You are on page 1of 40

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN RETARDASI

MENTAL
TUJUAN
Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan:
1. DeIinisi, etiologi, gejala, pemeriksaan penunjang dari masalah
retardasi mental (RM) pada anak
2. Pengkajian pada anak RM
3. Diagnosis yang muncul pada anak RM
4. Intervensi yang dilakukan pada anak RM
5. Evaluasi

PENDAHULUAN :
RM masalah dunia, implikasi besar pada negara berkembang
O Angka pengangguran 50-70
Angka kejadian RM 1-3 , kriteria :
O RM ringan : 80-90
O RM sedang : 12
O RM berat : 7
O RM sangatberat : 1

RETARDASI MENTAL
Definisi :
O emampuan mental yang tidakmencukupi (WHO)
O $uatu keadaan yang ditandai dengan Is. Intelektual berada
dibawah normal, timbulpada masa perkembangan/dibawah usia
18 tahun, berakibat lemahnya proses belajar dan adaptasi sosial
(D.$.M/Budiman M, 1991)

American Association on Mental Retardation (AAMR) 1992 :
Kelemahan/ketidakmampuan kognitif muncul pada masa kanak-
kanak (sbl 18 tahun) ditandai dengan fs.

kecerdasan dibawah normal ( IQ 70-75 atau kurang), dan
disertai keterbatasan lain pada sedikitnya dua area

berikut : berbicara dan berbahasa; ketrampilan merawat diri,
ADL; ketrampilan sosial; penggunaan sarana

masyarakat; kesehatan dan keamanan; akademik fungsional;
bekerja dan rileks, dll


Etiologi :
Organik
O aktorprekonsepsi : kelainankromosom (trisomi 21/Down
syndrom)
O aktor prenatal : kelainanpetumbuhanotakselamakehamilan
(inIeksi, zatteratogendan toxin, disIungsiplasenta)
O aktorperinatal : prematuritas, perdarahanintrakranial, asphyxia
neonatorum, dll
O aktor postnatal : inIeksi, trauma,
gangguanmetabolik/hipoglikemia, malnutrisi
Non organik
O emiskinandanklgtidakharmonis
O $osialkultural
O Interaksianakkurang
O Penelantarananak

aktor lain : eturunan; pengaruh lingkungan dan kelainan mental
lain (15-20 ; AAP, 1984)
ManiIestasi klinis :
- Ggn. ognitiI
- Lambatnya ketrampilan dan bahasa
- Gagal melewati tahap perkembangan utama
- emungkinan lambatnya pertumbuhan
- emungkinan tonus otot abnormal
- Terlambatnya perkembangan motorik halus dan kasar


Uji laboratorium dan Diagnostik :
- Uji inteligensi standar ( $tanford Binet, Weschler, Bayley $cales of
Infant Development, dll)
- Uji perkembangan seperti Denver II
- Pengukuran s. AdaptiI ('ineland Adaptif Behavior $cales, $chool
editin of the adaptive Behavior $cales, dll)

Penatalaksanaan Medis :
1.Psikostimulan untuk anak yang menunjukkan gangguan
konsentrasi/hiperaktiI
2.Obat Psikotropika (untuk anak dengan perilaku yg membahayakan diri)
3.Antidepresan, dll
Reaksi orangtua :
O DISINTEGRASI : $yok, malu, rasa bersalah,
kecewa,menyalahkandokter, mencarikeajaiban
O PENYESUAIAN DIRI : Ambivalent, mencari usaha
menenangkan diri
O REINTEGRASI : BerIungsi eIektiI, berpikir realistik, buat
program bagi anaknya, dll
Rehabilitasi
O Pendidikandanlatihan : Dimasukkanke $LB untuk RM
ringandansedang
O Perawatandalampantiperawatan
O Rehabilitasikerja
O Penerimaananak agar merasaberarti :
PenolakananakmeyebabkanIrustasi, murung, benci, nakal, dll
Pencegahan
O Imunisasibagianakdanibu sebelumkehamilan
O onselingperkawinan
O Pemeriksaankehamilanrutin
O Nutrisi yang baik
O Persalinanolehtenagakesehatan
O Memperbaikisanitasidangiziklg
O Pendidikankesehatanmengenaipolahidupsehat
O Program mengentaskankemiskinan, dll

PRO$E$ EPERAWATAN
PENGAJIAN :
W Tanda dan gejala :
O Mengenali sindrom seperti adanya DW atau mikrosepali
O Adanya kegagalan perkembangan yang merupakan indikator
RM seperti anak RM berat biasanya mengalami kegagalan
perkembangan pada tahun pertama kehidupannya, terutama
psikomotor; RM sedang memperlihatkan penundaan pada
kemampuan bahasa dan bicara, dengan kemampuan motorik
normal-lambat, biasanya terjadi pada usia 2-3 tahun; RM
ringan biasanya terjadi pada usia sekolah dengan
memperlihatkan kegagalan anak untuk mencapai kinerja yang
diharapkan.
O Gangguan neurologis yang progresiI

W Tingkatan/klasiIikasi RM (APA dan aplan; $adock dan Grebb,
1994)
1. Ringan ( IQ 52-69; umur mental 8-12 tahun)
arakteristik :
O Usia presekolah tidak tampak sebagai anak RM, ttp terlambat
dalam kemampuan berjalan, bicara , makan sendiri, dll
O Usia sekolah, dpt melakukan ketrampilan, membaca dan
aritmatik dg pdd khusus, diarahkan pada kemampuan aktivitas
sosial.
O Usia dewasa, melakukan ketrampilan sosial dan vokasional,
diperbolehkan menikah tdk dianjurkan memiliki anak.
etrampilan psikomotor tdk berpengaruh kecuali koordinasi.
2. $edang ( IQ 35- 40 hingga 50 - 55; umur mental 3 - 7 tahun)
arakteristik :
O Usia presekolah, kelambatan terlihat pada perkembangan
motorik, terutama bicara, respon saat belajar dan perawatan diri.
O Usia sekolah, dpt mempelajari komunikasi sederhana, dasar
kesehatan, perilaku aman, serta ketrampilan mulai sederhana,
Tdk ada kemampuan membaca dan berhitung.
O Usia dewasa, melakukan aktivitas latihan tertentu,
berpartisipasi dlm rekreasi, dpt melakukan perjalanan sendiri ke
tempat yg dikenal, tdk bisa membiayai sendiri.

