You are on page 1of 31

BAB I PENDAHULUAN A.

LATAR BELAKANG Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain. Masalah kesehatan bukan hanya berkaitan dengan keadaan sehat atau sakit seseorang, tetapi juga berkaitan dengan kesehatan lingkungan, fisik, mental dan keluarga. Keluarga adalah satuan unit terkecil di masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung. (Nasrul Effendy, 1998 : 32) Asuhan Keluarga merupakan suatu asuhan yang dititik beratkan pada berbagai masalah dalam satu keluarga, yang mana masalah-masalah tersebut mereka hadapi karena ketidakmampuan dalam mengatasi masalah kesehatan dan kurangnya pengetahuan keluarga tentang masalah kesehatan. Di dusun Kajang Lor desa Mojorejo khususnya di RT IX RW IV ini jumlah penderita common cold atau batuk pilek cukup tinggi. Namun, kesadaran masyarakat akan pengobatan serta cara penularannya masih belum terlalu tinggi. Masalah inilah yang menjadi dasar penyusun untuk memberikan asuhan keluarga pada keluarga Tn.H di RT IX RW IV dusun Kajang Lor desa Mojorejo kecamatan Junrejo Kabupaten Batu, dengan masalah Kurangnya Pengetahuan tentang Common Cold. B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Mahasiswa diharapkan mampu memberikan asuhan kebidanan pada keluarga yang mempunyai masalah kesehatan khusunya pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan menyeluruh. bidang kebidanan secara

2. Tujuan Khusus Dengan melaksanakan praktek kebidanan komunitas, mahasiswa diharapkan mampu dalam : Melakukan pengkajian data keluarga Tn. H Megidentifikasi masalah pada keluarga Tn. H Mengembangkan rencana tindakan pada keluarga Tn. H Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana pada keluarga Tn. Melaksanakan evaluasi pada keluarga Tn. H

C. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Sistematika Penulisan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga B. Konsep Common Cold BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian B. Idetifikasi Masalah C. Intervensi D. Implementasi E. Evaluasi BAB IV BAB V PEMBAHASAN PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KONSEP KELUARGA Menurut Depkes RI Th. 1988, Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Depkes RI, 1988, 32). Menurut Salvicion G Bailon dan Aracelis maglaya Th. 1989, Keluarga dalah dua tahun lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinn, atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga berinteraksi satu sama lain, dalam didalam peranannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. (Effendy, 1998, 32). Menurut Freenam, keluarga adalah unit utama dari masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat. (Depkes RI, 1989, 4) 2. Struktur Keluarga Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah : a. Patrilineal Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu. c. Matrilokal Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.

1. Pengertian

d. Patrilineal Adalah spasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami. e. Keluarga Kawinan Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga kaena adanya hubungan dengan suami atau istri.(Effendy, 1998,33) 3. Ciri-Ciri Struktur Keluarga a. Terorganisasi Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga. b. Ada Keterbatasan Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam mnjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing. c. Ada perbedaan dan kekhususan Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masingmasing. (Effendy, 1998:33)

4. Bentuk Keluarga a. Keluarga Inti (Nuclear family) Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. b. Keluarga Besar (Extended family) Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya. c. Keluarga berani (Serial family) Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti. d. Keluarga Duda/Janda (Single family) Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian. e. Keluarga Berkomposisi (Composite)

Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama f. Kelurga Kabitas (Cohabitation) Adalah dua orang yang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.(Effendy, 1998, 33)

5. Peranan Keluarga Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. a. Peranan Ayah Ayah sebagai suami istri dan anak-anak, perperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. b. Peranan Ibu Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sabagi salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu ibu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. c. Peranan anak Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual. (Effendy, 1998, 33) 6. Fungsi Keluarga Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, yaitu : a. Fungsi biologis 1) Untuk meneruskan keturunan 2) Memelihara dan membesarkan anak

3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga 4) Memelihara dan merawat anggota keluarga b. Fungsi psikologis 1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman 2) Memberikan perhatian diantara anggota keluraga 3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga 4) Memberikan identitas keluarga c. Fungsi sosialisasi 1) Membina sosialaisasi pada anak 2) Membentuk norma-norma tingka laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak 3) Meneruskn nilai-nilai budaya kelurga d. Fungsi Ekonomi 1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga 2) Pengaturan penggunakan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga 3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, dan sebagainya. e.Fungsi pendidikan 1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilinya. 2) Mempersiapkan anak untuk hidup dewasa yang akan datang dalam memenuhi perananya sebagai orang dewasa 3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya. Ahli lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut 1) Fungsi Pendidikan Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa nanti.

