You are on page 1of 12

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Biokiomia Umum dengan judul Reaksi Pengendapan yang disusun oleh: Nama NIM Kelas Kelompok : Sepriyanto Agan : 101414028 :B : VI (enam)

Telah diperiksa dan dikonsultasikan kepada Asisten/Koordinator Asisten, maka dinyatakan diterima. Makassar, 2011 Koordinator Asisten Asisten Desember

Djumarimanto S.Pd.

Sukmawati 081414004

Mengetahui Dosen Penanggung Jawab

Prof.Dr.Ir. Hj. Yusminah Hala, MS NIP/NIK: 19611212 1986012002

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Protein memegang peranan penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Di dalam kehidupan kita, protein memegang peranan yang penting pula. Suatu protein berfungsi sebagai biokatalis, pengganti sel-sel yang rusak atau tua, sebagai zat pembangun dan lain-lain. Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan ataupun tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan biasa disebut dengan protein hewani sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati. Beberapa makanan yang berfungsi sebagai sumber protein adalah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, buah-buahan, dan lain-lain. Salah satu sumber protein yang di akan diuji dalam laboratorium adalah albumin atau putih telur. Telur merupakan bahan makanan yang umum dikonsumsi oleh masyarakat yang memiliki kadar protein yang cukup tinggi. Selain itu putih telur memiliki fungsi yang cukup penting diketahui oleh masyarakat yaitu sebagai antidotum atau penawar racun apabila orang keracunan logam berat. Pada percobaan ini yang akan diamati adalah reaksi protein dengan menggunakan alkohol dan garam-garam atau ion logam berat. Melalui percobaan ini akan dibuktikan bahwa protein dapat diendapkan dengan menggunakan bahan-bahan tersebut. Oleh sebab itu percobaan ini perlu dilakukan.

B. Tujuan Praktikum 1. Untuk mengetahui reaksi pengendapan pada asam amino. 2. Untuk mengetahui reaksi pengendapan pada protein. 3. Untuk mengetahui reaksi pengendapan pada peptida. C. Manfaat Praktikum Mahasiswa dapat mengetahui zat-zat apa saja yang dapat mengendapkan protein dan bagaimana zat-zat tersebut bila diberikan berlebihan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Kata protein berasal adri kata Yunani, proteios, yang artinya pertama. Sesuai dengan namanya, protein merupakan suatu senyawa yang penting dalam kehidupan. Fungsi utama protein adalah membentuk jaringan baru dan

mengganti jaringan tubuh yang rusak.Pada hewan dan manusia, protein merupakan komponen pembentuk otot,urat, kulit, kuku, rambut, bulu, tanduk, dan jaringan penunjang seperti tulang rawan. Di samping itu protein dapat berfungsi sebagai alat pengangkut oksigen, pembentuk antibodi, katalisator

biokimia dan pengatur metabolisme(Sumardjo, 1989). Dalam kehidupan protein memegang peranan yang penting. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Di samping itu, hemoglobin dalam butir-butir darah merah atau eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paruparu ke seluruh bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein. Demikian pula zatzat yang berperan untuk melawan bakteri penyakit atau yang disebut antigen, juga suatu protein(Poejiadi, 1994). Menurut (Anonima, 2011)protein merupakan kelompok biomakromolekul yang sangat heterogen. Ketika berada diluar makhluk hidup atau sel, protein sangat tidak stabil. Untuk mempertahankan fungsinya, setiap jenis protein

membutuhkan kondisi tertentu ketika diekstraksi dari normal biological milieu. Protein yang diekstraksi hendaknya dihindarkan dari proteolisis atau

dipertahankan aktivitas enzimatiknya. Untuk

menganalisa protein yang ada

didalam sel tersebut, diperlukan prosedur fraksinasi sel yaitu: 1. memisahkan sel dari jaringannya, 2. menghancurkan membran sel untuk mengambil kandungan

sitoplasmanya dan organelnya serta 3. memisahkan organel-organel dan molekul penyusunya. Prosedur 1dan 2 dinamakan homogenasi dapatdilakukan dengan menggunakan alat yang paling sederhana seperti homogeniser atau mortal sampai alat yang

paling mutakhir seperti pemakaian vibrasi dan sonikasi tergantung pada bahan yang akan dihomogenasi. Prosedur 3 dilakukan dengan menggunakan sentrifus dengan kecepatan dan lama sentrifugasi tertentu. Sebagian besar protein

