You are on page 1of 7

MOTIVASI, BAKAT, DAN MINAT

Disusun guna memenuhi tugas. Mata kuliah Dosen Pengampu : : Hadits Tarbawi II H. Mubarok, Lc

Kelas RE IV C Disusun oleh:

Muhammad Zulqornein Risqi muqadimah Khalid Nawawi Rakhmat Randyan Yusuf

(2021210091) (2021210094) (2021210109) (2021310153)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2012

A. PENDAHULUAN

Di dalam kelas, masalah besar untuk para pendidik dan peserta didik adalah motivasi. Pendidik berharap setiap peserta didik menggunakan bakat dan waktunya selama di sekolah sehingga tujuan belajar terjadi secara maksimum. Setiap peserta didik mempunyai minat, bakat, potensi, kemampuan dan ketrampilan yang berbeda. Oleh karena itu, mereka membutuhkan metode, teknik-teknik, dan penanganan yang berbeda. Dari makalah ini, pemakalah memberikan sedikit penjelasan tentang motivasi, bakat dan minat. Yang akan lebih mengfokus tentang motivasi, dimana motivasi tersebut memiliki fungsi yang bermanfaat bagi pendidik maupun peserta didik, dan juga memiliki arti yang hampir sama dengan hubungan arti bakat dan minat. Akan lebih jelasnya telah di paparkan dalam penjelasan dihalaman berikutnya.

Page | 1

B. PEMBAHASAN 1. Pengertian Motivasi merupakan salah satu prasyarat yang amat penting dalam belajar. Gedung dibuat, guru disediakan, alat belajar lengkap, dengan harapan supaya siswa masuk sekolah dengan bersemangat. Tetapi itu akan sia-sia jika siswa tidak ada motivasi untuk belajar.1 Motivasi adalah pendorongan suatu usaha yang di sadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.2Menurut Vroom, motivasi memacu kepada suatu proses mempengaruhi piihan-pilihan individu terhadap bermacam-macam kegiatan yang di kehendaki. Kemudian John P. Campbell dan kawan-kawan menambahkan rincian dalam definisi tersebut dengan mengemukakan bahwa motivasi mencakup di dalamnya arah atau tujuan tingkah laku, kekuatan respons, dan kegigihan tingkah laku.3 Sedangkan bakat merupakan kemampuan individu untuk melakukan sesuatu terhadap kecakapan individu, dimana kecapakann ini berkembang dengan perpaduan antara dasar dengan training yang intensif dan pengalaman.4 2. Teori Motivasi Ada beberapa teori motivasi, di antaranya adalah: a. Teori Hedonisme Hedonisme adalah bahasa yunani yang berarti kesukaan, kesenangan atau kenikmatan. Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan yang bersifat duniawi.5

1 2

Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta; PT. Grasindo, 2006), hlm. 329. Muhammad Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 2003),

hlm. 71.
3 4 5

Ibid, hlm 72.

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta; CV. Rajawali, 1990), hlm. 169. Abdul Shaleh dkk, Psikologi Suatu Pengantar (dalam prespektif Islam), (Jakarta; Prenada Media, 2005), hlm. 133.

Page | 2

b. Teori Motivasi dan penguat Konsep motivasi berkaitan erat dengan prinsip-prinsip bahwa tingkah laku yang telah diperkuat pada waktu lalu barangkali diulang, misalnya, siswa rajin belajar dan mendapat nilai bagus di beri hadiah. Sedangkan tingkah laku yang tidak diperkuat atau dihukum tidak akan di ulangi, misalnya siswa yang menyotek dihukum.6 c. Cognitive Dissonance Teori ini merupakan teori psikologi yang menerangkan tentang tingkah laku seseorang dengan memberi alasan untuk menunjukan bahwa dirinya positif. Teori tersebut berpegang bahwa orang akan marah atau tidak senang jika nilai kepercayaannya ditentang oleh tingkah laku yang secara psikologis tidak konsisten.7 d. Teori Humanistik untuk motivasi Banyak teori-teori humanistik menggambarkan peranan kebutuhan. Orang dimotivasi oleh kebutuhan atau ketegangan diciptakan oleh kebutuhan, untuk bergerak menuju tujuan dimana mereka percaya akan membantu memenuhi kebutuhan.8 Menurut pakar pskilogi, Maslow mengemukakan adanya lima tingkatan kebutuhan pokok manusia. Yakni kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman dan perlindungan, kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan akan aktualisasi diri.9 Model hirarki kebutuhan dari A.H. Maslow. Seseorang tidak akan memenuhi pada tingkat yang lebih tinggi, jika kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah tidak terpenuhi.10 Namun, janganlah diartikan bahwa kehidupan setiap manusia itu akan mengikuti urutan kelima tingkatan kebutuhan Maslow itu secara teratur dari tingkat kebbutuhan fisiologis sampai dengan tingkat kebutuhan aktualisasi diri. Proses kehidupan manusia itu berbeda-beda dan tidak selalu menuruti garis lurus yang meningkat.11

6 7

Sri Esti Wuryani Djiwandono, op cit, hlm. 330. Ibid. hlm. 332. 8 Ibid. hlm. 345. 9 Muhammad Ngalim Purwanto, op cit, hlm.77. 10 Abdul Shaleh dkk, op cit, hlm. 136. 11 Muhammad Ngalim Purwanto, op cit, hlm. 79.

Page | 3

3. Motivasi dan Minat Peserta Didik Salah satu cara yang kelihatan logis untuk memotivasi peserta didik selama pelajaran adalah menghubungkan pengalaman belajar dengan minta peserta didik. Ini tidak selalu mudah ada kalanya peserta didik harus menguasai mata pelajaran dasar sedangkan peserta didik tidak berminat terhadap mata pelajaran tersebut. Minat peserta didik dapat merupakan bagian dari metode mengajar. Contoh yang diberikan oleh Syilvia Ashton Warner (1973), menggambarkan satu sistem untuk menngajar membaca dengan menggunakan cerita-cerita yang dibuat oleh peserta didik sendiri dengan topiktopik yang diminati mereka.12 4. Tujuan Motivasi Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil jika tujuannya jelas dan di sadari oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi harus mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan, dan kepribadian orang yang akan dimotivasi.13

12 13

Sri Esti Wuryani Djiwandono, op cit, hlm. 365. Muhammad Ngalim Purwanto, op cit, hlm. 73.

Page | 4

C. Kesimpulan

Kesuksesan atau keberhasilan dari suatu pengalaman belajar akan dirasakan sebagai kompetensi bagi peserta didik, jika pelajaran kelihatan rutin dan membosankan, pendidik sebaiknya memberikan motivasi dan membuat penguat (rainforcement) yang dimasukkan kedalam kegiatan belajar, sehingga kesuksesan akan mengakibatkan konsekuen yang positif bagi peserta didik.

Page | 5

DAFTAR PUSTAKA

Esti, Sri Wuryani Djiwandono, 2006. Psikologi Pendidikan, Jakarta; PT. Grasindo. Ngalim, Muhammad Purwanto, 2003.Psikologi Pendidikan, Bandung; PT. Remaja Rosdakarya. Suryabrata, Sumadi, 1990. Psikologi Pendidikan, Jakarta; CV. Rajawali. Shaleh, Abdul dkk, 2005.Psikologi Suatu Pengantar (dalam prespektif Islam), Jakarta; Prenada Media.

Page | 6

You might also like