2) Fungsi Sosialisasi Anak Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik 3) Fungsi Perlindungan Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakantindakan yan tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindungi dan merasa aman. 4) Fungsi Perasaan Tugas keluarga dalam hal ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota yang lain dalam kehidupan beragama dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan kehidupan lain setelah didunia ini. 5) Fungsi Religius Tugas keluarga dalam fungsi adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan kenyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan kehidupan lain setelah didunia ini. 6) Fungsi Ekonomi Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk memperoleh penghasilan, mengatur penghasilan tersebut sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarga. 7) Fungsi Rekreatif Tugas keluarga dalam funsi rekreasi ini tidak selalu harus pergi ketempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptkan suasana yang menyenamgkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai keseimbangan kepribadian masing-masing anggotanya. Rekrasi dapat dilakukan dirumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing dan sebaginya.

8) Fungsi Biologis Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penulis. 7. Tahap-tahap Kehidupan Keluarga Tahap-tahap kehidupannya menurut Dunvall adalah sebagi berikut : a. Tahap pembentukan keluarga Tahap ini mulai dari menikanya yang dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga. b. Tahap Menjelang kelahiran anak Tugas keluarga yang utama untuk mendaptkan keturunan sebagai generasi penerus. Melahirkan anak merupakan kebanggan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan. c. Tahap menghadapi Bayi Dalam hal ini keluarga mangasuh, mendidik dan memberikan kasih sayang kepada anak, karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung kepada kedua orang tuanya, dan kondisinya masih sangat lemah. d. Tahap menghadapi anak pra sekolah Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya sudah mulai bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan karena tidak mengetahui mana yang kotor dan yang bersih. Dalam fase keluarga adalah mulai menanamkan normanorma sosial budaya dan sebagainya. e. Tahap menghadapai anak sekolah Dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untulk mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak. f. Tahap menghadapi anak remaja Tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiaannya,

Oleh karena itu suritaula dan dari kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan. g. Tahap melepaskan anak ke masyarakat Setelah melampaui tahap remaja dan anak telah dapat meneyelesaikan pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya sesunggunya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga. h. Tahap berdua kali Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendirisendiri, tinggalah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini, keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress. i. Tahap masa tua Tahap ini masuk ketahap lanjut usia, dan kedua orang tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini. (Effendy, 1998, 36-3)

B. KONSEP COMMOND COLD A. Definisi Common cold adalah infeksi primer nasofaring dan hidung yang (FKUI.2007:6 03) Batuk Pilek (common cold) merupakan penyakit saluran pernafasan yang paling sering mengenai bayi dan anak. (Ngastiyah.2005: 31) B. Etiologi Penyebab penyakit ini adalah virus. Masa menular beberapa jam sebelum gejala timbul sampai 1-2 hari sesudah hilangnya gejala. Komplikasi timbul akibat invasi sekunder bakteri patogen seperti pnemucoccus, streptococcus, Haemophilus influenza atau stafilococcus. Masa tunas 1-2 hari. (FKUI.2007:604) C. Patologi Anatomi / Patofisiologi Submukosa hidung edematous disertai vasodilatasi pembuluh darah. Terdapat infiltrasi leukosit mula-mula sel mononukleus, kemudian polimarfonukleus. Sel epitel superficial banyak yang lepas. Regenerasi sel epitel baru terjadi setelah lewat stadium akut. (FKUI.2007 : 604) D. Gejala Klinis Berupa gejala nasofarigitis dengan pilek, batuk sedikit, dan Madang-kadang bersin. Keluar sekret yang cair dan jernih yang dapat mengental dan pululen bila terjadi infeksi sekunder oleh kokus. Sekret ini Sangat mengganggu bayi. Sumbatan hidung (kongesti) menyebabkan anak bernafas melalui mulut dan anak menjadi gelisah. Pada anak yang lebih besar kadang-kadang didapat rasa nyeri pada otot, pusing dan anorexia. Sumbatan hidung (kongesti) disertai selaput lendir tenggorok yang kering dan menambah ras nyeri. (FKUI.2007 : 604) sering dijumpai pada bayi dan anak.

10

E. Tanda dan Gejala tinggi. Sakit kepala, nyeri otot, dan serangan menggigil, serta hidung Anak gelisah sampai rewel Adanya batuk kering yang mnyebabkan nyeri dada. Bila berat, mulai mendadak dengan suhu 40 C tersumbat. Anak m ungkin akan merasa sedikit tidak enak dengan selesma atau sedikit demam atau bisa juga merasa Sangay sakit dengan demam

