You are on page 1of 9

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

ASUHAN KEPERAWATAN INFEKSI KULIT


Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur Mata Kuliah
Keperawatan Medikal Bedah III
Dosen Pembimbing: Atyanti Isworo, M.Kep, Sp.KMB



OLEH :
Ahmad Hasan G1D008078
Wahyu Utami G1D008081
Liya Alifah G1D008084
Aldi Maswihardo G1D008086
Nur Tri Widodo G1D008093
Taufik Hidayat G1D008097

Kelas : A2


KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS 1ENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
1URUSAN KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2011

InIeksi pada kulit dapat disebabakan oleh 3 penyebab:
1. InIeksi bakteri (pioderma)
a. KlasiIikasi inIeksi bakteri
InIeksi bakteri dapat terjadi baik secara primer maupun sekunder.
1) InIeksi primer, ciri-cirinya: terjadi pada kulit normal, gambaran klinis tertentu,
penyebab satu macam mikroorganisme
2) InIeksi kulit sekunder, ciri-cirinya: telah ada penyakit kulit sebelumnya, gambaran
klinis tidak khas, disebut impetigenisata, contohnya: skabies impetigenisata
b. Jenis inIeksi bakteri
1) Impetigo
2) Folikulitis
Merupakan radang pada Iolikel ranbut, yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus.
ManiIestasi klinis penyakit ini berupa papula atau pustule tunggal atau multiple yang
muncul di dekat Iolikel rambut. Penyakit ini terjadi pada daerah janggut, aksila, batang
tubuh, tungkai, aksila, dan bokong.
3) Furunkel/karbunkel
Merupakan inIlamasi akut yang timbul dalam pada satu atau lebih Iolikel rambut dan
menyebar ke lapisan dermis ke sekitarnya. InIeksi ini disebabkan oleh Staphylococcus
aureus. ila inIeksi terjadi oleh satu bakteri disebut Iurunkel. Kumpulan Iurunkel
disebut dengan karbunkel. ManiIestasi klinis dari penyakit ini adalah terdapat nodus
erimatosa, kerucut, ditengah ada pustule. Furunkel bermula dari jerawat kecil, merah,
menonjol dan sakit. akteri penginIeksi ini menimbulkan nekrosis pada jaringan tubuh
yang diserangnya. Terbentuknya bagian tengah bisul yang khas terjadi beberapa
kemudian yang berwarna kuning atau hitam.
c. Penatalaksanaan
1) Menjaga lokalisasi inIeksi agar tidak sampai ruptur dan tidak memijat bagian yang terinIeksi.
2) Terapi antibiotik sistemik yang dipilih berdasarkan sensitivitas
3) Perawatan suportiI dengan memberikan cairan inIuse, kompres basah dan hangat untuk
meningkatkan vaskularisasi serta mempercepat kesembuhan Iurunkel dan karbunkel. Kulit
disekitar dibersihkan menggunakan sabun antibakteri dan diolesi antibiotik.
4) Ekstraksi. Merupakan tindakan insisi kecil dengan skapel akan mempercepat kesmbuhan
karena tegangan akan berkurang dan evakuasi pus serta jaringan nekrotik secara langsung.
5) Tindakan antiinIeksi. Penggantian kasa serta penggunaan APD diperhatikan untuk menjaga
luka tetap steril.
6) Pendidikan kesehatan pada pasien untuk perawatan penyakit di rumah.

