You are on page 1of 28

atar Belakang, Seiring dengan peningkatan usia, terjadi proses perkembangan dan pertumbuhan pada manusia yang menyebabkan

perubahan pada tubuh manusia. Pada wanita perubhan paling sering terjadi saat memasuki menopause. Menopause merupakan suatu waktu dimana seorang perempuan mendapat haidnya yang terakhir dimana setiap wanita akan mengalaminya pada umur yang tidak sama. Menurut data dari WHO dan Dinas Kesehatan jumlah wanita yang mengalami menopause mengalami peningkatan setiap tahunnya. Banyak faktor yang berhubungan dengan usia menopause diantaranya adalah paritas. Menurut Ilfa (2010) Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh seorang ibu. Pada tahun 1971 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 119 juta jiwa dan 213 juta pada tahun 2005. Ini membuktikan bahwa dari tahun ke tahun, paritas di Indonesia terus mengalami mengalami peningkatan, demikian juga usia menopause mengalami pergeseran (Junaidi, 2010). Tujuan, untuk mengetahui hubungan paritas dengan usia menopause di Desa Kuwayuhan. Metode Penelitian, deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel subjek penelitian dengan teknik quota sampling, jumlah sampel 86 responden. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi product moment. Hasil, menunjukkan karakteristik tertinggi adalah responden yang berusia 54 tahun sebanyak 24 orang (27,9%), dan yang bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 39 orang (45,3%). Responden dengan paritas 4 anak merupakan presentase tertinggi yaitu sebanyak 17 orang (19,8%), dan usia menopause tertinggi adalah pada usia 50 tahun yaitu 22 orang (25,7%). Terdapat hubungan yang signifikan antara paritas dengan usia menopause (p= 0,005<0,05). Kesimpulan, semakin tinggi paritas, maka akan memperlama usia menopause seorang wanita.

KTI KEBIDANAN : HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN TERHADAP RESPON WANITA DALAM MENGHADAPI PREMENOPOUSE
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Menurut Hurlock (1980) sebelum memasuki usia lanjut, seorang wanita akan melewati masa usia madya. Garis batas antara usia madya dan usia lanjut adalah 60 tahun. Usia madya dibagi menjadi dua yakni usia madya dini yang membentang antara usia 40 hingga 50 tahun dan usia madya lanjut yang membentang antara usia 50 hingga 60 tahun. Seorang wanita dalam menghadapi usia madya akan melewati masa premenopause. Respon setiap wanita dalam menghadapi masa premenopause berbedabeda. UNTUK LEBIH LENGKAP HUB. 085727707236 Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan Usia Harapan Hidup orang Indonesia adalah 75 tahun pada tahun 2025 (Siagian, 2003). Meningkatnya usia harapan hidup wanita Indonesia berdampak pada meningkatnya jumlah wanita usia lanjut (lansia) di Indonesia. Pada tahun 1980 jumlah lansia hanya 7,9 juta orang. Pada tahun 2006 angkanya melejit hingga lebih dua kali lipat menjadi 19 juta orang. Pada tahun 2020 diperkirakan 28,8 juta atau 11 persen penduduk Indonesia (Anonim, 2008). Usia harapan hidup wanita Indonesia pada tahun 2006 adalah 67 tahun (Hanifa, 2008). Diharapkan para wanita usia lanjut tersebut tetap dapat mempertahakan kualitas hidupnya (Anonim, 2005). Perilaku wanita premenopause dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Wanita yang banyak mengalami kekhawatiran berasal dari orang-orang yang berpendidikan tinggi dan perekonomian menengah ke atas (Nisaa, 2004:53). Wanita yang bekerja pun umumnya lebih siap menghadapi masa premenopause

daripada yang tidak bekerja. Mungkin hal ini disebabkan mereka yang bekerja terbiasa menghadapi stress. Dengan demikian masa premenopause bagi mereka sama saja menghadapi stress yang memang sering mereka atasi dalam masalah-masalah pekerjaan (Simamora, 1996:229). Sindrom menopause dialami oleh banyak wanita hampir di seluruh dunia, sekitar 70-80% wanita Eropa, 60% di Amerika, 57% di Malaysia, 18% di Cina dan 10% di Jepang dan Indonesia (Urnobasuki, 2004). Hasil survey awal dari 10 wanita premenopause di Dusun Pucung Desa Dayu Kecamatan Godangrejo Kabupaten Karanganyar menunjukkan 40% wanita premenopause tidak bisa menerima premenopause dengan ciri-ciri sulit tidur, gelisah tanpa alasan, sering tersinggung dan tak mudah mengendalikan emosi. Beberapa dampak premenopause yang sering terjadi di masyarakat adalah kecemasan, takut, lekas marah, ingatannya menurun, sulit konsentrasi, gugup, merasa tidak berguna, mudah tersinggung, stress bahkan depresi (Anonim, 2008). Para wanita usia lanjut tersebut juga rentan terhadap penyakit degeneratif misalnya osteoporosis, penyakit jantung koroner, kanker, darah tinggi dan Dimensia tipe alzheimer (Kasdu, 2002:40-74). Upaya-upaya yang bisa dilakukan wanita di masa premenopause untuk mengurangi berbagai keluhan yang sedang dialaminya adalah dengan meningkatkan cara berfikir positif bahwa terjadinya premenopouse merupakan suatu proses alamiah yang harus diterima sebagai alur perjalanan hidup manusia, Terapi Sulih Hormon (TSH), olahraga, nutrisi yang cukup terutama dengan mengonsumsi makanan yang mengandung kedelai, gaya hidup sehat dengan tidak merokok dan minum minuman keras, pemeriksaan kesehatan secara berkala, meningkatkan kehidupan religi, menganjurkan para wanita premenopause untuk mengikuti posyandu lansia, seminar dan ceramah tentang menopause (Kasdu, 2002:84-124). Berdasarkan hal-hal di atas peneliti ingin mengetahui hubungan tingkat pendidikan dan pekerjaan terhadap respon wanita dalam menghadapi premenopause. 1.2 Identifikasi faktor penyebab masalah Premenopause adalah masa di mana tubuh mulai bertransisi menuju menopause. Masa ini bisa terjadi selama dua hingga delapan tahun ditambah satu tahun di akhir periode menuju menopause (Rahmi, 2008). Waktu premenopause usia 40-49 tahun (Anonim, 2008). Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa premenopause meliputi perubahan organ reproduksi, perubahan hormon, perubahan fisik dan psikologis. Perubahan organ reproduksi meliputi rahim yamg atropi, lipatan-lipatan saluran telur yang lebih pendek, ukuran indung telur mengecil, pengerutan dan pemendekan serviks, kontraktur vagina dan penipisan jaringan vulva. Perubahan hormon estrogen yang berkurang mengakibatkan terjadi perubahan haid menjadi sedikit, jarang bahkan siklus haidnya mulai terganggu. Perubahan fisik meliputi gangguan haid, perasaan panas, keringat berlebihan, vagina kering, tidak dapat menahan air seni, kulit kering dan keriput, penambahan berat badan, gangguan mata, nyeri tulang dan sendi. Perubahan psikologis meliputi ingatan yang menurun, kecemasan, mudah tersinggung, stress, dan depresi. Respon wanita dalam menghadapi premenopause dibagi menjadi 2 yakni menerima dan menolak. Menurut Nisaa (2004) disebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi respon wanita dalam menghadapi premenopause adalah status marital, paritas, pekerjaan dan pendidikan. Sedangkan menurut http://www.medicastore.com/nutrifor/isi.php?isi=gejala faktor yang lain adalah psikis, sosial ekonomi, budaya dan lingkungan. Dalam penelitian ini akan diteliti hubungan tingkat pendidikan dan pekerjaan terhadap respon wanita dalam menghadapi premenopause. 1.3 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah adakah hubungan tingkat pendidikan dan pekerjaan terhadap respon wanita dalam menghadapi premenopause? 1.4 Tujuan penelitian 1.4.1 Tujuan umum Mengetahui hubungan tingkat pendidikan dan pekerjaan terhadap respon wanita dalam menghadapi

premenopause di Dusun Sumurbur, Desa Nglanduk, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun. 1.4.2 Tujuan khusus 1. Mengidentifikasi tingkat pendidikan wanita premenopause. 2. Mengidentifikasi pekerjaan wanita premenopause. 3. Diketahuinya respon wanita dalam menghadapi premenopause, baik yang menerima maupun yang menolak. 4. Menganalisa hubungan tingkat pendidikan terhadap respon wanita dalam menghadapi premenopause. 5. Menganalisa hubungan pekerjaan terhadap respon wanita dalam menghadapi premenopause. 1.5 Manfaat penelitian 1.5.1 Manfaat teoritis Terbuktinya teori bahwa tingkat pendidikan dan pekerjaan ada hubungannya dengan respon wanita dalam menghadapi premenopause diharapkan para wanita premenopause mempunyai koping yang positif dalam merespon perubahan-perubahan yang terjadi selam premenopause sehingga tetap dapat mempertahankan kualitas hidupnya. 1.5.2 Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana informasi dan menambah pengetahuan tentang premenopause, sebagai acuan bidan dalam mengatasi keluhan-keluhan wanita dalam menghadapi premenopause serta dapat menambah kepustakaan sebagai sarana memperkaya ilmu pengetahuan pembaca khususnya tentang premenopause.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian terdahulu Menurut penelitian Astuti (2007) yang berjudul Hubungan status marital dan paritas dengan respon wanita dalam menghadapi menopause di Dusun Ngronggi, Desa Grudi kec Ngawi kab Ngawi dengan besar sampel sebanyak 122 orang dan menggunakan teknik simple random sampling serta hasil korelasi menggunakan Spearman Rank dengan tingkat kesalahan 0,05 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara status marital dengan respon wanita dalam menghadapi menopause dengan nilai signifikasi sebesar 0,420. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian wanita dengan status marital menikah 44,3% memiliki respon menerima datangnya menopause, wanita dengan status marital menjanda 24,5% menerima datangnya menopause dan untuk wanita tidak menikah 5,7% menolak datangnya menopause. Sedangkan antara paritas dengan respon wanita dalam menghadapi menopause terdapat hubungan yang signifikan sebesar 0,005. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yakni semakin banyak jumlah paritas wanita, semakin tinggi pula tingkat penerimaan wanita tersebut dalam menghadapi menopause. 2.2 Pendidikan 2.2.1 Pengertian Dikutip dari http://id.wikipedia.org/wiki/pendidikan, pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. 2.2.2 Visi dan misi pendidikan nasional Dalam rangka pembaharuan sistem pendidikan nasional dan strategi pendidikan nasional, pendidikan nasional mempunyai visi Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan

berwibawa untuk memberdayakan semua Warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Dengan visi pendidikan tersebut pendidikan nasional mempunyai misi: 1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia. 2. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar. 3. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral. 4. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global 5. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia (Saefudin, 2003:viii-ix).

