You are on page 1of 4

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU LANSIA DENGAN KATARAK

NAMA MAHASISWA TANGGAL

: RATIH DEWI ARYANI : 20 DESEMBER 2011

1. LATAR BELAKANG Mata merupakan bagian pancaindera yang sangat penting disbanding indera lainnya. Para ahli mengatakan, jalur utama informasi 80% adalah melalui mata. Mata sering disebut jendela karena bisa menyerap semua yang memantulkan. Fatalnya, banyak faktor yang menyebabkan gangguan pada mata hingga menimbulkan kebutaan

(http://kbi.gemari.or.id). Buta berdasarkan orang awam adalah kondisi tidak bisa melihat sesuatu apapun yang ada dihadapannya. Tetapi menurut ilmu kedokteran bidang mata dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bila seseorang hanya dapat melihat atau menghitung jari dengan jarak kurang dari 3 meter (<3/60) maka ia sudah dikatakan buta (http://kumpulan-artikel-menarik.blogspot.com). Penyebab terbanyak kebutaan adalah katarak. Katarak adalah keburaman atau kekeruhan lensa yang normalnya transparan dan dapat dilalui cahaya ke retina. Saat kekeruhan terjadi, maka terjadi pula kerusakan penglihatan (Engram, 2000). Umumnya katarak terjadi bersamaan dengan bertambahnya umur yang tidak dapat dicegah. Katarak memiliki derajat keparahan yang sangat bervariasi dan dapat disebabkan oleh berbagi hal, seperti kelainan bawaan, kecacatan, keracunan obat, tetapi biasanya berkaitan dengan penuaan. Sebagian besar kasus bersifat bilateral, walaupun kecepatan perkembangan pada masing-masing mata jarang sama. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), saat ini diseluruh dunia ada sekitar 135 juta penduduk dunia memiliki penglihatan lemah dan 45 juta orang menderita kebutaan. Dari jumlah tersebut, 90% diantaranya berada di negara berkembang dan sepertiganya berada di Asia tenggara. Di Indonesia, jumlah penderita kebutaan akibat katarak selalu bertambah 210.000 orang per tahun, 16% diantaranya diderita usia produktif (http://kbi.gemari.or.id). Angka kejadian katarak 0,78% dan angka

pertumbuhan katarak pertahun 0,1% dari jumlah penduduk. Usia merupakan penyebab terbanyak terjadinya katarak yang disebut katarak senilis. Dengan meningkatnya derajat
1

kesehatan dan usia harapan hidup maka katarak senilis pun meningkat. Hampir 100% orang akan mengalami katarak terutama katarak yang terkait usia. Secara statistik, usia timbulnya katarak mulai diatas usia 45 tahun dan semakin banyak usia diatas 60 tahun. Katarak memang tidak dapat dicegah, akan tetapi juga dapat diobati (http://kumpulanartikel-menarik.blogspot.com). Pengobatan terhadap katarak adalah pembedahan. Pembedahan dilakukan apabila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari, atau bila katarak ini menimbulkan penyulit seperti glaukoma dan uveitis. Apabila diindikasikan pembedahan, maka ekstraksi lensa akan secara definitif memperbaiki ketajaman penglihatan pada lebih 90%. Sisanya 10% pasien mugkin telah mengalami penyulit pasca bedah serius, misalnya glaukoma, ablasio retina, perdarahan corpus vitreum, infeksi, atau pertumbuhan epitel ke bawah (ke arah kamera interior) yang menghambat pemulihan visus. Lensa intraocular dan lensa kontak kornea menyebabkan penyesuaian setelah operasi katarak menjadi lebih mudah, dibandingkan pemakaian kacamata katarak yang tebal (http://kinton.multiply.com). Peran perawat pada pasien dengan katarak sangatlah banyak. Disini, perawat sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi dan penyulit sedini mungkin. Pada pasien katarak dengan pre operasi, peran perawat diperlukan untuk mempersiapkan pasien dalam pembedahan mata yang akan dilakukan. Mulai dari pemeriksaan kesehatan tubuh umum untuk menentukan apakah ada kelainan yang menjadi penghalang, pemenuhan kebutuhan psikologis dan keamanan pasien serta pengetahuan tentang tindakan yang akan dilakukan dan komplikasi yang mungkin terjadi. Pada post operasi katarak, peran perawat dibutuhkan berhubungan dengan adanya luka operasi yang ada pada klien dimana menimbulkan permasalahan yang kompleks mulai dari nyeri, resiko infeksi, resiko cedera serta berbagai masalah yang mengganggu kebutuhan dasar lainnya. Perawat mengajarkan teknik untuk mengurangi nyeri, membersihkan luka dengan teknik aseptik untuk menghindari terjadinya infeksi, dan perawat juga membantu pasien memenuhi kebutuhan dasar lainnya. 2. RENCANA KEPERAWATAN a. Diagnosa:

b. Tujuan Umum Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 45 menit diharapkan dapat terbina hubungan saling percaya antara perawat dan klien, serta terkumpulnya data pengkajian tentang masalah yang dihadapi klien. c. Tujuan Khusus Perawat diharapkan mendapatkan data klien, yaitu: - Data demografi - Riwayat kesehatan - Status kesehatan - Kebiasaan sehari-hari - Aktivitas sehari-hari - Psikososial - Pemeriksaan fisik (head to toe)

3. PELAKSANAAN (MEMBINA TRUST) Media : alat tulis, format pengkajian, nursing kit Waktu dan tempa : Selasa, 20 Desember 2011 di PSTW Budi Mulya, Ciracas Jakarta Timur Metode : observasi, diskusi, wawancara, komunikasi teraupetik, pemeriksaan fisik Strategi pelaksanaan/langkah-langkah: 1) Fase orientasi Memberi salam, memperkenalkan diri, menanyakan keadaan klien, menyampaikan tujuan, membuat kontrak hari ini. 2) Fase kerja Melakukan pengkajian secara umum dengan metode wawancara, komunikasi teraupetik, dan pemeriksaan fisik yang berfokus pada data informasi untuk dapat mengidentifikasi data tentang pasien yang meliputi: - Data demografi - Riwayat kesehatan - Status kesehatan - Kebiasaan sehari-hari - Aktivitas sehari-hari - Psikososial - Pemeriksaan fisik (head to toe) 3) Fase terminasi Menyimpulkan pengkajian awal secara umum yang didiskusikan bersama: - Terminasi sementara - Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya - Menyimpulkan pertemuan

4. KRITERIA EVALUASI a. Evaluasi struktur LP tersedia Alat & media tersedia Kotrak waktu & tempat sesuai rencana Mahasiswa siap untuk melakukan pengkajian pada lansia Lansia siap untuk dilakukan pengkajian b. Evaluasi proses Kegiatan dilakukan sesuai rencana Alat digunakan sesuai dengan fungsinya Lansia dapat menerima kehadiran Lansia aktif & kooperatif selama proses Mahasiswa dapat melakukan pengkajian dengan baik c. Evaluasi hasil Diperoleh data-data dari hasil pengkajian yang sesuai Masalah kesehatan lansia dapat diidentifikasi dengan baik lewat media yang digunakan Dapat menegakkan diagnosa keperawatan pada lansia

You might also like