Professional Documents
Culture Documents
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Sistem Bandar Udara Sebuah Bandar udara melingkupi kegiatan luas yang mempunyai kebutuhan yang berbeda. Bahkan kadang-kadang berlawanan, seperti kegiatan keamanan, membatasi sedikit mungkin hubungan (pintu-pintu) antara land side dan air side, sedangkan kegiatan pelayanan perlu sebanyak mungkin pintu tebuka dari land side ke air side agar pelayanan berjalan lancar. Sistem lapangan terbang dibagi 2 (dua), yaitu : a. Land side. b. Air side. 1.2. Rancangan Induk Bandar Udara Definisi rancangan induk adalah konsep pengembangan Bandar udara ultimate pengertian pengembangan bukan saja di dalam lingkungan Bandar udara, tetapi seluruh area Bandar udara baik di dalam maupun diluar sekitar operasi penerbangan dan tata guna lahan sebenarnya. Rancangan induk memberikan pedoman : 1. Pengembangan fasilitas fisik sebuah Bandar udara. 2. Tata guna tanah dan pengembangannya di dalam dan di sekitar Bandar udara. 3. Menentukan pengaruh lingkup dari pembangunan Bandar udara dan operasi penerbangan. 4. Pembangunan untuk kebutuhan jalan masuk.
5.
Pengembangan kegiatan ekonomi, kegiatan lainnya yang menghasilkan uang bagi pelabuhan yang biasa di kerjakan. Pembagian rase dan kegiatan prioritas yang bias dilaksanakan sesuai rencana induk.
6.
YANA AGUSTIAN
H8E104035
1.3.
Ramalan (Fore cast) Rancangan induk Bandar udara, direncanakan atau dikembangkan berdasarkan ramalan dan permintaan (fore cast and demand), ramalan itu dibagi dalam :
a. b. c.
Ramalan jangka pendek ( 5 tahun) Ramalan jangka menenggah ( 10 tahun) Ramalan jangka panjang ( 20 tahun) Teknik ramalan yang paling sederhana adalah meramal kecenderungan volume
lalu lintas dimasa depan, dan ramalan yang lebih komplek atau rumit adalah meramal yang berhubungan dengan permintaan (demand) dengan mengindahkan faktor-faktor sosial, ekonomi dan faktor-faktor teknologi serta selera yang mempengaruhi transportasi udara. Hubungan antara variable ekonomi, social teknologi disatu sisi dengan permintaan transportasi di pihak lain disebut model permintaan (model demand). 1.4.Pemilihan Lokasi Bandar Udara Seorang yang bertanggung jawab untuk menentukan pemilihan lokasi Bandar udara baru. Pertama tama membuat kriteria sebagai pedoman dalam menentukan lokasi yang seharusnya untuk pengembangan di masa yang akan datang. Kriteria di bawah ini dapat digunakan untuk pengembangan Bandar udara yang telah ada, dimana lokasi Bandar udara dipengaruhi oleh faktor - faktor sebagai berikut :
a.
b. Kondisi atmosfir. c. Kemudahan untuk mendapatkan transportasi darat. d. Tersedianya tanah untuk pengembangan. e. Adanya lapangan terbang lain. f. Halangan sekeliling. g. Perhitungan ekonomis. h. Tersedianya utility.
YANA AGUSTIAN
H8E104035
1.5.
Faktor Yang Mempengaruhi Bandar Udara. Faktor yang mempengaruhi Bandar udara, ada;ah :
a.
Karakteristik dan ukuran pesawat yang direncanakan menggunakan pelabuhan udara. Persiapan volume penumpang. Kondisi meteorologi (angin dan temperatur).
b. c.
d. Kehilangan dari muka air laut. 1.6.Tata Guna Lahan Tata guna lahan di dalam dan di luar area yang berbatasan dengan Bandar udara, merupakan bagian integral dari program rancangan terpadu wilayah pengembangan, dimana Bandar udara itu sebagai salah satu pelayanan angkutan udaranya. Penggunaannya biasa kepada hal-hal yang langsung berlangsung dengan penerbangan, sedangkan yang lain sebagai penunjang. Penggunaan yang langsung dengan penerbangan seperti landasan taxi way, apron, bangunan terminal, parkir kendaraan, dan fasilitas pemeliharaan. Fasilitas yang non penerbangan seperti ruang untuk rekreasi, aktivitas industri dan aktivitas perdagangan.