3. Berat ( IQ 20-25 s.d. 35-40; umur mental 3 tahun)
arakteristik :
O Usia prasekolah kelambatan nyata pada perkembangan motorik,
kemampuan komunikasi sedikit bahkan tidak ada, bisa berespon
dalam perawatan diri tingkat dasar spt makan.
O Usia sekolah, gangguan spesiIik dlm kemampuan berjalan,
memahami sejumlah komunikasi/berespon, membantu bila
dilatih sistematis.
O Usia dewasa, melakukan kegiatan rutin dan aktivitas berulang,
perlu arahan berkelanjutan dan protektiI lingkungan,
kemampuan bicara minimal, meggunakan gerak tubuh.

4. $angat Berat ( IQ dibawah 20-25; umur mental seperti bayi)
arakteristik :
O Usia prasekolah retardasi mencolok, Is. $ensorimotor minimal,
butuh perawatan total.
O Usia sekolah, kelambatan nyata di semua area perkembangan,
memperlihatkan respon emosional dasar, ketrampilan latihan
kaki, tangan dan rahang. Butuh pengawas pribadi. Usia mental
bayi muda.
O Usia dewasa, mungkin bisa berjalan, butuh perawatan total,
biasanya diikuti dengan kelainan Iisik.

LA$IIA$I MENURUT PAGE :
O -Idiot (IQ dibawah 20; umur mental dibawah 3 tahun)
O -Imbisil (IQ antara 20-50, umur mental 3-7,5 tahun)
O -Moron ( IQ 50-70, umur mental 7,5-10,5 tahun)

Pemeriksaan Iisik :

O epala : Mikro/makrosepali, plagiosepali
(btkkepalatdksimetris)
O Rambut : Pusarganda, rambutjarang/tdkada, halus,
mudahputusdancepatberubah
O Mata : mikroItalmia, juling, nistagmus, dll
O Hidung : jembatan/punggunghidungmendatar, ukurankecil,
cupingmelengkungkeatas, dll
O Mulut : bentuk 'V yang terbalikdaribibiratas, langit-
langitlebar/melengkungtinggi
O Geligi : odontogenesis yang tdk normal
O Telinga : keduanyaletakrendah; dll
O Muka : panjangIiltrum yang bertambah, hipoplasia
O Leher : pendek; tdkmempunyaikemampuangeraksempurna
O Tangan : jaripendekdantegapataupanjangkecilmeruncing,
ibujarigemukdanlebar, klinodaktil, dll
O Dada & Abdomen : tdpbeberapa putting, buncit, dll
O Genitalia : mikropenis, testis tidakturun, dll
O aki : jari kaki salingtumpangtindih, panjang &
tegap/panjangkecilmeruncingdiujungnya, lebar, besar, gemuk


Pemeriksaan penunjang
O Pemeriksaankromosom
O Pemeriksaanurin, serum atau titer virus
O Test diagnostikspt : EEG, CT $can
untukidentiIikasiabnormalitasperkembanganjaringanotak, injury
jaringanotakatau trauma yang mengakibatkanperubahan.


DIAGNO$I$ EPERAWATAN :
O [Gangguanpertumbuhandanperkembanganb.dkelainanIs.
ognitiI
O [Gangguankomunikasi verbal b.dkelainanIs, kognitiI
O [Risikocederab.d.
perilakuagresiI/ketidakseimbanganmobilitasIisik
O [Gangguaninteraksisosialb.d. kesulitanbicara
/kesulitanadaptasisosial
O [Gangguanproseskeluargab.d. memilikianak RM
O [DeIisitperawatandirib.d.
perubahanmobilitasIisik/kurangnyakematanganperkembangan
O [dll


INTERVEN$I :
1.aji Iaktor penyebab gangguan perkembangan anak
2.IdentiIikasi dan gunakan sumber pendidikan untuk memIasilitasi
perkembangan anak yang optimal.
3.Berikan perawatan yang konsisten
4.Tingkatkan komunikasi verbal dan stimulasi taktil
5.Berikan intruksi berulang dan sederhana
6.Berikan reinIorcement positiI atas hasil yang dicapai anak
7.Dorong anak melakukan perawatan sendiri
8.Manajemen perilaku anak yang sulit
9.Dorong anak melakukan sosialisasi dengan kelompok
10.Ciptakan lingkungan yang aman

PENDIDIAN PADA ORANGTUA :
1.Perkembangan anak untuk tiap tahap usia
2.Dukung keterlibatan orangtua dalam perawatan anak
3.Bimbingan antisipasi dan manajemen menghadapi perilaku anak yang sulit
4.InIormasikan sarana pendidikan yang ada dan kelompok, dll
HASIL YG DIHARAPKAN :
-Anak berIs. Optimal sesuai tingkatannya
-lg dan anak mampu menggunakan koping thd tantangan karena adanya
ketidakmampuan
-lg mampu mendapatkan sumber-sumber sarana komunitas


