You are on page 1of 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN PEMBEDAHAN LAMBUNG

Pembedahan lambung atau gastrektomi dilakukan pada klien ulkus peptikum yang mengalami perdarahan, obstruksi, perforasi, trauma dan kanker lambung. Prosedur pembedahan lambung dapat dilakukan gastrektomi parsial atau gastrektomi total.

Pembedahan lambung dpt dilakukan pada : 1. pasien ulkus peptikum yg mengalami hemoragi yg mengancam hidup, obstruksi, perforasi, atau penetrasi atau tidak berespon terhadap pengobatan 2. Ulkus Peptikum adalah luka berbentuk bulat atau oval yang terjadi karena lapisan lambung atau usus dua belas jari (duodenum) telah termakan oleh asam lambung dan getah pencernaan. 3. Dapat juga diindikasikan untuk pasien dengan kanker atau trauma lambung
Pengkajian Data Keperawatan Pada Klien Pasca Pembedahan Lambung 1. Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang pembedahan yang akan dilakukan. 2. Kaji status nutrisi apakah terjadi penurunan berat badan, jika terjadi penurunan berapa kilogram dan sejak kapan kehilangan BB tersebut. Apakah klien mengalami mual dan muntah, dan apakah klien mengalami hematomesis. 3. Lakukan auskultasi bising usus, untuk mengetahui adanya peristaltic usus. 4. Kaji adanya gangguan rasa nyaman nyeri : kaerakteristiknyeri, durasi, frekuensi, skala nyeri (010). Kaji hal apa yang dapat meningkatkan dan menurunkan nyeri. 5. Kaji terhadap komplikasi sekunder akibat intervensi bedah seperti hemoragi, infeksi, distensi abdomen. Diagnosa Keperawatan Pada Klien Pasca Pembedahan Lambung

1. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi/ risiko tinggi; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembatasan cairan dan makanan, proses perubahan proses digestif atau absorbsi nutrisi 2. Risiko terjadinya infeksi berhubungan dengan insisi pembedahan 3. Kurang pengetahuan tentang prosedur, prognosis dan pengobatan berhubungan dengan kurang informasi, tidak mengenal sumber informasi,tidak mengenal sumber informasi, kesalahan interpretasi informasi.

Rencana Asuhan Keperawatan Pada Klien Pasca Pembedahan Lambung Diagnosa Keperawatan 1 Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi/ Risiko tinggi; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembatasan cairan dalam makanan, perubahan proses digestif atau absorbsi nutrisi Tujuan dan Kriteria Hasil 2 Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi. Kriteria hasil : a) Peningkatan berat badan b) Tidak terdapat tanda-tanda malnutrisi c) Menunjukan prilaku positif untuk mempertahan kan berat badan yang tepat Intervensi Keperawatan 3 1. Pertahankan posisi selang nasogastrik 2. Catat warna dan jumlah cairan drainase 3. Jelaskan pada klienagar membatasi minum air es 4. Berikan perawatan mulut dan bibir secara teratur 5. Auskultasi bunyi usus dan catat adanya flatus 6. Catat distensi abdomen, peningkatan nyeri/kram, mual/muntah 7. Hindari pemberian susu, makanan tinggi karbohidrat pada diet 8. Timbang BB setiap hari dan bandingkan BB Rasional 4 Mengistirahatkan traktus gastrointestinal selama feses pascoperasi akut sampai kembali berfungsi normal Jika cairan drainase berwarna merah lebih dari 12 jam pasca bedah dan trejadi peningkatan jumlah cairan drainase menunjukkan terjadi komplikasi Konsumsi es yang berlebihan menimbulkan mual dan dapat mengeluarkan elektrolit melalui selang nasogastik Memberikan kenyamanan pada klien, mencegah mulut kering dan bibir pecah-pecah Adanya peristaltic dan usus dan flatus menunjukan kesiapan untuk

1.

2.

3.

4.

5.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

saat masuk Berikan cairan IV, hiperalimentasi dan lemak sesuai program Monitor hasil pemeriksaan laboratorium: Hb, Ht, elektrolit dan albumin Berikan masukan melalui mulut secara bertahap, mulai dari pemberian air putih sampai diet halus dengan makanan porsi kecil Tingkatkan masukan makanan secara bertahap setelah selang nasogastrik dilepas Berikan antikolinergik sesuai program terapi Berikan vitamin yang larut dalam lemak, termasuk B12 dan kalsium sesuai program terapi Berikan zat besi sesuai program terapi Berikan tambahan