YANA AGUSTIAN
H8E104035
Penduduk x 1000
157.351,50 160.499,00 163.251,00 166.982,60 170.322,30 173.728,70 178.821,20
2.1 Metode Indeks Perbandingan Yaitu dengan membandingkan dengan kondisi lalu lintas setempat terhadap kondisi lalu lintas udara nasional Tabel indeks perbandingan
Penumpang datang & berangkat Tahun
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
Indeks ( %)
2.431,789 2.385,595 2.429,894 2.442,899 2.385,787 2.380,362 2.445,713 16.901,969 2.414,567
Rumus yang digunakan untuk mencari angka pertumbuhan penduduk Nasional : Pn = Po ( 1 + I )n I = (Pn : Po )1/n 1 Dimana : Pn = Jumlah penumpang datang dan berangkat pada tahun 1-n Po = Jumlah penumpang datang dan berangkat pada tahun n - 1 i = Pertumbuhan penduduk n = Tahun pengamatan i1 = (160.499,00 / 157.351,50)1/ 1 1 = 0,020 i2 = (163.251,00 / 160.499,00)1/ 1 1 = 0,017 i3 = (166.982,60 / 163.251,00)1/ 1 1 = 0,023 i4 = (170.322,30 / 166.982,60)1/ 1 1 = 0,020 i5 = (173.728,70 / 170.322,30)1/ 1 1 = 0,020
YANA AGUSTIAN H8E104035
i6 = (178.821,20 / 173.728,70)1/ 1 1 = 0,029 Jadi ; I = ( i / 6 ) = ( 0,129 / 6 ) = 0.0198 Mencari angka pertumbuhan penumpang datang dan berangkat Nasional i1 = (11.193.115 / 9.624.346)1/ 1 1 = 0.163 i2 = (13.017.592 / 11.193.115)1/ 1 1 = 0,163 i3 = (15.139.460 / 13.017.592)1/ 1 1 = 0,163 i4 = (17.607.192 / 15.139.460)1/ 1 1 = 0,163 i5 = (20.521.835 / 17.607.192)1/ 1 1 = 0,166 i6 = (23.814.942 / 30.521.835)1/ 1 1 = 0,160 Jadi ; I = ( i / 6 ) = ( 0,978 / 6 ) = 0.163 Mencari angka pertumbuhan penduduk Regional i1 = (2.242 / 2.131)1/ 1 1 = 0,052 i2 = (2.358 / 2.242)1/ 1 1 = 0,052 i3 = (2.423 / 2.358)1/ 1 1 = 0,028 i4 = (2.610 / 2.423)1/ 1 1 = 0,077 i5 = (2.746 / 2.610)1/ 1 1 = 0,052 i6 = (3.089 / 2.746)1/ 1 1 = 0,126 Jadi ; I = ( i / 6 ) = ( 0,387 / 6 ) = 0.065 Mencari angka pertumbuhan penduduk datang dan berangkat Regional i1 = (3.729.993 / 3.169.658)1/ 1 1 = 0,177 i2 = (4.568.724 / 3.729.993)1/ 1 1 = 0,225 i3 = (5.366.592 / 4.568.724)1/ 1 1 = 0,175 i4 = (6.437.153 / 5.366.592)1/ 1 1 = 0,199 i5 = (7.721.276 / 6.437.153)1/ 1 1 = 0,199 i6 = (10.061.265 / 7.721.276)1/ 1 1 = 0,303 Jadi ; I = ( i / 6 ) = ( 1,278 / 6 ) = 0,213 Jadi untuk perkiraan jumlah penduduk Nasional : Pn = Po ( 1 + 0.022 )n Untuk perkiraan jumlah penduduk Regional :
YANA AGUSTIAN H8E104035
Pn = Po ( 1 + 0.065 )n Untuk perkiraan jumlah penumpang yang datang dan berangkat (Nasional) : Pn = Po ( 1 + 0.163 )n Untuk perkiraan jumlah penumpang yang datang dan berangkat (Rasional) : Pn = Po ( 1 + 0.213 )n
YANA AGUSTIAN
H8E104035
2.2 Metode Aritmatik Bentuk persamaan umum : Pn = Po + (n .x ) Dimana : Pn = Jumlah penumpang yang diprediksi Po = Jumlah penumpang awal pengamatan N = Jumlah tahun pengamatan X = Perkembangan pertahun X = rata-rata perkembangan pertahun
NASIONAL No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 TAHUN 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 JUMLAH PENUMPANG X = (Pn - Po)/n N(n-1) Pn = Po + N . X DATANG DAN BERANGKAT 9.624.346 0 11.193.115 1.568.769 1 13.017.592 1.824.477 2 15.139.460 2.121.868 3 17.607.192 2.467.732 4 20.521.835 2.905.643 5 23.814.942 3.302.007 6 1 26.180.025 2 28.545.108 3 30.910.191 4 33.275.274 5 35.640.357 6 38.005.544 7 40.370.523 8 42.725.606 9 45.090.689 10 47.455.772 X = 14.190.496 / 6 = 2.365.083 14.190.496
YANA AGUSTIAN
H8E104035
REGIONAL No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 TAHUN 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 JUMLAH PENUMPANG X = (Pn - Po)/n N(n-1) Pn = Po + N . X DATANG DAN BERANGKAT 3.169.658 0 3.729.993 560.000 1 4.568.724 839.066 2 5.366.592 797.868 3 6.437.153 1.070.561 4 7.721.276 1.284.123 5 10.061.265 2.339.989 6 1 11.209.866 2 12.358.467 3 13.507.068 4 14.655.669 5 15.804.270 6 16.942.871 7 18.101472 8 19.250.073 9 20.398.674 10 21.547.275 X = 6.891.606 / 6 = 1.148.601 6.891.606
YANA AGUSTIAN
H8E104035
27.696.777,55 32.211.352,28 37.461.802,70 43.568.076,55 50.669.673,03 58.928.829,73 68.534.558,98 79.705.308.30 92.697.273.55 107.806.929,10
X = 0,978 / 6 = 0.163
0.978
YANA AGUSTIAN
H8E104035
10
REGIONAL No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 TAHUN 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 JUMLAH PENUMPANG DATANG DAN BERANGKAT 3.169.658 3.729.993 4.568.724 5.366.592 6.437.153 7.721.276 10.061.265 X = ((Pn /Po)1/n)-1 0,177 0,225 0,175 0,199 0,199 0,303 N(n-1) Pn = Po(1 + X)n 0 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
