You are on page 1of 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN An AR DENGAN HIDROCEFALUS OBSTRUKSI HEMATOME INTRAVERTRIKEL LATERAL DI CENDANA 4 RSUP Dr.

SARDJITO

TUGAS KEPERAWATAN ANAK I

DISUSUN OLEH : Kelompok 6: Cholida Novilanti (1408008) Deasy Nurul Fadhilah (1408010)

YAYASAN KEPERAWATAN YOGYAKARTA AKADEMI KEPERAWATAN YKY YOGYAKARTA TAHUN 2010 YOGYAKARTA KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan YME. Karena dengan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Anak I ini. Dan makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas Keperawatan Anak I semester IV, yang dibimbing oleh Ibu Tri Arini, S. Kep. Ns. Makalah ini menjelaskan tentang asuhan keperawatan pada anak sakit dengan hydrocephalus. Pasien Hydrocephalus adalah pasien yang sangat menderita dan memerlukan perawatan khusus karena adanya kerusakan saraf yang menimbulkan kelainan neurologist berupa gangguan kesadaran sampai pada gangguan pusat vital. Dengan memandang manusia secara biopsikososial spiritual yang komperehensif. Akan tetapi ada kalanya perawat melupakan atau tidak memperhatikan hal tersebut secara keseluruhan. dan makalah ini diharapkan dapat memberikan gambaran pada pembaca, agar dapat mengetahui mengenai Asuhan Keperawatan pada An AR. Dan diharapkan dapat mendokumentasikan askep pada An AR sebagai implementasi dari unsur legal dalam keperawatan. Dan penulis mengucapkan banyak terima kasih pada pihak Ibu Tri Arini, S. Kep. Ns. dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 25 Oktober 2009 Penyusun BAB I PENDAHULUAN

Hydrocephalus telah dikenal sajak zaman Hipocrates, saat itu hydrocephalus dikenal sebagai penyebab penyakit ayan. Di saat ini dengan teknologi yangsemakin berkembang maka mengakibatkan polusi di dunia semakin meningkat pula yang pada akhirnya menjadi faktor penyebab suatu penyakit, yang mana kehamilan merupakan keadaan yang sangat rentan terhadap penyakit yang dapat mempengaruhi janinnya, salah satunya adalah Hydrocephalus. Saat ini secara umum insidennya dapat dilaporkan sebesar tiga kasus per seribu kehamilan hidup menderita hydrocephalus. Dan hydrocephalus merupakan penyakit yang sangat memerlukan pelayanan keperawatan yang khusus. Hydrocephalus itu sendiri adalah akumulasi cairan serebro spinal dalam ventrikel serebral, ruang subaracnoid, ruang subdural (Suriadi dan Yuliani, 2001). Hydrocephalus dapat terjadi pada semua umur tetapi paling banyak pada anak usia dibawah 6 tahun. Dari data yang didapat dalam kurun waktu 6 (enam) tahun pada kasus

Hydrocephalus di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda khususnya ruang Angsoka terdapat 101 kasus hydrocephalus dari 6233 kasus penyakit saraf yang ada.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. 1. 1.

Tinjauan Penyakit PENGERTIAN Hidrocefalus adalah

keadaan

patologik

otak

yang

mengakibatkan

bertambahnya cairan cerebrospinal dengan adanya tekanan intrakranial (TIK) yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat 2. mengeluarkan liguor (Depkes RI, 1989) Hidrocefalus adalah kelebihan cairan cerebrospinalis di dalam kepala. Biasanya di dalam sistem ventrikel atau gangguan hidrodinamik cairan

3.

liguor sehingga menimbulkan peningkatan volume (Setyanegara, 1998) Hidrocefalus adalah keadaan patologik otak yang

intravertikel mengakibatkan

bertambahnya cairan cerebrospinalis di dalam kepala (CSS) dengan atau pernah dengan tekanan intrakranial yang meninggi sehingga terdapat ruangan tempat mengalirnya CSS (Ngastiyah, 1997) Hidrocefalus adalah suatu kondisi dimana terjadi pembesaran sistem ventrikular akibat ketidakseimbangan antara produksi dan & absorbsi Victor, yang cairan cerebrospinal (CSF: 1992) Jadi Hidrocefalus merupakan Cerebrospinal suatu Fluid).(Ricard patologik

4.