Jakarta, Perempuan Indonesia lebih bebas memiliki jumlah anak tidak seperti di China yang dibatasi 1 anak. Dibandingkan tahun 1970 yang rata-rata perempuan Indonesia punya 5,5 anak, data Survei Demografi dan Kesehatan 2007 menunjukkan perempuan usia subur di Indonesia punya 2,6 anak atau 2 sampai 3 anak selama hidupnya. Hasil Survei Demografi Kesehatan Ondonesia (SDKI) 2007 menunjukan bahwa Total Fertility Rate (TFR) kita sekarang pada posisi 2,6 per wanita, kata Dr Sugiri Syarief, MPA, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam siaran pers kunjungan kerja ke Sumedang, Jawa Barat, seperti yang diterima Kamis (5/5/2011). TFR (Total Fertility Rate) bisa didefinisikan sebagai jumlah anak yang akan dilahirkan oleh seorang wanita sampai akhir masa reproduksinya jika ia melampau masa-masa melahirkan anak. Berdasarkan data SDKI 2007, maka DI Yogyakarta merupakan provinsi dengan TFR paling rendah (1,5) dan Maluku provinsi dengan TFR paling tinggi (3,7). Artinya perempuan di Yogya hanya punya 1,5 anak dan di Maluku 3,7 anak. Meski jumlah anak lebih sedikit, namun karena banyaknya penduduk Indonesia maka pertambahan penduduk juga tidak bisa dielakkan. Hasil sensus penduduk Indonesia tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia telah mencapai 237,6 juta jiwa atau 3,4 juta lebih besar dari perkiraan proyeksi penduduk sebesar 234,2 juta jiwa atau bertambah 32,5 juta jiwa dari jumlah penduduk tahun 2000 (205,1 juta jiwa). Secara hitungan kasar, artinya hampir setiap harinya 10.000 lebih bayi lahir di Indonesia. Karena itu, dari 11 prioritas pembangunan yang merupakan visi-misi Presiden pada RPJMN 20102014, program KB merupakan salah satu fokus bidang kesehatan dengan arah meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan KB yang berkualitas di 23,500 klinik KB swasta dan pemerintah. Karena menurut Dr Sugiri saat ini makin banyak jumlah orang yang belum terlayani program KB. Jumlah calon akseptor (penerima) KB yang belum terlayani (unmedneed) sekitar 9,1 persen, naik dari jumlah sebelumnya 8,9 persen.

Sebelumnya, Dr Sugiri menyampaikan bahwa laju pertumbuhan penduduk berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) mencapai angka 1,49 persen. Jumlah ini kemudian akan dihitung secara demografi. Jumlah penduduk Indonesia akan dobel jika dibagi laju pertumbuhan penduduk, yaitu 70 dibagi 1,49 persen. Jadi kurang lebih akan doubel sekitar 40-50 tahun ke depan, jelas Dr Sugiri. Bila jumlah pertumbuhan penduduk tidak diturunkan, maka diprediksi jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2050-2060 mencapai 450 sampai 480 juta.

MEDAN (POrtibi DNP) : Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan indonesia (SDKI) tahun 2007, angka kelahiran di Indonesia mengalami stagnan dibandingkan dengan hasil SDKI 2002, yakni tetap berada pada angka 2,6 per wanita usia subur (PUS). Menurut Kepala BKKBN Propinsi Sumut, H Nofrijal SP MA dalam workshop sosialisasi dan policy brief analisis SDKI 2007 Provinsi Sumut, yang berlangsung di Hotel Dharma Deli, Selasa (15/3), isu kependudukan dan pembangunan keluarga kembali hangat dibicarakan dalam 3-4 tahun terakhir ini. Persisnya setelah dipublikasikannya hasil SDKI 2007 dan Sensus Penduduk 2010. SDKI 2007 telah memberi warning kepada pemerintah dan masyarakat Indonesia bahwa angka kelahiran (TFR) mengalami stagnan. Dalam SDKI 2007 juga telah memberi sinyal akan terjadi peningkatan LPP Indonesia, namun ternyata dalam Sensus Penduduk 2010, LPP meningkat dari perkiraan 1,14% per tahun menjadi 1,49%, jelasnya. Diungkapkannya, tujuan dari dilakukannya SDKI 2007 adalah untuk memberikan informasi rinci tentang Kependudukan, Keluarga Berencana dan kesehatan bagi para pembuat kebijakan dan pengelola program. SDKI 2007 adalah survei yang keenam. Survei ini mengumpulkan informai mengenai latar belakang sosial ekonomi responden, trend angka fertilitas, pola dan status, perkawinan, pengetahuan dan penggunaan metode kontrasepsi. Selain itu juga mengumpulkan informasi keinginan mempunyai anak, kematian bayi, anak dan ibu, kesehatan ibu, pengetahuan tentang HIV/AIDS dan penyakit menular seksual lainnya, ucapnya. Dalam workshop sosialisasi snapshot dan policy brief ini, BKKBN bekerjasama dengan USAID dan BPS, yang diharapkan dapat menyatukan persepsi dan komitmen semua stakeholder dan pengambil kebijakan untuk menangani masalah kependudukan. Sementara itu, Drs Heru Santosa MS PhD menambahkan, dalam kegiatan ini ada 3 referensi yang dapat dibahas, yakni UU No 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, kencenderungan atau trend data perkembangan kependudukan berdasarkan Sensus Penduduk 2010 dan SDKI 2007, otonomi daerah. Ketiga referensi ini mengacu terhadap gebrakan-gebrakan baru terhadap komitmen kembali akan program keluarga berencana sebagai aset negara. Dari hasil data yang diperoleh, maka selanjutkan kita akan melakukan revitalisasi program keluarga berencana di era otonomi daerah, jelasnya.nP15

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Menopause merupakan suatu fase alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita yang biasanya terjadi diatas usia 40 tahun. Kondisi ini merupakan suatu akhir proses biologis yang menandai berakhirnya masa subur seorang wanita. Dikatakan menopause bila siklus mensturasinya telah berhenti selama 1 bulan. Berhentinya haid tersebut akan membawa dampak pada konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis (Retnowati Noor, 2001) Sebuah Tinjauan psikologis oleh Sofia Retnowati Hoor, mengatakan bahwa ada wanita pada masa menopause mengalami gangguan fisik, seksual, sosial, dan gangguan psikologis, dan ada juga wanita tanpa mengalami berbagai keluhan baik fisik, psikologis, dan sosial. Perbedaan ini dipengaruhi oleh berat ringannya stress yang dialami wanita dalam menghadapi dan mengatasi menopause sebagai akibat penilaiannya terhadap menopause. Dari hasil penelitian yang dilakukan di Kabupaten Pasuruan adanya perbedaan yang signifikan antara kecemasan menghadapi menopause pada wanita bekerja dengan kecemasan menghadapi menopause pada wanita tidak bekerja, dimana wanita bekerja kecemasannya lebih rendah (rata-rata 71,024) dari pada wanita tidak bekerja (rata-rata 103,585). Juga di Kabupaten Sidoardjo ditemukan, sebagian besar wanita tidak bekerja mengalami kecemasan ringan (36,2%) dan wanita bekerja tidak mengalami kecemasan (37,3%). Penelitian ini menunjukkan bahwa wanita bekerja tidak mudah mengalami kecemasan menghadapi menopasue, karena wanita bekerja lebih mempunyai kesibukan yang dapat mengalihkan keluhankeluhan yang dirasakannya menjelang menopause, sehingga kecemasannya lebih rendah daripada wanita tidak bekerja. Bagi wanita yang menilai dan menganggap menopause itu sebagai peristiwa yang menakutkan dan berusaha untuk menghindarinya, maka stres pun sulit dihindari. Ia akan merasa sangat menderita karena kehilangan tanda-tanda kewanitaan yang selama ini dibanggakannya. Sebaliknya bagi wanita yang menganggap menopause sebagai suatu ketentuan Tuhan yang akan dihadapi semua wanita, maka ia tidak mengalami stres (Hawari, 1996). Menurut pendekatan kognitif, dalam ilmu psikologis, pada dasarnya gangguan emosi (takut, cemas, setres) yang dialami manusia sangat di tentukan oleh bagaimana individu menilai, peristiwa yang dialaminya. Beberapa mitos yang berkembang di masyarakat yang dapat menambah rasa cemas ibu menopause adalah saat mengalami menopause, antara lain : wanita yang mengalami menopause otomatis akan menjadi tua atau waktunya sudah dekat, kehilangan daya tarik seksualnya, periode menapouse sama dengan periode goncangan jiwa Disamping itu wanita yang sangat mencemaskan menopause besar kemungkinan karena kurang mempunyai informasi yang benar mengenai seluk beluk menopause. Maka sangat perlu wanita yang mengalami menopause mencari informasi yang objektif mengenai segala sesuatu yang menyangkut menopause khususnya bagi wanita yang belum mengalami menopause hal ini sangat penting. (Retnowati Noor, 2001). Sindroma menopause dialami oleh banyak wanita hampir diseluruh dunia, sekitar 70-80% wanita Eropa, 60% di Amerika, 57 % di Malaysia, 18 % di Cina dan 10 % di Jepang da Indonesia dari beberapa data tampak bahwa salah satu faktor dari perbedaan jumlah tersebut adalah karena pola makannya. Pola makan wanita Eropa dan Amerika dapat lebih meningkatkan kadar Estrogen di dalam tubuh dibandingkan dengan wanita Asia, ehingga ketika masa menopause tiba jumlah Estrogen drastis menurun menyebabkan tingginya sindome menopause (Liza, 2009).