12.204.314,44 14.803.833,42 17.957.049,94 21.781.901,57 26.421.446,61 32.049.214,74 38.875.697,48 47.156.221,04 57.200.496,12 69.384.201,80
X = 1,278 / 6 = 0,213
1,278
YANA AGUSTIAN
H8E104035
11
2.5
Analisa Grafik Untuk mendapatkan atau memaparkan hasil fore casting dengan memflotkan dari hasil perhitungan dengan menggunakan 4 metode (indek perbandingan, aritmatik, geometri dan least square) ke dalam bentuk grafik. a. Regional Untuk penumpang regional terlihat bahwa pada metode aritmatika dan least square hasil fore cast yang didapat tidak jauh berbeda, begitu pula dengan metode geometrik dan indeks perbandingan. Disini diambil jumlah penumpang pada tahun 2016 untuk regional adalah 21.547.275 penumpang (metode aritmatika). b. Nasional Untuk jumlah penumpang nasional terlihat bahwa pada pada metode aritmatika dan least square memiliki hasil fore cast yang tidak jauh berbeda, sedangkan pada metode geomatrik dan indeks perbandingan memiliki hasil fore cast yang mendekati, tetapi dilihat dari dari segi grafik jumlah penumpang terlalu melonjak tinggi. sama halnya dengan data jumlah penumpang regional sehingga untuk jumlah penumpang nasional yang diambil adalah 47.455.772 penumpang (metode aritmatika). Alasan tidak memakai data penumpang (Nasional & Regional) pada metode indeks perbandingan dan geometriks adalah sebagi berikut : 1. Sosial Ekonomi. Pertumbuhan penduduk yang tinggi belum tentu diimbangi oleh pertumbuhan ekonomi yang tinggi pula. Hal ini di lihat dari pendapatan penduduk yang terdefaluasi dan sebagainya sehingga menjadi pertimbangan bagi orang dalam bepergian dengan menggunakan fasilitas pesawat terbang. 2. Persaingan antar mode. Dengan adanya perkembangan mode transportasi yang lain, menyebabkan terjadinya persaingan antas mode. Misalnya suatu daerah yang dulu hanya bisa dicapai dengan menggunakan pesawat terbang, dengan dibukanya jalan darat atau laut ke daerah tersebut maka berpengaruh dalam pemberian alternatif transportasi yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam bepergian.
YANA AGUSTIAN
H8E104035
12
Dari grafik dapat diambil kesimpulan jumlah penumpang pada tahun 2016 adalah sebagai berikut : - Regional - Nasional yaitu : - Regional - Nasional - Regional - Nasional = 25 % x 21.547.275 = 25 % x 47.455.772 = 5.386.818,75 orang = 11.863.943 orang = 26.934.093 orang = 59.319.715 orang = 21.547.275 = 47.455.772
direncanakan untuk fore cast transit sebesar 25% dari jumlah penumpang tahun 2016,
YANA AGUSTIAN
H8E104035
13
YANA AGUSTIAN
H8E104035
14
YANA AGUSTIAN
H8E104035
15
NASIONAL
120.000.000 PENUMPANG DATANG DAN BERANGKAT
100.000.000
80.000.000
60.000.000
40.000.000
20.000.000
0 2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008 TAHUN
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
ARITMATIKA
GEOMETRIK
LEAST SQUARE
I.PERBANDINGAN
YANA AGUSTIAN
H8E104035
16
REGIONAL
80.000.000
70.000.000 60.000.000
50.000.000
40.000.000 30.000.000
20.000.000 10.000.000
0 2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
TAHUN
ARITMATIKA GEOMETRIK LEAST SQUARE I.PERBANDINGAN
YANA AGUSTIAN
H8E104035
17
=4% = 10 %
Angka konversi adalah merupakan koefisien ketelitian alat ukur terhadap ketinggian alat ukur tersebut. Tinggi Alat Ukur (feet) 20 40 60 80 100 120 Klasifikasi pelabuhan udara oleh A, B, C, D berdasarkan panjang runway. Tanda atau Kode kelas Bandara A B C D E Kesimpulan : Jenis Pesawat 1. B.747-400 2. DC.10-30 3. A. 300 4. DC.10-10 5. L.1011-100 11.000 6.500 9.000 10.800 Panjang RunWay (ft) 11.000 Kelas Bandara A A A A A Panjang RunWay (feet) 7000 5000 7000 3000 5000 2500 3000 2000 2500 Angka Konversi (K) 1.00 0.90 0.86 0.82 0.79 0.77 dan E dan bagian kelas-kelas ini
Kelas bandara dapat ditentukan bedanya crosswind yaitu : Kelas Bandara A B C D E Cross Wind (knot) 20 20 17 10 10
Dalam hal ini direncanakan di ambil RunWay terpanjang yaitu untuk dimana bandara direncanakan kelas A. Cross Wind yang diizinkan (bandara kelas A) = 20 Ketinggian alat ukur Angka konversi Jalur coverage (A) = ( 2 x 20 ) / 1.0 = 40 KNOT x 1.15 mph = 46 mph 3.1. Arah Runway Untuk menentukan arah runway di pergunakan arah angin yang bekerja pada lokasi rencana runway, data yang didapat adalah sebagai berikut :