5.

keadaan

otak

mengakibatkan bertambahnya cairan cerebrospinalis sehingga terdapat 2. pelebaran ruangan tempat mengalirnya cairan cerebrospinal. TIPE HIDROCEFALUS Menurut Ngatiyah (1997) menjadi dua yaitu: 1. 2. Hidrocefalus pada bayi dapat dibagi

Konginetal : Hidrocefalus sudah diderita sejak bayi dilahirkan Di dapat : Bayi/anak mengalaminya pada saat sudah besar

dengan

penyebabnya adalah penyakit-penyakit tertentu misalnya trauma kepala yang menyerang otak dan pengobatannya tidak tuntas. 1. Menurut Ngastiyah (1997) Hidrocefalus dapat dibagi dua yaitu: Hidrocefalus obstruksi ---> Tekanan CSS yang tinggi disebabkan oleh obstruksi pada salah satu tempat antara pembentukan oleh plexus koroidalis dan keluranya dari ventrikel IV melalui foramen lusckha 2. 3. dan magendie. Hidrocefalus komunikans ---> Bila tekanan CSS yang meninggi tanpa penyumbatan sistem ventrikel. ETIOLOGI Penyebab adalah: 1. 1. penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi

Kelainan bawaan Stenosis Aquaductus sylvii --> merupakan penyebab yang paling sering pada bayi/anak (60-90%) Aquaductus dapat berubah saluran yang buntu sama sekali atau abnormal ialah lebih sempit dari biasanya. Umumnya gejala Hidrocefalus terlihat sejak lahir/progresif dengan cepat pada bulan-bulan pertama setelah lahir.

2.

Spina bifida dan cranium bifida --> Biasanya berhubungan sindrom Arnold-Chiari akibat tertariknya medula spinalis

dengan dengan

medula oblongata dan cerebelum, letaknya lebih rendah dan menutupi foramen magnum sehingga terjadi penyumbatan sebagian/total. 3. Sindrom Dandy-Walker ---> Merupakan atresia congenital foramen luscha dan mengendie dengan akibat Hidrocefalus obstruktif dengan pelebran

sistem ventrikel terutama ventrikel IV sehingga merupakan krista yang besar di daerah losa posterior. 4. 5. 2. 3. 4. 4. Kista Arachnoid menurut usia. ---> Dapat terjadi conginetal membagi etiologi

Anomali pembuluh darah Infeksi Perdarahan Neoplasma PATOFISIOLOGI Hidrocefalus menurut Avril B. Kligmen (1999) terjadi sebagi akibat dari 3 mekanisme yaitu: produksi liguor yang berlebihan, peningkatan resistensi aliran liguor dan peningkatan tekanan sinus venosa sebagai, konskwensi dari tiga mekanisme ini adalah peningkatan TIK sebagai upayamempertahankan keseimbangan sekresi dan observasi berbeda-beda setiap saat selama perkembangan Hidrocefalus. Dialatasi ini terjadi sebagai akibat dari:

1. 2. 3. 4. 5. 6. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Kompresi sistem serebrovaskular Redistribusi dari liquor serebrospinalis atau cairan ekstra selular atau keduanya di dalam sistem susunan saraf pusat. Perubahan mekanis dari otak Efek tekanan denyut liquor cerebrospinalis Hilangnya jaringan otak Pembesaran volume sutura kranial. tengkorak akibat adanya regangan abnormal pada

TANDA DAN GEJALA Gejala yang nampak dapat berupa (Ngastiyah, 1997; Depkes;1998) TIK yang meninggi: muntah, nyeri kepala, edema pupil saraf otak II Pada bayi biasanya disertai pembesaran tengkorak Kepala bayi terlihat lebih besar bila dibandingkan dengan tubuh Ubun-ubun besar melebar atau tidak menutup pada waktunya teraba tegang dan mengkilat dengan perebaran vena di kulit kepala Sutura tengkorak belum menutup dan teraba melebar Terdapat sunset sign pada bayi (pada mata hitamnya, kelopak mata tertarik ke atas) Bola mata suborbital terdorong ke bawah oleh tekanan yang dan kelihatan penipisan hitamtulang

Sklera mata tampak di atas iris Pergerakan mata yang tidak teratur dan nistagmus tak jarang terdapat

10. Kerusakan saraf yang memberi gejala kelainan neurologis berupa gangguan kesadaran motorik atau kejang-kejang, kadang-kadang gangguan pusat vital

6. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 7.