Askep Retardasi Mental
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Retardasi mental merupakan masalah dunia dengan implikasi yang
besar terutama bagi Negara berkembang. Diperkirakan angka
kejadian retardasi mental berat sekitar 0,3 dari seluruh populasi dan
hampir 3 mempunyai IQ dibawah 70.$ebagai sumber daya manusia
tentunya mereka tidak bias dimanIaatkan karena 0,1 dari anak-anak
ini memerlukan perawatan, bimbingan serta pengawasan sepanjang
hidupnya.($waiman , 1989).Prevalensi retardasi mental sekitar 1
dalam satu populasi. Di indonesia 1-3 persen penduduknya
menderita kelainan ini. Insidennya sulit di ketahui karena retardasi
metal kadang-kadang tidak dikenali sampai anak-anak usia
pertengahan dimana retardasinya masih dalam taraI ringan. Insiden
tertinggi pada masa anak sekolah dengan puncak umur 10 sampai 14
tahun. Retardasi mental mengenai 1,5 kali lebih banyak pada laki-laki
dibandingkan dengan perempuan.
$ehingga retardasi mental masih merupakan dilema, sumber
kecemasan bagi keluarga dan masyarakat. Demikian pula dengan
diagnosis, pengobatan dan pencegahannya masih merupakan masalah
yang tidak kecil.
B. Permasalahan
1. Bagaimana konsep teori retardasi mental?
2. Bagamana pula memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan retardasi mental?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep teori retardasi mental pada anak.
2. Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan retardasi
mental.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Retardasi Mental
RM menurut American Association on Mental Retardation
(AAMR) 1992 : elemahan/ketidakmampuan kognitiI muncul pada
masa kanak-kanak (sbl 18 tahun) ditandai dengan Is. kecerdasan
dibawah normal ( IQ 70-75 atau kurang), dan disertai keterbatasan
lain pada sedikitnya dua area berikut : berbicara dan berbahasa;
ketrampilan merawat diri, ADL; ketrampilan sosial; penggunaan
sarana masyarakat; kesehatan dan keamanan; akademik Iungsional;
bekerja dan rileks, dll.
$edangkan menurut WHO,retardasi mental adalah kemampuan
mental yang tidak mencukupi.
Retradasi mental adalah suatu keadaan yang ditandai dengan fs.
Intelektual berada dibawah normal, timbul pada masa
perkembangan/dibawah usia 18 tahun, berakibat lemahnya proses
belafar dan adaptasi sosial (D.$.M/Budiman M, 1991)
Menurut Crocker AC 1983, retardasi mental adalah apabila jelas
terdapat Iungsi iritelegensi yang rendah, yang disertai adanya kendala
dalam penyesuaian perilaku, dan gejalanya timbul pada masa
perkembangan. $edangkan menurut Melly Budhiman, seseorang
dikatakan retardasi mental, bila memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. ungsi intelektual umum dibawah normal
2. Terdapat kendala dalam perilaku adaptiI social
3. Gejalanya timbul dalam masa perkembangan yaitu dibawah usia 18
tahun.
Retardasi Mental sering disepadankan dengan istilah-istilah, sebagai
berikut:
1. emah Pikiran ( feeble-minded)
2. Terbelakang Mental (Mentally Retarded)
3. Bodoh atau Dungu (Idiot)
4. Pandir (Imbecile)
5. Tolol (moron)
6. Oligofrenia (Oligophrenia)
7. Mampu Didik (Educable)
8. Mampu atih (Trainable)
9. Ketergantungan Penuh (Totally Dependent) atau Butuh Rawat
10. Mental $ubnormal
11. Defisit Mental
12. Defisit Kognitif
13. Cacat Mental
14. Defisiensi Mental
15. Gangguan Intelektual
Jadi, Retradasi mental adalah suatu gangguan heterogen yang
terdiri dari gangguan Iungsi intelektual dibawah rata-rata dan dan
gangguan dalam keterampilan adaptiI yang ditemukan sebelum orang
berusia 18 tahun.
B. Etiologi
Adanya disIungsi otak merupakan dasar dari retardasi mental.
Untuk mengetahui adanya retardasi mental perlu anamnesis yang
baik, pemeriksaan Iisik dan laboratorium. Penyebab dari retardasi
mental sangat kompleks dan multiIaktorial. Walaupun begitu terdapat
beberapa Iaktor yang potensial berperanan dalam terjadinya retardasi
mental seperti yang dinyatakan oleh TaIt LT (1983) dan $honkoII JP
(1992) dibawah ini.
1. Organik

a. aktor prekonsepsi : kelainan kromosom (trisomi 21/Down
syndrome dan Abnormalitas single gene (penyakit-penyakit
metabolik, kelainan neurocutaneos, dll.)
b. aktor prenatal : kelainan petumbuhan otak selama kehamilan
(inIeksi, zat teratogen dan toxin, disIungsi plasenta)
c. aktor perinatal : prematuritas, perdarahan intrakranial, asphyxia
neonatorum, Meningitis, elainan metabolik:hipoglikemia,
hiperbilirubinemia, dll
d. aktor postnatal : inIeksi, trauma, gangguan
metabolik/hipoglikemia, malnutrisi, CVA (Cerebrovascularaccident) -
Anoksia, misalnya tenggelam
2. Non organik
a. emiskinan dan klg tidak harmonis
b. $osial kultural
c. Interaksi anak kurang
d. Penelantaran anak
3. aktor lain : eturunan; pengaruh lingkungan dan kelainan mental
lain (15-20 ; AAP, 1984)
C. lasiIikasi
Menurut nilai IQ-nya, maka intelegensi seseorang dapat
digolongkan sebagai berikut (dikutip dari $waiman 1989):
Nilai IQ :
1. $angat superior 130 atau lebih
2. $uperior 120-129
3. Diatas rata-rata 110-119
4. Rata-rata 90-110
5. Dibawah rata-rata 80-89
6. Retardasi mental borderline 70-79
7. Retardasi mental ringan (mampu didik) 52-69
8. Retardasi mental sedang (mampu latih ) 36-51
9. Retardasi mental berat 20-35
10. Retardasi mental sangat berat dibawah 20
Yang disebut retardasi mental apabila IQ dibawah 70, retardasi
mental tipe ringan masih mampu didik, retardasi mental tipe sedang
mampu latih, sedangkan retardasi mental tipe berat dan sangat berat
memerlukan pengawasan dan bimbingan seumur hidupnya. Bila
ditinjau dari gejalanya, maka Melly Budhiman membagi:
1. Tipe klinik

Pada retardasi mental tipe klinik ini mudah dideteksi sejak dini,
karena kelainan Iisis maupun mentalnya cukup berat. Penyebabnya
sering kelainan organik. ebanyakan anak ini perlu perawatan yang
terus menerus dan kelainan ini dapat terjadi pada kelas sosial tinggi
ataupun yang rendah. Orang tua dari anak yang menderita retardasi
mental tipe klinik ini cepat mencari pertolongan oleh karena mereka
melihat sendiri kelainan pada anaknya
2. Tipe sosio budaya
Biasanya baru diketahui setelah anak masuk sekolah dan ternyata
tidak dapat mengikuti pelajaran. Penampilannya seperti anak normal,
sehingga disebut juga retardasi enam jam. arena begitu rnereka
keluar sekolah, mereka dapat bermain seperti anakanak yang normal
lainnya. Tipe ini kebanyakan berasal dari golongan sosial ekonomi
rendah. Para orang tua dari anak tipe ini tidak melihat adanya
ketainan pada anaknya, mereka mengetahui kalau anaknya retardasi
dari gurunya atau dari psikolog, karena anaknya gagal beberapa kali
tidak naik kelas. Pada urnumnya anak tipe ini mempunyai taraI IQ
golongan borderline dan retardasi mental ringan.
Klasifikasi Menurut Page :
1. Idiot (IQ dibawah 20; umur mental dibawah 3 tahun)
2. Imbisil (IQ antara 20-50, umur mental 3-7,5 tahun)
3. Moron ( IQ 50-70, umur mental 7,5-10,5 tahun)