Arah Angin N NNE NE ENE E ESE SE SSE S SSW SW WSW W WNW NW NNW CALM Prosentase Angin 4 15 mil/jam 4,8 3,7 1,5 2,3 2,4 5,0 6,4 7,3 4,4 2,6 1,6 3,1 1,9 5,8 4,8 7,8 15 - 30 mil/jam 30 45 mil/jam 0,1 TOTAL 6,2 4,5 1,6 2,6 2,8 6,1 9,7 15,3 6,7 3,5 1,7 3,5 2,2 8,6 7,4 13,0 7 100,0 1,3 0,8 0,1 0,3 0,4 1,1 3,2 7,7 2,2 0,9 0,1 0,4 0,3 2,6 2,4 4,9 0 4 mil/jam TOTAL
0 4 mil/jam
TOTAL
4 15 mil/jam
15 - 31 mil/jam
31 47 mil/jam
TOTAL
0 4 mil/jam
TOTAL
Percobaan 1
Percobaan 2
Dari percobaan Wind Rose tersebut di dapat arah runway yang memenuhi usability yaitu 95 %, sehingga kesimpulan arah runway adalah 140o 320o Azimut RunWay
320o 360 o
180o
140o
3.2.
Arah Operasi Pesawat Dalam menentukan arah operasi pesawat untuk take off and landing dapat dilihat dari perbedaan prosentase angin yang bertiup dari masing-masing arah kedua kode runway tersebut.
N 6,1 S 6,6
NE 1,5 SW 1,6
E 2,8 W 2,2
SE 9,7 NW 7,4
CLM
TOTAL
3,5
CLM
51
TOTAL
3,5
48,6
Untuk take off and landing pesawat harus berlawanan dengan arah anginyang bertiup terbesar dan penulisan kode ujung landasan di tempatkan berlawanan dengan azimut serta pesawat azimut disingkat menjadi zangka , maka kesimpulannya adalah sebagai berikut :
Arah operasi pesawat Arah angin dominan
landing, taxiway dengan pesawat yang take off saling berpengaruh. terminal sedekat-dekatnya. bisa meninggalkan landasan pacu.
4.1.
Exitway Adalah taxiway yang dipakai untuk belokkan pesawat dari runway ke exitway, sudutnya 90
0
terhadap runway. Hal ini berarti jarak taxiway dapat lebih pendek
tetapi kerugiannya adalah bahwa pesawat baru bisa membelok bila kecepatannya relatif kecil, padahal yang diharapkan pesawat yang baru saja landing bisa secepatnya meninggalkan landasan pacu untuk itu sudut belokkan dibuat menyerang dengan sudut ideal 25
0
pesawat dengan kecepatan tinggi yaitu dengan kecepatan 60 65 mile / hours. Dengan demikian pula pesawat dari taxiway begitu masuk runway bisa langsung take off. Bila sudah tidak dibuat menyerang maka bagi pesawat-pesawat yang termasuk jenis besar (kecepatan tinggi) akan terasa sekali pengaruhnya pada pergerakan di saat membelok.
Taxiway
4.2.
Holding Apron Pada ujung runway dari suatu sistem Bandar udara tergantung dari pada jenis pesawat yang mendarat atau beroperasi pada airport tersebut. Makin panjang runway suatu bandara udara, maka makin besar pula kemampuan menampung marcilen atau jenis pesawat. Dalam karasteristik pesawat terbang, telah tercantum panjang runway tersebut hanya untuk jenis standar. Menurut ICAO (annex 14 ), apabila suatu Bandar udara dimana kondisi elevasi, temperatur, gradient, dan sebagainya tidak sesuai dengan kondisi standar, dimana diadakan koreksi untuk perencanaan runway. Data : - Ketinggian atau elevasi - Gradient - Temperatur reference - Kenaikan temperatur a. B.747-400 b. DC.10-30 c. A. 300 d. DC.10-10 e. L.1011-100 = 200 m = 10 % = 30 0 = 1,2 0 c = 11.000 feet = 3.352,8 m = 11.000 feet = 3.352,8 m = 6.500 feet = 1.981,2 m = 9.000 feet = 2.743,2 m = 10.800 feet = 3.29,8 m
untuk merencanakan panjang ranway digunakan panjang runway maksimum dari rencana pesawat yaitu B. 747 dengan LD = 3.352,80 m. Koreksi Elevasi L1 = LD (1+0.07 x (E / 300 )) = 3352,8 (1+0.07 x (200 / 300 )) = 3509,264 m
Koreksi Temperatur L2 = L1 ( 1 + 0,01 To ) = 3509,264 . ( 1 + 0.01. 1,2 ) = 3.551,375 m Koreksi Gradient L3 = L2 ( 1 + 0,1 ) = 3.551,375 ( 1 + 0,1.2 ) = 4.261,65 m 4.3. Stop Way. Adalah suatu landasan yang masih terletak di atas runway yang lebarnya tidak kurang dari lebar runway dan letaknya pada perpanjangan ujung-ujung runway . stopway disediakan untuk memungkinkan pesawat yang mengalami kegagalan sewaktu take off dan mengadakan perlambatan sampai berhenti, panjang stopway minimal 60 m diambil panjang stop way (L5) = 75 m. 4.4. Clear Way. Adalah suatu bidang yang letaknya masih di atas runway yang lebarnya minimum 150 m dengan sumbu utamanya = sumbu taxiway, kemiringan (stape) memanjang clarway. Kelas Bandara A B C D E Slope (%) 1,25 1,30 1,50 -
Panjang minimum clearway = 90 m diambil 100 m Jadi panjang runway sebenarnya : Lt = L3 + 2 Ls = 4.261,65 + 2 . 75 = 4.412 m Dari panjang runway 4.412 m dapat ditentukan kelas bandara berdasarkan annex 14.