F. Faktor Predisposisi Kelelahan, Gizi buruk, anemia dan kedinginan. Walaupun umur bukan merupakan daya rentan, Namur infeksi sekunder pululen lebih banyak dijumpai pada anak kecil. Penyakit ini sering diderita pada waktu pergantian musim. (FKUI.2007:604) G. Prognosa Penyakit common cold mempunyai prognosa yang baik karena pasien bisa segera sembuh tetapi akan menjadi berbahaya bila faktor Gizi yang kurang, daya tahan tubuh rendah atau adanya infeksi penyakit lainnya. H. Komplikasi 1. Sinusitis Paranasal Gejala umum lebih berat, nyeri kepala bertambah, rasa nyeri dan nyeri tekan biasanya di daerah sinus frontales dan maksilaris. Diagnosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan foto rontgen dan transiluminasi pada anak besar, proses sinusitis sering menjadi kronis dengan gejala malaise, cepat lelah dan sukar bekonsentrasi pada anak besar. Kadang-kadang disertai sumbatan hidung dan nyeri kepala yang hilang timbal, bersin yang terus menerus disertai sekret purulen dapat unilateral maupun bilateral. Komplikasi sinusitis harus difikirkan apabila didapat pernafasan melalui mulut yang menetap dan rangsang faring yang menetap tanpa sebab yang jelas. Pengobatannya dengan menggunakan antibiotik. 2. Penutupan Tuba Eustachii

11

Gejalanya seperti tuli atau infeksi menembus langsung ke daerah telinga tengah Dan menyebabkan otitis media akut (OMA) pada anak kecil dan bayi dapat disertai suhu badan yang mendadak tinggi (hiperpireksia), kadang-kadang menyebabkan kejang demam, anak sangat gelisah, terlihat nyeri bila kepala digoyangkan atau memegang telinganya yang nyeri. Kadang-kadang hanya ditemukan gejala demam, gelisah dan kadangkadang disertai gejala muntah dan diare. (FKUI.2007:604-605) 3. Penyebaran Infeksi Nasofaring Penyebaran penyakit nasofaring ke bawah dapat menyebabkan radang saluran nafas bagian bawah seperti laryngitis, trakeitis, bronchitis dan bronkopneumonia. I. Penatalaksanaan Pengobatan : Hanya simtomatik, yaitu diberikan ekspektoran untuk mengatasi batuk, sedativum untuk menenangkan dan antipiretikum untuk menurunkan panas penderita. Obstruksi hidung pada bayi sangat sukar diobati. Pengisapan lendir dari hidung dengan berbagai alat tidak efektif dan biasanya berbahaya. Cara terbaik penyaluran sekret ialah dengan mengusahakan posisi bayi dalam Prone position. Pada anak besar dapat diberikan tetes hidung larutan efedrin 1 %. Bila ada infeksi sekunder hendaknya diberikan antibiotika. Batuk yang produktif (pada bronchitis dan trakheitis) merupakan indikasi kontra pmberian antitusif (misal kodein) karena terjadi depresi pusat batuk dan pusat muntah, mudah terjadi penumpukan sekret sehingga dapat terjadi bronkopneumonia. (FKUI.2007: 605-606) Medik ekspektoran untuk mengatasi batuk, sedative untuk Untuk batuk pilek tanpa komplikasi diberikan pengobatan simptomatis misalnya menenangkan pasien dan antipiretik untuk menurunkan demam. Selain pengobatan tersebut, pada sinusitis, terutama ynag kronik, dapat diberikan pengobatan dengan penyinaran. Keperawatan

12

1.

Gangguan rasa aman dan nyaman

Gangguan ini akibat batuk dan pilek sering melelahkan dan mengganggu istirahat pasien. Apabila disertai muntah atau diare serta suhu yang tinggi. Pemberian obat gosok dapat membuat bayi merasa hangat. Untuk mengurangi hidung yang tersumbat, bayi dibaringkan tengkurap dengan kepala bayi miring 1 obng hidungnya masih terbuka. Pemberian obat tetes hidung mungkin menolong pernafasannya, namun hanya untuk sementara. (Bila tidak ada obat tetes hidung secara tradisional dapat digunakan kapas yang ditetesi minyak kayu putih yang digantungkan di depan hidung bayi atau dipenitikan pada baju) Untuk mengurangi batuk dapat diberikan obat batuk sebelum tidur malam : bila waktu tidur sering batuk berikan minum hangat dan perlu eksta obat batuknya. 2. Risiko terjadi komplikasi Berbagai komplikasi di atas menyebabkan penyakit batuk pilek yang relative ringan akhirnya berkembang menjadi penyakit yang amat berat. Bila anak sudah mendapat obat supaya diberikan yang benar. Jika misalnya obta dimuntahkan beberapa saat kemudian harus diulang diberikan lagi agar obat dapat diminum (jika selalu dimuntahkan) caranya obat diencerkan dengan 1-2 sendok teh dengan the manis, sirup atau madu kemudian diberikan sedikir demi sedikit. Dengan cara ini berarti obat tidak diberikan sekaligus, biasanya berhail. Sambil memberi obat ajaklah anak bayi berbicara mengenai hal yanag menyenangkan atau merangsang tetawa. 3. Gangguan suhu tubuh Komplikasi oleh invasi bakteri yang biasanya sering menyebabkan suhu tubuh meningkat, kadang-kadang menyebabkan terjadinya kejang demam. Penurunan suhu hanya dapat diatasi dengan obat antibiotika yang tepat. 4. Kurang pengetahuan orang tua mengenai penyakit Pada umumnya orang tua menganggap bahwa penyakit batuk pilek tidak membahayakan karena penyakit ini dapat mengenai anak