Tabel Derajat Retradasi Mental
Derajat
RM
IQ Usia Prasekolah
(0-5 tahun)
Usia $ekolah
(0-21 tahun)
Usia Dewasa
(~21 tahun)
$angat
berat


20



Retradasi jelas



Beberapa
Perkembangan
motorik dapat
berespon namun
Perkembangan
motorik dan
bicara sangat
terbatas

Berat





$edang







Ringan
20-
23





35-
49







50-
69
Perkembangan
motorik yang
miskin




Dapat berbicara
atau belajar
berkomunikasi,
ditangani
dengan
pengawasan
sedang



Dapat
mengembangkan
keterampilan
social dan
komunikasi,
retradasi
minimal
terbatas

Dapat bicara atau
berkomunikasi
namun latuhan
kejujuran tidak
bermanIaat


Latihan dalam
keterampilan
social dan
pekerjaan dapat
bermanIaat, dapat
pergi sendiri
ketempat yang
telah dikenal


Dapat belajar
keterampilan
akademik sampai
kelas 6 $D

Dapat
berperan
sebagian
dalam
pemeliharaan
diri sendiri
dibawah
pengawasan
ketat

Dapat bekerja
sendiri tanpa
dilatih namun
perlu
pengawasan
terutama jika
berada dalam
stress

Biasanya
dapat
mencapai
keterampilan
social dan
kejujuran
namun perlu
bantuan
terutama bila
stres
D. ManiIestasi linik
Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai
beberapa kelainan Iisik yang merupakan stigmata kongenital, yang
kadang-kadang gambaran stigmata mengarah kesuatu sindrom
penyakit tertentu. Dibawah ini beberapa kelainan Iisik dan gejala
yang sering disertai retardasi mental, yaitu ($waiman, 1989):
1. elainan pada mata
2. ejang
3. elainan kulit
4. elainan rambut
5. epala
6. Perawakan pendek
7. Distonia
$edangkan gejala dari retardasi mental tergantung dari tipenya, adalah
sebagai berikut:
1. Retradasi Mental Ringan
eterampilan social dan komunikasinya mungkin adekuat dalam
tahun-tahun prasekolah. Tetapi saat anak menjadi lebih besar, deIicit
koognitiI tertentu seperti kemampuan yang buruk untuk berpikir
abstrak dan egosentrik mungkin membedakan dirinya dari anak lain
seusianya.
2. Retradasi Mental $edang
eterampilan komunikasi berkembang lebih lambat. Isolasi social
dirinya mungkin dimulai pada usia sekolah dasar. Dapat dideteksi
lebih dini jika dibandingkan retradasi mental ringan.
3. Retradasi Mental Berat
Bicara anak terbatas dan perkembangan motoriknya buruk. Pada
usia prasekolah sudah nyata ada gangguan. Pada usia sekolah
mungkin kemampuan bahasanya berkembang. Jika perkembangan
bahasanya buruk, bentuk komunikasi nonverbal dapat berkembang.
4. Retradasi Mental $angat Berat
eterampilan komunikasi dan motoriknya sangat terbatas. Pada
masa dewasa dapat terjadi perkembangan bicara dan mampu
menolong diri sendiri secara sederhana. Tetapi seringkali masih
membutuhkan perawatan orang lain.
Terdapat ciri klinis lain yang dapat terjadi sendiri atau menjadi
bagian dari gangguan retradasi mental , yaitu hiperakivitas, toleransi
Irustasi yang rendah, agresi, ketidakstabilan eIektiI , perilaku motorik
stereotipik berulang, dan perilaku melukai diri sendiri.
E. Patofisiologi
Retardasi mental merujuk pada keterbatasan nyata Iungsi hidup
sehari-hari. Retardasi mental ini termasuk kelemahan atau
ketidakmampuan kognitiI yang muncul pada masa kanak-kanak (
sebelum usia 18 tahun ) yang ditandai dengan Iungsi kecerdasan di
bawah normal ( IQ 70 sampai 75 atau kurang ) dan disertai
keterbatasan-keterbatasan lain pada sedikitnya dua area Iungsi adaItiI
: berbicara dan berbahasa , kemampuan/ketrampilan merawat diri,
kerumahtanggaan, ketrampilan sosial, penggunaan sarana-sarana
komunitas, pengarahan diri , kesehatan dan keamanan , akademik
Iungsional, bersantai dan bekerja.
Penyebab retardasi mental bisa digolongkan kedalam prenatal,
perinatal dan pasca natal. Diagnosis retardasi mental ditetapkan secara
dini pada masa kanak-kanak.