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

masukan melalui oral/ mulut. Adanya tanda tersebut kemungkinan terjadi komplikasi illeus paralitik, obstruksi, pengosongan lambung lambat atau dilatasi gaster Makanan tersebut dapat memacu sindrom dumping (rasa penuh pada epigastrium, mual, muntah, kram abdomen,diare, palpitasi 15- 60 menit setelah makan dan berkeringat) Memberikan informasi tentang keadekuatan masukan diet/ penentuan kebutuhan nutrisi Memenuhi kebutuhan cairan/ nutrisi sampai masukan oral dapat dimulai Penyimpangan hasil pemeriksaan indicator terjadinya komplikasi Jika peristaltic usus baik selang nasogastrik diklem untuk menentukan toleransi diet Untuk mencegah iritasi dan distensi gaster Mengontrol sindrom dumping, meningkatan

protein sesuai n lambungprogra m 17. Berikan enzim pancreas, garam empedu

14.

15.

16.

17.

Kurang pengetahuan tentang prosedur,prognosi s dan pengobatan berhubungan dengan kurang informasi,tidak mengenal sunber informasi,kesalah an interperstasi informasi

Tujuan: Pemahaman klien tentang penyakitnya meningkat kreteria hasil: a) Menyatakan pemahaman prosedur,pros es penyakit/prog nosis dan pengobatan b) Melakukan dengan benar prosedur yang diperlukan c) Menjelaskan alasan tindakan dilakukan

1. Kaji ulang prosedur bedah dan harapan jangka panjang 2. Identifikasi situasi yang menyebabkan stress dan bagaimana menghindariny a. 3. Kaji ulang kebutuhan diet: rendah karbohidrat, rendah lemak, tinggi protein dan pentingnya tambahan vitamin 4. Jelaskan pentingnya makanan sedikit tapi sering dan

1.

2.

3.

4.

5.

pencernaan dan absorpsi nutrient Pengangkatan lambung menghambat absorpsi B12 dan menimbulkan anemia pernisiosa serta penurunan absorpsi kalsium Memperbaiki atau mencegah anemia defisiensi besi Protein tambahan dapat membantu perbaikan dan penyembuhan jaringan Meningkatkan proses pencernaan dan mencegah malabsorpsi Sebagai pengetahuan dasar untuk membuat program penyuluhan. Stress dapat mengganggu motilitas gaster, mempengaruhi pencernaan optimal Diet rendah lemak diperlukan untuk menurunkan risiko gaster refluks alkalin Tindakan tersebut dapat menghindarkan terjadinya distensi dan iritasi pada gaster Konsumsi cairan atau makanan dingindapat menyebabkan

5.

6.

7.

8.

9.

10. 11.

12.

perlahan-lahan Jelaskan agar menghindari makanan terlalu dingin, dan membatasi produk susu, kelebihan gula dan garam Anjurkan agar menghindari makanan serat dan jelaskan perlunya mengunyah makanan dengan baik Anjurkan menghindari makanan mengandungp pektin: buah asam,pisang, apel, sayuran kuning Anjurkan makanan yang menyebabkan iritasi dan meningkatkan asam gaster: coklat, makanan pedas, sayuran tertentu Identifikasi gejala sindrom dumping Timbang BB secara teratur Jelaskan alasan dan pentingnya menghentikan merokok Anjurkan klien segera melapor: jika terjadi mual

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

spasme gaster dan mencegah hyperkalemia/ hypernatremia Jaringan gaster post operasi mengalami penurunan kemampuan untuk mencerna makanan Peningkatan masukan makanan tersebut dapat mengurangi insiden sindrom dumping Membatasi/ menghindari makanan ini dapat menurunkan risiko pendarahan gaster/ ulkus Gejala tersebut dapat menyebabkan ketidaknyamanan berat atau syok dan penurunan absorbsi Perubahan pola diet, kenyang dini, upaya menghindari sindrom dumping dapat membatasi masukan-masukan makanan sehingga menyebabkan penurunan BB Merokok merangsang produksi asam gaster dan dapat meningkatkan risiko iritasi/ ulkus gaster Adanya tanda tersebut

menetap, muntah atau abdomen penuh, penurunan BB, diare, feses bau busuk/ hitam, muntah berwarna hitam, demam dan nyeri 13. Tekankan pentingnya kontrol teratur setelah perawatan dari RS

kemungkinan menunjukan terjadi pankreatitis, peritonitis, sehingga dapat segara dilakukan upaya penanganannya 13. Untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya komplikasi: anemia, masalah nutrisi dan berulangnya penyakit

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN APENDIKS


Pengangkatan apendiks terinflamasi dapat dilakukan pada pasien rawat jalan dengan menggunakan pendekatan endoskopi. Namun adanya perlengketan multiple, posisi retroperineal dari apendiks, atau robek perlu dilakukan prosedur pembukaan(tradisional)