13

berulang kali. Tetapi mereka tidak mengerti bahwa penyakit ini dapat berkembang menjadi penyakit yang berat jika tidak diobati terutama pada saat daya tahan tubuh anak menurun (berikan contoh beberapa penyakit sebagai akibat batuk pilek yang tidak mendapatkan pengobatan yang benar) Oleh karena itu, orang tia perluu diberi penjelasan jika anak sudah batuk pilek lebih dari 2 hari sembuh apalagi sudah diobati sendiri supaya dibawa berobat ke fasilitas kesehatan, terutama untuk bayi. (Ngastiyah.2005:33-34)

14

BAB III ASUHAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEBIDANAN A. PENGKAJIAN 1. DATA SUBJEKTIF Dilakukan pada tanggal 09 November 2011 pukul 19.00 WIB A. Biodata Keluarga : Tn. H : 26 tahun : Islam : Buruh perusahaan : Rp. 1.000.000 : Jl. Mojoagung, Susunan Keluarga L/ P L P P Hub. Umur Status Kawin Kawin Belum Pendi dikan SMP SMP Agama Islam Islam Islam Pekerjaan Tani IRT Keluarga KK 26 Istri Anak 21 3 Nama KK Umur Agama Pekerjaan Penghasilan Alamat B. No 1. 2. 3. Nama Harmoko Dita Maura

Jenis Kelamin : Laki-laki

Suku bangsa : Jawa - Indonesia

C. Riwayat Kesehatan Keluarga

15

Genogram
+

55th

48t h

38th

30th

26th

29t

26th

21t h

9th

20b l

+ +
55th h
48th

: :

Ayah Tn.H meninggal paada usia 52 tahun karena Ibu Tn. H meninggal pada usia 43 tahun karena

Ayah mertua Tn. H, usia 55 tahun dan dan dalam keadaan sehat

Ibu mertua Tn. H usia 48 tahun dalam keadaan sehat

Tn. H usia 26 tahun, keadaan kesehatan baik

26th 21t h 20b l


: : Ny. D Usia 47 tahun, keadaan kesehatan baik An. M usia 20 bulan

Keterangan : Laki- laki Meninggal

16

Perempuan Meninggal D. Pengambilan Keputusan

Tinggal 1 rumah

Ibu mengatakan pengambilan keputusan dalam keluarga dilakukan oleh kepala keluarga yaitu Tn.H yang didiskusikan dengan seluruh anggota keluarga. Namun jika ada kedaruratan dan pengambilan keputusan pertama tidak ada maka ibu yang mengambil keputusan sendiri. D. Hubungan Dalam Keluarga Ibu mengatakan hubungan antar keluarga, baik antara orangtua dengan anak, maupun antara istri dengan suami sagat baik. Meskipun terjadi pertengkaran dalam keluarga, tetapi tidak pernah sampai berlarut-larut. Karena bapak yang bekerja, maka yang mengurus anak-anak adalah ibu. E. Keadaan Psikologis dan Spiritual Dalam keluarga suka bergurau, sering berkumpul untuk menonton TV bila ada waktu senggang, dan dalam keluarga terbiasa bersikap terbuka. Agama yang dianut oleh keluarga adalah agama islam dan dalam keluarga rutin mengerjakan shalat dan beribadah setiap hari. F. Sosio Kultural Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak menganut adat atau budaya yang yang menghambat perilaku keluarga dalam kesehatan seperti pantangan makanan maupun berobat ke dukun. Namun ibu lebih memilih membeli obat di apotek sendiri daripada berobat ke tenaga kesehatan. G. Kebiasaan Sehari-hari 1. Kebutuhan Nutrisi o Frekuensi makan 3 kali dalam sehari o Menu dalam sehari : nasi, dengan lauk tempe/tahu, sayur, telur, ikan asin, daging (3-4 tahun sekali) 2. Kebutuhan Istirahat Ibu mengatakan kebiasaan istirahat keluarga tidak teratur tergantung pada kemauan dan kesibukan masing-masing:

