT scan hampir 100 sensitiI dalam mendeteksi massa kelenjar ludah, tetapi tidak dapat membantu klinisi membedakan antara jinak dan ganas massa. Hal ini paling membantu dalam menentukan ukuran dan luasnya anatomi tumor. d. MRI lebih unggul dalam menunjukkan tumor jinak kelenjar parotis karena kontras yang lebih besar daripada CT scan. e. Positron emission tomography (PET) scan mungkin nilai dalam menilai tumor ganas, dengan memperhatikan adenopati metastasis dan metastasis jauh. 13
11
CT-ScanAxial(pleomorIic adenoma)
CT-Scan Axial (Warthin Tumor) 2. Biopsy Fine needle aspiration (FNA) mungkin tes diagnostik pretreatment berharga. akurasi keseluruhan adalah lebih besar dari 96, dengan sensitivitas untuk tumor jinak 88-98 dan spesiIisitas 94. Sensitivitas untuk mendeteksi tumor ganas berkisar 58- 96, dan spesiIisitas adalah 71-88. Frozen section 93 akurat bila dilakukan saat operasi, tapi penggunaannya adalah kontroversial, karena diagnosis tergantung pada pengalaman dari ahli patologi berkaitan dengan tumor kelenjar ludah. 13
12
PENATALAKSANAAN Parotidectomy superIisial adalah pilihan perawatan untuk tumor jinak yang paling superIisial. Hindari enukleasi (kecuali Warthin tumor dan kelenjar getah bening), karena itu meningkatkan kemungkinan kekambuhan (hingga 80) dan kerusakan saraI. Tumor lobus yang dalam dilakukan total parotidectomy dengan menjaga saraI wajah. Untuk rekuren, radioterapi pasca bedah dapat diberikan, dengan tingkat kontrol lokal melebihi 95. 13 Sebagian besar tumor parotis (80) adalah jinak. Adenoma pleomorIik adalah tumor kelenjar parotid yang paling umum. Merupakan 70-80 dari semua tumor parotis jinak. Mayoritas adenoma pleomorIik (90) muncul pada lobus superIisialis lateral ke nervus Iasialis. Adenoma pleomorIik tidak menimbulkan rasa sakit perlahan massa tumbuh. Mereka biasanya soliter dan baik batas-batasnya. Mereka lebih sering terjadi pada wanita. Ganas hanya terlihat pada 2-5 kasus dan biasanya dikaitkan dengan tumor yang telah hadir selama 10-15 tahun. 14
Cabang-cabang dari syaraI wajah yang hati-hati diidentiIikasi dengan stimulator listrik dan diawetkan 13
Tumor Warthin's (lymphomatosum Cystadenoma jinak papiler) adalah tumor jinak kedua yang paling umum dari kelenjar parotis. Ini menyumbang 2-10 dari semua tumor kelenjar parotid. Berbeda dengan adenoma pleomorIik, lebih sering pada pria kulit putih yang lebih tua dan yang paling mungkin bilateral pada 10 kasus. 14
KOMPLIKASI OPERASI 1. Cedera pada nervus Iasialis, 2. Hematoma 3. InIeksi 4. Frey`s Syndrome Berkeringat dan sakit dikulit bekas operasi pada saat makan, sebab regenerasi parasimpatik serabutmotorik dari cabang aurikulotemporalis ke kelenjar parotis,ke dalamserabut syaraI kulit. Oleh karena itu, ada 'cross innervations dari keringat. Dianjurkan sewaktu operasi, cabang aurikulotemporalis diidentiIikasi dan direseksi sejauh mungkin. 5. Salivary Iistula 15