You are on page 1of 10

MENGUKUR MAMPU ALIR GAS Permeabilitas adalah salah satu sifat dari pasir yang digunakan untuk pengecoran

logam. Hal ini mendasari seberapa baik pasir cetak tersebut mampu dialiri oleh gas yang melewati pasir cetak pada saat pengecoran/penuangan logam cair ke cetakan terjadi. atau dengan kata lain, permeabilitas adalah properti dimana kita dapat mengetahui kemampuan bahan (pasir cetak) untuk mengalirkan fluida (cairan/gas). Permeabilitas umumnya diuji untuk melihat apakah pasir cetak yang kita gunakan sudah memenuhi persyaratan standard untuk proses pengecoran logam. Peralatan dan Bahan Sampel pasir cetak Tabung uji Alat Pemadat PRA Alat pengukur mampu alir zat (Permeability Meter)

y y y y

Langkah Pengujian 1. Atur katup alir gas pada posisi A, tarik drum/tabung udaranya hingga pembacaan pada posisi 2000. 2. Kemudian pindahkan katup pada posisi E dan lepaskan drum/tabung udara tersebut. 3. Buka tutup spuyernya, pilih daerah pengukurannya, yaitu untuk warna merah adalah spuyer Spuyer besar dari 0 500, dan biru adalah spuyer kecil dari 0 50 . 4. Letakkan tabung uji berisi pasir yang telah dipadatkan pada spuyer. 5. Atur katup pada posisi B catat waktu yang telah dibutuhkan dari posisi 2000 ke posisi 0 6. Catat nilai mampu alir gasnya berdasarkan skala yang terukur. 7. Katup kembalikan pada posisi E dan ambil tabung ujinya.

8. Keluarkan pasir dari tabung uji, pasir padat tersebut dapat digunakan pada pengujian .selanjutnya (uji mekanis). Rumus yang digunakan pada proses pengujian permeabilitas pasir cetak adalah sebagai berikut :


Dimana, P Q L A

: = Permeabilitas = Volume udara yang mengalir melalui specimen = Panjang specimen = Luas penampang specimen = Tekanan udara

y y y y y y

= Waktu yang diperlukan untuk melewatkan volume udara (Q), melalui Specimen.

Prosedur Pengujian

Jumlah permeabilitas, yang tidak memiliki unit, ditentukan oleh laju aliran udara, di bawah tekanan standar , melalui specimen yang berbentuk silinder. Standar DIN mendefinisikan dimensi spesimen menjadi 50 mm dan 50 mm tinggi, sementara dengan AFS (American Foundry Society) menetapkan standard pengujian permeabilitas menjadi dua inci pada diameternya dan dua inci pada tingginya.

Alat pengujian mampu alir gas pada pasir cetak.

(Permeability Meter)

Permeabilitas meter. Alat ini digunakan untuk mengetahui / mencari nilai permeabilitas dari pasir cetak yang akan kita uji.

Spesifikasi mesin

:-

Tipe

= POU

ABR

= 1725

Urutan pengujian permeabilitas pasir cetak :

1. Siapkan 150gram pasir cetak untuk pengujian, dengan menggunakan sand rammer 2. Buka pelindung orifice dan buka salah satu posisi penunjuk skala yang akan digunakan.

Tanda biru untuk skala P Tanda merah untuk skala P

= 0 50 = 0 500

Skala P dibaca dari skala merah bagian terluar dari pengukuran tekanan.

Skala paling dalam menunjukkan skala dinamis antara orifice dan specimen dalam mm kolom air (mmWh).

3.

Putar keran pada posisi A dan angkat tabung udara ke atas secara perlahan-lahan hingga angka menunjukkan 0 pada skala. Lallu kunci pada posisi E.

4. Letakkan tabung specimen yang sudah berisi pasir cetak di dalamnya pada bagian orifice. 5. Putar keran pada posisi B bersamaan dengan menghitung waktu menggunakan stop watch, saat dimulai udara mengalir ke specimen pasir cetak. Hal ini ditandai dengan bergerak menurunnya tabung udara. 6. Catat besar P specimen pasir cetak dengan tekanan yang terbaca pada skala permeabilitas saat 1000cc udara sudah mengalir. 7. Catat waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan udara sebanyak 2000cc melalui tabung specimen pasir cetak yang diuji. 8. Ulangi langkah 1 7 sampai specimen untuk diuji habis dan catat data berupa tekanan yang bekerja dan waktu yang dibutuhkan.

Pengaruh terhadap pasir cetak Jika permeabilitas yang dimiliki oleh pasir cetak rendah, maka akan mengakibatkan udara sulit keluar melalui celah-celah antar butir pada waktu yang dilakukan proses penuangan logam cair.

Dengan demikian udara dalam akan terjebak dalam logam cair dan kemudian bila logam cair telah dingin maka udara yang terjebak akan mengakibatkan cacat. Bila permeabilitasnya terlalu tinggi akan mengakibatkan udara dalam cetakan akan mudah keluar pada waktu yang dilakukan proses penuangan. Akan tetapi bila permeabilitasnya yang dimiliki oleh pasir cetak terlalu tinggi maka pada waktu penuangan logam cair kedalam cetakan dalam meresap ke sela-sela antara butiran pasir cetak yang akan membuat hasil coran menjadi kasar. Macam macam permeabilitas yang sering kita jumpai diantara lain : Base permeabilitas : permeabilitas dalam keadaan kering.

y y y y

Green permeabilitas : permeabilitas dalam keadaan basah. Dry permeabilitas : permeabilitas yang diperlakukan panas dari 100C - 110C.