Kode P/ W A B C D E
Panjang R / W (m) 2.100 1.500 < l > 2.100 900 < l > 1.500 750 < l > 900 600 < l > 750
Sehingga diambil kesimpulan bahwa bandara direncanakan tergolong pada bandara kelas A. Lebar runway untuk bandara kelas A , dari tabel annex 14 di dapat lebar runway sebesar 45 m (150 feet)
Stopway 75 m 75 m
4.412 m
75 m
Clearway 100 m
4.5.
75 m
Lokasi exit taxiway ditentukan oleh titik sentuh pesawat waktu mendarat pada landasan dan kekakuan pesawat waktu mendarat.letaknya adalah jarak dari thres hold kalibrasi sampai perlambatan terakhir pesawat udara atau turn off. D = ( S12 S22 ) / 2 .a Dimana ; D = Jarak touch down ketitik perpotongan garis singgung antara landasan dari taxiway (m). S1 = Kecepatan touch down (m / detik) S2 = Kecepatan awal ketika meninggalkan landasan (M / detik ). A = Perlambatan ( m / detik2 ). Panjang D merupakan panjang standar, maka perlu di koreksi lapangan tersebut terhadap elevasi, temperatur dan gradient. Untuk pesawat rencana B-747 digunakan desain group II dengan kecepatan pesawat pada waktu touch down dianggap rata rata 1,3 kali kecepatan stall. Pada konfigurasi pendaratan dengan rata rata berat pendaratan kotor adalah 85 % dari maksimum. Kecepatan stall adalah kehilangan kecepatan yang dibutuhkan untuk mempertahankan ketinggian. (sumber : merancang, merencana lapangan terbang oleh Ir. Heru Basuki , hal 119). Perhitungan Panjang Exitway Pesawat B. 747 dengan data sebagai berikut : - Jarak tuch down (Do) - kecepatan touch down (S1) - Perlambatan (a) D = 1253,33 m = Panjang D sebesar 1253,55 m dimulai dari pesawat B-747 touch down dihitung berdasarkan kondisi icon standar. = 450 m = 67 m/detik = 1,5 m/detik - kecepatan awal ketika meninggalkan landasan (S2) = 27 m/detik
Koreksi terhadap ketinggian atau elevasi E = 200 m D1 = D 1 + 0.07 ( E / 300 ) = 1253,33 1 + 0.07 (200 / 300 ) = 1311,82 m Koreksi terhadap temperatur T = 1,2 o C D2 = D1 1 + 0.01 To = 1311,82 1 + 0.01. 1,2 = 1327,561 m Koreksi terhadap Gradient = 2 % D3 = D2 ( 1 + 0,1 ) = 1327,561 ( 1 + 0,1 . 2% ) = 1330,212 m D total = Do + D3 = 450 + 1330,212 = 1780,212m = 1800 m
4.6.
a. Ukuran daerah yang di perlukan untuk menempatkan bagi setiap pesawat yang disebut gate position b. Jumlah gate position c. Cara parkir pesawat . Ukuran Gate Position di pengaruhi oleh : a. Ukuran pesawat dan besarnya jari- jari perputaran pesawat (minimum turning radius ) b. Cara pesawat masuk dan keluar gate position apabila dengan tenaga sendiri atau didorong. c. Kedudukkan parkir pesawat yang dalam hal ini meliputi ukuran jarak line antara pesawat dengan pesawat dan antara pesawat dengan tepi apron. d. Dalam merencanakan luas apron adalah dengan menganalisa karakteristik pesawat sebagai berikut : No 1 2 3 4 5 AIRCRAFT B.747-400 DC.10-30 A. 300 DC.10-10 L.1011-100 WINGSPAN (m) 59,66 49,17 44,83 47,35 47,35 CLEARANCE (m) 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5 LENGTH (m) 47,24 55,24 53,62 55,55 59,35 T (Menit) 20 20 20 20 20
Keterangan : Clearance pada apron (ruang beban pada apron) ditentukan, umumnya jarak dari Wing pesawat yang satu keujung pesawat yang lain dan letaknya berdekatan. Wingspan Length = lebar bentangan pesawat. = panjang pesawat.