merupakan molekul yang mudah rusak bila tidak berada pada kondisi fisiologisnya. Karena itu, untuk mempertahankan struktur dan fungsi protein, fraksinasi dilakukan pada suhu rendah (40C) dalam buffer (tergantung dari jenis protein yang akan dianalisa. Asam amino merupakan satuan penyusun protein. Berdasarkan rumus bangunnya asam amino dapat dipandang sebagai turunan asam kerboksilat, yang salah satu atom hidrogennyadiganti oleh gugus amino(-NH3). Protein dapat dan pH tertentu

dipecah kembali menjadi asam amino, yaitu dengan memakai asam,basa,maupun hidrolisis dengan enzim. Hidrolisis yang komplit dari protein akan menghasilkan 20 macam asam amino. Asam amino tergolong amfoter, yaitu dapat bereaksi asam atau basa. Menampakkan diri sebagai ion zwitter, ion yang sedikitnya tergantung pada titik iso elektriknya. (Hala, 2010) Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil(-COOH) karbon(C) yang sama dan amina(biasanya NH2). Dalam biokimia satu atom atom C alfa atau ). Gugus karboksil

seringkali pengertiannya dipersempit; keduanya terdapat pada (disebut

memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam padalarutan basadan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadikarena asam amino mempu menjadi zwitter-ion. Asam paling banyak amino termasuk golongan senyawa yang

dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam

organisme, yaitu sebagai penyusun protein. Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugu: gugus amina(NH2), gugus karboksil(COOH), atom hidrogen(H), dan gugus sisa(R, dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya. (anonimb, 2011). Dua molekul asam amino dapat saling berikatan membentuk ikatan kovalen melalui suatu ikatan amida yang disebut dengan ikatan peptida. Ikatan

kovalen ini terjadi antara gugus karboksilat dari satu asam amino dengan gugus amino dari molekula asam amino lainnya dengan melepas molekul air. Tiga molekul asam amino dapat bergabung membentuk dua ikatan peptida, begitu seterusnya sehingga dapat membentuk rantai polipeptida. Peptida memberikan reaksi kimia yang khas, dua tipe reaksi yang terpenting yaitu hidrolisis ikatan peptida dengan pemanasan polipeptida dalam (konsentrasi tinggi). Sehingga dihasilkan suasana asam atau basa kuat asam amino dalam bentuk

bebas.(anonimc, 2011).

BAB III METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat Hari/tanggal : Kamis, 24 November 2011

Waktu Tempat B. Alat dan Bahan I. Alat:

: Pukul 09.00-10.50 wita : Laboratorium Biologi FMIPA UNM

a. Gelas ukur 250 mL b. Tabung reaksi c. Rak tabung reaksi d. Penjepit tabung e. Alu dan mortar II. Bahan: a. Asam Fosfotungstat b. Asam fosfomolibdat c. Asam pikrat pekat d. Asam sulfosalisilat e. Asam triklorasetat C. Prosedur Kerja 1. Uji pengendapan dengan reagen akohol a. Menyediakan reagen asam pikrat jenuh, asam trikloroasetat, asam fosfomolibdat, asam sulfosalisilat dan alkohol 90%. b. Mengambil 6 tabung reaksi untuk 6 zat tersebut di atas dan f. Feriklorida g. Merkuriklorida h. Alkohol 90 % i. Albumin j. Tempe

memasukkan 3ml larutan protein encerke masing-masing tabung. c. Masing-masing tabung diisi masing-masing reagen. d. Catat berapa tetes menunjukkan adanya endapan. 2. Pengendapan protein oleh garam-garam atau ion-ion logam berat a. Menyediakan reagen perak nitrit 2%, tembaga sulfat 2%, ferriklorida 2%, dan merkuriklorida2%. b. Mengambil 5 tabung reaksi untuk zat tersebut di atas dan ke dalam masing-masing tabung dimasukkan 3 ml larutan protein encer.

c. Setelah itu mengisi masing-masing masing-masing reaksi.

masing-masing tabung

dengan

d. Mencatat berapa tetes menunjukkan endapan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan I. Pengendapan dengan reagen alkohol pekat No. 1. Bahan Protein Reagen Asam Trikloroasetat Asam Fosfotungstat Ada endapan tetes ke-8 tetes ke-8 Habis endapan tidak kembali tidak kembali