Baked permeabilitas : permeabilitas yang diperlakukan panas lebih dari 110C.

Contoh pengaruh permeabilitas : 1. Permeabilitas Besar : permukaan produk coran kasar, serta adanya penetrasi gas yang tidak diinginkan. 2. Permeabilitas Kecil : permukaan produk coran cenderung halus, dan penetrasi gas yang ada di dalam produk coran cenderung tidak ada.

Faktor faktor yang mempengaruhi permeabilitas antara lain : 1. Kadar Air. Kadar air standart untuk pasir cetak adalah antara 1.5% - 8% tergantung dari jenis cetakan dan logam yang di tuang (Richard W Heinc principle of metal casting). Bila pasir cetak kekurangan kadar air, maka lempung akan kekurangan daya ikat untuk

mengikat pasir silica. Sehingga butir-butir lempung yang memperoleh air yang cukup akan menyebardan mengisi celah-celah antar butir pasir cetak yang akan menurunkan permeabilitasnya. Begitu juga dengan kadar air yang banyak maka lempung akan seperti pasta dan menurunkan permeabilitas. Pasir yang telah di keringkan mempunyai permeabilitas dan kekuatan yang meningkat dibandingkan dengan kekuatan basah, karena air bebas dan air yang diadsorbsi pada permukaan butir tanah lempung dihilangkan.

2. Kadar Lempung. Kadar lempung untuk pasir cetak standart adalah 2 30% { Richard W Heinc principle of metal casting 864}, ukuran butir tanah lempung sekitar 0,005mm 0,02mm {Tata surdia, Teknik pengecoran logam III}. Lempung tersusun atas kuorlinit, monmorilonit, kuarsa fildpor, mika dan kotoran lain { Richard W Heinc principle of metal casting 86}. Bila kadar lempung rendah maka air yang tidak terserap oleh lempung yang akan menempati celah antar butir pasir, sehingga menurunkan permeabilitas pasir cetak. Dan bila kadar lempung terlalu tinggi, maka sebagian yang tidak memperoleh air menyebar mengisi celah anatr butir pasir sehingga menurunkan permeabilitas pasir cetak. 3. Bentuk dan distribusi pasir cetak. Untuk jenis butir pasir bulat baik sebagai pasir cetak, karena memerlukan jumlah pengikat yang lebih sedikit untuk mrndapatkan kekuatan dan permeabilitas tertentu, serta mampu alirnya baik sekali. Pasir berbutir kristal kurang baik untuk pasir cetak,sebab akan pecah menjadi butir-butir kecil pada pencampuran serta memberikan ketahanan dan permeabilitas yang buruk pada cetakan dan selanjutnya membutuhkan pengikat dengan jumlah yang banyak. Pasir cetak biasanya kumpulan dari butir-butir yang berukuran bermacam-macam. Tetapi kadang-kadang terdiri dari butir-butir tersaring yang mempunyai ukuran seragam. Besar butiran yang di inginkan adalah sedemikian sehingga 2/3 dari butiran pasir mempunyai ukuran dari 3 mesh yang berurutan dan sisanya dari ukuran mesh-mesh berikunya. Jadi lebih baik tidak mempunyai besar butir yang seragam.

4. Penekanan Sand Rammer. Semakin banyak penekanan sand rammer pada pasir maka dapat mengakibatkan jarak antara butir pasir menjadi lebih rapat dan padat. Akibatnya celah-celah udara menjadi semakin sempit dan akan menurunkan permeabilitasnya.

Signifikansi

Peningkatan permeabilitas biasanya menunjukkan struktur yang lebih terbuka di pasir cetak, dan jika kenaikan permeabilitasnya berlanjut, hal tersebut akan menyebabkan penetrasi dan cacatcacat lainnya serta berdampak pada hasil coran yang cenderung kasar.

Pembentukan cacat 1. Cacat lubang jarum (pinhole defect) pada coran, terjadi karena pemeabilitas cetakan kurang baik. 2. Porosity, Terperangkapnya gas dalam logam cair pada waktu proses pengecoran, dengan indikasi pada benda cor terdapat lubang-lubang baik pada permukaan maupun pada bagian dalam benda cor. Porosity terjadi karena sebab sebab berikut : y y y Gas terbawa dalam logam cair selama proses peleburan logam. Gas terserap dalam logam cair dari cetakan. Reaksi logam induk dengan uap air dari cetakan.

y Titik cair terlalu tinggi & waktu peleburan yang terlalu lama. Salah satu cara dimana kita menghilangkan porosity yang terjadi akibat gas yang terperangkap, dan gas yang tidak bias mengalir pada pasir cetak, yaitu dengan cara : 1. Penghilangan gas :

o Meniupkan gas inert ke dalam cairan logam, seperti gas argon, helium dan nitrogen. o b. Penghilangan gas dengan klorida(tablet).

TUGAS TEKNIK PENGECORAN LOGAM


Uji Permeabilitas Pasir Cetak

Disusun Oleh : Rili Hanifagusta Ramdika Nur H. M. Irvan Maulana Irfan Widiansyah NIM : 2613091031 NIM : 2613091035 NIM : 2613091036 NIM : 2613091039

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Metalurgi Universitas Jenderal Achmad Yani Bandung 2011

You might also like