T gate accopancy time (waktu pemakaian pintu apron). Ukuran gate position bentuk luasan (lingkaran ) dengan turning radius (jari-jari antar pesawat).
Luas apron ditentukan oleh = jumlah dan ukuran gate position, clearance antara pesawat dengan pesawat.
Luas apron ditentukan oleh : Rumus : Dimana : V = volume jumlah pesawat datang dan berangkat (penerbangan/jam) T = Gate occupancy time (jam) U = Faktor penggunaan (0,6 0,9) Data : V = 15 pesawat U = diambil 0,75 T = 20 menit T = 20 / 60 jam Maka G = ( V x T ) / U = 15 x (20/60) / 0.75 = 6,667 = 7 pesawat Dimensi Gate Position radius. Sebagai patokan dalam perhitungan di ambil 1 jenis pesawat yang Aircraft B.747-400 DC.10-30 A. 300 DC.10-10 D.1011-100 Turning Radius (m) 46,02 35,99 32,97 34,29 36,96 mempunyai turning radius terbesar. Dimensi atau ukuran dari gate position ditentukan oleh turning Jumlah garis postion : G=(VxT)/U
Untuk merencanakan agar lebih ekonomis, pada pesawat yang akan di parkir di apron diambil turning radius masing masing pesawat dengan luas apron yang diperlukan tidak terlalu besar. Pesawat yang akan di apron ada 7 buah : 1. B.747-400 = 2 buah 2. DC.10-30 3. A. 300 4. DC.10-10 = 1 buah = 2 buah = 1 buah
5. D.1011-100 = 1 buah Total pesawat = 7 buah Bentang sayap pesawat meter feet < 15 < 49 15 24 24 36 36 52 52 - > 60 49 79 79 118 119 171 171 - > 197 Jarak bebas meter feet 2,0 10 3,0 4,5 7,5 7,5 10 15 25 25
30 m
B.747-400
B.747-400
69.85 m 7.5 m
L.1011-100
L.1011-100
69.85 m
7.5 m
DC.10-30
A.300
DC.10-10
69.85 m
10 m
10 m
69.85 m
7.5 m
10 m
5.1.
Annual Departure of Design Aircraft Perkerasan adalah struktur yang terdiri dari beberapa lapisan dengan perkerasan dan daya dukung yang berlainan. Perkerasan berfungsi sebagai tumpuan rata-rata pesawat. Permukaan yang rata menghasilkan jalan pesawat yang compart, dari fungsinya maka harus dijamin bahwa tiap tiap lapisan dari atas ke bawah cukup kekerasan dan ketebalannya sehingga tidak mengalami Distress (percobaan karena tidak mampu menahan beban). Maka dari itu dalam rancangan lalu lintas pesawat, perkerasan harus dapat melayani berbagai macam jenis pesawat yang melaluinya dengan berbagai tipe roda pendaratan yang berbeda-beda dan berlainan beratnya. Pengaruh dari semua jenis model lalu lintas dikonversikan kedalam pesawat rencana dengan equivalen Annual Departure dari bermacam jenis pesawat tersebut. Rumus konversi yang dipakai : Log R1 = Log R2 (W2 / W1 ) 1/2 Dimana : R1 R2 = Equivalent Annual Departure pesawat rencana. = Annual Departure pesawat pesawat campuran dinyatakan dalam roda pendaratan pada pesawat rencana. W1 = Beban roda dari pesawat udara rencana. W2 = Beban roda dari pesawat yang dicari.