17

o Ny D pada siang hari jarang tidur dikarenakan harus mengurus urusan rumah tangga dan mengurus anak sedang pada malam hari ibu mulai tidur mulai sektar pukul pukul 21.00 WIB dan bangun pagi ketika subuh. o Tn H tidak pernah tidur siang karena harus bekerja. Dan tidur malam pada pukul 21.00 serta bangun pagi ketika subuh. o An. M biasa tidur siang sekitar pukul 11.0012.00 WIB. Sedang tidur malam mulai pukul 20.00 WIB sampai pukul 05.00 WIB. 3. Kebersihan Diri Ibu mengatakan dalam keluarga biasa mandi 2 X sehari, gosok gigi juga 2 X sehari serta ganti pakaian dan pakaian dalam 1 X sehari. 4. Eliminasi Ibu mengatakan pola BAB masing-masing anggota keluarga sama yaitu 1 x sehari dengan konsistensi lembek dan tidak ada gangguan ataupun keluhan. 5. Olah Raga Ibu menganggap bahwa pekerjaan rumah serta mengurus anak yang dilakukan merupakan olah raga bagi ibu. Demikian halnya dengan suami. 6. Rekreasi Ibu beserta seluruh anggota keluarga jarang berekreasi. Kurang lebih 1 tahun sekali. 7. Faktor Sosial, Budaya dan Ekonomi o Penghasilan Setiap bulan Tn H mendapat penghasilan sekitar RP 1.000.000 yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. o Pendidikan Tn. H dan Ny. D bersekolah sampai tingkat SMP.An. M sekarang masih belum sekolah. o Suku dan Agama Tn. H dan Ny. D sama-sama suku jawa dan beragama Islam.

18

o Hubungan dengan Tetangga Ibu mengatakan setiap hari sering berkunjung ke rumah tetangga untuk mengobrol. Hubungan dengan tetangga sangat baik, seperti saudara sendiri. H. Pengkajian Lingkungan a. Keadaan Rumah Rumah yang ditempati oleh keluarga Tn. H adalah milik sendiri dengan luas bangunan 60 m, terdiri dari 3 kamar tidur, ruang tamu, ruang keluarga dan dapur, Ventilasi rumah berupa jendela terbuka, dengan sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik. Keluarga Tn. H sudah memiliki kamar mandi dan saluran air sendiri,, namun belum memiliki WC, sehingga BAB di sungai. Denah rumah

Dapur
KM/ WC

Kamar

Kamar

R. Tamu

Pekarangan

Kamar

R. Keluarga

b. Jenis Bangunan Lantai rumah berupa tegel, dinding terbuat dari anyaman tembok, ventilasi jendela terbuka, penerangan listrik, cahaya matahari baik. c. Kebersihan Keadaan rumah cukup bersih karena tiap pagi dan sore selalu disapu. d. Pemakaian Air Air berasal dari air sumber yang dikelola bersama olaeh warga desa. Keadaan air jernih, tidak berbau dan tidak berasa, milik sendiri

19

e. Jamban Keluarga Keluarga Tn. H telah memiliki jamban sendiri dengan jenis latrine dan dilengkapi dengan septic tank yang jaraknya > 10 m dari sumber air. f. Pembuangan Limbah Pembuangan limbah rumah melalui selokan dan mengalir dengan lancar. g. Pembuangan Sampah Pembuangan sampah dibuang dilubang sampah kemudian dibakar. h. Pemanfaatan pekarangan rumah Keluarga Tn. H memiliki pekarangan yang cukup luas di belakang rumah, dan dimanfaatkan untuk tanaman produktif seprti singkong dan ubi. I. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan Keluarga Tn H biasa membeli obat sendiri di warung atau apotek bila ada yang sakit. serta melahirkan di bidan. J. Status Kesehatan Keluarga 2. Tn. H tidak pernah sakit hingga harus dirawat di rumah sakit. Ny. D juga tidak pernah sakit hingga harus dirawat di rumah sakit, hanya sering merasa pusing yang apabila dibuat istirahat rasa sakit berkurang. An. M juga tidak pernah sakit hingga dirawat di rumah sakit. Saat ini anak sedang menderita batuk, pilek dan demam. Penyakit yang sering diderita keluarga adalah demam dan flu. 3. Riwayat Kehamilan Pada kehamilan pertamanya, ibu mengalami keluhan mual dan muntah pada 3 bulan pertama kehamilan, namun tidak sampai berlebihan. Ibu rutin memeriksakan kehamilannya secara rutin di bidan setiap bulan, ibu kehamilan berjalan normal.