2. InIeksi virus
a. Jenis penyakit inIeksi kulit yang diakibatkan oleh virus, yaitu:
1) Herpes zoster (shingles, cacar monyet)
Penyakit ini merupakan kelainan inIlamatorik viral dimana virus penyebabnya
menimbulkan erupsi vesikuler yang nyeri di sepanjang distribusi saraI sensorik dari
satu atau lebih ganglion posterior. InIeksi ini disebabkan oleh virus varisela-zoster.
ManiIestasi klinis penyakit ini adalah erupsi yang didahului oleh rasa nyeri yang
bersiIat membakar/panas, tajam (seperti tersayat), atau perasaan pegal atau gatal dan
nyeri tekan pada lesi yang terjadi. Awal mula timbulnya penyakit ini berupa vesikel
yang berkelompok, dan kulit tampak merah dan membengkak. Vesikel yang dini
mengandung serum, dan menjadi purulen kemudian mengalami rupture dan
membentuk krusta.
2) Herpes simpleks
Herpes simpleks disebabkan oleh herpes virus hominis (HSV). InIeksi ini biasanya
menyerang muka, oral dan genital. ManiIestasi klinis penyakit ini berupa bula dan
nyeri pada membrane mukosa, iritasi, dan kekuningan pada kulit. Gejala yang timbul,
meliputi nyeri, inIlamasi dan kemerahan pada kulit (eritema) dan diikuti dengan
pembentukan gelembung-gelembung yang berisi cairan. Cairan bening tersebut
selanjutnya dapat berkembang menjadi pus, diikuti dengan pembentukan keropeng
atau kerak (scab).
3) Kutil (wart)
Kutil merupakan neoplasma jinak epidermis yang disebabkan oleh virus dari
kelompok human papilomavirus (HPV). Terdapat sejumlah strain pada HPV yang
menimbulkan beberapa macam bentuk klinis. Kutil merupakan jaringan kulit yang
tumbuh sehingga permukaan kulit menjadi timbul dan kasar. Umumnya, ukuran kutil
sebesar kacang hijau atau kacang kedelai, berwarna agak kekuningan, dan tidak gatal.
Kutil dapat tumbuh di mana saja, seperti di telapak kaki, tangan, siku, lutut, punggung,
dan wajah. Penyebab Disebabkan oleh inIeksi virus yang merangsang pertumbuhan
sel-sel lapisan kulit luar dengan cepat. Kutil dapat menyebar, baik pada bagian tubuh
lain penderita atau pada orang lain.
b. Penatalaksanaan
Tujuan tata laksana herpes adalah untuk meredakan nyeri dan mencegah komplikasi. Nyeri
dikendalikan oleh analgesik, agar nyeri terbentuk pola nyeri yang persisten. Kortikosteroid
diberikan kepada pasien yang berusia ~50 tahun untuk mengurangi insidensi dan durasi
neuralgia postherpetika (nyeri persisten pada saraI yang terkena). Pengobatan steroid
(triamsinolon) direkomendasikan untuk percepatan kesembuhan dan diberikan secara
subkutan sebagai preparat antiinIlamasi di daerah yang terasa nyeri. AsikloIir oral maupun
intravena diberikan untuk menghentikan inIeksi herpes yang lebih meluas. Jika mata
terinIeksi dilakukan rujukan untuk menghindari terjadinya keratitis, uveitis, ulserasi, dan
kebutaan. Pendidikan dan pertimbangan perawatan di rumah perlu diperhatikan, yaitu
dengan ajarkan pasien untuk menggunakan kompres basah atau obat pada lesi dan
mengajarkan teknik cuci tangan dengan benar untuk menghindari penyebaran virus.



3.InIeksi mikotik (Iungus)
InIeksi kulit yang disebabkan oleh jamur yang paling serang menyerang kulit adalah tinea.
Tinea bisa menyerang kepala, badan, lipat paha, kaki dan kuku.
a. Jenis penyakit:
1) Tinea pedis
InIeksi ini sering menjangkit remaja dan dewasa muda. Tinea pedis juga sering
menjangkiti mereka yang mandi di tempat umum dan berenang di kolam renang.
ManiIestasi klinis penyakit ini terlihat sebagai inIeksi akut maupun kronis pada daerah
telapak kaki, celah-celah antara jari kaki. Kuku jari bisa terkena jika inIeksi menjadi
kronik. LimIangitis dan selulitis kadang terjadi jika terdapat superinIeksi bacterial.
Terkadang terlihat inIeksi campuran jamur, bakteri dan ragi. Penatalaksanaan penyakit
ini selama Iase akut dilakukan perendaman bagian yang sakit dengan larutan salin
urowi atau kalium permanganate untuk menghilangkan krusta, skuama serta debris
dan mengurangi inIlamasi.
2) Tinea korporis
Tinea korporis menjangkiti daerah muka, leher, batang tubuh dan ekstremitas. agian
yang terinIeksi akan tampak lesi berbentuk cincin atau lingkaran yang khas.
PenginIeksi penyakit ini jamur varietas hewan yang menginIeksi manusia.
3) Tinea kapitis
Penyakit kulit yang menyerang pada daerah kepala dan batang rambut. Penyakit ini
terlihat seperti sebuah bercak bundar yang berwarna merah dan bersisik. Rambut yang
terserang jamur ini menjadi rapuh dan patah di dekat permukaan kulit kepala sehingga
menampakkan kebotakan.
4) Tinea kruris (Jock itch/penyakit jamur lipat paha)
InIeksi jamur yang menyerang lipat paha dan dapat meluas ke paha bagian dalam dan
daerah pantat. InIeksi ini umunya disertai dengan tinea pedis. Penyakit ini paling
sering terjadi pada pelari muda, orang gemuk, dan orang yang mengenakan pakaian
dalam yang ketat.
5) Tinea unguium
InIeksi jamur yang menyerang kuku jari kaki dan kuku jari tangan. Penyakit ini
disebabkan oleh spesies Trichophyton (T. rubrum, T mentagrophytes) atau Candida
albicans. Kuku yang terinIeksi jamur ini menjadi tebal, rapuh dan tidak mengkilap.
Kemudian akan tertimbun debris pada ujung-bebas kuku, dan akhirnya lempeng kuku
akan terlepas dan bisa menjadi hancur.
b. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diberikan obat antiIungus topical diberikan pada inIeksi yang bersiIat
local sedangkan maupun oral (griseoIulvin) dapat diberikan pada inIeksi yang bersiIat
sistemik. Pendidikan pasien dapat diberikan dengan menganjurkannya hygiene
perseorangan dan menjaga kulit daerah yang terinIeksi tetap kering. Daerah lipatan kulit
harus selalu dalam keadaan kering.
Patofisiologi

