Factor konversi Roda Pendaratan Konversi dari Single Wheel Single Wheel Dual Wheel Double Dual Tandem Dual Tendom Dual Tendom Dual Wheel Double Dual Tandem Ke Dual Wheel Dual Tandem Dual Tandem Dual Tandem Single Wheel Dual Wheel Single Wheel Dual Wheel Faktor Penggali 0.8 0.5 0.6 1.0 2.0 1.7 1.3 1.7
26.672,12
* MTOW dipakai * W2 * W1 * R2 * R1
10
log R2 x
w2 w1
YANA AGUSTIAN
H8E104035
38
5.2
Flexible Pavement Untuk perhitungan flexible pavement diambil dari tabel perhitungan Equivalent Annual Departure. Dimana diambil pesawat yang mengakibatkan perkerasan yang paling tebal adalah pesawat rencana. L.1011-100 sebagai pesawat rencana. Pesawat Rencana L.1011-100 Data data : - MTOW - Equivalent Annual Departure. - CBR Sub grade - CBR Sub base = 26.673 =7% = 25 %
Equivalent annual departure > 25.000 maka perlu dikoreksi Tingkat annual departure 50.000 100.000 150.000 200.000 % 104 108 110 112
Rencana Tebal perkerasan Digunakan rencana grafik (gambar 6.23) kurva rencana perkerasan flexible, daerah kritis L.1011-100 Diperoleh : Untuk tebal perkerasan total : - MTOW - Annual departure - CBR Subgrade - Tebal perkerasan total = 26.673 =7% = 42 inch (dari grafik 6.23)
YANA AGUSTIAN
H8E104035
39
YANA AGUSTIAN
H8E104035
40
Untuk tebal surface + base : - MTOW - Annual departure - CBR Subbase - Tebal Surface + Base Tebal lap. Surface yaitu 5 inch . Tebal lap. Base coarse yaitu 16,5 5 = 11,5 inch. Tebal lap. Subbase = 42 16,5 = 25,5 inch. Diperoleh : Surface Base Subbase Subgrade 5 inch 11,5 inch 25,5 inch 42 inch = 466.000 lbs = 26.673 > 25.000 (perlu dikoreksi) = 25 % = 16,5 inch (dari grafik 6.23)
Kritis (T) inch cm 5 12,70 11,5 25,5 42 T 0,9T 0,7T 29,21 64,77 106,68
Non kritis (0,9T) inch cm 4,5 11,43 10,35 22,95 37,8 26,29 58,29 96,01
Pinggir (0,7T) inch cm 3,5 8,89 8,05 17,85 29,4 20,45 45,34 74,68
= pada runway dan taxiway = pada exit taxiway = pada pinggir runway
YANA AGUSTIAN
H8E104035
41
Koreksi: Tebal surface + Base = 6 + 11 = 17 inch Tebal lap Surface yaitu 5 inch + 1 inch = 6 inch Tebal lap base coarse yaitu (16,5 x 101 %) 6 = 10,665 ~ 11 inch Tebal lap Sub base = (42 x 101 %) 17 = 25.42 ~ 25.5 inch Diperoleh : Surface Base Subbase Subgrade 6 inch 11 inch 25,5 inch 42.5 inch
Kritis (T) inch cm 6 15,24 11 25,5 42,5 T 0,9T 0,7T 27,94 64,77 107,95
Non kritis (0,9T) inch cm 5,4 13,72 9,9 22,95 38,25 25,15 58,29 96,16
Pinggir (0,7T) inch cm 4,2 10,67 7,7 17,85 29,75 19,56 45,34 74,57
= pada runway dan taxiway = pada exit taxiway = pada pinggir runway
YANA AGUSTIAN
H8E104035
42
Evaluasi Perkerasan L.1011-100 Data data : - MTOW - Eguivalent Annual Departure. - CBR Subgrade - CBR Subbase Dari tabel 6 5, diperoleh : - untuk CBR Subgrade 7 % termasuk kedalam F7 Dari gambar 6 14 , dengan memplot kegrafik tersebut, diperoleh : - Total perkerasan yaitu 43 inch. Dari gambar 6 24 , dengan memasukan data total perkerasan : 43 Inch, diproleh : - Tebal Surface + base yaitu 16,7 inch Dari kedua hasil tersebut (antara rencana dan evaluasi perkerasan) maka diambil yang terkecil yaitu pada rencana awal. Diperoleh : Surface Base Subbase Subgrade 6 inch 11 inch 25,5 inch 42.5 inch = 466.000 Lbs = 26.673 > 25.000 (perlu dikoreksi) =7% = 25 %
YANA AGUSTIAN
H8E104035
43
YANA AGUSTIAN
H8E104035
44
Dari tabel dan flot grafik diperoleh data: Untuk CBR Subgrade 7 % termasuk ke dalam F7 Total perkerasan 43 in Tebal surface + base yaitu 16 in
Kesimpulan : Dari hasil tersebut (antara rencana dan evaluasi perkerasan) maka diambil yang terkecil yaitu pada rencana awal.
YANA AGUSTIAN
H8E104035
45
YANA AGUSTIAN
H8E104035
46
5.3.
Rigid Pavement Data data : - MTOW - Eguivalent Annual Departure. - CBR Subgrade = 466.000 Lbs = 18.500 =7%
Dengan menganggap bahwa subgrade baik, maka diambil harga k terbesar 300 pci. Menurut PCA, bila tidak ada hasil test flexural harga strength umur 30 hari dianjurkan memakai 110% x hasil test beton 28 hari, untuk menentukan tebal rencana perkerasan rigid. Pengalaman menunjukan bahwa bahan beton dengan flexural strength 600 psi sampai 700 psi pada umur 28 hari, akan menghasilkan dengan biaya ekonomis, diambil flexural strength 28 hari 600 psi. Flexural yang digunakan = 110 % X 600 = 660 psi Dari tabel 6-43, dengan Eguivalent Annual Departure 18.500 , diperoleh nilai SF = 2,0 Maka working stress = 660 / 2 = 330 psi Tabel 6-43 Angka SF (Safety Faktor) Eguivalent Annual Departure (R1) R1 < 1200 1200 < R1 < 3000 3000 < R1 < 6000 R1 > 6000 SF 1,75 1,85 1,90 2,0
Dari Gambar 6-44, dengan data 330 psi dan k=300 pci diperoleh yaitu slab beton 18 inch.