Menurut hasil penelitian Departemen Obsetri dan Ginekologi di Sumatera satu kota di Indonesia, keluhan masalah kesehatan yang dihadapi oleh perempuan menopause terkait dengan rendahnya kadar estrogen atau androgen di dalam sirkulasi darah, sehingga muncul keluhan nyeri senggama (93,33 %), keluhan pendarahan pasca senggama (84,44 %), vagina kering (93,33 %), dan keputihan (75,55 %), keluhan gatal pada vagina (88,88%), perasaan panas pada vagina (84,44 %), nyeri berkemih (77,77 %), inkontenensia urin (68,88 %), (Hadrians, dkk, 2005). Namun menurut Reiz (1993) apabila keluhan yang dialami menjelang dan ketika menopause dihadapi dengan tenang, maka akan dapat mengatasi gejolak dalam hidupnya, perkawinan, penyakit, dan situasi stress. Menurut survei pendahuluan yang dilakukan di Kelurahan Aek Habil Kecamatan Sibolga Selatan Tahun 2009 terdapat ibu menopause dari umur 40 tahun ke atas berjumlah 327 orang. DAFTAR PUSTAKA Arikunto S, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta : Jakarta Hadrians, dkk, 2005, Kondisi Fisik Menopause, http://www.kondisifisik.com Hidayat Aziz Alimul A, 2007, Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data, Salemba Medika : Jakarta Hurlock, 1998, Psikologi Perkembangan, Penerbit Erlangga : Jakarta Laskito. B, 2004, Kiat Sehat dan Bahagia di Usia Menopause, Dini Kasdu : Jakarta Liza, 2009, Kita Mengatasi Menopause, http://www.kiatmengatasimenopause. com Luciana, 2004, Wanita dan Gizi Menopause, FKUI : Jakarta Notoadmodjo, 2002, Metode Penelitian Kesehatan, Edisi 2, Rineka : Jakarta Reizt, 1993, Teori Menopause, http://www.teorimenopause.com/reit Retnowati Noor, 2001, Menopause, http://www.menopause.com Sarwono P, 2003, Menopause dan Andropause, Penerbit Yayasan Bina Pustaka : Jakarta SDKI, 1997, Kesenjangan Jender, Jakarta

Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR) Negara di Dunia Menurut World Bank
Posted on 4 Agustus 2011 by guss! Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR) Negara di Dunia Menurut World Bank

Angka kelahiran kasar adalah jumlah kelahiran hidup yang terjadi sepanjang tahun, per 1.000 penduduk diperkirakan pada pertengahan tahun. Mengurangkan angka kematian kasar dari angka kelahiran kasar menghasilkan tingkat kenaikan alamiah, yang sama dengan tingkat perubahan penduduk alami (perubahan penduduk tanpa adanya migrasi). Berikut adalah daftar Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR) Negara di Dunia Menurut World Bank : (diurutkan dari rendah ke tinggi dengan dasar tahun 2009) Nama Negara Germany Macao SAR, China Japan Bosnia and Herzegovina Austria Portugal Italy Serbia Latvia Hungary Croatia Singapore Korea, Rep. Andorra Malta Switzerland Cuba Romania Greece Bulgaria Slovenia Spain Macedonia, FYR Poland Lithuania San Marino Ukraine 2006 2007 2008 2009 8 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 10 10 10 9 10 10 10 10 10 9 9 10 10 10 11 10 10 10 10 10 9 9 10 10 10 10 10 10 9 10 9 10 11 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 11 11 10 10 10 10 10 10 10 10 11 11 10 10 10 11 9 10 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 10 10 11 11 9 10 10 11 10 9 11 11 10 10 11 11

Nama Negara Barbados Netherlands Czech Republic Luxembourg Finland Slovak Republic Liechtenstein Denmark Canada Belarus Cyprus Aruba Belgium Hong Kong SAR, China Puerto Rico Qatar Estonia Virgin Islands (U.S.) China Mauritius Sweden Montenegro Georgia Bermuda Russian Federation Moldova United Kingdom France Norway Australia Korea, Dem. Rep. United Arab Emirates United States Thailand Uruguay New Zealand Albania Greenland Chile Trinidad and Tobago Armenia Brazil Lebanon

2006 2007 2008 2009 11 11 11 11 11 11 11 11 10 11 12 11 12 11 12 11 11 11 11 11 10 10 11 11 10 10 10 11 12 12 12 11 11 11 11 11 10 11 11 12 11 11 11 12 12 12 12 12 12 12 12 12 10 10 11 12 12 12 12 12 13 13 12 12 11 12 12 12 13 13 12 12 12 12 12 12 14 14 13 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 13 13 12 12 10 11 12 12 12 12 12 12 12 13 13 13 13 13 13 13 13 12 13 13 13 14 14 14 14 14 14 14 15 14 14 14 14 14 14 14 15 15 15 14 15 15 15 15 14 15 15 15 14 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 17 17 16 16 16 16 16 16

2006 2007 2008 2009 Iceland 15 15 15 16 Jamaica 17 17 17 16 Costa Rica 17 17 17 16 Bahamas, The 17 17 17 17 Ireland 15 16 17 17 Vietnam 18 17 17 17 New Caledonia 18 17 16 17 Argentina 17 17 17 17 Azerbaijan 18 18 18 17 Seychelles 17 18 18 17 St. Vincent and the Grenadines 18 18 18 17 Guyana 19 18 18 17 Kuwait 18 18 18 17 Tunisia 17 17 18 18 Bahrain 19 18 18 18 French Polynesia 18 18 18 18 Turkey 19 18 18 18 Mexico 19 19 18 18 Guam 19 19 18 18 Indonesia 19 19 19 18 Suriname 20 19 19 19 Iran, Islamic Rep. 19 19 19 19 Kosovo 19 19 19 19 Mongolia 19 19 19 19 Maldives 19 19 19 19 Sri Lanka 19 19 19 19 Brunei Darussalam 20 20 20 20 Grenada 19 19 19 20 Malaysia 21 21 20 20 Colombia 21 21 20 20 El Salvador 20 20 20 20 Panama 21 21 21 20 Myanmar 21 21 21 20 Morocco 21 20 20 20 Ecuador 22 21 21 20 Fiji 22 21 21 21 Algeria 21 21 21 21 Peru 22 21 21 21 Bangladesh 23 22 21 21 Venezuela, RB 22 22 21 21 Bhutan 23 22 21 21 Israel 21 21 22 22 Turkmenistan 22 22 22 22

Nama Negara

Nama Negara South Africa Oman Dominican Republic Uzbekistan Kazakhstan India Samoa Libya Saudi Arabia Cape Verde Paraguay Belize Nicaragua Botswana Philippines Egypt, Arab Rep. Mayotte

2006 2007 2008 2009 23 22 22 22 22 22 22 22 23 23 23 22 21 22 22 22 20 21 23 22 24 23 23 22 25 24 24 23 24 24 23 23 24 24 23 24 25 25 24 24 25 25 25 24 26 25 25 24 25 25 25 24 25 25 25 24 25 25 25 24 25 25 25 24 27 26 25 24

Menopause adalah tidak terjadinya periode menstruasi selama 12 bulan akibat dari tidak aktifnya folikel sel telur. Periode transisi menopause dihitung dari periode menstruasi terakhir diikuti dengan 12 bulan periode amenorea (tidak mendapatkan siklus haid). Menopause adalah bagian dari periode transisi perubahan masa reproduktif ke masa tidak reproduktif. Usia rata-rata menopause berkisar 43 57 tahun namun tidak ada cara yang pasti untuk memprediksi kapan seorang wanita akan memasuki masa menopause. Selain itu, faktor keturunan juga berperan disini, seorang wanita akan mengalami menopause pada usia tidak jauh berbeda dari ibunya. Menopause adalah perubahan yang normal terjadi pada kehidupan seorang wanita ketika periode menstruasinya berhenti. Seorang wanita sudah mencapai menopause apabila dia tidak mendapatkan menstruasi selama 12 bulan secara berurutan, dan tidak ada penyebab lain untuk perubahan yang terjadi. Selama menopause, yang umumnya terjadi pada usia 45 55 tahun, tubuh seorang wanita secara perlahan mengurangi produksi hormon estrogen dan progesterone sehingga terjadilah berbagai gejala. Gejala Gejala-gejala yang normal dialami pada masa menopause dan cara menanganinya adalah :

Hot flashes

Hot flashes umum terjadi pada wanita menopause, berlangsung selama 30 detik sampai beberapa menit, dan kadang diikuti dengan berkeringat terutama malam hari. Lingkungan panas, makan makanan atau minuman panas atau makanan pedas, alkohol, kafein, dan stress dapat menyebabkan terjadinya hot flashes. Modifikasi gaya hidup, olahraga teratur, dan meredakan kecemasan dapat menurunkan gejala ini. Hubungi dokter bila memerlukan obat-obat antidepresi atau terapi hormonal.