. Penatalaksanaan Medis
Terapi terbaik adalah pencegahan primer, sekunder dan tersier.
1. Pencegahan primer adalah tindakan yang dilakukan untuk
menghilangkan atau menurunkan kondisi yang menyebabkan
gangguan. Tindakan tersebut termasuk pendidikan untuk
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat umum, usaha
terus menerus dari proIesional bidang kesehatan untuk menjaga dan
memperbaharui kebijakan kesehatan masyarakat , aturan untuk
memberikan pelayanan kesehatan maternal dan anak yang optimal,
dan eredekasi gangguan yang diketahui disertai kerusakan system
saraI pusat. onseling keluarga dan genetic dapat membantu.
2. Tujuan pencegahan sekunder adalah untuk mempersingkat
perjalanan penyakit.
3. $edangkan pencegahan tersier bertujuan untuk menekan kecacatan
yang terjadi. Dalam pelaksanaanya kedua jenis pencegahan ini
dilakuakn bersamaan, yang meliputi pendidikan untuk anak : terapi
perilaku, kognitiI dan psikodinamika ; pendidikan keluarga; dan
intervensi Iarmakologi. Pendidikan untuk anak harus merupakan
program yang lengkap dan mencakup latihan keterampilan adaptiI,
sosialn, dan kejuruan. $atu hal yang penting dalam mendidik keluarga
tentang cara meningkatkan kopetensi dan harga diri sambil
mempertahankan harapan yang realistic.
Untuk mengatasi perilaku agresiI dan melukai diri sendiri dapat
digunakan naltrekson. Untuk gerakan motorik stereotopik dapat
dipakai antipsikotik seperti haloperidol dan klorpromazin. Perilaku
kemarahan eksplosiI dapat diatasi dengan penghambat beta seperti
propranolol dan buspiron. Adapun untuk gangguan deIicit atensi atau
hiperktivitas dapat digunakan metilpenidat.
G. omplikasi
Menurut Betz, Cecily R (2002) komplikasi retardasi mental
adalah :
1. $erebral palsi
2. Gangguan kejang
3. Gangguan kejiwaan
4. Gangguan konsentrasi / hiperaktiI
5. DeIicit komunikasi
6. onstipasi (karena penurunan motilitas usus akibat obat-
obatan, kurang mengkonsumsi makanan berserat dan cairan).
H. Insiden
Prevalensi retardasi mental sekitar 1 dalam satu populasi.
Di indonesia 1-3 persen penduduknya menderita kelainan ini.4
Insidennya sulit di ketahui karena retardasi metal kadang-kadang
tidak dikenali sampai anak-anak usia pertengahan dimana
retardasinya masih dalam taraI ringan. Insiden tertinggi pada masa
anak sekolah dengan puncak umur 10 sampai 14 tahun. Retardasi
mental mengenai 1,5 kali lebih banyak pada laki-laki
dibandingkan dengan perempuan
I. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan kromosom
2. Pemeriksaan urin, serum atau titer virus
3. Test diagnostik spt : EEG, CT $can untuk identiIikasi abnormalitas
perkembangan jaringan otak, injury jaringan otak atau trauma yang
mengakibatkan perubahan.
J. Pencegahan
1. Imunisasi bagi anak dan ibu sebelum kehamilan
2. onseling perkawinan
3. Pemeriksaan kehamilan rutin
4. Nutrisi yang baik
5. Persalinan oleh tenaga kesehatan
6. Memperbaiki sanitasi dan gizi keluarga
7. Pendidikan kesehatan mengenai pola hidup sehat
8. Program mengentaskan kemiskinan, dll