KOMPLIKASI Peningkatan TIK Kerusakan otak Infeksi: septisemia, ventrikulitis, abses otak Emboli otak Obstruksi vena kava superior Shunt tidak berfungsi dengan baik akibat obstruksi mekanik Fisik dan intelegent kurang dari normal, gangguan penglihatan Kematian Komplikasi Hidrocefalus menurut Prasetio (2004) Peningkatan TIK Pembesaran kepala kerusakan otak Meningitis, ventrikularis, abses abdomen Ekstremitas mengalami kelemahan, inkoordinasi, menurun Kerusakan jaringan saraf Proses aliran darah terganggu PENATALAKSANAAN Penanganan hidrocefalus masuk pada katagori live saving and live sustaining yang berarti penyakit ini memerlukan diagnosis dini yang dilanjutkan menyebabkan dengan tindakan bedah secepatnya. Keterlambatan akan kecacatan dan kematian sehingga prinsip pengobatan dengan merusak pleksus sensibilitas kulit infeksi luka nefritis, meningitis,

1.

hidrocefalus harus dipenuhi yakni: Mengurangi produksi cairan serebrospinal

koroidalis dengan tindakan reseksi atau pembedahan, atau dengan obat azetasolamid (diamox) yang menghambat pembentukan cairan 2. serebrospinal. Memperbaiki hubungan dengan tempat subarachnoid 3. 1. 2. 3. 4. 5. 6. antara tempat produksi caira serebrospinal dengan

absorbsi,

yaitu

menghubungkan

ventrikel

Pengeluaran cairan serebrospinal ke dalam organ ekstrakranial, yakni: Drainase ventrikule-peritoneal (Holter, 1992; Scott, 1995;Anthony JR, 1972) Drainase Lombo-Peritoneal Drainase ventrikulo-Pleural (Rasohoff, 1954) Drainase ventrikule-Uretrostomi (Maston, 1951) Drainase ke dalam anterium mastoid Mengalirkan cairan serebrospinal ke dalam vena jugularis dan jantung melalui kateter yang berventil (Holter Valve/katup Holter) yang memungkinkan pengaliran cairan serebrospinal ke satu arah. Cara ini merupakan cara yang dianggap terbaik namun, kateter harus diganti

sesuai dengan pertumbuhan anak infeksi sekunder dan sepsis. 4.

dan

harus

diwaspadai

terjadinya

Tindakan bedah pemasangan selang pintasan atau drainase dilakukan setelah diagnosis lengkap dan pasien telah di bius total. Dibuat sayatan kecil di daerah kepala dan dilakukan pembukaan tulang tengkorak dan selaput otak, lalu selang pintasan dipasang. Disusul kemudian dibuat sayatan kecil di daerah perut, dibuka rongga perut lalu ditanam selang pintasan, antara ujung selang di kepala dan perut dihubiungakan dengan selang yang ditanam di bawah kulit hingga tidak terlihat dari luar.

5.

Pengobatan modern atau canggih dilakukan dengan bahan shunt atau pintasan jenis silicon yang awet, lentur, tidak mudah putus. VRIES (1978) mengembangkan fiberoptik yang dilengkapi perawatan bedah mikro dengan sinar laser sehingga pembedahan dapat dipantau melalui

2. 1.