Kekeringan pada vagina

Gejala pada vagina dikarenakan vagina yang menjadi lebih tipis, lebih kering, dan kurang elastik berkaitan dengan turunnya kadar hormon estrogen. Gejalanya adalah kering dan gatal pada vagina atau iritasi dan atau nyeri saat bersenggama. Dapat menggunakan pelumas vagina yang dijual bebas atau krim pengganti estrogen yang digunakan dengan mengusapkannya pada vagina. Apabila terjadi perdarahan setelah menggunakan krim estrogen segera pergi ke dokter

Gangguan tidur

Lakukan latihan fisik sekitar 30 menit per hari tapi hindari berolahraga dekat dengan waktu tidur. Hindari alkohol, kafein, makan dalam jumlah besar, dan bekerja tepat sebelum waktu tidur. Usahakan suhu kamar tidur tidak terlalu panas. Hindari tidur siang dan coba untuk tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap harinya. Dapat dilakukan latihan relaksasi seperti meditasi sebelum tidur

Gangguan daya ingat

Tidur dalam jumlah yang cukup dan usahakan tetap aktif selalu

Perubahan mood

Tidur dalam jumlah yang cukup dan usahakan aktif selalu

Penurunan keinginan berhubungan seksual

Pada beberapa kasus penyebabnya adalah faktor emosi. Selain itu, penurunan kadar estrogen menyebabkan kekeringan pada vagina sehingga berhubungan seksual menjadi tidak nyaman dan sakit. Konsumsi hormon androgen dapat meningkatkan gairah seksual dan pemakaian pelumas dapat mengurangi nyeri. Beberapa wanita mengalami perubahan gairah seksual akibat rasa rendah diri karena perubahan pada tubuhnya. Grup konseling dapat membantu

Gangguan berkemih

Kadar estrogen yang rendah menyebabkan penipisan jaringan kandung kemih dan saluran kemih yang berakibat penurunan kontrol dari kandung kemih atau mudahnya terjadinya kebocoran air seni (apabila batuk, bersin, atau tertawa) akibat lemahnya otot di sekitar kandung kemih. Hal tersebut dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih. Hal tersebut diatasi dengan latihan panggul (pelvic floor exercise) atau Kegel. Kontraksikan otot panggul seperti ketika sedang mengencangkan atau menutup vagina atau membuka anus (dubur). Tahan kontraksi dalam 3 hitungan kemudian relaksasikan. Tunggu beberapa detik dan ulangi lagi. Lakukan latihan ini beberapa kali dalam sehari (dengan total 50 kali per hari) maka dapat memperbaiki kontrol kandung kemih

Perubahan fisik lainnya

Distribusi lemak tubuh setelah menopause menjadi berubah, lemak tubuh pada umumnya terdeposit pada bagian pinggang dan perut. Selain itu terjadi perubahan di tekstur kulit yaitu keriput dan jerawat.

Sejak meopause, badan wanita menghasilkan sedikit hormon pria testosteron yang mengakibatkan beberapa wanita dapat mengalami pertumbuhan rambut pada bagian dagu, bagian bawah dari hidung, dada, atau perut. Stadium Menopause

Menopause prematur (menopause dini)

Kegagalan ovarium prematur adalah menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun. Penyebabnya tidak diketahui namun mungkin berkaitan dengan penyakit autoimun atau faktor keturunan. Selain itu, menopause dini dapat terjadi karena obat-obatan atau operasi. Operasi pengangkatan indung telur (oophorectomy) akan mengakibatkan menopause dini. Apabila dilakukan operasi pengangkatan rahim (histerektomi) tanpa pengangkatan indung telur maka gejala menopause dini tidak akan terjadi karena indung telur masih mampu menghasilkan hormon. Selain itu, terapi radiasi maupun kemoterapi dapat menyebabkan menopause bila diberikan pada wanita yang masih berovulasi (mengeluarkan sel telur). Wanita yang mengalami menopause dini memiliki gejala yang sama dengan menopause pada umumnya seperti hot flashes (perasaan hangat di seluruh tubuh yang terutama terasa pada dada dan kepala), gangguan emosi, kekeringan pada vagina, dan menurunnya keinginan berhubungan seksual. Wanita yang mengalami menopause dini memiliki kejadian keropos tulang lebih besar dari mereka yang mengalami menopause lebih lama. Kejadian ini meningkatkan angka kejadian osteoporosis dan patah tulang

Perimenopause

Perimenopause adalah masa dimana kondisi tubuh menyesuaikan diri dengan masa menopause yang berkisar antara 2 8 tahun. Ditambah dengan 1 tahun setelah periode terakhir menstruasi. Tidak ada cara untuk mengukur berapa lama perimenopause ini akan terjadi. Stadium ini merupakan bagian dari kehidupan seorang wanita yang menandakan akhir dari masa reproduksi. Penurunan fungsi indung telur selama masa perimenopause berkaitan dengan penurunan hormon estradiol dan produksi hormon androgen. Apabila seorang wanita masih mengalami periode menstruasi pada masa perimenopause, meskipun tidak teratur, dia dapat tetap hamil. Gejala-gejala perimenopause diantaranya adalah :

Perubahan di dalam periode menstruasi (memendek atau memanjang, lebih banyak atau lebih sedikit atau tidak mendapat menstruasi sama sekali) Hot flashes Keringat malam Kekeringan pada vagina Gangguan tidur Perubahan mood (depresi, mudah tersinggung) Nyeri ketika bersanggama Infeksi saluran kemih Inkontinensia urin (tidak mampu menahan keluarnya air seni) Tidak berminat pada hubungan seksual Peningkatan lemak tubuh di sekitar pinggang Bermasalah dengan konsentrasi dan daya ingat

Kontrasepsi oral (pil) sering digunakan untuk pengobatan pada tahapan perimenopause meskipun wanita tersebut tidak memerlukannya untuk tujuan kontrasepsi. Dosis rendah pil kontrasepsi mengurangi gejala hot flashes, kekeringan pada vagina, dan sindroma premenstruasi.

Postmenopause

Postmenopause adalah masa dimana seorang wanita sudah mencapai menopause. Pada tahapan ini seorang wanita akan rentan terhadap osteoporosis dan penyakit jantung Gangguan Kesehatan

Osteoporosis

Hormon estrogen yang dihasilkan oleh indung telur membantu mengontrol regenerasi (pertumbuhan dan perbaikan) tulang. Pada masa menopause, hormon estrogen menurun produksinya sehingga menyebabkab tulang menjadi mudah keropos. Tulang menjadi lemah dan mudah patah. Kondisi ini disebut osteoporosis. Tatalaksana dari osteoporosis adalah pencegahan terjadinya patah tulang dengan cara memperlambat hilangnya sel-sel tulang dan meningkatkan densitas serta kekuatan tulang. Diantaranya adalah perubahan gaya hidup termasuk berhenti merokok, minum minuman alkohol, berolahraga teratur, dan mengkonsumsi makanan bernutrisi seimbang dengan kalsium dan vitamin D yang adekuat. Obatobatan yang dapat menghentikan kehilangan sel-sel tulang dan meningkatkan kekuatan tulang dapat didiskusikan dengan dokter anda.

Penyakit Jantung.

Perubahan kadar estrogen dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan berat badan yang mengakibatkan peningkatan risiko untuk penyakit jantung dan pembuluh darah. Terapi Menopause sendiri adalah bagian yang normal dari perjalanan hidup seorang wanita dan bukan merupakan penyakit yang perlu diterapi. Bagaimanapun juga, terapi dimungkinkan apabila gejala dari menopause mengganggu atau bertambah parah. Modifikasi Gaya Hidup Modifikasi gaya hidup dapat mengurangi ketidaknyamanan yang dialami akibat gejala yang terjadi dan membuat tubuh terasa lebih sehat. Modifikasi gaya hidup yang disarankan adalah :

Nutrisi yang cukup peningkatan risiko osteoporosis dan penyakit jantung meningkat pada saat menopause, karena itu diet yang sehat dengan mengkonsumsi makanan rendah lemak dan kaya serat seperti buah-buahan, sayuran, dan roti gandum sangat dianjurkan. Tambahkan makanan yang kaya akan kandungan kalsium atau tambahkan suplemen kalsium. Hindari alcohol dan kafein yang dapat memicu terjadinya hot flashes. Bila merokok, usahakan untuk berhenti Olahraga teratur aktivitas fisik yang teratur membantu untuk menurunkan berat badan, memperbaiki kualitas tidur, menguatkan tulang, dan meningkatkan mood. Jalan cepat, aerobic low impact, dan menari adalah contoh olahraga yang dapat menguatkan tulang. Cobalah berolahraga dengan intensitas sedang sekitar 30 menit per hari

Mengurangi stress berlatihlah secara teratur cara untuk mengurangi stress. Meditasi atau yoga dapat membantu untuk relaksasi dan menyesuaikan diri dengan gejala yang dialami pada periode peralihan Hormonal