20

4. Riwayat Persalinan Ibu melahirkan secara normal dibidan pada usia kehamilan 9 bulan, di BKIA Batu dan ditolong oleh bidan. Proses persalinan yang dialami berjalan normal, ari-ari juga lahir secara normal 5. Riwayat Nifas Ibu mengatakan masa nifasnya berjalan normal, ibu tidak pernah mengalami perdarahan yang berlebihan, demam maupun bengkak pada payudara. 6. Riwayat KB Setelah kelahiran anak pertama ibu mulai memakai KB jenis suntik 3 bulanan sejak usia anak 3 bulan hingga sekarang. Ibu mengeluh tidak bisa menstruasi serta sering pusing namun meredda setelah digunakan untuk berisirahat. 7. 8. Imunisasi Ibu mengatak anaknya mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Riwayat Perkawinan tahun tahun tahun 2. DATA OBJEKTIF 1. Tn I Pemeriksaan umum Kesadaran TD Nadi Pernafasan Suhu : Cm : 120/70 mmHG : 84x/mnt : 24 x/mnt : 36,1 0C Lama menikah : 4 Usia pertama kali menikah, istri : 20 Usia pertama kali menikah, suami : 24

21

Pemeriksaan Fisik pucat tiroid Dada ronchi(-) 2. Ny D Pemeriksaan umum KU Kesadaran TD Nadi Pernafasan Suhu Kepala : Baik : CM : 120/80 mmHG : 80 x/mnt : 24 x/mnt : 36,5 C : rambut hitam, bersih tidak rontok, tidak terdapat : simetris, sklera putih, konjungtivca merah muda : bersih, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan :simetris,tidak ada benjolan abnormal,wheezing (-), Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar Kepala Mata Hidung Mulut : rambut hitam, bersih tidak rontok : simetris, konjungtivca merah muda, sklera putih : bersih tidak ada secret : bersih, gigi tidak ada caries, bibir basah, tidak

Pemeriksaan fisik benjolan abnormal. Mata Hidung

cuping hidung Mulut : bersih, gigi tidak ada caries, bibir basah, tidak pucat Leher : tidak ada pembesaran kel. Tyroid, kel. Limfe maupun Dada : payudar simetris, puting susu menonjol, tidak teraba Abdomen : tidak ada pembesaraan hepar serta nyeri tekan pada

bendungan vena jugularis benjolan abnormal dan nyeri tekan. perut bagian bawah kiri dan kanan dan supra pubik.

22

Genetalia

: bersih

Ekstremitas : simetris, oedem (-), varises (-)

3. An M Pemeriksaan umum BB TB Lingkar kepala LILA : 10kg : : cm

Lingkar dada : cm : cm Kepala : rambut hitam, bersih, tidak rontok, teraba benjolan : simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda. : Tmpak keluar sekret lendir berwarna bening Pemeriksaan fisik abnormal Mata 1. Data Hidung

Mulut : bersih,, tidak pucat Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada, Ronchi (+), Ekstremitas: simetris, oedem (-), varises (-) Genetalia : bersih Perumusan Masalah Masalah Kesehatan ibu dalam

wheezing (+)

B. PERENCANAAN

Ds : Ibu mengatakan bahwa anaknya Ketidaktahuan

sudah 2 hari ini menderita mengatasi flu yang diderita oleh pilek dan panas dan sudah bayinya yang berusia 20 bulan diberikan obat sendiri yang dibeli di apotek

23

Do : Anak M tampak bersin-bersin, badan terasa panas, suhu: 37,30C, tampak secret keluar dari hidung anak 2. Masalah : 1. Ketidaktahuan keluarga dalam mengatasi flu yang Rencana Tindakan

diderita oleh anaknya yang berusia 20 bulan. Tujuan : setelah tindakan asuhan kebidanan keluarga dapat : 1. Menjelaskan penyebab cara penularan dan perawatan sehari-hari di rumah untuk menghindari berlanjutnya penyakit. 2. Datang untuk berobat ke tenaga kesehatan . 3. Memberikan perawatan yang benar terhadap anak yang sakit 4. Menyiapkan partisipasi keluarga bila ada anggota keluarga yang sakit. Kriteria Hasil : 1. Adanya respon verbal 2. Umpan balik secara lisan 3. Ibu dapat memberikan perawatan pada bayi sehingga bayi sembuh dari flu dan panas Rencana Tindakan 1. Berikan penyuluhan kesehatan pada keluarga tentang penyebab penyakit flu, cara penularannya dan pengobatan serta perawatan sehari-hari di rumah untuk menghindari berlanjutnya penyakit. R : Dengan bertambahnya pengetahuan ibu, ibu dapat merawat (Ngastiyah.2005:34) anaknya yang sakit dengan baik.

24

2. Berikan dorongan pada keluarga untuk segera memeriksakan anaknya ke puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya. R : Keluarga mengerti akan pentingnya berobat agar penyakit cepat ditangani dan tidak ada infeksi lanjutan.