InIeksi bakteri InIeksi virus InIeksi jamur
Furunkel Impetigo Folikuliti
s
jerawat kecil,
merah, menonjol
dan sakit
Macula kecil,
merah
Vesikel yang
diskrit
krusta
Terbentuk
tengah bisul
Lesi
Papula
atau
pustul
Herpes
zoster
InIeksi herpes
zoster
Reaksi
inIlamasi
Vesikel merah,
membengkak
Kutil
Nodul
Herpes
simplek
s
Nyeri, inIlamasi,
kemerahan
bula
Keropeng
(scab)
Pustul
Kurangnya
personal Hygiene
InIeksi tinea
Gatal, nekrosis
ercak bundar
warna merah
Kerusakan intergritas
kulit
Gangguan citra
tubuh
Nyeri akut
Kurang
pengetahuan
InIeksi kulit
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas pasien
Identitas pasien terdiri dari nama, jenis kelamin, umur, tempat tinggal.
b. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan meliputi alergi kulit,reaksi alergi terhadap makanan, obat, serta zat kimia, masalah kulit sebelumnya,
nama kosmetika, sabun sampho atau produk hygiene personal lainnya yang digunakan misalnya berkaitan dengan masalah
kulit yang terjadi setelah memakai produk. Tanyakan mengenai tanda dan gejala, lokasi, durasi nyeri, gatal-gatal ruam atau
gangguan rasa nyaman lainnya yang dialamai pasien.
c. Pemeriksaan Iisik
Inspeksi dan palpasi dan pemeriksaan secara head to toe melibatkan seluruh area kulit termasuk membrane mukosa kulit
kepala dan kuku. Tampilan umum kulit dikaji dengan mengamati warna, suhu, kelembaban, kekeringan tekstur kulit, lesi,
vaskularitas, kondisi rambut serta kuku, turgor kulit, edema, dan elastisitas kulit. Kaji adanya eritema (kemerahan pada
kulit), ruam, sianosisis, hidrasi.

2. DIAGNOSA
a. Kerusakan intregitas kulit berhubungan dengan agen biologi(jamur, virus dan bakteri)
b. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
c. Nyeri berhubungan dengan agen (bologis :kerusakan kulit)
d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan terhadap sumber inIormasi
Diagnose Tujuan Intervensi rasional
Kerusakan
intregitas kulit
berhubungan
dengan agen
biologi(jamur,
virus dan
bakteri)
setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 3x24jam
diharapkan:
dapat mengidentiIikasi
Iactor-Iaktor penyebab
luka
mengidentiIikasi rasional

IdentiIikasi perkembangan
luka atau area yang sakit
Jadwalkan pengobatan dan
aktivitas perawatan untuk
memberikan periode istirahat
tidaak terganggu

Mencegah luka atau area yang sakit
semakin meluas
Meningkatkan toleransi pasien terhadap
aktivitas
Mencegah semakin parahnya dan
mempercepat penyambuhan luka.
pencegahan tindakan
berpatisipasi dalam
rencana pengobatan
untuk meningkatkan
penyembuhan
menunjukkan
penyembuhan pada area
yang sakit
menunjukkan regenerasi
jaringan