Selama fase perimenopause, beberapa dokter menyarankan untuk menggunakan pil kontrasepsi untuk mengurangi gejala yang terjadi. Ketika masuk ke dalam fase menopause, apabila gejala-gejala tersebut semakin mengganggu maka dapat disarankan untuk terapi hormonal menggunakan hormon estrogen dan progesterone bila masih memiliki rahim atau hormone estrogen bila sudah tidak memiliki rahim. Terapi hormonal ini dapat mengurangi gejala yang terjadi di masa menopause dan mencegah keroposnya tulang. Terapi hormonal tersedia dalam berbagai macam bentuk, diantaranya adalah tablet atau patch yang ditempelkan ke kulit, Hormon Replacement Therapy (HRT), dan terapi hormonal lokal (vagina). Terapi hormonal dapat mengandung estrogen saja, progesterone saja, testosterone saja, atau kombinasi estrogen-progesteron. Terapi hormonal efektif untuk mengurangi gejala hot flashes dan kekeringan pada vagina. Bagaimanapun juga, terapi hormonal tidak dapat memperbaiki mood maupun gangguan tidur dalam waktu singkat apabila sumber masalahnya tidak diatasi terlebih dahulu. Terapi hormonal dilakukan dalam waktu 6 bulan sampai 1 tahun untuk mengurangi hot flashes. Terapi hormonal diketahui dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Risiko tersebut meningkat dengan semakin lama pemakaian Hormon Replacement Therapy (HRT) dan dapat dideteksi dalam 1 2 tahun pemakaian terapi hormonal. Risiko tersebut menurun ketika terapi hormonal dihentikan dan membutuhkan waktu sekitar 5 tahun untuk penurunan risiko kembali seperti semula. Terapi hormonal kombinasi juga dikatakan dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. Terapi hormonal dengan menggunakan estrogen saja berkaitan dengan peningkatan risiko kanker endometrium. Wanita yang tidak disarankan untuk terapi hormonal adalah wanita yang:

Memiliki masalah dengan perdarahan vagina Memiliki kanker (payudara atau rahim) Riwayat stroke atau serangan jantung Riwayat penggumpalan darah Memiliki sakit liver (sakit hati)

Efek samping dari terapi hormonal adalah :


Perdarahan vagina Rasa penuh di perut Nyeri , keras, dan pembesaran pada payudara Sakit kepala Perubahan mood Mual

KONSEP PARITAS / PARTUS

Dr. Suparyanto, M.Kes KONSEP PARITAS / PARTUS Pengertian paritas

Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita (BKKBN, 2006). Menurut Prawirohardjo (2009), paritas dapat dibedakan menjadi primipara, multipara dan grandemultipara. Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu hidup diluar rahim (28 minggu) (JHPIEGO, 2008). Sedangkan menurut Manuaba (2008), paritas adalah wanita yang pernah melahirkan bayi aterm.

Klasifikasi Paritas 1. Primipara

Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang cukup besar untuk hidup di dunia luar (Varney, 2006).

2. Multipara

Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih dari satu kali (Prawirohardjo, 2009). Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viabel (hidup) beberapa kali (Manuaba, 2008). Multigravida adalah wanita yang sudah hamil, dua kali atau lebih (Varney, 2006).

3. Grandemultipara

Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih dan biasanya mengalami penyulit dalam kehamilan dan persalinan (Manuaba, 2008). Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup atau mati (Rustam, 2005). Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih (Varney, 2006).

Faktor yang Mempengaruhi Paritas 1. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah dalam memperoleh menerima informasi, sehingga kemampuan ibu dalam berpikir lebih

rasional. Ibu yang mempunyai pendidikan tinggi akan lebih berpikir rasional bahwa jumlah anak yang ideal adalah 2 orang. 2. Pekerjaan

Pekerjaan adalah simbol status seseorang dimasyarakat. Pekerjaan jembatan untuk memperoleh uang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan untuk mendapatkan tempat pelayanan kesehatan yang diinginkan. Banyak anggapan bahwa status pekerjaan seseorang yang tinggi, maka boleh mempunyai anak banyak karena mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup seharisehari.

3. Keadaan Ekonomi

Kondisi ekonomi keluarga yang tinggi mendorong ibu untuk mempunyai anak lebih karena keluarga merasa mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup.

4. Latar Belakang Budaya

Cultur universal adalah unsur-unsur kebudayaan yang bersifat universal, ada di dalam semua kebudayaan di dunia, seperti pengetahuan bahasa dan khasanah dasar, cara pergaulan sosial, adat-istiadat, penilaian-penilaian umum. Tanpa disadari, kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaan pulalah yang memberi corak pengalaman individu-individu yang menjadi anggota kelompok masyarakat asuhannya. Hanya kepercayaan individu yang telah mapan dan kuatlah yang dapat memudarkan dominasi kebudayaan dalam pembentukan sikap individual. Latar belakang budaya yang mempengaruhi paritas antara lain adanya anggapan bahwa semakin banyak jumlah anak, maka semakin banyak rejeki.

5. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan domain dari perilaku. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka perilaku akan lebih bersifat langgeng. Dengan kata lain ibu yang tahu dan paham tentang jumlah anak yang ideal, maka ibu akan berperilaku sesuai dengan apa yang ia ketahui (Friedman, 2005).

DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. BKKBN. 2006. Deteksi Dini Komplikasi Persalinan. Jakarta : BKKBN Bobak, 2000. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC Depkes RI, 2004. Penilaian K I dan K IV. Jakarta : Depkes RI Depkes RI. 2007. Perawatan Kehamilan (ANC). http://www.depkes.com.id diakses pada tanggal 15 Maret 2010 Depkes RI. 2008. Panduan Pelayanan Antenatal. Jakarta : Depkes RI Effendy. 2005. Keperawatan Keluarga. JAKARTA : EGC Farrer, 2001. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC Fitramaya, 2008. Asuhan Ibu Hamil. Yogyakarta : Dian Press

9. Friedman, 2004. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC 10. Harymawan. 2007. Dukungan Suami Dan Keluarga. http://www.infowikipedia.com.id diakses pada tanggal 15 Maret 2010 11. Hiudayat. 2009. Metode Persalinan Normal dan Komplikasi Bayi Baru Lahir. Jakarta : JNPKKR 12. Mandriwati. 2007. Setiap Jam Dua Ibu Hamil Meninggal. http://www. Indoskripsi.com.id, diakses pada tanggal 15 Maret 2010-07-22 13. Manuaba. 2008. Ilmu Kebidanan, Kandungan dan KB. Jakarta : EGC 14. Monika. 2009. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Perilaku. http://www.infowikipedia.cm.id diakses pada tanggal 15 Maret 2010 15. Pranoto. 2007. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo 16. Putriazka. 2007. Angka Kematian Ibu Dan Bayi Tertinggi Di ASEAN. Hidayat. 2006. Metode Penelitian Kebidanan. Jakarta : PT. Rineka Cipta 17. Rustam. 2005. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC 18. Saifudin. 2005. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yogyakarta : Yayasan Bina Pustaka Pustaka Sarwono Prawirohardjo 19. Sakinah. 2005. Antenatal Care. http://www.info-wikipedia.com. Diakses tanggal 25 April 2010 20. Sofyan, 2006. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : Salemba Madika 21. Suririnah. 2008. Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester I. http://www.kes-pro.coom.id diakses tanggal 15 Maret 2010 22. Verney. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta. EGC. Hal : 36-39 23. WHO. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal. Jakarta : Media Aesclapius Press

MENOPAUSE
Apakah itu menopause? Menopause adalah suatu fase alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita yang biasanya terjadi diatas usia 40 tahun. Ini merupakan suatu akhir proses biologis dari siklus menstruasi yang terjadi karena penurunan produksi hormon Estrogen yang dihasilkan Ovarium (indung telur ). Seorang wanita dikatakan mengalami menopause bila siklus menstruasinya telah berhenti selama 12 bulan. Berhentinya haid tersebut akan membawa dampak pada konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis. Bagaimanakah gejala-gejala menopause? Gejala-gejala yang timbul dan dirasakan mengganggu pada setiap wanita usia menjelang dan semasa menopause berupa haid tidak teratur, hot flushes (semburan panas didaerah dada, leher, yang menyebar ke wajah sampai kulit kepala), night sweat, jantung berdebar-debar, sakit kepala / migren, vertigo, insomnia (susah tidur), nyeri sendi, nyeri otot, cepat letih, gairah sex yang menurun, sampai pada perubahan emosi seperti cemas, depresi, dan mudah tersinggung. Akibat jangka panjang yang harus diperhatikan pada wanita menopause adalah osteoporosis (tulang keropos), penyakit jantung koroner, stroke, dan pikun.

Bagaimana tips untuk wanita tetap fit dan aktif di usia 40 an? mengkonsumsi makanan seimbang yaitu makanan yang rendah lemak, makanan yang berkadar garam rendah dan mengandung sedikit gula, perbanyak sayuran, buah-buahan, vitamin dan mineral olahraga secara teratur seperti jogging, berenang, naik sepeda, ataupun berdansa untuk mempertahankan kebugaran. Dengan berolahraga, dapat menyehatkan jantung dan tulang, mengatur berat badan, menyegarkan tubuh, dan dapat memperbaiki suasana hati selalu berpikiran positif, melakukan aktivitas sosial dan tetap beribadah.

Menopause merupakan peristiwa alami dalam siklus kehidupan wanita. Untuk mencegah berbagai keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause yang disebabkan oleh kekurangan hormon estrogen, pengaturan menu makanan yang tepat sedini mungkin adalah salah satu jawaban yang tepat untuk mengatasi kekurangan hormon estrogen pada tubuh. Hal ini merupakan alternatif alamiah, yaitu dengan mengkonsumsi ekstra estrogen yang banyak terkandung pada sejumlah bahan pangan. Ada senyawa alamiah dalam tumbuh-tumbuhan dan kacang-kacangan yang struktur kimianya mirip dengan hormon estrogen dan disinyalir akan menghasilkan efek seperti kerja estrogen. Senyawa tersebut disebut fitoestrogen. Bahan pangan yang kaya akan fitoestrogen adalah jenis kacang-kacangan terutama kacang kedelai, serta dapat ditemukan pada hampir semua jenis serealm sayuran, pepaya, dan tanaman lain yang kaya akan kalsium. Bahan pangan kaya fitoestrogen yang cocok digunakan untuk minuman segar antara lain : - Tahu sutera. Bahan yang terbuat dari kacang kedelai ini memiliki tekstur yang sangat lembut, seperti krim kental, dapat menjadi pengganti aneka produk dari daging sapi dan minyak hewani. - Susu Kedelai. Susu yang terbuat dari kacang kedelai ini kaya zat fitoetrogen, sangat fleksibel diolah menjadi dessert yang mengugah selera. - Dianjurkan pula mengkomsumsikan bengkuang, agar-agar rumput laut.