Pengkajian data keperawatan pada klien pasca pembedahan apendiks

a) Kaji aktifitas atau istirahat klien:apakah mengalami gangguan aktifitas,apakah istirahat klien kurang,hal ini kemungkinan karena adanyanyeri pada insisi bedah b) Kaji eliminasi fekali:apakah klien mengalami konstipasi atau diare,distensi abdomen,nyeri abdomen saat melakukan aktifitas karena adanya insisi pembedahan.kaji adanya bising usus atau peristaltik usus. c) Kaji status nutrisi dan cairan:apakah klien mengalami anoreksia,mual atau muntah,hal ini kemungkinan efek dari anastesi.pasca pembedahan.kaji turgor kulit,kelembapan mkosa mulut,pegisian kapiler,intake dan output cairan.kaji apakah klien maasih dalam status puasa.timbang berat badan (BB) klien bandingkan dengan BB pra pembedahan d) Kaji kenyamanan klien:apa klien mengalami nyeri abdomen diare luka insisi bedah,kaji karakteristik nyeri:durasi,frekuensi skala nyeri,hal apa yang dapat menurunkan nyeri. e) Kaji adanya demam aatau peningkatan ssuhu tubuh pada pasca pembedahan,adanya demam kemungknan terjadinya infeksi pada luka operasi atau terjadi peritonitis

Diagnosa keperawatan pada klien pascaaa pembedahan apendik (apendiktomi) 1. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d tidak adekuatnya pertahanan utama,perforasi-ruptur pada apendiks,peritonitis,pembentukan abses,prosedur invasiv,insisi bedah 2. Resiko tinggi terjadinya kkekurangan volume cairan b/d muntah pra operasi,pembatasan cairan pasca operasi,status hipermetabolik dan inflamasi 3. Nyeri berhubungan dengan adanya insisi bedah pada daerah abdomen kanan atas,terpasang drain pada sisi luka pembedahan 4. Kurang pengetahuan tentang kondisi,prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d kurang mendapat informasi,kurang mengingat salah interprestasi

Rencana asuhan keperawatan pada klien pembedahan pada apendiks (apendikstomi) Diagnosa keperawatan 1 Resiko tinggi terhadap infeksi b/d tidak adekuatnya pertahanan utama,perforasi/ruptur pada apendiks,peritonitis,pemben tukan abses,prosedur infasif ,insisi bedah Tujuan dan kriteria hasil 2 Tujuan: Mempercepat penyembuhan. Kriteria hasil: a. tidak ada tanda-tanda infeksi. b. drainase jernih c. tidak ada eritema Intervensi Keperawatan 3 1. Monitor tandatanda vital,demam,m enggigil berkeringat,per ubahan mental,mening nya nyeri abdomen 2. Lakukan pencucian Rasional 4 1. Dugaan adanya infeksi,abses,pe ritonitis 2. Menurunkan resiko penyebaran bakteri 3. Memberikan deteksi dini terjadinya proses

d. tidak ada demam

3.

4.

5.

6.

7.

tangan yang baik dan perawatan luka aseptik.berikan perawatan paripurna Observasi insisi dan balutan.catat karakteristik drainase luka/drein,ada nya eritema. Berikan informasi yang tepat,jujur pada pasien/orang terdekat. Ambil spesimen untuk pemeriksaan. Berikan antibiotik sesuai program Bantu irigasi dan drainase bila di indikasikan.

4.

5.

6.

7.

Risiko tinggi terjadinya kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah praoprasi,pembatasan cairan pascaoprasi,status hipermetabolik dan inflamasi peritenium

Tujuan: Mempertahankan kesimbangan volume cairan Kriteria hasil: a. Membran mukosa lembab b. Tugor kulit baik c. tanda vital stabil d. pengeluaran

1. Observasi tanda-tanda vital 2. Lihat membran mukosa:kaji turgor kulit dan pengisian kapiler 3. Monitoring masukan dan pengeluaran cairan:catat warna

1.

2.

3.

infeksi,dan pengawasan penyenbuhan peritonitis yang telah ada sebelumnya Pengetahuan tentang kemajuan situasi memberikan dukungan emosi,memban tu menurunkan ansietas. Mengidentifika si organisme penyabab dan pilihan tarapi yang tepat. Sebagai propilaksis atau menurunkan jumlah organisme.untu k menurunkan penyabaran dan pertumbuhany a pada rongga abdomen Untuk mengalirkan isis abses terlokalisir Tanda yang membantu mengidentifikas fliuktuasi volume intravaskuler Indikator keadekuatan sirkulasi perifer dan hidrasi seluler Penurunan pengeluaran

urine adekua 4.