televisi. Tinjauan Teori Asuhan Keperawatan Pengkajian Pengkajian pada Hydrocephalus menurut Suradi dan Yuliani (2001),

yaitu pembesaran kepala pada bayi atau lingkar kepala, ukuran ubunubun menonjol bila menangis, vena terlihat jelas pada kulit kepala, binyi cracked pot pada perkusi, tanda setting sun, penurunan kesedaran, oposthotonus, spesifik pada ekstrimitas bawah, tanda peningkatan tekanan intracranial (muntah proyektil, pusing, papil edema), perubahan tanda vital khususnya pernafasan, pola tidur, 2. prilaku dan interaksi Diagnosa Keperawatan Pasien Hydrocephalus adalah pasien yang sangat menderita dan memerlukan perawatan khusus karena adanya kerusakan saraf yang menimbulkan kelainan neurologist berupa gangguan kesedaran sampai pada gangguan pusat vital. Masalah yang perlu diperhatikan adalah gangguan neurologist, resiko terjadinya decubitus, kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit (Nyastiyah,1997). Masalah keperawatan menurut Suradi dan Yuliani (2001), ada enam yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan meningkatnya volume cairanserebro spinal, meningkatnya tekanan intracranial. Resiko injury berhubungan dengan pemasangan shunt. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan adanya tindakan untuk mengurangi tekanan intracranial, meningkatnya tekanan intracranial. Resiko infeksi berhubungan dengan efek pemasangan shunt. Perubahan peruses keluarga berhubungan dengan kondisi yang mengancam kehidupan anak. Antisipasi berduka berhubungan dengan kemungkinan kehilangan anak.

3.

Perencanaan Rencana tinmdakan

sesuai

teoti

yang

dirtetepkan

olah

Suriadi

dan

1. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Yuliani tahun 2001, pada Hydrocephalus adalah : Cegah komplikasi dengan : Ukur lingkar kepala setiap 8 jam. Monitor kondisi frontanel Atur posisi operasi. anak miring kearah yang tidak dilaksanakan tindakan untuk

Jaga posisi kepala tetap sejajar dengan tempat tidur menghindari pengurangan tekanan intracranial yang tiba-tiba.

Observasi dan nilai fungsi neurologis tiap 15 menit hingga tandatanda vital stabil. Laporkan segera tiap perubahan tingkah laku atau perubahan tandatanda vital. Nilai kesadaran balutan terhadap adanya perdarahan dan daerah sekitar operasi terhadap tanda-tanda kemerahan dan pembengkakan setiap dua jam. Ganti posisi setiap dua jam dan jika perlu gunakan matras yang berisi udara untuk mencegah penekanan yang terlalu lama pada daerah tertentu Cegah terjadinya infeksi dan injury : Laporkan segera jika terjadi perubahan tanda vital atau tingkah laku. Monitor daerah sekitar operasi terhadap adanya tanda-tanda kemerahan atau pembengkakan. Pertahankan kondisi terpasangnya shunt yang tidak baik maka segera untuk kolaborasi untuk pengangkatan atau penggantian shunt. Lakukan pemijatan pada selang shunt untuk menghindari sumbatan pada awalnya. Bantu penerimaan berpartisipasi : Berikan kesempatan orang pada tua orang tentang tua keadaan anak dan dapat untuk

8. 2. 1. 2. 3. 4. 3. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 4.

atau

anggota

keluarga

mengekspresikan perasaan. Hidari dalam pemberian pernyataan yang negative. Tunjukkan tingkah laku yang menerima keadaan anak. Berikan dorongan pada orang tua untuk membantu perawatan anak,

ijinkan orang tua melakukan perawatan pada anak dengan optimal. Jelaskan seluruh tindakan dan pengobatan yang dilakukan. Berikan dukungan pada tingkah laku orang tua yang positif. Diskusikan tingkah laku orang tuayang menunjukkan adanya frustasi. Pelaksanaan Pelaksanaan yang akan dilakukan sesuai dengan perencanaan diatas

1. 1.

yaitu : Mencegah komplikasi. Mengukur lingkar kepala setiap 8 jam.

2. 3. 4. 5. 6.

Memonitor kondisi fontanel. Mengatur posisi anak miring operasi. Menjaga posisi kepala tetap

kearah

yang

tidak

dilakukan tempat

tindakan untuk

sejajar

dengan

tidur

,menghindari tekanan intracranial yang tiba-tiba. Observasi dan nilai fungsi neurologist tiap 15 menit hingga tandatanda vital stabil. Melaporkan segera setiap terstimulasi, tanda vital. menurunnya perubahan tingkat tingkah laku atau misalnya perubahan : mudah tanda-

kesadaran,

7.