3. Anjurkan ibu untuk memberikan bayi lebih banyak minum. R : Demam dapat meningkatkan keluarnya air dari tubuh melalui kulit. Maka ibu perlunmemastikan cukupnya masukan cairan pada anak. (Eisenberg, Arlene.1998:626) 4. Anjurkan ibu untuk membaringkan bayi tengkurap untuk

mempermudah pengeluaran sekret. R : Posisi bayi yang selalalu telentang selain memudahkan perembesan infeksi juga merintangi penyaluran sekret. (Ngastiyah.2005:32) 5. Anjurkan ibu untuk membalurkan balsem anak atau minyak kayu putih ke dada, leher dan punggung anak. R : Uap balsem yang terhirup itu membantu melegakan hidung anak yang tersumbat. (dr. Eveline SpA.2010:27) 6. Anjurkan ibu untuk senantiasa menjaga kebersihan tubuh bayi terutama hidung dan mulut dari cairan ingus. R : Infeksi bakteri yang memperburuk keadaan paling mungkin terjadi pada anak yang mengalami flu. (dr. Suraj Gupte.2004:267)

25

7. Anjurkan ibu untuk memberikan makanan pada anak dalam jumlah / porsi sedikit tapi sering. R : Selera makan bisa terhambat saat sakit, akan lebih baik jika makanan yang diberikan dalam jumlah sedikit tapi sering karena lebih mudah dicerna. (dr. Lestari Handayani.2009:32) 8. Anjurkan ibu untuk memberikan anak makanan yang bergizi tinggi terutama yang mengandung protein, vitamin dan mineral. R : Orang yang sakit baik anak-anak maupun dewasa membutuhkan gizi tinggi (terutama protein, vitamin dan mineral) untuk membeantu sistem daya tahan tubuh memerangi penyakit. (Eisenberg, arlene. 1998 :626)

C. PELAKSANAAN Tanggal 02-10-2011 Pukul 19.00 WIB 08-11-2011 Pukul 19.00 WIB 09-11-2011 pukul 19.30 WIB Ketidaktahuan ibu 1. Memberikan penyuluhan kesehatan pada keluarga tentang penyebab penyakit pilek, cara penularannya dalam mengatasi flu yang diderita oleh bayinya yang berusia 20 bulan dan pengobatan serta perawatan sehari-hari di rumah untuk menghindari berlanjutnya penyakit. 2. Memberikan dorongan pada keluarga untuk segera memeriksakan anaknya ke tenaga kesehatan. Karena penyakit ini dapat berkembang menjadi penyakit Masalah kesehatan Implementasi
Memperkenalkan diri pada keluarga. Menjelaskan tujuan kunjungan membuat janji untuk melakukan kunjungan dengan wawancara dan pengamatan. Melakukan pengkajian dengan mengumpulkan data subjektif maupun data objektif

26

yang berat jika tidak diobati terutama pada saat daya tahan anak menurun jika anak sudah batuk pilek lebih dari 2 hari belum sembuh apalagi sudah diobati sendiri supaya dibawa berobat ke fasilitas kesehatan, terutama untuk bayi. 3. Menganjurkan ibu untuk memberikan bayi lebih banyak minum 4. Menganjurkan ibu untuk membaringkan bayi tengkurap untuk mempermudah pengeluaran sekret. 5. Menganjurkan ibu untuk membalurkan balsem anak atau minyak kayu putih ke dada, leher dan punggung anak. 6. Menganjurkan dari cairan ingus. 7. Menganjurkan ibu untuk memberikan makanan pada anak dalam jumlah / porsi sedikit tapi sering. 8. Menganjurkan ibu untuk memberikan anak makanan yang bergizi tinggi terutama yang mengandung protein, vitamin dan mineral. D. EVALUASI Tanggal 14-11-2011 Masalah kesehatan Ketidaktahuan ibu Implementasi ibu untuk senantiasa menjaga kebersihan tubuh bayi terutama hidung dan mulut

dalam Menyapa ibu dan anggota keluarga mengatasi flu yang diderita oleh lainnya S: - keluarga dapat menjelaskan bayinya yang berusia 20 bulan penyebab dari penularan penyakit pilek dengan benar - ibu mengatakan sudah memeriksakan bayinya ke bidan puskesmas - ibu mengatakan selalu menjaga

27

kebersihan rongga hidung bayinya dari cairan ingus O: - keluarga atau ibu dapat menjelaskan kembali penjelasan yang diberikan -Bayi sudah di periksakan ke bidan ---Hidung bayi tampak bersih tanpa ingus walaupun pileknya belum sembuh A: - masalah teratasi sebagian P: -Motifasi keluarga selalu memberikan perawatan khusus kepada anaknya selama sakit, memberikan obat tepat waktu - Motifasi keluarga selalu menjaga kebersihan rongga hidung