5.

6.

7.

8.

urin,konsentras i dan berat jenis Auskultasi bisik usus.catat kelenjar flatus,peristalti k usus Berikan minum sedikit demi sedikit jika minum oral telah boleh dilakukan dan lanjutkan dengan diet sesuai toleransi beri perawatan mulut sering dengan perhatian kusus pada pearlindungan bibir kolaborasi dalam pengisapan/us us. Kolaburasi dalam pemberian cairan intravena dan elektrolit

4.

5.

6.

7.

8.

urin pekat dangan peningkatan barat jenis di duga dehidrasi/kebut uhan peningkatan cairan Indikator kembalinya peristaltik,kesia pan unntuk pemasukan oral Menurunkan iritasi gaster/muntah untuk meminimalkan kehilangan cairan Dehidrasi mengakibatkan bibir dan mulut kering dan pecah-pecah Selang nasogastrik untuk dekompresi usus,meningkat kan istirahat usus,mn mencegah muntah Peritonium bereaksi terhadap iritasi/infeksi dengan masukan sejumlah besar cairan yang dapat menurunkan volume sirkulasi darah,mengaki

Nyeri berhubungan dengan adanya insisi bedah pada daerah abdomen kanan atas,terpasang drain pada sisi luka pembedahan

Tujuan: Nyeri hilang/terkontrol Kriteria hasil: a. Klien tampak rileks b. Klien mampu tidur/istirah at dengan tepat c. Klien melaporkan nyeri berkurang atau hilang d. Skala nyeri 0-2

1. Kaji skala nyeri,cacat lokasi,karakteri stik,skala (010).slidiki dan laporkan perubahan nyari dengan cepat 2. Atur posisi tidur dengan semi fowler 3. Anjurkan klien melakukan ambulasi dini 4. Berikan aktifitas hiburan: nonton TV, mendengar musik, baca majalahatau koran 5. Pertahankan puasa atau pengisapan nasogastrik pada awal pasca pembedahan 6. Berikan analgetik sesuai program terapi. 7. Berikan kirbat es pada abdomen

1.

2.

3.

4.

5.

6.

batkan hipovolemia,de hidrasi dan dapat terjadi ketidakseimban gan elektrolit Perubahan karakteristik nyeri menunjukan terjadinya abses/peritoniti s dan memerlukan evaluaasi lebih lanjut Graitasi melokalisasi eksudat inflamasi dalam abdomen bawah,dan menghilangkan ketegangan abdomen yang bertambah dengan posisi terlentang Meningkatkan normalisasi fungsi organ,merangs ang peristaltik dan kelancaran flatus Meningkatkan relaksasi,dan dapat menurunkan nyeri Menurunkan ketidaknyaman an pada peristaltik usus dini dan iritasi gaster/muntah Menghilangkan nyeri,pada saat

7.

Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobtan berhubungan dengan kurang mendapat informasi, kurang meningat interprestasi informasi.

Tujuan: Klien menyatakan pemahaman tentang penyakit, pengobatan dan perawatan Kriteria hasil: a) Klien dapat menjelaskan penyakitnya b) Klien dapat menjelaskan pengobatan yang diberiakan c) Klien berpartisipa si dalam program pengobatan

1. Kaji ulang pengetahuan klien tantang pembatasan aktifitas pasca pembedahan, seperti mengangkat berat, olahraga berat, latih berat 2. Jelaskan agar klien melakukan aktifitas sesuai kemampuan secara bertahap 3. Jelaskan menggunakan lacsatif/ pelembek feses ringan bila perllu dan hindari enema 4. Jelaskan perawatan insisi, termasuk mengganti balutan, pembatas mandi dan kontrol ke dokter untuk mengangkat jahitan atau pengikat 5. Jelaskan gejala memerlukan evaluasi medik,

1.

2.

3.

4.