BAB III
PRO$E$ EPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Data demograIi
a. Identitas lien
b. Identitas Orang tua
2. Riwayat esehatan
a. Tanda dan gejala :
1) Mengenali sindrom seperti adanya mikrosepali
2) Adanya kegagalan perkembangan yang merupakan indikator
RM seperti anak RM berat biasanya mengalami kegagalan
perkembangan pada tahun pertama kehidupannya, terutama
psikomotor; RM sedang memperlihatkan penundaan pada
kemampuan bahasa dan bicara, dengan kemampuan motorik normal-
lambat, biasanya terjadi pada usia 2-3 tahun; RM ringan biasanya
terjadi pada usia sekolah dengan memperlihatkan kegagalan anak
untuk mencapai kinerja yang diharapkan.
3) Gangguan neurologis yang progresiI
4) Tingkatan/klasiIikasi RM (APA dan aplan; $adock dan Grebb,
1994)
a) Ringan ( IQ 52-69; umur mental 8-12 tahun)
arakteristik :
Usia presekolah tidak tampak sebagai anak RM, ttp terlambat
dalam kemampuan berjalan, bicara , makan sendiri, dll
Usia sekolah, dpt melakukan ketrampilan, membaca dan aritmatik,
diarahkan pada kemampuan aktivitas sosial.
Usia dewasa, melakukan ketrampilan sosial dan vokasional,
diperbolehkan menikah tidak dianjurkan memiliki anak. etrampilan
psikomotor tidak berpengaruh kecuali koordinasi.
b) $edang ( IQ 35- 40 hingga 50 - 55; umur mental 3 - 7 tahun)
arakteristik :
Usia presekolah, kelambatan terlihat pada perkembangan motorik,
terutama bicara, respon saat belajar dan perawatan diri.
Usia sekolah, dapat mempelajari komunikasi sederhana, dasar
kesehatan, perilaku aman, serta ketrampilan mulai sederhana, Tidak
ada kemampuan membaca dan berhitung.
Usia dewasa, melakukan aktivitas latihan tertentu, berpartisipasi
dalam rekreasi, dapat melakukan perjalanan sendiri ke tempat yg
dikenal, tidak bisa membiayai sendiri.
c) Berat ( IQ 20-25 s.d. 35-40; umur mental 3 tahun)
arakteristik :
Usia prasekolah kelambatan nyata pada perkembangan motorik,
kemampuan komunikasi sedikit bahkan tidak ada, bisa berespon
dalam perawatan diri tingkat dasar sepeti makan.
Usia sekolah, gangguan spesiIik dlm kemampuan berjalan,
memahami sejumlah komunikasi/berespon, membantu bila dilatih
sistematis.
Usia dewasa, melakukan kegiatan rutin dan aktivitas berulang,
perlu arahan berkelanjutan dan protektiI lingkungan, kemampuan
bicara minimal, meggunakan gerak tubuh.
d) $angat Berat ( IQ dibawah 20-25; umur mental seperti bayi)
arakteristik :
Usia prasekolah retardasi mencolok, Iungsi. $ensorimotor minimal,
butuh perawatan total.
Usia sekolah, kelambatan nyata di semua area perkembangan,
memperlihatkan respon emosional dasar, ketrampilan latihan kaki,
tangan dan rahang. Butuh pengawas pribadi. Usia mental bayi muda.
Usia dewasa, mungkin bisa berjalan, butuh perawatan total,
biasanya diikuti dengan kelainan Iisik.
3. Pemeriksaan Iisik :
a. epala : Mikro/makrosepali, plagiosepali (bentuk kepala tidak
simetris)
b. Rambut : Pusar ganda, rambut jarang/ tidak ada, halus, mudah
putus dan cepat berubah
c. Mata : mikroItalmia, juling, nistagmus, dll
d. Hidung : jembatan/punggung hidung mendatar, ukuran kecil,
cuping melengkung keatas, dll
e. Mulut : bentuk 'V yang terbalik dari bibir atas, langit-langit
lebar/ melengkung tinggi
I. Geligi : odontogenesis yang tidak normal
g. Telinga : keduanya letak rendah; dll
h. Muka : panjang Iiltrum yang bertambah, hipoplasia
i. Leher : pendek; tidak mempunyai kemampuan gerak sempurna
j. Tangan : jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing, ibu
jari gemuk dan lebar, klinodaktil, dll
k. Dada & Abdomen : terdapat beberapa putting, buncit, dll
l. Genitalia : mikropenis, testis tidak turun, dll
m. aki : jari kaki saling tumpang tindih, panjang & tegap/ panjang
kecil meruncing diujungnya, lebar, besar, gemuk.
4. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan kromosom
b. Pemeriksaanurin, serum atau titer virus
c. Test diagnostic sepetti : EEG, CT $can untuk identiIikasi
abnormalitas perkembangan jaringan otak, injury jaringan otak atau
trauma yang mengakibatkan perubahan.
B. Diagnosis eperawatan
1. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d kelainan Iungsi
ognitiI
2. erusakan komunikasi verbal b/d lambatnya keterampilan ekspresi
dan resepsi bahasa.
3. Risiko cedera b/d perilaku agresiI/ koordinasi gerak tidak
terkontrol
4. Gangguan interaksi sosial b/d kesulitan bicara /kesulitan adaptasi
sosial
5. Gangguan proses keluarga b/d memiliki anak RM
6. DeIisit perawatan diri: makan, mandi, berpakaian/ berhias, toileting
b/d ketidakmampuan Iisik dan mental/ kurangnya kematangan
perkembangan.
C. Rencana Intervensi :
1. Dx : Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d kelainan
Iungsi ognitiI
Tujuan : pertumbuhan dan perkembangan berjalan sesuai tahapan
Intervensi :
a. aji Iaktor penyebab gangguan perkembangan anak
b. IdentiIikasi dan gunakan sumber pendidikan untuk memIasilitasi
perkembangan anak yang optimal.
c. Berikan aktivitas stimulasi yang sesuai dengan usia
d. Pantau pola pertumbuhan (tinggi badan, berat badan, lingkar
kepala dan rujuk ke ahli gizi untuk mendapatkan intervensi nutrisi)
2. Dx : kerusakan komunikasi verbal b/d lambatnya keterampilan
ekspresi dan resepsi bahasa.
Tujuan : komunikasi terpenuhi sesuai tahap perkembangan anak.
Intervensi :
a. Tingkatkan komunikasi verbal dan stimulasi taktil
b. Berikan intruksi berulang dan sederhana
c. Beri waktu yang cukup untuk berkomunikasi.
d. Dorong komunikasi terus menerus dengan dunia luar contoh
oran, televises, radio, kalender, jam.
3. Dx : Risiko cedera b/d perilaku agresiI/ koordinasi gerak tidak
terkontrol
Tujuan : menunjukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk
menurunkan Iactor risiko dan untuk melindungi diri dari cedera.
Intervensi :
a. Berikan posisi yang aman dan nyaman.
b. Manajemen perilaku anak yang sulit
c. Batasi aktiIitas yang berlebihan.
d. Ambulasi dengan bantuan ; berikan kamar mandi khusus.
4. Dx : Gangguan interaksi sosial b/d kesulitan bicara /kesulitan
adaptasi social
Tujuan : meminimalkan gangguan interaksi social
Intervensi :
a. Bantu anak dalam mengidentiIikasi kekuatan pribadi
b. Beri pengetahuan terhadap orang terdekat anak mengenai Retardasi
Mental
c. Dorong anak untuk berpartisipasi dalam aktivitas bersama anak-
anak dan keluarga lain
d. Dorong anak mempertahankan hubungan dengan teman-teman
e. Berikan reinIorcement positiI atas hasil yang dicapai anak
5. Dx : Gangguan proses keluarga b/d memiliki anak RM
Tujuan : keluarga menunjukkan pemahaman tentang penyakit anak
dan terapinya
Intervensi :
a. aji pemahaman keluarga tentang penyakit anak dan rencana
perawatan
b. Tekankan dan jelaskan penjelasan tim kesehatan lain tentang
kondisi anak, prosedur dan terapi yang dianjurkan
c. Gunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan pemahaman
keluarga tentang penyakit dan terapinya
d. Ulangi inIormasi sesering mungkin
6. Dx : DeIisit perawatan diri b/d ketidakmampuan Iisik dan mental/
kurangnya kematangan perkembangan.
Tujuan : melakukan perawatan diri sesuai tingkat usia dan
perkembangan anak.
Intervensi :
a. IdentiIikasi kebutuhan akan kebersihan diri dan berikan bantuan
sesuai kebutuhan.
b. IdentiIikasi kesulitan dalam perawatan diri, seperti keterbatasan
gerak Iisik, penurunan kognitiI.
c. Dorong anak melakukan perawatan sendiri
Pendidikan pada orangtua :
a. Perkembangan anak untuk tiap tahap usia
b. Dukung keterlibatan orangtua dalam perawatan anak
c. Bimbingan antisipasi dan manajemen menghadapi perilaku anak
yang sulit
d. InIormasikan sarana pendidikan yang ada dan kelompok, dll
D. Evaluasi
1. Anak berIungsi optimal sesuai tingkatannya.
2. Dapat berkomunikasi dengan baik sesuai usia.
3. Perilaku dan pola hidup anak jauh dari risiko cidera.
4. Anak berpartisipasi dalam aktivitas bersama anak-anak dan
keluarga lain.
5. eluarga menunjukkan pemahaman tentang penyakit anak dan
terapinya.
6. Anak melakukan perawatan diri sesuai tingkat usia dan
perkembangan