28

BAB IV PEMBAHASAN

Pengkajian dilakukan pada tanggal 9 November 2011, pukul 16.00 WIB di rumah Tn H. Keluarga Tn H tinggal di dusun Kajang Utara desa Mojorejo RT IX RW 04 kecamatan Junrejo, kota Batu Malang. Keluarga Tn H menempati rumah milik sendiri , dalam satu rumah terdiri dari 3 orang, yaitu Tn H, Ny D istri dari Tn H, AnM anak dari Tn. H. Pengkajian dilakukan guna mendapatkan data-data tentang status kesehatan keluarga yang dapat mendukung asuhan yang akan diberikan. Setelah melakukan pengkajian ternyata didapatkan masalah keluarga tentang ketidaktahuan ibu dalam mengatasi flu yang diderita oleh anaknya yaitu AnM yang berusia 20 bulan dan sudah 2 hari menderita flu serta badannya panas. Dari pengkajian data obyektif didapatkan bahwa keadaan umumnya baik, nadi 110x/ menit, suhu 37,30 C, RR 34x/menit, hidung keluar secret bening dan didapatkan diagnose anak M usia 20 bulan dengan commond cold. Intervensi yang diberikan yaitu memberikan penyuluhan kesehatan pada keluarga tentang penyebab penyakit flu, cara penularannya dan pengobatan serta perawatan seharihari di rumah untuk menghindari berlanjutnya penyakit. Selain itu juga memberitahu keluarga supaya segera memeriksakan anaknya ke bidan atau tenaga kesehatan yang lain, mengkonsumsi makanan menyarankan keluarga untuk meningkatkan yang bergizi dengan memberikan ASI, / serta

mengingatkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan hidung bayinya dari cairan ingus agar tidak mengganggu saluran pernafasan bayi. Implementasi dilakukan pada kunjungan berikutnya, dilakukan sesuai dengan intervensi yang disusun dan evaluasi dilakukan sesuai dengan kriteria hasil yang ingin dicapai. Dalam asuhan keluarga Tn H tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan dan dapat disimpulkan bahwa masalah pada keluarga Tn H dapat diatasi.

29

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Asuhan keluarga yang dilaksanakan dikomunitas mengkaji status kesehatan keluarga Tn H dimana dari hasil pengkajian didapatkan masalah yaitu ketidaktahuan ibu dalam mengatasi flu yang diderita oleh bayinya yaitu An M yang berusia 20 bulan. Penulis melakukan intervensi sebanyak 4 kali yaitu tanggal 02 oktober, tanggal 09, 12 dan tanggal 14 november 2011 serta didapatkan hasil bahwa pengetahuan Ny D meningkat setelah diberikan penyuluhan kesehatan pada keluarga tentang penyebab flu, cara penularannya dan pengobatan serta perawatan sehari-hari di rumah untuk menghindari berlanjutnya penyakit. Ibu memeriksakan anaknya ke puskesmas, mendapatkan obat, dan tahu bagaimana cara melakukan perawatan sehari-hari dirumah. B. SARAN o Dalam melakukan asuhan keluarga, diharapkan semua anggota keluarga yang ada dalam satu atap tersebut turut serta berpartisipasi dalam proses asuhan. Dalam kasus ini, karena flu merupakan salah satu jenis penyakit menular maka diharapkan pada keluarga untuk selalu menjaga bayi agar tidak menularkan flu yang dideritanya kepada anggota keluarga yang lain, sedangkan bagi anggota keluarga lain apabila menderita flu diharapkan untuk tidak kontak dulu dengan bayi. o Kepada tenaga kesehatan khususnya di dusun Kajang, seharusnya lebih memberi perhatian khusus utamanya terhadap kesehatan balita, misalnya dengan mengadakan penyuluhan kepada masyarakat agar pengetahuan mereka meningkat utamanya yang berhubungan dengan penyakit-penyakit yang rentan menyerang balita misalnya flu.

30

DAFTAR PUSTAKA Ngastiyah.2005.Perawtan Anak Sakit.Jakarta:EGC FKUI.2007.Ilmu Kesehatan Anak 2. Jakarta:EGC Dr. Suraj Gupte.2004.Panduan Perawatan anak.Jakarta:Pustaka Populer obor Eisenberg, Arlene.1998.Anak di bawah 3 tahun:Apa yang anda hadapi bulan per bulan. Jakarta:Arcan dr. Eveline PN SpA.Panduan Pintar Merawat Bayi dan Balita. 2010. Cianjur : PT Wahyu Media dr. Lestari Handayani, M.Med.2010. Mengatasi Penyakit Pada Anak dengan Ramuan Tradisional.Jakarta

31

You might also like