You are on page 1of 5

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN MASTOIDITIS

TINJAUAN TEORI

A. 1.1.

ASPEK

TEORITIS

KASUS Pengertian

Mastoiditis adalah inflamasi mastoid yang diakibatkan oleh suatu infeksi pada telinga tengah, jika tak diobati dapat terjadi osteomielitis ( Kep.Medikal-Bedah : 348)

1.2.ETIOLOGI Mastoiditis terjadi karena Streptococcus hemoliticus / pneumococcus. Selain itu kurang dalam menjaga kebersihan pada telinga seperti masuknya air ke dalam telinga serta bakteri yang masuk dan bersarang yang dapat menyebabkan infeksi traktus respiratorius. Pada pemeriksaan telinga akan menunjukkan bahwa terdapat pus yang berbau busuk akibat infeksi traktus respiratorius.

1.3.GEJALA Nyeri Bengkak dan nyeri tekan pada di belakang

KLINIS telinga. mastoid.

1.5.PENATALAKSANAAN Biasanya gejala umum berhasil, diatasi dengan pemberian antibiotik, kadang diperlukan miringotomi. Jika terdapat kekambuhan akibat nyeri tekan persisten, demam, sakit kepala, dan telinga mungkin perlu dilakukan mastoidektomi.

B.

ASPEK

TEORITIS

KEPERAWATAN

1.6. 1. Umur : Rata-rata usia yang terkena penyakit mastoiditis antara

Pengkajian. Biodata 6-13 bulan.

Jenis Kelamin : laki-laki dan perempuan sama-sama bisa terkena penyakit mastoiditis. 2. Nyeri 3. Sedang 4. Pernah 5. a. Pola menderita Pola istirahat di Riwayat menderita Riwayat otitis media otitis Keluhan belakang Penyakit media Penyakit akut, Fungsi dan maupun akut / Utama. telinga. Sekarang kronik. Dahulu. kronik. Kesehatan tidur

Nyeri yang diderita klien dapat mengakibatkan pola istirahat dan tidurnya terganggu. b. Nyeri 6. Otoskopi 7. Periksa Foto Kultur Bakteri yang dialami Pola klien Pemeriksaan terlihat Pemeriksaan infeksi dapat membatasi aktivitas gerak. Anamnesis. TT Penunjang. Darah Mastoid Telinga

DIAGNOSA 1.Nyeri akut yang berhubungan dengan bedah mastoid.

2.Risiko terhadap infeksi yang berhubungan dengan mastoidektomi, pemasangan tandur, trauma bedah pada jaringan dan struktur sekitar.

3.Kurang pengetahuan tentang penyakit mastoid, prosedur bedah, dan perawatan pascaoperatif dan harapan.

PERENCANAAN Diagnosa : Kurang pengetahuan tentang penyakit mastoid, prosedur bedah, dan perawatan pascaoperatif Tujuan Kriteria Hasil : mengetahui : individu mengetahui akan dan menurunkan tingkat menunjukkan ansietas ansietas bebas faktor dari rasa harapan. pasien pasien. taknyamanan. ansietas

1. Memberikan dorongan pada pasien untuk membahas setiap ansietas atau beban yang dirasakan. Rasional 2. Kolaborasi : Menambah dengan ahli bedah pengetahuan otologi tentang untuk prosedur mengatasi.ansietas. bedah mastoidektomi

Rasional : Untuk mengangkat sebagian tulang sekitar mastoid dan pembuangan nanah.

Diagnosa

Nyeri

akut

yang

berhubungan

dengan

bedah

mastoid

Tujuan : Menunjukkan penurunan intensitas nyeri dan aktivitas terapeutik sesuai indikasi dan situasi individu.

Kriteria Hasil : Menghubungkan pengurangan nyeri setelah melakukan metode penurunan intensitas nyeri dan aktivitas terapeutik.

1. Kolaborasi dengan individu untuk menjelaskan metode apa yang dapat digunakan untuk menurunkan Rasional : agar intensitas pasien merasa nyeri. nyaman.

2. Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan analgesik pada penurunan rasa nyeri yang optimal. Rasional 3. Rasional
Prognosis3 Pengobatan yang adekuat akan memberikan penyembuhan yang optimal. Prognosis pasien baik selama belum terjadi komplikasi ke intrakranial. Pada kasus dengan komplikasi intrakranial dibutukan penatalaksanaan yang lebih komprehensif.

dengan

obat penyuluhan

analgesik

diharapkan

nyeri sesuai

berkurang. indikasi keluarga.

Lakukan :

kesehatan pada pasien

menambah

pengetahuan

dan

Komplikasi4 Arah penyebaran material purulen menentukan gejala klinis dan komplikasi yang ditimbulkan oleh mastoiditis. Pus yang terkumpul di aditus ad antrum akan mengalir menuju telinga tengah melalui tuba eustachius atau perforasi membran timpani. Jika pus menginfiltrasi korteks lateral mastoid, maka akan terbentuk abses subperiosteal . Abses yang terbentuk akan menimbulkan pembengkakan atau fluktuasi bagian superior aurikula pada bayi (ketika erosi sudah mengenai air cells zigomatikus) atau dibalik bagian inferior aurikula atau diatas prosesus mastoideus pada anak yang lebih besar. Erosi dapat juga terjadi di mastoid tip, namun sangat jarang, dimana proses ini dapat menimbulkan abses leher di daerah insersi muskulus sternocleidomastoideus dan muskulus digastrikus yang disebut Bezold Abcess. Pus dapat menembus bagian medial air cells pada pars petrosa dan menyebabkan timbulnya petrositis atau bagian posterior tulang oksipital dan menyebabkan osteomielitis pada calvaria, yang dikenal dengan Citili Abcess.Material purulen dapat menyebar ke labirin dan nervus fasialis. Akhirnya pus yang terdapat di dalam rongga mastoid akan menembus bagian kortikal tulang dan menimbulkan komplikasi supuratif yang lebih berat lagi pada sistem saraf pusat seperti meningitis, abses epidural. Abses subdural, abses lobus temporal dan serebelum dan venous sinus thrombosis.

REFERENSI Cody D. T. R., Taylor W. F. : Mastoidectomy for acquired active chronic suppurative otitis media : I. Acquired cholesteatoma.J. Cont. Educ. O.R.L., Alergy 40 : 15-31, 1978. Diane C. Baughman, JoAnn C. Hackley : Keperawatan Medikal-Bedah : buku saku untuk Brunner dan Suddarth ; Jakarta : EGC, 2000

You might also like