BAB IV
PENUTUP
A. esimpulan
Retradasi mental adalah suatu gangguan heterogen yang terdiri dari
gangguan Iungsi intelektual dibawah rata-rata dan dan gangguan
dalam keterampilan adaptiI yang ditemukan sebelum orang berusia
18 tahun.
aktor yang potensial berperanan dalam terjadinya retardasi mental
: organik, non organik dan Iaktor lain (eturunan; pengaruh
lingkungan dan kelainan mental lain).
lasiIikasi RM menurut IQ-nya yaitu retardasi mental borderline
70-79, retardasi mental ringan (mampu didik) 52-69, retardasi mental
sedang (mampu latih ) 36-51, retardasi mental berat 20-35, dan
retardasi mental sangat berat dibawah 20.
Adapun diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan antara
lain :
1. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d kelainan Iungsi
ognitiI
2. Gangguan komunikasi verbal b/d kelainan Iungsi kognitiI
3. Risiko cedera b/d perilaku agresiI/ ketidakseimbangan mobilitas
Iisik
4. Gangguan interaksi sosial b/d kesulitan bicara /kesulitan adaptasi
sosial
5. Gangguan proses keluarga b/d memiliki anak RM
6. DeIisit perawatan diri b/d perubahan mobilitas Iisik/ kurangnya
kematangan perkembangan.
B. $aran
Penulis berharap kepada pembaca khususnya kami sendiri agar
dapat meningkatkan lagi ilmu dan pengetahuan yang dimiliki
dibidang eperawatan anak khususnya yang terkait dengan Retardasi
Mental pada anak.
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan . Pedoman
untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien.
Jakarta : Penerbit Buku edokteran, EGC.
TI.2010. Retardasi Mental ( http://www.askep-
askeb.cz.cc/2010/08/retardasi-mental.html, diakses tanggal 20
Desember 2010)
Mansjoer, AriI., $uprohaita, Wardhani, W.A., dan $etiowulan, wiwiek
|Eds.|. Kapita $elekta Kedokteran. Jakarta : Media Auscalapius.
Rohmah, Nikmatur dan Walid, $aiIul. 2009. Proses Keperawatan Teori
dan Aplikasi. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.
$anta Teresa. 2010.
(http://www.asterpix.com/tagcloudclick/?id2437661&urlhttp3A//
scribd.asterpix.com/cy/2437661/363D&tagAsuhan20epera
watan20Jiwa20Retardasi&6mental20retardasi20keperawata
n&reIererhttp3A22www.scribd.com2doc229385639
2A$EP-JIWA-RETARDA$I-MENTAL-
RM&ct3&t1292936078, diakses tanggal 20 Desember 2010)
$taI Pengajar Ilmu esehatan Anak. 1985. Buku Kuliah 3 Ilmu
Kesehatan Anak. Jakarta: akultas edokteran Universitas
Indonesia.



eterbelakangan Mental DEINI$I
eterbelakangan Mental (Retardasi Mental, RM) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan
Iungsi kecerdasan umum yang berada dibawah rata-rata disertai dengan berkurangnya
kemampuan untuk menyesuaikan diri (berpelilaku adaptif), yang mulai timbul sebelum usia
18 tahun.

Orang-orang yang secara mental mengalami keterbelakangan, memiliki perkembangan
kecerdasan (intelektual) yang lebih rendah dan mengalami kesulitan dalam proses belajar
serta adaptasi sosial.
3 dari jumlah penduduk mengalami keterbelakangan mental.

PENYEBAB
Tingkat kecerdasan ditentukan oleh Iaktor keturunan dan lingkungan.
Pada sebagian besar kasus RM, penyebabnya tidak diketahui; hanya 25 kasus yang
memiliki penyebab yang spesiIik.

$ecara kasar, penyebab RM dibagi menjadi beberapa kelompok:
1. Trauma (sebelum dan sesudah lahir)
- Perdarahan intrakranial sebelum atau sesudah lahir
- Cedera hipoksia (kekurangan oksigen), sebelum, selama atau sesudah lahir
- Cedera kepala yang berat
2. InIeksi (bawaan dan sesudah lahir)
- Rubella kongenitalis
- Meningitis
- InIeksi sitomegalovirus bawaan
- Ensefalitis
- Toksoplasmosis kongenitalis
- isteriosis
- InIeksi HI'
3. elainan kromosom
- esalahan pada jumlah kromosom ($indroma Down)
- Defek pada kromosom (sindroma X yang rapuh, sindroma Angelman, sindroma
Prader-Willi)
- Translokasi kromosom dan sindroma cri du chat
4. elainan genetik dan kelainan metabolik yang diturunkan
- Galaktosemia
- Penyakit Tay-$achs
- Fenilketonuria
- $indroma Hunter
- $indroma Hurler
- $indroma $anfilippo
- eukodistrofi metakromatik
- Adrenoleukodistrofi
- $indroma esch-Nyhan
- $indroma Rett
- $klerosis tuberosa
5. Metabolik
- $indroma Reye
- Dehidrasi hipernatremik
- Hipotiroid kongenital
- Hipoglikemia (diabetes melitus yang tidak terkontrol dengan baik)
6. eracunan
- Pemakaian alkohol, kokain, amIetamin dan obat lainnya pada ibu hamil
- eracunan metilmerkuri
- eracunan timah hitam
7. Gizi
- Kwashiorkor
- Marasmus
- Malnutrisi
8. Lingkungan
- emiskinan
- $tatus ekonomi rendah
- $indroma deprivasi.
GEJALA
Tingkatan Retardasi Mental
Tingkat
isaran
IQ
emampuan Usia
Prasekolah
(sejak lahir-5
tahun)
emampuan Usia
$ekolah
(6-20 tahun)
emampuan Masa
Dewasa
(21 tahun keatas)
Ringan 52-68
O Bisa
membangun
kemampuan
sosial &
komunikasi
O oordinasi otot
sedikit terganggu
O $eringkali
tidak terdiagnosis
O Bisa
mempelajari
pelajaran kelas 6
pada akhir usia
belasan tahun
O Bisa dibimbing
ke arah pergaulan
sosial
O Bisa dididik
Biasanya bisa
mencapai kemampuan
kerja & bersosialisasi
yg cukup, tetapi
ketika mengalami
stres sosial ataupun
ekonomi, memerlukan
bantuan
Moderat 36-51
O Bisa berbicara
& belajar
berkomunikasi
O esadaran
sosial kurang
O oordinasi otot
cukup
O Bisa
mempelajari
beberapa
kemampuan sosial
& pekerjaan
O Bisa belajar
bepergian sendiri
di tempat-tempat
yg dikenalnya
dengan baik
O Bisa memenuhi
kebutuhannya sendiri
dengan melakukan
pekerjaan yg tidak
terlatih atau semi
terlatih dibawah
pengawasan
O Memerlukan
pengawasan &
bimbingan ketika
mengalami stres sosial
maupun ekonomi yg
ringan
Berat 20-35
O Bisa
mengucapkan
beberapa kata
O Mampu
mempelajari
kemampuan
untuk menolong
diri sendiri
O Tidak memiliki
kemampuan
ekspresiI atau
O Bisa berbicara
atau belajar
berkomunikasi
O Bisa
mempelajari
kebiasaan hidup
sehat yg sederhana
O Bisa memelihara
diri sendiri dibawah
pengawasan
O Dapat melakukan
beberapa kemampuan
perlindungan diri
dalam lingkungan yg
terkendali
hanya sedikit
O oordinasi otot
jelek
$angat
berat
19 atau
kurang
O $angat
terbelakang
O oordinasi
ototnya sedikit
sekali
O Mungkin
memerlukan
perawatan khusus
O Memiliki
beberapa
koordinasi otot
O emungkinan
tidak dapat
berjalan atau
berbicara
O Memiliki beberapa
koordinasi otot &
berbicara
O Bisa merawat diri
tetapi sangat terbatas
O Memerlukan
perawatan khusus