Menilai keadaan balutan terhadap adanya perdarahan dan daerah sekitar operasi terhadap tanda-tanda kemerahan dan pembengkakan setiap 15 menit hingga tanda vital stabil, selanjutnya setiap 2 jam. Mengganti posisi setiap 2 jam dan jika perlu gunakan matras yang berisi udara untuk mencegah penekanan yang terlalu lama pada daerah tertentu.

8.

2. 1. 2. 3.

Mencegah terjadinya infeksi dan injury : Melaporkan segera jika terjadi perubahan tanda vital (meningkatnya temperature tubuh) atau tingkah laku. Memonitor daerah sekitar operasi terhadap adanya tanda-tanda

kemerahan atau pembengakakan. Mempertahankan kondisi terpasangnya shunt tetap baik, jika kondisi shunt yang tidak baik maka segera berkolaborasi untuk pengangkatan atau penggantian shunt.

4. 3. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 5. 1.

Melakukan pemijitan pada selang shunt untuk menghindari sumbatan pada awalnya. Membantu penerimaan beradaptasi : orang tua orang tentang tua keadaan anggota anak dan dapat untuk

Memberikan kesempatan pada mengekspresikan perasaan.

atau

keluarga

Menghindari dalam memberikan pernyataan yang negative. Menunjukan tingkah laku yang memerima keadaan anak

(menggendong,

berbicara dan memberikan kenyamanan pada anak). Memberikan dorongan pada orang tua untuk membentu perawatan anak, ijinkan orang tua melakukan perawatan pada anak dengan optimal. Menjelaskan seluruh tindakan dan pengobatan yang dilakukan. Memberikan dukungan pada tingkah laki orang tua yang positif. Mendiskusikan tingkah laku orang tua yang menunjukkan frustasi. Evaluasi Menurut Suradi dan Yuliani (2001), hasil yang akan dicapai : Anak akan menunjukan tidak adanya tanda-tanda komplikasi jaringan serebral adekuat. perfusi adanya

2. 3. 4. 5.

Anak akan menunjukan tanda-tanda terpasangnya shunt dengan tepat. Anak tidak akan menunjukan tanda-tanda injury. Anak tidak akan menunjukan tanda-tanda infeksi (tumor, rugor, dolor, kalor, fungsi laesa). Orang tua akan menerima anak dan akan mencari bantuan untuk mengatasi rasa berduka.

BAB III TINJAUAN KASUS

Nama Mahasiswa : 1. Cholida Novilanti 2. Deasy Nurul Fadhilah NIM : 1. 1408008 2. 1408010 Ruang : Cendana 4 Tanggal pengkajian : 12/1/10 Jam 21.15 Metode : Wawancara, Observasi, Pemeriksaan Fisik Sumber data : Orang tua, status pasien, petugas kesehatan lain

I.

INDENTITAS No MR : 01 45 59 21 Tgl masuk RS : 12 Januari 2010 Nama Klien : An AR Panggilan : R Tempat tgl lahir : Mungkid, 8 Desember 2009 Umur : 1 Bulan 5 hari Jenis kelamin : Laki-laki Suku : Jawa, Indonesia Nama Ayah / Ibu : Tn S / Ny B Pekerjaan : Buruh / IRT Pendidikan : SD / SD Alamat : Santan Progowati Mungkid Magelang

II.

KELUHAN UTAMA

o o

Kepala membesar Ibu mengatakan saya khawatir dengan keadaan anak saya mbak

III.

RIWAYAT KELUHAN SAAT INI Satu minggu sebelum masuk RS ibu mengeluh mulai melihat kepala anaknya membesar kemudian di periksakan ke RSUD Muntilan tanggal 6 Januari 2010 di poloklinik dianjurkan mondok. Tanggal 9 Januari 2010 foto scan di RS Pantirapih Yogyakarta, kembali lagi ke RSUD Muntilan untuk menunggu hasil scan. Tanggal 11 Januari 2010 jam 13.45 WIB anak masuk IRD

Planing IRD in RL Cel lab alb glob, Na, KCL Homeostasis Baby gram Masuk ke Cendana 4 jam 14.00

IV.

RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU 1. Prenatal Ibu mengatakan selama hamil tidak ada keluhan, saat hamil periksa rutin di bidan. 2. Peri natal Ibu mengatakan saat melahirkan ditolong bidan dan normal 3. Post natal Ibu mengatakan anaknya lahir 1engkap, tidak ada kelainan selama nifas juga tidak ada keluhan 4. Riwayat penyakit yang pernah diderita Ibu mengatakan anaknya belum pernah menderita penyakit berat sebelum ini. 5. Riwayat injuri Ibu mengatakan anaknya belum pernah mengalami kecelakaan 6. Riwayat alergi Ibu mengatakan keluarga obatatapun makanan. tidak ada yang mempunyai riwayat alergi

o o o

1. Riwayat imunisasi BCG : 1 x(1 hari setelah lahir di bidan) Hepatitis : 1 x (bersama dengan Bcg) Dpt, polio, campak, gelum

V.

RIWAYAT SOSIAL 1. 2. Yang mengasuh : Kedua orang tuanya Hubungan dengan anggota keluarga : baik

VI.

RIWAYAT KELUARGA 1. Sosial ekonomi Sedang orang tua (ayah) bekerja sebagai buruh lepas. 2. Lingkungan rumah Rumah berada di pedesaan 3. Riwayat kesehatan keluarga Keluarga tidak ada yang menderita penyakit asma, TBC, Hipertensi

Genogram

Ibu Ayah Pasien

: Perempuan : Laki-laki : Laki-laki Meninggal : Pasien : Garis Perkawinan : Garis Keturunan ---- : Tinggal serumah

VII.

PENGKAJIAN TINGKAT PEKEMBANGAN SAAT INI Anak 1. bisa Personal social tersenyum spontan, Adaptif motorik halus saat diajak bercanda, anak bisa

tersenyum 2.

3. Bahasa Pasien bisa dipanggil menatap orang yang mengajak bicara 4. Motorik kasar Anak bisa menggerakan kepala kekanan dan kekiri

VIII.

PENGKAJIAN POLA KESEHATAN KLIEN SAAT INI 1. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan Ibu pasien tahu kalau anaknya membutuhkan perawatan yang lebihmemadai dan ibu selalu berharap dan minta doanya anaknya cepat sembuh. 2. Nutrisi Dari sejak lahir pasien minum ASI saja reflek menghisap baik 1. Cairan

o o o

ASI semuanya Mendapat infus RL 20 tpm mikro Injeksi cefotaxime 2x250 mg

4. 4. 4.

Aktivitas Tidur, menangis Tidur dan istirahat Anak lebih banyak tidurnya 10-12 jam/hari Eliminasi BAK ngompol 1 5x /hari BAB 3x /hari lembek Pola hubungan Hubungan dengan orang tua baik, kemudian digendong ibunya anak diam. ditandai bila anak nangis

4.

4. 4.

Keping atau temperamen dan disiplin yang diterapkan. Anak menangis bila lapar ingin minum Kognitif dan perepsi Ibu mengatakan bingung dengan keadaan anaknya Ibu sering bertanyatanya tentang kaadaan anaknya.

IX.

PEMERIKSAAN FISIK

o o
2. 2. 2.

1. Keadaan umurn Tingkat kesadaran : composmentis Nadi : 120 x/menit Suhu : 30 an

C RR: 32x/hari LK: 39

Kulit Lembab, turgor kulit baik, tidak ada luka, perabaan hangat Kepala Kepala tampak membesar LK 39 cm ubun-ubun datar, sunset phenomen (+) Mata Simetris, bersih tidak ada skret, conjung tiva tidak dinamis, sklera tidak icterik, pupil isokor, kulit penglihatan baik. Telinga Bersih, simetris, tidak ganggungan pendengaran ada cairan yang keluar, tidak ada

2.

2. 2. 2. 2.

