You are on page 1of 5

Diet Pasca Operasi Pengaruh operasi terhadap metabolism pasca-operasi tergantung berat ringannya operasi, keadaan gizi pasien

pasca-operasi, dan pengaruh operasi terhadap kemampuan pasien untuk mencerna dan mengabsorpsi zat-zat gizi. Setelah operasi sering terjadi peningkatan ekskresi nitrogen dan natrium yang dapat berlangsung selama 5-7 hari atau lebih pasca-operasi. Peningkatan ekskresi kalsium terjadi setelah operasi besar, trauma kerangka tubuh, atau setelah lama tidak bergerak (imobilisasi). Demam meningkatkan kebutuhan energi, sedangkan luka dan perdarahan meningkatkan kebutuhan protein, zat besi, dan vitamin C. Cairan yang hilang perlu diganti. Diet Pasca-operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta. Tujuan diet pasca-operasi adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien, dengan cara sebagai berikut : 1. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein) 2. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain 3. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan 4. Mencegah dan menghentikan perdarahan Diet yang disarankan adalah : 1. Mengandung cukup energi, protein, lemak, dan zat-zat gizi 2. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan penderita 3. Menghindari makanan yang merangsang (pedas, asam, dll) 4. Suhu makanan lebih baik bersuhu dingin 5. Pembagian porsi makanan sehari diberikan sesuai dengan kemampuan dan kebiasaan makan penderita. Syarat diet pasca-operasi adalah memberikan makanan secara bertahap mulai dari bentuk cair, saring, lunak, dan biasa. Pemberian makanan dari tahap ke tahap tergantung pada macam pembedahan dan keadaan pasien, seperti : 1. Pasca-operasi kecil Makanan diusahakan secepat mungkin kembali seperti biasa atau normal 2. Pasca-operasi besar Makanan diberikan secara berhati-hati disesuaikan dengan kemampuan pasien untuk menerimanya. Jenis Diet dan Indikasi Pemberian a. Diet Pasca-Bedah I (DPB I) Diet ini diberikan kepada semua pasien pascabedah : 1. Pasca-bedah kecil : setelah sadar dan rasa mual hilang 2. Pasca-bedah besar : setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada tanda-tanda usus mulai bekerja Cara Memberikan Makanan Selama 6 jam sesudah operasi, makanan yang diberikan berupa air putih, the manis, atau cairan lain seperti pada makanan cair jernih. Makanan ini diberikan dalam waktu sesingkat mungkin,

karena kurang dalam semua zat gizi. Selain itu diberikan makanan parenteral sesuai kebutuhan. b. Diet Pasca-Bedah II (PDB II) Diet pasca-bedah II diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau sebagai perpindahan dari Diet Pasca Bedah I Cara Memberikan Makanan Makanan diberikan dalam bentuk cair kental, berupa kaldu jernih, sirup, sari buah, sup, susu, dan puding rata-rata 8-10 kali sehari selama pasien tidak tidur. Jumlah cairan yang diberikan tergantung keadaan dan kondisi pasien. Selain itu dapat diberikan makanan parenteral bila diperlukan. DPB II diberikan untuk waktu sesingkat mungkin karena zat gizinya kurang. Makanan yang tidak boleh diberikan pada diet pasca-bedah II adalah air jeruk dan minuman yang mengandung karbondioksida.

c. Diet Pasca-Bedah III Diet Pasca-Bedah III diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau sebagai perpindahan dari diet pasca-bedah II. Cara Memberikan Makanan Makanan yang diberikan berupa makanan saring ditambah susu dan biscuit. Cairan hendaknya tidak melebihi 2000 ml sehari. Selain itu dapat memberikan makanan parenteral bila diperlukan. Makanan yang tidak dianjurkan adalah makanan dengan bumbu tajam dan minuman yang mengandung karbondioksida. d. Diet Pasca-Bedah IV Diet Pasca-Bedah IV diberikan kepada : 1. Pasien pasca bedah kecil, setelah diet pasca-bedah I 2. Pasien pascabedah besar, setelah diet Pasca-Bedah III Cara Memberikan Makanan Makanan diberikan berupa makanan lunak yang dibagi dalam 3 kali makanan lengkap dan 1 kali makanan selingan.. Diet Pasca-Bedah lewat Pipa Lambung Diet Pasca-Bedah lewat Pipa Lambung adalah pemberian makanan bagi pasien dalam keadaan khusus, seperti koma, terbakar, gangguan psikis, di mana makanan harus diberikan lewat pipa lambung atau enteral atau Naso Gastric Tube (NGT). Cara Memberikan Makanan Makanan diberikan sebagai makanan cair kental penuh, 1 kkal/ml, sebanyak 250 ml tiap 3 jam bila tidak tidur. Makanan diharapkan dapat merangsang peristaltic lambung