SIAPKAN DIRI SEBELUM MENOPAUSE DATANG Menopause adalah hal alami yang terjadi pada setiap wanita. Toh, tak semua wanita tahu risiko dan cara sehat untuk menghadapi datangnya menopause tersebut. Padahal, seandainya mereka tahu dan menyiapkan diri, masa menopause bukan lagi sesuatu yang harus ditakuti.

MUNCUL PADA WANITA PERKOTAAN Ada dua macam kelompok wanita. Pertama, kelompok wanita yang cepat puas lantaran setelah berusia 50-an, dia merasa tugas rumah tangganya sudah selesai. Saat menopause datang, dia menjalani apa adanya lantaran cukup puas dengan keadaan. Kelompok kedua, wanita yang tak gampang puas. Pasalnya, setelah menopause datang pun, dia masih berusaha menjaga pola makan, mengurangi lemak di tubuhnya dan tidak merokok. Nah, Anda termasuk kelompok yang mana? Menurut Dr. Robert Hutabarat, Sp.OG, ginekolog dari Rumah Sakit Sumber Waras dalam sebuah seminar tentang menopause beberapa waktu lalu, pembagian kelompok berdasarkan dua sikap di atas cukup menentukan kesehatan wanita tersebut untuk masa selanjutnya. Menopause yang dialami pada usia 50-an memang hal alami yang akan dilalui setiap wanita yang berhasil mencapai usia tersebut. Gejala utamanya adalah berhentinya haid, yang bisa terjadi secara langsung atau mengalami haid dalam jumlah banyak lebih dulu, baru berhenti total. Gejala lainnya adalah merasa diri tua, takut, gelisah, mudah marah, sering sakit kepala, mudah nyeri kepala dan otot pinggang, ujar Dr. Supriyadi H.R, Sp.OG pada seminar yang sama.

Hilangnya rasa percaya diri, menurut Supriyadi, juga bisa jadi salah satu gejala lantaran dia merasa sudah tua, sementara anak-anaknya sudah dewasa. Sehingga, dia merasa tidak dibutuhkan lagi. Akibatnya, sadar atau tidak, sebagian wanita yang mengalami menopause berubah jadi cerewet untuk menarik perhatian anggota keluarga lainnya. Gejala menopause seperti ini, menurut Supriyadi, biasanya tidak muncul pada orang desa, melainkan pada wanita perkotaan yang punya beban pikiran lebih banyak.

ESTROGEN PALING BERPENGARUH Setelah menopause terjadi, bukan berarti kondisi tubuh, terutama fisik, aman-aman saja. Pasalnya, menopause yang berarti berhentinya haid secara alami akan diikuti oleh beberapa kondisi, antara lain penyakit dan kondisi psikis yang labil. Pada saat menopause datang, hormon estrogen bersama tiga hormon reproduksi lain akan berhenti diproduksi oleh tubuh. Namun, yang paling berpengaruh secara klinis terhadap tubuh adalah hilangnya hormon estrogen, karena hormon ini bertugas merangsang pembentukan jaringan kolagen yang lentur. Estrogen juga penting untuk pembentukan tulang, ujar Robert. Estrogen, tambahnya, juga mempengaruhi kolesterol dalam darah. Dengan estrogen, kolesterol yang baik (HDL) yang mencegah terjadinya pengendapan di pembuluh darah koroner akan meningkat. Sebaliknya, kolesterol jahat (LDL) menurun. Namun, pada saat atau bahkan sebelum menopause berlangsung, yang terjadi adalah sebaliknya, lantaran estrogen tak lagi diproduksi tubuh. Bahkan, keadaan itu masih ditambah lagi dengan naiknya trigliserida, tekanan darah dan terjadinya gangguan metabolisme darah, yang akhirnya akan terjadi gangguan aktivitas. Salah satu akibatnya, vagina mengkerut dan produksi lendirnya berkurang. Itu sebabnya, vagina jadi kering dan muncul rasa perih saat bersenggama.

PENYAKIT SUSULAN MENGANCAM Menurunnya estrogen saat menopause, bukan tak mungkin diikuti pula oleh beberapa penyakit. Antara lain, alzheimer alias pikun yang parah dan pengendapan di pembuluh darah koroner yang merupakan tempat lewatnya makanan buat jantung. Kalau aliran darah di tempat ini terganggu, penyakit jantung koroner (PJK) bukan tak mungkin datang mengancam. Data dari American Heart Association menunjukkan, 1 dari 9 orang berusia 45 60 tahun terkena PJK. Pada usia di atas 60 tahun, 1 di antara 3 wanita terkena PJK. Angka kematian wanita yang terkena PJK cukup tinggi, yaitu 50 persen. Di Amerika, kematian akibat PJK bahkan 10 kali lipat dibanding akibat kanker payudara, papar Robert sembari menambahkan, seorang wanita yang sudah menopause punya kemungkinan 30 kali lebih besar terkena PJK dibanding wanita premenopause. Selain itu, seiring bertambahnya usia, keseimbangan tubuh pun jadi terganggu. Tulang menipis sehingga bisa menyebabkan keropos tulang yang lebih dikenal dengan osteoporosis. Yang lebih parah, tulang bahkan bisa patah. Sebanyak 40 persen wanita usia 50 70 tahun mengalami patah tulang, sedangkan di atas usia 70 tahun yang mengalaminya sebanyak 50 persen. Apesnya, baik PJK maupun osteoporosis terjadi secara diam-diam. Itu sebabnya, sekali terkena serangan PJK penderitanya bisa langsung mati mendadak. Sementara osteoporosis biasanya baru ketahuan setelah yang bersangkutan mengalami patah tulang. Salah satu contoh, Gara-gara menahan tubuhnya agar tidak terdorong ke depan, pernah seorang wanita umur 60-an tulang lengannya langsung patah saat bus yang ditumpanginya mengerem mendadak. Dari situ, baru ketahuan kalau tulangnya sudah keropos, tutur Robert.

MAMOGRAFI TIAP TAHUN Namun, sebaiknya tak perlu terlalu khawatir terserang penyakit-penyakit susulan menopause, karena sebetulnya bisa dicegah. Caranya antara lain melalui terapi sulih hormon (TSH), yang sebelumnya dikenal dengan istilah terapi pengganti hormon (hormon replacement therapy). Selain berguna untuk mendapatkan hormon yang hilang saat menopause, TSH juga dapat

mengatasi keluhan atau gejala yang menyertai menopause dan mengurangi risiko stroke dan kanker. Untuk wanita yang termasuk dalam kelompok tak gampang puas, TSH perlu untuk mencegah timbulnya penyakit akibat menopause, lanjut Robert sembari menambahkan, menjalani TSH harus dilakukan di bawah pengawasan dokter. Pasalnya, pemberian hormon estrogen juga harus mempertimbangkan perlu-tidaknya pemberian hormon progesteron. Jika rahimnya masih baik, pemberian hormon estrogen saja akan berisiko menebalkan dinding rahim. Pada sebagian kasus, malah bisa jadi kanker rahim. Makanya, harus diimbangi dengan pemberian hormon progesteron, papar Robert sembari menambahkan, wanita yang melakukan operasi kista di indung telur sebelah kanan dan kiri, bisa mengalami menopause dini. Namun, jika rahim sudah diangkat, cukup diberikan estrogen, karena dari hasil penelitian di Amerika, hormon progesteron ternyata berisiko menimbulkan kanker payudara. Itu sebabnya, setiap tahun payudara sebaiknya dimamografi. TSH biasanya dikonsumsi dalam jangka waktu lama dan harus secara rutin. Kalau tidak, keropos tulang akan muncul. Karena PJK dan osteoporosis biasanya datang diam-diam, lakukan TSH sejak premenopause, misalnya di usia 47 48 tahun, saran Robert.

POLA MAKAN YANG TEPAT Meski menopause adalah sesuatu yang alami, menurut spesialis gizi Dr. Melani, Sp.G, perubahan yang terjadi pada wanita saat menopause sering berkaitan dengan gizi. Antara lain, berat badan bertambah karena aktivitas berkurang sehingga pengeluaran energi pun berkurang. Lemak juga meningkat, sehingga lingkar perut dan panggul bertambah lebar serta kolesterol naik. Lalu, bagaimana pola makan yang sehat? Menurut Melani, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: 1. Kebutuhan kalori dan zat gizi harus cukup. Melani mengingatkan bahwa kebutuhan dua hal tersebut berbeda pada tiap orang, tergantung berat, tinggi badan, usia dan aktivitasnya. Kalsium, misalnya, bisa diperoleh dari susu, keju, yogurt, ikan kering yang dimakan seluruhnya beserta tulangnya (antara lain ikan teri), sereal, kacang-kacangan dan hasil olahannya (misalnya tahu dan tempe). Dalam sejumlah makanan, tutur Melani, ada zat isoflavon yang tugasnya mirip estrogen yang bisa didapat antara lain dari kacang-kacangan. 2. Tak hanya sekadar cukup, tapi jenisnya pun harus diperhatikan. Penuhi kebutuhan karbohidrat. Juga, batasi mengonsum lemak. Sebaiknya, hanya gunakan lemak dengan asam lemak tak jenuh. 3. Tambahkan vitamin dalam menu sehari-hari. Vitamin yang diperlukan antara lain: a. Vitamin A, C dan E untuk antioksidan. Vitamin A dapat diperoleh dengan mengonsum hati, kuning telur, susu dan mentega. Sedangkan dari tumbuhan, vitamin ini bisa diperoleh lewat sayuran warna hijau, jingga dan buah seperti tomat. Sedangkan vitamin E banyak didapat lewat kacang-kacangan, sayur dan buah. b. Vitamin D untuk penyerapan kalsium yang terdapat pada kuning telur, hati, mentega dan keju. c. Vitamin B kompleks yang berguna untuk memperlambat datangnya menopause terdapat pada kacang-kacangan dan sereal. 4. Untuk memperlambat datangnya menopause, hindari kafein, kopi, alkohol, minuman bersoda, rempah-rempah dan makanan berlemak.