YANA AGUSTIAN
H8E104035
47
Mengingat cross weight l.1011-100 > 100.000 lbs, maka mutlak haris memakai stabilitas subbase minimum 4 inch. Daalam hal ini diambil 6 inch. Maka didapat : - Tebal slab beton (h1) - Subbase (h2) - Modulus elastisitas subbase beton - h1 / h2 dan E2 maka didapat r = 1,08 - Equivalent thickskess = h1 (r)4/3 = 18 . (1,08)4/3 = 19,945 inch - Dari hasil tersebut didapat kelebihan sebesar : 19,945 18 = 1,945 inch. Dicoba lagi : - Tebal slab beton (h1) - Subbase (h2) - Modulus elastisitas subbase beton - h1 / h2 dan E2 maka didapat r = 1,09 - Equivalent thickskess = h1 (r)4/3 = 16,1 . (1,09)4/3 = 18,06 inch = 18 inch - Dari hasil tersebut didapat memenuhi harga semula (h1 awal) Lapisan Slab beton Total h1 h2 Kritis (T) 16,1 6,0 22,1 Non kritis (0,9) 14,49 5,40 19,89 Pinggir(0,7T) 11,27 4,2 15,47 (E2) = 16,1 inch = 6 inch = 1.106 pci = 2,683 (E2) = 18 inch = 6 inch = 1.106 pci =3
YANA AGUSTIAN
H8E104035
48
Perhitungan Penulangan Diketahui slab beton h1 = 16,1 = 40,894 cm = 41 cm Rumus penulangan untuk perkerasan rigid adalah : 1. Improyed unit As = 3,7 L L.H fs
2. Matriks unit As = Dimana : As L fs h = Luas penampang melintang besi unutk setiap satuan panjang slab beton = panjang atau lebar slab beton (ft atau m) = tegangan tarik besi (pci) = tebal slab beton 0,64 L fs L.H
Maka dengan data berikut : L h fs = diambil tiap 15 m = 41 cm = 1400 kg/cm2 (baja U-24) = 1500 cm = 410 mm = 137,42 N/m2
As = Kontrol : Amin
= 1732 cm2
Dipakai sebagai Amin desain dimana A = 30,75 cm2 Tulangan yang diambil d= 15 mm dengan A = 1,766 cm2 Jumlah tulangan yang diperlukan : n = Amin / A = 30,75 / 1,766 = 17,412 = 18 buah
YANA AGUSTIAN H8E104035
49
Jarak Spasi tulangan S = 1500 (2 x jarak sepasi tepi) n = 1500 (2 x 10) 18 = 82,2 cm
41 cm
15 m Kontrol tegangan : Data : - MTOW - Beton k-225 b - Baja U-24 y = 466.000 lbs = 75 kg/cm2 = 1400 kg/cm2 = 211.564 kg ; n = 24
15 5
Momen yang terjadi tiap 1 m M = 211.564 . 1 = 211.564 kgm Perhitungan dengan cara N h = ht (ht/10) = 41 (41/10) =36,9 cm b = 1m
YANA AGUSTIAN
H8E104035
50
Ca =
36,9
= 0,708
n.M b . a
O =
= 1,037
Dari tabel n untuk Ca = 0,747 dan = 1,25 didapat : = 1,105 Syarat : > 1,105 > 1,037..OK Tegangan yang terjadi :
--
a n.
b < b 70,387 kg/cm2 < 75 kg/cm2..OK -a = a = 1400 = 1000 kg/cm2 a < a 1000 kg/cm2 < 1400 kg/cm2..OK 1,400
YANA AGUSTIAN
H8E104035
51
Kitchen and storage area (sq.ft) Eating area (sq.ft) News, novelis and gift area (sq.ft) Telephones Airlines operation and employed fasilitas
Berdasarkan ketentuan pada tabel diatas, maka: - Ticket counter work area (sq.ft) - Ticket loby (sq.ft) - Baggage work area(sq.ft) - Baggage lobby area (sq.ft) - Waiting room area (sq.ft) - Men rest room (sq.ft) - Kitchen and storage area (sq.ft) - Eating area (sq.ft) - News, novelis and gift area (sq.ft) - Airlines operation and employed fasilitas luas terminal building = 270.465 x 0,0929 - Ticket counter line (ft) - Baggage counter (ft) - Waiting room sel - Telephones Pertamina Aviation yaitu sebesar : 28,5 x 100 m2 - Women rest room and lounge area (sq.ft) = 28,5 x 350 = 28,5 x 700 = 28,5 x 220 = 28,5 x 220 = 28,5 x 350 = 9.975 ft2 = 19.950 ft2 = 6.270 ft2 = 6.270 ft2
= 28,5 x 1800 = 51.300 ft2 = 9.975 ft2 = 11.400 ft2 = 18.525 ft2 = 5.700 ft2 = 270.465 ft2 = 28,5 x 400 = 28,5 x 650 = 28,5 x 200 TOTAL = 25.126,2 m2 = 28,5 x 40 = 28,5 x 15 = 28,5 x 45 = 28,5 x 7 = 1.140 ft2 = 427,5 ft2 = 1.283,5 ft2 = 199,5 ft2
YANA AGUSTIAN
H8E104035
53
Lapangan parkir digunakan untuk : - penumpang pesawat - pengunjung yang menemani penumpang - dll.
YANA AGUSTIAN
H8E104035
54