Kurangai atau hilangkan
Iaktor-Iaktor yang mempengaruhi
berkembangnya atau meluasnya
luka.
Konsultasikan dengan
perawat spisialis atau dokter.
Lakukan penyuluhan
kesehatan (intruksikan individu
dan keluarga cara-cara perawatan
luka,ajarkan pentingnya
kebersihan kulit dan nutrisi yang
optimum,rujuk ke bagian
perawatan jika perlu bantuan
tambahan di rumah sakit)
Memungkinkan pemelihan terpi lanjutan
jika ada komplkikasi dan pemberhentian
program medikamentosa.
Untuk memberikan inIormasi tentang
kondisi-kondisi uyang menunjang
penyembuhan luka.


Gangguan
citra tubuh
berhubungan
dengan
Setelahilakukan asuhan
keperawatan selama 3x24jam
diharapkan :
Menyatakan dan
menunjukkan
penerimaan atas
penampilan
Menunjukkan keinginan
dan kemampuan untuk
melakukan perawatan
diri/tanggungjawab
terhadap peran
icara dengan keluarga
dan orang terdekat
tentang situasi,

Menciptakan hubungan saling
percaya antar klien-perawat.
Tingkatkan interaksi sosial
(dorong melakukan
aktivitas,dorong keluarga untuk
menerima keadaan,beri
kesemptana untuk berbagi
pengalaman)
erikan harapan dalam
parameter situasi individu,
jangan memberikan keyakinan
yang salah.

Agar dalam proses terapi dapat
mencapai tujuan yang ditagetkan dan
kesembuhan luka.
Supaya terjalin komunikasi terapeutik
yang baik antara klien dan pasien
Meningkatkan perilaku positiI dan
memberikan untuk menyusun tujuan dan
rencana untuk masadepan berdasar
realitas





perubahan yang terjadi
Nyeri akut
berhubungan
dengan
kerusakan
kulit
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 3x24jam
diharapkan :
Melaporkan nyeri
berkurang/terkontrol
Menunjukkan ekspresi
wajah/postur tubuh rileks
erpartisipasi dalam
aktivitas dan
tidur/istirahat dengan
tepat

Kaji Iaktor yang menurunkan
toleransia nyeri
Kurangi atau hilangkan Iactor
yang meningkatkan pengalaman
nyeri
Kaji pengalaman nyeri
Lakukan penyuluhan kesehatan
seperti relaksasi,distraksi atau
massage

Mencegah agar skala nyerinya tidak
bertambah,tetapi semakin berkurang
agar mekanisme kping klien terhadap
nyeri bersiIat positiI

memudahkan dalam mengidentiIikasi
nyeri
untuk mengalihkan klien terhadap
respon nyeri dan mengurangi rasa nyeri
Kurang
pengetahuan
berhubungan
dengan
kurang
pajanan
terhadap
sumber
inIormasi
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 3x24jam
diharapkan :
menyatakan pemahaman
kondisi, prognosisi, dan
pengobatan.
Melakukan engan benar
tindakan tertentu dan
menjelaskan alasan
tindakan.
Melakukan peerubahan
pola jidup tertentu dan
berpartisiasi dalam
program pengobatan
Kaji ulang prognosisi dan
harapan yang akan datng.
Diskusikan harapan pasien
untuk kembali kerumah, bekerja
dan beraktivitas normal.
Diskusikan perawatan kulit
yang terinIeksi
jelaskan proses jaringan parut
dan perlunya untuk penggunaan
obat kulit terinIeksi
kaji ulang pengobatan, termasuk
tujuan, dosis, ruta dan eIek
samping yang diharapkan.
Memberikan dasar pengetahuan dimana
pasien dapat membuat pilihan
berdasarkan inIormasi.
Pasien seringkali mengalami kesulitan
memutuskan pulang, yang
mempengaruhi keberhasilan menilai
tindakan hidup normal.
Meningkatkan pengetahuan klien
mengenai perawatan kulit yang baik.
Memberiakan pengetahuan bagaimana
akibat pasca kulit terinIeksi.
Pengulangan memungkinkan
kesempatan untuk bertanya dan
meyakinkan pemahaman yang akurat.

You might also like