5.

ambulasi dan batuk Menghilangkan dan mengurangi nyeri melalui penghilangan rasa ujung saraf Memberikan informasi pada klien untuk merencanakan kembali rutinitas biasa tanpa menimbulkan masalah Meningkatkan penyembuhan, perasaan sehat, dan mempermudah kembali ke aktifitas normal Membantu kembali ke fungsi khusus semula, mencegah mengejan saat defekasi Memahami klien tentang perawatan dapat meningkatkan partisipasi dalam program terapi Upaya intervensi menurunkan risiko komplikasi serius seperti lambatnya penyembuhan, peritonitis

seperti peningkatan nyeri; edema atau eritema luka, adanya drainase, demam

TATA CARA PENGANGKATAN JAHITAN PADA LUKA


Pengertian Membuka jahitan adalah tindakan untuk mengangkat atau membuka jahitan pada luka yang dijahit. Guna dari mengangkat jahitan adalah untuk mencegah timbulnya infeksi silang dan mempercepat proses penyembuhan Operasional dilakukan pada : - Luka operasi yang sudah waktunya diangkat jahitannya - Luka pasca bedah yang sudah sembuh - Luka infeksi oleh karena jahitan PERSIAPAN Persiapan Klien - Cek perencanaan Keperawatan klien - Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan Persiapan Alat - Set angkat jahitan seteril - Kapas bulat / lidi kapas - Bengkok - Gunting dan plester

- Alkohol 70 % / wash bensin - Kantong balutan kotor - Kassa / tufer dalam tromol - Bethadine 10 %

A. PELAKSANAAN - Perawat cuci tangan - Memasang sampiran disekeliling tempat tidur - Atur posisi klien sesuai kebutuhan - Meletakan set angkat jahitan didekat klien atau didaerah yang mudah dijangkau - Membuka set angkat jahitan seteril - Membuka balutan dengan hati-hati dan balutan dimasukan kedalam kantong balutan kotor, bekas-bekas plester dibersihkan dengan kapas bensin - Mendisinfeksi sekitar luka operasi dengan kapas alkohol 70 % dan mengolesi luka operasi dengan bethadine 10 % - Melepaskan jahitan satu persatu selang seling, dengan cara : Menjepit simpul jahitan dengan pinset anatomis dan ditarik sedikit keatas kemudian menggunting benang dibawah simpul yang berdekatan dengan kulit atau pada sisi yang lain yang tidak simpul - Mengolesi luka dan sekitarnya dengan bethadine - Menutup luka dengan kassa kering dan diplester - Merapihkan klien dan alat alat dibereskan - Perawat cuci tangan - Perhatikan dan catat reaksi klien setelah melakukan tindakan

EVALUASI - Perhatikan respon klien dan hasil tindakan DOKUMENTASI - Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, respon klien, hasil tindakan, Kondisi luka, perawat yang melakukan ) pada catatan keperawatan

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,atas berkat dan rahmatnya kami kelompok II dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ASUHAN

KEPERAWATAN PADA PEMBEDAHAN LAMBUNG DAN APPENDIKS, PENGANGKATAN JAHITAN Makalah ini kami susun untuk membantu para pembaca mengetahui dan memahami tentang perawatan untuk kasus pembedahan didalam pembuatan asuhan keperawatan yang dibutuhkan. Makalah ini merupakan tugas yang diberikan oleh Ibu Evarina Sembiring,SST,M.Kes dalam melatih dan membiasakan mahasiswa menyusun dan membuat makalah ini dan mempresentasikannya. Kami menyadari makalah kami ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi,tata bahasa dan penulisan.Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah kami ini. Atas perhatian perhatian pembaca kami ucapkan terimakasih.

Medan, Desember 2011 Penyusun

Kelompok X

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. DAFTAR ISI ............................................................................................................................. PEMBEDAHAN LAMBUNG ...................................................................................................... 1.Definisi ....................................................................................................................... 2.Pengkajian Data ........................................................................................................ 3.Diagnosa keperawatan dan intervensi ....................................................................... PEMBEDAHAN APPENDIKS..................................................................................................... 1. Definisi .................................................................................................................... 2. Pengkajian Data....................................................................................................... 3. Diagnosa Keperawatan dan intervensi ..................................................................... PENGANGKATAN JAHITAN .................................................................................................... 1. Definisi .................................................................................................................... 2. Persiapan Alat ......................................................................................................... 3. Pelaksanaan ............................................................................................................ 4. Evaluasi ................................................................................................................... 5. Dokumentasi ........................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA

i ii 1 1 1 1 5 5 5 6

12 12 13 13 13

D I S U S U N OLEH

1. 2. 3. 4. 5.

DARA BANGUN MARSELINA ZAI RITA SITANGGANG RISKA MAGDALENA VIVI MINDASARI

AKPER SARI MUTIARA MEDAN

DAFTAR PUSTAKA

Noer, Sjaifoellah Prof. dr, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi 3, 1999, FKUI, Jakarta Doengoes E. Marylinn, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta: EGC Mansjoer, Arief, 2001, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1, Jakarta : FKUI Price A. Sylvia, 2005, Patofisiologi, Edisi 6, Vol. 1, Jakarta : EGC Smeltzer C. Suzanne, 2001, Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2, Jakarta : EGC

You might also like