TIPS MENGHADAPI MENOPAUSE Berikut adalah beberapa tips menghadapi menopause yang bisa Anda ikuti: 1. Jika tak suka susu, bisa diganti dengan mengonsum tahu, tempe, atau sayur, dengan dosis yang lebih besar. Misalnya, 50 gram tempe atau 120 gram tahu yang mengandung fitoestrogen, cukup untuk sehari. 2. Jangan terlalu lama saat merebus sayur, karena vitaminnya akan larut dalam air. Begitu pula saat memasak, menggoreng atau memanggang daging atau produk hewan lain. 3. Setiap kali makan, pilih satu saja makanan yang digoreng, menu lainnya dimasak dengan cara lain. Sehingga, tidak memperbanyak masuknya minyak ke dalam tubuh.

4. Jangan sembarangan mengonsum vitamin A dan D. Dosisnya harus tepat, karena kedua vitamin itu tak bisa dikeluarkan begitu saja dari dalam tubuh. Selain itu, jika terus dikonsumsi, bisa-bisa malah menimbulkan racun di dalam tubuh. 5. Minuman dan makanan yang harus dihindari untuk memperlambat datangnya menopause antara lain kafein, kopi, alkohol, minuman bersoda, rempah-rempah dan makanan berlemak. 6. Bersikap sabar dan berusaha menerima kenyataan, karena bagaimana pun, menopause pasti akan datang. Tentu saja, anggota keluarga yang lain harus lebih bijaksana menghadapi sikap wanita yang menopause.

Kata menopause berasal dari dua kata Yunani yang berarti "bulan dan penghentian sementara yang secara linguistik lebih tepat disebut menocease. Secara medis istilah menopause mengandung arti berhentinya masa menstruasi, bukan istirahat. Meski kata menopause hanya mengandung arti akhir masa menstruasi, walaupun demikian dalam penggunaan secara umum menopause mempunyai makna masa transisi atau masa peralihan, dari beberapa tahun sebelum menstruasi terakhir sampai setahun sesudahnya. Hal itu disebabkan karena keluaran hormon dari ovarium (indung telur) berkurang, masa haid menjadi tidak teratur dan kemudian lenyap sama sekali. Dengan lenyapnya haid ini maka wanita sudah memasuki suatu masa peralihan yaitu masa menopause. Menopause merupakan suatu tahap dimana wanita tidak lagi mendapatkan siklus menstruasi yang menunjukkan berakhirnya kemampuan wanita untuk bereproduksi. Secara normal wanita akan mengalami menopause antara usia 40 tahun sampai 50 tahun. Pada saat menopause, wanita akan mengalami perubahan-perubahan di dalam organ tubuhnya yang disebabkan oleh bertambahnya usia. Usia dari hari ke hari akan terus berjalan dan setiap orang seiring dengan bertambahnya usia tidak akan lepas dari predikat tua. Dengan bertambahnya usia maka gerak-gerik, tingkah laku, cara berpakaian dan bentuk tubuh mengalami suatu perubahan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa menopause merupakan suatu proses peralihan dari masa produktif menuju perubahan secara perlahan-lahan ke masa non produktif yang disebabkan oleh berkurangnya hormon estrogen dan progesteron seiring dengan bertambahnya usia. Sehubungan dengan terjadinya menopause pada lansia maka biasanya hal itu diikuti dengan berbagai gejolak atau perubahan yang meliputi aspek fisik maupun psikologis yang dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan si lansia tersebut.

Fisik
Ketika seseorang memasuki masa menopause, fisik mengalami ketidaknyamanan seperti rasa kaku dan linu yang dapat terjadi secara tiba-tiba di sekujur tubuh, misalnya pada kepala, leher dan dada bagian atas. Kadang-kadang rasa kaku ini dapat diikuti dengan rasa panas atau dingin, pening, kelelahan, jengkel, resah, cepat marah, dan berdebar-debar (Hurlock, 1992). Beberapa keluhan fisik yang merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu: a. Ketidakteraturan Siklus Haid

Tanda paling umum adalah fluktuasi dalam siklus haid, kadang kala haid muncul tepat waktu, tetapi tidak pada siklus berikutnya. Ketidakteraturan ini sering disertai dengan jumlah darah yang sangat banyak, tidak seperti volume pendarahan haid yang normal. Keadaan ini sering mengesalkan wanita karena ia harus beberapa kali mengganti pembalut yang dipakainya. Normalnya haid akan berakhir setelah tiga sampai empat hari, namun pada keadaan ini haid baru dapat berakhir setelah satu minggu atau lebih. b. Gejolak Rasa Panas Arus panas biasanya timbul pada saat darah haid mulai berkurang dan berlangsung sampai haid benar-benar berhenti. Sheldon H.C (dalam Rosetta Reitz, 1979) mengatakan kira-kira 60% wanita mengalami arus panas. Arus panas ini disertai oleh rasa menggelitik disekitar jari-jari, kaki maupun tangan serta pada kepala, atau bahkan timbul secara menyeluruh. Munculnya hot flashes ini sering diawali pada daerah dada, leher atau wajah dan menjalar ke beberapa daerah tubuh yang lain. Hal ini berlangsung selama dua sampai tiga menit yang disertai pula oleh keringat yang banyak. Ketika terjadi pada malam hari, keringat ini dapat menggangu tidur dan bila hal ini sering terjadi akan menimbulkan rasa letih yang serius bahkan menjadi depresi. c. Kekeringan Vagina Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali mensekresikan lendir. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang menyebabkan liang vagina menjadi lebih tipis, lebih kering dan kurang elastis. Alat kelamin mulai mengerut, Liang senggama kering sehingga menimbulkan nyeri pada saat senggama, keputihan, rasa sakit pada saat kencing. Keadaan ini membuat hubungan seksual akan terasa sakit. Keadaan ini sering kali menimbulkan keluhan pada wanita bahwa frekuensi buang air kecilnya meningkat dan tidak dapat menahan kencing terutama pada saat batuk, bersin, tertawa atau orgasme. d. Perubahan Kulit Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika menstruasi berhenti maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastis terutama pada daerah sekitar wajah, leher dan lengan. Kulit di bagian bawah mata menjadi mengembung seperti kantong, dan lingkaran hitam dibagian ini menjadi lebih permanen dan jelas (Hurlock, 1992) e. Keringat di Malam Hari Berkeringat malam hari, bangun bersimbah peluh. Sehingga perlu mengganti pakaian dimalam hari. Berkeringat malam hari tidak saja menggangu tidur melainkan juga teman atau pasangan tidur. Akibatnya diantara keduanya merasa lelah dan lebih mudah tersinggung, karena tidak dapat tidur nyenyak. f. Sulit Tidur Insomnia (sulit tidur) lazim terjadi pada waktu menopause, tetapi hal ini mungkin ada kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat malam hari, wajah memerah dan perubahan yang lain.

g.

Perubahan Pada Mulut Pada saat ini kemampuan mengecap pada wanita berubah menjadi kurang peka, sementara yang lain mengalami gangguan gusi dan gigi menjadi lebih mudah tanggal.

h.

Kerapuhan Tulang Rendahnya kadar estrogen merupakan penyebab proses osteoporosis (kerapuhan tulang). Osteoporosis merupakan penyakit kerangka yang paling umum dan merupakan persoalan bagi yang telah berumur, paling banyak menyerang wanita yang telah menopause. Biasanya kita kehilangan 1% tulang dalam setahun akibat proses penuaan (mungkin ini yang menyebabkan nyeri persendian), tetapi kadang setelah menopause kita kehilangan 2% setahunnya. John Hutton (1984:35) memperkirakan sekitar 25% wanita kehilangan tulang lebih cepat daripada proses menua. Menurunnya kadar estrogen akan diikuti dengan penurunan penyerapan kalsium yang terdapat dalam makanan. Kekurangan kalsium ini oleh tubuh diatasi dengan menyerap kembali kalsium yang terdapat dalam tulang, dan akibatnya tulang menjadi keropos dan rapuh.

i.

Badan Menjadi Gemuk Banyak wanita yang menjadi gemuk selama menopause. Rasa letih yang biasanya dialami pada masa menopause, diperburuk dengan perilaku makan yang sembarangan. Banyak wanita yang bertambah berat badannya pada masa menopause, hal ini disebabkan oleh faktor makanan ditambah lagi karena kurang berolahraga.

j.