Asam Pikrat Alkohol Asam Sulfosalisilat 2. Pepton Asam Trikloroasetat Asam Fosfomolibdat Asam Fosfotungstat Alkohol 3. Albumin Asam Sulfosalisilat Asam Trikloroasetat Asam Fosfotungstat
Asam Fosfomolibdat Asam Sulfosalisilat

tetes ke-6 tetes ke-7 tetes ke-15


Tidak ada endapan Tidak ada endapan Tidak ada endapan Tidak ada endapan tidak ada endapan

tidak kembali kembali kembali tidak kembali tidak kembali tidak kembali tidak kembali tidak kembali

II. Pengendapan protein dengan garam-garam atau ion logam berat No.
1.

Protein
Protein

Reagen
Perak nitrat Ferriklorida Merkuriklorida Perak nitrat Ferriklorida Merkuriklorida Perak nitrat Ferriklorida Asam Pikrat Merkuriklorida

Ada endapan
Tetes ke-30 Tetes ke-40 Tetes ke-30 Tetes ke-20 Tidak ada endapan Tidak ada endapan Tetes ke-5 Tetes ke-6 Tetes ke-5 Tetes ke-15

Habis endapan
Tetes ke-50 Tetes ke-50 Tetes ke-80 Tidak kembali Tidak kembali Tidak kembali Tetes ke-27 Tetes ke-40 Tidak kembali Tidak kembali

2.

Pepton

3.

Albumin

B. Pembahasan 1. Uji pengendapan dengan reagen alkohol Dari ketiga percobaan pengujian di atas dapat dibandingkan antara protein, pepton, albumin jika masing-masing ditambahkan dengan reagen, pada pepton tidak terjadi endapan. Pada protein, ujung C asam amino yang terbuka dapat bereaksi dengan alkohol dalam suasana asam membentuk senyawa protein ester. endapan. Protein dapat diendapkan dengan penambahan alkohol. Pelarut organik akan mengubah (mengurangi) konstanta dielektrika dari air, sehingga kelarutan Pembentukan ester ini ditunjukkan oleh adanya

protein berkurang, dan juga karena alkohol akan berkompetisi dengan protein terhadap air (Poedjiadi 1994).

2. Pengendapan protein oleh garam-garam atau ion logam berat Pencampuran ketiga larutan sampel dengan merkuriklorida, ferriklorida, perak nitrat. Pepton disini tidak menunjukkan adanya endapan, namun pada protein dan albumin terdapat endapan. Ferriklorida membentuk endapan yang tidak dapat dilarutkan lagi, sedangkan perak nitrit memiliki endapan yang dapat terlarut. Garam logam berat seperti Ag, Pb, dan Hg akan membentuk endapan logam proteinat. Ikatan yang terbentuk amat kuat dan akan memutuskan jembatan garam, sehingga protein mengalami denaturasi. Secara bersama gugus -COOH dan gugus NH2 yang terdapat dalam protein dapat bereaksi dengan ion logam berat dan membentuk senyawa kelat. Ion-ion tersebut adalahAg+, Ca++, Zn++, Hg++, Fe++, Cu++, Co++, Mn++, dan Pb++. Selain gugus COOH. Dan gugus NH2, gugus -R pada molekul asam amino tertentu dapat pula terjadi reaksi dengan ion atau senyawa lain. Gugus sulfihidril (-SH) pada molekul sistein akan bereaksi dengan ion Ag+ atau Hg++(Poedjiadi 1994).

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Protein dapat diendapkan dengan penambahan alkohol. Garam logam berat seperti Ag, Pb, dan Hg akan membentuk endapan logam proteinat. Ikatan yang terbentuk amat kuat dan akan memutuskan jembatan garam, sehingga protein mengalami denaturasi. Secara bersama gugus -COOH dan gugus NH2 yang terdapat dalam protein dapat bereaksi dengan ion logam berat dan membentuk senyawa kelat. Kelarutan protein akan berkurang bila ke dalam larutan

protein ditambahkan garam-garam anorganik, akibatnya protein akan terpisah sebagai endapan. B. Saran 1. Diharapkan adanya penambahan alat-alat seperti pipet dan tabung reaksi sehingga memudahkan praktikan dalam melaksanakan praktikum dan hasil yang didapatkan bisa lebih valid. 2. Diharapkan kepada asisten agar memperhatikan praktikan agar tidak melakukan kesalahan dalam praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
Anonima. Asam amino. http://id.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 22 November 2011 Anonimb. Peptida sebagai rantai protein. http://www.chem-is-try.org. Diakses pada tanggal 22 November 2011. Anonimc. Pengertian Protein. http://www.membuatblog.web.id. Diakses pada tanggal 22 November 2011. Hala, Yusmina. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar: UNM Makassar. Sumardjo, Darmin. 1989. Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC.

You might also like