Diet Pasca-Bedah lewat Pipa Jejunum Diet Pasca-Bedah lewat Pipa Jejunum adalah pemberian makanan bagi pasien yang tidak dapat menerima makanan melalui oral atau pipa lambung. Makanan diberikan langsung ke jejunum atau Jejunum Feeding Fistula (JFF). Cara Memberikan Makanan Makanan diberikan sebagai makanan cair yang tidak memerlukan pencernaan lambung dan tidak

merangsang jejunum secara mekanis maupun osmotis. Cairan diberikan tetes demi tetes secara perlahan, agar tidak terjadi diare atau kejang. Diet ini diberikan dalam waktu singkat karena kurang energi, protein, vitamin, dan zat besinya. Bahan makanan sehari diet pasca-bedah lewat jejunum adalah: susu bubuk 80 g; dekstrin maltose 20 g; air kapur (USP) 420 ml; air ml. Tips Perawatan Pasca-Operasi Secara umum, untuk mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan kondisi pasien setelah operasi, maka perlu diperhatikan beberapa tips di bawah ini : Makan makanan bergizi Konsumsi makanan (lauk pauk) berprotein tinggi, seperti : daging, telur, ayam, ikan. Minum sedikitnya 8-10 gelas sehari Usahakan cukup istirahat Mobilisasi bertahap hingga dapat beraktivitas seperti biasa Kontrol secara teratue untuk evaluasi luka operasi dan pemeriksaan kondisi tubuh Minum obat sesuai anjuran dokter. Contoh Diet Pasca-Operasi Diet Pasca-Operasi Amandel Biasanya setelah operasi pasien boleh makan makanan cair atau es krim. Makanan cair dapat berupa susu, tatapi tidak boleh terlalu panas. Makanan dalam suhu dingin lebih baik karena dapat mempercepat berhentinya perdarahan. Setelah tahap makanan cair, dapat diberikan makanan dalam bentuk saring bertahap ke makanan lunak dan kembali seperti semasa sehat, sesuai dengan kemampuan pasien menerima makanan. Contoh Menu PAGI Bubur Sumsum Orak-Arik Tahu Telur Rebus Setengah Matang Pukul 10.00 Puding caramel atau es krim Siang Bubur Saring Gadon daging orak-arik tahu Sup Makaroni Jus Pepaya Pukul 16.00 Puding Saus Peach Sore Bubur Saring Ayam Giling BUmbu

Tahu kukus Sup Oyong Variasi http://nuy2008.blogspot.com/2008/12/diet-pasca-operasi_19.html


Diet Pra-Bedah Diet Pra-Bedah adalah pengaturan makan yang diberikan kepada pasien yang akan menjalani pembedahan. Pemberian Diet Pra-Bedah tergantung pada: 1. Keadaan umum pasien, apakah normal atau tidak dalam hai status gizi, gula darah, tekanan darah, ritme jantung, denyut nadi, fungsi ginjal dan suhu tubuh. 2. Macam Pembedahan a. Bedah minor atau bedah kecil, seperti tindakan insisi, eksrirpasi, dan sirkumsisi atau khitan. Bedah mayor atau bedah besar, yang dibedakan dalam bedah pada saluran cerna (lambung, usus halus, dan usus besar) dan bedah di luar saluran cerna (jantung, ginjal, paru, saluran kemih. tulang, dan sebagainya).

b.

3. Sifat Operasi: a. Segera dalam keadaan darurat atau cito, sehingga pasien tidak sempat diberi Diet PraBedah b. Berencana atau efektif. Pasien disiapkan dengan pemberian DietPra-Bedah sesuai status gizi dan macarn pembedahan 4. Macam penyakit a. Penyakit utama yang membutuhkan pembedahan adalah penyakit saluran cerna, jantung, ginjal, saluran pernapasan dan tulang Penyakit penyerta yang dialami, misalnya penyakit diabetes melitus, jantung, dan hipertensi

b.

Tujuan Diet Tuiuan Diet Pra-Bedah adalah untuk mengusahakan agar status gizi pasien dalam keadaan optimal pada saat pembedahan, sehingga tersedia cadangan untuk mengatasi stres dan penyembuhan luka. Syarat Diet

Syarat-syarat Diet Pra-Bedah adalah: 1. Energi a. Bagi pasien dengan status gizi kurang diberikan sebanyak 40-45 kkal/kg BB kebutuhan normal b. Bagi pasien dengan status gizi baik diberikan sebanyak 10-25% dibawah kebutuhan normal c. Bagi pasien dengan status gizi baik diberikan sesuai dengan kebutuhan energi normal ditambah faktor stres sebesar 15% dari AMB (Angka Metabolisme Basah) d. Bagi pasien dengan penyakit tertentu energi diberikan sesuai dengan penyakitnya 2. Protein a. Bagi Pasien dengan status gizi kurang, anemia, albumin rendah (< 2,5 mg/dl) diberikan protein tinggi 1,5-2,0 g/kg BB b. Bagi pasien dengan status gizi baik atau kegemukan diberikan protein normal 0,8-1 g/kg BB c. Pasien dengan penyakit tertentu diberikan sesuai dengan penykitnva 3. Lemak cukup, yait 15-25% dari kebutuhan energi total. Bagi pasien penyakit tertentu diberikan sesuai dengan penyakitnya Karbohidrat cukup, sebagai sisa dari kebutuhan energi total untuk menghindari hipermetabolisme. Bagi pasien dengan penyakit tertentu, karbohidrat diberikan sesuai .dengan penyakitnya. Vitamin cukup, terutama vitamin B, C, dan K. Bila perlu ditambahkan dalam bentuk suplemen.

4.

5.

6. Mineral cukup. Bila perlu ditambahkan dalam bentuk suplemen. 7. Rendah sisa agar mudah dilakukan pembersihan saluran cerna arau klisma, sehingga tidak mengganggu proses pembedahan (tidak buang air besar atau kecil di meja operasi).

You might also like