Hidung Bersih, simetris tidak ada skret yang keluar Mulut Berish, tidak stomatitis Leher Simetris tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan uera jugularis Dada Inpeksi : dada simetris, tidak ada ketinggalan gerak tidak ada luka Perkusi : suara sohor Palpasi : tidak ada nyeri tekan Auskultasi : vesikuler paru-paru bersih tidak ada wizing.

2.

Abdomen Inspeksi : simetris tidak ada luka bekas operasi Auskultasi : peristaitik (+) 13 x/menit Perkusi . Palpasi : tidak ada nyei tekan

2. 2. 2.

Genetalia Laki-laki, alat kelamin bersih, tidak ada kelainan Anus dan rectum Bersih, tidak ada kelainan, tidak ada atesria ari Moskuloskutal Ekstermitas otas : gerakan aktif, tidak ada kelainan Ekstermitas : gerakan (aktif pada kaki sebelah kiri terdapat tusukan ifus sejak tanggal 12 januari 2010

X.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PENUNJANGAN CT. Scan kepala tanggal9 Januari 2010 Kesan : - Hidrosecefalus obstruksi intraventrikel lateralis, hematom intraventikel III dan IV hematom, tak tampak SOP/INFORK 14 Januari 2010 Baby gram Kesan pulmo : tak tampak adanya kelainan, tonfigurasi cor normal Abdomen : gambar distrik sistem usus

Laborat tanggal 14 Januari 2010 Hasil TP ALB Bun Cre Uric Glu : 4, 72 g/dl : 2,83 g/dl : 4,8 mg.dI : 0,39 mg/dl : 3,7 mg/dl : 91 mg/dl Reference 6,40-30 7,0-8,0 0,60-1,30 3,6-72 Low Low Remaks Low

Na K Cl Glob

: 140,1 mmol/1 : 4,63 mmol/l : 110,2 mmol/1 : 1,59 g/dl

136,0-145 3,10-5,00 98,0-107,0 High

14 Januari 2010 Homeostasis PPT INR Kontrol APTT Kontrol BT :34,1 : 3,59 :13,7 : 94,9 :31,1 :2 det det 28-35 det 13,3-16

Informasi lain dii/asi Terpasang infus RL 20 Hs/menit mikro Ceotaxime 2x250 mg IV Tunggu jadwal operasi pemasangan VP shurt

XI.

ANALISA DATA DATA Ds: PENYEBAB Keterbatasan MASALAH Kurang pengetahuan orang tua tentangpenyakit hidrosefalus

Ibu pasien mengatakan

paparan

saya khawatir dengan keadaan anak saya mbak

Ibu pasien mengatakan bingung dengan keadaan anaknya

Do:

Ibu pasien sering bertanya-tanya tentang keadaan anaknya

XII. 1.

DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS) Cemas b/d krisis situasional Ds: Ibu pasien mengatakan saya khawatir dengan keadaan anak saya mbak Ibu pasien mengatakan bingung dengan keadaan anaknya Do: Ibu pasien sering bertanya-tanya tentang keadaan anaknya

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA : An AR NO. MR : 01 45 59 21 Hari/ Tanggal TUJUAN Selasa, 12/1/10 Jam 21.15 WIB Cemas b/d krisis situasional Ds: Setelah tindakan selama klien 2 x dilakukan keperawatan 24 jam mampu dan yang dengan akan TINDAKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN PERENCANAAN

Kaji kecemasan

res

Ibu saya

pasien

mengatakan dengan

reaksi psikolo

khawatir pasien

dari kecemasan

keadaan anak saya mbak

mengkontrol menciptakan/ bangkan lebih

cemas

Terima

Ibu

mengatakan keadaan

mengem

argumentasi kl atau berdebat

bingung anaknya Do:

dengan

koping efektif

jangan di tent

kriteria hasil :

mampu dan

Dorong untuk

kl

Ibu

pasien

sering tentang

Klien penyebab

bertanya-tanya keadaan anaknya

mengidentifikasi mengungkapkan tanda dan gejala cemas

mengembangkan adaptif kecemasan

koping yang le sumber-sumber

terha

Klien mengungkapkan penurunan cemas

Berikan untuk perawat merasakan yang oleh klien

emp

menunju

da

dirasa

You might also like