Penyakit Ada beberapa penyakit yang seringkali dialami oleh wanita menopause. Dari sudut pandang medik ada 2 (dua) perubahan paling penting yang terjadi pada waktu menopause yaitu meningkatnya kemungkinan terjadi penyakit jantung, pembuluh darah serta hilangnya mineral dan protein di dalam tulang (osteoporosis). Penyakit jantung dan pembuluh darah dapat menimbulkan gangguan seperti stroke atau serangan jantung. Selain itu penyakit kanker juga lebih sering terjadi pada orang yang berusia lanjut. Semakin lama kehidupan maka semakin besar kemungkinan penyakit itu menyerang. Misalnya kanker payudara, kanker rahim dan kanker ovarium. Kanker payudara lebih umum terjadi pada wanita yang telah melampaui masa menopause. Kanker rahim adalah istilah luas untuk kanker yang terjadi di rahim, ada dua bagian rahim yang dapat menjadi tempat bermulanya kanker. Yang pertama adalah serviks, kanker ini terutama berjangkit pada wanita berusia diatas 30 tahun. Gejala yang harus diperhatikan adalah pendarahan vagina setelah persetubuhan, pergetahan vagina yang tidak biasa dan noda diantara haid. Sementara kanker indometrium (kanker tubuh rahim) terutama menjangkiti wanita diatas usia 45 tahun, yang paling menanggung resiko adalah yang pernah mendapat haid agak lambat, dan yang mempunyai kombinasi antara tekanan darah tinggi, diabetes, dan berat tubuh berlebih. Gejalanya adalah pendarahan tak normal, pendarahan antara haid, keluaran darah yang lebih lama atau lebih kental dibandingkan biasanya, dan pendarahan haid terakhir dalam menopause.

Psikologis
Aspek psikologis yang terjadi pada lansia atau wanita menopause amat penting peranan dalam kehidupan sosial lansia terutama dalam menghadapi masalahmasalah yang berkaitan dengan pensiun; hilangnya jabatan atau pekerjaan yang sebelumnya sangat menjadi kebanggaan sang lansia tersebut. Berbicara tentang aspek psikologis lansia dalam pendekatan eklektik holistik, sebenarnya tidak dapat dipisahkan antara aspek organ-biologis, psikologis, sosial, budaya dan spiritual dalam kehidupan lansia. Beberapa gejala psikologis yang menonjol ketika menopause adalah mudah tersinggung, sukar tidur, tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, tegang (tension), cemas dan depresi. Ada juga lansia yang kehilangan harga diri karena menurunnya daya tarik fisik dan seksual, mereka merasa tidak dibutuhkan oleh suami dan anak-anak mereka, serta merasa kehilangan femininitas karena fungsi reproduksi yang hilang. Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu: a. Ingatan Menurun Gelaja ini terlihat bahwa sebelum menopause wanita dapat mengingat dengan mudah, namun sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat, bahkan sering lupa pada hal-hal yang sederhana, padahal sebelumnya secara otomatis langsung ingat. b. Kecemasan Banyak ibu-ibu yang mengeluh bahwa setelah menopause dan lansia merasa menjadi pencemas. Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan. Misalnya kalau dulu biasa pergi sendirian ke luar kota sendiri, namun sekarang merasa cemas dan khawatir, hal itu sering juga diperkuat oleh larangan dari ana-anaknya. Kecemasan pada Ibu-ibu lansia yang telah menopause umumnya bersifat relatif, artinya ada orang yang cemas dan dapat tenang kembali, setelah mendapatkan semangat/dukungan dari ornag di sekitarnya; namun ada juga yang terusmenerus cemas, meskipun orang-orang disekitarnya telah memberi dukungan. Akan tetapi banyak juga ibu-ibu yang mengalami menopause namun tidak mengalami perubahan yang berarti dalam kehidupannya. Menopause rupanya mirip atau sama juga dengan masa pubertas yang dialami seorang remaja sebagai awal berfungsinya alat-alat reproduksi, dimana ada remaja yang cemas, ada yang khawatir namun ada juga yang biasa-biasa sehingga tidak menimbulkan gejolak. Adapun simtom-simtom psikologis adanya kecemasan bila ditinjau dari beberapa aspek, menurut Blackburn and Davidson (1990 :9) adalah sebagai berikut :

Suasana hati yaitu keadaan yang menunjukkan ketidaktenangan psikis, seperti: mudah marah, perasaan sangat tegang. Pikiran yaitu keadaan pikiran yang tidak menentu, seperti: khawatir, sukar konsentrasi, pikiran kosong, membesar-besarkan ancaman, memandang diri sebagai sangat sensitif, merasa tidak berdaya. Motivasi yaitu dorongan untuk mencapai sesuatu, seperti : menghindari situasi, ketergantungan yang tinggi, ingin melarikan diri, lari dari kenyataan. Perilaku gelisah yaitu keadaan diri yang tidak terkendali seperti : gugup, kewaspadaan yang berlebihan, sangat sensitif dan agitasi. Reaksi-reaksi biologis yang tidak terkendali, seperti : berkeringat, gemetar, pusing, berdebar-debar, mual, mulut kering. Gangguan kecemasan dianggap berasal dari suatu mekanisme pertahanann diri yang dipilih secara alamiah oleh makhluk hidup bila menghadapi sesuatu yang mengancam dan berbahaya. Kecemasan yang dialami dalam situasi semacam itu memberi isyarat kepada makhluk hidup agar melakukan tindakan mempertahankan diri untuk menghindari atau mengurangi bahaya atau ancaman. Menjadi cemas pada tingkat tertentu dapat dianggap sebagai bagian dari respon normal untuk mengatasi masalah sehari-hari. Bagaimana juga, bila kecemasan ini berlebihan dan tidak sebanding dengan suatu situasi, hal itu dianggap sebagai hambatan dan dikenal sebagai masalah klinis. c. Mudah Tersinggug Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan. Wanita lebih mudah tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak menggangu. Ini mungkin disebabkan dengan datangnya menopause maka wanita menjadi sangat menyadari proses mana yang sedang berlangsung dalam dirinya. Perasaannya menjadi sangat sensitif terhadap sikap dan perilaku orang-orang di sekitarnya, terutama jika sikap dan perilaku tersebut dipersepsikan sebagai menyinggung proses penerimaan yang sedang terjadi dalam dirinya. d. Stress

Tidak ada orang yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas, termasuk para lansia menopause. Ketegangan perasaan atau stress selalu beredar dalam lingkungan pekerjaan, pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga dan bahkan menyelusup ke dalam tidur. Kalau tidak ditanggulangi stress dapat menyita energi, mengurangi produktivitas kerja dan menurunkan kekebalan terhadap penyakit, artinya kalau dibiarkan dapat menggerogoti tubuh secara diam-diam. Namun demikian stress tidak hanya memberikan dampak negatif, tapi bisa juga memberikan dampak positif. Apakah kemudian dampak itu positif atau negatif, tergantung pada bagaimana individu memandang dan mengendalikannya. Stress adalah suatu keadaan atau tantangan yang kapasitasnya diluar kemampuan seseorang oleh karena itu, stress sangat individual sifatnya. Respon orang terhadap sumber stress sangat beragam, suatu rentang waktu bisa tiba-tiba jadi pencetus stress yang temporer. Stress dapat juga bersifat kronis misalnya konflik keluarga. Reaksi kita terhadap pencetus stress dapat digolongkan dalam dua kategori psikologis dan fisiologis. Di tingkat psikologis, respon orang terhadap sumber stress tidak bisa diramalkan, sebagaimana perbedaan suasana hati dan emosi kita dapat menimbulkan beragam reaksi, mulai dari hanya ekspresi marah sampai akhirnya ke hal-hal lain yang lebih sulit untuk dikendalikan. Di tingkat psikologis, respon orang terhadap sumber stress ini tergantung pada beberapa faktor, termasuk keadaan emosi pada saat itu dan sikap orang itu dalam menanggapi stress tersebut. e. Depresi Dari penelitian-penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Eropa diperkirakan 9% s/d 26% wanita dan 5% s/d 12% pria pernah menderita penyakit depresi yang gawat di dalam kehidupan mereka. Setiap saat, diperkirakan bahwa 4,5% s/d 9,3% wanita dan 2,3% s/d 3,2% pria akan menderita karena gangguan ini. Dengan demikian secara kasar dapat dikatakan bahwa wanita dua kali lebih besar kemungkinan akan menderita depresi daripada pria. Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih, karena kehilangan kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan untuk memiliki anak, sedih karena kehilangan daya tarik. Wanita merasa tertekan karena kehilangan seluruh perannya sebagai wanita dan harus menghadapi masa tuanya. Depresi dapat menyerang wanita untuk satu kali, kadang-kadang depresi merupakan respon terhadap perubahan sosial dan fisik yang sering kali dialami dalam fase kehidupan tertentu, akan tetapi beberapa wanita mungkin mengembangkan rasa depresi yang dalam yang tidak sesuai atau proporsional dengan lingkungan pribadi mereka dan mungkin sulit dihindarkan. Simton-simton psikologis adanya depresi bila ditinjau dari beberapa aspek, menurut Marie Blakburn dan Kate Davidson (1990:5) adalah sebagai berikut :

Suasana hati, ditandai dengan kesedihan, kecemasan, mudah marah. Berpikir, ditandai dengan mudah hilang konsentrasi, lambat dan kacau dalam berpikir, menyalahkan diri sendiri, ragu-ragu, harga diri rendah. Motivasi, ditandai dengan kurang minat bekerja dan menekuni hobi, menghindari kegiatan kerja dan sosial, ingin melarikan diri, ketergantungan tinggi pada orang lain. Perilaku gelisah terlihat dari gerakan yang lamban, sering mondarmandir, menangis, mengeluh. Sintom biologis, ditandai dengan hilang nafsu makan atau nafsu makan bertambah, hilang hasrat sesksual, tidur terganggu, gelisah. Mungkin masih ada gejala-gejala fisik maupun psikologis lain yang menyertai menopause. Gejala-gejala tersebut diatas sangat perlu dipahami supaya tidak terjadi kesalahpahaman dalam memperlakukan para lansia. Dengan memahami gejala tersebut diharapkan lansia dapat mengerti apa yang sedang terjadi dalam diri mereka. Selain itu pihak keluarga pun diharapkan dapat merespon secara tepat sehingga tidak membuat lansia merasa dikucilkan atau disia-siakan. Mari kita bantu para lansia kita dengan memahami berbagai gejala fisik maupun psikologis sehingga tahu bagaimana cara terbaik untuk membantu mereka. (jp)

You might also like