Anak dengan MR ringan (IQ 52-68) bisa mencapai kemampuan membaca sampai kelas 4-6.
Meskipun memiliki kesulitan membaca, tetapi mereka dapat mempelajari kemampuan
pendidikan dasar yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Mereka memerlukan pengawasan dan bimbingan serta pendidikan dan pelatihan khusus.
Biasanya tidak ditemukan kelainan Iisik, tetapi mereka bisa menderita epilepsi.
Mereka seringkali tidak dewasa dan kapasitas perkembangan interaksi sosialnya kurang.
Mereka mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru dan
mungkin memiliki penilaian yang buruk.
Mereka jarang melakukan penyerangan yang serius, tetapi bisa melakukan kejahatan
impulsiI.

Anak-anak dengan RM moderat (IQ 36-51) jelas mengalami kelambatan dalam belajar
berbicara dan keterlambatan dalam mencapai tingkat perkembangan lainnya (misalnya duduk
dan berbicara). Dengan latihan dan dukungan dari lingkungannya, mereka dapat hidup
dengan tingkat kemandirian tertentu.

Anak-anak dengan RM berat (IQ 20-35) dapat dilatih meskipun agak lebih susah
dibandingkan dengan RM moderat.

Anak-anak dengan RM sangat berat (IQ 19 atau kurang) biasanya tidak dapat belajar
berjalan, berbicara atau memahami.

Angka harapan hidup untuk anak-anak dengan RM mungkin lebih pendek, tergantung kepada
penyebab dan beratnya RM. Biasanya, semakin berat RMnya maka semakin kecil angka
harapan hidupnya.

DIAGNO$A
$eorang anak RM menunjukkan perkembangan yang secara signiIikan lebih lambat
dibandingkan dengan anak lain yang sebaya.

Tingkat kecerdasan yang berada dibawah rata-rata bisa dikenali dan diukur melalui tes
kecerdasan standar (tes IQ), yang menunjukkan hasil kurang dari 2 $D (standar deviasi)
dibawah rata-rata (biasanya dengan angka kurang dari 70, dari rata-rata 100).

PENGOBATAN
Tujuan pengobatan yang utama adalah mengembangkan potensi anak semaksimal mungkin.
$edini mungkin diberikan pendidikan dan pelatihan khusus, yang meliputi pendidikan dan
pelatihan kemampuan sosial untuk membantu anak berIungsi senormal mungkin.
Pendekatan perilaku sangat penting dalam memahami dan bekerja sama dengan anak RM.

PENCEGAHAN
onsultasi genetik akan memberikan pengetahuan dan pengertian kepada orang tua dari anak
RM mengenai penyebab terjadinya RM.

Vaksinasi MMR secara dramatis telah menurunkan angka kejadian rubella (campak Jerman)
sebagai salah satu penyebab RM.

Amniosentesis dan contoh vili korion merupakan pemeriksaan diagnostik yang dapat
menemukan sejumlah kelainan, termasuk kelainan genetik dan korda spinalis atau kelainan
otak pada janin.
$etiap wanita hamil yang berumur lebih dari 35 tahun dianjurkan untuk menjalani
amniosentesis dan pemeriksaan vili korion, karena mereka memiliki resiko melahirkan bayi
yang menderita sindroma Down.
U$G juga dapat membantu menemukan adanya kelainan otak.
Untuk mendeteksi sindroma Down dan spina bifida juga bisa dilakukan pengukuran kadar
alfa-protein serum.
Diagnosis RM yang ditegakkan sebelum bayi lahir, akan memberikan pilihan aborsi atau
keluarga berencana kepada orang tua.

Tindakan pencegahan lainnya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya RM:
O Genetik
Penyaringan prenatal (sebelum lahir) untuk kelainan genetik dan konsultasi genetik untuk
keluarga-keluarga yang memiliki resiko dapat mengurangi angka kejadian RM yang
penyebabnya adalah Iaktor genetik.
O $osial
Program sosial pemerintah untuk memberantas kemiskinan dan menyelenggarakan
pendidikan yang baik dapat mengurangi angka kejadian RM ringan akibat kemiskinan dan
status ekonomi yang rendah.
O eracunan
Program lingkungan untuk mengurangi timah hitam dan merkuri serta racun lainnya akan
mengurangi RM akibat keracunan.
Meningkatkan kesadaran masyarakat akan eIek dari pemakaian alkohol dan obat-obatan
selama kehamilan dapat mengurangi angka kejadian RM.
O InIeksi
Pencegahan rubella kongenitalis merupakan contoh yang baik dari program yang berhasil
untuk mencegah salah satu bentuk RM.
ewaspadaan yang konstan (misalnya yang berhubungan dengan kucing, toksoplasmosis dan
kehamilan), membantu mengurangi RM akibat toksoplasmosis.
http://medicastore.com/penyakit/927/eterbelakanganMental.html

You might also like